Tumgik
nisrinas-world · 3 years
Text
Happy Eid Al-Fitr 1442!
Lama banget ya rasanya aku nggak nulis. Sebenarnya aku suka banget nulis karena bisa huat katarsis emosi aku juga, tapi sibuk banget akhir-akhir ini--alasan doang sih padahal mager!
So, hari ini aku mau nyoba nyisipin kata-kata buat nenangin diri aku setelah beberapa bulan belakangan. Aku, hm capek kalau nyalahin diri terus, jadi untuk pertamanya, aku mau berterima kasih terlebih dahulu for myself.
Nis, kamu barangkali banyak nggak ngelakuin hal-hal di hidupmu dengan benar beberapa bulan belakangan ini. Namun, terima kasih udah tetap mau bertahan dan menguatkan diri dari hal-hal yang sangat mengganggumu, cukup mengganggumu, atau menganggumu. Aku tahu banyak hal yang harus di introspeksi lagi, tapi gapapa kamu do the best ko, aku yakin itu. Kamu bisa benahin lagi, satu per satu, dari hal yang bikin efikasi kamu meningkat dulu. Gapapa. Oke?
Udah itu aja, lagi bosen banget, ga mood banget, tapi ngepaksa buat ngetik, siapa tahu besok ketagihan lagi wkwk.
6 notes · View notes
nisrinas-world · 4 years
Text
Heng--
Rasanya saya pengen marah-marah aja di situasi kayak gini; ga bisa manajemen emosi dengan baik. Pengen banget cerita ke satu orang aja, untuk didengarkan dan dimengerti kalau saya benar-benar lagi capek.
Pemikiran saya yang rumit. Saya mau someone to hear me, please. Just it. Can i help you? Say yes, please.
Ya Allah, beri saya ketenangan dan semangat untuk menjalani hari-hari saya, amin.
0 notes
nisrinas-world · 4 years
Text
Wait!
Lagu menunggu case hp redmi note 9, uh.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
0 notes
nisrinas-world · 4 years
Text
Tumblr media
Bubur kesukaan
0 notes
nisrinas-world · 4 years
Text
Quora
Semenjak kenal dan sering baca-baca quora kemarin, ditambah ikut menulis di sana, aku hampir lupa kalau cerita atau menulis nggak perlu diupvote atau dibaca orang lain.
Kamu bisa curhat with yourself, Nis.
0 notes
nisrinas-world · 4 years
Text
Take a moment
Mau bagi-bagi suasana rumah; tempat pulang dan istirahat ternyaman karena ada kedua orang tuaku yang aku cintai dan semoga bisa aku bahagiakan selalu.
Ruang tengah
Tumblr media
Ruang tengah juga
Tumblr media
Tempat privatku
Tumblr media
Tempat Abah Menjahit
Tumblr media
Tumblr media
Kamar Mama Abah
Tumblr media
Ada TV ada
Tumblr media
0 notes
nisrinas-world · 4 years
Text
Dear myself
Aku tahu banget, bagaimana kamu menyalurkan rasa sedih dan kesepianmu, dengan cry in your pillow, 'kan? Sering bermonolog sendiri lalu membayangkan ada sisi dirimu yang menguatkanmu. Terimakasih untuk tetap terus melangkah.
Aku tahu banget, kamu yang sering marah-marah nggak jelas atau meluapkannya dengan tanpa berpikir panjang akan sesudahnya--yang sebenarnya kamu hanya mau didengarkan dan diberi kalimat-kalimat lainnya sebagai umpan balik atas suaramu. Terimakasih untuk tetap bercerita dan menulis, meskipun hanya kamu seorang yang mendengar dan membacanya.
Aku tahu banget, kamu yang sering bingung terhadap dirimu sendiri, terhadap emosi yang sedang kamu rasakan, terhadap apa yang membuatmu merasa sedih dan terpuruk, terhadap dunia yang seolah-olah membuatmu merasa menjadi yang terburuk dari yang terbaik. Terimakasih untuk terus belajar, meskipun sering hilang fokus di perjalanan, seenggaknya kamu masih mau berjuang mencari esensi kehidupanmu.
Aku tahu banget, kamu bisa berubah dan memahami dirimu hingga angka seratus persen tercetak.
Barangkali kamu pernah salah, kamu pernah benar, kamu pernah disalahkan untuk sesuatu yang benar atau kamu pernah dibenarkan untuk sesuatu yang salah; ini manusia dengan buminya berpijak, lalu kamu salah satunya.
Aku memohon padamu, untuk tetap bertahan di sini, walaupun kamu sering kebingungan dan merasa tidak tahu harus melakukan apa ketika sesuatu yang asing mendatangimu.
Jangan sakiti dirimu lagi dengan perkataan maupun tindakan yang menyedihkan, sama halnya kepada orang lain yang kamu temui ya, nis?.
Kita sama-sama belajar untuk itu ya, nis?
Dari yourself,
Yang datang dari masa depan
0 notes
nisrinas-world · 4 years
Text
Are you my crush?
Sebelum aku lupa sama ceritanya atau memori jangka pendekku yang akan segera melupakan detail jalan alurnya, aku berniat untuk mencurahkannya ditulisan--yaiyalah ke siapa lagi aku bisa cerita soal ini.
Gaskeun aja, ya! Aku mau bilang dulu, kalau sebelum tidur aku tidak memikirkan oknum yang ada termuat di ceritaku dan tidak ada berharap untuk dapet bunga tidur kayak gini juga. Satu hal yang bisa dikatakan sedikit menyangkut kebenaran, harley-davidson dia ikut masuk dong (aku melihat sepeda motor ini di salah satu akun quora yang memakainya, yang mana aku ingin duduk di belakangnya atau mencoba memakainya).
Wait a moment, aku mencoba mengurutkan jalan ceritanya karena mimpinya cabut-cabut banget:(
Waktunya kalau bisa aku tebak, beberapa tahun setelah kami lulus mts, tapi aku bingungnya ada beberapa tokoh teman-teman mtsku yang masuk di cerita ini, emang gitu mimpi, eh?
Bermula dari acara atau apalah itu yang membuatku ikut berpartisipasi, aku ditugaskan untuk menjadi mempelai wanita dan datang ke KUA untuk mempraktikkan akad nikah (maap beut kalo salah ingat, ini aku sudah berusaha semaksimal mungkin).
