South Korea Tourism
To arrange a good and memorable trip to South Korea, it is advised to read travel guides about this beautiful country, and then contact a local travel professional who may help you organize this tour in the most effective way for reasonable money.
South Korea has a lot of natural places to be observed and historical landmarks to enjoy. The country plays an important role in the protection of the heritage of world culture and natural attractions. Apart from that, it is considered a hospitable place for foreigners and a perspective tourism destination.
In the south-east of the country, one will find Bulguksa monastery and the Seokguram cave temple adjacent to it. Another noteworthy place is Temple Jongmyo, located in Seoul, where memorial tablets of the monarchs of the Joseon Dynasty are stored.
Seorak Mountain is a part of the Diamond Mountains, which is considered one of the most beautiful places in the world. Hallasan mountain is the extinct volcano. Both picturesque places are loved by numerous international visitors. The city of Gyeongju is known for its Tumuli Park, Onyn Five Tombs, Chhomsonde Observatory, the tomb of General Kim Yu Sin, and Mount Namsan with the ruins of pagodas and monasteries. Gyeongju National Museum and the resort on Lake Pomun offer wonderful recreational opportunities.
Ganghwa Island in Korea is known for its historical monuments and beautiful nature. Among the main attractions of the island one should name an altar built by Tangun, the legendary founder of the nation, the fortress walls, the ancient furnace for the production of celadon built in the 13th century, and Chondynsa monastery. The beaches of the eastern coast of Korea are known for weak currents and are considered the best in Korea.
Korea will surely capture your imagination with plenty of Buddhist monasteries and temples, palaces, exquisite statues, which have ancient and rich history. Seoul is perhaps the main place for tourists, with its National Museum, the Institute of Korean classical music named Sejong Cultural Center, Hoam Center for the Arts, Namsan Tower, and Korea House. In the capital of Korea one can visit Gyeongbokgung Palace, known as The Palace of Radiant Happiness, and one of the five palaces in Seoul. The main palace was built by the founder of Joseon dynasty, King Lee Sung-Te, when the state capital was transferred to Seoul. On the palace grounds, there is the National Folk Museum with a rich exposition, which introduces you to the history, culture and traditions of Korea.
No less interesting is Changdeokgung Palace in Seoul, which consists of the king's residence and Secret Garden. Built in 1405, it is the only palace that has preserved the architectural style of the Joseon Dynasty. Secret Garden is a place for entertainment of the ruling dynasty: the nature has harmoniously created its 300-year-old trees, the pond and the pavilion.
2 notes
·
View notes
Experiencing the K-Pop Culture
South Korea was NICE! Especially in the spring time where beot-kkot (Korean sakura) blooms. I was feeling lucky because I didn’t know it was the season for this flower to bloom and they only bloom for 14 days max!
Was a short trip to South Korea but it was a nice experience.
My First day was go straight to Mount Seorak. Mount Seorak was cool and breezy. Seoraksan is the third highest mountain in South Korea, it is said that the best time to go there is in autumn. Too bad I was there in spring.
Yep, for a tropical creature like me, I have to wear three layers, heat-tech t-shirt, a dress, and a jacket 😂 Oh, that legging is also heat-tech.
I think this is the oldest temple in Mount Seorak, which I forgot the name of the temple. Short memory problem, is my long term problem.
Then, I went to Nami Island. Nami island was nice to see. It was the place where the movie “Winter Sonata” was filmed. Heard its a famous movie, but I never watch it myself, so Im not sure this island is special for me.
I swear the photographer asked me to do that pose! 😂
And Seoul is a GREAT place to shop! Other than that, it is just a regular metropolitan city.
FOODS are amaaazeballs in South Korea! I really love the chicken ginseng soup. It is hearty, healthy, and delicious!
With Love,
Saturday Sunday Wanderland
1 note
·
View note
What the hell happened to me? (2)
After trying out some of Korean restaurant in Jakarta (well..) I was still wondering how does it taste, eating Korean food in Korea.... Hmm. Then my mom offered me a 5 days trip to South Korea, I was shocked tho. I actually not impressed by artificial places somehow, like Singapore, or other amusement park/places. Then I said yes of course. Plus it was winter. I love winter and really wanted to feel it like.. how it feels being in a winter situation. Wearing winter clothes.. scarfs.. and boots...
