Tumgik
#Sebelum mulai
avrindah · 2 months
Text
Pemutus Tawakal
Pernah dikisahkan kisah Khalid bin Walid -sang panglima yang tidak pernah kalah dalam memimpin perang baik sebelum beriman maupun sesudahnya- saat masa Umar bin Khattab, Khalid bin Walid pernah diberhentikan sebagai panglima.
Alasannya? Inilah menariknya.
Umar bin Khattab tidak mau ummat "menggantungkan" tawakalnya pada Khalid bin Walid. Berpikir bahwa ketika Khalid bin Walid yang menjadi panglima, pasti akan menang. Seolah-olah kemenangan dari Khalid bin Walid, bukan dari Allah.
Dari kisah itu, agaknya diri ini mulai berpikir.
Entahlah -ini bisa dibenarkan atau tidak- aku menghabiskan 100% tabunganku untuk keperluan yang sebenarnya bisa ditunda (membantu biaya adik kuliah) meski tidak banyak -karena tabunganku cuma segitu- tapi aku habiskan semuanya bulan ini.
Alasannya? Inilah -entahlah ini bisa dibenarkan atau tidak-
Sejak memiliki tabungan, aku merasa tawakalku berbeda. Berpikir bahwa setiap masalah bisa diselesaikan dengan uang. Seolah melupakan hakikat solusi adalah dari Allah. Kemudahan dari Allah.
Aku masih menabung -untuk hal-hal yang akan memakai uang tabunganku nantinya- semoga dengan ini aku bisa menggantungkan semua urusan pada Allah.
324 notes · View notes
steven-wijaya · 9 months
Text
Kakak Iparku Yang Menggoda
Pagi ini berawal ketika aku baru saja mengantar istriku ke Jakarta untuk tinggal beberapa minggu disana dalam rangka tugas kantor. Sebelum berangkat istriku menitipkan sebuah barang  untuk dikembalikan ke kakak istriku. Sehabis mengantarnya ke bandara dengan cuaca agak mendung aku langsung mengantarkan barang titipan untuk kakak ipar istriku. Sampai dirumahnya ternyata terlihat sepi, tidak ada orang dan pintu rumahnya juga tertutup rapat. Kemudian Ku ketuk pintu rumahnya.
“Tok..tok…tokkk, Mbah heni….permisi mbak”, teriaku memamggil nama kakak ipar istriku.
Karena tidak ada jawaban dan pintu  berulang-ulang kuketuk tidak dibuka. Akhirnya iseng-iseng kupegangan pintu dan ku dorong, ehhhh..ternyata pintu nggak terkunci.
Teledor benar kakak iparku ini, begitu pikirku. Aku masuk ke kamar tamu dan terlihat sepi. Sayup-sayup ku dengar suara gemercik air di kamar mandi belakang dan aku segera berjalan kekamar mandi dan menyapa kakak iparku.
“Mbakk…Heniiii….mbak”, teriak dengan nada agak keras.
“Siapa ya?” jawab dari dalam kamar mandi.
“Aku Mbak Budi”jawabku.
“Ada apa Bud tumben mampir?”tanyanya lagi.
“Ini mbakk aku disuruh adikmu mengantarkan barang untuk mbak” jawabku.
“Oh ya, tungga bentar ya Bud” jawab mbak Heni dari dalam kamar mandi.
Akhirnya aku duduk-duduk di ruang tamu sambil membaca majalah yang ada dimeja. Lima menit berlalu, sepuluh menit, limabelas menit sudah aku menunggu, ternyata Mbak Heni belum juga kelar mandinya dari tadi.
Karena lamanya aku menunggu iseng-iseng aku bangkit menuju kamar mandi dan mencoba melihat dari luar apa yang sedang dilakukan kakak iparku ini. Dari lubang kunci aku intip kakak iparku yang sedang mandi dengan detak jantung sedikit Deg Degkan. Saat kulihat ternyata kakak iparku sedang menggosok-gosok badannya dengan sabun mandi sambil duduk di pinggir kamar mandi dengan kaki mengangkang, Terlihat jelas di mataku, karena posisi duduknya menghadap ke pintu kamar mandi. Kedua matanya tertutup rapat dan bibirnya menganga sambil sesekali mengeluarkan erangan kecil.
