#kerasan
Explore tagged Tumblr posts
Text
Btw, puncak ibadah tertinggi adalah khusyuk.
a.k.a kerasan = tuma'ninah > dan itu semua disebabkan karena seseorang "paham" dgn apa yg dia baca & dia lakukan.
3 notes
·
View notes
Text
Rumah Pengantar Kematian (1)
���Hallo, Mas Wahyu! Aku ada cerita, yang mungkin bisa untuk diceritakan. Cerita kelam, yang mungkin akan terus teringat entah sampai kapan, karena saat itu aku hampir mati” Ucap seseorang pria yang aku kenal melalui seorang kawan.
Saya menyebut pria ini dengan nama “Santo” . Usianya sekarang baru menginjak kepala tiga, dan saat kejadian kelam ini terjadi, Santo masih berusia 21 tahun dan sedang menjalani semester akhirnya sebagai seorang mahasiswa.
“Seumur hidup, baru itu aku banyak menemui kejanggalan dalam hidupku, Mas. Bahkan, sejak saat itu, mataku mampu melihat hal-hal yang sebelumnya sama sekali tidak aku percaya.” Ucap Santo kepada saya (penulis)
***
Karena terhimpit masalah ekonomi keluarga, menyebabkan Santo yang merupakan mahasiswa perantauan tingkat akhir memutuskan pindah dari kos-kosan lamanya ke sebuah rumah kos yang jauh lebih terjangkau demi menakan pengeluarannya. Setelah beberapa hari mencari, sampailah Santo menemukan sebuah rumah kos itu. Harganya jauh lebih terjangkau dengan fasilitas lengkap di dalamnya. Pak Suyono, pemilik rumah kos, menyambut baik kedatangan Santo. Tanpa banyak menimbang, Santo membayar lunas uang sewanya selama tiga bulan.
“Semoga betah dan kerasan.” ucap Pak Suyono kepadanya.
Memang, awalnya Santo merasa kerasan tinggal di sana, tetapi semakin lama, hal-hal tidak wajar mulai berdatangan menyebabkan Santo merasa penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi di rumah kos itu.
Teror demi teror pun terjadi, menghantui dan memaksa Santo menikmati semua itu.
Bagaimana cerita lengkapnya? Silakan unlock dan ikuti cerita Santo hingga akhir!
1 note
·
View note
Text
serba-serbi Pesantren
Tadi sore mengunjungi ponakan yang sudah sepuluh hari mondok di pesantren saya dulu. Senyum cerahnya tercipta saat kami bertemu. Sekilas, tidak ada tanda-tanda tidak kerasan dari wajahnya. Namun, beberapa hari lalu, dia menangis tersedu-sedu di depan pamannya yang menjadi guru salah satu kelas di Madrasah Diniyah putri. Sebagai mantan santri, saya sangat memahami perasaannya. Rasa rindu dan asing berpadu menjadi emosi yang sulit di deskripsikan. Jika berbicara tentang tempat teraman, maka tidak satu tempat pun yang aman di dunia ini. Termasuk pesantren. Sebagai wadah pendidikan yang dikenal sarat dengan nilai-nilai agamanya. Pesantren memiliki sisi gelapnya sendiri. Sebab, ia adalah produk manusia, yang juga diisi oleh beragam manusia yang perilakunya sulit dikendalikan.
Satu minggu yang lalu, ponakan saya mengadu bahwa bak- wadah untuk mencuci baju- miliknya hilang. Padahal sudah ditandai dengan spidol permanent. Tadi sore, giliran sabun cucinya yang hilang. Saya tertawa miris. Pesantren-dimanapun- memang tidak bisa menangani permasalahan ini sejak dulu. Tentu saja ada larangan-larangan dan sanksi tegas dari pesantren terkait pencurian. Namun, menangani ribuan tangan nakal memang tidak semudah pikiran kita.
Masuk pesantren memang “sedikit” memberi jaminan remaja selamat dari pergaulan di dunia luar sana. Tapi permasalahan remaja tidak selesai sampai di situ. Seorang santri juga harus berhadapan dengan dunia pergaulannya yang baru. Seolah kamu pergi ke luar negeri pertama kali, lalu merasakan culture shock. Tentu saja butuh proses panjang bertemu dangan orang-orang baru dan aturan baru. Dinamika sosial semacam ini akan selalu kau temukan dimana-mana. Yang patut disyukuri dari pesantren saya adalah: Sejauh ini, tidak ada kekerasan. Pelayanan dan fasilitas cukup baik. Tapi begitulah, sebagus dan sebaik apapun pelayanannya, jika berhubungan dengan banyak manusia, maka akan banyak problem yang dihadapi.