I didn’t choose the Indonesian Airline flight (Garuda Indonesia) because again.. the foods. I will get another Indonesian foods and Indonesian faces during the flight. So I chose to fly with Asiana. I saw Eonnie-eonnie instead of Mbak-mbak which was great because why not. And also the flight meal was bibimbap instead of rendang, wehehehe. Not bad at all although it was delayed for like 4 hours.......................... (it’s ok because great things happened after the delay!)
Arrived at Incheon I was like, it’s ok it’s alright it’s only 3 degrees Celsius. I have already felt what -4 degrees feels like so it’d be alright. It was ok since we landed at the airport but it changed quickly while we’re walking and moving to the bus. Then i read again the weather app, it’s 3 but it feels like -6. Shit. Plus the first destination will be to the Mount Seorak, which would be even colder than it was in Incheon. (Incheon is located between seas so it’s more like an island but not an island). I laughed hearing a little girl mumbled like “ternyata giniii rasanya minus!” hahahha.. Oh it was 30degrees in Bekasi before I fly to Incheon. Shocked. My body and soul was shocked.
2 notes
·
View notes
Spring in Korea (Part 2)
Bagian ini mungkin akan jauh lebih panjang dari Part 1 :’)
Tanggal 7 April 2017 adalah hari kedua saya dan keluarga saya berada di Korea. Karena jadwal hari itu cukup padat, kami di morning call pada jam 6 pagi waktu setempat. Saya pasang alarm kebetulan dari jam 5, karena takut kebablasan. Akhirnya jam 6 lah saya benar-benar baru bangun, segera mandi dan bersiap-siap untuk sarapan jam 7 pagi. Karena disini cuma semalam, barang-barang dan koper semua sudah harus siap untuk dibawa. Setelah mandi, pagi itu saya mencoba keluar teras balkon. Pemandangan diluar sangat bagus :’) Pemandangan dari balkon kamar saya adalah pegunungan dan bagian depan hotel (tempat parkir), dimana saya juga melihat ada pohon yang menyerupai sakura dan sudah mulai mekar! Akhirnya keliatanlah ada sakura-sakura, hari pertama sama sekali gak lihat satupun :’) Karena ini hotelnya semacam di daerah terpencil/pedesaan, jauh dari keramaian jadinya benar-benar tenang dan sunyi. Dan yang paling teringat adalah ketika buka pintu keluar balkon, anginnya-udaranya luar biasa dingin. Walaupun tidak sedingin ketika sampai keluar dari Incheon. Hotel Solbeach ini sangat recommended. Tapi harganya entahlah menghabiskan berapa won. Yang jelas fasilitas, suasana, pemandangan akan sebanding dengan harganya :’)
Setelah semua siap, jam 7 saya dan keluarga langsung menuju ke bawah untuk sarapan. Karena hotelnya bintang 5, berbagai jenis makanan ada disini, dari mulai makanan khas korea sampai makanan ala barat (sandwich, pancake, waffle dan sebagainya). Fasilitasnya cukup serupa dengan hotel Officers Club di Abu Dhabi, walaupun Officer Club jauh lebih besar (hotelnya lebih luas dan lebih bagus). Setelah sampai, saya bingung mau ambil makanan apa, karena tidak tahu mana yang halal. Jadi akhirnya ambil makan sambil Bismillah, yang kira-kira aman saja. Ditengah-tengah prosesi pengambilan makanan, pas banget lihat ada dumpling alias mandu (korea), dan menggiurkan. Akhirnya saya ambil beberapa buah mandu ke piring. Tidak lama setelah itu, fotografer kami, Lui, memberi tahu saya makanan mana saja yang tidak halal (pork). Dan ternyata mandunya tidak bisa saya makan :’) Akhirnya saya disuruh taruh di piring ibu-ibu lain yang boleh makan mandu tersebut. Lui baik sekali. Dan pas lihat-lihat lagi nama makanannya, ternyata emang ada yang ada tulisan dwaeji gogi-nya. Tapi di mandu gaada tulisannya, untung Lui kasih tau :’) Alhasil makan roti-telur-salad-hashbrown + waffle aja. Gak berani sih untuk ambil yang ada daging-dagingnya :’) Dan yang gemesin, buat anak-anak ada alat makan khusus yang lucu, gelasnya gambar tokoh-tokoh di Pororo.
