Tumgik
iirmaros · 4 years
Text
Bekerja dengan rekan yang tidak memiliki Self Awareness
Tumblr media
Self Awareness atau kesadaran diri adalah salah satu dari lima komponen dalam kecerdasan emosional yang merupakan kemampuan untuk mengenali diri sendiri. Self awareness dianggap penting karena dapat mempengaruhi kinerja seseorang, kesuksesan karir dan efektivitas dalam memimpin. Penelitian menunjukan bahwa ketika seseorang dapat melihat dirinya dengan lebih jelas, maka mereka akan lebih percaya diri dan lebih kreatif. Selain itu, mereka juga dapat membuat keputusan yang lebih sehat, membangun hubungan yang lebih kuat dan berkomunikasi dengan lebih efektif. Bahkan pemimpin yang memiliki self awareness dapat memimpin karyawan lebih efektif dengan tetap mengutamakan kepuasan karyawan dan keuntungan perusahaan.
Tasha Eurich PhD, adalah seorang organizational psychologist, researcher, dan New York Times bestselling author yang melakukan penelitian mengenai Self Awareness. Dalam penelitian lima tahun terakhir, peneliti menemukan bahwa 95% orang berpikir mereka memiliki kesadaran diri, namun hanya 10% hingga 15% orang yang benar-benar memilikinya. Hal itu berarti masih banyak orang yang belum memiliki kesadaran diri. Di kantor, kita tidak perlu melihat jauh-jauh untuk menemukan rekan yang tidak memiliki kesadaran diri. Bahkan orang yang sukses di masa lalu, memiliki kualifikasi yang baik atau memiliki kecerdasan tak terbantahkan dapat menunjukan kurangnya wawasan tentang bagaimana mereka mengenali diri sendiri. Peneliti melakukan survei kepada 467 orang dewasa yang bekerja di A.S di beberapa industri. Dari 467 orang, 99% mengatakan bekerja dengan setidaknya satu orang yang tidak memiliki kesadaran diri dan hampir 50% bekerja dengan setidaknya empat orang yang tidak memiliki kesadaran diri. Peneliti mengungkapkan konsekuensi dari bekerja dengan rekan yang tidak memiliki kesadaran diri yaitu membuat frustasi, dapat menghambat keberhasilan tim, meningkatnya stres, penurunan motivasi dan kemungkinan lebih besar untuk meninggalkan pekerjaan.
Apabila kita bekerja dengan rekan yang tidak memiliki kesadaran diri, bagaimana kita menghadapi situasi tersebut? Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meminimalisir konsekuensi dari bekerja dengan rekan yang tidak memiliki kesadaran diri.
Pertama, pahami apa masalahnya.
Maksudnya kita harus terlebih dahulu memastikan apakah sumber masalahnya benar-benar karena kurangnya kesadaran diri seseorang atau bukan. Saat kita mengalami kesulitan bekerja dengan seseorang, masalahnya tidak selalu kurangnya kesadaran diri dari mereka.  Bisa jadi mereka memiliki prioritas yang berbeda, gaya komunikasi yang tidak sesuai, atau kurangnya kepercayaan. Untuk menentukan apakah kita benar-benar berurusan dengan orang yang tidak sadar diri, pertimbangkan bagaimana perasaan orang lain di sekitar mereka. Biasanya, bukan hanya kita yang merasa demikian, namun banyak orang yang juga merasa seperti ktia. Lebih khusus, peneliti telah menemukan beberapa perilaku yang konsisten dari orang yang tidak sadar diri:
Mereka tidak akan mendengarkan atau menerima critical feedback.
Mereka tidak bisa berempati dan melihat dari perspektif orang lain.
Mereka mengalami kesulitan membaca situasi dan menyesuaikan pesan yang ingin mereka sampaikan kepada orang lain.
Mereka memiliki pendapat yang melambung tentang kontribusi dan kinerja mereka.
Mereka menyakiti orang lain tanpa menyadarinya.
Mereka menghargai keberhasilan dan menyalahkan orang lain atas kegagalan.
Seseorang yang tidak memiliki kesadaran diri berbeda dengan pembuat masalah di kantor yang sadar diri namun tidak peduli dengan sekitar. Perbedaan terbesarnya adalah dari niat mereka. Orang yang tidak sadar diri, ingin berkolaborasi dan bekerja efektif tanpa mengetahui mereka berada dijalur yang tidak benar. Sedangkan pembuat masalah di kantor yang sadar diri namun tidak peduli, dengan tidak sadar mengakui perilaku dan kebiasaan mereka yang tidak benar.
Kedua, membantu orang yang tidak sadar diri.
Setelah kita menentukan seseorang tidak memiliki kesadaran diri, tanyakan pada diri kita sendiri apakah mereka dapat dibantu untuk berubah dan apakah mereka ingin berubah.  Peneliti melakukan survei dimana 70% orang dengan rekan kerja yang tidak sadar diri telah mencoba membantu mereka dan 30% lainnya memutuskan tidak membantu. Meskipun 70% membantu, hanya 31% yang berhasil atau sukses merubah rekan yang semula tidak memiliki kesadaran diri menjadi lebih baik. Dan dari 30% yang tidak membantu, hanya 21% yang mengatakan mereka menyesali keputusan mereka. Sebelum kita membantu rekan yang tidak memiliki kesadaran diri, ada baiknya kita mempertanyakan hal berikut pada diri sendiri:
1.    Apakah saya orang yang tepat untuk menyampaikannya?
Untuk membantu rekan yang tidak memiliki kesadaran diri, kita harus melihat terlebih dahulu hubungan kita dengan orang tersebut. Apakah orang tersebut percaya bahwa kita mendukung dan ingin membantunya atau karena tidak percaya, kita dianggap memiliki motif lain yang lebih jahat.
2.    Apakah saya bersedia menerima skenario terburuk?
Alasan paling umum nomor dua dari orang yang memutuskan untuk tidak membantu yang tidak sadar adalah risikonya terlalu tinggi karena dapat membuat mereka marah, merasa tidak nyaman bahkan menangis sehingga hubungan kita dengan orang tersebut menjadi tidak baik kedepannya.