Sampailah datang mempelai pria alias partisipan yang menjadi pasanganku, dan WOW DAEBAK, he's my crush (tapi waktu dulu, ya). Aku terkejut dan bingung bukan main, "Kok dia? Boleh? Kenapa bisa?" pokoknya aku mempertanyakan kenapa jadi dia bisa ada di situ, meskipun tidak ada satupun jawaban yang memuaskan pertanyaanku.
Teman-temanku--yang anehnya aku hanya sekadar kenal dan tidak pernah dekat dengan mereka di dunia nyata, di sana mereka menjadi teman-teman akrab, yang mendukungku untuk segera menyelesaikan kegiatan dengan cepat, "Ayo nis, keburu telat kita," kalau bisa diterjemahkan, mereka bakal mengucapkan itu barangkali.
"O-oke, tapi aku naik apa?" tanyaku, sebenarnya ini terjemahan lagi dari kebingunganku yang menuntunku harus serba paham isi cerita.
Kalau boleh kukatakan di cerita itu aku kurang paham sama maksud mereka, jadi aku harus mengikuti alurnya--lebih mudahnya aku hanya mengikuti jalan cerita tanpa punya clue sedikitpun.
Terus aku melihat crush membawa harley-davidson, aku semakin luar biasa bingung, "Dapet dari mana?" tanyaku, soalnya di sana tidak terlihat ada alat transportasi sedikitpun.
Tumblr media
Penampakan transportasi yang aku kepingin banget duduk di belakangnya! But hi, dimimpiku itu tempat duduknya bisa buat dua orang dan agak luasan:(
Ada seseorang yang menjawab, "Pinjem dari temannya," kemudian, si crush menyuruhku segera duduk di belakang.
Parah parah parah! Duduk berdua sama crush dengan harley-davidson, subhanallah luar bisa!
Sampai di tempat selanjutnya, yaitu KUA yang terlihat seperti rumah kayu zaman dulu, aku duduk sama crush di sofa yang ada di sana, menunggu instruksi selanjutnya. Nah, sampai temen-temenku muncul dari pintu dalem, kayaknya mereka habis rapat atau apa gitu nggak ngerti juga (seriusan, aku nggak tahu mereka dateng gimana caranya dan pake apa, kenapa duluan sampai coba?!).
Akad nikah testing-nya nggak jadi, aku nggak tahu alasannya kenapa dan udah sampe situ aja ceritanya. Pendek dan tidak jelas? Almost.
Di tengah mimpi itu aku inget banget mau bilang sesuatu sama crush tapi nggak kesampaian ngomongnya, agak nyesel, tapi itu juga mimpi kan ya sama aja nggak kesampaian juga:(( okela, aku mau tulis di sini.
Ini yang mau aku sampain--jadi, pas mts ada rolling tempat duduk, aku dapet tempat duduk yang dekat pake banget.
Tumblr media
Itu kurang lebih denah tempat duduk hasil rolling-nya. Crush duduk di bangku yang bersimbol A, aku awalnya duduk di B dan pindah ke C.
Aku agak nyesel pas pindah tempat duduk, sebenarnya hanya menggeser sedikit, tapi berpengaruh besar yaitu kami nggak pernah saling tegur sapa, padahal aku penasaran banget sama kepribadiannya, dia humble banget dari pengamatan sok tahu aku.
Seharusnya aku bisa menyelesaikan rasa penasaranku kepadanya saat itu, tapi aku malah menjauh dan agak menyesal sekarang. Kalau bisa ketemu dan ngobrol di pertemuan keberapa gitu, aku mau bilang, sih, soal ini. Sampai sini akhir mimpinya.
BONUS!
Pernah suatu pagi di hari kamis...
Aku punya kebiasaan kalau lagi nggak tenang atau ngerasa tertekan, bakalan dateng lebih cepat ke sekolah biar nggak terlalu banyak berpapasan sama orang-orang, kebetulan hari itu mamaku ada piket di sekolah, jadilah aku yang pagi banget datengnya, baru tiga orang yang dateng; crush, aku, sama temen cewek satu lagi.
Crush piket hari itu dia lagi nyapu-nyapu (bertanggungjawab banget dong, tiap kamis dia dateng lebih pagi dari hari lainnya dan melaksanakan piket dengan baik, masyaallah akhi) aku diem doang alias nggak tahu mau ngapain, temenku satunya keluar bawa novel mungkin mau baca di kursi luar. Aku kagok banget, mau berdiri ikut keluar keburu dia nyapu di area deket aku duduk. Aku mutusin buat duduk dan polosnya nggak ngapa-ngapain, harusnya aku berinisiatif cari kesibukan sendiri kan? Duh, Nis!
Tahu apa yang terjadi selanjutnya? Dia nyapu di tempatku duduk dengan aku yang masih berada di bangku plus kelas yang sunyi. Mau kabur aia rasanya, malu banget!
Seniat itu kah dia piket? Mana pas nyapu nggak bilang apa-apa, cuma langsung ngebersihin area bawah mejaku, untung aku berinisiatif angkat kaki biar dia enak nyapunya. Seriusan dah, dagdigdug serr banget pas di tkp!
Bikin olahraga jantung pagi-pagi, tapi dia mah slow cool bae, hm! Tapi eh tapi, kenapa dia nggak nge-skip area mejaku dan lanjutin aja? Kenapa harus serajin itu, pak? Aku juga, kenapa nggak berdiri dan keluar aja, tapi malah diem bengong?!
Ada satu kejadian lagi, kayak sinetron abis!
Tahu 'kan adegan yang kalau kita jalan terus saling berhadapan tapi kita bingung mau lewat kiri apa kanan? Nah, i did it with him. Kejadiannya di kantor, aku mau keluar, dia sama temennya mau ke dalam, terus terjadilah scene itu, sebenarnya salahku juga sih yang bingung ambil jalan, tapi aku nggak ada niat kayak gitu sama sekali, ya--dagdigdug serr kedua!
Ada beberapa peristiwa lagi, tapi udah dulu lah, males kalau harus inget-inget lagi nanti like again kumaha atuh da:( alhamdulillahnya selama man/sma nggak satu sekolah sih, bisa gak fokus kalau satu sekolah (akunya doang ya).
Mau kasih lihat fotonya, ntar gimana-gimana lagi, biar aku kasih tahu karakteristiknya aja, ya? Dia tinggi--3 tahun yang lalu aku kurang lebih cuma sepundaknya, dia waketos yang bertanggung jawab, rajin, sepeda, dan mangtap.