Kalau lihat keluar jendela dari tempat makan, pemandangannya laut! Sayangnya saya sendiri gasempat kesana. Cuma tante, abang dan adik saya yang keluar karena si abang ngerengek minta kesitu. Jadi sedihnya saya gak ambil foto-foto disana, tapi ada beberapa foto pemandangan di luar sana hasil jepretan adik saya. Saya nyesel sih sebenarnya :’)
Dua foto diatas ini hasil jepretan Annisa Kusuma Wardani.
Setelah makan, kami semua siap-siap dan menurunkan koper ke lobby untuk check out. Setelah check out, kami langsung naik bus lagi menuju ke Seorak San (Mount Seorak) National Park. Sebelum sampai ke Seorak, di perjalanan kami berhenti di spot bagus untuk berfoto, dimana hari ini Sakura sudah mulai banyak bermekaran :’) Kami berfoto disana sebentar, karena kebaikan dari supir bus yang memutuskan untuk berhenti agar kami bisa berfoto. Akhirnya bisa lihat langsung sakura :’) Selama ini cuma lihat di film/drama.
Setelah berfoto, kami langsung menuju ke Mount Seorak. Dari gerbang, sebelum naik ke gunung, didalamnya ada patung Buddha yang besar, kami juga sempat berfoto disana sebentar. Disini ramai pengunjung, jadi fotonya juga agak susah.
Lalu kami berjalan-jalan sebentar, sambil menunggu giliran untuk naik kereta gantung. Berfoto-foto juga bersama seluruh anggota tour di depan patung beruang. Sayangnya saya lupa buat foto patung beruangnya dan belum dapat fotonya :’) Pemandangan disini benar-benar cantik, pegunungan batu, sungai dan pohon-pohon kering seperti hutan mati di Gunung Papandayan.
Di sedikit waktu kosong ini, akhirnya kami menunggu bersama-sama, duduk-duduk di luar ‘halte’ untuk naik kereta gantung. Kami sempat ngobrol-ngobrol disana dengan para anggota tour lainnya, juga dengan tour guide/tour leader alias mas Bowo dan Matthew Oppa. Cukup banyak orang hari itu, dimana juga ada group lainnya dari Indonesia yang membawa (jauh) lebih banyak orang dibandingkan dengan group kami. Pengunjung lokal juga ramai, sepertinya juga ada kunjungan para ibu-ibu korea (kalo di running man bilangnya ahjumma-ahjumma). Saat waktunya rombongan kami antri diatas untuk naik, ada juga kelompok/group yang isinya laki-laki semua. Saat itu kami semua disuruh berbaris rapih. Ada 1 tour guide wanita (eonni-eonni) yang ngobrol dengan Matthew, dia bilang, “Wah berbaris seperti anak bebek yaa..” ternyata bisa bahasa Indonesia juga, tapi lucu karena aksennya ya aksen Korea. Alhamdulillah kami selalu dapat cukup kesan baik dari orang lokal maupun group lainnya. Akhirnya setelah mengantri, kami naik. Kelihatannya ukuran kereta gantungnya kecil, tapi ternyata bisa menampung kurang lebih hingga 50 orang. Di perjalanan menuju keatas, ada musik klasik dan penjelasan mengenai Mount Seorak ini, tapi penjelasannya semua dengan bahasa korea, jadi tetap gak paham. Pemandangan dari atas bagus banget. Sebenernya ngeri juga karena kereta gantungnya gerak semakin tinggi keatas (tidak horizontal kaya naik kereta gantung di ancol atau TMII) dan gunungnya cukup curam. Tapi rasa takutnya kalah sama pemandangan yang bagus banget itu.