3.    Apa yang harus dilakukan jika mereka tidak berubah?
Sangat mudah untuk merasa putus asa ketika kita tidak dapat membantu seseorang yang tidak memiliki kesadaran diri. Meskipun kita tidak dapat memaksakan kehendak, berikut beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meminimalisir dampaknya terhadap kita. Pertama, secara sadar membingkai ulang perilaku mereka dengan mencoba praktik mindfulness di tempat kerja dapat menjadi alat yang efektif untuk menghadapi orang yang tidak sadar. Kedua, temukan sisi kemanusiaan mereka. Maksudnya, bahkan rekan yang paling tidak sadar di antara kita masih seorang manusia. Ketiga, ketika berhadapan dengan orang yang tidak sadar, salah satu hal paling penting untuk diingat adalah bahwa hanya karena mereka seperti itu sekarang tidak berarti mereka tidak akan berubah di masa depan.
Jika kita yakin dapat membantu, lalu bagaimana cara terbaik melakukannya?
Berbicara dengan mereka secara langsung.
Jangan mengungkapkan perilaku mereka secara tiba-tiba, cobalah sedikit-sedikit sampaikan dengan sabar.
Jika mereka setuju, fokuslah pada perilaku spesifik mereka yang dapat diamati dan bagaimana hal itu membatasi kesuksesan mereka.
Dalam penelitiannya, Tasha Eurich PhD dan tim telah mempelajari orang-orang yang membuat peningkatan signifikan dan perubahan dalam kesadaran diri. Meskipun dibutuhkan keberanian, komitmen dan kerendahan hati, hal tersebut sangat memungkinkan.
Source:
https://hbr.org/2018/10/working-with-people-who-arent-self-aware
https://hbr.org/2018/01/what-self-awareness-really-is-and-how-to-cultivate-it
2 notes · View notes
iirmaros · 7 years
Text
Apa Untungnya Cemas?
Tumblr media
Seminggu terakhir ini aku merasa hidup terlalu sulit untuk dijalani. Sempat lupa caranya bersyukur, apalagi cara bahagia. Dihidup ini yang ada hanya kesedihan, ketakutan, rasa lelah, beban, kecemasan bahkan putus asa. Segala hal dihidup ini rasanya menjadi alasan untuk menangis, parahnya tidak ada alasan untuk menjadi bahagia. Ngobrol bareng temen, istirahat yang cukup, makan-makanan enak biasanya ampuh mengobati sedih ini, atau bahkan nonton running man atau drama korea juga bisa me-recharge suasana hati dan pikiran. Tapi kali ini semuanya ga mempan. Sedih, takut, lelah, beban, cemas semuanya terus ada nih aku rasakan sampai saat ini. Shalat insyaallah ga pernah ketinggalan, sehabis shalat pun bahkan saat apapun terutama kesal,aku selalu melibatkan Allah.. dikit dikit “Ya Allah kenapa sih”, “Ya Allah kok gini sih”,  “Ya Allah cape ga sanggup”, “Ya Allah kenapa hati aku tuh cemas terus ga bahagia” dan lainnya. Aku belajar dari salah satu Ustadz kalau kita harus melibatkan Allah dalam hidup kita bahkan untuk hal sekecil apapun. Tapi.. hal itu juga ga buat aku merasa bahagia atau tenang. Aku mengerti bahwa ini hanya sekedar kecemasanku saja, aku tuh sangat hobi memikirkan hal yang belum tentu terjadi tapi anehnya mikirnya hal buruk terus yang akan terjadi. Bagus sih memikirkan kemungkinan terburuk, tapi salahnya aku tidak menjadikannya motivasi, malah menjadikannya penghalang dan penghambat untuk diriku.
Sore ini aku masih merasa gelisah, malah menangis selama seminggu ini karena sedih yang tak berujung yang entah karena apa atau bagaimana. Aku hanya merasa lelah dan ga sanggup lagi sama kelelahan ini. Ibukku bilang “berarti kamu ga bersyukur ya sama hidup kamu”, untuk saat ini sih bener, biasanya aku orang yang bersyukur sama hidup ini, aku bisa lihat hal baik dari segala kejadian, walaupun terlambat. Aku coba untuk bersyukur dan melihat hal baik yang terjadi dalam setiap kejadian seminggu ini, tapi kecemasan tetep ada dan malah membuat aku semakin mudah untuk bersedih. Akhirnya selepas shalat Ashar aku curhat sama Allah, kenapa aku tuh ngerasa ini itu tanpa alasan yang jelas dan lainnya. Ketika shalat selesai aku teringat buku yang sampai saat ini belum aku selesaikan (saking gasuka dan malesnya baca buku ._.) yaitu buku Happiness Inside karya Gobind Vashdev. Kalau kalian yang suka baca postingan aku, pasti udah ga asing lagi denger buku ini. Dari judulnya mungkin aku bisa mengobati nih ketidak bahagiaan aku ini. Akhirnya aku buka bukunya dan melihat pembatas buku yang menjadi petunjuk halaman berapa yang harus aku baca. Ternyata pembatas buku itu menunjukan bab yang berjudul “Apa Untungnya Cemas?” loh loh kok kayanya kebetulan banget ya wkwk padahal ga ada yang kebetulan sih di dunia ini, semua sudah di rencanakan oleh Allah..
Di halaman awal bab ini penulis menceritakan pengalamannya saat menaiki salah satu pesawat menuju Bali dan saat pesawat tengah mengudara tiba-tiba terdengar kabar dari pramugari bahwa pesawat akan kembali ke Bandara Soekarno-Hatta Jakarta. Beberapa orang merasa cemas termasuk penulis, untungnya ketenangan berhasil mengambil alih pikiran penulis dan ternyata tidak ada pendaratan darurat atau apapun yang terjadi. Kecemasan tersebut muncul karena kita membayangkan hal-hal yang menakutkan akan terjadi. Ini bukanlah hal yang haram, tapi semua itu buatan kita sendiri dan sering kali tidak beralasan kuat. Lalu bagaimana kalau ketakutan kita benar terjadi? Jawabannya, memangnya kecemasan atau ketakutan tersebut dapat membantu kita mengatasi kejadian yang terjadi? Jelas tidak, yang ada malah membuat kita lebih panik dan ga rasional dalam menghadapi kejadian itu.