Ada satu harapan terbesarku saat ini terkait dengan crush, aku sangat berharap bakal dipertemukan satu kali juga nggak papa (bukan untuk suka atau apa gitu ya tapi beneran buat ngilangin rasa penasaran) aku dan crush terlibat dalam satu organisasi atau apalah gitu yang bisa ngobrol banyak sama dia, aku penasaran sama pemikirannya.
Aku nggak ngeraguin kalau ini bakal dibaca sama si crush, yakan nggak ada yang impossible? Udah ya udah, byebye!
Yes, he's one of my crush, but i don't love him, just like him. Bc him so easy going and look smart! Aku baru menyadarinya sekarang, cmiiw!
-6 Juli '20
Salam dagdigdug serr!
0 notes
nisrinas-world · 4 years
Text
Sumber tertera!
Aku kemarin-kemarin maunya gitu juga:((
Okay, let's see next day!
0 notes
nisrinas-world · 4 years
Text
Seutas keluhan tidak jelas
Aku bosen gini-gini aja, sangat bosan!
Sebenernya, sistematika yang mana yang salah sehingga aku begini? Dari pola pikirku? Kebiasaanku? Atau, apa?
Aku benar-benar butuh pencerahan untuk kembali ke jalan yang benar. Ini terasa sangat sulit, seperti ada beban berjuta-juta ton dipundakku.
Aku mau maju, tapi aku masih betah di zona nyaman. Aku harus apa, hah? Ini memfrustrasikan.
Aku mau jadi yang normal untuk segala hal. Aku--bisa gak sih aku gak ngeluh lagi tentang kehidupan ini?
Capek tahu, sana-sini kayaknya gak ada yang bener aja, aku ingin berontak tapi seperti ada tali yang mengikat tubuhkan dan meninabobokanku dengan kalimat yang membuatku tak ingin beranjak.
-12 Mei '19
0 notes
nisrinas-world · 4 years
Text
Eh, aku salah, ya?
Aku mau cerita tentang setting boundaries dan body image yang selama ini aku rasain di hidupku, omong-omong dua tema ini aku terinspirasi setelah menonton channel youtube-nya gitasav.
Tumblr media
Tumblr media
Pentingnya mempunyai batasan terhadap orang lain atau perlakuan orang lain terhadap kita. Selama ini, aku selalu menjaga agar situasi tetap tenang di lingkungan pertemanaku, seringkali sampai mengorbankan perasaan dan kenyamananku sendiri, untuk beberapa hal terhadap orang tertentu, ya.
Saat aku tidak nyaman atas satu atau beberapa perlakuan orang lain aku tetap bertahan, dengan dalih tidak ingin mempunyai musuh atau muncul keributan, tapi jauh di dalam diriku--im fucking tired. Seharusnya aku katakan aku tidak mau dan menolak keras perlakuan tersbeut, bukan? Iya, tapi sayangnya aku belum cukup berani ditinggalkan lingkunganku.
Sekarang, aku mulai memikirkan dan menyuarakan penolakan ataupun persetujuanmu terhadap sesuatu, pun sebaliknya, aku harus mengerti jika orang berkata tidak atau iya tentang sesuatu hal juga.
Perihal selanjutnya, body image atau standar kecantikan atau stereotip kebanyakan orang dengan kata cantik. Seriously, kalimat-kalimat menjurus ke body shaming sudah tidak asing lagi terdengar olehku dari kecil hingga sekarang,
"Kamu tinggal kurang ini, coba deh kayak gini, pasti cantik."
"Lebih kurusan dikit, ya."
Mungkin tanpa sadar aku juga melakukan hal tersebut ke orang lain, maaf banget untuk kamu yang pernah aku beri kalimat yang tak mengenakkan seperti itu.
Now, aku berusaha untuk menghargai diriku dan orang lain. Aku tidak merasa harus marah lagi jika orang lain menyebutku gendut atau sejenisnya, tentunya masih dalam konteks wajar.
"Kamu gendutan, ya? "
"Iya nih, doakan bisa segera langsing, ya," ini jawabku, niat orang lain mungkin baik untuk mengingatkan, jadi aku akan anggap sebagai nasihan untuk lebih memperbaiki diri tanpa mengurangi rasa hormatku terhadap diriku sendiri ya.
Kalau ada yang berkomentar terlalu jauh atau melampaui batasnya, aku akan marah mengeluarkan kalimat-kalimatku atau aku cukup diam. Hm, maaf aku tak selalu bisa mengontrol mulutku untuk berdiam diri sekarang.
1 note · View note
nisrinas-world · 4 years
Text
... Nis, ayo kita keluar, lihat seberapa menakjubkannya dunia ini! Pt2
4) Kenapa aku tertekan saat sekolah?
Imbas dari ketidaknyamanan, pikiran yang kacau, tidak ada semangat untuk hidup, dan faktor lain yang mendukungnya sangat membuatku menjalani hari selama 24 jam terasa sulit.
Ah aku ingat, aku sangat menyukai malam hari, tapi terasa waktu berlalu cepat, seakan-akan mendorongku ke hari berikutnya dengan ketakutan yang sama atau baru; tidak diterima di lingkunganku.
Bahkan, untuk makan pagi dengan tenang saja aku tidak bisa, rasanya aku berkejaran dengan waktu, aku takut terlambat, aku takut jadi pusat perhatian, aku takut dimarahi guruku, aku takut ditatap oleh mata-mata yang menyaksikan kebodohanku karena tidak bisa menjawab apa yang ditanyakan guru, aku takut berbicara di depan kelas, aku takut orang lain mencibirku terang-terangan, aku takut temanku menatapku aneh atau kasihan, aku takut tidak bisa bergabung dengan mereka, aku takut aku tidak cukup layak untuk sekadar hidup.
Tahu apa yang lebih buruk dari ketakutan yang sering muncul dipikiranku? Itu hanya omong kosong dari kesimpulan atas ketidaksenangan diriku terhadap kehidupanku. Iya, tidak semua orang berlaku seperti itu, tidak semua temanku terdengar jahat, tidak semua hal diriku melakukan kesalahan yang fatal.
Saat pelajaran berlangsung aku sering menatap jam di dinding, mengamati seberapa lama lagi pelajaran akan berakhir, aku tidak tenang, aku gugup, aku berkeringat dingin; di tangan ataupun wajahku, kemudian aku menjadi penakut yang andal.
Ketika ada kegiatan semesteran seperti lomba dan lain sebagainya, aku selalu berusaha tak terlihat untuk tidak ditunjuk berpartisipasi. Aku menatap iri melihat bagaimana teman-temanku yang lain bebas mengungkapkan ekspresi mereka selama sekolah, membandingkan dengan diriku yang selalu tertekan.