Setelah sampai diatas, ada semacam cafe kecil, ada ice cream juga, yang cone maupun mini melts yang enak :’) Harganya sekitar 3000-5000 Won. Tapi sesampainya diatas, kami harus tetap hiking untuk sampai ke puncak, yang kira-kira memakan waktu kurang lebih 10-15 menit kalau jalan cepat. Naiknya melalui tangga yang anak tangganya dilapisi karet agar tidak licin. Sesekali bonus datar bebatuan, lalu tangga lagi. Semakin keatas jelas udara semakin dingin. Di perjalanan, terlihat pemandangan di bawah, dan lagi-lagi cuma bisa bilang bagus banget :’) Rasanya semua emang bagus jadi mau gimana lagi :’)
Pemandangan dari jalur naik ke puncak (dari tangga)
Yang kaya di Hutan Mati Papandayan
Tangga naik ke puncak
Dan akhirnya sampailah di puncak! Sebenarnya tidak tahu mana puncak aslinya :’) Dari atas sini, terlihat ada jurang diantara bukit/gunung satu dengan yang lainnya. Ada juga diatas yang lebih tinggi ketinggiannya, bentuknya seperti batu-batu yang ada di Sukabumi (Entah kenapa ingatnya mirip dengan lokasi KL-1 Pasirbongkok kalau tidak salah). Diatas juga ramai, banyak yang ambil foto karena memang ini merupakan spot foto yang cukup bagus. Dan lagi-lagi, menurut Oppa rombongan kami sangat beruntung, karena cuaca hangat, sakura sudah mekar dan tidak hujan. Ohya, Seoraksan ini ketinggiannya kurang lebih sekitar 1700 mdpl. Mungkin jika diberi kesempatan lagi kembali kesini, saya mau lihat gunung ini ketika musim dingin dan dalam keadaan bersalju (Amin).
Setelah berfoto-foto, kami kembali turun ke shelter kereta gantung tadi dengan tangga. Kembali antri lagi dan kemudian saat turun kebawah bersama sekelompok ibu-ibu/ahjumma-ahjumma(?) Mereka juga cukup amazed kalau denger-denger sedikit percakapannya, paham-paham sedikit mereka bicara apa (padahal pahamnya paling cuma 1 kata 1 kata aja hehe). Sampai dibawah, diberi waktu bebas sebentar untuk foto-foto, istirahat dan ke toilet. Kemudian langsung kembali ke bus dan melanjutkan perjalanan.
Pemberhentian selanjutnya adalah makan siang di sebuah restoran, kali ini hidangannya ikan. Ikannya disediakan seperti menu fish and chip, ikannya digoreng dengan tepung (kali ini makanannya gak ada fotonya :( gak ke save). Disediakan sama nasi dan mustard. Daaan tetap sama, menurut saya porsinya terlalu banyak untuk satu orang. Suasana restorannya nyaman banget, di tempat ini interiornya cukup bagus, lebih banyak material kayu disini. Banyak hiasan-hiasan, bunga-bunga. Dibelakang restoran ini sepertinya ada kebun, dan ada anjing yang lucu+rumahnya, saya hanya sempat melihat dari kaca. Untuk pemandangan sekitar restoran, di depan langsung menghadap gunung/bukit dan jalan raya yang banyak sakuranya :’)
Setelah makan siang, kami menuju ke Namsan Tower, dimana banyak gembok-gembok cinta. Di perjalanan, oppa kasih tau kita kalo beli gembok lebih baik yang ada kuncinya daripada yang pakai tombol. Karena yang tombol mudah sekali dibukanya (ternyata ada cara bukanya dan oppa ngerti). Sampai disana, karena towernya diatas, bus tidak bisa naik, kami jalan kaki. Jalan kaki memang cuma sebentar dan jaraknya dekat, tapi nanjaknya lumayan berat, apalagi yang gak biasa jalan kaki. Sampai diatas, cukup ramai karena ada pertunjukkan, dengan tarian, yang sayapun tidak nonton karena langsung mau lihat ke tempat gembok cinta. Padahal juga gabakal naro gembok disitu sih :’)
Untuk sampai ke tempat gembok-gembok cinta, naik tangga sedikit. Sebelum naik, ada toko souvenir yang juga jual gembok, harganya lumayan mahal sekitar 12-15 ribu won. Diatas akhirnya foto-foto aja di depan gembok-gembok. Disini juga kami tidak masuk ke dalam tower dan naik keatas, hanya berkeliling disekitarnya saja. Setelah itu saya dan keluarga mampir ke toko souvenir di bawah Namsan Tower, dan souvenirnya lucu-lucu banget :’) Isinya kaya toko Scoop yang jual barang-barang lucu gitu. Karena saya orangnya gak terlalu suka belanja, jadi beli yang khas aja, magnet Namsan Tower yang lucu, dan kayanya gak bakal ada yang sama di pasar atau toko-toko luar.
