Tumgik
haditsislam · 4 years
Text
Tumblr media
النوم خمسة انواع العيلولة وهو النوم بعد الفجر يورث الغفلةوالغيلولة وهو النوم وقت الضحى يورث الفقر والقيلولة وهو النوم وقت الاستواء يورث الغنى والكيلولة وهو النوم بعد العصر يورث الجنون والفيلولة وهو النوم بعد المغريب يورث الفتنة
Tidur ada 5 macam,
1. ‘Ailulah yaitu tidur setelah fajar, bisa menyebabkan lupa.
2. Ghoilulah yaitu tidur di waktu dhuha, bisa menyebabkan faqir/miskin
3. Qoilulah yaitu tidur di waktu istiwa’, menyebabkan kaya
4. Kailulah yaitu tidur setelah ‘ashar, bisa menyebabkan gila
5. Failulah yaitu tidur setelah maghrib, menyebabkan fitnah
Juga disebutkan dalam kitab Tuhfatul Habib Syarah Khotib
وفي تذكرة الجلال السيوطي النوم في أول النهار عيلولة وهو الفقر وعند الضحى فيلولة وهو الفتور وحين الزوال قيلولة وهي الزيادة في العقل وبعد الزوال حيلولة أي يحيل بينه وبين الصلاة وفي آخر النهار غيلولة أي يورث الهلاك .
Disebutkan dalam kitab tadzkiroh buah karya al-Jalal as-Suyuthi bahwa: tidur di permulaan siang (pagi hari) disebut ‘Ailulah yaitu (menyebabkan) kefakiran(kemelaratan). Tidur di waktu dlhuha disebut Failulah, (menyebabkan) kelemahan/lesu pada badan.
Ketika tergelincir matahari (zawal) disebut Qoilulah, dapat menambah (kecerdasan) akal.
Tidur setelah zawal disebut Hailulah, yakni dapat menghalangi antara orang itu dan sholat. Dan tidur di akhir siang (sore hari) disebut Ghoilulah, dapat menyebabkan binasa.
Penjelasan lebih detilnya disebutkan dalam Kitab Syarah Mandzumatul Adab (2/355) karya Syekh Muhammad bin Ahmad asSafarini
مطلب : في كراهة النوم بعد الفجر والعصر : ونومك بعد الفجر والعصر أو على قفاك ورفع الرجل فوق أختها امدد ( و ) يكره ( نومك ) أيها المكلف ( بعد ) صلاة ( الفجر ) لأنها ساعة تقسم فيها الأرزاق فلا ينبغي النوم فيها ، فإن ابن عباس رضي الله عنهما رأى ابنا له نائما نومة الصبحة فقال له : قم أتنام في الساعة التي تقسم فيها الأرزاق .
وعن بعض التابعين أن الأرض تعج من نوم العالم بعد صلاة الفجر ، وذلك لأنه وقت طلب الرزق والسعي فيه شرعا وعرفا عند العقلاء . وفي الحديث { اللهم بارك لأمتي في بكورها } .
وفي غريب أبي عبيد قال : وفي حديث عمر رضي الله عنه { إياك ونومة الغداة فإنها مبخرة مجفرة مجعرة } قال : ومعنى مبخرة تزيد في البخار وتغلظه . ومجفرة قاطعة للنكاح . ومجعرة ميبسة للطبيعة ” .
Tidur setelah subuh hukumnya makruh karena waktu tersebut adalah saat dibagikannya rizki maka tdk baik tidur waktu itu.Ibnu abbas pernah melihat seorang anaknya yg tidur setelah subuh, Beliau berkata :” bangunlah, apakah engkau tidur di saat rizki dibagikan didalamnya.
Dari sebagian tabi’in bahwa sesungguhnya bumi berteriak karena tidurnya orang alim setelah sholat subuh, hal itu disebabkan waktu tersebut adalah waktu untuk mencari rizki dan berjalan di dalamnya secara syara’ dan adat kebiasaan menurut orang-orang yang berakal. Dalam hadits Nabi :” Yaa Allah berkahilah ummatku di waktu paginya “
Dalam haditsnya Umar Rodhiyallohu’Anhu:” berhati hatilah kalian dari tidur di waktu pagi, karena bisa menyebabkan banyaknya uap yg menutupi otak, memutuskan pernikahan dan mengeringkan tabi’at. “
قال المناوي : اعلم أن كثرة النوم غير محمودة لكثر مفاسده الأخروية ، بل والدنيوية ، فإنه يورث الغفلة والشبهات وفساد المزاج الطبيعي والنفساني ويكثر البلغم والسوداء ويضعف المعدة وينتن الفم ويولد دون القرح ويضعف البصر والباه حتى لا يكون له داعية للجماع ، ويفسد الماء ويورث الأمراض المزمنة في الولد المتخلق من تلك النطفة حال تكوينه ، ويضعف الجسد .
Al-Manawiy berkata: ketahuilah, sesungguhnya banyak tidur itu tidak terpuji, karena banyak menimbulkan keburukan ukhrowi bahkan duniawi. karena banyak tidur itu menyebabkan lupa, syubhat, rusaknya pembawaan tubuh dan jiwa, memperbanyak lendir, lemah semangat/murung, melemahkan lambung, membuat mulut berbau busuk, menimbulkan luka, melemahkan penglihatan, nafsu seksual sehingga tidak ada pendorong untuk bersenggama, merusak (kandungan) air (pada tubuh), menyebabkan penyakit lumpuh pada anak yang terbentuk dari air sperma itu ketika terbentuk, dan melemahkan raga.
هذا في النوم في غير وقت العصر والصبح ، وأما فيهما فأعظم ضررا لأنه لا يمكن استقصاء مفاسده في العقل والنفس . ومنها أنه يورث ضعف الحال بحكم الخاصية وعدم الإيمان بالبعث والنشور
Hal ini untuk tidur di selain waktu ashar dan subuh. Adapun tidur di waktu tersebut lebih besar bahayanya, karena tidak mungkin menjelaskan keburukan bagi akal dan jiwa. termasuk diantaranya: dapat melemahkan hal (keadaan jiwa) dengan hikmah-hikmah yang tertentu, dan menyebabkan tidak percaya (iman) dengan hari kebangkitan dan dikumpulkan di (mahsyar) .
Demikian, semoga bermanfaat dan semoga kita dapat mengambil hikmahnya.
Wallaahu A’alam Bis Showaab
7 notes · View notes
haditsislam · 4 years
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Dalam sebuah atsar disebutkan,
جبلت القلوب على حب من أحسن إليها وبغض من أساء إليها
“Tabiat hati adalah cenderung mencintai orang yang berbuat baik padanya dan membenci orang yang berbuat jelek padanya.” (HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman 6: 2985, Abu Nu’aim dalam Al Hilyah 4: 131, Al Jami’ Ash Shogir 3580. As Suyuthi mengatakan hadits ini dho’if). Walaupun hadits ini dho’if, namun maknanya tepat dan benar.
Cintailah Karena Allah
Kecintaan seseorang pada orang yang suka berbuat baik padanya, itu memang boleh. Namun hendaklah kecintaan tersebut dibangun di atas kecintaan karena Allah. Artinya, standar kecintaan pada saudaranya seimbang dengan ketaatan saudaranya pada Allah. Jika saudaranya termasuk kalangan orang sholeh dan bertakwa, ia akan semakin cinta. Sebaliknya, cintanya akan semakin berkurang pada yang suka berbuat maksiat dan durhaka. Inilah maksud kecintaan karena Allah. Berarti kecintaan seseorang yang mencintai karena Allah akan berbeda pada pecandu rokok dan pada pemuda yang lisannya tidak pernah lepas dari dzikir. Kecintaan karena Allah itulah yang menuai kelezatan dan manisnya iman.
