Seketika bangun, melihat siapa yang datang. Ibu hamil dengan ketuban yang sudah rembes. "Belum ada kontraksi adekuat" kata mbak fadhil (bidan yang memeriksa ibunya). "Pembukaan 1 cm"
4 jam setelah itu, pembukaan sudah 8-9 cm. Secara teori berarti sebentar lagi bayinya lahir. Namun ternyata kepala bayinya masih tinggi, maka bersabar harus membersamai untuk menunggu jalan lahirnya 10 cm dan kepala turun di dasar panggul.
Aku liat umi sudah siap dengan dandanan beserta keluarga, sebab umi akan pergi ke acara pernikahan saudara. Ini pasti momen dilema, sebab jam sudah lebih dari waktu berangkat dan bayi belum juga lahir. Teringat saat diri ini masih kecil, sering aku menangis sebab tidak jadi pergi karena ada pasien bersalin. Saat itu aku ga paham tentang keadaan, yang aku tau ketika akan pergi ya harus terlaksana. Ternyata setelah aku dewasa barulah aku paham bahwa profesi ibu menjadi bidan memiliki konsekuensi, yaitu mengesampingkan keperluan pribadi.
YaAllah jadi rindu ibu :") maafkan anakmu ini, semoga Allah selalu menjaga ibu dan memberikan pahala dari setiap pengorbanan yang dahulu aku belum memahaminya.
"Mbak, ini saya ada acara ke luar kota, kalau ditinggal gapapa ya.. mbak bidannya insyaallah udah biasa nangani lahiran" sayup sayup aku dengar umi mencoba berpamitan dengan pasien. "Iya umi" kata pasiennya. "Insyaallah bergantung hanya pada Allah ya, Allah yang menolong"
Lagi - lagi merasa terharu dengan pasangan yang suaminya dengan sabar menunggu, dengan sabar memberikan dukungan, bahkan aku lihat air mata disana, suaminya menangis sebab betapa kepayahan si istri. Sebuah perjuangan untuk melahirkan buah hatinya.
Tepat pukul 07.52 seorang bayi laki - laki lahir ke dunia. "Alhamdulillah, yuk nangis yuk nak.. udah ditungguin nangisnya nih" begitu pula kedua orangtuanya ikut menangis. Merasa haru dengan hadiah indah dari Allah atas sebuah perjuangan.
Setelah memberikan kabar kepada umi, dilanjutkan dengan membersihkan serta pemantauan ibu dan bayi.
Saya ingat betul pesan umi "Bergantung hanya pada Allah ya mbak". Betul sekali, hanya pada Allah saja! Sebab makhluk-Nya punya keterbatasan, sebab makhluk-Nya pasti punya kesalahan, sebab makhluk-Nya pasti mengecewakan.
Akhir-akhir ini kami (aku dan suami) sering tertawa, penyebabnya ya kondisi kami sendiri.
Kami menertawakan kenyataan bahwa "Oh beneran ya jadi orangtua itu ga mudah, ada rasa capenya gitu selain manis-manisnya". Bukan, bukan mau ngeluh dan ga bersyukur. Tapi kalau boleh di bilang, validasi emosi lah ya. Haha
Ini semua berawal dari ritme tidur anak kami yang berubah. Dulu jam 20.00 teng dia mau tidur dan langsung tidur tanpa iklan. MasyaAllah setelah makin aktif, maunya maiiiin ajaa.. kalau lampu masih nyala, atau salah satu dari kami pegang HP. Dia akan sukarela mengawasi dan meminta kami menemaninya.
Mungkin capenya karena waktu "melakukan sesuatu yang disenangi" semisal memaksimalkan ibadah, menulis, ngonten atau sekedar scroll medsos berkurang ya. Padahal jam tidur kami juga tetap malam.
Dan salah dua yang menguatkan kami bertahan dan menjalaninya karena memerhatikan keikhlasan satu sama lain. Ada saatnya suami yang walau cape pulang kerja, tetep mau gendong sana sini.
Kalau aku pribadi, melihatnya ikhlas melakukan itu semua sering kali membuatku malu dan berusaha menata hati kembali dan menjalaninya sebaik mungkin.
Hal lainnya yang menguatkan kami adalah kesadaran bahwa semua yang dijalani saat ini tak akan berlangsung sama. Anak kami akan tumbuh dan memiliki dunianya sendiri, atas seizin Allah.
"Nanti kalau udah kuliah, merantau kangen. Maunya di suruh pulang, di repotin." Celetuk suami.
Lelaki yang padanya aku ingin menghantarkan banyak terima kasih..
Atas kesediannya menemani masa-masa kehamilan yang beraneka rasa. Masa awal yang begitu sensitif saat mencium bau terutama bumbu dapur hingga beberapa waktu dapur tak mengepul. Atau hampir setiap pagi merasakan mual dan muntah hingga tak jarang kamu yang harus membersihkan.
Atas kesediannya menerima gejolak emosi yang kadang sulit diartikan. Tiba-tiba begitu mudah sedih atau marah tapi kesediaanmu untuk menerima emosi tersebut membuatku tak berhenti untuk berusaha mengelola semuanya. Memperbaiki komunikasi saat ada hal-hal yang diinginkan atau menerima pelukan atau ruang untuk berbagi perasaan.
Atas kesediannya untuk banyak bersabar menemani proses kehamilan yang sangat memerlukan dukungan. Berusaha menemani setiap pemeriksaan, olahraga, makan, bahkan saat istirahat yang perlu posisi menghadap kiri untuk mempermudah aliran oksigen bagi janin.
Terimakasih lagi...