Bagi saya sebagai mantan santri, masuk pesantren adalah salah satu jalan juang untuk menuntut ilmu agama dan memperbaiki akhlak, tapi ia bukan lembaga pendidikan yang dibangun untuk bisa memperbaiki akhlak. Senjata utama akhlak seseorang adalah akal dan hatinya. Seba dua hal itu yang mengarahkan seseorang untuk berpikir lalu berperilaku. Sedangkan pesantren, dengan aturan-aturannya yang terkesan agak memaksa namun sejatinya melatih kita membiasakan diri untuk istiqomah, atau tentang adab para santri yang tidak sepenuhnya baik, dan suka duka lainnya yang tidak bisa saya ceritakan. Semua itu menjadi latihan tersendiri untuk saya dalam memilih teman, beradaptasi, dan mandiri.
5 notes
·
View notes
Text
Aprilia menegaskan Jorge Martin baru bisa hengkang dari timnya setelah
Aprilia menegaskan Jorge Martin baru bisa hengkang dari timnya setelah kontraknya berakhir di musim 2026. Sebelumnya tersiar kabar Martin tak kerasan di Aprilia Racing dan berencana meninggalkan pabrikan Italia itu di akhir musim MotoGP 2025. “Aprilia Racing dan pebalap Jorge Martin resmi terikat kontrak yang berlaku hingga akhir 2026. Kedua pihak wajib mematuhi dan menghormati isi perjanjian…
0 notes
Text
Menik dan Ina sedang asyik ngerujak di rumahnya, sembari sesekali nyeruput es degan. Mereka nampak gembira, santai dan nikmat. Tiba-tiba muncul Rudi yang baru pulang dari sekolah. Melihat kakak dan adiknya asyik makan rujak, langsung saja nimbrung. Masih mengenakan seragamnya, ia buru-buru melepas sepatunya. Lalu ikut menyerbu rujak itu.
Tapi kemudian suasana nikmat dan menyenangkan itu jadi rusak. Menik dan Ina tiba-tiba merasa mau muntah. Kemudian kedua cewek itu ngomel. Bukan karena keberatan rujak mereka dihabisi Rudi. Kalau kedua hidung mereka kembang-kempis, sama sekali bukan kepedesan terlalu banyak makan sambal. Sama sekali bukan itu penyebabnya. Melainkan karena bau sepatu Rudi yang rasa busuk, badek, menyengat. Ini memang salah Rudi, menaruh sepatu bau badek sembarangan. Kontan kedua cewek itu mulutnya ‘nyeplos’ nggak karuan.
“Sepatu busuk jangan ditaruh di dekat sini. Bawa ke gudang sana atau direndam air sabun,” maki Menik.
Ina pun segera nyahut, “ Mbok ya kalau sepatu tiap hari dipakai, sekali tempo dicuci biar nggak bau. Tiga hari atau seminggu sekali kek. Jangan dibiarin busuk”.
Memang ini masalah sepele. Tapi sering kali merusak suasana. Dampaknya melebihi yang ditimbulkan bau kentut. Bau kentut saja sudah cukup membuat orang lain berkomentar tak enak atau lebih ngeri lagi, ngomel. Padahal dalam waktu yang tak lama, bau kentut akan hilang dengan sendirinya. Sedangkan bau sepatu busuk akan tetap menusuk-nusuk hidung selama masih dekat dengan sumbernya. Anehnya hal ini sering terlambat disadari oleh si empunya sepatu. Karena yang pertama kali mencium bau tak sedap ini malah orang lain.
Masih untung hal ini cuma di rumah. Sebab bisa mungkin masalah ini terjadi di tempat lain, di kantor, atau di sekolah, misalnya.
Di kantor
Sebenarnya kurang sopan bila seorang pegawai di kantor bertelanjang kaki, terutama pada jam kantor. Bisa jadi akan dicap sebagai pegawai yang tak disiplin. Apalagi kalau pas ada tamu, akan menimbulkan nilai kurang terhadap kantor perusahaan di mata si tamu tersebut.
Tapi kelakuan tak baik ini dilakukan Kirno. Sebagai petugas lapangan mungkin tak betah, karena rasa panas, bila seharian bersepatu. Begitu masuk kantor, langsung lepas sepatu. Terus enak saja meneruskan pekerjaan kantor, meski keringatnya masih ‘dleweran’. Sementara hidung teman-temannya mulai bersungut-sungut. Suasana kerja yang semula enak jadi rusak setelah kehadiran Kirno. Karena diam-diam sepatu Kirno yang baru dilepas masih dalam keadaan lembab dan berkeringat mulai menyerang hidung teman-temannya.
Kirno sendiri, si empunya sepatu busuk, baru menyadari dan merasakan bau itu setelah teman-temannya saling ngomel. Apalagi ada teman putrinya yang terpaksa lari ke belakang karena mau muntah yang disebabkan bau itu.