“Ketakutan akan kemalangan yang akan terjadi dapat menjadikan kita lebih sengsara daripada saat tibanya kemalangan itu, yang mungkin terjadi atau tidak”. –  Shakespeare(penulis Romeo dan Juliet)
Ketika kecemasan muncul ada banyak hal yang terpengaruh, bukan hanya pikiran tapi seluruh organ di tubuh. Para ahli menemukan bahwa kecemasan berlebihan memaksa kelenjar-kelenjar memproduksi beberapa hormon yang berakibat kurang baik pada pikiran dan pada hampir semua organ tubuh. Kita sering berpikir bahwa bagaimana kita tidak cemas padahal semua hal di dunia ini adalah tidak pasti? Tapi bukankah dari awal sampai berakhirnya penciptaan alam ini, ketidak pastian adalah sebuah kepastian? Tapi kekhawatiran dan kecemasan kita adalah sebuah pilihan bukan? Kita sudah terbiasa memilihnya sehingga kekhawatiran ini sering tumbuh dan mejadikan seolah-olah kita tidak punya pilihan lain.
Mengetahui munculnya banyak kerugian dari kecemasan adalah sebuah awal yang baik. Membiarkan diri untuk tidak berhubungan terlalu intim dengan sumber-sumber kekhawatiran adalah langkah lanjutan yang tepat. DI atas semua itu, diperlukan adanya keyakinan penuh bahwa semua yang terjadi di bumi kecil ini adalah yang terbaik. Kecemasan hanya menandakan ketidak percayaan kita pada pencipta dan kekuasaan-Nya.
Itu hal yang aku dapat dari membaca buku Happiness Inside karya Gobind Vashdev bagian I : Mencari Kebahagiaan bab “Apa Untungnya Cemas?”.
Intinya setelah membaca buku ini saya mendapatkan sedikit ketenangan, tapi yang saya percaya ketenangan ini dari Allah SWT, buku ini hanya medianya untuk mempermudah saya. Lagi dan lagi saya merasa Allah itu Maha bijaksana, Maha pengasih lagi penyayang, Allah tidak akan membiarkan hambanya merasa sedih untuk waktu yang lama. Saya harap ini bisa menjadi pembelajaan untuk saya dan untuk yang membaca postingan ini. Saya harap saya kedepannya bisa mengkontrol pikiran dan perasaan saya untuk tidak cemas. Step by Step tapi pasti. Kalau kalian punya tips atau bisa menuntun saya untuk belajar mengkontrol emosi, mengkontrol pikiran dan perasaan saya, boleh banget nih langsung hubungi saya aja ya. Saya akan memikirkan hal baik dan mengingat kalimat-kalimat dari buku ini yang bisa membantu saya untuk mengkontrol pikiran dan perasaan saya, tapi langkah selanjutnya belum terpikirkan. Harapannya semoga kedepannya aku bisa jadi orang yang lebih tenang, berpikiran positif, tidak cemas, dan lebih bisa mengkontrol pikiran dan perasaan. Aamiin :)
1 note · View note
iirmaros · 8 years
Text
WALK THE TALK
Tumblr media
Haloooo, sudah lama saya tidak membaca buku happiness inside, jadi sudah lama juga saya tidak menulis ulang apa yang saya baca. Entah kenapa Sub Bab yang saya baca kali ini kebetulan pas dengan apa yang saya alami beberapa menit sebelum membaca buku tersebut. Setelah beberapa kejadian yang tidak saya bayangkan akan terjadi secepat ini kepada saya, saya jadi terpikir satu kalimat "Seseorang tidak benar-benar bisa mengerti orang lain sebelum ia berada di posisi yang sama dengan orang tersebut. Bahkan saat ia berada di posisi yang sama pun, ia belum tentu bisa mengerti perasaan orang tersebut karena perbedaan kondisi dan situasi." Intinya adalah kita tidak bisa merasakan sama persis dengan apa yang orang lain rasakan. Tapi, kita boleh percaya bahwa orang lain mencoba merasakan apa yang kita rasakan karena kasih sayang mereka terhadap kita.
Kembali ke buku happiness inside, Mencari Kebahagiaan : Walk The Talk. Awalnya kisah ini bermula dari sang penulis gobind vashdev yang merasa bingung mengapa lebih banyak orang yang tidak berubah setelah diberikan seminar dan motivasi. Padahal "perubahan" ini lah yang sangat penting dari mempengaruhi orang lain. Perubahan itu semestinya berasal dari diri sendiri, walaupun dibantu dengan alat, dorongan dari orang lain. Iya juga sih, saat orang lain mendorong untuk berubah tapi diri ini belum ingin berubah, pasti perubahan itu tidak akan terjadi. Gobind Vashdev bertanya pada diri sendiri, apa yang terbaik yang manusia dapat lakukan untuk dapat membuat perubahan dalam diri orang lain? beliau pun akhirnya menemukan sebuah kalimat yang pernah diucapkan oleh Mahatma Gandhi yang merupakan seseorang yang sangat besar dalam memimpin perubahan.
"Be the change that you want to see in the world" yang artinya jadilah perubahan seperti yang ingin kau lihat. 