“Unghhh…ahhhnnngg”. Kulihat buah dadanya, walaupun agak kecil, tapi bentuk putting susunya sangat besar seperti biji buah salak dan menegang.
Pandangan langsung ku alihkan ke bagian bawah. Spontan darah kelaki-lakianku mendidih melihat bentuk vaginanya terlihat sangat bagus, seperti mawar merah yang sedang merekah tanpa ada bulu-bulu kemaluan yang sudah dicukur habis. Tampak tangan Mbak Heni sedang menikmati gesekan dan gegesekan tanganya masuk kedalam lubang vaginanya sambil pantatnya bergoyang – goyang.
Ohhh melihat kakak iparku yang sedang masturbasi dikamar mandi. Aku tak begitu saja menyia-nyiakan kesempatan ini. Dan terus ku intip dari lubang kunci sambal kukocok-kocok batang penisku yang sudah menegang.
Goyangan pantatnya semakin bergetar keras ketika jarinya menyentuh klitoris dan jari-jari tangan nya yang lain masuk diantara bibir vaginanya. Dikocok-kocok vaginanya dengan jari tanganya dengan gerakan memutar seirama dengan goyangan pantatnya. Mungkin Mbak Heni  sudah mulai klimaks, karena kulihat tubuhnya mulai mengejang-ngejang sambil menyilangkan kedua kakinya menyilang menjepikan jari tanganya yang berada didalam vaginanya.
Khawatir aku taku ketahuan oleh Mbak Heni aku segera bangkit dan berlari menuju ruang tamu dan kembali duduk. Pura-pura aku kemabli membaca majalah.
Tak lama terdengar suara pintu kamar mandi dibuka. Kakak iparku keluar dari kamar mandi dengan mengenakan daster satin yang sangat pendek dengan dua tali kecil yang menempel ditubuhnya, hingga membuat tenggorokanku kering menahan gairah seksku yang sudah sangat bergairah sekali. Astaga bentuk kedua putting susunya itu tidak bisa menyembunyikan dibalik kain satin dasternya yang licin itu. Tetapi aku berusaha pura-pura cuek saja dan bertanya.
“Mbak Om Andre kemana”tanyaku basa-basi.
”Biasa lah suamiku sedang ke bandung seminggu”.
“Pantesan kesepian dong mbak, jadi janda sementara dong, heheheh”, candaku sambil aku goda.
“Lah istrimu ke Jakarta berapa hari Bud?”.
“Ya sama seperti Om Andre seminggu”.
“Berarti duda ketemu janda nich”, kata kakak iparku.
“Oh ya Ini mbak titipan dari adikmu”.
“Ok makasih ya Bud”.
Baru berbincang-bincang sebentar diruang tamu , tiba-tiba hujan turun dengan sangat derasnya diluar sana.
“Waduh hujan ” kataku memecah suara hujan yang jatuh di atas genting.
“Ya disini dulu to Bud, ngapai buru-buru kan ngak ada acarakan”.
“Ngak Mbak”, sahutku.
“Sebentar ya Bud tak buatkan kopi kesukannmu” sahutnya.
“jangan pakai susu mbak ngak enak”, sahutku sambil bercanda lagi
“Kalau pakai susuku pasti kamu suka kan”, katanya sambil mencoba mengodaku.
“Hahah…kalau itu ngak usah ditanya mbak sekali sedot mbak pasti ketagihan, apalagi bentuk itu lho”.
“Emang kelihatan Bud”, dengan kata menggoda.
“Jelas sekali mbak, untung Cuma ada aku disini, coba kalau orang lain pasti mbak diperkosa”.
“Hahaha….kalau yang memperkosa kamu mbak pasti rela kok”, dia terus semakin menggodaku.
Kulihat Mbak Heni berjalan ke dapur membuat aku menelan ludah karena kulihat pantat yang hanya terhalang olek kain satin dasternya bergoyang ke kanan dan ke kiri, seakan-akan menantang setiap lelaki untuk menjamahnya. Kulihat terus setiap gerakan tubuhnya dengan seksama. Darahku seakan semakin kian tak terkontrol lagi.
