Tumgik
abovelamars · 3 years
Text
Hari ini bukan tanggal dua, tapi suratku datang hari ini, tidak apa-apa, ya?
Halo, sayang. Hari ini aku sepertinya punya banyak tenaga. Heran sendiri sebab sejak pagi sudah menyibukkan diri. Pukul tujuh sudah pergi keluar untuk beli sayuran, lanjut coba memasak yang ternyata memakan waktu berjam-jam, menyapu, duduk di hadapan layar dan baru sekarang kembali rebahan. Otak-atik gawai yang berujung di sini, baca surat yang sudah-sudah, lalu rindu dibuatnya.
Entah rindu yang mana, tulis yang manis untuk kamu atau rindu kamu yang manis.
Sayang, dua bulan terakhir pada tahun ini sepertinya berat, ya? Aku minta maaf beberapa kali salah sangka karenanya, lalu marah dan yang ada malah tambah beban di kepala.
Sebelas hari lagi, tahun sudah berganti. Aku mau ucap terima kasih yang amat banyak, kalau kata kamu, infinity. Iya, mau ucap terima kasih tak terhingga, lebih banyak terima kasih untuk kamu, tapi yang pertama untuk kita dahulu, ya? Hehehe.
Terima kasih, sayang, karena sudah lewati satu tahun ini bersama. Terima kasih atas segala rasa yang dihadirkan, satu tahun ini buat aku banyak belajar. Lebih mengenal dan memahami keadaan, mengenal kamu dan memahami kita. Cerita yang indah, juga beberapa kali gundah dan yang buat duka, aku masih mensyukurinya. Kalau disebutkan satu per satu sepertinya suratku jadi satu jilid buku, ya?
Sayang, sampai sini aku tersedak. Terkejut sebab tiba-tiba turun air mata tanpa diminta. Selalu ya, kalau begini berubah jadi aku yang cengeng.
Sayang, tolong ucap terima kasih untuk diri kamu sendiri sebelum lanjut membaca.
Terima kasih ya, sudah jadi yang paling kuat selama ini. Terima kasih karena selalu sabar, dan belum menyerah sampai saat ini. Terima kasih karena sudah tanggung segala beban yang berat, segala yang buat sedih pula marah.
Terima kasih karena kamu sudah ada di dunia ini. Terima kasih karena sudah berbagi kebahagiaan dengan orang sekelilingmu. Terima kasih atas segala bantuan yang tidak pernah berhenti kamu berikan kepada orang lain. Terima kasih sayang, sudah jadi mulia untuk banyak orang.
Atas segala kerja keras dan keringat yang sudah dilakukan, terima kasih sekali lagi, ya. Semoga segala yang dilakukan adalah ikhlas. Segala sabarmu diganti secepatnya dengan yang indah dan bahagia.
Aku yakin kerja kerasmu tidak akan berbuah kecewa. Bertahan, ya?
⚠️ PENGINGAT ⚠️
Meskipun aku bilang seperti yang di atas, menjadi kuat bukan jadi kewajibanmu. Yang wajib itu salat, oke?
Kamu punya aku untuk berbagi, apapun itu. Sedih, marah, dan sejenisnya sangat diperbolehkan untuk dicurahkan. Aku ini samsakmu, sayang, meskipun bukan dalam arti sesungguhnya. KDRT KALAU KAMU TINJU-TINJU AKU.
Memendam yang seharusnya dikeluarkan bukan sesuatu yang baik. Jangan terlalu sering ya, sayang? Baca lagi nomor dua.
Dahulukan diri kamu sendiri. Ini yang paling penting. Kebahagiaan kamu itu di atas segalanya. Jadi, lebih menghargai diri sendiri dengan memposisikannya di paling depan, ya.
Banyak orang yang juga punya rasa syukur sepertiku terhadapmu. Banyak orang yang bahagianya sama sepertiku karenamu. Banyak orang yang sama bangganya melihatmu berjuang sejauh ini. Terima kasih sekali lagi.
Sayang, banggaku terhadap kamu itu infinity, lho. Terlalu banyak dan besar sampai tidak sanggup dihitung. Melihatmu tumbuh dan berkembang sangat buatku bahagia. Kagum dan takjub sebab tahu kamu berhasil di setiap harinya.
Terima kasih banyak, sayang. Terima kasih telah menjadi sosok yang sangat hebat. Jangan pernah menyerah, ya, untuk diri kamu dan orang-orang di sekelilingmu. Jangan lupa, sebab banyak cinta mereka yang menyertai. Semoga semua itu buat kamu merasa cukup atas apa yang sudah diberi.
