Text
JARAK AMAN
Hidup, kata John W. Gardner, ialah seni menggambar tanpa penghapus. Apapun yg kita jalani hari kemarin, tak akan bisa kita hapus, bila kemarin berjalan baik bagimu, ia akan mengesankan, bila sebaliknya, ia hanya akan melahirkan penyesalan. Tersebab demikian, rasanya penting bagi kita menjaga jarak aman, jarak yang melahirkan keseimbangan, berhenti pada titik cukup, tidak berlebihan.
Kata orang jawa, "Kesusu ngoyak opo, kesuwen nunggu opo?" (Terburu-buru, apa yang dikejar? Terlalu lama, nungguin apa?). Karena dasarnya ini adalah hidup kita, maka tidak ada yang paling mengerti apapun soal diri kita melainkan diri kita sendiri. Ada masanya orang lain jadi kaya lebih dulu, ada kalanya kita lulus lebih dulu, ada waktu orang lain bahagia lebih dulu, ada kalanya karir kita melonjak lebih dulu. Hal semacam itu pada akhirnya tidak akan kita risaukan secara berlebihan bila kita tau apa yang kita kejar, apa yang kita tunggu, dan seberapa besar jarak aman kita sehingga tidak membuat hidup kita tidak seimbang.
Kalau sedang berkendara, kita akan paham jarak aman akan membuat kita terhindar dari celaka. Memahami rambu akan menjadikan kita selamat.
Tapi ini bukan hanya soal berkendara.
578 notes
·
View notes
Text
Kau tahu mengapa sebagian orang kerap kali dengan mudahnya ingkar janji?
Karena mereka menaruh kepercayaan diri yang tinggi. Perihal hatimu yang "katanya" terlampau luas untuk selalu memaafkan mereka.
10.33 p.m || 31 Juli 2023
195 notes
·
View notes
Text
pray about it. your mood swings, your temper, your ego, your insecurities, your mindset, your self-love, your emotional state, your environment, your relationships, your lack of motivation, your lack of execution, your attraction to bad people. give God every piece of you and every vessel. pray about it all. power of prayer is indescribable.
12K notes
·
View notes
Text
Komunikasi.
“Laki-laki memang diciptakan nggak peka, mau apa-apa ya silakan diskusiin, nggak bisa laki-laki tuh sesuai keinginan perempuan, yang benar aja disalahin apalagi suruh nebak-nebak harus gimana, harus apa. Jadi bukan cuek dan nggak peka.
Sebenarnya kadang memang kita perempuannya kebangetan.
Sulit ngadepin masalah pake logika, maunya ngikutin apa praduga kita doang.
Udah dijelasin begini-begitu sampai benar banget tapi kita perempuannya masih ambekan.
Sampai datang rasa capeknya suami.
Suami kalau udah salah dikit, susah benarinnya. Pasti ngambeknya istri lebih parah, susah didandanin. Perkara jawaban suami yang terkesan jadi cuek sebenarnya jawaban dia udah nggak tahu lagi harus apa.
Karena dijelasin salah. Didiemin, suruh jawab dan diskusi.
Coba ingat-ingat aja, kadang perempuannya yang kufur nikmat. Sudah ia diberikan suami, sudahlah suami bertanggung jawab menafkahi, sudahlah dibantu suami, suami salah satu; kebaikannya ketutup semua.
Nggak ada semua yang mau istri, ada di suami semua.
Mana tahu nih ya, kita sebagai istri yang kurang introspeksi.”
Bercermin dari kisah Syuraih Al-Qadhi rahimahullah, ketika di malam pertama Syuraih melihat istrinya adalah wanita yang sangat cantik, kemudian Syuraih berwudu dan salat dua raka’at sebagai wujud rasa syukur kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Setelah Syuraih mengucapkan salam ternyata Syuraih dapati istrinya bermakmum di belakangnya.