Saat membuat kopi didapur tiba-tiba kakak iparku lari tungang langak dari dapur sambil berteriak dan langsung naik keatas tubuhku sambil memeluk tubuhku erat-erat.
“Kamu ini kanapa sih mbak pakai lari dan teriak kayak dikejar maling saja”.
“Itu lho Bud ada tikus lewat dikakiku tadi“, katanya sambil menunjuk ke arah dapur.
”Sudah tenang-tenang Cuma tikus saja tak kirai ada maling“, sahutku sambil tetap memeluk kakak iparku.
“Tapi aku jijik lihat tikus Bud”, kami tetap masih saling berpeluakan diatas kursi sofa.
Jantungku mulai berdetak kencang dan gairah kelaki-lakianku langsung cepat naik atas ubun-ubun kepalaku. Dengan masih saling berpelukan dan sama-sama  saling berpandangan antara kedua mata tanpa berkedip sedikitpun, Sementara hujan diluar semakin tambah deras sekali menambah Susana menjadi dingin dan syahdu. Tanpa sadar entah siapa yang memulai duluan kami berdua sudah saling berciuman antara bibir dan lidah dan saling berpagutan.
Kulumat bibir kakak iparku itu dengan penuh birahi dan nafsu. Kugigit pelan bibirnya dan kumainkan lidahku di dalam mulutnya dibagian atas langit-langit. Kakak iparku membalasnya dengan sangat nafsunya membalas setiap lidahku yang menjulur ke mulutnya dengan cara menyedot lidahku. Nafsu dan birahi kami berdua sudah sama-sama tidak bisa dikendalikan lagi. Aku sadar bahwa ini tidak boleh aku lakukan dengan kakak iparku, tetapi apa daya aku sudah tidak bisa lagi menahan dan menghentikan gairah nafsku ini.
Kami semakin tenggelam dalam kenikmatan birahi. Kucium dan kujilat bagian leher kakak iparku dan hampir saja aku mencipok lehernya itu, kalau tidak ditepis oleh kakak iparku itu.
“Budi Jangan disitu nanti membekas entar ketahuan sama Mas Andre”, larangnya.
Kemudian kujilat lidahku berlanjut kearah bagian kuping belakang kakak iparku sambil kubisikkan sesuatu.
“Mbak kita pindah kekamar aja yuk” dan kakak iparku hanya mengangguk saja.
Kemudian kuangkat tubuhnya dan berjalan masuk kedalam kamarnya dengan cara ku gendong dan kubaringkan tubuhnya terlentang diatas tempat tidurnya. Kubuka baju dan celanaku sendiri hingga dalam hitungan detik aku sudah bugil total dengan batang penisku yang sudah siap bertempur.
“Bud ternyata punya kamu besar juga ya”, saat melihat penisku mengajung keatas dengan sangat tegangnya.
“Ah ngak juga Mbak pasti punya Mas Andre lebih besar dariku”. Sambal kupandangi tubuh kakak iparku dengan hanya terbalut daster satin itu terlentang ditempat tidur.
Setelah melepas semua pakaianku aku segara naik keatas tubuh kakak iparku tapi sebelum naik keatas tubuhnya, dengan cepat kulapas celana dalamnya hingga jatuh diatas lantai. Kemudian aku mulai menjilat dan mencium dengan lidah dan mulutku kebagian tubuhnya yang masih terbalut daster satin yang licin itu hingga lidahku berhenti dibagian kedua putting susunya yang semakin kian mengacung keatas menebus menjeplak dikain satin dasternya.
Kusedot dan putar-putar lidahku dibagian puting susunya secara bergantian tanpa melepas kain satin  penghalang dasternya. Pelan-pelan kaki kanannya mulai ku lebarkan sedikit ke kanan. Jemari tangan kananku mulai memainkan belahan bibir vaginanya mulai dari bagian atasnya hingga bawah dengan cara kugesek-gesek masuk kedalam vaginanya. Kudengar desahan kakak iparku melenguh-lenguh tanda dia mulai terangsang dan menikmati setiap gesekan jari tanganku.