Didalam buku happiness inside, penulis mengambil cuplikan Mahatma Gandhi yang sesuai dengan apa yang dikatakannya. Singkatnya ada seorang ibu yang menemui Gandhi untuk meminta Gandhi menasehati anaknya yang tidak boleh makan garam demi kesehatan. Gandhi tidak bersedia menasehati anak tersebut saat pertama kali. Gandhi pun meminta sang ibu dan anak tersebut untuk kembali satu minggu lagi. Setelah satu minggu, ibu dan anak tersebut datang menemui Gandhi dan diberilah nasehat oleh Gandhi anak tersebut. Sang ibu merasa tidak puas dengan nasehat biasa saja yang Gandhi berikan dan pesimis kalau sang anak akan berhenti makan garam. Tapi ternyata anak itu berhenti makan garam. Sang ibupun kembali kepada Gandhi seorang diri dan bertanya apa yang telah Gandhi katakan kepada anak tersebut. Gandhi pun menjelaskan bahwa ia meminta ibu dan anak itu pulang untuk pertama kali karena pada saat itu Gandhi masih mengkonsumsi garam, sepulang ibu dan anak tersebut, Gandhi berhenti mengkonsumsi garam barulah ia bisa berbicara dan menasehati anak tersebut untuk tidak makan garam. Cuplikan cerita itu menggambarkan bahwa Gandhi hanya berbiacra apa yang telah dilakukannya saja, dalam bahasa inggrisnya disebut Walk the talk. Dari kejadian tersebut, kita dapat mengetahu bahwa seseorang harus melakukan apa yang dibicarakan dahulu untuk mendapat hasil yang maksimal. 
"Belajar sesuatu yang baru, membaca,mengikuti seminar untuk mendapat ilmu baru bukanlah hal yang susah. membagikan apa yang didapat dengan cara dan sudut pandang berbed perlu latihan tapi bukan hal yang berat jika dibandingkan dengan walk the talk. Ingatlah kata-kata Mahatma Gandhi "Be the change, be the change, be the change that you want to see in the world".
Walaupun menurut saya semua hal tersebut berat mulai dari membaca, mengikuti seminar, belajar hal baru, menyampaikan apa yang didapat dengan sudut pandang berbeda apalagi walk the talk, tapi saya insyaallah akan mecoba yang terbaik hehe.. 
Eh tapi kadang kehidupan mengajarkan kita walk the talk loh. Contohnya saja seperti ini. Seseorang melarang saya untuk meminta maaf kepadanya. kenapa? karena apabila saya masih mengulang kesalahan saya, untuk apa minta maaf? kata maaf itu terucap saat saya yakin bahwa saya tidak akan mengulang kesalahan tersebut. saya merasa aneh akan hal tersebut karena saya pikir saat berbuat salah lebih baik meminta maaf terlebih dahulu terlepas dari saya akan mengulangnya atau tidak. Tapi suatu saat, seseorang terus melakukan kesalahan terhadap saya dan terus meminta maaf berulang kali tanpa adanya perubahan. Dari situ saya mengerti mengapa orang tersebut melarang saya meminta maaf semudah itu tanpa keyakinan untuk tidak mengulang kesalahan saya. Memang, tidak semua hal harus kita alami untuk dapat mengerti orang lain, kita bisa mencoba merasakan apa yang orang lain rasakan untuk memahaminya, tapi untuk hasil yang maskimal kita harus mengalami apa yang orang itu alami untuk dapat merasakannya. Apabila ada yang salah, tolong ambil yang benarnya saja. Yuk, sama-sama jadi orang yang lebih baik :) Semoga bermanfaat ya.. terima kasih hehe :)
0 notes
iirmaros · 8 years
Photo
Tumblr media
Mencari Kebahagiaan : Setiap Waktu Adalah Waktu Belajar
Mendengar kata belajar, pastilah membawa ingatan kita ke masa-masa sekolah, hampir tiada hari tanpa membaca buku, menyimak guru mengajar dan mengerjakan tugas. Semua itu serasa tidak pernah ada habisnya.
Belajar itu seperti mengendarai mobil. Jika kita mengetahui di mana pedal, gas, rem dan kopling serta cara memindahkan gigi, itu berarti kita belum belajar. Belajar artinya melakukan tindakan baru, sebuah tindakan yang konsisten dan berkesinambungan sehingga yang kita pelajari menjadi sebuah kebiasaan. –Anthony Robbins
To know but not to do is not yet to know –Konfusius
Mengetahui tetapi tidak melakukan, sama saja dengan tidak mengetahui. Melakukan atau mengambil tindakan dari apa yang diketahui itulah ini dari belajar. Dan jika tindakan ini diulang dan diulang terus, maka keterampilan akan muncul. Dengan keterampilan inilah keunggulan seseorang diakui orang lain.
Kita adalah apa yang kita lakukan berulang-ulang.. maka keunggulan bukanlah suatu perbuatan, melainkan hasil dari kebiasaan –Aristoteles
Jika ditanya, pada masa apakah manusia belajar paling banyak? Jawabannya adalah saat anak-anak. Sewaktu masih anak-anak, manusia belajar lebih banyak dibandingkan masa mana pun dalam pertumbuhannya. Anak-anak mempunyai sikap mental yang luar biasa. Mereka melihat sesuatu dengan apa adanya. Paling tidak ada tiga sikap mental dari anak-anak yang harus kita lakukan. Sikap ini bisa di analogikan seperti menuang air dari botol ke sebuah gelas. Ada tiga syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah gelas agar dapat terisi air, yaitu:
Terbuka. Hanya dengan gelas terbukalah air akan masuk. Hanya dengan berpikiran terbuka(open mind) suatu ilmu dapat mengalir ke dalam diri ini. Seseorang dapat bersikap terbuka karena memiliki keingintahuan lebih banyak. Rasa ingin tahu adalah suatu elemen yang  utama dalam menimba ilmu.
 Kosong. Sesuatu yang penuh tidak dapat menampung apa-apa. Maka “kosongkanlah gelasmu”. Hanya kekosonganlah yang mempunyai nilai untuk sesuatu yang baru. Pikiran yang penuh dengan presepsi yang ada sebelumnya, walau tidak selalu, sering menjadi penghalang dalam proses belajar.