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا ، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِى الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِى النَّارِ
“Tiga perkara yang seseorang akan merasakan manisnya iman : [1] ia lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih dari yang lainnya, [2] ia mencintai seseorang hanya karena Allah, [3] ia benci untuk kembali pada kekufuran sebagaimana ia benci bila dilemparkan dalam neraka.” (HR. Bukhari no. 6941 dan Muslim no. 43)
Begitu juga dalam hadits dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menerangkan mengenai tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari yang tiada naungan selain dari-Nya. Di antara golongan tersebut adalah,
وَرَجُلاَنِ تَحَابَّا فِى اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ
“Dua orang yang saling mencintai karena Allah. Mereka berkumpul dan berpisah dengan sebab cinta karena Allah.” (HR. Bukhari no. 660 dan Muslim no. 1031)
Begitu pula dalam hadits Abu Dzar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ أَحَبَّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ الْحُبُّ فِى اللَّهِ وَالْبُغْضُ فِى اللَّهِ
“Sesungguhnya amalan yang lebih dicintai Allah ‘azza wa jalla adalah cinta karena Allah dan benci karena Allah.” (HR. Ahmad 5: 146 dan Abu Daud no. 4599. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan lighoirih, dilihat dari jalur lain)
Akan Dikumpulkan Bersama Orang yang Dicintai
Inilah di antara faedah besar seseorang mencintai saudaranya karena Allah atau termasuk dalam hal ini adalah mencintai Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dari Anas bin Malik, beliau mengatakan bahwa seseorang bertanya pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Kapan terjadi hari kiamat, wahai Rasulullah?”Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?”Orang tersebut menjawab, “Aku tidaklah mempersiapkan untuk menghadapi hari tersebut dengan banyak shalat, banyak puasa dan banyak sedekah. Tetapi yang aku persiapkan adalah cinta Allah dan Rasul-Nya.”Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,
أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ
“(Kalau begitu) engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.” (HR. Bukhari no. 6171 dan Muslim no. 2639)
Dalam riwayat lain, Anas mengatakan, “Kami tidaklah pernah merasa gembira sebagaimana rasa gembira kami ketika mendengar sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: Anta ma’a man ahbabta (Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai).”Anas pun mengatakan, “Kalau begitu aku mencintai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar, dan ‘Umar. Aku berharap bisa bersama dengan mereka karena kecintaanku pada mereka, walaupun aku tidak bisa beramal seperti amalan mereka.” (HR. Bukhari no. 3688)
Dalam riwayat Tirmidzi disebutkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ وَأَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ
“Seseorang akan bersama dengan orang yang ia cintai. Dan engkau akan bersama orang yang engkau cintai.” (HR. Tirmidzi no. 2385. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Ibnu Hajar berkata, “Maksud ‘sesungguhnya engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai’ adalah engkau akan didekatkan dengan mereka, begitu pula hal ini termasuk dalam golongan yang ia cintai. Bagaimana jika kedudukan di surga di antara mereka bertingkat-tingkat derajat? Apakah masih tetap dikatakan bersama? Jawabnya, tetap masih disebut bersama. Selama masih ada kesamaan, seperti sama-sama masuk surga, maka itu pun disebut bersama. Jadi tidak mesti bersama dalam segala sisi. Jika semuanya tadi masuk surga, itu sudah disebut bersama walau berbeda-beda derajat.” (Fathul Bari, 10: 555)
Bro and sis, klik link lengkapnya yah di sini:
https://remajaislam.com/300-cenderung-cinta-padanya.html
0 notes
haditsislam · 4 years
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Presentasi berjudul: "Husen Zenal Muttaqin Lc. M.Pd.I Mudir Ma’had Ali Baiturrahman"— Transcript presentasi:
1 Husen Zenal Muttaqin Lc. M.Pd.I Mudir Ma’had Ali Baiturrahman
صِلَة الرَّحِم: مفهومها وأهميتها وفضائلها ، و مظاهرها Silatu Rahmi (Pengertian,urgensi, keutamaan dan bentuknya)
Husen Zenal Muttaqin Lc. M.Pd.I
Mudir Ma’had Ali Baiturrahman
2 A.Pengertian Silaturahmi
1.Pengertian Shillah
Shilah berasal dari kata washala, yashilu washlan, shilatan
Dalam kamus al-Munawir hlm 1563 disebutkan beberapa makna shilah yaitu sebagai berikut
الصلة : العطية و المنحة، الوصول : الكثير الإعطاء
Shilah mengandung arti memberikan, mepersembahkan.Al-Washul artinya orang yang banyak memberi.
3 2.Pengertian Rahim
الرَّحِم : في اللغة مَنْبَتُ الوَلَدِ و وعاءه في البطن،
Secara bahasa kalimat Rahim adalah tempat tumbuhnya janin-bayi- dalam perut seorang ibu,
و يُطْلَق عَلَى الْأَقَارِب وَهُمْ مَنْ بَيْنه وَبَيْن الْآخَر نَسَب ، سَوَاء كَانَ يَرِثهُ أَمْ لَا ، سَوَاء كَانَ ذَا مَحْرَم أَمْ لَا .
kemudian kalimat rahim itu digunakan kepada saudara atau kerabat, yaitu mereka yang memiliki hubungan nasab, baik itu termasuk ahli waris atau tidak juga termasuk mahram (yang haram dinikah atau tidak
4 3.Makna Shilaturahmi و معنى صلة الرحم ، و صلها ضد القطع و الهجران،
Makna silaturahmi adalah menyambungkan rahim, lawan dari memutuskan atau meninggalkan.
يقول ابن الآثير : صلة الرحم كناية عن الإحسان إلى الأقربين من ذوي النسب و الأصهار، و التعطف عليهم و الرفق بهم و الرعاية لأحوالهم
Ibnu Atsir berkata : Silaturahmi adalah kinayah dari berbuat baik kepada kerabat dekat yang memiliki hubungan nasab atau pernikahan, menyayangi mereka, bersikap lembah lembut dan selalu memperhatikan keadaan mereka.
5 4.Tingkatan Rahim (Kekerabatan)
Tingkatan rahim (kekerabatan) berbeda, ada yang sangat dekat ada yang jauh, sehingga ada kerabat yang berhak mendapatkan warisan ada juga yang tidak, demikian pula ada kerabat yang haram di nikahi ada juga yang halal untuk dinikahi.
Dalam ilmu warist ada yang dinamakan dzawil arham, yaitu kerabat yang dekat dengan mayit tetapi tidak berhak menerima warisan
6 5.Perintah shilaturahmi kepada kerabat yang sangat jauh hubungan nasabnya
وعن أَبي ذرّ - رضي الله عنه - ، قَالَ : قَالَ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم - : (( إنَّكُمْ سَتَفْتَحُونَ أرْضاً يُذْكَرُ فِيهَا القِيرَاطُ((3)) )) . وفي رواية : (( سَتَفْتَحونَ مِصْرَ وَهِيَ أرْضٌ يُسَمَّى فِيهَا القِيراطُ ، فَاسْتَوْصُوا بأهْلِهَا خَيْراً ؛ فَإنَّ لَهُمْ ذِمَّةً وَرَحِماً )) وفي رواية : (( فإذا افتتحتموها ، فأحسنوا إلى أهلها ؛ فإن لهم ذمة ورحماً )) ، أَوْ قَالَ : (( ذِمَّةً وصِهْراً )) رواه مسلم .
قَالَ العلماء : (( الرَّحِمُ )) : الَّتي لَهُمْ كَوْنُ هَاجَرَ أُمِّ إسْمَاعِيلَ - صلى الله عليه وسلم - مِنْهُمْ ،
(( وَالصِّهْرُ )) : كَوْن مَارية أمِّ إبْراهيمَ ابن رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم - مِنْهُمْ .
7 B.Urgensi Silaturahmi
1.Kewajiban menjaga silaturahmi setelah perintah ibadah kepada Allah Swt.
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصّ��احِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا
036. Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.(QS Al-Nisa[5]:36)
8 2.Salah satu inti dari dakwahnya Nabi Saw
قَالَ عَمْرُو بْنُ عَبَسَةَ السُّلَمِيُّ وَبِأَيِّ شَيْءٍ أَرْسَلَكَ قَالَ أَرْسَلَنِي بِصِلَةِ الْأَرْحَامِ وَكَسْرِ الْأَوْثَانِ وَأَنْ يُوَحَّدَ اللَّهُ لَا يُشْرَكُ بِهِ شَيْءٌ –أخرجه مسلم
Amr Bin Abasah Al-Sulami Ra berkata :Misi apa yang kau bawa?Beliau berkata : Allah Swt mengutusku untuk menjaga silaturahmi, menghancurkan berhala, mentauhidkan Allah dan tidak musyrik kepadanya sedikitpun juga.(HR Muslim)
9 3.Sifat hamba-hamba Allah yang terbaik
إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ (19) الَّذِينَ يُوفُونَ بِعَهْدِ اللَّهِ وَلَا يَنْقُضُونَ الْمِيثَاقَ (20) وَالَّذِينَ يَصِلُونَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ أَنْ يُوصَلَ وَيَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ وَيَخَافُونَ سُوءَ الْحِسَابِ (21)
Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran,
(yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak merusak perjanjian,
dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk.(QS Al-Ra’d 19-21)
10 4.Perintah Untuk Mempelajari Nasab
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تَعَلَّمُوا مِنْ أَنْسَابِكُمْ مَا تَصِلُونَ بِهِ أَرْحَامَكُمْ فَإِنَّ صِلَةَ الرَّحِمِ مَحَبَّةٌ فِي الْأَهْلِ مَثْرَاةٌ فِي الْمَالِ مَنْسَأَةٌ فِي الْأَثَرِ أخرجه الترمذي
Dari Abu Hurairah Ra,Nabi Saw bersabda : Pelajarilah nasabkamu sehingga kamu dapat menjaga silaturahmi, karena silaturahmi akan dicintai oleh keluarga, menambah banyak harta, dan memanjangkan umur.(HR Tirmidzi,No 1902)
11 C.Keutamaan Silaturahmi
1.Balasan yang sangat besar dari Allah Swt
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الرَّحِمَ شَجْنَةٌ مِنْ الرَّحْمَنِ فَقَالَ اللَّهُ مَنْ وَصَلَكِ وَصَلْتُهُ وَمَنْ قَطَعَكِ قَطَعْتُهُ –أخرجه البخاري رقم 5529
Dari Abu Hurairah Ra, Nabi Saw bersabda : Sesungguhnya rahim itu diambil dari nama Allah yaitu Al-Rahman, Allah Swt berkata kepada rahim, “Barang siapa yang menyambungkanmu (berbuat baik kepada mu) maka aku akan berbuat baik kepadamu, barang siapa yang memutuskanmu aku akan memutuskannya.(HR Bukâri,no 5529)
12 2.Kebaikan yang akan segera mendapatkan balasan
[ ليس شيء أطيع الله فيه أعجل ثوابا من صلة الرحم وليس شيء أعجل عقابا من البغي وقطيعة الرحم واليمين الفاجرة تدع الديار بلاقع ] .أخرجه البيهفي قال الألباني ( صحيح ) . ( بلاقع : جمع بلقع وهي الأرض القفراء التي لا شيء فيها )
Tidak ada ketaatan kepada Allah yang dsegerakan balasannya selain silaturahmi, tidak ada sesuatupun yang akan disegerakan hukumannya selain berbuat zhalim, memutuskan silaturahmi, sumpah palsu.Pasti engkau akan meninggalkan tanah yang tandus.
