abintanj - Tumblr blog

[abintanj]

Seneng banget bisa jadi bagian dari prosesnya Indri. Semogaa ke depannya kita selalu bisa meluangkan waktu sedikit untuk update kehidupan yaa In.. Sehat sehat selalu. Doa terbaik dari temanmu yang sok sibuk ini.

Semangat berjuang untuk berjalan dan berjelajah diatas waktu kehidupan. Semoga hal2 baik selalu mengiringi langkah2 kita. Semogaa pula kita selalu dipertemukan dengan orang2 baik serta disandingkan kepada orang yang terbaik untuk kita dalam hidup ini.. 🤩

[abintanj]

Berpura tenang bagai laut tanpa gelombang, padahal tangis selalu pecah selepas petang.

[abintanj]

Kangen.

[abintanj]

"KEPUTUSAN BESAR"

Sebuah keputusan besar yang aku ambil pada tahun ini. Setelah lama menunggu 6 bulan lamanya untuk pembukaan CPNS aku memutuskan intuk mencoba mendaftar di MUHI klaten saja dulu. Keputusasaan akan kepastian jadwal yang tak kunjung datang. Ditubruk oleh keinginan membanggakan orang tua, setidaknya membuat mereka lega bahwa putrinya akan baik2 saja.

Semalem aku sunggu ovt. Memikirkan kembali rencana yang akan aku ambil. Appakah selama ini aku mempertahankan ego atau memang ingin mencoba hal yang baru atau mengejar mimpi atau apa yang aku tunggu..

Semoga ini adalah keputusan yang tepat. Bismillah.

[abintanj]

Jika kamu terus menerus merasa khawatir.

Jangan khawatir, semua hal yang sedang ditakutkan saat ini pasti terlewati. Seperti ketakutan-ketakutan dahulu yang telah berlalu, nyatanya kamu tetap baik-baik saja sekarang. Masih hidup, masih bisa makan, masih bisa beribadah dengan baik.

Jangan terlalu khawatir. Rezeki tidak akan pernah tertukar. Tidak akan ada satupun orang yang bisa mencuri rezekimu karena apa yang telah ditetapkan untukmu, pasti akan menjadi milikmu. Kalau tidak, ya mungkin rezeki pakainya hanya sebentar atau memang akan dihilangkan.

Jangan khawatir lagi, kamu pasti akan menemukan jalanmu. Sepanjang kamu tidak berhenti, berusaha lebih baik lagi, sembari terus menjaga kepercayaanmu. Jangan khawatir.

[abintanj]

Jika kamu terus menerus merasa khawatir.

Jangan khawatir, semua hal yang sedang ditakutkan saat ini pasti terlewati. Seperti ketakutan-ketakutan dahulu yang telah berlalu, nyatanya kamu tetap baik-baik saja sekarang. Masih hidup, masih bisa makan, masih bisa beribadah dengan baik.

Jangan terlalu khawatir. Rezeki tidak akan pernah tertukar. Tidak akan ada satupun orang yang bisa mencuri rezekimu karena apa yang telah ditetapkan untukmu, pasti akan menjadi milikmu. Kalau tidak, ya mungkin rezeki pakainya hanya sebentar atau memang akan dihilangkan.

Jangan khawatir lagi, kamu pasti akan menemukan jalanmu. Sepanjang kamu tidak berhenti, berusaha lebih baik lagi, sembari terus menjaga kepercayaanmu. Jangan khawatir.

[abintanj]

~Menjadi Seorang Guru~

Tak pernah terlintas dalam benakku bahwa aku menjadi akan menjadi seorang guru. Bahkan sejak kecil sekalipun cita cita pertama yang pernah aku tuliskan adalah menjadi seorang dokter (itupun karena ikut-ikutan teman dekatku). Namun cita-cita yang sungguhan pernah aku inginkan adalah menjadi seorang diplomat. Yups, pas kelas 6 SD aku belajar tentang bela negara, perwakilan negara, dll (kalo ngga salah). Namun cita-cita itu kandas karena beberapa pertimbangan. Ketika memasuki SMP, aku bercita-cita menjadi psikolog, motivator, ataupun pengiat sosial yang dapat membantu banyak orang. Hal itupun harus kandas karena keadaan.

Dan keadaan pula yang membawaku kuliah di UNS jurusan Bimbingan dan Konseling. Namun tak pernah sekalipun ada penyesalan akan takdir yang telah aku jalani ini. Mungkin memang Allah menunjukkan jalan pemilihan jurusan pada saat itu. Tanpa penyesalan bukan berarti tanpa keraguan dan overthinking tentang profesi ini. Aku, adalah seorang anak yang dibesarkan dengan segenap strategi dan perencanaan masa depan. Ketika masih duduk kelas 5 SD sudah dipersiapkan untuk masuk SMP. Ketika kelas 8 sudah ditanya dan diminta untuk merencanakan masa SMA dan kuliah. Ketika kelas 10 sudah diminta untuk mempersiapkan diri dan membuat strategi masuk perguruan tinggi.

