Tumgik
secangkirkopikita · 4 years
Photo
Tumblr media
November, setahun yang lalu.. Selepas maghrib, saat senja berlahan mulai bertemu malam. Rambutnya masih sebahu saat lelakinya memeluk erat kedua bahunya. Rambutnya masih sebahu saat lelakinya mencium tipis di belakang telinganya, aku mencintaimu. Wanita itu tersenyum, manis sekali. Dia bahagia, sangat bahagia. Lelakinya mencintainya dengan sungguh. Rambutnya masih sebahu saat lelakinya mendekap tubuhnya erat, lekat. Dan dia sampai tergegap. Aku mencintaimu, semakin lirih.
Kini… Rambutnya telah sepunggung. Diikatnya tinggi-tinggi setiap hari.. Dia ingin lelakinya tahu, rambutnya sudah bisa dikepang dua.
November, tahun ini… Dia akhirnya tahu, ada jawaban yang tak pernah dia tahu setahun yang lalu. Disaat rambutnya masih sebahu. Saat lelakinya memeluk erat, Saat lelakinya berbisik lirih, Saat lelakinya mencium lembut. Bahwa itu perpisahan terburuk baginya. Bagi hidupnya. Bagi cintanya.
November tahun ini.. Ada cinta yang tak bisa dipaksakan. Ada yang harus menyerah bukan karena tidak mampu bertahan. Tapi menyerah karena berjuang sendirian..
=== Ada airmata disudut hatinya, ini berat untuknya. Tapi, dia harus melepaskan. Wanita yang dicintainya, yang dipeluknya harus ditinggalkannya malam ini. Keputusan berat, tpi lelaki itu selalu yakin wanitanya akan kuat. Dia wanita hebat. Lirihnya.
Diantarkannya wanita itu di depan pagar rumahnya. Dikecupnya lembut, maafkan aku, nyaris tak didengar oleh wanitanya. Dilajukannya waktu agar tak menoleh pada wanitanya lagi. Dia selalu luluh jika melihat wanitanya menahan tangis. Dia harus tega. Kali ini. Atau tidak akan ada kesempatan itu lagi.
November tahun ini.. Tegarlah wanitaku, berbahagialah untuk hidupmu dan hidupku. Hidup akan membuatmu belajar mengikhlaskan kepergian. Begitulah. Maafkan.
125 notes · View notes
secangkirkopikita · 4 years
Text
"Sometimes you love, and you learn, and you... move on."
47 notes · View notes
secangkirkopikita · 4 years
Text
Tumblr media
170 notes · View notes
secangkirkopikita · 4 years
Text
Tumblr media
Rahwana adalah Penjahat.
Rama adalah pahlawan.
Pemahaman ini sdh meluas dlm masyarakat.
Namun dalam urusan cinta, bisa saja pemahaman ini diperdebatkan.
Saya percaya bahwa manusia itu punya dua sisi (tidak ada yang sepenuhnya hitam, tidak ada yang sepenuhnya putih),
Sy ingin mencoba melihat dari sisi Rahwana sebagai pribadi yg jatuh cinta.
Dalam sebuah kisah lalu diceritakan Rahwana hanya mencintai satu wanita, istrinya.. Dewi Setyawati namanya.
Hingga kemudian sang dewi meninggal dan kemudian menitis ke dewi Sinta.
Cinta di hati Rahwana tak pernah padam, hingga akhirnya sang waktu mempertemukannya dengan Sinta, yang sayangnya sudah menjadi istri Rama, raja Ayodya, karena memenangi sayembara.
Melihat cinta sejatinya sudah menjadi milik orang lain, Rahwana punya dua pilihan: merelakannya atau merebutnya dengan taruhan apa pun, bahkan nyawa.
Dan, Rahwana memilih pilihan kedua.
Sinta pun diculiknya dan dibawa pulang ke Alengka. Selama tiga tahun disekap, Sinta diperlakukan bak ratu oleh Rahwana. Meski dia bisa memaksa atau bahkan memperkosa Sinta, Rahwana tak pernah mau melakukannya.
Rahwana tahu, cinta sejati tak butuh dipaksa.
Dia tak pernah menyentuhnya.
Dia menunggu.
Menunggu adalah hal terbaik agar sang dewi tak terluka hatinya.