Beberapa kondisi menjadi lebih baik saat aku mulai menerima diriku, terutama ketika aku di putih abu-a
Sekarang aku menjejakkan kaki di gerbang tempat yang lebih dekat dengan cita-citaku; dunia perkuliahan. Aku masih bingung nantinya mau membawa diri bagaimana, aku berharap bisa menemukan teman yang menggiringku ke arah lebih baik, itu saja.
Aku menarik beberapa kesimpulan kenapa aku tertekan saat berada di sekolah:
-aku kurang rileks saat proses pembelajaran karena pikiranku mengudara bebas tak berujung.
-aku kurang percaya diri dan sering membandingkan dengan teman yang lainnya.
-aku terlalu takut untuk ditolak, sehingga aku menutup diri dan menjaga jarak dengan yang lainnya; teman-teman yang dekat denganku bisa dihitung pakai jari, huft.
-aku terlalu sering mendengarkan omongan orang lain, bahkan aku sering berimajinasi bagaimana orang berpikir tentangku; big problem i have.
-aku terlalu berpikir hitam-putih tentang teman-temanku, tanpa mengenal lebih jauh tentang mereka.
-aku belum bisa memahami dengan baik bagaimana menjadi manusia yang mempunyai emosi.
-aku menganggap orang lain yang harus kudahulukan dalam artian aku harus terlihat bisa menyenangkan semuanya, agar aku bisa hidup tenang dan tak terusik, bullshit banget huh!
-aku belum bisa menunjukkan ekspresi kalau aku marah, aku kesal, aku tidak suka saat orang lain memperlakukanku, malah sebaliknya--aku cenderung diam dan diam.
-aku mau menjadi manusia yang baik dan tenang dari omongan orang lain, yang mana sebuah ketidakmungkinan terjadi.
5) Kenapa aku hidup asal hidup?
Karena aku belum menyadari dan paham betul akan esensiku berada di dunia ini. Aku perlu belajar banyak tentang agama dan hidupku.
Aku masih tertinggal jauh dan banyak menutup diri dari hal-hal yang seharusnya aku bisa pegang dengan erat.
Sedikit paragraf di atas mungkin bisa mewakili untuk menjawab pertanyaan tersebut, aku selalu percaya bahwa jika aku meningkatkan keproduktifanku terhadap sesuatu yang baik, intensitas aku memaknai kehidupan pun akan menunjukkan progress sering waktu.
Kenapa aku jadi kaku di depan umum?
Karena aku jarang sekali ke luar rumah, literally yang jarang pake banget. Bisa dihitung juga kalau memang niat mau menghitung, mau ke mana saja atau aku menghabiskan waktu liburan sekolahku di mana saja; tak lain dan tak bukan cuma di rumah, ify it's really fine for me.
Salah satu faktor kenapa teman-temanku setelah kami lulus tak bisa sedekat dulu atau sudah berjarak karena ini, aku jarang menghabiskan waktu bersama temanku di luar jam sekolah.
Aku tak pernah menyesal aku bisa menghabiskan waktu beratus-ratus hari berdiam diri di kamar, tapi logikaku mengatakan untuk tidak baik begitu karena aku makhluk sosial yang perlu interaksi dan hei, aku terlihat bingung saat bangunan di mana-mana sudah banyak berubah, aku tidak tahu alamat jalan padahal aku berdekatan dengan alamat itu, aku kagok sendiri saat di luar huh! Pokoknya aku harus banyak-banyak keluar rumah ke depannya, titik.
6) Kenapa aku sering tidak paham pelajaran?
Faktor internal, aku punya banyak pemikiran rumit yang memenuhi logika dan hatiku.
Faktor eksternal, aku dibuat seolah-olah aku punya dunia sendiri, meski aku punya orang sekitar yang baik-baik saja.
-aku tidak suka guru yang mengajar dengan membawa kegarangan dan emosi yang negatif; aku jarang masuk diajar guru yang memberikan pejelasannya di bawah tekanan bahwa muridnya harus segera paham dan ingat apa yang dijelaskan.
-aku kurang sreg kalau gurunya mengajar dengan cara monotan atau kurang mengimbangi karakter dan zaman kami.
-aku tidak bisa mengikuti pelajaran yang hanya memberikan bacaan tanpa menjelaskan lebih dalam.
-aku tidak setuju dengan cara guru mengajar diselipi hujatan terhadap sesuatu, jika sesuatu topik bisa diambil hikmahya im in.
-aku tidak tidak suka guru yang melakukan body shaming atau mengistimewakan sebagian muridnya.
Aku suka guru mengajar pelajaran quran haditsku sewaktu min karena beliau menjelaskan dengan bahasa yang mudah dipahami anak seumuran kami, aku sangat love love sama penjelasan beliau ketika sesi asbabun nuzul surah-surah di al-quran.
Aku suka guru ekonomi saat di man karena beliau mengajar dengan sabar dan sering memastikan sampai mana pemahaman kami.
Ada guru yang mengajarnya bagus, tetapi jarang masuk ke kelas.
Ada guru yang mengajarnya biasa saja, tapi selalu masuk ke kelas.
Ads guru yang mengajar membawa emosi positif serta memberikan kami nasihat-nasihat kehidupan di tengah pelajaran, tetapi ada juga guru yang sering membawa emosi negatif beserta candaan yang agak menyentil.
Bagaimanapun, sejauh ini guru-guru tersebutlah yang mendidik dan mengajarkanku banyak hal, terimakasih banyak guru!
7) Kenapa aku cenderung pendiam dan terlihat polos?
Aku mengangkat topik ini karena ada yang berkata kepadaku, "...kamu terlihat polos."
Aku langsung speechless dan bertanya dalam diriku, "Seperti itukah selama ini orang menganggapku?" aku sangat yakin mereka belum mengenalku cukup jauh. Memang begitu, 'kan? Saat seseorang hanya melihat dari daerah teritorial luar tanpa pernah menjejakkan kaki ke dalamnya?