Sekitar jam 15.30, kami turun kebawah dan menunggu bus. Saat menunggu bus, saya sempat foto pemandangan kota dari shelter bus. Foto panorama, hasilnya emang gak rapih sih, kira-kira beginilah pemandangan dari shelter bus Namsan Tower.
Setelah dari Namsan, kami melanjutkan perjalanan dengan agenda shopping di Dongdaemun. Disana, banyak baju-baju lucu, sepatu, poster artis korea dan lain-lain. Pertama-tama kami dibawa ke toko souvenir yang orangnya bisa bahasa Indonesia. Di toko ini, semua mata uang bisa digunakan termasuk rupiah. Dan disinilah kamera saya baterenya habis :( sehingga gak banyak foto-foto di Dongdaemun. Fyi, souvenir di Korea yang saya temui semuanya made in Korea. Beda dengan negara lain yang pernah dikunjungi, yang dimana-mana souvenirnya made in c* dan bahkan made in Indonesia. Disini hampir seluruhnya Made in Korea. Bahkan kaus kaki lucu-lucu juga made in Korea, entah itu ada di dalam pusat perbelanjaan maupun di kaki lima. Setelah bosan dan kurang tertarik belanja, akhirnya saya dan keluarga memutuskan jalan-jalan diluar mall, melihat banyak jajanan yang menggoda. Tapi ternyata susah cari yang halal :( Dan akhirnya ke 7 eleven beli susu pisang yang botolnya kayak yakult dan kimbap yang ayam dan tuna. Terus nemu jajanan Crepes diarah timur laut pintu mall tadi, harganya sekitar 3000 sampai 5000 won. Nutella Crepes loh :’) Yang jual bapak-bapak, ramah sekali dan bisa bahasa inggris. Di menunya juga ada menu bahasa korea dan bahasa inggris, sehingga mudah untuk memesan dan bertanya. Dan setelah liat buatnya, ngasih nutellanya juga gak pelit :’) kebetulan saya cukup menyesal karena gak beli sendiri. Waktu itu cuma beli dua buat rame-rame, Banana Nutella sama Strawberry Nutella. Sayangnya lupa foto :(
Persis di depan mall, ada “Dongdaemun Design Plaza” atau DDP. Disana sedang tidak ada pameran apapun, jadi cuma ke toko souvenir yang lagi-lagi serba lucu :” Di bawah luar DDP juga ada taman dan tempat duduk-duduk cantik. Ada juga toko souvenir Kakao Talk. Akhirnya karena sudah capek dan kedinginan (jaketnya ditinggal di bus, gaktau kalo bakal dingin banget), balik lagi nyebrang dan nunggu di meeting point. Karena waktunya masih sisa, saya beserta mama dan adik saya mampir ke Tony Moly dan beli masker 1 pak, 10+10 dengan harga 10.000 won, dan adik saya beli liptint. Setelah berkumpul, langsung kami menuju tempat peristirahatan di Itaewon, yaitu Capital Hotel (hotel bintang tiga), yang cukup nyaman, walaupun memang tidak bisa menandingin nyamannya Sol Beach di Gangwon Do. Karena hari ini tidak dapat makan malam, kami makan lagi di hotel, tapi makan superbubur saja di kamar~
To be Continued untuk hari selanjutnya!
2 notes
·
View notes