Syuraih pun mendekatinya, ingin menyentuh dahi istrinya dan berdoa. Namun, istrinya mengatakan, “Tunggu sebentar.” kemudian dilanjutkan, “Aku minta maaf. Aku adalah wanita yang asing bagimu. Aku tidak mengetahui akhlakmu. Tolong jelaskan hal-hal yang kau sukai niscaya aku akan melakukannya dan jelaskan hal-hal yang tidak kau sukai niscaya aku akan meninggalkannya sehingga aku bisa menjaga dan menghargai dirimu.”
Syuraih pun menjelaskan hal-hal yang disukainya dan hal-hal yang tidak disukainya. Setelah itu, istrinya bertanya kembali, “Maaf, mengenai tetangga-tetanggamu. Siapa yang kau sukai mereka berkunjung kepadaku, yang aku bergaul dengan mereka dan yang kau tidak sukai?”
Istri bertanya pada suami, sebab istri adalah orang baru dan tidak mengetahui lingkungan suaminya. Syuraih pun menjelaskan, “Keluarga fulan adalah keluarga baik silakan kau bergaul dengan mereka, keluarga fulan jangan.”
Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya. Di sinilah, dalam berumah tangga perlu saling memahami, paham kewajiban-kewajiban seorang istri sebagai istri dan sebaliknya. Seorang istri pun perlu memahami tabiat suaminya.
Allah Subhanahu Wata’ala mengatakan, “Mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka.” (QS. Al-Baqarah: 187)
Pakaian jika tidak pas tidak enak, adakalanya dipermak. Seperti itulah pakaian, ketika seorang wanita melihat suaminya memiliki kebiasaan, “Aku ini tidak suka makan jengkol.” maka si istri jangan masak jengkol. Suami tahu istri masak jengkol bisa memicu keributan.
Dalam berumah tangga perlu kedewasaan, kesiapan dalam menerima kekurangan pasangan dan tidak menuntut kesempurnaan dalam bersikap, bertutur kata, tindak-tanduk, perhatian dan pelayanan dari pasangan.
Bercermin dari kisah Syuraih dan istrinya yaitu tentang keterbukaan dan lancar dalam berkomunikasi. Keduanya tidak menggunakan metode tebak-tebakan, tidak menggunakan prinsip, “Jika engkau benar-benar mencintaiku tentu engkau mengetahui apa keinginan kekasih hatimu.”, “Jika engkau benar-benar cinta, engkau pasti tahu di mana letak kesalahanmu.”, atau ungkapan lain yang semisal.
Syuraih dan istrinya memulai kehidupan berumah tangga dengan daftar hal-hal yang disukai dan sebaliknya. Syuraih menyampaikan secara detail hal-hal yang ingin didapatkan dari istrinya dan hal-hal yang tidak ingin dilakukan dan diperbuat oleh istrinya. Demikian juga sebaliknya. Daftar-daftar tersebut betul-betul mereka jadikan panduan teknis dalam mengarungi kehidupan berumah tangga. Inilah yang diperlukan, saling mempelajari dan memahami satu sama lain.
*kisah Syuraih dikutip dari penjabaran Ust. Aris Munandar حَفِظَهُ اللهُ dan Ust. Riza Basalamah حَفِظَهُ اللهُ
“Don’t assume your partner knows about everything you expect in a relationship. Let them know. A relationship should be based on communication, not on assumption.” – Turcois Ominek.
382 notes
·
View notes
Text

"Kalau memang bukan dan tidak ada takdir-Mu di dalamnya, semoga aku dimampukan untuk memulai langkah baru dengan hati yang lebih lapang. Sebab jika memang begitu, berarti aku sedang meniti jalan yang membawa aku kepada ketetapan-Mu. Aku sepenuh yakin, bahwa apa yang telah tertakar tak akan mungkin tertukar. Aku mohon tuntun aku, bagaimanapun akhirnya."
- repost @juliarpratiwi
160 notes
·
View notes
Text
Pada akhirnya, orang yang kita butuhkan bukanlah ia yang pandai berbicara di depan umum, bukanlah ia yang mahir berstrategi dalam berorganisasi, bukanlah ia yang memiliki capaian prestasi gemilang. Bukan. Tapi ia yang bisa menghargaimu, sesederhana apapun. Tapi ia yang bisa mendengarkanmu, tanpa judgement. Dia yang bisa mengayomi tanpa kamu merasa didominasi. Dia yang bisa mengarahkanmu tanpa kamu merasa ragu utk dibersamai. Iya, kan?