Terima kasih infinity (♾) untuk Sauki.
Aku sayang kamu.
0 notes
abovelamars · 3 years
Text
Dua pada hari ini pun masih sama.
Dua yang sekian kali tidak ada yang berubah. Dua yang kesekian kali selalu terasa indah.
Bahkan sampai nanti, prediksiku untuk dua yang selanjutnya masih akan terasa hangat. Terima kasih, sayang, sudah beri warna untuk dua-ku sejak kala itu. Meskipun pada hari-hari selainnya juga banyak warna yang hadir, namun pada dua selalu terasa lebih bermakna.
Sayang, tolong terima maafku sekali lagi, ya? Untuk kurangnya aku dalam menghargai waktu juga kamu. Banyak yang habis dengan api-api, terkadang kesibukan yang hadirnya tidak berhenti. Untuk setan kecilku yang tiba-tiba datang, mengganggu aku dengan kecemasan juga tuduhan tak berdasar. Untuk yang dipaksa redam serta inginnya berbesar hati, malah meluap sebabkan kita yang dilukai.
Sayang, berbicara soal waktu, inginku selalu dapat mengendalikannya. Sejenak dihentikan untuk rampungkan segala urusan, yang selanjutnya dihabiskan berdua hingga selamanya. Sayang, waktu berlalu begitu cepat, ya? Baru kemarin rasanya berkenalan, hingga sekarang sudah empat belas bulan bersama. Terima kasih atas tawaran yang diberikan untuk terus berasamamu. Aku selalu mensyukuri itu pada setiap waktuku. Bersujud meminta banyak waktu untuk kita, banyak waktu yang nantinya dihabiskan berdua.
Harapku kali ini, semoga segala yang dilalui kemarin mengajarkan kita banyak hal. Dapat diambil sebagai pelajaran agar dapat mendewasakan. Semoga selalu dicukupkan waktu untuk kita, untuk menyelesaikan urusan masing-masing lalu dapat kembali berada dalam dekapan satu sama lain.
Terima kasih telah menjadi teman perjalanan yang menyenangkan. Semoga kita terus berada dalam satu tujuan.
Aku sayang kamu, Sauki.
0 notes
abovelamars · 3 years
Text
Selamat Datang Kembali, Dua.
Halo, sayang? Akhirnya baca lagi surat virtual yang aku buat untuk kamu, semoga tidak pernah bosan akan celotehku.
Tepat 21:16 aku mulai tulis ini. Seharusnya bisa lebih spesial kalau jemari yang torehkan tinta pena di atas kertas, berhubung sudah jam segini dan peralatan tidak memadai, jadi diketik dahulu ya. Surat tulisan langsung akan menyusul belakangan.
Masih belum menyangka bisa lewati waktu sama-sama hingga 365 hari lamanya. Heran selalu menghantui kenapa barang sehari rasa bosan tidak pernah hadir, malah rasa sayang yang terus bertambah entah didasari apa. Yang pasti semakin nyaman, semakin hangat, semakin mengerti dan mengenal akan keduanya.
“Padahal baru kemarin ya”. Betul memang baru kemarin dapat kesempatan untuk bertemu. Baru kemarin dihampiri melalui pesan langsung dengan perkenalan diri. Baru kemarin datang ke rumah bawa satu panci bubur kacang hijau. Baru kemarin tahu lebih suka makan sayur lodeh ketimbang makan spaghetti. Baru kemarin tahu tempe mendoan jadi favorit makanan ringan. Baru kemarin tahu kalau sedang marah terkadang jadi lucu. Baru kemarin bisa rayakan ulang tahun bersama. Baru kemarin tahu banyak hampa yang ada kalau tidak berdua. Dan masih banyak kemarin kemarin yang dilewati begitu cepat.
Ada jeda di sini, sebab kamu terbangun dan tugasku menemani. Sembari dengar daftar putar yang sudah diisi dengan lagu cinta. Sampai akhirnya harus ada air yang keluar dari pelupuk mata, merasa sangat bahagia mengingat esok sudah satu tahun kita bersama. Teringat sekilas tentang apa yang buat marah juga gundah, disusul dengan yang buat gemas dan ingin memeluk erat.
Sayang, sudah sering rasanya gambarkan rasa syukurku miliki kamu. Semakin bersyukur karena dibalik sedih-sedihku, Tuhan sisipi kamu di dalamnya, sebagai penguat, sebagai penenang sekaligus sebagai obat. Masih sama dan akan selalu sama, aku bersyukur garis cerita berjalan seperti ini, aku bersyukur bisa menjadi orang yang mengenalmu dengan baik, walau belum sepenuhnya, aku bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk bersama.