Begitulah orang tuaku mendidikku. Agak keras ketika dijalani, namun kebiasaan tersebut akhirnya membantuku bertahan hidup hari ini.

Hari-hari kemarin begitu berat ku jalani. Sedari awal tahun hingga hari ini aku menjadi anak rumahan ditengah gempuran quarter life crisis. Bagaimana mungkin anak usia 24 tahun lebih ini single dan menganggur padahal teman2nya banyak mengeluh tentang anaknya, tentang pekerjaannya, tentang kondiai ekonominya, tentang pacarnya, dll.

Aku merasa berjalan di tempat. Namun aku tau, ini bukan akhir dari segalanya. Ada yang sedang kuupayakan. Ada hal yang ingin ku capai. Dan sebentar lagi akan aku raih. Aku harus bertahan hari ini. Begitulah kataku pada hati kecilku.

Saat ini aku sedang mendamba menjadi seorang guru. Menjadi seorang perempuan yang memiliki profesi, independen, dan dapat diandalkan keluarga. Aku langitkan keinginanku dalam setiap sujudku. Aku angkat tanganku dengan beruraian air mata kesungguhan keinginan. Sedih, karena harus berperang dengan hati. Aku yakin dengan takdir yang Allah gariskan. Namun rasa sedih dan iri ketika melihat teman2 lain berproses itu juga bukan hal yang mudah.

Semoga dimasa depan hal2 baik akan terus terjadi. Entah Allah telah menyiapkan aku untuk hal besar apa, namun aku akan tetap bersabar dan berpikir positif dengan keadaan!

[abintanj]

Hallo kak, aku anisa binta. Salam kenal ya kak :))

Seneng banget kalo bisa dikasih kesempatan buat bisa baca buku kakak "Yang berbahagia". Kalo ditanya alasannya mungkin karena aku udah di umur seperempat abad yang mana temen2 aku lagi banyak-banyak memulai langkah dan membuka lembaran hidup dunia pernikahan yaa kak. Jadi ga kalah sering juga ditanya, "mba binta kapan?" atau malah dikasih pernyataan "habis ini mba binta" 😁. Secara pribadi sebetulnya engga masalah juga ya kak, tapi ya mau gimana orang waktunya belum berjodoh 😂 jadi aku pengen aja nih diwaktu tungguku hahahah aku pengen mempersiapkan diri, mematangkan diri dengan memperkaya pengetahuan tentang dunia pernikahan. Hahah

Dan kebetulan banget aku juga lagi mulai buat baca buku lagi setelah lama engga buka buku dengan alasan ditelan kesibukan. Hehe.

Apalagi yaa kak, mungkin itu aja kali ya kakk.. :"))

Terima kasih sudah di baca :)

Catatan:

Buku Yang Berbahagia ini berisi catatan persiapan dan perjalanan menikah. Meskipun bukan buku how-to, di dalamnya cukup banyak nasihat praktikal. Meskipun bukan buku agama, isinya mengandung sentuhan Islami.

Oya, bagi yang ingin membaca buku saya yang lainnya, Bertumbuh dan Teman Imani bisa dipesan melalui Tokopedia, yaitu di toko buku LangitLangit.YK.

Sekali lagi terima kasih karena berkenan membaca tulisan-tulisan saya. Semangat dari teman-teman sangatlah tak ternilai.

[abintanj]

Olahraga

Beberapa minggu lalu aku memutuskan untuk lebih aware dengan diri sendiri. Mengubah definisi mencintai diri dengan afirmasi-afirmasi menjadi mencintai diri dengan menjaga kesehatan tubuh.

Hal tersebut aku mulai dengan rutin berjalan kaki setiap ba'da subuh selama 45 menit kalau weekday dan 60 menit kalau weekend. Dan ditambah dengan workout 15 menit seminggu 3-4 kali. Selain itu aku juga mulai mengurangi asupan gula dengan tidak minum minuman manis (kecuali kondisi terpaksa dan situasi tidak memungkinkan). Aku juga mencoba untuk intermediate fasting. Mengatur jam makan dan juga porsi makan.