Berbicara di depan umum bisa dipelajari, namun mengerti cara untuk menghargai adalah bagian dari pribadi. Nanti, semoga kita dipertemukan, ya. Aku pun masih banyak belajar.
456 notes
·
View notes
Text
Jaminan Menjalin Hubungan di Umur Sedewasa Ini
Kalau kau sudah menerima banyak undangan nikah dari teman seangkatan, itu artinya kau sudah berada di umur yang harus memikirkan tujuan jelas dalam menjalin hubungan dengan seseorang.
Itulah mengapa, sebelum dimulainya hubungan, atau sebelum terlalu banyak kenangan yang diciptakan, banyak orang di umur dewasa ini butuh semacam 'jaminan'. Apakah hubungan ini akhirnya akan dibawa ke pelamaninan? Atau jangan jangan, hubungan ini hanyalah perjalanan senang-senang tanpa adanya tujuan?
Maka banyak orang, terutama perempuan, butuh sesuatu untuk dipegang; agar ketika memulai hubungan, ada harapan untuk lanjut ke jenjang pernikahan.
Maka 'jaminan tujuan hubungan' menjadi hal yang sangat penting bagi kaum perempuan. Tapi di sinilah letak permasalahannya. Bagi beberapa laki-laki, niat serius itu tidak harus diperlihatkan dengan janji. Karena laki-laki dewasa tau, bahwa akhir hubungan tidak mempertimbangkan keinginan, tapi lebih mendengarkan takdir yang telah ditentukan.
Jangankan berjanji untuk menikahi, berjanji untuk tetap bersama saja; tak ada yang bisa memastikannya. Maka membuat janji di awal agar tetap bersama hingga akhir; tidak lebih dari janji cinta anak remaja yang belum ditampar realita.
Dan betul saja, ada banyak orang yang di awal hubungan mendapatkan jaminan kata-kata manis, tapi hubungannya berakhir dengan begitu miris. Ada yang mendapat jaminan datang ke rumah lalu memikat hati orang tua, ada yang sudah sampai di tahap lamaran bersama keluarga, bahkan ada yang sudah sampai di tahap pertunangan yang disertai acara megah. Tapi pada akhirnya? Mahar yang didapat adalah perpisahan dan kekecewaan.
Di lain sisi, tidak sedikit laki-laki yang di awal hubungannya tidak menjanjikan apa-apa, dan si perempuan pun tidak menagih jaminan apa-apa. Tapi di pertengahan jalan, di suatu titik sang pria menyadari, bahwa perempuan yang bersamanya ini adalah perempuan yang tulus menemaninya. Perempuan yang bahkan tak pernah mendapat kepastian untuk tidak ditinggalkan. Perempuan yang tidak pernah meminta dijanjikan untuk dibawa ke pelaminan. Tapi tanpa pamrih dia tetap bersama walau dalam hati kecilnya sangat mengharapkan kebersamaan yang direstui Tuhan. Hingga sang pria terketuk hati nuraninya, lalu mendapatkan tekat yang genuine untuk memutuskan dengan teguh, bahwa perempuan yang bersamanya saat ini; akan ia jadikan sebagai perempuan terakhir yang ingin ia bahagiakan hingga akhir hayatnya.
Begitulah dua jenis hubungan yang banyak terjadi di sekitar saya. Maka menurut analisa saya. Penentuan akhir hubungan itu bukan hanya melihat sisi laki-laki. Peran perempuan juga sungguh berarti.
Jika laki-laki dinilai dari kesungguhannya, harusnya perempuan juga dinilai dari ketulusannya.
Jika perempuan menilai karakter laki-laki yang tidak mampu menjanjikan kesiapan untuk melangkah ke jenjang pernikahan. Laki-laki pun dapat menilai karakter perempuan yang hanya ingin menjalani hubungan dengan sebuah syarat dan perjanjian.