“Unggghhhh…..anghhhh….ouuuhh…Budiiiiii…..nikkkkmaaaattt…..sekali…..sayanggg…. terussss Bud”.
Tampaknya kakak iparku sudah benar-benar merasakan kenikmatan yang makin mendalam,  setelah puas memainkan kedua putting susunya kemudian bibirku dan lidahku mulai turun bagian bawah selangkannya  dengan menelusurin bagian tubuhnya hingga mendarat dibagian belahan vaginanya yang sudah basah oleh cairan kewanitanya.
Kujilat dengan lembut dengan lidahku dengan mesra sambil sesekali menggigit bagian dalam bibir ujung klistorinya itu.
“Ohhh….unghhhh….Budiii…..anghhhh…..unghhhhh..enak banget budiiii……sedot bud bagian itilku (klistori)”, tampaknya kakak iparku semakin mendesah kenikmatan.
Kakak iparku terus mendesah dan mendesah kenikmatan saat bibirku terus menyedot bagian biji klistorinya dan lidahku kadang-kadang berputar-putar dibagian dinding vaginanya. Kemudian dengan hitungan detik kami sudah berganti posisi 69. Kini didepan wajahku terpampang vagina yang menganga dan memerah.
Tanpa membuang waktu lagi langsung saja ku jilat Kembali vaginanya dengan lidah dan bibirku hingga Mbak Heni menggelinjang penuh kenikmatan. Tetapi sebaliknya kakak iparku dengan sangat lincahnya juga langsung menghisap batang penisku dengan cara disedot-sedot dan dihisap-hisap dengan mulutnya secara bernafsu. Tiba-tiba baru hampir sekitar empat menit kakak iparku langsung bangun dan mendorongku posisiku diatas tubuhnya hingga jatuh telentang.
Diluar sana hujan belum juga berhenti masih terdengar sangat deras. Kakak iparku mulai ambil posisi membelakangiku dan membimbing batang penisku yang sudah mengarah mengajung keatas seperti rudal siap luncur dan langsung dimasukan kedalam lubang vaginanya yang sudah becek itu. Dengan sekali dorong Blesss…..dengan mudahnya penisku langsung masuk tenggelam kedalam vaginanya dan langsung digoyang dengan gerakan naik turun tubuh kakak iparku diatas tubuhku.
Gerakanya tubuhnya dari Pelan-pelan mulai sedikit agak cepat sampai seperti kesetanan dia terus menggoyang pantatnya naik turun. Melihat gerakanya itu aku mulai megimbangi gerakannya dengan mendorong batang penisku maju mundur.
Desahan dari mulutnya tak henti-hentinya mendesah tak karuan mengisi setiap ruang dalam kamarnya. Untungya suara hujan diluar sana lebih keras dari suara desahanya. Dengan masih melakukan gerakan bergoyang-goyang diatas tubuhku kemudian dengan cepat kuremas-remas kedua buah dadanya yang bergoyang-goyang naik turun itu. Hingga akhirnya kakak iparku menjerit kecil.
“Ohhhh…..Budiiii….aku sudah nggak tahan lagi….Ahhhhhhhh”. sebelum dia orgasme Segera kuambil posisi konvensional.
Kutelentangkan tubunya diatas tempat tidur dan membuka kedua pahanya lebar-lebar Kuterobos langsung masuk ke lubang menganga itu dengan penisku dan kuserang habis-habisan. Kugenjot keluar masuk penisku kelubang vaginanya dengan Gerakan sangat cepat tapi pasti dengan kedua kaki kakak iparku mulai menyilangkan kebagian tubuhku. Dengan posisi permainan seperti ini kami lakukan diatas ranjang hampir bertahan 15 menit dan sampai akhirnya kakak iparku berdesah hebat sambil berkata.
“Budiiii…..sayanggggg….anghhhh…..anghhhh….aaahhhh….ouuggghhh….akkkkuuu mmmmaauuu kkkellluuaaaarrrrr sayangggg…..ounghhhh”.