13 3.Penyebab Barakahnya Umur dan luasnya rizqi
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَه-أخرجه البخاري رقم 5526-
Dari Abu Hurairah Ra, aku mendengar Rasulullah Saw bersabda, Barang siapa yang menginginkan dilapangkan rizqinya dan dipanjangkan umurnya maka bersilaturahmilah- (HR Bukhari 5526)
14 4.Silaturahmi dianggap melaksanakan dua bentuk ibadah
و قَالَ الصَّدَقَةُ عَلَى الْمِسْكِينِ صَدَقَةٌ وَهِيَ عَلَى ذِي الرَّحِمِ ثِنْتَانِ صَدَقَةٌ وَصِلَةٌ –أخرجه الترمذي
Rasulullah Saw bersabda : Shadaqah kepada orang miskin (hanya mendapatkan ganjaran) shadaqah saja, sedangkan (shadaqah) kepada kerabat dekat mendapatkan dua ganjaran, (yaitu) ganjaran shadaqah dan silaturahmi .(HR Tirmidzi)
15 5.Penyebab diampuninya dosa.
عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَجُلًا أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي أَصَبْتُ ذَنْبًا عَظِيمًا فَهَلْ لِي تَوْبَةٌ قَالَ هَلْ لَكَ مِنْ أُمٍّ قَالَ لَا قَالَ هَلْ لَكَ مِنْ خَالَةٍ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَبِرَّهَا –أخرجه الترمذي
Dari Ibnu Umar ia berkata , “Ada seorang laki-laki datang kepada Nabi Saw, lalu ia berkata : “Saya telah melakukan dosa besar, apakah aku masih bisa taubat?Rasulullah Saw bersabda : “Apakah kamu masih memilki ibu?Ia menjawab,Tidak!, Lalu Rasulullah bertanya lagi, “Apakah kamu punya bibi?Ia menjawab, Ya.Lalu Rasulullah bersabda : Berbuat baiklah kepada bibimu itu.(HR Tirmidzi,No 1827)
16 6.Menjadi Pendaping Saat Melintasi Shirath
وَتُرْسَلُ الْأَمَانَةُ وَالرَّحِمُ فَتَقُومَانِ جَنَبَتَيْ الصِّرَاطِ يَمِينًا وَشِمَالًا فَيَمُرُّ أَوَّلُكُمْ كَالْبَرْقِ قَالَ قُلْتُ بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي أَيُّ شَيْءٍ كَمَرِّ الْبَرْقِ قَالَ أَلَمْ تَرَوْا إِلَى الْبَرْقِ كَيْفَ يَمُرُّ وَيَرْجِعُ فِي طَرْفَةِ عَيْنٍ ثُمَّ كَمَرِّ الرِّيحِ ثُمَّ كَمَرِّ الطَّيْرِ وَشَدِّ الرِّجَالِ تَجْرِي بِهِمْ أَعْمَالُهُمْ وَنَبِيُّكُمْ قَائِمٌ عَلَى الصِّرَاطِ يَقُولُ رَبِّ سَلِّمْ سَلِّمْ حَتَّى تَعْجِزَ أَعْمَالُ الْعِبَادِ حَتَّى يَجِيءَ الرَّجُلُ فَلَا يَسْتَطِيعُ السَّيْرَ إِلَّا زَحْفًا قَالَ وَفِي حَافَتَيْ الصِّرَاطِ كَلَالِيبُ مُعَلَّقَةٌ مَأْمُورَةٌ بِأَخْذِ مَنْ أُمِرَتْ بِهِ فَمَخْدُوشٌ نَاجٍ وَمَكْدُوسٌ فِي النَّارِ وَالَّذِي نَفْسُ أَبِي هُرَيْرَةَ بِيَدِهِ إِنَّ قَعْرَ جَهَنَّمَ لَسَبْعُونَ خَرِيفًا
Dikirimkanlah amanat dan rahim, keduanya berdiri di kedua sisi shirath yaitu kanan dan kiri.Orang yang paling pertama kali lewat adalah seperti kilat.Aku berkata : Demi bapa dan ibuku, “Apa maksudnya seperti kilat?Beliau menjawab : “Tidakah kalian melihat kilat datang dan kembali secepat kedipan mata?.Kemudian orang yang lewat seperti angin, seperti lewatnya burung, kemudian seperti orang yang berlari, amal-amal merekalah yang membuat mereka bisa berjalan/melewati, Nabi kalian berdiri di tepi shirath , Wahai Tuhanku, selamatkanlah!selamatkanlah!sampai amal-amal hamba tidak lagi mampu melintaskanlah.Lalu datanglah seseorang yang tidak mampu berjalan kecuali dalam keadaan merangkak .Kemudian Rasulullah Saw berkata lagi, “Di dua sisi sirath itu terdapat besi tajam dan bengkok yang tergantung dan diperintahkan untuk menyambar orang yang mesti disambar.Maka ada yang terluka namun ia selamat , ada juga jatuh kedalam neraka.Demi jiwa Abu Huraerah yang ada dalam genggaman tangan-Nya,”Sesungguhnya dasar jahanam itu sedalam 7o tahun.(HR Muslim)
17 7.Kunci Masuk surga
عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلًا قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ ��َخْبِرْنِي بِعَمَلٍ يُدْخِلُنِي الْجَنَّةَ فَقَالَ الْقَوْمُ مَا لَهُ مَا لَهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرَبٌ مَا لَهُ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَعْبُدُ اللَّهَ لَا تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا وَتُقِيمُ الصَّلَاةَ وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ وَتَصِلُ الرَّحِمَ ذَرْهَا قَالَ كَأَنَّهُ كَانَ عَلَى رَاحِلَتِهِ –أخرجه البخاري-
Dari Abi Ayub Al-Anshâri Ra, ia berkata : “Ada seorang laki-laki yang berkata ,”Wahai Rasulullah!.Ceritakanlah kepadaku tentang sebuah amal yang dapat memasukanku kesurga?Para sahabat berkata : “Ada apa, ada apa dengan orang itu?Rasulullah berkata : Ia memliki keperluan yang sangat penting, kemudian Nabi Saw bersabda : “Engkau beribadah kepada Allah Saw tidak musrik kepada-Nya sedikitpun juga, mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyambung silaturahmi, lalu lepaskanlah unta ini (jangan dipegang tali kendalinya).Ia (Rawi hadits ) berkata , seolah-olah Nabi sedang berada di atas kendaraannya.(HR Bukhari)
18 D.Bentuk Silaturahmi
Bentuk silaturahmi adalah seperti berbuat baik kepada kedua orang tua , tidak memiliki ketentuan yang khusus, semua perbuatan yang baik yang dapat membuat gembira kerabat bisa dikategorikan silaturahmi.
وَقَالَ اِبْن أَبِي جَمْرَة : تَكُون صِلَة الرَّحِم بِالْمَالِ ، وَبِالْعَوْنِ عَلَى الْحَاجَة ، وَبِدَفْعِ الضَّرَر ، وَبِطَلَاقَةِ الْوَجْه ، وَبِالدُّعَاءِ .
Ibnu Abi Jamroh berkata : “Silaturahmi bentuknya bisa dengan harta, memberikan bantuan , menghindarkan dari kemadaratan, bermuka manis, juga mendoakan kebaikan. Kemudian ia menambahkan,
19 Bentuk Silaturahmi Secara Umum
وَالْمَعْنَى الْجَامِع إِيصَال مَا أَمْكَنَ مِنْ الْخَيْر ، وَدَفْع مَا أَمْكَن مِنْ الشَّرّ بِحَسَبِ الطَّاقَة ،
Bentuk silaturahmi secara umum adalah : Sekuat tenaga memberikan kebaikan –kepada kerabat- dan menghindarkan mereka dari kemadaratan.
0 notes
haditsislam · 4 years
Text
Tumblr media Tumblr media
pertama,
لما خلق الله العقل قال له أقبل فأقبل ثم قال له أدبر فأدبر فقال ما خلقت خلقا أكرم علي منك بك آخذ وبك أعطي
“Tatkala Allah menciptakan akal, Allahmenyerunya, “Mari sini.” Ia pun memenuhi seruan tersebut. Lantas dikatakan lagi padanya, “Baliklah”. Ia lantas balik. Tidak ada satu makhluk pun yang diciptakan yang lebih mulia darimu (dari akal). Karenamu diambil dan karenamu diberi.”
Hadits kedua,
لكل شيء معدن ومعدن التقوى قلوب العاقلين
“Segala sesuatu memiliki tambang dan tambang takwa didapat pada hati orang yang berakal.”
Hadits ketiga,
إن الرجل ليكون من أهل الصلاة والجهاد وما يجزى إلا على قدر عقله
“Sesungguhnya seseorang dinilai sebagai ahli shalat dan jihad dilihat dari kualitas akalnya.”