Untuk tak pernah bosan belajar dan bertumbuh bersama. Mencari tahu apa-apa yang terbaik untuk diupayakan demi kebaikan ibu dan janin. Tak pernah menolak saat perlu dipijat, bahkan hingga mencoba melakukan pijat perineum ataupun oksitosin. Aku sangat mengapresiasi akan hal ini, sebab kutahu tak semua orang mau melakukannya.
Untuk tak henti mengingatkan agar proses kehamilan ini adalah jalan menjemput pahala. Senantiasa bersabar, berhusnudzon dan berdoa selama proses agar Allah menguatkan lagi memudahkan.
Dan tentu tak akan pernah kulupakan upayamu menemani hampir 3x24 masa-masa luar biasa menuju kelahiran. Aku yang kepayahan dan hampir putus asa selalu kamu kuatkan. Entah berapa kali aku memuntahkan makanan, minta dipijat karena rasa yang luar biasa saat kontraksi datang. Pagi-siang-malam semua menjadi satu tak kenal waktu. Hingga saat itu tiba, kamu ada disampingku, menemaniku melewati proses lahiran normal ditemani tiga bidan. MasyaAllah..
Hingga aku dibuat terharu saat adzan dan iqomah itu kau lantunkan untuk anak kita.
Ini nak, ini ayahmu yang luar biasa. Laki-laki yang padanya ibu tak mungkin bisa berhenti mengucapkan terima kasih. Kamu bisa belajar banyak padanya nak perihal cinta. Sebab ia tak hanya mengungkapkan semua dengan kata tapi dengan pengorbanan yang nyata.
Dan dari mana saja kamu (keluar), maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu (sekalian) berada, maka palingkanlah wajahmu ke arahnya, agar tidak ada hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali orang-orang yang zalim diantara mereka. Maka janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku (saja). Dan agar Ku-sempurnakan nikmat-Ku atasmu, dan supaya kamu mendapat petunjuk.
Kata Syed Qutb Rahimahullah, dalam Tafsir Fizilalil Quran, surah Al-A’raf, ayat 26: ‘Pakaian Taqwa menutup aurat hati manusia’
.
Hati juga ada aurat? macam mana nak tutup aurat hati?
.
Aurat hati ditutup dengan pakaian Taqwa. Apa itu Taqwa?
.
Suatu ketika Umar Al-Khattab pernah bertanya kepada Ubai bin Ka’ab:
.
Umar Al-Khattab :
Apa itu Taqwa?
.
Ubai bin Ka’ab : Pernahkah kamu melalui jalan yang berduri?
.
Umar Al-Khattab :
Pernah.
.
Ubai bin Ka’ab :
Apa yang kamu lakukan?
.
Umar Al-Khattab :
Saya melaluinya dengan penuh hati-hati.
.
Ubai bin Ka’ab :
Itulah Taqwa.
.
Taqwa itu merasai pengawasan Allah. Merasai dirinya dilihat Allah. Perasaan ini akan menjadikan manusia itu sentiasa berhati-hati dalam setiap perbuatannya.
.
Dia akan sentiasa memelihara hatinya dari maksiat, sentiasa memeliharanya matanya dari maksiat, sentiasa memelihara otaknya dari maksiat, sentiasa memelihara lidahnya dari maksiat. sentiasa memelihara seluruh kehidupannya dari maksiat.
.
Dia akan sentiasa berfikir, adakah perbuatannya itu disukai Allah, di redhai Allah, atau sebaliknya.
.
Orang yang memakai pakaian Taqwa, akan rasa malu pada Allah, akan rasa takut pada Allah. Dia akan rasa malu dan takut nak buat dosa.
.
Ya Allah, pilihlah kami untuk memakai pakaian yang terlalu istimewa ini. Jadikan ‘pakaian Taqwa’ ini terlalu cantik dan indah untuk menutupi aurat hati kami. Aamiin.
.
Semoga Allah memelihara kita dalam mencari keredhaanNya. Wallahu Ta'ala a'lam.
.
#abuhanifah #alhamdulillah #dakwahituseni #harinidahingatmati #muhasabah #muhasabahdiri #muhasabahbersama #ikutcarakita #kebaikan #peringatan #peringatanbersama #kallafah #abbasyislamicdesign #cahayaislam #fatehteam #pesanpadahati #thedaiegraphy #dunia #akhirat #taqwa #hati
Have you ever experienced that moment of crying so much because you missed the feeling of making sujood to Allah?
Have you ever experienced that moment when you raise your hands for takbeerat and your tears just come running down just because you feel something inside you feels so much ease?
Have you ever experienced being so lost that you almost lost hope but with one salah standing in salah, you’ve been recharged with imaan like never before?
Have you ever missed praying and calling upon Allah that reading this makes you sob and cry already?
Oh slave of Allah, this is your imaan telling you to come back to Allah.
Indeed, it just takes one heartbeat to remember Allah.
So what are you waiting for?
Go Pray.
______
Have you ever wondered how the Sahabah felt when they testified the Shahada the first time in their lives? How they’ve finally found true guidance after years of misguidance?
Every day we are called back with every Adhan, when will we answer?
Come back. Pray again.
Allah awaits for you.
2K notes ·
View notes
Statistics
We looked inside some of the posts by
bangkitdarilena
and here's what we found interesting.
Average Info
Notes Per Post
46K
Likes Per Post
24K
Reblog Per Post
21K
Reply Per Post
29
Time Between Posts
4 months
Number of Posts By Type
Text
10
Photo
6
Video
1
Explore Tagged Posts
Fun Fact
The Tumblr app for Google Glass was released on May 16, 2013.