Gelas tersebut posisinya harus lebih rendah dari botol yang mengisinya. Bersikap rendah hati, menyadari bahwa masih banyak kekurangan adalah satu syarat penting lainnya dalam belajar. Merasa diri ini kurang dan merasa kita masih jauh dari pencapaian membuat kita terus belajar.
Di atas kita berbicara tentang gelas(murid), lalu bagaimana dengan botolnya yaitu guru? Dalam bahasa Sanskerta, Gu artinya kegelapan dan Ru artinya Menghilangkan, jadi Guru adalah seseorang yang menghilangkan kegelapan. Seseorang yang membawa cahaya, seseorang yang membawa terang pada hidup kita. Lalu siapakah Guru itu? Semua orang adalah Guru untuk kita. Karena setiap orang memberikan pelajaran untuk kita pelajari.
Aku belajar diam dari yang cerewet, toleransi dari yang tidak toleran dan kebaikan dari yang jahat. Namun anehnya, aku tidak pernah merasa berterima kasih kepada guru-guruku ini.–Kahlil Gibran
Apa yang ditulis oleh Kahlil Gibran di atas adalah sebuah resep istimewa dalam menghadapi orang-orang yang menyulitkan kita yang sebenarnya adalah guru-guru kita. 
Pada akhirnya kita akan sangat-sangat berterima kasih kepada orang-orang yang membuat diri ini sulit-Siddhartha “Sang Buddha” Gautama.
Jika orang yang cerewet mengajari kita mendengar, yang kaku mengajari cara bersikap fleksibel, pembohong mengajari kita apa arti kejujuran dan mereka yang berselingkuh mengajarkan arti kesetiaan, maka orang yang selama ini kita benci dan kita hindari telah memberikan pelajaran apa saja kepada kita? Jika kita menemukan pelajaran yang berharga dalam hidup ini dari orang-orang tersebut, itu berarti kita telah belajar sesuatu. Ucapkan terima kasih karena mereka adalah guru kita, karena mereka kita menjadi lebih bijak.
Kesimpulan : Jadikan setiap orang menjadi guru, setiap tempat menjadi sekolah dan setiap waktu adalah jam pelajaran. 
Memang benar setiap kejadian pasti ada hikmah dan manfaatnya. Bahkan tertusuk jarum sekalipun mengajarkan kita harus lebih berhati-hati pada hal kecil. Kita harus belajar dari segala hal yang terjadi, terutama kesalahan dan kegagalan yang kita alami. Wah bertambah lagi pengetahuanku hari ini. Tetep semangat untuk belajar ya mentemen :P  (From Happiness Inside by Gobind Vashdev)
0 notes
iirmaros · 9 years
Photo
Tumblr media
Mencari Kebahagiaan : Semut dan Ulat
Pernahkah kalian menemukan semut di dinding rumah kalian atau ulat di apel yang kalian makan? awalnya memang menjengkelkan, tapi mereka ada sebelum kita ada. Semut yang hanya sedang mencari makan ada di dalam tanah sebelum rumah itu dibangun, sedangkan ulat yang berada di apel karena itu upah mereka yang telah menyuburkan tanah.
Ketika kita mengalami peristiwa tersebut, maka akan muncul 2 sosok diri kita. Sosok pertama adalah sosok yang merasa terganggu akan kehadiran semut dan ulat itu, sedangkan sosok lainnya adalah sosok yang mengerti akan kehadiran semut dan ulat itu. Kedua sosok itu membuat frustrasi karena mereka memiliki alasan yang kuat. Namun disisi lain kedua sosok seperti itu sangatlah mencerahkan, membuat kita melihat dari perspektif lain, sisi yang berbeda, yang lebih terang dan luas.
Kita tahu bahwa ada yang namanya evolusi fisik, tapi ternyata ada juga evolusi pikiran, yaitu sebuah perubahan secara bertahap dalam tingkat pemikiran kita. Perubahan itu bukan dari tidak tahu menjadi tahu, tetapi lebih dari sekedar tahu, lebih juga daripada mengerti atau paham, tetapi sadar. Jika seseorang sudah tahu dan mengerti, tetapi belum melakukan apa yang dia pahami, maka dia belum sadar.
Evolusi pikiran tumbuh dari dalam diri kita dan bukan dari luar, tetapi kejadian eksternal meningkatkan cara berpikir seseorang jika ditambahkan sebuah syarat, dan syarat penting itu adalah jika orang yang mengalami sebuah kejadian mengambil pelajaran darinya.Bukan kejadian yang mengubah seseorang, tetapi orang tersebut yang mengubah dirinya sendiri dengan mengambil pelajaran dari kejadian itu.Peran seseorang dalam mengambil pelajaran inilah yang terpenting dalam mengubah dirinya, dan inilah yang membuat kita berpikir lebih tinggi lagi dan dengan ini juga evolusi pikiran terjadi.
"Masalah penting yang kita hadapi tidak dapat dipecahkan pada tingkat berpikir yang sama seperti ketika kita menciptakan masalah tersebut" -Albert Einstein-
Tingkat berpikir yang lebih tinggi adalah hal yang wajib diperlukan untuk memecahkan masalah.Masalah hanya terjadi ketika tingkat kemampuan seseorang tidak lebih tinggi daripada masalah tersebut. Di saat tingkat pemikiran sudah di atas masalah maka semuanya terlihat bukan sebagai masalah.
Kesimpulan : Disaat kemampuan kita kecil, masalah terlihat sangat besar dan begitu kemampuan kita besar masalah-masalah tersebut menjadi pernak pernik kecil yang membuat kehidupan tampak berkilau.
Semakin menarik ga sih? Jangan lupa baca kelanjutannya ya.. Oh ya mulai dari sekarang yuk belajar untuk berpikir lebih tinggi supaya kita bisa tersenyum apabila ada masalah hahaha :D
(From Happiness Inside by Gobind Vashdev)
1 note · View note
iirmaros · 9 years
Photo
Tumblr media
Mencari Kebahagiaan : Tubuh dan pikiran apa yang anda inginkan? 