Di akhir penjelasan, Ibnul Qayyim menyebutkan,
Abul Fath Al Azdi mengatakan, “Tidak ada satu pun hadits yang menunjukkan keutamaan akal yang shahih. Demikian dikatakan oleh Abu Ja’far Al ‘Uqaili dan Abu Hatim Ibnu Hibban.” Wallahu a’lam.
[Disarikan dari fi Ash Shohih wa Adh Dho’if, Ibnu Qayyim Al Jauziyah, Darul Atsar, cetakan pertama, 1423, hal. 38]
ما رأَيْتُ مِن ناقصاتِ عقلٍ ودِينٍ أذهَبَ لِلُبِّ الرَّجُلِ الحازمِ مِن إحداكنَّ يا معشرَ النِّساءِ ) فقُلْنُ له: ما نقصانُ دِينِنا وعقلِنا يا رسولَ اللهِ ؟ قال: ( أليس شَهادةُ المرأةِ مِثْلَ نصفِ شَهادةِ الرَّجُلِ ) قُلْنَ: بلى قال: ( فذاك نُقصانُ عقلِها أوَليسَتْ إذا حاضتِ المرأةُ لم تُصَلِّ ولم تَصُمْ ) ؟
“Tidak pernah aku melihat yang kurang akal dan agamanya, namun mampu menghilangkan keteguhan lelaki yang teguh, melebihi kalian wahai para wanita”. Maka para wanita bertanya kepada Nabi: “apa maksudnya kami kurang akal dan kurang agamanya wahai Rasulullah?”. Nabi menjawab: “Bukanlah persaksian wanita itu semisal dengan persaksian setengah lelaki?”. Mereka menjawab: “ya benar”. Nabi melanjutkan: “Itulah kurangnya akal. Dan bukanlah wanita jika haid ia tidak shalat dan tidak puasa?“(HR. Bukhari no. 1462, Muslim no. 80).
وَاسْتَشْهِدُوا شَهِيدَيْنِ مِنْ رِجَالِكُمْ فَإِنْ لَمْ يَكُونَا رَجُلَيْنِ فَرَجُلٌ وَامْرَأَتَانِ مِمَّنْ تَرْضَوْنَ مِنَ الشُّهَدَاءِ أَنْ تَضِلَّ إِحْدَاهُمَا فَتُذَكِّرَ إِحْدَاهُمَا الْأُخْرَى
“Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua oang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya” (QS. Al Baqarah: 282).
( عقل ) العَقْلُ الحِجْر والنُّهى ضِدُّ الحُمْق …. وقيل العاقِلُ الذي يَحْبِس نفسه ويَرُدُّها عن هَواها ….. والعَقْلُ التَّثَبُّت في الأُمور والعَقْلُ القَلْبُ والقَلْبُ العَقْلُ وسُمِّي العَقْلُ عَقْلاً لأَنه يَعْقِل صاحبَه عن التَّوَرُّط في المَهالِك أَي يَحْبِسه وقيل العَقْلُ هو التمييز الذي به يتميز الإِنسان من سائر الحيوان ويقال لِفُلان قَلْبٌ عَقُول ولِسانٌ سَؤُول وقَلْبٌ عَقُولٌ فَهِمٌ وعَقَلَ الشيءَ يَعْقِلُه عَقْلاً فَهِمه
Al-‘aql (akal) adalah rasio dan kecerdasan, lawan katanya adalah kebodohan. Orang disebut al-‘Aqil adalah orang yang menjaga dirinya dan menjauhkannya dari hawa nafsunya. Akal adalah penentuan secara hati-hati di dalam segala urusan. Akal adalah qalbu dan qalbu adalah akal. Akal disebut berakal karena pemiliknya mengerti supaya tidak terjerumus dalam kehancuran atau dia menjaganya (dari kehancuran). Akal adalah pembeda antara manusia (insan) dan seluruh binatang atau makhluk hidup. Selanjutnya ‘aqul dan ‘aqala berarti faham atau memahami.
0 notes
haditsislam · 4 years
Text
Tumblr media
IMAN itu mempunyai lebih dari 60 cabang, dan yang termasuk salah satu cabang dari īmân adalah sifat hayâ’ (malu). Maknanya, kalau seseorang itu mempunyai malu, īmân-nya berada di dalam tahap yang selamat. Karena orang yang tidak memiliki sifat malu, mereka akan tenggelam dalam setiap perbuatan keji dan munkar.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Sahabat Imran bin Hushain, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda;
إِنَّ الْحَيَاءَ لَا يَأْتِيْ إِلَّا بِخَيْرٍ
“Sesungguhnya malu itu tidak mendatangkan kecuali kebaikan” . Di dalam hadits riwayat Muslim, Beliau juga bersabda; الْحَيَاءُ خَيْرٌ كُلُّهُ
“Malu itu semuanya baik.”
Dari Abu Hurairah Radhiyallohu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda;
الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً, فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ, وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الْأَذَى عَنْ الطَّرِيقِ, وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنْ الْإِيمَانِ
“Iman itu ada tujuh puluh sekian atau enam puluh sekian cabang. Maka iman yang paling utama adalah ucapan ‘Laa Ilaaha Illallaah’ dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan malu adalah cabang dari Iman.” (HR: Muslim)
Dalam sebuah riwayat diceritakan Nabi Shallahu “Alaihi Wassallam melewati seorang laki-laki yang sedang menasehati saudaranya dalam perkara malu kemudian beliau bersabda, “Biarkan dia, karena sesungguhnya malu itu bagian dari iman.”
Hadits-hadits diatas menunjukkan bahwa malu adalah akhlak yang utama. Tentang sifat malu, Ibnul Qoyyim mengatakan; Malu (Al-Hayaa’) berasal dari akar kata Al-Hayaat (hidup). Sejauhmana hidupnya hati maka sejauh itu pula kekuatan sifat malunya. Sedikitnya malu adalah bagian dari matinya hati dan ruh. Ketika hati itu hidup niscaya akan sempurna sifat malu. Hakikat malu adalah meninggalkan perkara yang buruk dan meninggalkan kebiasaan menyia-nyiakan kewajiban bagi yang empunya hak.
Diantara bentuk malu yang pertama adalah malunya seorang hamba kepada Tuhannya. Yang kedua adalah malunya seorang hamba kepada sesama. Yaitu Adapun malu kepada Allah, Rasulullah telah menjelaskan di dalam hadit yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi secara marfu’ bahwa beliau pernah bersabda;
« استحيوا من الله حق الحياء » . قالوا: إنا نستحيي يا رسول الله. قال: « ليس ذلكم. ولكن من استحيا من الله حق الحياء فليحفظ الرأس وما وعى، وليحفظ البطن وما حوى، وليذكر الموت والبلى. ومن أراد الآخرة ترك زينة الدنيا، فمن فعل ذلك فقد استحيا من الله حق الحياء »
“Malulah kalian kepada Allah dengan malu yang sebenar-benarnya” Para sahabat berkata; “Sungguh kami malu (kepada-Nya) wahai Rasulullah” Beliau bersabda; “Bukan itu, orang yang malu kepada Allah dengan sebenarnya hendaknya menjaga kepala dan yang berada di sekitar kepala; menjaga perut dan apa saja yang masuk ke perut; menjaga kemaluan, dua tangan, dan dua kaki. Dan hendaklah ia mengingat mati dan kehancuran. Barangsiapa yang menginginkan akhirat, niscaya ia meninggalkan perhiasan hidup di dunia dan lebih mementingkan akhirat dari pada dunia. Barangsiapa yang melakukan hal tersebut, maka sungguh ia telah malu kepada Allah dengan sebenarnya.”
Dalam hadits diatas Rasulullah telah menjelaskan diantara tanda malu kepada Allah yaitu dengan menjaga anggota badan dari maksiat kepada-Nya, dan juga dengan banyak mengingat mati dan tidak panjang angan-angan terhadap dunia, tidak tenggelam dan memperturutkan syahwat sehingga melalaikan akhirat. Dalam sebuah atsar diakatakan;
من استحيا من الله استحيا الله تعالى منه
“Barangsiapa yang malu kepada Allah, Allah pun malu kepadanya.”
Malunya Allah kepada hamba adalah malu bila hambanya berdoa dan memohon kepada-Nya untuk tidak mengabulkannya, dan malu untuk mengadzab hambanya apabia hamba tersebut berbuat maksiat kepadanya.
Orang yang masih memiliki rasa malu kepada sesama pastinya ia akan menjauhkan diri dari akhlak dan perilaku yang tercela, menjauhkan diri dari berkata kotor, tidak bangga dengan perbuatan maksiat dan sebagainya, malu bila menampakkan aibnya kepada orang lain dan menghindarkan diri dari akhlak yang tercela. Benarlah sabda Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassallam yang mengatakan;
إِذَا لَمْ تَسْتَحْيِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ
“Bila engkau tidak malu, berbuatlah sesukamu.” (HR. Tirmidzi)
Dan malu kepada Allah adalah dengan menjauhkan diri dari perkara-perkara yang dilarang oleh Allah baik ketika ada orang maupun dikala sendiri. Malu kepada Allah seperti ini adalah malu yang didapat melalui proses ma’rifatullah (mengenal Allah), mengenal keagungan-Nya, merasakan kedekatan-Nya dengan hamba-Nya, merasa diawasi oleh-Nya dan kesadaran bahwa Allah selalu mengetahui mata-mata yang berkhianat dan apa yang tersimpan di dalam hati manusia. Malu seperti ini merupakan derajat tertinggi dari suatu iman, bahkan malu adalah derajat ihasan yang paling tinggi. Sebagaimana dikatakan dalam sebuah hadits;
الْإِحْسَانُ أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ
“Ihsan adalah engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, kalau engkau tidak bisa melihat-Nya maka sesungguhnya Ia melihat-Mu.”