Seharusnya kita tak sembarangan mencopot sepatu kalau sekiranya bisa menimbulkan bau. Melepas sepatu saat menghadapi pelajaran di sekolah, juga tak baik. Bisa mengganggu konsentrasi belajar teman-temannya.
Sepatu yang jarang dicuci/ dibersihkan akan menimbulkan bau. Di musim penghujan, sepatu yang basah akan mudah menimbulkan bau yang tak sedap. Kalau tak segera dicuci, akan membusuk. Bisa dibayangkan baunya. Kalau hal ini terus-menerus terjadi, akan dijauhi orang justru pada saat Anda tampil trendi (bersepatu). Kebersihan adalah cermin kepribadian. Kalau Anda tampil dengan bau tak sedap, Anda dicap jelek, dan siapa yang akan kerasan mendekat?
Mungkin yang jadi masalah kalau sepatu terbuat dari kulit atau bahan yang akan cepat rusak kalau tiap hari dicuci dengan air. Maka di samping tetap dibersihkan tanpa menggunakan air, kaus kaki tiap hari harus ganti. Apalagi kalau sedang apel apel ke rumah pacar. Supaya kalau melepas sepatu di rumah calon mertua, tidak membuat polusi udara. Ini penting. Sebab meski sepatu tiap hari ganti tapi kalau kaus kakinya tak pernah ganti atau atau dicuci, ya sama saja. Bisa jadi akan kena kritik dari pacar sendiri. Masih untung kalau cuma dikritik dan si pengkritik masih tahan terhadap bau khas sepatu atau kaus kaki Anda. Bagaimana kalau si doi sampai muak. Otomatis akan mengurangi kemesraan. Padahal hati Anda mungkin sedang bersenandung. “Kemesraan ini janganlah cepat berlalu. …..”.
Dalam musim penghujan, seringi jadi masalah bagi yang punya sepatu cuma sepasang. Terutama anak sekolah yang belum bisa beli sendiri, karena masih menggantungkan pada pemberian orang tua. Kalau kebetulan hujan terus-menerus dan sepatu yang cuma sepasang masih basah, kadang terpaksa harus pinjam pada yang lain. Soal pinjam-meminjam ini ada etikanya sendiri. Orang meminjam (apa saja) sebenarnya telah merepotkan orang lain (yang dipinjami). Maka jangan sekali-kali malah merugikan atau menyusahkan orang yang dipinjami. Kalau memang kotor, sepatu yang baru dipakai hendaknya segera dicuci atau dibersihkan sebelum dikembalikan pada pemiliknya. Nah, selamat memperbaiki diri bagi yang merasa tersinggung. Ini demi kebaikan dan ketenangan bersama.
0 notes
Text
Sirkusku telai usai... Seharusya aku merasa lega karena tak lagi pusing memutar otak untuk bisa menghasilkan pertunjukan baru yang menarik & berbeda setiap harinya supaya para penontonku merasa terhibur, nyaman, bahagia, kerasan atau betah dan tidak akan meninggalkan tenda. Tapi semua itu merupakan pemaksaan terselubung... dan segala hal yang dipaksakan tak akan dapat bertahan lama.
0 notes
Text
Api Unggun Adalah Roh Pantai
Seperti apa pemikiran kreatif Anda? Aku melihat pantai itu begitu agung dan indah, lambang lukisan alam yang tiada tara. Saat di pantai sering aku habiskan hanya dengan memandang luasnya alam ini sehingga semakin nyata bagiku akan kebesaran Sang Pencipta. Apalagi jika pantai itu bersih dam terawat baik, aku semakin kerasan saja dan seperti tak mau pulang sebelum uang dan bekalku habis. Akan…

View On WordPress
0 notes
Photo
Hinge presents an anthology of love stories almost never told. Read more on https://no-ordinary-love.co
1K notes
·
View notes
Text
MELUPAKAN RESIGN
Sepuluh tahun lalu aku sempat mengambil keputusan untuk berkarier menjadi ibu rumah tangga. Bisa punya waktu yang fleksibel untuk suami dan anak-anakku nantinya, itu adalah cita-citaku. Pada saat itu boro-boro punya calon suami, tapi beraninya punya keinginan seperti ini. Aku suka berjualan snack saat itu. Ada produk makanan yang sengaja aku buat juga. Diluar dugaan banyak yang memesan baik dari dalam maupun luar kota. Senangnya... Sampai berencana mengurus nomor PIRT untuk produkku saat itu.