Agar sang dewi mencintainya sepenuh hati. Suatu saat nanti... Walaupun itu entah kapan..
Padahal dia tahu benar bahwa titisan Dewi Setyawati itu terlahir begitu setia pada suaminya.
Setiap hari Rahwana mendatangi Sinta dengan beragam puisi.
Dia selalu minta maaf karena telah menculiknya.
Semua itu dilakukan agar sinta bersedia menjadi permaisuri, satu-satunya istri terkasih. Namun....Sinta selalu menolak.
Apa yang datang dari hati, pasti sampai ke hati. Sekejam apa pun Rahwana, ketulusannya pelan-pelan dirasakan oleh Sinta.
Selama dirinya di Alengka, Rahwana berubah menjadi baik dan murah senyum sehingga mengubah suasana kerajaan menjadi baik pula dan penuh kedamaian.
Sinta mulai tergoda tapi di sisi lain dia tak mau mengkhianati suaminya.
Namun, hingga hampir tiga tahun lamanya, kenapa Rama tak kunjung juga menyelamatkannya? Apakah suaminya sudah tak mencintainya lagi?
Dalam diam mereka saling bicara.
"Tidakkah kau juga mencintaiku Sinta? Tidakkah kau mengingatku walau sedikit saja, sebagai pria yg pernah kau cintai sampai mati"
"Aku sebenarnya juga mencintaimu. Namun aku terikat dengan Rama.. Jika kamu mencintaiku, tolong relakanlah aku dan kembalikanlah aku.."
Kata-kata Sinta ibarat mantra yang menyihir Rahwana. Sebab, selama hidupnya, hanya kata-kata itulah yang dinanti.
"Jika itu maumu, sebagai ksatria, aku akan berduel satu lawan satu dengan Rama.
Jika dia bisa mengalahkanku, maka aku akan mengembalikanmu kepadanya"
Ketika Rama datang dengan balatentara wanara plus hanoman, dengan gagah berani Rahwana menyambutnya.
“Aku mencintai Sinta, Rama! Aku akan melakukan apa pun untuknya. Aku benar-benar mencintainya, bukan sepertimu yang menikahinya hanya karena berhasil memenangkan sayembara. Semua perbuatanku yang kau sebut ‘mengacau’ sebenarnya adalah usahaku dalam rangka mendapatkan cintaku kembali"
Pertarungan pun terjadilah.
Dengan dibantu Hanoman, Rama berhasil mengalahkan Rahwana dan membunuhnya. Sinta pun kembali jadi miliknya.
Dia lari menghambur ke pelukan Rama.
Namun, sambutan Rama justru tak dia duga.. Rama curiga, jangan-jangan Sinta telah dinodai Rahwana.
Berkali-kali Sinta menjelaskan bahwa dirinya masih suci.
Rahwana tidak sekali pun pernah menyentuhnya. Tapi Rama tak juga percaya. Hingga akhirnya, Sinta nekat membuktikan kesuciannya dengan menceburkan diri ke bara api.
Karena dia masih suci, api tak bisa membunuhnya. Barulah setelah itu Rama mau menerimanya kembali.
Tinggal kemudian sukma Rahwana yang menangis sejadinya karena nestapa cinta. Kenapa takdir tidak memilihnya? Andai dia ikut perlombaan pasti Sinta menjadi miliknya, bukankah kesaktian Rama masih jauh di bawahnya.
Kenapa pula Sinta memilih pria yang tidak mempercayainya 100 persen? Sementara bagi Rahwana, Sinta ternoda atau tidak, cantik atau tidak dia tetap akan mencintainya.
------
Disudut lain yg tak terlihat.. Sinta tersedu pilu karena Rahwana sdh tak ada lagi di dunia yg ditempatinya, tak menghirup lagi udara yg dihirupnya...
Sosok yg mencintainya tanpa tapi.
#TheOtherSideOfRahwn
Tulisan dari Puspita Artha Trisnano
293 notes · View notes
secangkirkopikita · 5 years
Text
Mengacaukan seisi hatinya hanya karena kau penasaran akan tempatmu dalam hidupnya, Tuan, bukanlah sikap seorang ksatria.