Semoga hadirku juga begitu untukmu, ya.
Terima kasih atas segala dedikasi yang ditujukan untukku. Aku sangat menghargai dan mengapresiasi semua yang telah dilakukan. Terima kasih atas segala yang sudah diusahakan untuk kita. Banyak waktu dan tenaga, pula apa-apa yang membuatku tertawa, aku berterima kasih atasnya.
Sekali lagi maaf atas kacauku yang terkadang hancurkan kamu. Atas api yang kamu paksa padam dalam satu jam, cemas dan banyak abu-abuku pada banyak hari lalu.
Semoga dilimpahkan serta dicukupkan waktu untuk kita berdua. Semoga dapat dirayakan pada beratus miliar dua selanjutnya bersama-sama. Semoga semesta ikut mengamini doaku malam ini. Semoga semesta bersukacita atas kita.
Semoga kesehatan, kebahagiaaan, waras dan tenang selalu berada pada dirimu. Jangan sungkan untuk bercerita, berkeluh kesah maupun marah-marah, sebab aku bak payungmu yang selalu siap sedia.
Selamat datang kembali, dua, selamat merayakan kita dengan bahagia.
4 notes · View notes
abovelamars · 3 years
Text
Untuk Merayakan Dua, Kembali, pada 334 Hari
Kalau urusan tulis menulis kiranya betul memang Mas yang lebih mahir, Adek tiba-tiba selalu hilang kata tapi yang di kepala justru ramai-ramai ingin suara.
Selamat pagi, sayang. Adek minta maaf sebab semalam jadi hari kedua Adek melewatkan momen yang harusnya disambut berdua seperti biasanya. Tapi tentunya itu sama sekali tidak mengurangi satu rasa pun untuk Mas, Adek berani jamin, satu plus nol yang buanyak, persen. Kantuk-kantuk ini semalam ternyata menang. Ketuk yang ditunggu pada kelopak mata ternyata tidak datang, alhasil sisakan Adek yang larut dalam mimpi panjang.
Mas, terima kasih telah menjadi rumah yang sangat nyaman bagi Adek selama 334 hari. Meski, kalau dilakukan kilas balik secara singkat, ada beberapa tangis dan yang sedih-sedih, namun bahagia dan gelak tawa tetap menjadi juara. Adek sangat bersyukur atas segala yang masih dapat dilewati berdua, masih belum menyangka dapat jalani 334 hari bersama.
Jeda dulu, ya. Tiga bait saja air mata sudah hadir. Entah kenapa kalau tulis begini selalu dia yang menemani. Amat bahagia ternyata rasanya begini Mas, yang paling mendominasi adalah keinginan kuasa atas dekap yang erat. Jarak sialan, semoga kelak punya waktu untuk memangkasnya.
Mas, kalau hari ini digenapkan menjadi 24 jam, ada 8016 jam (Adek cari di Google, kalau hitung sendiri belum sanggup) dalam 334 hari. Dipotong 1000, kira-kira, untuk jeda aktivitas yang dilakukan sendiri, berarti 7016 jam waktu yang sudah dihabiskan berdua. Kalau beli Indomie mie kocok Bandung, dapat tiga, tuh. Mayoritas waktu habis dengan yang lucu, sedang lainnya habis oleh kita yang abu-abu. Terima kasih, sayang, atas segala rasa yang sudah dihadirkan, tidak ada penyesalan untuk duka maupun suka yang dibagi bersama. Semoga cukup diambil pelajaran untuk hari yang akan datang.
Adek minta maaf untuk segala perbuatan dan ucapan yang dengan atau tanpa sengaja pernah melukai Mas. Adek minta maaf untuk banyak hari Mas yang Adek rusak sehingga tidak sempurna, sungguh kalau bisa mengatur waktu, yang diinginkan hanya Mas bahagia, yang Adek mau Mas dapat dirayakan oleh semesta.
Terima kasih telah menjadi penenang untuk risau dan kacauku. Terima kasih telah menjadi penguat untuk pusing dan rungsingku. Terima kasih telah menemani, kalau boleh berangan yang tinggi, semoga bisa sampai nanti, semoga kelak sampai membumi.
Selamat merayakan kembali dalam dua untuk hari jadi. Aku selalu sayang kamu, semoga kamu pun begitu.
Ditulis oleh Aqila untuk Sauki.
2 notes · View notes