Satu tahun kemudian siapa sangka aku harus menyimpan rapat cita-citaku menjadi ibu rumah tangga yang punya penghasilan karena berkarier dari rumah. Aku lolos menjadi ASN dan itu adalah kejutan besar untuk orang tuaku. Mereka bangga, mereka sangat bersyukur. Bagaimana tidak susah payah mereka membiayai sekolah hingga sarjana dan tak jarang berhutang menjadi jalan pintas saat keadaan kepepet. Menjadi abdi negara, idaman setiap anak muda dikampungku. Keren, bisa punya penghasilan tetap dan dana pensiun.
Orang tuaku menjadi orang paling beruntung kala itu. Namun jauh dalam hati kecilku aku berbisik “kenapa aku tidak sesukacita mereka?.” Mungkin karena aku tidak ingin terikat peraturan yang nantinya membuat aku terbatas dalam menjalankan peran sebagai seorang istri dan seorang ibu. Tapi, apa boleh buat. Aku tidak tega menghentikan kegembiraan orang tuaku, hingga akhirnya aku beranikan diri memulai karierku sebagai seorang abdi negara dan harus merantau ke kota yang untuk menempuhnya bisa tiga sampai empat jam menggunakan kereta.
***
Siang itu aku menyetrika pakaian yang akan dipakai bekerja esok hari. Suamiku merebahkan dirinya di sebelahku. Kami baru menikah sekitar dua bulan lalu. Kami satu kantor namun berbeda profesi. Beginilah jodoh, tidak bisa terduga ternyata jauh-jauh dari luar kota menjadi abdi negara dan tinggal di kota ini menjadi jalan untuk aku mendapatkan pasangan hidup. Aku membuka pembicaraan “bolehkah aku berhenti bekerja jika suatu saat nanti aku kewalahan dalam mengurus rumah, mengasuh anak dan bekerja diluar?. Aku merasa semakin kesini pekerjaanku semakin melelahkan. Sepertinya tidak memungkinkan jika kita punya bayi tapi pekerjaanku masih saja seperti ini.” Ungkapku.
“Tentu boleh, itu kan kesepakatan saat sebelum kita menikah.” Aku sumringah mendengar jawabannya. Ternyata dia masih ingat dengan apa yang telah disepakati kami berdua jauh sebelum kami menikah. “Hanya saja untuk saat ini tolong jangan berhenti dulu, terlalu berisiko jika berhenti bekerja dalam waktu dekat ini. Ingat proses untuk seorang ASN yang ingin berhenti bekerja lebih ribet, banyak syarat dan aturannya.”
“Aku tahu, lagi pula aku katakan bukan saat ini, tapi suatu saat nanti jika kita punya anak dan aku kewalahan dalam menjalankan peranku.” Jawabku. Saat itu kami juga punya banyak cita-cita bersama, selain ingin punya keturunan kami ingin punya rumah sendiri. Bagaimana bisa bantu suami menabung untuk punya rumah kalau aku berhenti bekerja dan tidak punya penghasilan.
***
Perjalanan dalam dua tahun setelah kehadiran buah hati, ternyata benar membuat aku kewalahan. Suami yang saat itu masih sangat sibuk dengan bekerja pagi sampai sore dilanjutkan kuliah dari sore hingga malam, membuat aku merasa melakukan pekerjaan rumah dan pengasuhan sendirian. Aku terpaksa mendatangkan orang tuaku dari luar kota untuk dimintai tolong menjaga si buah hati selagi aku dan suami bekerja. Bersyukur mereka mau, padahal ibu dan bapakku masih punya tanggung jawab lain. Yakni mengurus kakek dan nenek yang sudah sepuh. Jujur aku tidak enak karena hal ini.
Tapi mau bagaimana lagi, tidak ada pilihan lain. Berharap orang tuaku kerasan tinggal bersamaku, suami dan anak. Untungnya anakku senang bersama kakek neneknya. Lega dengan semua ini. Sesekali adikku yang menggantikan ibu atau ayahku sementara salah satu dari mereka harus pulang karena keperluan tertentu.
Orang-orang bilang tubuhku semakin kurus. Jelas saja, tenaga dan emosiku terkuras sepanjang hari. Tidak mungkin aku membiarkan orang tuaku terus-menerus menjaga anakku sementara aku sepulang kerja rebahan melepas lelah. Aku tetap ambil alih dan melakukan beberapa pekerjaan rumah yang bisa aku kerjakan sambil menemani si balita. Sering terlintas mungkin saatnya untuk resign dari pekerjaan. Namun setiap kali pikiran itu datang selalu diiringi pertanyaan berikutnya yang muncul begitu saja didalam kepala. “Yakin? Apakah secara finansial sudah aman untuk resign?.” Sungguh pertanyaan yang menyebalkan.
