millyhanee

[millyhanee]

“Hai, ini aku Ascenda dan Nyala, kami adalah diri kamu dari masa depan. Aku akan membantu kamu menjadi lebih tenang, lebih bijak, lebih kuat, lebih berani dan lebih mencintai diri kamu.”

Dan mereka benar-benar melakukannya dengan sangat baik! Sekarang setelah aku menjadi sosok yang mereka inginkan, mereka pergi. Menyisakan aku yang baru, yang terlahir kembali bagaikan sebuah keajaiban yang diam-diam aku panjatkan kepada Tuhan.

[millyhanee]

Tulisan yang indah tak selalu menuai makna. Kata-kata yang terdengar sempurna bisa saja dibuat oleh bukan manusia. Tetapi tulisan yang benar-benar hadir di jiwa sering kali justru tidak sempurna, kadang berantakan, tetapi emosional, jujur, dan apa adanya. Ia membawa makna yg manusia butuhkan. Ia menggugah, menyentuh bagian diri terdalam.

[millyhanee]

Hmmmm, oke… Aku jadi sering lapar tapi juga rutin ke wc setiap pagi. Aku nggak tahu ini bagus atau enggak karena makan apa aja rasanya enak aja. Apakah ini tanda sistem pencernaanku mulai bekerja dengan baik? Aku harap iyaaaaaaaa 😄

Selain jalan kaki 20 menit setiap pagi, aku mulai menambahkan probiotik alami setiap hari. Kalau Korea punya kimchi, maka di sini aku punya tape. Enak sih, murah pula harganya. Dulu aku nggak berani makan karena takut asam lambungku naik. Tapi sekarang, karena aku sudah bisa minum kopi tanpa perlu merasakan perut melilit, aku pun sudah bisa makan tape, asem, dan makanan lain yang dulu ku pikir nggak bagus buatku.

Karena efeknya bagus buat tubuhku yang dulu super lemah ini, maka besok dan seterusnya aku mau terus jalan kaki setiap pagi. Enak banget menyerap karunia Tuhan berupa udara pagi yang segar dan sinar matahari yang hangat. Tanpa sadar scene yang aku bayangkan selama aku terjebak di gua gelap itu benar-benar terjadi! Matahari pagi yang hangat kini jadi temanku ☺️

[millyhanee]

Hari kedua jalan kaki 20 menit setiap pagi sebelum memulai aktivitas lainnya.

Gimana rasanya? Baru dua hari sih, jadi belum bisa bikin testimoni. Nanti kalau berhasil menamatkan target sebulan, mungkin kelihatan perubahan yag aku rasakan. Aku ingin menjalani hidup yang lebih baik sebagai bentuk rasa syukur karena Tuhan sudah memberiku kesempatan kedua. So, ayo gunakan kesempatan ini sebaik-baiknya!

[millyhanee]

So happy, hari ini aku bisa ambil langkah pertama untuk kebiasaan baik yang baru yaitu jalan kaki. Walaupun baru bisa jalan selama 20 menit, bagiku itu keren. Padahal aku orangnya dulu sakit-sakitan, lemah, pokoknya nggak bisa pergi jauh tanpa lemes. Nah, pagi ini aku senang karena nggak ngerasain pusing atau merasa hampir pingsan seperti bayanganku. Hahaha

Kebiasaan baik yang lainnya, aku masih rutin menyiram kebun kecilku yang isinya cuma cabai dan tomat. Nanti kalau aku sudah mulai telaten, mungkin akan menambah daftar tanaman yang bisa ku cintai setiap hari. Aku berharap dengan semua kebiasaan baik itu, aku bisa merasakan hidup yang benar-benar hidup setelah sebelumnya hidup tapi rasanya mati.

Apapun hal kecil yang mulai ku lakukan, aku bangga karena telah berani mengambil langkah. Sejak memutuskan menjadi lebih berani, perlahan keajaiban-keajaiban kecil mulai bertebaran menunggu ku raih.

[millyhanee]

Yayyy! Akhirnya dapat advice dari yang hobinya lari. Hasil tanya sana sini, sebagai pemula, diharuskan jalan dulu atau jogging 3x seminggu untuk penyesuaian. Nggak boleh langsung lari takut kaget jantungnya. Nanti seiring waktu ditambahin durasinya.