Aku tidak ada masalah dengan anggapan kalau diriku polos, pendiam, ataupun naif. Namun, aku--yang masih perlu banyak belajar ini--mau menunjukkan sisi lain ketika orang lain sudah memanfaatkan label itu untuk hal yang merugikan diriku. Ada satu temanku yang sering membuatku jengkel dan acapkali aku juga membalasnya sampai mulutku berbusa-busa, tapi ketika aku sudah diujung batas atau sedang tak ingin berbalas kalimat, aku akan menatap tajam orang tersebut, seolah mendeskripsikan aku sedang marah. Barangkali cara itu yang bisa kupakai, atau nantinya ada terobosan baru. Aku cuma tidak ingin dianggap mudah oleh orang-orang lagi, aku mau mau mau; menolak saat tidak ingin, menyetujui saat aku ingin, sesimpel itu, tentunya dalam hal yang semestinya.
Apa aku terlihat pendiam?
Mungkin kita belum banyak mengobrol dan mungkin itu memang aku. Aku tidak mau lagi memaksakan diriku untuk tidak baik-baik saja saat aku hanya berdiam diri--bukan berarti aku menutup diri dari pembicaraan, memang ada saatnya aku berbicara atau hanya diam memerhatikan. Maaf, kalau aku tidak asik dan pasif, tapi aku cukup berisik untuk diriku kok, hahaha!
8) Kenapa aku sering mendengarkan omongan orang lain?
Karena aku tidak punya kalimat atas sesuatu dari hasil produksi pemikiranku sendiri atau kata lainnya, aku sering tidak punya pendirian. Terombang-ambing dalam perspektif orang lain dan opini tergesa-gesaku sudah cukup memenuhi kekecewaan yang tak bertuan.
Misal ada pertanyaan begini, "Kenapa ya aku tidak disukai teman-temanku?"
Barangkali aku akan menjawab karena mereka tidak mau berteman denganku, orang yang tidak punya kelebihan apa-apa.
Terlihat bukan bagaimana aku menarik kesimpulan dengan begitu mudahnya? Tanpa menimbang dengan baik positif negatif dari permasalahan tersebut atau mencari alasan yang agak objektif sedikit, atau meyakinkan diriku bahwa aku tak perlu terlibat dalam semua lingkaran pertemanan.
0 notes
nisrinas-world · 4 years
Text
... Nis, ayo kita keluar, lihat seberapa menakjubkannya dunia ini!
[Disclaimer! Aku mau mengulang cerita yang pernah aku alami dulu, bukan untuk playing victim, mengumbar kebencian, ataupun membuat orang lain terlihat jahat, big no! Aku hanya mau berbagi dari sudut pandangku dan memahami semua itu bagian dari kehidupan, barangkali aku pernah melakukan kesalahan yang menyebabkan orang lain have bad days atau barangkali ini tes buat diriku memahami bagaimana dunia ini bekerja. Aku harap aku selalu bisa berpikir dan menyikapinya dengan bijak.]
Aku sudah membuat daftar pertanyaan dari topik yang mau kubahas, here we go!
1) Kenapa aku jadi terkesan anti sosial?
Pada dasarnya, aku tidak ada masalah dengan bersosialisasi saat masih anak-anak. Masa TK ku dihabiskan dengan lari-larian sendiri, egois sendiri, tapi i'm literally fine when i'm alone.
Kelas 1 MIN sampai kelas tiga juga tidak ada masalah serius, aku sering istirahat sendiri membeli makanan dan menghabiskannnya, aku berbicara dengan temanku tanpa pilih-pilih, aku mengerjakan pr atau latihan sendiri, aku ke sekolah diantar mama dan pulang berjalan kaki ke rumah nenekku--yang dekat dengan sekolahku dulu--untuk menunggu Mama selesai mengajar di TK dan bermain dengan sepupuku. It's nice to remembered.
Aku bisa berbaur di sekolah meski cenderung pendiam saat pelajaran dan aku punya teman di rumah yang bisa kuajak main--sering kupaksa juga, maafkeun, ditambah sorenya aku masih ikut Mama mengajar TK Al-qur'an di Murung.
Semua kegiatan menyenangkan karena aku sering ke luar rumah dan bermain, tanpa ada hal serius yang dipikirkan.
Sampai hal lain terjadi, teman terdekatku di rumah tidak lagi menjadi teman dekatku karena suatu alasan, dia tidak mengacuhkanku lagi, aku pulang ke rumah dan menjadi sendiri.
Tak jauh beda di sekolah, aku yang dulu cukup mandiri, sekarang harus merasa tidak baik-baik saja ketika lingkaran pertemananku tidak lengkap, aku punya sejenis kelompok--adaptasi dari teman kelas yang lain juga melakukannya.
Bisa dikatakan kegiatanku setelahnya benar-benar monoton, pergi ke sekolah dengan hati tidak tenang, di sekolah pengen cepat-cepat pulang karena tertekan, di rumah sendirian karena aku tidak ikut kegiatan lain lagi. Sekolah-rumah-repeat!
Belum lagi ditambah masalah emosi dan mental yang membentukku makin terpuruk, aku yang bingung bagaimana cara membalas ucapan atau perilaku orang yang seenaknya padaku. Aku yang tidak mengerti esensi sekolah dengan benar dan syukurnya aku punya keinginan untuk memperoleh nilai yang besar--meski hanya di beberapa mata pelajaran yang kusukai.
Waktu terus berjalan dengan kepribadianku yang mulai menjauh dari peredaran sosialisasi, aku hanya sekolah dengan sekadarnya tapi karena Mama menanamkanku untuk berniat sekolah menuntut ilmu kepada-Nya, aku lebih serius--setelahnya pulang ke rumah, makan, lalu menonton TV sambil rebahan di kasur, ke pada siapa aku bisa berbicara?
Aku sendiri dengan duniaku yang sepi, terasa kosong dan menyedihkan.
Tenang saja, tidak semua hariku buruk kok, ada saatnya aku tertawa dan tersenyum bersama teman-temanku, thankyou guys.
Barangkali memang sifat alami ku yang agak pendiam? I think so, aku sering merasa tidak nyaman saat keluar rumah dan sering menghabiskan waktu di kamar sendirian, betah banget yaampun.
Masalahnya adalah aku yang tidak lagi memerhatikan bagaimana dunia luar sudah berubah seiring waktu dan mengurungku pada duniaku sendiri, it's big problem, aku tidak mau mengacaukan masa depanku dengan sikap anti sosial.
Sampai sekarang pun aku masih belum bisa tenang dan merasa sering tertekan saat di luar, harus apa aku? It's simple, sering-sering keluar rumah, belajar bersosialisasi, dan perhatikan bagaimana dunia bekerja, lalu adaptasi dirimu dengan memfilter hal-hal yang bisa diterima logika dan imanmu. Lalu, kenapa kamu masih merasakan hal yang sama meski sudah cukup tahu metodenya? It's so hard to do, i'm alone, my friend just my think, i doubt to do something--hiperbola sedikit, ya.