Sejauh ini kondisi ekonomi keluarga kami tidak kekurangan, sangat cukup bahkan saat orang lain mengiming-imingi membeli rumah sendiri dengan KPR, aku dan suami tetap konsisten dengan memilih tinggal di rumah kontrakan dua kamar tidur. Rasanya aku lebih sanggup menabung daripada berutang, bisa-bisa meledak kepalaku memikirkan pelunasan utang yang jumlahnya ratusan juta. Hal ini disetujui suami. Memang rejeki punya suami yang satu kata dan satu hari dalam urusan seperti ini.
Namun tidak dipungkiri jika ditambah dengan harapan ingin punya rumah sendiri, ingin berangkat haji atau umroh jelas tabungan kami tidak akan cukup. Aku mencoba peruntungan lain dengan menjadi dropshipper pakaian muslimah selama beberapa bulan. Waaahh.. Berjualan online dimasa sekarang jauh lebih menantang dibanding sepuluh tahun lalu saat aku masih single. Yang ada tenaga dan pikiranku semakin terkuras dengan aktivitas jualan online sebagai dropshipper. Uuuuhhhh dasar aku.
Kelegaan juga hadir saat suamiku selesai dengan kuliahnya. Akhirnya wisuda juga. Berharap ada celah untuk ku meminta kembali berhenti berhenti dari pekerjaanku diluar rumah. Masih dengan jawaban yang sama. “Boleh saja tetapi harus siap dengan segala hal yang harus ditempuh.” Memberanikan diri mengutarakan niatku ini alih-alih mendapatkan dukungan malah ditentang keras. Mentok lagi. Buntu lagi. Resign.. Oh.. Resign.
***
Selepas ibuku pensiun aku terkejut tiba-tiba beliau mengabari masih ada beberapa utang yang belum terselesaikan. Jumlahnya sangat besar bagiku. Aaahhh... Aku jadi punya PR untuk melunasi semuanya. Beliau meminta untuk memberi kesempatan agar bisa melunasi sendiri. Bagaimana caranya? Gaji pensiun hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Menjual rumah juga bukan ide yang tepat karena butuh waktu sedangkan yang utangnya sudah terlalu lama dan mendesak untuk dilunasi. Umur siapa yang tahu, bisa repot kalau meninggal tapi masih ada kewajiban yang belum tertunaikan.
Aku izin pada suami untuk membantu orang tuaku dengan penghasilan sendiri. Sejak saat itu aku sadar, ingin resign dengan alasan mengurus anak sepertinya belum tepat. Masih ada orang tua yang harus aku bantu dan tidak ingin kisah utang ini terulang lagi. Seiring dengan hal itu, aku mendapatkan informasi mengenai sekolah usia dini dan layanan daycare yang amanah. Jaraknya tidak lebih dari dua kilometer dari tempat tinggal kami. Syukurlah.... Selalu ada solusi dari kesulitan yang dihadapi. Bisa jadi ini adalah waktu yang tepat. Tepat untuk melupakan resign, fokus pada karier saat ini. Berkarier dalam rangka karya yang siapa tahu dengan karya itu menjadi penawar kejenuhan ku dalam bekerja serta menebar manfaat seluas-luasnya. Syukur-syukur bisa menambah penghasilan juga.
Tidak apa-apa mungkin harus begini dulu. Yang tahu kebutuhan dan yang terbaik untukku ya hanya Allah, Rabbku. Bisa jadi ada banyak yang harus aku persiapkan untuk benar-benar resign, terutama urusan finansial dan aku sadar belum memantaskan diri untuk itu. Baiklah, biarkan semua berjalan sesuai skenario-Nya.
0 notes
Text

Kok Bisa Dari Lumutan Sampai Mengelupas Pelajaran Apa Yang Bisa Dipetik Nanti Bilang Buat Tempat Nongki Rumahnya Biar Kerasan Standar Rumah Memang Sengaja Dibosenin
0 notes
Text
Mungkin ini akan tampak terlihat dibandingkan terakhir kali aku mencatat. Tapi,, ya sudahlah. Mungkin saja dengan menulis ini akan sedikit terurai pikiranku. Omaygat, terkadang punya head and mind defined make me feel, hmm gimana ya ga semudah itu terbuka atas apa yang terjadi. Awalnya mau menulis melalui buku. Tapi tidak kerasan. Jadi apa, mesti banget untuk mendengarkan respon tubuh. Kalau kata tubuh oke, kamu nulis aja di buku. Ya udah ikutin. Kalau kata tubuh oke tulis aja di tumblr, ya udah ikutin. Kalau katanya kamu ga usah nulis, ya ga usah. Haha Kebanyakan tulisanku saat ini tak bertema. Cuman sekedar nulis aja buat ngurai yang ada dikepalaku. Mungkin bisa jadi mengontrol mood aku. Ah.. Dari tadi aku merasakan bahwa soft skill yang kubutuhkan adalah manajemen energi, manajemen emosi, dan komunikasi (dalam hal ini negosiasi dan bagaimana berbicara secara asertif) Sekian dan terima kasih. Mari buka kalender ku lagi..