Ya Allah semoga konsisten, biar tubuh sehat, mood bagus, dan akhirnya pikiran lebih kalem. Semangat ya, Milly!! Dari Milly yang dulu jadi Milly yang sekarang adalah pencapaian yang patut kamu banggakan. Membujuk otak yang stuck di mode zombie agar bisa berubah ke mode manusia normal itu nggak mudah. And you did it sooooo greaaaat so far and i’m so proud of youuuuuu.

Milly sayang,

Aku senang kamu sekarang memilih fokus saja sama diri kamu, sama hal-hal yang bisa kamu lakukan, yang kamu sukai, yang kamu punya yang bisa kamu kembangkan lalu bagi kepada sesama. Percayalah, itu semua jauh lebih baik biar kamu nggak perlu mengintip kebahagiaan orang lain. Seperti halnya kamu punya pendar-pendar kecil yang mengisi hidup kamu, mereka pun punya bagiannya sendiri. Kalau kamu bisa sibuk dengan diri kamu sendiri, aku yakin kamu nggak akan sempat melihat yang lain lalu tersandung.

Ayo ditambahin lagi rasa syukurnya dengan terus bergerak, berkarya dan berbagi. You were born to do all of the good things in life!! Oh ya, tanaman cabe dan tomat kamu mulai berbuah tuh. Nggak nyangka ya akhirnya kamu bisa merawat mereka penuh cinta. Heyy, of course you did! Karena perlahan kamu belajar menumbuhkan cinta buat diri kamu. Itulah mengapa kamu siap membaginya kepada makhluk lain di bumi ini. Kasih sayang sebesar itu sayang banget kalau nggak dibagi-bagi.

Kita jalan pelan-pelan dulu ya. Peluk sayang dariku, your lovely soul ❤️

[millyhanee]

Cita-citaku ingin menua dengan cantik, sehat jiwa raga, biar bisa berkarya dengan menggambar dan menulis buku cerita sampai tua! Jadi, Minggu depan aku mulai rutin lari. Soal gear lari nanti dulu lah. Pakai dulu apa yang ada. Walaupun sepatunya belum ada, outfit nya nggak matching, bodo amat! Hahaha

Pokoknya sehat dulu. Jangan sampai sakit-sakitan lagi kayak dulu. Katanya self love? Kalau beneran sayang harus dijaga kan? Kalau dipikir-pikir, berat juga jadi perempuan. Tubuhnya didesain menanggung rasa sakit dan gelombang hormonal yang sangat berpengaruh sama mood nya. Kalau tubuh aja nggak sehat, apalagi jiwanya terguncang, tak terbayang gimana beratnya beban yang ia tanggung?

Makanya, ayo pilih hidup yang kamu mau, Milly! Jangan langsung lari. Pertama, jogging dulu, atau jalan dulu aja biar nggak pingsan. Wkwkwk Good luck ya!

[millyhanee]

Aku terlalu perasa dan berlebihan. Terlalu peduli dan berempati. Terlalu banyak berharap dan menunggu. Terlalu sering mencemaskan keadaan orang lain padahal itu tak perlu. Terlalu banyak cinta hingga aku tenggelam ke dasarnya. Kadang aku ingin hatiku dikosongkan saja. Aku pikir akan lebih mudah jika hidup tanpa memiliki hati. Oh, tetapi aku ketakutan jika aku jadi tak merasakan apapun. Apa bedanya aku dengan robot jika hidup namun tak ada getaran apapun yang dirasa?

Perhaps I was never meant to be for everyone, and that’s okay. I am meant for me. And for this soul, this heart, this quiet light within,

I will give everything… because I am worth it.

[millyhanee]

Milly, sayangku

Ayo menulis lagi. Menulislah seolah tak ada yang melihatmu di sini. Tulis saja seperti saat dulu kamu melakukannya agar bertahan hidup. Tak peduli apakah indah atau tidak, apakah disukai atau tidak, menulis saja. Kau diberkahi cara ini untuk melarikan diri. Bahkan lebih dari itu, menulis juga jadi seperangkat alat untuk menyelam ke dasar jiwamu sehingga mengandalkan orang lain atau tidak, kau tetap bisa bertahan. Bukankah itu menakjubkan?