Ibnu Abbas berkata;
الَحيَاءُ وَالإِيْمَانُ فِي قَرْنٍ، فَإِذَا نَزَعَ الْحَيَاءُ تَبِعَه ُالآخر
“Iman dan malu adalah satu kesatuan. Jika malu telah lepas maka akan diikuti iman.”
Hadits dan atsar diatas menjelaskan bahwa orang yang telah hilang sifat malunya maka tidak ada lagi yang menghalanginya untuk berbuat tercela, tidak sungkan melakukan yang haram, tidak takut terhadap dosa, tidak malu berkata kotor. Oleh karena itu ketika sifat malu semakin terkikis di zaman sekarang maka semakin tumbuh subur pula berbagai kemungkaran, aurat dengan bangga diperlihatkan, terang-terangan dalam berbuat keji dan memandang baik perkara-perkara yang buruk dan tercela. Wallaahul Musta’aan.*/Imron Mahmud
0 notes
haditsislam · 4 years
Text
Tumblr media
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ ِ
ليَصْمُتْ
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, maka hendaklah ia berkata baik atau diam. (Hadits Muttafaq alaih)
Di dalam Al-Minhaaj, Imam Nawawi -rahimahullah- dalam penjelasannya berkata:
“Adapun sabda Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam-, “maka hendaklah ia berkata baik atau diam” artinya ketika seseorang ingin berbicara hendaklah dilihat apakah ucapannya mengandung kebaikan dan kebenaran yang membuatnya mendapatkan ganjaran pahala wajib atau sunnah, maka berbicaralah. Tapi jika tidak, tahanlah diri untuk tidak berbicara.”
Saat mengomentari hadits di atas Imam Syafi'i mengatakan, “Bila hendak berbicara, berfikirlah terlebih dahulu. Jika ucapan itu tidak mengandung kemudharatan, maka berkatalah. Namun bila mengandung kemudharatan atau keraguan, maka tahanlah diri.”
Pepatah arab mengatakan:
الحلم زين والسكوت سلامة # فإذا نطقت فلا تكن مهذارا
ما إن ندمت على سكوتى مرة # ولقد ندمت على الكلام مرارا
Kelembutan itu adalah keindahan, sementara diam adalah keselamatan.
Jika engkau berucap, jangan sampai berlebihan
Aku tak pernah menyesali diamku walau sekali saja
Namun sungguh aku menyesali bicaraku berkali-kali
Suatu ketika Sahabat Abu Bakar ash-Shiddiq -radhiallahu anhu-. memegang ujung lidahnya dan berkata:
هَذَ الَّذِيْ أَوْرَدَنِي الْمَوَارِدَ
“Ini yang bisa membawaku pada salah dan celaka di dunia dan akhirat.”
Imam Ibnu Hibban al-Busti -rahimahullah -menjelaskan:
الواجب على العاقل أن ينصف أذنيه من فيه ويعلم أنه إنما جعلت له أذنان وفم واحد ليسمع أكثر مما يقول
“Orang berakal harus banyak mempergunakan kedua telinga daripada lisan. Dia harus menyadari bahwa ia diberi dua buah telinga dan satu mulut supaya ia lebih banyak mendengar daripada berbicara.”
Setidaknya.. hadits dan petuah salaf diatas mengajari kita untuk menahan diri dari pembicaraan yang tidak mengandung kebaikan dan manfaat. Sebab tanda baiknya Islam seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat bagi dunia dan akhiratnya.
سَلاَمَةُ الإِنْسَانِ فيِ حِفْظِ اللِّسَانِ "Keselamatan manusia tergantung pada keterjagaan lidahnya." [Maqalah]
0 notes
haditsislam · 4 years
Text
Tumblr media Tumblr media
(Ustadz Muhammad Sulhan, Lc, MHI)
[1]. Setiap Jiwa Berpotensi Hasad
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:
الْحَسَد مَرَضٌ مِنْ أَمْرَاضِ النَّفْسِ وَهُوَ مَرَضٌ غَالِبٌ فَلاَ يَخْلُصُ مِنْهُ إلاَّ قَلِيْلٌ مِنَ النَّاسِ وَلِهَذَا يُقَالُ: مَا خَلاَ جَسَدٌ مِنْ حَسَدٍ لَكِنَّ اللَّئِيْمَ يُبْدِيْهِ وَالْكَرِيْمَ يُخْفِيْهِ
Hasad adalah salah satu penyakit hati, dan hasad adalah penyakit yang dominan, maka tidak ada yang selamat darinya kecuali sedikit dari manusia.
Oleh karena itu dikatakan: Tidak ada jasad yang kosong dari hasad, orang yang buruk hatinya akan menampakkannya sedangkan orang yang mulia/baik hatinya akan menyembunyikannya (tidak meluapkannya dengan perkataan atau perbuatan). (Majmu' al-Fatawa, jilid 10)
[2]. Hasad Kezaliman Terhadap Diri Sendiri
Umar bin Abdul Aziz rahimahullah berkata:
لَمْ أَرَ ظَالِماً أَشْبَهَ بِالْمَظْلُوْمِ مِنْ حَاسِدٍ
Saya tidak pernah melihat orang zalim paling meyerupai orang yang terzalimi dari pada orang yang hasad. (Fathul Qadir)
Seorang pujangga bersenandung:
قُلْ لِلْحَسُوْدِ إِذَا تَنَفَّسَ طَعْنَةً يَا ظَالِماً وَكَأَنَّهُ مَظْلُوْمُ
Katakan kepada pendengki bila ia melepas celaan, "Wahai orang yang zalim" namun dia sendiri terzalimi
[3]. Hasad Yang Diperbolehkan
Tidak semua hasad diharamkan, ternyata ada hasad yang dibolehkan. Hasad jenis ini ulama sebut dengan istilah "ghibtoh". Yaitu seseorang ingin menjadi seperti temannya tanpa mengharapkan nikmat orang itu hilang darinya.
Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata:
Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
لاَ حَسَدَ إِلاَّ فِي اثْنَتَيْنِ: رَجُلٍ آتَاهُ اللَّهُ مَالاً فَسَلِّطَهُ عَلَى هَلَكَتِهِ فِي الْحَقِّ وَرَجُلٍ آتَاهُ اللَّهُ حِكْمَةً فَهُوَ يَقْضِيْ بِهَا وَيُعَلِّمُهَا.
Tidak ada hasad (ghibtoh) yang terpuji kecuali pada dua hal: (kepada) seorang yang Allah berikan harta lalu ia menghabiskannya untuk kebenaran, dan kepada seseorang yang Allah berikan hikmah lalu ia berhukum dengannya (mengamalkannya) dan mengajarkannya. (HR. al-Bukhari, Muslim, dll.)
Hikmah disini artinya adalah al-Qur'an dan segala hal yang mencegah datangnya kejahilan (ketidaktahuan) dan menjauhkan dari hal buruk. (Fathul Bari oleh Ibnu Hajar dan Syarah Shahih Muslim oleh an-Nawawi)
[4]. Hadis Lemah Seputar Hasad
Hadis tersebut berbunyi:
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ الله عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وسَلَّمَ قَالَ: إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Hati-hatilah kalian dari hasad, karena hasad dapat memakan kebaikan sebagaimana api melahap kayu bakar.”
[Misykat al-Mashabih no. 5040, Dha'if at-Targhib no. 1723 & 1726, adh-Dha'ifah no. 1902, Dha'if Sunan Abu Dawud no. 4903]
Semoga Allah membersihkan hati kita dari berbagai macam penyakit hati, termasuk hasad. Aamiin.