Dan hari ini bangga banget sama diri sendiri. Aku hari ini bisa berjalan 8000 langkah tanpa henti. Meski bermula dari kondisi terpaksa karena jalan ditutup, tapi berakhir dengan seneng banget. Terima kasih Binta karna sudah terus mencintai diri dengan cara yang sederhana. Semoga hal-hal baik selalu mengiringi langkah impianmu ya Bin! 😍😋

Semoga nih hal-hal sederhana tersebut bisa menjadi kebiasaan. Rasanya sekarang aku bisa dengan percaya diri (pede) kalo olahraga itu hal yang mudah. Mudah setelah mulainya, sulit mengumpulkan niatnya 😊

Mulanya aku mantap mengumpulkan niat untuk berolahraga adalah karena hasil MCU. Beberapa bulan lalu aku pengen ikut PPS, yang salah satu syaratnya harus MCU menyertakan hasil lab tekanan darah, gula darah dan kolesterol. Yang membuat aku tercenang adalah BB ku 81, dengan tekanan darah 133/80. Waaaaww.. Rasanya ngeri ajaa umurku yang belum genap seperempat abad ini harus menelan fakta obesitas :) (yaa walaupun udah keliatan si) tapi masih aja tercenang lihat angkanya. Untuk gula darah sama kolesterol aku masih normal 90 dan 189. Sedikit bersyukur si :) Alhamdulillah.

Aku pribadi yang memiliki keluarga dengan riwayat hipertensi, engga mau mengikuti jejak itu. Dari situ aku yakin, aku mantap, aku teguh buat mengubah gaya hidup sedikit demi sedikit.

Hehew mari kita tutup tulisan ini dengan quotes dari mba piti..

"Cuma ada satu kamu di dunia. Jaga baik-baik, usahakan yang terbaik.

Karena di akhir nanti, kamu yang akan paling bangga dengan dirimu sendiri!

Salam sehat, salam bahagia gess :"))

[abintanj]

"GENGSI"

Semalem lagi bimbang banget akan beberapa hal. Pertimbangannya sederhana si, "gengsi" ajaa sama orang lain. Tiba-tiba pagi ini buka buku filosofi teras sambil nunggu om. Rasanya bener juga yaa, kalo kita "gengsi" padahal butuh, padahal pengen ya engga akan ada habisnya. Hidup mengikuti kata orang itu engga akan ada habisnya. Tidak akan pernah ada kata cukup untuk mengikuti egoisme diri yang apalagi muncul karna orang lain.

Semangat buat setiap orang yang sedang berjuang melawan dirinya sendiri. Selamat berproses! We can do it!!

[abintanj]

"Cool Yeah"

Belakangan ini tengah ramai masalah kenaikan UKT. Namun tulisan ini bukan berisi tentang hal tersebut 😗 Sudah aku usaikan masa-masa berteriak memperjuangkan "hak-hak orang banyak itu". Sekarang aku berjuang sesuai dengan porsi, kapasitas san posisiku :) ngeles beutt.

Video itu adalah video yang mengundang air mata untukku. Setidaknya saat ini. Aku rindu dengan mereka-mereka yang telah berjuang bersamaku saat PPG kemarin. Pertemuan singkat yang sungguh sangat berarti.

Rindu yang tiada henti ini tak mampu ku bendung.

Apakah gerangan engkau merasakan hal yang sama?

Kadang aku bertanya, apakah rasa rindu ini hanya ada padaku karena masih menganggur? Sungguh dalam hati aku bersyukur diberikan kesempatan untuk merasakan nikmatnya duduk dibangku perguruan tinggi yang saat ini digadang2 mahalnya. Bertemu dengan orang-orang hebat nan luar biasa. Belajar dan bereksperimen terhadap hal2 baru yang sungguh menyenangkan. Mencoba dan berlatih dengan bebasnya. Menyandang status yang sangat amat aman. Sudah bukan pelajar namun bukan pengangguran ataupun pekerja. Nyaman dan eksklusif sih kataku.

Dalam hatiku, aku selalu berdoa semoga diberikan kesempatan lagi lagi lagi dan lagi untuk dapat mengenyam dunia pendidikan pascasarjana, doktoral, pelatihan sertifikasi, dll. Capeek?? Pasti. Berat?? Pasti. Namun yang pasti pula adalah menyenangkan dan bikin nagih.

