"My ideas usually come not at my desk writing but in the midst of living." –Anais Nin | Part of @suatuharitentang
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
yang menyedihkan adalah; kita yang sementara, seringkali terjebak dalam ilusi bahwa dunia ini selamanya.
5 notes
·
View notes
Text
kalo kita baik sama orang, orang lain emang belum tentu baik sama kita. tapi kalo baiknya kita adalah karena Allaah—kita gak akan peduli apakah orang lain akan baik atau engga ke kita—karena yang kita pedulikan adalah keridhoan Allaah beserta janji-Nya bahwa segala kebaikan yang kita lakukan pasti akan kembali ke diri kita; entah itu di dunia maupun sebagai bekal (nanti) di akhirat.
29 notes
·
View notes
Text
someone who returns ten years later | 10년 후 돌아오는 사람
"오랜만이야" that kind of thought suddenly popped up. 그런 생각이 문득 떠올랐다. even before our voices met, 우리의 목소리가 만나기도 전에, I already knew it was a forbidden word. 나는 그것이 금단의 말이라는 것을 이미 알고 있었다. the warm-spring season passes me. 따뜻한 봄이 나를 스쳐 지나간다. that wind blows again. 그 바람이 다시 분다.
©colorious | 2024
1 note
·
View note
Text
I can’t stop thinking about Ramadān. It feels like a warm hug, like coming home after a long, rainy day. but now, I find myself outside again.
199 notes
·
View notes
Text
ramadān needs to be extended :(. the world feels like a better place.
167 notes
·
View notes
Text

• lettertomyself •
mindset untuk melakukan yang terbaik dan lebih baik (bukan sekadarnya) setiap harinya ternyata bisa membawa diri kita pada "kejutan-kejutan" hidup yang tidak pernah kita sangka. bentuk kejutan yang biasa tetapi bisa membuat kita merasa spesial karena tersisip perhatian-Nya. 🥹 ternyata tugas kita ya tinggal gerak saja. :')
melepaskan diri dari tabir angan yang tak tahu cara menginjak tanah. keluar dari labirin isi kepala yang berputar tak tentu arah. berusaha menghidupi waktu saat ini; sampai tak menyadari bahwa diri telah berpijak melampaui segala yang selama ini kita tengadah. 🖤
©colorious | 25.1.28
87 notes
·
View notes
Text
dipertanyakan
memohon kepada Allaah bimbingan dan kemantapan hati terhadap segala keputusan yang telah kita pilih (bagi diri sendiri) itu perlu. sebab akan selalu ada orang-orang yang tidak sepenuh hatinya menghargai pilihan kita. mereka hanya baru bisa "menghargai" setelah "mempertanyakan" pilihan yang sudah jelas-jelas kita putuskan. pertanyaan yang tidak diminta; sekadar memberi makan ego untuk menyudutkan. bagi mereka, pilihan kita itu adalah pilihan yang keliru padahal telah melalui serangkaian jatuh bangun yang tidak mereka tahu.
"kenapa gak ...... aja?" "kenapa gak coba ...... dulu?" "kenapa gak gitu dan gini?"
dan masih banyak bentuk kenapa lainnya. memaksakan persepsi hidup yang mereka yakini terhadap hidup yang tidak mereka jalani.
semoga Allaah senantiasa meneguhkan hati dan menguatkan langkah kita menuju apa yang kita pilih dan dipilihkan-Nya.
©colorious | 25.1.16
21 notes
·
View notes
Text
Tidak ada keadaan yang lebih menenangkan dibanding ketika imanmu kepada Allah sedang hebat-hebatnya dan tawakalmu kepadaNya sedang kuat-kuatnya dan tidak ada keadaan yang lebih menggelisahkan dibanding saat imanmu kepada Allah sedang payah-payahnya dan tawakalmu kepadaNya sedang lemah-lemahnya.
(Mereka berdoa) "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi." (QS. Ali Imran: 8)
©Fajar Sidiq Bahari (@fajarsbahh)
203 notes
·
View notes
Text
Hari ini nemu quotes yang maknanya dalem banget huhuhu.
Man tsabata nabata. Barangsiapa yang konsisten, dia yang akan tumbuh.
Terus aku jadi inget nasihat dari salah seorang kakak tingkat di organisasi jaman kuliah dulu, waktu lagi curhat soal insecure di fase quarter life crisis, terus dia bilang gini.
We don't need to be other, just keep on something that you like, consistent, persistent, and we will get the goals.
Sampai sekarang kalimat itu jadi afirmasi buat diri sendiri.
2025 lebih bertumbuh, berdaya, dan bermakna lagi, yuk?
Bandung, 26 Desember 2024
@monicasyarah
185 notes
·
View notes
Text
dimampukan
di akhir tahun lalu saya belajar tentang meredefinisi makna mampu. bahwa fokus me-mampu-kan diri tanpa meminta kepada Allaah untuk dimampukan hanya akan membuat kita "tersesat" di tujuan. definisi mampu yang sebenarnya tidak berasal dari wilayah tangan kita semata melainkan lebih besar campur tangan-Nya.
banyak kita temui orang yang secara matematika manusia sudah lebih dari cukup; tetapi kalau Allaah belum memampukannya ya gak akan "kemana-mana". sebaliknya, banyak yang kita temui tak masuk logika, standar, dan kriteria manusia tetapi Allaah justru menjadikannya sampai; karena Allah telah memampukannya.
