Tumgik
inikisahqu · 3 years
Text
Ada apasih dengan penghuni rumah ini ?
Saling sindir, saling ego, tidak berempati.
Padahal kalau di lihat sepertinya mereka bukan org tanpa pendidikan :)
Betapa hati sangat berperan penting dalam sebuah keluarga. Untuk melunakan dan menyejukan hati, memadamkan api amarah, untuk menjaga lisan agar sll merdu saat di dengar.
Masya allah ... Saat seperti ini aku menyadari bahwa keberhasilan dlm sebuah keluarga tidak bisa d nilai dr materi, jabatan, serta rupa. Keberhasilan dlm keluarga adalah ketika mereka nyaman satu sama lain, saling mensupport dan melindungi. Krn dgn begitu mereka jelas saling menyayangi :)
0 notes
inikisahqu · 3 years
Text
Mah ...
Pertama kalinya sakit ga ada mama, aku kena covid. Dede demam. Lagi sakit kepayaha pun aku berusaha untuk mengurus rumah, pergi ke dapur, nyuci baju. Padahal setiap hirupan nafas terasa perih, kepala pening, badan menggigil kedinginan. Aku ridho dan ikhlas menjalani nya tp 'dia' sll menyusahkan ku. Ucapan jahat nya sll menyakitiku. Aku cm ingin hidup berdua dengan anak ku. Seberat apapun itu, aku yakin bisa bahagia dan baik" saja. Aku ingin meninggalkan beban terberat di benaku untuk memulai kehidupan baru yang bahagia dengan anak ku.
0 notes
inikisahqu · 3 years
Text
26.05.21 POSITIF COVID19
Gak kaget juga kenapa bisa kena covid. Selama ini masih suka keluar rumah, berjualan, belanja k warung, cari makan, ajak anak ke mall.
Yg gak kebayang adalah ternyata anak ku harus ikut isoman. Belum pasti dia terpapar ato enggak yg jelas pas aku di nyatain positif (hasil rapid) anak ku sedang demam yang mengharuskan dia untuk bonding dgn ku (anak asi).
Well, hari perjuangan sedang dimulai. Di awali dgn hilang nya indra pencium & perasa. Rasanya bikin stres .. Krn ga bisa menghirup aroma apapun, lidah pun cm bisa ngerasain panas & dingin. Kebayang gak sih. Makan ga ada rasanya cm ada tekstur di dlm mulut. Bikin ga selera, ga mood. Tapii aku bertekad untuk cepet sembuh, cepat sehat. Untuk anak ku.
Obat yg aku konsumsi baru becomzet & enervon c. Aku jg konsumsi susu betuang, buah-buahan. Apapun yg bisa bikin badan fit, hajar ... 1 hal yg sll di ulang di benak (banyak makan, harus sehat, jangan drop!)
Body ... Please help me. Kita harus berjuang bersama meraih kesembuhan. Untuk anam ku xhaka. Jangan sampai dia terpapar.
Body ... Please help me. Kita harus kuat menghidangkan makanan yg bak untuk xhaka. Jangan sampai dia drop dan virus mudah menyerang.
Mind & soul ... Please help me. Kita harus bahagia. Hempas toxic people, hempas mulut jahat, hempas sugesti buruk. Kita harus bahagia agar imun berkembang pesat.
Ya allah .. Ini adalah sakit ku yg pertama kali setelah mama meninggalkan kami. Aku mohon untuk sll diberi kekuatan, ketabahan, keikhlasan agar aku mampu melalui cobaan mu ini. Semoga aku bisa seperti mama yang ikhlas dan ridho menerima ketetapan mu. Seberapa pun berat dan sakitnya, semoga mulut dna hatiku sll mampu mengucap syukur dan tidak mengeluh.
Untuk suami yg tidak mensupport aku. Ku doakan kau sehat selalu dan kelak meraih kebahagiaan mu. Semoga allah memberimu hidayah sehingga kamu bisa menjadi manusia yg bersyukur.
0 notes
inikisahqu · 3 years
Text
Hai ..
Untuk pertama kali nya aku akan mencoba menuliskan hal-hal yang sulit untuk di ucapkan. Hal-hal yang selama ini membebani tanpa tau harus berbuat apa. Mungkin lebih tepatnya tidak berani/tidak siap untuk melakukan sesuatu.
Aku hidup di 'toxic relationship' dengan pasanganku. Pernikahan ku sudah berjalan 5 tahun dan aku merasa semakin jauh dengan bahagia. Bukan berarti pernikahan ku pahit sepanjang hari. Sll ada bahagia tapi beban yg menggunung sll ikut membayangi.
Hal tersulit yg belum terpecahkan dalam pernikahan ku adalah 'komunikasi' dengan pasangan. Sedari awal pernikahan, komunikasi kami terbilang buruk.
Sbg contoh kami hampir tidak pernah menyelesaikan setiap masalah krn keterbatasan komunikasi kami. Semua masalah yg terjadi sll menguap begitu saja. Menumpuk, menggunung ..
Sbg pamungkas kami berusaha melupakan dan menganggap tidak pernah ada masalah.
1 tahun .. 2 tahun ..
Rasanya diri ini masih mampu. Namun di tahun ke 3, aku merasa beban ini mulai mengusik fisik ku.
Di mulai dari overthinking yg berakhir dengan migrain bahkan vertigo, sesak, sampai rasanya ingin hilang.
Berulang kali mencoba untuk berkomunikasi dan menyelesaikan masalah. Namun sll berakhir dgn masalah baru yang mgkn menjadi lebih buruk dr sebelum nya.
Hingga akhirnya kami memiliki seorang anak. Mungkin 'dia' akan menjadi obat untuk kami. Harapanku selalu begitu ..
Tp .. Kebaikan belum berpihak pada kami.
Semakin hari, menjadi semakin buruk. Semakin sensitif, semakin tidak bisa di bicarakan. Bahkan kehadiran nya pun mulai terasa menyakitkan.
Sering terlintas untuk berpisah. Agar tidak lagi menyakiti satu sama lain, mengobati masing" diri untuk dapat membesarkan anak dengan sebaik"nya tanpa aura negatif yg menghantui. Tapi aku tidak berani. Aku takut anak ku hilang. Satu"nya alasan ku kuat hingga hari ini karena anak ku yg mengisi 1/2 jiwa ku.
Lalu apa yg harus aku lakukan untuk menyembuhkan jiwa yg luka ini ?
0 notes
inikisahqu · 9 years
Quote
Tuhan menciptakan gelisah untuk mengajarimu bersabar, bahwa semua yang kau tunggu mati matian itu tak selalu datang, Tuhan menciptakan getir untuk mengajarimu menjadi tenang, mendidik jika tak semua rasa berakhir menjadi bahagia, Tuhan menciptakan duka untuk mengajarimu cara bersahabat dengan luka, Tuhan menciptakan kecewa untuk mengajarimu hidup tak melulu tentang jumawa
(via bulangerimis)
276 notes · View notes