Tidak sedikit yang berkesimpulan bahwa sifat positif & negatif di dalam tubuh merupakan turunan atau bawaan orok. Sifat tersebut dapat diubah atau tidak dapat diubah.
" Whether you think you can or you can't, you are right". -Henry Ford-
Mengapa begitu? karena semua itu berdasarkan keyakinan. Apakah dengan kita yakin bisa kita pasti bisa? tentu saja tidak. Mempunyai keyakinan bahwa kita dapat berubah menjadi lebih baik adalah pondasi yang bagus, tetapi hanya pondasi saja tanpa membangun rumah yang kokoh, tetap saja kita kepanasan dan kehujanan.
Manusia adalah makhluk kebiasaan dan semua yang terbentuk di dalam diri kita berasal dari pengalaman dan kebiasaan masa lalu kita. Kita mempunya pohon dalam pikiran kita, ada pohon kesabaran, pohon cinta kasih atau pohon positif dan ada juga pohon yang tidak menguntungkan seperti pohon amarah, pohon egoisme dan lainnya. Kedua pohon tersebut ada untuk melindungi kita dan pada dasarnya semua yang ada dalam diri kita itu adalah baik, tapi ada yang menguntungkan dan ada yang tidak menguntungkan. Sama halnya dengan pohon di bumi, pohon di pikiran kita juga tumbuh apabila diberi makan sehari-harinya. Misal kita lebih sering memberi makan pohon amarah daripada pohon kesabaran, maka pohon amarah dalam diri kita akan semakin kuat akarnya, sehingga ketika sesuatu terjadi dalam hidup kita, alangkah mudahnya kita terseret pada kemarahan dibandingkan kesabaran yang pohonnya tidak diberi makan.
Disaat kita memperhatikan sesuatu, sebenarnya kita memberikan energi pada apa yang kita perhatikan. Ketika kita memperhatikan hal buruk, hal menakutkan, hal mencemaskan yang ada di media massa maka kita akan memberikan energi atau air pada pohon ketakutan dan pohon kecemasan dalam diri kita. Kuncinya adalah fokus pada berita yang menguntungkan dan menghindari berita yang merugikan. Seperti kata Socrates (Seorang terpelajar dan intelektual zaman Yunani Kuno) sebelum kita mendengar informasi, kita harus melakukan Ujian Saringan Tiga Lapis. Pertama : Kebenaran. Apakah berita itu sudah pasti benar? Kedua : Kebaikan. Apakah berita yang akan disampaikan merupakan kebaikan? Ketiga : Kegunaan. Apakah berita yang akan disampaikan berguna? Apabila ketiga saringan itu bernilai tidak, maka untuk apa berita itu di dengar?
Tubuh dan pikiran adalah suatu kesatuan yang keduanya saling berinteraksi, dan keduanya adalah hasil dari apa yang kita lakukan dimasa lalu. Jika sulit bagi kita untuk berpikir positive itu tidak lain karena pohon positif dalam pikiran kita jarang diberi makan, ketika perasaan iri dengki dominan dalam diri kita, itu bukan karena orang lain yang menyebabkannya, semua peran kita dalam memupuk kesuburannya.
Kesimpulan : Tubuh dan pikiran kita hari ini terjadi karena apa yang kita lakukan dan pikirkan pada masa lalu, tubuh dan pikiran apa yang ingin kita lihat pada masa depan tergantung pada apa yang akan kita lakukan dan pikirkan mulai saat ini dan kedepannya.
seru kan? mind blown kan? makannya terus baca kelanjutannya ya, tapi untuk sekarang cukup segitu dulu aja. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa di sub bab berikutnya! Oh ya satu pesan dari gue "Jangan lupa bahagia dan ingat bahwa hanya diri kita sendiri yang bisa membuat kita bahagia" :) (From Happiness Inside by Gobind Vashdev)
0 notes
iirmaros · 9 years
Photo
Tumblr media
Hello guys!! Sekarang gue bakalan ngebahas atau lebih tepatnya ngasih rangkuman dari buku “Happiness Inside” by Gobind Vashdev. Selain untuk berbagi informasi, gue juga bermaksud untuk mempermudah diri sendiri. Saat gue lagi butuh motivasi tapi males baca ulang buku itu, gue bisa baca rangkuman yang udah gue tulis di blog ini. Simple tapi tetap bermanfaat kan? Dalam penyajiannya gue bakalan post per sub bab aja supaya ga begitu panjang dan membosankan untuk dibaca, apalagi untuk orang kaya gue yang "gasuka baca" hehe.. Simak terus postingan selanjutnya tentang buku ini yaaa :)
0 notes
iirmaros · 9 years
Photo
Tumblr media
Hello! Kali ini gue bakalan berbagi tentang mimpi. Bukan mimpi yang berarti harapan, keingingan atau cita-cita, tapi mimpi pada saat kita tidur. Kenapa tentang mimpi? Sebenernya ga ada alasannya kenapa, tapi gue lagi suka bercerita dan gue juga lagi suka bermimpi haha. Lanjut ke latar belakang ya.
Beberapa waktu lalu ada seseorang yang marahin gue karena gue itu orang yang cenderung baper garagara mimpi. Gue kadang suka kecewa karena mimpi buruk yang lumayan sering gue alamin. Suatu saat di malam sabtu, gue mimpi yang beneran bikin gue bahagia sampai pada saat dikehidupan nyata gue masih bisa ngerasain bahagianya mimpi itu. Terus malam minggunya gue berharap bakalan mimpi sebahagia mimpi yang kemarin, eh taunya gue malah mimpi buruk yang ga jelas. Pada saat hari minggu gue ketemu sama orang yang marahin gue soal mimpi itu, terus gue cerita betapa kecewanya gue karena ngalamin mimpi buruk semalem. Eh dia marah lagi dan bilang gue lebih mentingin kebahagiaan di mimpi daripada kebahagiaan di dunia nyata. Setelah dipikir-pikir dia ada benernya juga sih. Sebenernya gue memang pantes di marahin karena kebaperan gue yang cuman garagara mimpi dan buat keadaan di dunia nyata gue jadi nge-betein. Jangan ditiru ya. jangan suka baper kalau jadi orang haha. Oke gue bakalan cerita lebih jauh tentang mimpi. Selamat membaca :)
1.Apa itu mimpi?