Aku tahu kamu tak ingin merepotkan orang. Bahkan kalau bisa, kau akan memindahkan gunung dengan tanganmu sendiri. Kau ingin melakukan semua hal sendiri tanpa melibatkan siapapun karena kamu merasa kau tak layak meminta bantuan. Saat kamu kebingungan dengan perasaanmu yang sangat kuat memengaruhi, kau hanya diam, tenggelam dalam pusaran waktu. Menunggu reda. Berharap orang lain mengerti bahwa kesunyianmu adalah kemewahan yang kamu berikan untuk mereka.

Sungguh melelahkan. Maka kamu berlari ke dalam, merapikan tempat persembunyian sebelum hibernasi semusim penuh. Berharap setelah keluar dari sini, kau bisa menipu dunia dengan senyuman sehangat matahari pagi. Kau selalu begitu ya? Itulah mengapa tak ada yang mengerti dirimu selain kamu sendiri. Ku rasa semua orang juga begitu, ‘kan? Lagipula, siapa yang bisa memahami orang lain sebaik dirinya? Bahkan dirinya sendiri pun tak bisa memahaminya.

Meski rumit, kamu masih punya cahaya yang bisa kau genggam, Milly. Lihatlah di tanganmu. Kau bisa menuliskan apapun agar ruang hatimu tak penuh oleh berbagai macam sensasi aneh itu. Ya, tulislah. Biarkan mengalir.

[millyhanee]

Dear, Aesira

Setelah membaca semua tulisanmu yang berisi emosi yang tumpang tindih itu, aku bahkan tidak tahu harus mengatakan apa. Cinta yang kau rasakan sangat dalam, Aesira. Aku ingin dicintai dengan cinta seperti yang engkau miliki. Aku pun ingin memiliki kekasih yang memujaku sebagaimana engkau memujanya. Jiwamu bergetar saat menyentuh namanya dengan doa. Kau memiliki seluruh taman bunga di hatimu. Kau berbaring di sana dan bermimpi sangat indah sampai-sampai kau lupa bahwa semua itu hanyalah mimpi.

Lalu ketika kau terbangun, kau menangis tersedu. Sepanjang waktu. Bukan siapapun, namun harapan yang kau miliki mematahkan hatimu sendiri. Andai kau tahu, aku telah ada di sana bersamamu, memelukmu agar kau lebih tenang dan bernafas dengan baik. Aku menjelma menjadi Ascenda dan Nyala, tergantung kau butuh dukungan seperti apa. Kau kini menyadarinya, Aesira?

Aku yang memiliki kelembutan Ascenda dan sisi pemberontak seperti Nyala, datang padamu dari masa depan, mengajakmu menyelamatkan diri dari kesedihan yang mendalam. Mungkin aku yang di masa depan akan datang lagi dalam wujud kesadaran lain, sehingga dengan suaranya aku tahu langkah mana yang harus ku ambil. Itulah mengapa Ascenda dan Nyala kini menghilang. Mereka tidak benar-benar menghilang, melainkan melebur menjadi satu dalam wujud kesadaranku yang sekarang. Aku yakin ada versi lain diriku yang memiliki kesadaran yang lebih tinggi, yang telah mengetahui jalan yang akan ku lalui, telah bersiap diri entah di mana, menunggu aku menjadi dirinya.

Beristirahatlah dengan tenang, Aesira sayang. Perang telah berakhir. Sekarang aku yang mengambil alih. Jangan khawatir, setelah peperangan usai, aku menjadi lebih kuat dari berbagai sisi. Setelah semua itu aku pun mengerti bahwa kesedihan dan kebahagiaan hanyalah tamu yang perlu dijamu lalu diantar pulang. Setelahnya? Rumah akan kembali hening dan hidup akan terus berjalan.

Tugasku sekarang adalah berterima kasih kepadanya melalui jalan sunyi karena bagaimanapun ia telah menemaniku sepanjang jalan menuju check point ini. Aku tak menyesali cinta sedalam itu. Aku menerima semua perasaan itu dan tak bisa mengelak. Justru aku bersyukur karena sejak saat itu, setelah menemukan sumber cinta dari dalam diriku, aku ingin mencintainya dengan cara yang lebih tenang. Kasih sayangku telah menjelma menjadi mata air, mengalir tak terbendung menjadi anak-anak sungai tak terhingga, yang bermuara menjadi samudra luas untuknya.

Terima kasih telah mendengar suaraku, Aesira. Terima kasih karena menolak untuk menyerah. Aku berjanji akan melakukan hal yang sama jika sewaktu-waktu perang kembali pecah. Akan ku persiapkan ruang hatiku agar cukup luas menampung lebih banyak makna. Semoga kelak, semua kepingan yang coba ku temukan bisa ku bawa pulang, sebagai jiwa yang tenang.