Bahkan, aku sering bingung terhadap apa yang kurasakan, apa aku sedang marah saat teman-temanku mengejek dan membuatku kesal lalu mempertanyakan, apa aku berhak marah atas perlakuan mereka? Bagaimana aku mengekspresikan kemarahanku dengan tepat? Apa jika aku menunjukkan kemarahanku pada mereka, mereka akan lari atau mencapku jahat, atau tidak menganggapku teman lagi? Huh, jalan mudahnya aku diam dan merasa baik-baik saja sembari menenangkan diri, mereka cuma bercanda--bullshit, nis, kamu aja yang lemah!
So pathetic when i think, what if i have sister yang bisa mengajakku bicara dan aku bisa menceritakan hari-hariku kepadanya? No one can talk to me, no one understand what i feel.
Aku kayak hidup di duniaku sendiri dengan pemikiran yang terkadang membuatku semakin buruk dan pesimis, aku terisi oleh itu untuk waktu yang lama.
Fanfic for me, aku semakin menambah timbanganku, apa itu bisa dikatakan indikasi bahagia seperti kata orang-orang? Haha, so funny!
2) Kenapa aku jadi malas beberes?
Percaya tidak dahulu saat aku masih anak-anak, aku seorang yang rajin melakukan pekerjaan rumah tanpa perlu disuruh? It's me.
Aku kecil yang pernah dapat pelajaran bahwa membantu orangtua itu dapat pahala, lalu aku berpikir apa pahala bisa bertambah jika aku melakukanya tanpa disuruh? My mom said yes. Aku memikirkan akan ada koin-koin emas yang terkumpul sebagai wujud pahala yang mengisi tabunganku.
Mulailah, aku yang mencuci pakaianku bertambah pakaian yang lain, aku yang mencuci piring, menyapu, mengepel, aku merasa senang dan sibuk dengan pekerjaan tersebut, meskipun kadang aku absen. Aku jadi anak yang rajin dan mau membantu saat disuruh orang sekitarku. Di mana titik yang membuatku berhenti? I can tell you.
Suatu hari, saat aku sedang sendirian di rumah dan baru selesai membersihkan rumah, aku sedang duduk di dapur memakan makan siangku berisi telur yang baru kugoreng serta nasi, kerupuk, dan kecap, lalu ada yang datang ke rumahku dan mengatakan, kurang lebih begini, "Wah, makan itu aja, ya. Kasihan ih kamu capek-capek, nanti tangannya jadi kasar loh, masih muda padahal," aku hanya diam sampai mereka pergi, berikutnya aku makan sembari menangis, bingung.
Bisa saja perkataan mereka tersebut dianggap bercanda, menasihati, atau yang lainnya, tapi karena ada perkataan begitu, aku menjadi mempertanyakan kepada diriku, "Kamu oke nis dengan semua ini?"
Belum lagi ada omongan tetangga yang membuatku semakin hari semakin terpuruk. Lambat laun, jadilah diriku yang hanya berdiam diri di rumah tanpa mengerjakan apapun yang dulu rajin kukerjakan--im being lazy.
Kalau ditanya 2020 sekarang bagaimana? Juni ini aku kembali merekonstruksi pola pikir dan as semangatku, aku lebih baik.
3) Kenapa aku suka insecure?
Ketidakpercayaan diriku disebabkan pola pikirku yang tidak punya acuan jelas tentang definisi percaya diri.
Aku dikenalkan orang-orang tentang beauty standar tanpa disadari dengan mengajukan kalimat yang membuatku perlahan berpikir, "Im ugly, huh," ada yang terang-terangan maupun sindiran.
"Kamu gendut."
"Kamu item."
"Kamu cadel."
Dari psikis maupun fisik aku cukup kenyang diserang, diam dan memendam adalah caraku untuk bertahan.
Omongan-omongan yang melemahkan, pastinya sedikit banyak mengubahku menjadi meragukan kemampuan diriku sendiri, aku tidak punya gambaran jelas bagaimana aku bisa berpikir untuk melawan argumen tersebut.
Aku teringat pada mata pelajaran matematika, di situ guruku memberikan pertanyaan tentang perkalian, kami berebut menjawab, sampai aku dapet giliran, "Dua lima," ucapku.
Kemudian, guruku tersebut mengoreksi jawabanku, suasana menjadi hening, "Salah jawabanmu, yang benar dua puluh lima," semenjak itu aku semakin pasif. Aku mengerti guruku mengoreksi untuk kebaikanku, tapi aku yang tidak mengerti tentang menyikapi koreksi saat aku melakukan kesalahan sewaktu dulu.
Aku tumbuh dengan ketidakpercayaan terhadap diriku dan seringkali beranggapan orang lain mempunyai opini yang benar.
Aku yang mengikuti kata orang lain dan mensenyapkan kata hatiku sendiri.
Aku yang memeluk erat pendapat orang lain dan mendorong dengan keras pendapat yang kupunya.
Aku, yang berlaku tidak adil terhadap diriku atas dasar ketidakyakinan bahwa aku bisa memiliki pendapat dan argumen yang dapat dipegang.
Lalu, ada satu hal yang menyadarkanku bahwa aku juga bisa punya pendirian. Aku yang suka menonton TV tentang berita politik dan tentang motivasi--aku inget banget dulu sering nonton Golden Ways--lalu berdebat dengan kakakku, cukup menyadarkanku banyak hal.
Kini, aku berusaha mencari jalan supaya diriku mempunyai keterampilan komunikasi yang baik ke siapa aja dengan sopan dan santun, semoga aku segera mewujudkannya, amin.
0 notes
nisrinas-world · 4 years
Text
Hallo, i need you for my life, can you be my friend?
Aku mengenal tentang psikologi saat kelas 9, kurang lebih tiga tahun yang lalu. Hal mendasar kenapa aku sangat tertarik dengan jurusan ini adalah aku ingin memperbaiki hidupku, emosiku, kepribadiaanku, dan aku merasa dengan belajar di jurusan ini bisa membantu diriku sekaligus orang lain nantinya.
Hi, i wanna u psi. Semoga besok kamu memberikan berita hijau kepadaku, ya. Aku menunggumu di snmptn besok untuk memanggilku! Please call my name, psi.
I really wanna be psikolog, YaAllah.