Tapi pada akhirnya. Ini hanyalah dua jenis hubungan yang sama sama punya peluang berhasil dan sama sama punya potensi gagal.
Ada banyak kok 'jaminan' di sebuah Bank yang berhasil dengan program KPRnya. Di mana pada akhirnya, jaminan itu berhasil ditebus dan dimiliki seutuhnya oleh si debitur. Tapi saya juga mau mengingatkan, bahwa tidak sedikit pula jaminan yang tidak mampu ditebus; hingga harus berakhir di pelelangan untuk menemukan pemilik baru.
Dan untuk siapapun yang datang padamu tanpa sebuah jaminan apa-apa, jangan terburu-buru menilai bahwa tak ada masa depan yang indah bersamanya. Bisa jadi ia sedang membangun tempat terbaiknya, tanpa memberitahumu proses yang sedang ia jalankan. Dan akan mengajakmu tinggal bersama ke tempat itu; ketika ia telah yakin bahwa tak ada lagi orang yang lebih pantas darimu untuk ia bahagiakan seumur hidupnya.
Sekian.😉
32 notes
·
View notes
Quote
Be with someone who makes your Mondays feel like Fridays.
Unknown (via thoughtkick)
793 notes
·
View notes
Text
Hancur
ketika kamu berpikir semuanya akan baik baik saja, tiba tiba semuanya yang kamu bangun dalam semalam hancur tak tersisa. Seolah sudah tidak baik baik saja kembali.
2 notes
·
View notes
Text
Semesta, Aku sayang laki-laki ini. Kagum tidak ada batasnya. Berlebihan; tapi nyata. Hari ini, apapun yang ada di pikirannya, siapapun yang ada di hatinya, dan kemana pun ia melangkah, restui ia. Aku mau ia bahagia dengan semestinya.
0 notes
Text
Aku ingin membuat pertemanan yang sesungguhnya. Yang dengan mereka aku bisa baik baik saja untuk membicaraka apapun. Yang ketika kami bertemu kembali aku seperti memiliki rumah yang lain untukku pulang selain keluargaku.
Aku ingin memiliki sahabat, yang bisa menerima aku seperti ada apanya aku. Aku ingin di terima oleh banyak orang seperti di film film yang aku tonton. Aku ingin membuat banyak persahabatan, tapi apa memang membuat persahabatan sesusah itu yak?
Apa yang sebenarnya harus kulakukan agar bisa membuat banyak persahabatan dengan orang orang yang benar benar menyayangiku apa adanya. Aku ingin menyandarkan kelelahan ini pada mereka, tapi untuk sementara waktu ini aku tidak bisa bersama dengan teman temanku.
Aku masih harus berdiri disini sendiri. dengan diriku sendiri kan?
Aku harus percaya pada diriku dulu baru aku bisa membuat pertemanan. Aku akan membuat diriku menjadi lebih baik dari sebelumnya ya.
Aku akan usahakan itu. Semangat Ai cans~
0 notes
Text
Aku Ingin Jatuh Cinta
Aku ingin jatuh cinta.
Aku terlalu ingin jatuh cinta pada sesorang yang bahagia dengan adanya aku, sosok manusia manja yang selalu bingung dan overthinking terhadap banyak pikiran orang di sekitarku, tapi pada akhirnya aku malah jatuh cinta pada seseorang yang menyakiti aku dan orang di sekitarku. Aku malah menjadikan cintanya sebagai alat kalau aku tidak perlu dicintai siapapun lagi sehingga menebas semua yang mencintaiku yang menjadi penghalang antara aku dan dia.
CIntaku pada dia ternyata tidak pernah bisa menjadi sesederhana yang bisa aku pikirkan.
Cintaku merepotkan orang orang di sekitarku.
Tuhan, kalau bisa, kalau memang cinta sederhana ku malah merepotkan orang lain, maka aku minta Engkau untuk mencabutnya. Aku hanya tidak ingin diriku terluka lagi dan orang orang di sekitarku terluka. Aku tidak ingin menerima perasaan cinta ini kalau aku malah akan menyakiti orang orang di sekitarku...
