Don't wanna be here? Send us removal request.
Text



Malam jumat yang selalu diidentikkan oleh mayoritas masyarakat di Indonesia sebagai malam mencekamkan, namun terlihat berbeda bagi teman-teman tattoo artist yang sedang merayakan kebersamaan mereka di Menace Space pada 6/02/20. Karena di malam itu didominasi dengan keceriaan, senda gurau, sakit nan membahagiakan bagi persona yang sedang dirajah kulitnya oleh tattoo artist.
Hari itu, Unyil seorang tattoo artist petualang yang berasal dari Bali sedang menghampiri Menace Space. Dan telah menyambangi beberapa kota, mulai dari titik awal domisili Unyil di Bali, hingga Jawa dan Sumatera . Sambang Sedulur Nusantara, projek sang tattoo artist untuk menjalin silaturahmi, berbagi cerita suka dan duka sesama tattoo artist, dan mengenal lebih jauh budaya kearifan lokal di Nusantara. Mengendarai sepeda motor puluhan ribu kilometer tidak menghambat keinginan hati Unyil menempuh hutan Sumatera dan buruknya jalan di beberapa kota di Jawa dan Sumatera. Acungan jempol tidak cukup sepertinya kita berikan atas apa yang telah dijalani Unyil, niat baiknya ternyata jauh melampaui, dan tidak seunyil namanya.
Bunyi mesin tattoo malam itu berdesing deras di telinga teman-teman yang hadir, dibarengi dengan penampilan band dari For What. Dentuman beat punk rock berkolaborasi dengan mesin tattoo modern, dan ketukan alat tattoo tradisional dari Mentawai oleh Pitto Bagai.
Bernyanyi bersama diiringi gitar akustik usang menutup malam dengan senyum bahagia bagi teman-teman seniman tattoo. Mulai pop indo, lagu minang, tembang kenangan menjadi set list yang didendangkan.
0 notes
Photo

LOVE//FIGHT Vol. 4
Menace space mengawali awal bulan penuh kasih ini dengan bercengkrama bersama kawan-kawan dari komunitas penahitam chapter payakumbuh, diiringi dengan musik akustik, menonton, dan yang pasti menggambar bersama. Senda gurau menyelingi di tiap gerak gemulai kuas tangan kawan-kawan partisipan pada media talenan panganan. Warna-warni dihasilkan dari rasa intim penuh canda selama kegiatan berlangsung.
Kegiatan yang dimulai sejak sore hari diawali dengan pemilihan media talenan oleh tiap partisipan dan partisipan langsung menuju ke tiap sudut ruang yang mereka anggap paling nyaman untuk menggambar. Walaupun cuma ada dua pilihan tempat, di bangku atau lesehan. Dan yang terpenting adalah berkumpul bersama kawan lain dan saling bertukar pikiran, ataupun hanya bercanda sambil menggambar.
Agenda di LOVE//FIGHT Vol. 4 kali ini tidak hanya menggambar bersama saja, menonton filem juga mengiringi teman-teman yang sedang menggambar. Filem Dokumenter “Love And Revolution” menjadi pilihan, bercerita tentang gerakan kelompok anarkis di Exercia, Athena Yunani. Dan tidak lupa juga Live Akustik juga dilangsungkan setelah berakhirnya filem, guna mencairkan pikirin dan suasana yang sudah sedikit tegang dan serius. Iwan yang memainkan beberapa lagu punk rock dengan gitar akustiknya dan Rizo dengan suara yang karismatik dan berkarakter mampu memancing seorang partisipan dari payakumbuh untuk ikut serta bernyanyi bersama dan menghibur teman-teman yang datang.
Tanggal 1 Februari 2020 menjadi sangat berkesan untuk membuka bulan bercinta yang sangat ditunggu para Don Juan,Cassanova, Romeo & Juliet.
0 notes