[7 April 2020]
Itu adalah doaku setiap harinya sebelum menjelang pengumuman snmptn, di sini aku pernah juga mengungkapkan beberapa kali tentang cita-cita terbesarku saat ini.
Sang Kuasa sangat baik padaku, Dia mengabulkan doa yang sering kupanjatkan, beserta doa orangtua maupun orang-orang yang ikut serta turut menyumbangkan doanya. Aku berterima kasih kepada mereka yang mendukungku untuk membuka gerbang mimpiku melalui jalur ini.
Hasilnya,
Tumblr media
Hari itu aku tidak bisa tidur dengan tenang, menunggu dengan harap-harap cemas, tetapi masih berkeyakinan bahwa ada kabar gembira yang menghampiriku dengan simbol hijau.
Aku membuka alamat yang dituju dan ketika melihatnya, air mata bahagia langsung turun, aku berlari ke tempat di mana mamaku berada dan memeluk tanteku sambil menangis haru.
YaAllah terimakasih sudah membukakan jalan kepada hamba yang masih perlu belajar banyak ini. Terimakasih juga kepada kedua orangtuaku yang tak kenal lelah mengiringiku dengan doanya yang tulus. Untuk orang-orang baik yang ada di hidupku, terimakasih ya!
Sekarang, tugasku adalah belajar sebaik mungkin selama kurang lebih 4 tahun ini. Aku harus melahap sebanyak mungkin ilmu untuk bisa menjadi psikolog klinis yang dapat diandalkan dan bisa menolong diri sendiri, orang sekitar, lalu banyak orang lainnya, amin.
0 notes
nisrinas-world · 4 years
Text
i ask my friends about self love
Ala-ala kuesioner gitu ceritanya. Aku ngambil tema love self, awalnya nih mba mas aku mau satu narasumber doang tapi keterusan ke yang lain juga, karena aku ngerasa satu patokan orang bisa ngebantu gambaranku buat ngisi kuis itu juga, ya actually i learn myself with this way too.
Kuy kita kulik-kulik jawaban mereka, teman-teman sebayaku ya, here we go!
Daftar pertanyaan yang kubuat:
Hi, i wanna ask you three questions, i hope you can answer but if you won't, it's okay.
1) seberapa cinta lu sama diru lu sendiri selama ini?
2) apa aja tindakan yang bisa membahagiakan dan membuat diri lu sedih? (Exmp: i happy when i watching film because i feel blablabla dan sbliknya)
3) apa pesan dari masa lalu lu untuk masa sekarang? Dan apa pesan dari masa sekarang untuk hiduplu di masa mendatang?
1) Teman anonimku yang kenal dari aplikasi chatting internasional, tetep ae dapet indonesia berlanjut ke ig kemudian wa. Kami sering bahas-bahas tenyang drama, film, dan hal-hal sehari lainnya. He's good friend, i think.
Jawabnya:
1. 11 dari 10
2. I'm a simple man cukup perhatian aja udh bisa membahagiakan gue (tpi bukan berarti gue caper) and hal ygmembuat gue bisa sedih ya rasa sakit
3. Belajar belajar belajar
2) Salah satu teman sekolahku, aku nggak terlalu dekat sama dia, tapi karena tadi dia ngereply whatsapp storyku jadi aku sekalian tanya.
Dia pake vn, aku tulis dan kurleb begini jawabannya:
"Gatau, tapi terkadang orang-orang tu bilang kamu gila/stres ya, karena apa karena suatu hal ada masalah, ---menyakiti diri sendiri, melukai tangan, ninju dinding sampai berdarah
Yang bisa membahagiakan ada seseorang dengan sikap yang lucu dan manja, mungkin bisa membuatku bahagia
Yang membuat sedih itu tentang orangtua, karena kalau membahasa orangtua aku bisa menangis sendiri.
Jangan terpaku dengan masalah percintaan.
Jadilah seseorang yang berguna bagi rekan seperjuangan dan jangan lupa terhadap orangtua."
Di jawaban pertamanya aku rada terkejut juga sih karena ternyata dibalik sikap yang aku anggap garangnya, he's have problem too.
3) Ini salah satu teman terdekatku, aku ngerasa kami memiliki satu fokus yang sama tentang pertemanan, dia humble dan rendah hati banget, aku belajar banyak juga darinya.
Hm, padahal dia sudah nulis jawabannya panjang-panjang, tapi karena menurutnya ada yang terlalu emosi jadi ditariknya, yasudahlah ya.
Karena ada yang kasih feedback, teman anonimku, aku jawablah pemikiranku sebagai berikut, sebenarnya mau nulis di sini tapi karena sudah terjawab, itulah jawabanku saat ini.
Jawabku:
1. Gw ngga tau seberapa jauh gw love my self karena gw lagi belajar mengenal diri gw dulu.
2. Gw seneng banget kalau gw melakukan sesuatu yang produktif. Gw benci banget kalau gw selalu ngeluh dan suka malasan, tapi anehnya gw malah sering ngelakuin itu; paradoks parah.
3. Seinget gw gaada pesan dari masa lalu gw buat sekarang, karena dulu gw cuma ngejalanin hidup gitu-gitu aja tapi ada satu hal yang gw syukuri bahwa gw sadar banget gw i need learn more about psychology.
Pesan gw untuk masa depat gw, gw mau dia tetap jadi manusia yang suka beproses dan tetap berpegang teguh terhadap apa yang diimpikan.
Pada intinya, aku lagi di fase mengenal diriku dan menambah setiap harinya persenan how to be love yourself, aku ada niat tulis buku juga, semoga terkabul deh.
Sekian dulu dan terimakasih sudah mengisi kuis ini untuk orang-orang di atas, berserta diriku yang lagi berjuang.
Keep strong!
0 notes
nisrinas-world · 4 years
Text
Pada Mai lalu...
Sebenarnya, aku mau tidur udah jam 1 lewat dan besok rencananya mau ikut mama ke sekolah, tapi aku ngerasa perlu nulis sesuatu tentang how i feel now.
Semenjak terakhir kali ujian dan berlanjut libur karena pandemi covid 19 ini, aku ngerasa bener-bener loneliness, iya temenku ada tapi lagi-lagi serasa ada batas yang jelas. Aku capek ngeluh terus, aku mau berbagi dari perspektif lain yang aku dapatkan.