[abintanj]

Memaknai Sakit

Untuk pertama kalinya dalam hidup, opname karena ada gejala hipertensi. Tekanan darah cenderung tinggi, sebenarnya hal ini sudah diketahui dari beberapa bulan lalu karena memang ada "bakat". Saran dari dokter untuk melakukan perubahan gaya hidup ternyata kini memang harus diiringi dengan obat-obatan yang mungkin akan dikonsumsi terus menerus untuk menjaga agar tidak melebar ke hal-hal lainnya. Selain dikontrol dengan obat-obatan, jenis asupan makanan juga berubah. Aktivitas juga dimodifikasi. Dan banyak sekali hal yang intinya: diatur ulang. Beberapa refleksi dari keadaan ini pun silih berganti bermunculan. Mau ku tangkap satu persatu. 1. Kalau kita bisa sangat mudah bahagia, itu hal yang sangat baik. Pertanyaannya jadi ke diri sendiri, apakah aku mudah bahagia? Atau untuk bisa bahagia, syaratnya banyak? Misal harus punya uang dulu, harus ada pasangan dulu, harus punya anak dulu, harus pulang kampung, harus jalan-jalan, banyak! Nah, kemudahan kita untuk bisa bahagia itu patut sekali disyukuri karena itu menjaga pikiran kita tetap sehat. Alih-alih dipenuhi dengan beban pikiran entah pekerjaan, cicilan, perkataan orang, dsb. 2. Kesehatan itu mahal banget. Jadi proses penjagaan kesehatan ini jadi ilmu yang penting bagi kita yang akan menjadi orang tua. Karena kesehatan anak-anak kita nanti dimulai dari bagaimana kita menjadi orang tuanya. Aku teringat dulu waktu kecil, sering sekali konsumsi mie instan yang mana itu kandungan natriumnya sangat tinggi. Karena keadaan saat itu yang memang edukasinya berbeda dsb, bukan untuk disesali, tapi jadi pelajaran berharga bagiku saat ini jadi orang tua untuk benar-benar telaten dan memperhatikan apa yang dikonsumsi sama anak-anak. Jujur, ini proses yang melelahkan bagi orang tua terkait kontrol makanan. Tapi, sering kan lihat berita bagaimana faktor makanan saat ini berpengaruh bagi kesehatan dan tumbuh kembang anak? 3. Jangan takut sama rezeki. Tadi pas berkendara, dengerin kajiannya UAH tentang rumus ketentraman hati. Mungkin nanti jika diberi sakit, ada hal-hal yang harus kita tiadakan dalam hidup kita dan kita ganti dengan baru, misal pekerjaan, makanan, dsb. Karena kondisi tertentu, kamu tidak bisa bekerja lagi dengan model pekerjaan kemarin. Takut buat ganti karena selama ini merasa kran rezekinya di situ. Merasa pesimis bisa bekerja di tempat lainnya misal. Atau mungkin hasilnya khawatir tidak sama dengan hasil yang kemarin. Jangan khawatir. Di kajian tadi di jelaskan, justru saat kita merasa kayak diujung, dititik nadir, itu tanda-tanda dan isyarat dari Allah buat kita berkomunikasi langsung dengan Dia, Dia yang tanpa batas, yang bisa mengabulkan segala permohonan kita. Dan lain-lain. Nanti malah jadi panjang sekali. Mungkin teman-teman yang berprofesi di bidang kesehatan di laman tumblr ini juga bisa memberi saran/edukasi dengan reply. Agar kita-kita yang mungkin masih semangat-semangatnya mengejar mimpi, tidak lupa menjaga diri, menjaga kesehatan badan, pikiran, dan hati <3

[abintanj]

Hidupku lebih berharga daripada rasa takut!! Aku ingin hidup dengan tanpa tapi!

Menjalani hidup baru sekali ini, semua hal yang dilalui serba pertama kali. Bahkan ketika mendewasa, ya ini juga pertama kalinya menjadi dewasa. Sementara waktu terus berjalan dan mungkin sebagian besar dari kita merasa tidak ada pengulangan, tidak boleh buang waktu, nanti kesempatannya hilang. Hal yang membuat kita menjadi cemas jika di waktu-waktu tertentu yang berdasarkan ukuran orang-orang, kita belum sampai.

Belum wisuda, belum menikah, belum memiliki anak, belum memiliki rumah, belum memiliki pekerjaan, dan aneka parameter lain yang dinilai berdasarkan "kapan" nya. Seolah jika tidak sesuai dengan waktunya, maka kita termasuk orang yang gagal. Kita mungkin berusaha sekali untuk mencapai target waktu itu, dari alam bawah sadar kita. Meskipun berulang kali kita "nge-puk-puk" diri sendiri, "Nggak apa-apa." Bekerja keras hingga tak kenal waktu. Bersahabat baik dengan obat-obatan asam lambung, maag, antidepresan, dan lain-lain. Kita sangat bersemangat untuk hidup. Semangat yang membuat kita sering mengabaikan alarm diri; badan, pikiran, dan hati. Bahkan mungkin jadi lupa buat menikmati hasil dari usaha-usaha kita selama ini, menumpuknya, menahannya, dan akhirnya ia dipaksa keluar untuk hal-hal yang tak kita duga. Seperti sakit, kendaraan rusak, kehilangan sesuatu, dan lain-lain. Kita merasa sedih atas hal-hal yang seperti itu.