Mimpi adalah pengalaman bawah sadar yang melibatkan penglihatan, pendengaran, pikiran, perasaan, atau indra lainnya dalam tidur. Selama ini, diyakini bahwa kondisi dimana seseorang bermimpi terjadi pada saat REM. apa itu REM? REM adalah Rapid Eye Movement atau bisa dibilang sebagai kondisi normal dari tidur yang ditandai dengan gerakan cepat dan acak dari mata.
Kalau menurut gue mimpi itu adalah kondisi saat terjadinya sebuah kejadian atau adegan yang dimana kita bisa menjadi pemeran utama atau hanya penonton saja. Intinya pada saat kita bermimpi pasti ada adegan atau kejadian yang terjadi. Seperti halnya di dunia nyata, mimpi juga ada yang baik, biasa-biasa aja, bahkan ada juga mimpi buruk.
2.Mengapa kita bermimpi?
Pada saat kita tidur, sebagian besar Sel Otak kita dalam keadaan istirahat. Tetapi masih juga ada sebagian sel saraf yang berada dalam kondisi bekerja. Oleh karena itu, timbullah mimpi saat kita sedang tidur. Mimpi sebenarnya tidak lepas dari aktivitas kehidupan kita sehari-hari dan biasanya berkaitan dengan kesan dan pengalaman pribadi kita sendiri ataupun pengaruh dari lingkungan luar seperti cerita pada Novel maupun adegan drama yang pernah kita tonton lewat Televisi dan Film.
3.Berapa lamakah kita bermimpi?
Menurut penelitian para ilmuwan, rata-rata manusia menghabiskan ¼ (seperempat) waktu tidurnya dalam mimpi. Jika mengalami waktu mimpi yang lama (lebih dari 1/4 waktu tidur), maka kita akan merasa lelah setelah bangun tidur.
4.Apa saja fakta tentang mimpi?
Kita dapat mengingat mimpi
Menurut Mark Mahowald hal yang paling menentukan seseorang untuk bisa mengingat mimpi adalah jika dia terbangun pada saat mimpi itu masih terjadi. Gue setuju sama pendapat di atas, tapi bukan berarti kita tidak bisa mengingat mimpi kalau kita tidak terbangun di tengah mimpi itu. kalau menurut gue kita masih bisa ingat bagian-bagian tertentu, namun tidak sejelas pada saat terbangun di tengah mimpi.
Makanan pedas dapat meningkatkan kemampuan mengingat mimpi
makanan pedas dapat menyebabkan kita terbangun di tengah-tengah tidur. Itu artinya memudahkan kita mengingat mimpi sesuai dengan fakta pertama.
Mampu mengubah mimpi buruk
Shelby Harris direktur pengobatan perilaku tidur di pusat pengobatan montefiore, NY menggunakan terapi latihan tamsil (imagery) di dalam prakteknya. Dia mendorong pasiennya untuk membayangkan sebuah skenario baru saat mimpi buruk terjadi. Gue setuju banget sama pendapat di atas. Kadang saat gue mimpi buruk, gue kebangun, berusaha tenang dan sebelum tidur lagi gue menyusun skenario mimpi sendiri dan membayangkan hal indah. Hampir 90% benar terjadi. hebat kan? kalau kita ga bisa jadi produser di dunia nyata ya kita bisa jadi produser di mimpi kita hahaha.
5.Pentingkah mimpi?
Oh ya menurut kalian mimpi itu penting ga sih? menurut gue mimpi itu penting. Kenapa? Normalnya kita tidur selama 8 jam. Meskipun mimpi biasanya hanya berlangsung 1/4 waktu tidur, tapi kalau pengalaman gue mimpi berlangsung 3/4 waktu tidur, yang berarti 6 jam di hidup gue dalam sehari terisi oleh mimpi. Nah itu dia alasannya kenapa gue ingin mimpi bahagia dan suka bete kalau mimpi buruk. Gue ingin selama 6 jam itu gue ngerasain kebahagiaan walau hanya dalam mimpi (lebay). Terlebih dari itu kadang gue suka belajar dari mimpi. Misalnya gue mimpi lagi jalan terus masuk solokan, nah berarti gue harus lebih hati-hati pada saat berjalan. Sebenernya mau mimpi buruk atau mimpi bahagia gimana kita menyikapinya pada saat bangun. Kalau kita orang yang positive maka pada saat kita terbangun dari mimpi, kita bakalan menyikapi mimpi dengan positive. Selain menurut gue penting, ternyata saking pentingnya mimpi samapai ada cabang ilmu pengetahuannya loh.Pernahkah kalian mendengar kata Oneirologi? Nah Oneorilogi itu adalah cabang ilmu pengetahuan yang meneliti tentang mimpi. Oneirologi berasal dari bahasa Yunani oneiros yang dalam bahasa indonesia yang berarti "mimpi".Cabang ilmu pengetahuan ini juga mencoba mencari korelasi antara mimpi dengan fungsi otak, serta pemahaman tentang bagaimana cara kerja otak selama seseorang sedang bermimpi dan kaitannya dengan pembentukan memori dan gangguan mental.
Oke cukup sekian cerita gue tentang mimpi. Ada beberapa kesimpulan yang ingin gue sampaikan:
Jangan baperan dan merusak hidup nyata loe cuman gara-gara mimpi.
Gausah panik atau takut kalau mimpi buruk karena loe bisa buat skenario baru yang bahagia.
Mimpi buruk atau mimpi baik pun bisa ada manfaatnya kalau disikapi dengan positive.
Mimpi tidak meramalkan masa depan.
Sangat sulit mengartikan atau memaknai sebuah mimpi, jadi hanya melihatnya sebagai hal positive.