0 notes
Text
Rumah Pengantar Kematian (2)
“Hallo, Mas Wahyu! Aku ada cerita, yang mungkin bisa untuk diceritakan. Cerita kelam, yang mungkin akan terus teringat entah sampai kapan, karena saat itu aku hampir mati” Ucap seseorang pria yang aku kenal melalui seorang kawan.Saya menyebut pria ini dengan nama “Santo” . Usianya sekarang baru menginjak kepala tiga, dan saat kejadian kelam ini terjadi, Santo masih berusia 21 tahun dan sedang menjalani semester akhirnya sebagai seorang mahasiswa.“Seumur hidup, baru itu aku banyak menemui kejanggalan dalam hidupku, Mas. Bahkan, sejak saat itu, mataku mampu melihat hal-hal yang sebelumnya sama sekali tidak aku percaya.” Ucap Santo kepada saya (penulis)***Karena terhimpit masalah ekonomi keluarga, menyebabkan Santo yang merupakan mahasiswa perantauan tingkat akhir memutuskan pindah dari kos-kosan lamanya ke sebuah rumah kos yang jauh lebih terjangkau demi menakan pengeluarannya. Setelah beberapa hari mencari, sampailah Santo menemukan sebuah rumah kos itu. Harganya jauh lebih terjangkau dengan fasilitas lengkap di dalamnya. Pak Suyono, pemilik rumah kos, menyambut baik kedatangan Santo. Tanpa banyak menimbang, Santo membayar lunas uang sewanya selama tiga bulan. “Semoga betah dan kerasan.” ucap Pak Suyono kepadanya. Memang, awalnya Santo merasa kerasan tinggal di sana, tetapi semakin lama, hal-hal tidak wajar mulai berdatangan menyebabkan Santo merasa penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi di rumah kos itu. Teror demi teror pun terjadi, menghantui dan memaksa Santo menikmati semua itu. Bagaimana cerita lengkapnya? Silakan unlock dan ikuti cerita Santo hingga akhir!

0 notes
Text
David da Silva Ingin Terus Berprestasi di Persib, Kalau Bisa Sampai Gantung Sepatu
Bomber Persib Bandung, David da Silva, memeluk rekan setimnya, Ciro Alves, setelah menjebol gawang Madura United dalam leg kedua final Championship Series BRI Liga 1 2023/2024 di Stadion Gelora Bangkalan, Jumat (31/5/2024). TTSBOLA.com, Bandung – Hampir empat tahun jadi bagian dari Persib Bandung membuat David da Silva makin kerasan tinggal di Kota Bandung. Striker asal Brasil ini bahkan…
0 notes
Text
25 Maret 2024
Gue nulis banyak banget, gelisah bener apaya malem ini wkwkw.
Mau gibahin soal kantor disini.
Btw, kantor gue sekarang ini salahsatu sister brand dari salahsatu brand makeup yang cukup punya nama. Kalo gue sebut mereknya, pasti seengaknya ada yang pake satu-dua produk mereka. Nah brand yang lagi gue running ini key pointnya ada di manager gue. Yang mana kekuasaan perusahaan mutlak ada di tangan dia. Tunggal. Gak ada crosscheck atau atasan lain yang sama atau lebih seniornya daripada dia. Karena employee lainnya sama-sama freshgraduate juga yang join datenya paling beda satu-dua bulan sama gue.
Kenaikan gue dari magang ke probation ini karena ambisinya dia yang ngeliat presentasi gue mengenai data dan interpretasinya. Dari sekali meeting dadakan itu, gue yang awalnya kontrak magang tiga bulan, langsung diangkat ke probation di bulan kedua. Gak tanggung-tanggung, langsung naik ke position leader dan langsung handle team sekaligus data sama riset juga. Gue gak ada opsi lain selain mengiyakan karena pada saat itu gue masih terbayang-bayang susahnya gimana cari kerjaan.
Sebulan menjalani, di minggu ketiga dan terakhir bulan gue nangis hampir tiap hari. Rasanya kayak gak di izinkan bernafas. Ekspektasi terhadap akurat dan informasi data tinggi, di satu sisi lain ekspektasi performa tim dan gimana handle mereka juga tinggi. Gue berat sebelah ke tim karena gue gak mau jadi leader yang menyebalkan dan lepas tangan gitu aja ke anak-anak gue. Tapi resikonya, gue sangat ngang-ngong dan melepaskan riset beserta analisa gue.