Bahkan karena begitu semangatnya untuk hidup, kita berubah menjadi terlalu mencintai dunia dan takut mati. Kita lupa mempersiapkan diri buat kematian karena sibuk hal lain.

Apakah seperti ini hidup yang diinginkan? (c)kurniawangunadi

[abintanj]

💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜

Jika sudah waktunya, hujan pun akan turun. Jika sudah masanya, bunga pun akan mekar dan wangi.

Begitulah takdir Tuhan, doa-doa kita di masa lampau akhirnya dikabulkan begitu sudah waktunya.

Bukankah ada banyak hal yang diberikan sebelum kita siap menerimanya, hingga akhirnya berantakan dan hanya menjadi pelajaran.

Sengaja dikabulkan dengan cepat hanya untuk pelajaran. Sabar, jangan terburu-buru menagih doa, ya.

@jndmmsyhd

[abintanj]

Proses Pernikahan, dan Pernak-Pernik Didalamnya

Ketika sedang menjalani proses taaruf dengan suami, Umi berkali-kali ingatkan.

Banyakin tilawah, banyakin istighfar, kamu gak akan tau kedepan ada hal-hal yang terjadi di luar dugaan. Jangan terlalu membulatkan keyakinan pada pilihan yang kita ambil, tetap serahin ke Allah apapun hasilnya. Masa-masa seperti ini harus deketin diri banget ke Allah.

Dan setelah membaca CV, mengobrol dengan suami lewat zoom karena tidak bisa pulang ke Indo, Umi kembali mengingatkan.

Menikah itu bukan karena berlandaskan pada deret prestasi pendidikan yang dimiliki. Bukan karena prestisiusnya pekerjaan. Umi memberikan restu melanjutkan karena melihat sepak terjangnya bareng Quran dan komitmen dia dalam berbakti kepada ibunya, juga karena dia tetap mengikuti pembinaan.

Jangan sampai menyandarkan pilihan dalam pernikahan pada urusan dunia. Kamu harus luruskan niat terus agar menikah karena kebaikan agama yang dia punya.

Saat itu aku hanya anggukan kepala dengarkan nasihat Umi. Tapi sekarang, ketika menemani teman-teman menjalani proses pernikahan mereka, maka nasihat Umi yang dikeluarkan.

Begitu banyak drama dan ujian hati dalam menempuh upaya menyatukan dua keluarga dan menyatukan dua kepala. Disatu sisi harus serius menjalaninya, di sisi lain harus memasrahkan apapun hasilnya dan siap dengan ketetapan takdir melanjutkan atau menyudahi.

Apapun hasil dari proses pernikahan yang sedang ditempuh, kita tetap sangat butuh Allah dalam setiap langkahnya. Maka mendekat pada Allah ketika menjalani proses pernikahan adalah resep jitu yang dengannya kita banyak temukan solusi dari ragam ujian yang datang.

Mendekat pada Allah tidak secara otomatis menghilangkan semua ujian, tapi mendekat pada Allah membuat kita tangguh menjalani ujian di hadapan.

Syawal dengan keramaian undangan dari kawan-kawan, bukanlah jadi perkara yang menggoyahkan keyakinan bahwa Allah akan sandingkan kita dengan pasangan yang ia mencintai Allah dan Allah amat mencintaiNya.

There must be, just wait

[abintanj]

Jodoh oh jodoh dimanakah engkau?? Aku masih ingin memperbaiki diri untuk bertemu denganmu.. Namun aku juga penasaran denganmu.. Siapakah engau gerangan, cukupkah aku untukmu? Bagaimana kita akan bertemu? Semoga Allah selalu melindungi dan memudahkan setiap urusanmu wahai jodohku..

Jika jodohku masih lama, mohon tentramkan hatiku juga kedua orang tuaku ya Robb.. Jauhkan dari segala kekhawatiran. Sebab Engkau Yang Maha Mengetahui hal yang tidak kami ketahui.

[abintanj]

Sudah tidak tertarik dengan pencapaian dunia. Mati rasa ketika teman persebayaan mencapai ini-itu. Pintaku hanya satu; yaAllah, berikanlah aku ketentraman hati dan kecintaan untuk melakukan ibadah wajib ataupun sunnah.

Karena kehilangan yang paling membuat rapuh adalah ketika nikmat ibadah telah tercabut.