Andai sedari awal kau bisa menganggapnya tak serupa benda, kau pasti temukan, betapa dia telah melewati banyak kesedihan yang tak pernah kau duga.
Andai sedari awal kau mampu menatapnya sedikit lebih lama, kau pasti memahami, mengapa kini dia memalingkan wajahnya dari banyak hal.
Dari rindunya yang selalu padamu, salah satunya.
136 notes · View notes
secangkirkopikita · 5 years
Text
Betapa sulitnya membuang kenangan saat hujan mulai menggenang
Aku, masih merundukanmu ternyata
33 notes · View notes
secangkirkopikita · 5 years
Text
Selamat hari santri, mari belanar untuk tidak munafik pada lingkungan
10 notes · View notes
secangkirkopikita · 5 years
Text
Pernah berpikir bahwa kamu tidak akan pernah bisa aku singkirkan dari orang² yang paling berpengaruh di hidupku, nyatanya kamu penganut ABS, asal bapak senang
4 notes · View notes
secangkirkopikita · 5 years
Text
Semakin kesini, kualitasmu semakin kacau
14 notes · View notes
secangkirkopikita · 5 years
Text
“Jika kelak kau punya waktu luang, kukirimkan kau sekotak kenangan. Juga beberapa pertanyaan ringan. Apa kabar kamu disana?”
Boy Candra, Sebuah Usaha Melupakan
27 notes · View notes
secangkirkopikita · 5 years
Text
Kau jarang membaca lagi, apalagi menulis dan mengunjungi halamanku.. dunia telah mengalihkan perhatianmu, bersikaplah acuh tak mengapa, kelak, disaat kau jenuh dengan isi dunia, disaat kau teringat aku sekejab, akan ada teduh di hatimu, disini, kau tak pernah ditinggalkan.
31 notes · View notes
secangkirkopikita · 5 years
Text
Dunia itu tidak seperti yang kita rancang dan angankan, lebih keras, frontal, emosi, bulliying, brutal
Aku merindukan menulis setiap hari, banyak nyawa, banyak rasa, banyak aroma... Menenangkan
34 notes · View notes
secangkirkopikita · 5 years
Text
“barangkali, doaku hanya gumam lirih yang seringkali disalaharahkan angin,
hilang sebelum ia sempat mampir di kotak suratmu
29 notes · View notes
secangkirkopikita · 5 years
Text
Melupakan remah² kenangan sama artinya melupakan separuh perjalanan hidup
15 notes · View notes
secangkirkopikita · 5 years
Text
Katakan kau tidak lagi mencintaiku sembari melihat mataku... Bisakah? Katakan pelan² padaku
16 notes · View notes
secangkirkopikita · 5 years
Text
Monolog 05.09
Hari ini, seharian kepalaku penuh dengan fikiran fikiran untuk menulis tentangmu, tentang bagaimana tadi kau tersenyum padaku, tentang aku yang berlari kebelakang berharap dapat sekali lagi melihatmu, hingga wajah kita yang terbatas oleh jendela kaca.
Lalu, logika ku menahan jari jariku, jangan! jangan menulis sesuatu yang hanya akan kau tangisi, bisiknya. Bagaimana jika tadi kalian memang benar tak sengaja bertemu, bukan karna dia ingin melihatmu, bagaimana jika jaket yang ia kenakan hanya kebetulan bukan karna dia mengingatmu, bagaimana jika yang kau anggap peduli hanya ada pada dirimu sendiri, Lalu fikiran ku menghapus semua kata demi kata hingga habis seluruhnya.
Tahun kedua setelah tanpamu, Dumai 05.09.19
36 notes · View notes
secangkirkopikita · 5 years
Text
Kursi
Kapankah kau akan pulang?
Halaman belakang yang telah kusembunyikan dari dunia, sekarang kian teduh, hijau, dan melenakan.
Dan kursimu masih kurawat sampai kapan juga, meski selalu dalam keadaan kosong dan semakin tua.
Aku berharap, kau mengerti.
Kutuliskan ini, sebab setiaku sudah semakin renta. Tak berbeda dengan pengembaraanmu yang semakin hampa.
Sementara, kita belum juga memulai; membuat cinta. Padahal, kita bisa hidup senang-tenang lebih lama. Berdua.
83 notes · View notes