Nyampe titik limitnya, gue minum obat magh sehari bisa nyampe 4 kali. Belum lagi ditambah alfara sebagai penanggulang flu karena stress. Overdose obat itu mengakibatkan efek samping mulai muncul titik hitam di sekitaran jempol tangan kanan. Yang mana makin parah setelah ke dokter pertama; kondisinya infeksi, panas, dan kayak kondisi kulit yang kebakar. Sempet diperban 2 hari setelah ke dokter kedua, dan sekarang udah makin mendingan, tersisa bekasnya aja.
Karena itu, gue menghubungi HRD. Nanyain mekanisme resign sebelum periode probation selesai itu gimana. Besoknya gue dipanggil manager gue itu, ditanya kondisi dan akhirnya gue mengajukan pengunduran diri dari jabatan secara lisan dengan alasan kesehatan. Diterima.
Gue masih inget banget sebelum titik limit itu, gue sempet meledak karena pernah dikejar deadline report dan rancangan program campaign ramadhan kemaren yang harus selesai semuanya hanya dalam waktu KURANG DARI 3 JAM. Dikasih keringanan mundur deadline cuma dua jam itupun karena pengajuan lembur gue gak diterima. Waktu minta keringanan itu gue sempet adu argumen, keras-kerasan sama manager gue ini, yang berakhir gue melongos pergi dari ruangan, kemudian sedikit bergeram "KONTOLLL" begitu keluar kantor. Gue sedikit kepikirann geraman itu kedengeran sama si manager karena sejak saat itu manager gue jadi agak jaga jarak ke gue, pendapat gue agak sulit didengar, dan respon dia terhadap hasil kinerja gue gak sebegitu solutif kayak sebelumnya.
Gue juga tau sih kalo kunci karir gue itu ada di si manager gue itu. Berarti ya gue ada kemungkinan sangat besar untuk diusir pergi. Apalagi mengingat role gue yang pindah-pindah, jobdesc yang gak jelas, dan pekerjaan yang masih bingung batasnya ada dimana. Posisi gue sangat rawan untuk dihilangkan kalo dia mau dan menahan diri nyampe periode probation gue selesai. Gue mau siap-siap rapihin CV aja kemudian nebar jaring lagi biar punya backup-an begitu sebelum waktu probation gue berakhir.
P.s: nyampe detik ini gue masih belum kunjung tanda tangan kontrak probation btw. Gatau kenapa. Wkwkwkw.
1 note
·
View note
Text
Bathroom Suppliers
Bathroom suppliers offer a variety of products to help keep bathrooms tidy and organized. Some of these products include brushes and sponges to scrub surfaces, towels to dry hands after washing, and caddies and racks to hold shampoo and other supplies.
Online advertising can be a powerful tool for bathroom fixtures & accessories suppliers to reach their target audience and achieve their marketing goals. By tracking key metrics using analytics tools, suppliers can refine their ads to improve performance.
Kerasan
Kerasan offers vast collections of bathroom fixtures and taps. With a production plant and an advanced modelling department using software to reduce time and make the prototype and mold easier, they produce quality products that meet high standards in the national and international markets.
Their ceramic sanitary fittings are the perfect choice for those looking to design an elegant and modern bathroom. They also offer collections with classic or glamorous style that fit any taste.
The minimalist Flo collection is characterised by essential lines. The rimless NoRim system improves hygiene and simplifies cleaning with significant water savings. The floor-mounted Flo toilet pan can be BTW or BTS and is equipped with a cover to conceal the drainage system and brackets. This arrangement is particularly suitable for small bathrooms, giving the room a sense of greater lightness and space.
St. James
Saint James offers a wide range of products and services. The company’s portfolio includes health and wellness, as well as specialty services such as geriatrics. They also offer an array of prevention services and emergency medical response.
The company’s flagship facility is a 450,000 sq. ft. Sports, Entertainment, and Wellness Center in Springfield, Virginia. It houses the Department of Safety & Rescue (DSR), which oversees safety and emergency preparedness at the facility.
Saint James, known as Santiago in Spanish, was one of the Twelve Apostles. He is the patron saint of Spain and pilgrims. Like his brother John, he was a fisherman, and along with Peter, formed Jesus’ inner circle of disciples. They were designated boanerges or “Sons of Thunder” (Mark 3:17), perhaps because of their temperament or their fiery preaching.
Thomas Crappers
Thomas Crapper was a man who worked hard to perfect modern sanitary systems. He was a self-publicist who encouraged people to use sanitary ware in their own homes. He even opened the world's first bathroom showroom and displayed his W.Cs in plate-glass windows. Some ladies fainted at the sight!
Today, Thomas Crapper continues to make their legendary products. Their nineteen-century designs are combined with current knowledge to create exquisite fittings. They are also able to create custom products for clients with specific requirements.