Jadi, karena whatsap ku bener-bener kosong dan mengenaskan, pas awal-awal puasaan kakaku nawarin buat ikut seminar online yang diadakan psikologi ulm, aku ngerasa malu dan ngga siap padahal ngga ada yang perlu di maulin dan disiapin juga, karena paksaan aku ikut, waktu itu tentang fear gitulah, jadi agak tertarik juga, pembicaranya dr. Jiemmi, seharusnya aku bayar 30 tapi jadi 15k karena ada kenalan kakaku yang nawarin, maaf trivia banget.
Lanjut, seminarnya diakadan tanggal 10 Mei via zoom, masih lama dan pas aku scrolling instagram aku nemu postingan ada seminar gratis gitu, itung-itung buat latihan biar gak kagok ntar aku join-lah, ngga cuma satu aku ikutin, tapi banyak banget sampe aku lupa berapa itungannya dan berlanjut sampai sekarang, hampir dua mingguan.
Seriusan, aku jadi ngga kesepian lagi dan ngerasa produktif pake banget karena ada yang aku pantengin dan aku dapet ilmunya dari bebagai narasumber. Aku juga makin tahu kalau ada organisasi-organisasi yang worth it dan dengan sukarela ngadain seminar online sekaligus dapet e sertifikatnya, gimana nggak menggiurkan, tuh?
Nah, di pertengahan awal aku ikut webinar alias web seminar ini aku keteteran karena saking banyaknya seminar yang aku ikutin di hari yang sama bahkan ada pada jam yang sama, untung banyak yang via grup wa, tetep aja sih aku merasa sayang seminar yang kelewat.
Tadi, aku udah ngeprint 14 sertifikat seminar 30k disponsorin oleh my mom, rasanya seneng aja beliau ngesuopport aku gitu. Aku nanya kemarin, semoga sertifikatnya berguna kataku, terus kata mama pasti ada ilmunya yang berguna, aku jadi berpikir iya juga banyak banget ilmunya. Aku daoet insight yang luar biasa dari pengalaman ataupun ilmu, narasumbernya juga nggak sembarangan ada yang samapi profesor bahkan. Btw, sertifikatnya masih banyak sebenarnya, tapi aku ngerasa harus ngeread ulang dan baru ngakuin aku layak dapet sertifikat itu, aku mau suportif gitulah.
Aku berharap besok ataupun seminar hari berikutnya bisa mengikuti dengan baik dan dapat ngimplikasiin ilmunya dengan benar juga baik. Terbukti sih, aku pernah denger apa yang kamu cari bakal kamu nemu, kalau giat nyarinya, intinya gitu ya yang aku tangkep, contohnya nih, aku pernah bilang ke mama kalau pengen banget les bahasa inggris, sekarang, aku dapet grup les bahasa inggris, tentunya harus juga dengan keseriusanku dan mencari info lebih lanjut, tapi seengaknya ada yang mendorong aku lebih untuk belajar.
Selain bahasa inggris, aku juga banyak dapet ilmu seperti kti/karya tulis ilmiah, sekolah di luar negeri, tentang urgensi pencatatan perkawinan, ekonomi di pandemi ini, adsense di google, talent management, cara buat video, about healty&toxic relationship, dan banyak lagi.
Semoga aku bisa ngerangkum semua seminar ini baik lewat tulisan atau video, biar jadi kenangan kalau aku bisa produktif di tengah pandemi covid-19, semoga juga covid-19 mau pergi dan nggak kembali lagi dengan dalam waktu dekat, amin.
Lanjut ya, aku barusan kaget paman jaga malam ngetuk apa gitu lol. Gimana ya ngejelasinnya aku bingung juga, aku mau sedih dulu ya, biar nyadarin bagaimana aku sekarang, sebelumnya aku bersyukur banget di lingkungan yang ngedukung aku terlebih orangtuaku dan kakaku, love you guys so much. I crying now huhu. Ya Allah, berikan hamba temen yang baik dan bisa bikin hamba lebih maju, saling ngedukung, dan juga sampai kami tua nanti amin.
-21 Mei '20
Nemu di note hp
0 notes
nisrinas-world · 4 years
Text
Seri Teman
Sub1: Not only that
Setelah mengalami pertemanan yang pasang surut, aku mulai mencoba belajar bagaimana pertemanan bisa terjalin tentunya maunya sampai bertahan lama. Sebelum itu, ayo kita review ke belakang lagi.
Sudah hal umum jika di setiap kelas ada kelompok pertemanan, baik itu karena sevisi maupun takdir. Beberapa kali aku menyaksikan kelompok tersebut tersaring hanya beberapa atau salah satu anggotanya melimpir menjauh, entah itu karena hal internal maupun eksternal.
Jadi, aku pikir kalau sudah mengalami tahap seleksi apalagi satu visi, pertemanan tersebut akan meminimalisir terpecah belah selama tetap bersatu.
Terjadi padaku, memang benar jika kami disatukan pada satu kelas aku sangat yakin kami masih sama-sama menghabiskan masa setahun terakhir di putih abu-abu, sampailah pada keputusan bahwa kelas 12 angkatan kami siswanya diacak, terbentuklah kelas yang terbagi rata porsinya, bahkan kelompok yang ada terpecah sangat cantik.
What i feel setelah tahu pembagian kelasnya bagaiman? Takut, khawatir, sedih, jujur aku nggak terima sama sekali di awal-awal, mau berontak juga piye? Karena sekolah mengancam akan mengeluarkan atau tidak diluluskan. Love banget sama sekolahku ini.
Tahu nggak apa hal sedih yang lainnya? Nggak semua dari kami benar-benar merasa sedih, maybe they feel sad to but not much. Mau bukti? I tell you, pas kami on the way ke kantin, salah satu temenku berbicara begini, "Sedih, ya, nggak sekelas lagi," kurleb begitu ya yang aku bisa inget.
Dijawab sama temenku satunya, "Tenang, kita sekelas, kok," sembari tertawa dan memeluk temenku yang tadi.
Aku speechless luar biasa, padahal salah satu di antara mereka termasuk close friend yang aku ngira bakal langgeng kami bertemannya.
Lagi, temenku ngadain jalan-jalan sorenya, aku menolak dan iya rasanya mau tidur karena capek banget seharian, i'm so tired with the new world to me.
Berjalan seiring waktu, terlihat jelas bagaimana kami makin terpecah, karena sudah lelah juga jadi aku fokusin buat nikmatin masa itu lalu belajar dengan giat biar keterima snmptn psikologi ulm, berdoa setiap hari sambil terus mencoba mengartikan semuannya.
Bagaimana hasilnya? Pretty good!
-26 Mei '20
Rewatch sebentar
0 notes