Bagian Indonesia
ICC DAMMAM KSA
____________________
Dipost oleh Ustadz Muhammad Sulhan, Lc, MHI -hafizhahullah- di Dammam,Saudi tgl 11 Rabi'ul Awal 1436 / 2 Januari 2015
2 notes · View notes
haditsislam · 4 years
Text
Tumblr media
1. Ali bin Abi Thalib Radhiallahu ‘Anhu mengatakan:
الْعِلْمُ خَيْرٌ مِنْ الْمَالِ .الْعِلْمُ يَحْرُسُك ، وَأَنْتَ تَحْرُسُ الْمَالِ .الْعِلْمُ حَاكِمٌ وَالْمَالُ مَحْكُومٌ عَلَيْهِ .مَاتَ خَزَّانُ الْأَمْوَالِ وَبَقِيَ خَزَّانُ الْعِلْمِ أَعْيَانُهُمْ مَفْقُودَةٌ ، وَأَشْخَاصُهُمْ فِي الْقُلُوبِ مَوْجُوْدَةٌ
“Ilmu lebih baik daripada harta. Ilmu yang menjagamu, sedangkan kamu yang menjaga harta. Ilmu itu hakim, sedangkan harta dihakimi. Para penyimpan harta meninggal dunia, namun penyimpan ilmu tetap ada. Sekalipun badan mereka tiada, nama mereka tetap ada dalam hati.” (Adab ad-Dunya wad Din hlm. 48 oleh al-Mawardi)
2. Ibnu Abbas Radhiallahu ‘Anhu mengatakan:
تَذَاكُرُ الْعِلْمِ بَعْضَ لَيْلَةٍ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ إِحْيَائِهَا
“Mempelajari ilmu di sebagian malam itu lebih aku cintai daripada menghidupkan malam (dengan ibadah).” (al-Mushannaf 11/253 oleh Abdurrazzaq, Jami’ Bayanil Ilmi wa Fadhlihi 1/117 oleh Ibnu Abdil Barr)
3. Abdurrahman bin Mahdi Rahimahullahu mengatakan:
الَّرجُلُ إِلَى الْعِلْمِ أَحْوَجُ مِنْهً إلِىَ الأَكْلِ وَالشُّرْبِ
“Seorang itu lebih butuh kepada ilmu daripada kepada makan dan minum.” (Hilyatul Auliya‘ 9/4 oleh Abu Nu’aim)
4. Rabi’ah Rahimahullahu mengatakan:
العِلْمُ وَسِيْلَةٌ إِلَى كُلِّ فَضِيلَةٍ
“Ilmu adalah sarana menuju segala keutamaan.” (Siyar A’lam an-Nubala‘ 6/90 oleh adz-Dzahabi)
5. Imam Syafi’i Rahimahullahu mengatakan:
مَنْ تَعَلَّمَ القُرْآنَ، عَظُمَتْ قِيْمَتُهُ، وَمَنْ تَكَلَّمَ فِي الفِقْهِ، نَمَا قَدْرُهُ، وَمَنْ كَتَبَ الحَدِيْثَ، قَوِيَتْ حُجَّتُهُ، وَمَنْ نَظَرَ فِي اللُّغَةِ، رَقَّ طَبْعُهُ، وَمَنْ نَظَرَ فِي الحِسَابِ، جَزُلَ رَأَيُهُ، وَمَنْ لَمْ يَصُنْ نَفْسَهُ، لَمْ يَنْفَعْهُ عِلْمُهُ
“Barangsiapa yang mempelajari al-Qur‘an maka kedudukannya akan tinggi. Barangsiapa yang berbicara tentang fiqih maka kapasitas ilmunya akan berkembang. Barangsiapa yang menulis hadits maka argumentasinya akan kuat. Barangsiapa mempelajari bahasa maka tabiatnya akan halus. Barangsiapa mempelajari berhitung maka akan encer otaknya. Barangsiapa tidak menjaga dirinya maka ilmunya tidak akan bermanfaat baginya.” (Siyar A’lam an-Nubala‘ 10/24 oleh adz-Dzahabi)
6. Hasan al-Bashri Rahimahullahu mengatakan:
لَأَنْ أَتَعَلَّمَ بَاباً مِنَ الْعِلْمِ فَأُعَلِّمُهُ مُسْلِمًا أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ تَكُوْنَ لِيْ الدُّنْيَا كُلُّهَا فِي سَبِيْلِ اللهِ تَعَالَى
“Sungguh saya mempelajari satu bab dalam ilmu lalu saya mengajarkannya kepada seorang muslim lebih saya cintai daripada saya memiliki dunia seluruhnya di jalan Allah.” (al-Faqih wal Mutafaqqih 1/102 oleh al-Khathib al-Baghdadi, al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab 1/21 oleh an-Nawawi)
7. Abu Muslim al-Khaulani v\ mengatakan:
الْعُلَمَاءُ فِي الأَرْضِ مِثْلُ النُّجُوْمِ فِي السَّمَاءِ إِذَا بَدَتْ لِلنَّاسِ اهْتَدَوْا بِهَا وَإِذَا خَفِيَتْ عَلَيْهِمْ تَحَيَّرُوْا
“Ulama itu di bumi bagaikan bintang di langit. Apabila mereka tampak bagi manusia, mereka (manusia) akan mendapatkan petunjuk jalan. Namun, jika bintang tidak tampak pada mereka, niscaya mereka kebingungan.” (Tadzkirah as-Sami’ wal Mutakallim hlm. 25 oleh Ibnu Jama’ah)
8. Mutharrif bin Abdillah Rahimahullahu mengatakan:
الْعِلْمُ أَفْضَلُ مِنَ الْعَمَلِ، أَلاَ تَرَى أَنَّ الرَّاهِبَ يَقُوْمُ اللَّيْلَ ، فَإِذَا أَصْبَحَ أَشْرَكَ
“Ilmu itu lebih utama daripada amal. Tidakkah engkau perhatikan seorang ahli ibadah yang shalat malam namun di pagi harinya dia berbuat syirik.” (al-Faqih wal Mutafaqqih 1/110 oleh al-Khathib al-Baghdadi)
9. Sufyan bin Uyainah Rahimahullahu mengatakan:
تَدْرُوْنَ مَا مَثَلُ الْعِلْمِ ، مَثَلُ دَارِ اْلكُفْرِ وَدَارِ الإِسْلاَمِ. فَإِنْ تَرَكَ أَهْلُ الإِسْلاَمِ الْجِهَادَ جَاءَ أَهْلُ الْكُفْرِ فَأَخَذُوْا الإِسْلاَمَ ، وَإِنْ تَرَك النَّاسُ الْعِلْمَ صَارَ النَّاسُ جُهَّالًا
“Tahukah kalian perumpamaan ilmu? Perumpamaannya seperti negara Islam dan negara kafir. Jika orang Islam meninggalkan jihad maka orang kafir akan menghancurkan Islam. Jika manusia meninggalkan ilmu maka manusia akan bodoh.” (al-Faqih wal Mutafaqqih 1/103 oleh al-Khathib al-Baghdadi)
10. Wahb bin Munabbih Rahimahullahu mengatakan:
يَتَشَعَّبُ مِنَ الْعِلْمِ الشَّرَفُ وَإِنْ كَانَ صَاحِبُه دَنِيًا، وَالْعِزُّ وَإِنْ كَانَ مَهِيْنًا، وَالْقُرْبُ وَإِنْ كَانَ قَصِيًا، وَالْغِنَى وَإِنْ كَانَ فَقِيْرًا، وَ الْمَهَابَةُ وَإِنْ كَانَ وَضِيْعًا
“Bercabang dari ilmu sebuah kemuliaan sekalipun orangnya rendahan, dekat sekalipun awalnya jauh, kekayaan sekalipun sebelumnya fakir, wibawa sekalipun awalnya tak terhormat.” (Tadzkirah as-Sami’ wal Mutakallim hlm. 25 oleh Ibnu Jama’ah)
11. Sufyan ats-Tsauri Rahimahullahu mengatakan:
مَا أَعْرِفُ شَيْئًا أَفْضَلَ مِنْ طَلَبِ الْحَدِيْثِ إِذَا أُرِيْدَ بِهِ وَجْهُ اللهِ
“Saya tidak mengetahui sesuatu yang lebih mulia daripada mencari hadits jika memang ikhlas mengharapkan wajah Allah.” (Tahdzib Tarikh Dimasyq oleh Ibnu Asakir 3/354)
3 notes · View notes
haditsislam · 4 years
Text
Tumblr media
Ibnu Abdul Barr meriwayatkan dengan sanadnya dari Zar bin Hubaisy. Ia berkata, “Dua orang duduk bersama untuk makan siang, dimana salah satunya membawa lima potong roti dan yang lainnya membawa tiga potong roti. Mana kala kedua-duanya telah meletakkan makanan di depan, tiba-tiba seseorang lewat di hadapan mereka dan mengucapkan salam, maka meraka berkata, ‘Duduklah untuk makan!’lalu orang itu duduk dan makan bersama mereka.
“Mereka memakan delapan potong roti itu secara sama rata. Setelah itu, orang itu bangkit dan meninggalkan delapan dirham untuk mereka berdua dan berkata, 'Ambillah uang ini sebagai ganti dari makanan kalian yang telah aku makan.' Namun mereka bertikai hingga pemilik lima roti berkata, 'Lima dirham adalah milikku dan tiga dirham lagi milikmu .' Sedangkan pemilik tiga roti membalas, 'aku tidak rela kecuali semua dirham ini dibagi rata (separuh-separuh).'
Lantas mereka mengadukan masalah kepada Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as. mereka mulai menceritakan kejadian kepada beliau, maka beliau berkata kepada pemilik tiga roti, ‘Temanmu ini telah menyuguhkan apa yang telah dia suguhkan dan rotinya lebih banyak dari rotimu. Jadi terimalah tiga dirham itu dengan rela!’ namun dia menolak ‘tidak. Demi Allah! Aku tidak rela kecuali dengan seadil-adilnya.’
“Maka Ali as. berkata, ‘Dalam hitungan seadil-adilnya, sebenarnya kamu tidak berhak kecuali satu dirham saja. Sedangkan dia berhak tujuh dirham.’ Spontan orang kedua menanggapi. 'Maha suci Allah, hai Amirul Mikminin, dia telah mengusulkan kepadaku tiga dirham kepadaku, tapi aku tidak rela, lalu engkau memintaku untuk menerimanya, tapi aku tetap tidak rela, dan kini engkau katakan kepadaku bahwa dalam hitungan seadil-adilnya, aku tidak berhak kecuali satu dirham saja?!'
