kata-larashida

[kata-larashida]

Selelah-lelahnya aku, sepertinya memang harus lebih sering mengalah padamu.

[kata-larashida]

Saya sudah berusaha sekuat yg saya bisa. Tapi jika memang itu belum cukup, maka saya akan berhenti. Saya bukan menyerah. Saya hanya tau diri.

[kata-larashida]

Berjanjilah kau akan bahagia bersamanya. Siapapun pilihanmu sebab aku sanggup mengikhlaskanmu.

[kata-larashida]

Sekali lagi dan kembali lagi. Aku kamu hancurkan.

[kata-larashida]

Lalu, aku berdiri pada sisi yang kalah. Sebab kamu tak akan mau menjadi salah.

[kata-larashida]

Kepergianmu membawa pergi seluruh keceriaan di wajah saya

[kata-larashida]

Lebih baik gak pernah ketemu sama sekali, gak sih—daripada ketemu lalu pergi lagi?

[kata-larashida]

bayangkan

bayangkan sebuah pernikahan

yang masing-masingnya tidak perlu khawatir yang lainnya tidak setia. karena kuat agamanya, kokoh komitmennya.

bayangkan sebuah pernikahan

yang jarak separuh bumi pun tidak akan membuat jauh apalagi terpisah. karena rindunya diwujudkan dalam bentuk menjaga. karena hatinya sudah selalu bisa ditata.

bayangkan sebuah pernikahan

yang keduanya tidak perlu khawatir akan hari yang belum datang. karena kesadaran bahwa semuanya adalah titipan. karena keyakinan bahwa rezeki selalu tepat takaran. karena keimanan bahwa bersama kesulitan ada kemudahan.

bayangkan sebuah pernikahan

yang pasangannya tidak perlu khawatir menjadi tua, diuji kesehatannya, menjadi lupa, atau tidak lagi elok rupa. karena cintanya jauh lebih dalam dari yang terlihat, jauh lebih besar dari yang memikat.

bayangkan sebuah pernikahan

yang orang-orangnya hanya khawatir akan perpisahan. khawatir bilamana kehidupan yang selanjutnya tidak mempertemukan mereka. khawatir bilamana bekal mereka belum cukup. sehingga mereka pun berupaya bersama, mencukupkan semua perbekalan.

pernikahan itu bisa saja adalah pernikahan kita.

[kata-larashida]

Tidak berambisi jadi yang terdepan juga tidak apa-apa. Ingin menjadi yang biasa-biasa pun juga boleh-boleh saja. Kamu tak harus besar, kamu hanya perlu tetap hidup.

[kata-larashida]

Adalah kau; perempuan yang menerima takdir apa adanya,

perempuan yang rela menukar masa lalunya dengan pahitnya kenangan

Sementara di luar, malam diselimuti gerimis sepi

serupa jalan-jalan yang pernah kau lewati

Barangkali, cinta tidak lagi mendengar rintih sudut hati

atau, bahagia serupa cuaca buruk yang terpaksa kau lalui

— sementara di atas sajadah, kau selalu berdoa dengan tabah; meski hati memar tiada sudah

[kata-larashida]

Selamat Hari Bumi, wahai orang yang pernah habis aku sayangi.

[kata-larashida]

Berita buruknya adalah aku tidak ingin kamu hubungi hanya saat kamu merasa kesepian saja.

Tapi, berita baiknya adalah aku masih menunggu, barangkali kamu akan mencariku di kesepian itu.

[kata-larashida]

Kamu harus bahagia ya