banyak yang minta kepada Allaah untuk dimudahkan jalannya ke tujuan tapi lupa minta untuk dimampukan menghadapi seluruh prosesnya. sementara, gak selamanya jalan yang mudah berarti kemudahan(Nya). gak selamanya juga jalan yang mudah itu benar membawa kita ke tujuan. seluruh proses yang akan dihadapi pun gak menjanjikan jalan yang mudah. kemungkinan muncul turbulansi tiba-tiba itu sangat besar sedangkan jiwa kita ini gak selalu dalam keadaan siap siaga.
sebagian dari kita pun memilih mundur dan putar balik; berbesar hati mengulang dan memperbaiki semua dari awal. sebagian yang lain terperangkap; terlalu pongah untuk mundur tapi juga terlalu pengecut untuk melanjutkan. sebagian lainnya mungkin berhasil sampai (tujuan), sayangnya dalam kondisi "tersesat". merasa sudah usai padahal masih berputar dan terjebak dalam pusaran kehampaan.
selagi bisa, maka banyak-banyak lah meminta kepada Allaah untuk dimampukan, tentang apapun, dalam hal apapun yang sedang dijalani dan dihadapi. ringan atau berat, mudah maupun sulit. kita tidak akan mampu kecuali Allaah yang memampukan. termasuk kemampuan berprasangka baik kepada Allaah saat takdir tidak sesuai dengan harapan. saat hasil tidak sesuai dengan apa yang telah diusahakan. saat kita sampai di satu titik merasa tidak mampu—hopeless—bahkan untuk sekadar berprasangka baik kepada-Nya. nyatanya Dia masih memberikan kita kemampuan untuk meminta. sekali lagi, lagi, lagi, dan lagi, tiada habisnya. kesempatan yang selalu dibuka kecuali kita sendiri yang berhenti meminta kepada-Nya.
jangan lah kita berputus asa—dari rahmat-Nya.
©colorious | 25.1.5
19 notes
·
View notes
Text
kadang kita gak tahu kalo kita sebesar itu. kadang kita gak sadar kalo kita gak sebesar itu.
8 notes
·
View notes
Text
lack of choice
"life is texture. experiencing all facets of existence – the good and the bad – enables us to appreciate them fully." —Failosophy, book by Elizabeth Day
—
banyak orang berkesempatan memilih diantara dua atau lebih, sementara sebagian dari kita bahkan gak punya pilihan. rasanya kayak "gak adil" kalo disimpulkan dalam sekedip mata. namun ketika kita coba memejamkan beberapa saat, kita akan melihat betapa indahnya Dia berkehendak.
mengarahkan kita pada ketiadaan berarti mengembalikan kita pada Yang Satu. menekankan kembali bahwa tak ada "Ilah" selain-Nya. dengan mata telanjang kita hanya bisa melihat harapan yang "diputus" oleh-Nya. namun dengan kacamata keimanan, yang sebenarnya "diputus" bukanlah harapan melainkan ketergantungan dan kemelekatan kita pada sifat dan wujud kepada selain Dia.
di titik itulah Dia menghendaki banyak sekali kebaikan dalam diri kita. di titik itu, Dia mengulurkan sepanjang mungkin tali rahmat-Nya agar kita bisa segera menyambut dan dengan erat menggenggamnya. juga, agar kita menyadari bahwa sesungguhnya tidak ada sedikit pun harapan yang (di)sia-sia. Dia menyalakan cahaya dari ketinggian; menunjukkan kemana seharusnya perahu harapan itu disandarkan. betapa Maha Penyayang; tak rela biarkan kita terluntang-lantung kehilangan kompas berulang-ulang.
sebagaimana doa yang selalu kita panjatkan: "tunjukkilah kami jalan yang lurus". maka inilah jalan yang lurus itu. jalan yang tidak selurus namanya dan tidak semulus bayangan kita. inilah takdir terbaik yang Allaah pilihkan, inilah kelurusan jalan yang selama ini disemogakan. maka, berbaik sangka lah kita atas segala yang telah diatur dan kepada Yang Maha Mengatur.
—
p.s.: ketiadaan pilihan gak selalu karena kita gak pantas dipilih atau gak pantas punya pilihan. bisa jadi kebalikan: karena Allaah sedang memilih kita dan kita sedang dipantaskan menjadi yang Dia pilih. insyaAllaah. 💎
©colorious | 24.12.18
6 notes
·
View notes
Text
orbit
ternyata pemahaman menjadi bumi bukan sekadar berkutat dengan kompleksitas hubungan antara bumi dan langit tetapi juga ada kompleksitas hubungan internal dengan para "pemimpin" yang sebagiannya menciptakan perdamaian namun sebagian lain malah berbuat kerusakan. belum lagi tentang kompleksitas hubungan eksternal sesama planet yang sering disalahartikan sebagai kompetisi padahal tak lebih dari sebuah kausalitas. kita berpikir bahwa menjadi sebesar Jupiter, secantik Saturnus, atau sejauh Neptunus adalah standar yang harus dicapai. padahal setiap diri tersusun atas persentase komponen dan garis edar yang berbeda. tugas kita hanya mengoptimalkan potensi dan berputar pada orbit yang telah disediakan-Nya tanpa perlu cemas dan merasa "tertuntut" menjadi seperti (planet) yang lain apalagi sampai keluar garis dan berharap berganti peran menjadi pusat tata surya.
selamat menikmati perjalanan dalam orbit mu. jangan sampai keluar garis, ya.
©colorious | 24.10.30
16 notes
·
View notes
Text
Ya Allah, I can’t see the future, but you can. I have many doubts, but I am sure that your ways are better than mine. I trust you.
763 notes
·
View notes
Text
Praying under the stars and looking at the sky, I think it's the best feeling you can have in your prayer.
207 notes
·
View notes