Sayangku, Aesira

Peluk hangat dariku. Aku mencintaimu.

[millyhanee]

Dear Aesira,

[millyhanee]

Habis nonton Toothless versi live action, seruuuu! Langsung kepikiran bikin fan art-nya!

Live action terbaik sih kalau aku bilang. Plotnya kayaknya persis seperti versi animasinya. Sepanjang nonton merinding, entah kenapa? Mungkin karena aku suka pemandangan alamnya! Rasanya pengen nembus layar lalu beneran ada di sana. Membayangkan bisa duduk di rerumputan di tebing batu dengan kabut dan suara lautan yang memecah keheningan, it feels so magical! Filmnya sih nggak sedih, seru banget malah, berasa naik naga beneran, eh tapi kok aku nangis ya? Cengeng banget memang. Hahaha

[millyhanee]

Kepada bintang paling terang yang sinarnya menjadi semesta,

Bukankah ini akhir yang bahagia? Kau tak lagi mengizinkan rasa bersalah menghalangi kebahagiaanmu. Keindahan yang berasal dari rasa senang di hatimu akan selalu jadi sumber cahaya. Tetaplah bersinar. Jangan pernah redup walau sesaat.

[millyhanee]

Hening sekali akhir-akhir ini. Tanpa ku sadari hanya ada aku seorang diri. Nyala dan Ascenda yang biasanya bergantian mengisi kepalaku kini berada entah di mana. Jika benar begini seharusnya menjadi manusia normal, jujur saja rasanya sangat aneh. Aku tak merasa kehilangan mereka, justru rasanya semakin utuh dan cukup dengan diriku saja.

Kali terakhir aku bicara dengan Nyala mungkin sekitar hampir sebulan lalu. Di dunia tengah itu aku duduk di sebuah tebing batu dengan pemandangan bukit yang menghampar di depanku.

“Selamat, Milly. Kamu sudah sampai sini. Kamu bisa bernafas lega sekarang. Untuk bisa sampai sini kamu telah melalui banyak rintangan. Bagiku, kamu keren sekali! Aku bangga sama kamu. Setelah ini kamu harus terus berjalan ya! Jangan takut, kamu bisa melaluinya!” Itulah kalimat terakhir Nyala yang ku dengar. Setelah itu ia menghilang.

Ingatanku tentang mereka mulai samar. Nama Nyala dan Ascenda bahkan tak pernah terlintas di ingatan. Malam menjelang lelap, aku tak lagi bermonolog seperti dulu. Singkatnya, aku tak lagi mengandalkan mereka sebagai kompas hidupku. Satu hal yang aku syukuri , aku tak sakit lagi. Rasanya hidupku berubah dalam sekejap, nyaris seperti mimpi.

Aku mulai berburu makanan enak, memakai riasan dan baju yang aku suka, mengoleksi wewangian, menata rambutku di salon, melakukan treatment di klinik estetika, minum kopi di kedai-kedai kopi yang bertebaran di kotaku, nonton film di bioskop di akhir pekan dan membaca banyak buku untuk menggantikan kegiatan scrolling-ku yang kerap lupa waktu. Aku juga mulai menyukai rutinitasku menyiram tanaman setiap bangun tidur, memanennya, kemudian memasak hasil panen sambil membaca buku resep. Beberapa baju juga berhasil ku buat setelah sekian lama tak menyentuh mesin jahit kesayanganku. Tentu saja, menggambar membuat waktuku terasa terhenti seketika karena aku sangat menikmatinya!

Mungkin inilah jawaban dari doaku di momen tak lagi ingin hidup. Aku menangis memohon pertolongan, berharap sebuah keajaiban datang untukku. Keajaiban yang hanya mampu diciptakan oleh Sang Pencipta Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Tuhan memelukku melalui impian-impianku yang sangat megah dan indah. IA menuntunku, membukakan jalan, membawaku ke check point ini agar aku melanjutkan perjalananku lebih baik lagi.