Jangan lupa bahagia dan bersyukur baik di mimpi apalagi didunia nyata :)
Sumber:
www.kolomsehat.com id.wikipedia.org ilmupengetahuanumum.com
0 notes
iirmaros · 9 years
Link
Kemarin gue dapet share link dari salah satu senior di kantor. Loh kenapa tiba-tiba nge-share link itu? Beberapa waktu lalu, gue sempet bingung soal potensi apa yang bisa gue optimalkan untuk masa depan nanti. Gue udah ada niat sih ikutan talent mapping, cuman waktunya aja belum ada. Nah suatu hari gue lagi ngantuk berat di kantor karena ga ada tugas yang harus dikerjakan. Daripada gue “gabut” sama yang ga penting akhirnya gue memutuskan untuk ngebuka link itu. Gue buka link itu dan ikut test personality di web itu. Awalnya bukan dengan maksud yang serius tapi hanya sekedar untuk penghibur dikala ngantuk. Ketika gue klik menu Take The Test, gue langsung disajikan quisioner pake Bahasa Inggris. Awalnya sih gue excited ngerjain quisionernya, tapi lama-lama bingung sendiri karena quisionernya pake Bahasa Inggris dan quisionernya lumayan banyak. Tapi gue orangnya selalu menyelesaikan apa yang gue kerjakan hahahaha. Balik lagi keceritanya, akhirnya gue isi quisioner itu sampai selesai. Selain tau hasilnya, gue juga bisa baca penjelasan yang sangat lengkapnya. Berhubung gue males baca dan translate penjelasan yang juga menggunakan Bahasa Inggris, akhirnya gue liat aja deh Personality Types yang sesuai dengan hasil test gue(hasil test: “The Consul”(ESFJ-T)). Apaan sih itu? Gue juga sebenernya kurang yakin apa itu. soalnya gue ga baca secara mendalam(nanti kalau ada waktu dan niat gue baca secara mendalam). Tapi ada tag line nya yang kemungkinan adalah kesimpulan atau identifikasi dari personality types tersebut secara umum.
“Extraordinarily caring, social and popular people, always eager to help.”
Itu dia tag line dari personality types bagian “The Consul”(ESFJ-T). Kalau diartikan ke Bahasa Indonesia sih intinya gue itu type orang yang amat sangat peduli, udah gitu gue orang yang suka bersosial dan katanya sih gue populer hahahahaha. Tapi gue paling suka yang terakhir, katanya sih gue selalu semangat untuk membantu :)
Semoga aja apa yang tertulis benar-benar diri gue. Sebenarnya yang tertulis di tag linenya hanya berisi hal positive saja. Tapi kalau kita baca mendalam ada banyak hal yang bisa di explore. Gue kasih tau deh.. Di web itu kita bisa mengetahui tentang kelemahan dan kekuatan kita, Hal-hal yang berhubungan dengan Asmara, Pertemanan, Parenthood, Jalur Karir, Kebiasaan kerja dan kesimpulan yang sesuai dengan hasil Test Personality yang sebelumnya dilakukan. Oh ya gue lupa bilang kalau di web tersebut ada 16 type personality berikut penjelasan-penjelasannya. Kalau mau ikutan test boleh langsung buka aja link nya ya..
Semoga bermanfaat ya :)
0 notes
iirmaros · 9 years
Photo
Tumblr media
Adzkanisa-alicia-aulia-hasna-irma-zahara!
Di postingan pertama ini gue bakalan ngambil tema “friend”. 
Menurut Elbert Hubbard “A friend is someone who knows all about you and still loves you”. 
Ya, teman itu adalah orang yg tau semua tentang lo termasuk sifat terburuk lo tapi ga ninggalin lo sendirian, malah terus memotovasi lo untuk lebih baik lagi. Bagaimana pertemanan itu dapat terbentuk? Sebenarnya pertemanan terjadi dengan sendirinya, tapi menurut gue faktor penting dalam berteman itu adalah “kenyamanan”. Tidak perlu selaras yang penting kompak. Balik ke cerita gue sama 5 orang diatas. Gue kenal mereka di smp. Zamannya putih biru, baru puber dan baru ngerasain level kebebasan satu step lebih tinggi dari anak sd. Kita suka ngobrol, ngegosip, curhat, makan bareng, ketawa bareng, jajan, jalan, nongkrong, foto, dan home visiting. Intensitas kebersamaan yg sering akhirnya memenuhi moment di akhir masa putih biru gue. Setelah masa putih abu, intensitas bersama mereka semakin berkurang bahkan nyaris hilang kalau menurut gue. Ada yg bikin gue bingung. Intensitas berkomunikasi mempengaruhi pertemanan ga sih? Jawabannya di kesimpulan ya. Oke balik kecerita gue. Beberapa dari mereka satu sekolah lagi di SMA dan itu membuat mereka tetep deket kaya dulu. Saat ada kumpul bareng, anehnya gue selalu ngerasa jadi orang yang paling gatau apaapa tentang dunia mereka, dan setelah perasaan itu muncul ketidaknyamanan pun muncul. Saat itu mulai hilang kabar sampai beberapa tahun. Tahun ini kita berkesempatan untuk buka puasa bersama. Sebenernya saat buka bersama gue jadi orang yang gatau apaapa tentang dunia mereka juga, tapi anehnya gue ngerasa nyaman malahan seneng banget ketemu mereka. Kita ketawa bareng sampai ngakak banget. Hal ini yang ga bisa gue dapet dari pertemanan dengan orang lain. So, menurut gue pertemanan itu bukan intensitas, bukan seberapa tau kita tentang dunia mereka tapi tentang seberapa nyaman kita bersama mereka. Itu dia kesimpulan sekaligus jawaban dari kebingunan gue. Oke itu adalah akhir dari postingan pertama gue. Masih anak bawang jadi masih terus belajar untuk jadi bawang yg sebenarnya :) thanks girls! Goodluck!
0 notes