“Maka Ali as. menjawab, 'Temanmu telah mengajukan tiga dirham kepadamu sebagai jalur damai, tapi kamu berkata, 'aku tidak rela kecuali dengan hitungan seadil-adilnya.' Namun kamu sebenarnya tidak berhak dalam hitungan seadil-adilnya kecuali satu.' Orang itu mendesak, 'kalau begitu , berikan kepadaku penjelasan hitungan seadil-adilnya hingga aku mengerti.' Maka Ali as. berkata, ‘Bukankah delapan roti itu adalah dua puluh empat pertiga yang telah kalian makan, sedangkan kalian ini tiga orang dan tidak diketahui mana diantara kalian yang lebih banyak atau yang lebih sedikit makannya, lalu kalian menganggap kalian semua makan secara rata.’
Orang itu berkata, ‘betul.’
Ali as. melanjutkan, ‘Dan kamu makan tiga sepertiga, padahal kamu hanya memiliki sembilan sepertiga, dan temanmu makan delapan sepertiga; dia memiliki lima belas sepertiga dan memakan delapan darinya hingga tersisa tujuh lalu dia makan satu dari sembilan sepertiga milikmu. Jadi kamu berhak satu dirham karena satu sepertiga milikmu itu, dan tujuh sepertiga miliknya.’ Maka orang itu berkata kepada beliau, ‘sekarang aku rela
قَضَى أَمِيرُ الْمُؤْمِنِينَ ـ علي بن أبي طالب ـ ( عليه السلام ) بَيْنَ رَجُلَيْنِ اصْطَحَبَا فِي سَفَرٍ فَلَمَّا أَرَادَا الْغَدَاءَ أَخْرَجَ أَحَدَهُمَا مِنْ زَادِهِ خَمْسَةَ أَرْغِفَةٍ ، وَ أَخْرَجَ الْآخَرُ ثَلَاثَةَ أَرْغِفَةٍ ، فَمَرَّ بِهِمَا عَابِرُ سَبِيلٍ فَدَعَوَاهُ إِلَى طَعَامِهِمَا فَأَكَلَ الرَّجُلُ مَعَهُمَا حَتَّى لَمْ يَبْقَ شَيْ‏ءٌ .
فَلَمَّا فَرَغُوا أَعْطَاهُمَا الْعَابِرُ بِهِمَا ثَمَانِيَةَ دَرَاهِمَ ثَوَابَ مَا أَكَلَهُ مِنْ طَعَامِهِمَا .
فَقَالَ صَاحِبُ الثَّلَاثَةِ أَرْغِفَةٍ لِصَاحِبِ الْخَمْسَةِ أَرْغِفَةٍ : اقْسِمْهَا نِصْفَيْنِ بَيْنِي وَ بَيْنَكَ .
وَ قَالَ صَاحِبُ الْخَمْسَةِ : لَا ، بَلْ يَأْخُذُ كُلُّ وَاحِدٍ مِنَّا مِنَ الدَّرَاهِمِ عَلَى عَدَدِ مَا أَخْرَجَ مِنَ الزَّادِ .
قَالَ فَأَتَيَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ ( عليه السلام ) فِي ذَلِكَ فَلَمَّا سَمِعَ مَقَالَتَهُمَا قَالَ لَهُمَا : " اصْطَلِحَا فَإِنَّ قَضِيَّتَكُمَا دَنِيَّةٌ " .
فَقَالَا : اقْضِ بَيْنَنَا بِالْحَقِّ .
قَالَ ـ الراوي ـ : فَأَعْطَى صَاحِبَ الْخَمْسَةِ أَرْغِفَةٍ سَبْعَةَ دَرَاهِمَ ، وَ أَعْطَى صَاحِبَ الثَّلَاثَةِ أَرْغِفَةٍ دِرْهَماً .
وَ قَالَ : " أَ لَيْسَ أَخْرَجَ أَحَدُكُمَا مِنْ زَادِهِ خَمْسَةَ أَرْغِفَةٍ وَ أَخْرَجَ الْآخَرُ ثَلَاثَةَ أَرْغِفَةٍ " ؟
قَالَا : نَعَمْ .
قَالَ : " أَ لَيْسَ أَكَلَ مَعَكُمَا ضَيْفُكُمَا مِثْلَ مَا أَكَلْتُمَا " ؟
قَالَا : نَعَمْ .
قَالَ : " أَ لَيْسَ أَكَلَ كُلُّ وَاحِدٍ مِنْكُمَا ثَلَاثَةَ أَرْغِفَةٍ غَيْرَ ثُلُثِهَا " ؟
قَالَا : نَعَمْ .
قَالَ : " أَ لَيْسَ أَكَلْتَ أَنْتَ يَا صَاحِبَ الثَّلَاثَةِ ثَلَاثَةَ أَرْغِفَةٍ إِلَّا ثُلُثاً ، وَ أَكَلْتَ أَنْتَ يَا صَاحِبَ الْخَمْسَةِ ثَلَاثَةَ أَرْغِفَةٍ غَيْرَ ثُلُثٍ ، وَ أَكَلَ الضَّيْفُ ثَلَاثَةَ أَرْغِفَةٍ غَيْرَ ثُلُثٍ ، أَ لَيْسَ بَقِيَ لَكَ يَا صَاحِبَ الثَّلَاثَةِ ثُلُثُ رَغِيفٍ مِنْ زَادِكَ ، وَ بَقِيَ لَكَ يَا صَاحِبَ الْخَمْسَةِ رَغِيفَانِ وَ ثُلُثٌ ، وَ أَكَلْتَ ثَلَاثَةَ أَرْغِفَةٍ غَيْرَ ثُلُثٍ " ؟
فَأَعْطَاهُمَا لِكُلِّ ثُلُثِ رَغِيفٍ دِرْهَماً ، فَأَعْطَى صَاحِبَ الرَّغِيفَيْنِ وَ ثُلُثٍ سَبْعَةَ دَرَاهِمَ وَ أَعْطَى صَاحِبَ ثُلُثِ رَغِيفٍ دِرْهَماً 1 .
0 notes
haditsislam · 4 years
Text
Assalamualaikum Wr Wb.
Majelis Ta’lim Ar Ridwan – Kalam Salaf
~ LEPASKAN BEBAN MASALAH DUNIA DALAM MENJALANI HIDUP ~
ﺳﺄﻝ ﺭﺟﻞ ﻣﻬﻤﻮﻡ ﺍﻣﻴﺮ ﺍﻟﻤﺆﻣﻨﻴﻦ ﻋﻠﻲ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﻃﺎﻟﺐ ﻓﻘﺎﻝ:
Seseorang yang tengah susah bertanya kepada pemimpin orang-orang mukmin ‘Ali bin Abi Thoolib,dia berkata;
ﻳﺎ ﺍﻣﻴﺮ ﺍﻟﻤﺆﻣﻨﻴﻦ ﻟﻘﺪ ﺃﺗـﻴـﺘﻚ ﻭﻣﺎ ﻟﻲ ﺣﻴﻠﺔ ﻣﻤﺎ ﺃﻧﺎ ﻓﻴﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﻬﻢ؟
Wahai pemimpin orang-orang mukmin,benar-benar aku telah mendatangimu&aku tidak ada kuasa dari apa-apa yang tengah aku sekarang ini didalam susah?
ﻓﻘﺎﻝ ﺍﻣﻴﺮ ﺍﻟﻤﺆﻣﻨﻴﻦ :ﺳﺄﺳﺄﻟﻚ ﺳﺆﺍﻟﻴﻦ ﻭﺃُﺭﻳﺪ ﺇﺟﺎﺑﺘﻬﻤﺎ ﻓﻘﺎﻝ ﺍﻟﺮﺟﻞ: ﺍﺳﺄﻝ.
Maka pemimpin orang-orang mukmin berkata;aku akan bertanya kepadamu 2 pertanyaan&aku inginkan jawaban 2 pertanyaan tersebut,maka orang tersebut berkata;tanyalah
ﻓﻘﺎﻝ ﺍﻣﻴﺮ ﺍﻟﻤﺆﻣﻨﻴﻦ : ﺃﺟﺌﺖ ﺇﻟﻰ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻭﻣﻌﻚ ﺗﻠﻚ ﺍﻟﻤﺸﺎﻛﻞ؟ ﻗﺎﻝ:ﻻ.
Maka berkata pemimpin orang-orang mukmin;apakah engkau datang kedunia ini,engkau bersama masalah-masalah itu,orang tersebut berkata;tidak
ﻓﻘﺎﻝ ﺍﻣﻴﺮ ﺍﻟﻤﺆﻣﻨﻴﻦ : ﻫﻞ ﺳﺘﺘﺮﻙ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎﻭ ﺗﺄﺧﺬ ﻣﻌﻚ ﺍﻟﻤﺸﺎﻛﻞ؟ ﻗﺎﻝ : ﻻ
Maka berkata pemimpin orang-orang mukmin berkata;apakah engkau akan meninggalkan dunia&engkau mengambil/membawa masalah-masalah?,orang tersebut berkata;tidak
ﻓﻘﺎﻝ ﺍﻣﻴﺮ ﺍﻟﻤﺆﻣﻨﻴﻦ : ﺃﻣﺮٌ ﻟﻢ ﺗﺄﺕِ ﺑﻪ، ﻭﻟﻦ ﻳﺬﻫﺐ ﻣﻌﻚ ..