Aku lelah Tuhan. Tolong biarkan aku beristirahat dengan damai ya :)

0 notes
Text
Harapan dari Tempat Paling Jauh
Gadis itu berjalan menuju kegelapan yang ada di hadapannya-seolah sudah bersiap terhadap apa apa yang akan terjadi ke depannya. Tidak, Bahkan ia tidak bisa di sebut gadis. Ia hanyalah seorang perempuan biasa yang kini untuk berjalan saja ia sudah tak tahu harus kemana.
Rumah yang dulu ia tempati hancur tak bersisa, meninggalkan sebuah kenangan yang menyapu bersih semua memori bahagia miliknya. Ia tidak memiliki memori bahagia itu bahkan-mungkin bisa saja memori bahagia itu hanya semacam ilusi yang ia ciptakan sendiri karena pertahanannya terluka.
Tapi ilusi itu seperti nyata, meski berulangkali di hantam kenyataan bahwa harapan sekecil apapun takkan bisa mengembalikan semua yang sudah terjadi dan terucap dari dirinya.
Perempuan itu berdiri di jurang keputus asaan yang paling dalam yang pernah di lalui nya dalam hidup. Ia kira ia masih punya tempat berlindung seperti di emperan toko-tempat biasanya tunawisma diizinkan terlelap meski hanya semalam. Namun sayangnya, kali itu, kegelapan tak mengizinkan ia bahkan bersandar pada besi usang di pertokoan.
Ia di haruskan berjalan dengan kaki yang masih penuh dengan peluh nan terluka, berbaret baret luka yang mengucurkan darah. Meski terasa sakit ia terpaksa harus berjalan meski tertatih hingga akhirnya ia menemukan ujung dari semua perjalanan panjang dan melelahkan itu.
Ada jurang di hadapannya terbentang luas dengan hamparan rumput hijau nan memadai. Ia tersenyum senang.
Setidaknya apabila ia mati, itu di tempat menyenangkan seperti ini. Meski mungkin itu salah satu harapan yang berasal dari tempat yang tidak seharusnya ia gapai.
Tangerang,
21 Mei 2022
Ai
0 notes
Photo

Makan malam yang menyenangkan, rasanya senang aku bisa berada di antara kalian. Kalian menganggapku ada dengan semua potensi dan juga kekurangan yang aku miliki. Aku menyukainya.
Aku bahagia. Terimakasih sudah memberikan kenangan indah lainnya di bawah hujan yang bisa menjadi pengingat kenangan manisku selama akau bekerja disini. Terimakasih banyak atas kebaikan hati kalian semua karena sudah mau menerima aku yang terlalu banyak kekurangan dan mungkin secara tidak sengaja malah membuat luka di hati kalian.
Terima Kasih juga maaf ya teman teman. Aku akan menyimpannya dengan baik di hati bagian terdalam ku.
I love you Ka Lulu,
I Love You Ira,
I Love You Ka Shienny,
I Love You Ka Depia~~
dan untuk anak laki laki lainnya juga makasih yakk wkwk I Love you all hehehe
0 notes
Text
#SelfDevelopment 5 : How to Deal With Problems

Problem
Setiap orang pasti punya yang namanya masalah, bahkan dari sudut pandang agama Islam, dalam Q.S. Al-Ankabut : 2, Allah sampaikan :
“Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, “Kami telah beriman,” dan mereka tidak diuji?”
Maka dapat dikatakan bahwa masalah adalah ‘teman hidup’ kita, ia akan terus ada, akan terus bersama, hadir dari waktu ke waktu, bentuk ke bentuk lainnya. Tidak ada seorang yang hidup tanpa diberikan masalah. Sebab, Allah jelaskan pada ayat selanjutnya, Q.S. Al-Ankabut : 3
“Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta.”
Atau dalam ayat lain, yang menerangkan salah satu esensi adanya masalah hidup, dalam Q.S. Al-Mulk : 2
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”
Jadi dari dua ayat diatas kita dapati kesimpulan bahwa, alasan Allah memberikan ujian kepada manusia adalah untuk :
Untuk menyeleksi benar atau dusta seorang hamba.