The company's products are backed up by a 25-year guarantee against manufacturing defects. Their toilets also carry a 10-year mechanical guarantee. All products are available in a variety of finishes. They also offer a wide range of accessories to complement their bathroom products.
VitrA
A Swiss family business known for producing the furniture of Charles and Ray Eames, Vitra is also well-known for its cultural initiatives including a design museum and corporate campus designed by famous international architects such as Frank Gehry. The company is committed to developing smart, top quality solutions for the home and office with leading designers.
VitrA
From 15 production sites in Turkey, Germany, France and Russia, the brand is capable of supplying millions of ceramic sanitaryware units each year to over 75 countries. Their expansive range is complemented by bathroom furniture and bathtubs that enhance the overall experience. Whether you are looking for sleek glass shelves that elevate the aesthetic of your modern bathroom or traditional wooden ones from the Valarte line, there is something to suit every style.
Hansgrohe
From an energizing shower in the morning to a luxurious soak in the tub, Hansgrohe shapes every water experience. The German brand was founded in 1901 in the Black Forest and has been consistently ahead of its time ever since.
The company is driven by innovation, a passion for water, and an understanding of how people use their bathrooms. Their products transform bathroom spaces into a stylish feel-good oasis with timeless premium designs and innovative technologies that support a sustainable lifestyle.
Their bathroom faucets come in a variety of different spout heights to fit any sink, making them easy to install and use. They also offer a selection of bathroom accessories to complete your look. Their kitchen taps feature user-friendly functions and minimalist design to match any modern kitchen.
0 notes
Text
Resmi Pindah Regional :’)
Alhamdulillah pertanggal 26 Februari kemarin aku sudah dimasukkan WAG member IP Jepara. Aku langsung disambut hangat oleh beberapa teman-teman Jepara yang sedang online dan ada salah satu teman matrikan merupakan mutasi dari IP Cirebon Raya yang sempat kenal sebelumnya.
Inhale then exhale, suami sempat bilang tidak usah pindah regional biar nanti bisa sesekali ke Jogja jika ada acara dan suami menganggap regional Jogja sangat pas untuk bertumbuh karena di latar belkangi oleh kota pendidikan yang anggapannya membernyapun orang-orang berkualitas. Tapi aku sempat mempertimbangkan ini lumayan lama. Mungkin bisa sesekali ke Jogja tapi tidak bisa rutin, dan tidak akan bisa optimal untuk berproses di dalamnya karena kendala jarak.
Hingga pada suatu waktu aku bilang bahwa aku hendak pindah regional saja agar aku bener-bener live my IP's life here. Dalam artian tidak hanya aktif online tapi aku butuh charge energy dengan cara bertemu orang di fase yang sama yaitu perempuan sebagai seorang ibu pembelajar.
IP Jepara merupakan regional sentral dari empat kota yaitu Kudus, Pati, Rembang dan Jepara itu sendiri. Namun setidaknya jika ada offline gathering di Jepara bagian kota atau di Kuduspun, tidak sejauh menjangkau Jogja. Hal itu menjadi pertimbangan dari segi waktu, materi dan jarak bisa lebih hemat hehe.
Menjadi bagian dari IP Jepara, harapanku adalah bisa 'kerasan' dan mengenal lebih jauh bagaimana daerah Jepara itu sendiri. Baik dari segi culture, pendidikan dan pergerakan perempuannya. Aku sempat ditawari ikut komunitas oleh Mbak Nisa, alumni matrikan IP Cirebon yang tadi ku bilang sudah mutasi sebelumnya. Kata beliau member IP Jepara banyak yang juga nyabang ikut komunitas lainnya.
Akan ku coba pelan-pelan untuk mulai mencintai dan menikmati kehidupan setelah pindah ke Jepara. Dan aku mulai hal tersebut dengan bermutasi as member IP, siapa tau setelah itu aku bisa lebih jauh melangkah dan membuka diri untuk bisa berkembang dan berdampak di sekitarku.
0 notes
Text
Melayang atau Tenggelam
Aku baru saja tercerabut dari kediamanku.
//
Berdiam memang kadang memberikan efek yang aneh kalau kau bersama duniamu yang lain. Kau tidak lagi menempatinya. Kau melayang layang seperti vampire bersayap. Secara acak memasuki semseta satu ke semesta yang lain.
Kau tidak betah berlamalama, apalagi di tempat yang tidak menarik minatmu. Dan kenyataannya, hanya pada dunia yang kau bangun saja, kau kerasan mendiaminya.
Ada apa memang di sana?
Lautankah? Atau apa?
Kau terus melayang,
Atau sebetulnya kau ini tenggelam?
Dan saat semua padam. Dan sunyi mengusik telingamu. Kau baru tersadar tempat kediamanmu, saat ini, di sini.
0 notes