Maka berkata pemimpin orang-orang yang beriman;urusan yang engkau tidak datang dengannya&selamanya dia(masalah-masalah tersebut)tidak akan pergi bersamamu
ﺍﻷﺟﺪﺭ ﺃﻻ ﻳﺄﺧﺬ ﻣﻨﻚ ﻛﻞ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻬﻢ ﻓﻜﻦ ﺻﺒﻮﺭﺍً ﻋﻠﻰ ﺃﻣﺮ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ،
Yang paling pantas,janganlah setiap kesusahan mengambil darimu(memforsir fikiranmu)maka jadilah dirimu penyabar atas urusan dunia
ﻭﻟﻴﻜﻦ ﻧﻈﺮﻙ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ ﺃﻃﻮﻝ ﻣﻦ ﻧﻈﺮﻙ ﺇﻟﻰ ﺍﻷﺭﺽ ﻳﻜﻦ ﻟﻚ ﻣﺎ ﺃﺭﺩﺕ ،
Dan jadikan pandanganmu kelangit bersandar pada ALLOH SWT)lebih panjang dari pada pandanganmu kebumi,menjadi hal tersebut untukmu…apa-apa yang engkau inginkan
ﺍﺑﺘﺴﻢ … ﻓﺮﺯﻗﻚ ﻣﻘﺴﻮﻡ ﻭﻗﺪﺭﻙ ﻣﺤﺴﻮﻡ..
ﻭﺃﺣﻮﺍﻝ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻻ ﺗﺴﺘﺤﻖ ﺍﻟﻬﻤﻮﻡ..
Senyumlah…maka rizqimu telah terbagi&ukuran untuk dirimu telah terambil&keadaan-keadaan dunia tidaklah berhak untuk disusahi…
Tumblr media
2 notes · View notes
haditsislam · 4 years
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
0 notes
haditsislam · 4 years
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Bahkan mereka mengatakan: "Muhammad telah membuat-buat Al Quran itu", Katakanlah: "
1 note · View note
haditsislam · 4 years
Text
7. Hadits “Menuntut Ilmu”
أُطْلُبِ الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ إِلَى الَّلحْدِ
Artinya : ”Carilah ilmu sejak dari buaian hingga ke liang lahat”. (Al Hadits)
0 notes
haditsislam · 4 years
Text
4. Hadits “Menginginkan Kebahagiaan Dunia-Akhirat Harus Wajib dengan Ilmu”
مَنْ أَرَا دَالدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِا لْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَالْاآخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ
Artinya : ”Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kehidupan Akherat, maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa menghendaki keduanya maka wajib baginya memiliki ilmu”. (HR. Turmudzi)
0 notes
haditsislam · 4 years
Text
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَمُسْلِمَةٍ
Artinya : ”Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun muslim perempuan”. (HR. Ibnu Abdil Barr)
0 notes
haditsislam · 4 years
Text
Tumblr media
Setetes madu jatuh di atas tanah
Datanglah seekor semut kecil, perlahan-lahan dicicipinya madu tersebut. . .
Hmmm... manis. Lalu dia beranjak hendak pergi.
Namun rasa manis madu sudah terlanjur memikat hatinya. Dia pun kembali untuk mencicipi lagi, sedikit saja. Setelah itu barulah dia akan pergi. .
Namun, ternyata dia merasa tidak puas hanya mencicipi madu dari pinggir tetesannya.
Dia pikir, kenapa tidak sekalian saja masuk dan menceburkan diri agar bisa menikmati manisnya, lagi dan lagi. .
Maka masuklah sang semut, tepat di tengah tetesan madu.
Ternyata? Badan mungilnya malah tenggelam penuh madu, kakinya lengket dengan tanah.
Dan... Tentu saja tak bisa bergerak. .
Malangnya, dia terus seperti itu hingga akhir hayatnya. Mati dalam kubangan setetes madu. ..
Demikianlah analogi sederhana tentang dunia dan pecinta dunia, sebagaimana diperumpamakan dalam sebuah pepatah Arab : .
"Hakikat apa-apa dari kenikmatan dunia melainkan bagai setetes besar dari madu.
Maka siapa yang hanya mencicipinya sedikit, ia akan selamat.
Namun siapa yang menceburkan diri ke dalamnya, ia akan binasa."
"Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?" (Al- An'am : 32)
[Nailul Authar]
قصة النملة وقطرة العسل القاتلة
سرايا - سقطت قطرة عسل على الأرض ، فجاءت نملة صغيرة فتذوّقت العسل .
ثم حاولت الذهاب لكن مذاق العسل راق لها ، فعادت وأخذت رشفة أخرى . ثم أرادت الذهاب ، لكنها شعرت بأنها لم تكتفِ بما ارتشفته من العسل على حافة القطرة ، و قرّرت أن تدخل في العسل لتستمع به أكثر وأكثر .
وكالة أنباء سرايا الإخبارية - حرية سقفها السماء :
سرايا - سقطت قطرة عسل على الأرض ، فجاءت نملة صغيرة فتذوّقت العسل .
ثم حاولت الذهاب لكن مذاق العسل راق لها ، فعادت وأخذت رشفة أخرى . ثم أرادت الذهاب ، لكنها شعرت بأنها لم تكتفِ بما ارتشفته من العسل على حافة القطرة ، و قرّرت أن تدخل في العسل لتستمع به أكثر وأكثر .
دخلت النملة في قطرة العسل وأخذت تستمتع به ، لكنها لم تستطع الخروج منه ، لقد كبّل قوائمها ، والتصقت بالأرض ولم تستطع الحركة وظلّت على هذه الحال إلى أن ماتت .
لو اكتفت النملة بقليل من العسل ما كانت لتموت .
يقول الحكماء ما الدنيا إلاّ قطرة عسل كبيرة ، فمن اكتفى بارتشاف القليل من عسلها نجا ، ومن غرق في بحر عسلها هلك
أو كما قال عز من قائل : ' وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
0 notes
haditsislam · 4 years
Text
Tumblr media
Suatu ketika seorang pengusaha sedang memotong rambutnya pada tukang cukur yang berdomisili tidak jauh dari kantornya, mereka melihat ada seorang anak kecil berlari-lari dan melompat-lompat di depan mereka.
Tukang cukur berkata,
“Anak Itu namanya Bejo, dia anak paling bodoh di dunia”
“Ah apa iya?” jawab pengusaha tersebut penasaran
Lalu tukang cukur memanggil si Bejo, ia lalu merogoh kantongnya dan mengeluarkan lembaran uang Rp.1000 dan Rp.2000, lalu menyuruh Bejo memilih,
“Bejo, kamu boleh pilih dan ambil salah satu uang ini, terserah kamu mau pilih yang mana, ayo nih pilih!”
Bejo melihat ke tangan Tukang cukur dimana ada uang Rp.1000 dan Rp.2000, lalu dengan cepat tangannya bergerak mengambil uang Rp.1000.
Tukang cukur dengan perasaan benar dan menang lalu berbalik kepada sang pengusaha dan berkata pelan,
“Benar kan yang saya katakan tadi, Bejo itu memang anak terbodoh yang pernah saya temui. Sudah tak terhitung berapa kali saya lakukan tes seperti itu tadi dan ia selalu mengambil uang yang nilainya lebih kecil.”
Setelah sang pengusaha selesai memotong rambutnya, di tengah perjalanan pulang dia bertemu dengan Bejo. Karena merasa penasaran dengan apa yang dia lihat sebelumnya,dia pun memanggil Bejo lalu bertanya,
“Bejo, tadi saya melihat sewaktu tukang cukur menawarkan uang lembaran Rp.1000 dan Rp.2000, saya lihat kok yang kamu ambil uang yang Rp.1000, kenapa tidak ambil yang Rp.2000 ??? Nilainya kan lebih besar 2 kali lipat dari yang Rp.1000 ???”
Tanya pengusaha tersebut penasaran
Sambil tersenyum Bejo pun berkata ……
“Ntar saya gak akan dapat Rp.1000 setiap hari lagi dong, karena tukang cukur itu selalu penasaran kenapa saya gak ambil yang Rp.2000. Kalau saya ambil yang Rp.2000, berarti permainannya akan selesai … “
grin emotikon
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Banyak orang yang merasa lebih pintar dibandingkan orang lain, sehingga mereka sering menganggap remeh orang lain. Ukuran kepintaran seseorang hanya ALLAH ﷻ yang mengetahuinya. Alangkah bijaksananya kita jika tidak menganggap diri sendiri lebih pintar dari orang lain. Bedanya orang sukses dengan orang kurang sukses adalah, orang sukses berfikir untuk hari ini dan esok, orang kurang sukses berfikir hanya untuk hari ini.
دخل طفل صغير محل الحلاقة، فهمس الحلاق للزبون: "هذا أغبى طفل في العالم .. سأثبت لك ذلك". وضع الحلاق درهما بيد و25 فلسا باليد الأخرى،
الصورة للتوضيح فقط
استدعى الولد وعرض عليه المبلغين فأخذ الولد الـ25 فلسا ومشى.
قال الحلاق: "ألم أقل لك ذلك؟! هذا الولد لا يتعلم أبدا .. وفي كل مرة يكرر نفس الأمر!
عندما خرج الزبون من المحل قابل الولد خارجا من محل الآيس كريم، فدفعته الحيرة أن يسأله: "لماذا تأخذ الـ25 فلسا كل مرة ولا تأخذ الدرهم؟!" فقال الولد: "لأن اليوم الذي سآخذ فيه الدرهم ستنتهي اللعبة..!!"
أحيانا تعتقد أن بعض الناس أقل ذكاء كي يستحقوا تقديرك لحقيقة ما يفعلون، والواقع انك تستصغرهم على جهل منك. فلا تحتقرن إنساناً ولا تستصغرن شخصاً ولا تعيبن مخلوقاً.
2 notes · View notes