Memberi kesempatan menujukkan sebaik-baik amal.
Ketika kita sudah memahami konsep diatas, bahwa adanya masalah adalah sebuah keniscayaan, lantas…
Bagaimana kita akan menghadapinya?
Yap, pertanyaan itu penting, sebab yang membedakan setiap orang yang diberikan masalah atau ujian adalah dari bagaimana cara mereka dalam menghadapinya.
Saya coba beri tips, semoga bermanfaat!

Pertama, adalah dengan menerimanya. Kita perlu mensyukuri kehadirannya. Berlapang dada dan tersenyum karenanya. Sebab ini bentuk 'cinta’ dan 'kepedulian’ dari-Nya.
Nggak masuk logika? Ya begitulah cinta dan kasih dari Yang Maha Penyayang. Logika manusia akan sangat kepayahan dalam menafsiri setiap bentuknya.
Cukup meyakininya bahwa dalam kehadirannya selalu menyimpan sesuatu yang akan indah dan istimewa pada waktunya.

Kedua, analisa dan belajar.
Setelah kamu berdamai dengannya, maka akan memudahkanmu dalam mengenalinya, pertanyaan yang bernada evaluasi seperti“Kenapa ya aku yang dikasih ini dan bukan orang lain saja?” menjadi penting. Sebab darinya akan kamu dapati, betapa beruntungnya kamu.
Terus coba mengenalinya sedalam dan sebaik mungkin. Sebab dengan mengenalinya setidaknya kamu sudah menyelesaikan setengah darinya.

Ketiga, take them with you atau bisa diintepretasi sebagai jadikan dia sebagai teman belajarmu, ajak dia, biarkan dia membersamaimu, menjadi teman yang memberikan kebijaksanaan dalam mengambil keputusan, sikap, dan tindakan yang akan kamu ambil, yang nantinya akan berdampak untuk tidak hanya hari ini saja, tapi juga besok dan seterusnya.

Keempat, sembari mengenali, berjalan perlahan coba sedikit demi sedikit kamu pecahkan, kamu coba selesaikan itu, memang tidak mudah, harus ada usaha yang tidak kenal lelah. Itu membutuhkan dorongan semangat, yakin akan kemampuan diri dan sesuatu indah di akhir nanti.
Jika tidak bisa menggunakan satu cara, pakai cara lain, dst. Sampai batu yang besar itu perlahan menipis, terbelah kemudian hancur dan disaat itulah kamu sadari bahwa kamu menjadi pribadi yang semakin kuat, kekar, tahan banting atas semua tempaan selama ini, dari kado yang Allah kasih ke kamu, bukan orang lain.
Maka, jangan menyerah di tengah jalan, tidak ada usaha yang sia-sia. Semua usaha, yang dilengkapi dengan tawakal pada-Nya, selalu akan menhadirkan sesuatu yang indah pada akhirnya. Yakinlah.
Semangat, siapapun kalian yang hari ini seddang diberi kado indah itu dari-Nya! (งˆ▽ˆ)ง
All pics : @alexmaesej
266 notes
·
View notes
Text
Semoga suatu hari nanti kamu dikasih teman hidup; seseorang yang hatinya, perkataan dan sikapnya ke kamu sangat teramat penuh baik.
Sampai saking baiknya setiap hari kamu selalu dibuat takjub dan mempertanyakan;
"Ya Allah, kenapa seseorang ini luar biasa baik banget ke aku."
"Ya Allah, ternyata aku yang begini adanya bisa menjadi kecukupan ya bagi seseorang."
"Ya Allah, kok bisa ya aku dengan sejuta kurangku bisa diterima dan sangat berharga baginya."
Suatu hari nanti, kamu akan mempertanyakan itu semua. Sembari diiringi rasa syukur yang tak putus karena sudah sabar dan bertahan melalui segala hal yang tidak menyenangkan di masa kini dan masa lalu.
Kotak masuk, 12 April 2022 12.35
595 notes
·
View notes