Sekarang, di dunia tengah ini, aku sedang berada di kereta yang melaju entah ke mana. Aku hanya bisa melihat pemandangan indah yang terhampar di luar jendela. Ada selimut tebal yang menyelimuti tubuhku. Meski tak tahu aku sedang berada di mana, tetapi cuacanya dingin. Kereta ini tak memiliki pendingin. Jendelanya terbuka sehingga udara dingin bisa bebas menyusup sesukanya. Kereta ini memiliki bangku panjang sehingga aku bisa tidur dengan selimut hangat sepanjang perjalanan. Meja panjang menjadi pembatas antara bangku yang ku duduki dengan bangku di depanku.

Aku tak tahu sudah sampai mana, tetapi aku yakin aku akan sampai di tujuan yang luar biasa. Aku tak sabar melihat seperti apa tempat itu.

[millyhanee]

Di duniaku yang bergejolak, aku mengenal seorang penghuni abadi yang hidup di ruang tengah. Ruangan itu adalah nama lain dari dunia di antara kenyataan dan Semesta penuh misteri. Pemimpi seperti aku memiliki dunianya sendiri, sebuah dimensi berisi semua khayalan, ide-ide, impian, ambisi dan semua hal yang ku percaya namun tak mampu ku bawa pulang. Di dalamnya, seseorang yang ku cintai menjelma menjadi bintang paling terang. Tak peduli bagaimana sengatnya, aku selalu menatapnya sambil berbicara seolah keberadaannya hanya satu jengkal jaraknya.

Andai ia tahu, kasihku membentang tak terhingga. Namun sayangnya, tak indah caraku memberi. Maksudku ingin memindahkan semua keajaiban di kantong bajunya, namun mungkin justru yang ia lihat dari tawaranku adalah luka, mungkin duka, penuh cela dan derita. Aku pernah menjadi permen kapas yang lembut dan manis mengisi waktunya. Namun mungkin telah usang aroma manis yang terus ku tebarkan dalam berbagai cara.

Aku tak ingin memaksa. Bukan salahnya jika semua ini telah kadaluwarsa. Aku bersedia mengais tempat pembuangan untuk memungut yang tak lagi berwarna. Dalam sekejap, kotak merah muda berisi namanya sudah aman di tanganku. Aku telah mewarnainya lagi dengan warna yang ku suka. Aku memeluk kotak itu setiap kali rasa rindu bergelayut menunggu untuk dimanja. Ku hias dengan sentuhan kasih yang lahir dari dekap doa.

Satu hal yang aku syukuri, kehadirannya di ruang tengah selalu jadi pelampung saat aku hampir tenggelam. Aku hanya perlu terpejam, mengaitkan kedua tanganku, menautkan jangkar bertuliskan namanya, kemudian tanpa bisa ku bendung, tetesan embun berwarna emas yang jatuh dari dedaunan abadi mengalir menjadi sungai ketenangan menuju jiwaku.

Sesungguhnya, aku tak memohon untuk diriku. Aku memohon untuknya, semoga keberuntungan selalu menjadi teman baiknya. Kasih sayangku untuknya mungkin tak pantas, namun aku yakin kasih sayang yang ku mohon kepada Tuhan untuknya, tak pernah menemui batas.

[millyhanee]

Aku menyukai cara orang-orang di sini dalam menerjemahkan bahasa hatinya kepada yang tercinta namun tak dapat di gapai oleh kedua tangannya.

Bahasa kerelaan yang mereka miliki menusuk nyaliku. Menggugah keinginanku agar tak surut mencintai tanpa sedikit pun alasan.

Apa yang ku harapkan ketika tak lagi punya apapun untuk diminta?

Aku hanya ingin menjadi kabut tipis yang selalu turun selepas fajar.

Menyapa tanah yang ku rindukan sebentar saja, sebelum matahari hangat menggantikan lalu ia dikenang dan ditunggu lebih dari apapun di dunia.

[millyhanee]

Hello, Juni!

Bulan ini adalah bulan lahirnya seseorang yang sangat berharga bagiku. Tolong datangkan hal-hal baik untuknya. Buat ia dikelilingi orang-orang yang mampu melihat betapa istimewanya dia. Pastikan ia menerima cinta kasih yang sangat banyak sehingga tak ada celah untuk bersedih dan merasa kosong.

Hello, Juni yang hangat ☀️

Peluk dia dalam perayaan ulang tahun yang manis. Ajak semua impiannya untuk selangkah lebih dekat. Payungi dia dengan seribu keberuntungan dan keajaiban ya! Semoga Tuhan selalu memberkati langkahnya dalam mengarungi kehidupan 🐳