Melihat kakak iparku yang mulai akan orgasme gerak keluar masuk penisku kedalam vaginanya semakin kecepatan dan tak lama kemudian akupun juga merasakan hal yang sama merasakan detik-detik cairan spermaku akan segera muncrat. Tapi sebelum aku mucrat lebih dahulu kakak iparku yang merasakan orgasme. Tubuhnya mengejang-ngejang dan kedua kakinya semakin menguci menyilang ketubuhku disertai desahan Panjang yang sangat keras.
“Budiii…..sayanggggg……aku…..onghhhh….anghhhh….ahhhhhh”, kedua matanya terpejam menikati detik-detik orgasme yang mengalir disetiap bagian tubuhnya.
Selang beberapa menit kakak iparku orgasme, Kurasakan cairan spermaku mulai mengalir dari dalam tubuhku dan akan segera keluar dari dalam penisku. Kugoyang dan kugenjot terus penisku keluar masuk vaginanya  sampai cairan spemaku keluar menyembur ke dalam vagina kakak iparku itu sambil kupeluk erat-erat tubuhnya yang terlentang diatas tempat tidur.
Crottt….crottt…crottt….cairan spermaku mucrat dengan sangat dahsyat disertai tubuhku yang juga ikut mengejang-ngejang disaat cairan kental itu keluar membasahi bagian dalam vaginanya.
“Ohhhh…..ohhhh…..Mbah….Heniiiii…..ohhhh…..aku keluar…..juga Mbakkk…..ohhh…..anghhhh”. desahanku saat cairan spermaku keluar.
“Terus sayangg….keluari sampai habis didalam vaginaku biar kamu puas sayangg”, sambil membisikan dibagian telingaku.
Setelah sama-sama puas diatas ranjang kami berpangutan mesra hingga sepuluh menit lamanya dengan posisi penisku masih tertancap didalam vaginannya. Hingga batang penisku mulai mengecil didalam vaginanya disertai lelehan sisa cairan spermaku yang jatuh membasahi sperai tempat tidur kakak iparku.
“Mbak Heni”, panggilku.
“Iya sayang ada apa?”, dengan nada mesra menjawabku.
“Tadi pas Mbak Mandi aku ngitip mbak mandi dan ternyata mbak lagi mastrubasi”.
“Dasar kamu nakal Bud, ngapai kamu pakai ngintip segala”.
“Habis ditunggu mandi kok lama banget jadinya aku penasaran dan mengintip mbak”.
“Oh ya Mbak ngapai juga mbak pakai acara mastrubasi segala”. Kataku dengan santainya.
“Habis Mas Andre udah dua hari aku ditinggal kebandung dan semalam aku lagi nonton film bokep jadinya aku pingin lho Bud”.
“Tapi sekarang udah puas kan mbak”, kataku sambil menciumnya.
“Puas banget Bud, makasih ya bud aku bisa tersalurkan gairahku ini sama kamu” dan dia menciumku Kembali.
“Ya mbak sama-sama aku juga puas bisa main sama mbakku ini”.
“Bud, kapan-kapan kamu mau kan mengulangi seperti ini kalua Mas Andre keluar kota”.
“pokonya Mbak mau kapan mbak mau, Budi siap kok”, Senda gurau berakhir sampai aku berpamitan pulang dan kebetulan hujan sudah agak reda. Sebelum pulang kucium mesra pipi dan bibirnya sambil kubisikkan di telinganya
”Mbakk Heni adalah kakak iparku tersayang dech”.
“Iya Bud kamu juga adik iparku yang Mbak sayang juga”.
Semanjak itu aku jadi sering ketagihan untuk mengulangi dan mengulangi dengan permainan yang sama diatas ranjang saat Mas Andre tidak dirumah dan istriku yang juga sering ditugaskan keluar kota.
SEKIAN
540 notes · View notes
kurniawangunadi · 4 months
Text
Berdamai
"Ini harus diminum seterusnya ya," ujar dokter. "Seterusnya itu berarti nggak boleh putus ya, Dok?" tanyaku. "Iya, seumur hidup." tegas beliau. * * * * * Lain waktu, ketika kumpul sama walimurid anak-anak lainnya. "Wah, saya ya minum obat itu mas udah dari umur 25 malah. Dah sepuluh tahun!" ujarnya. "Walahhh," sahutku. "Dibawa santai aja mas," tambahnya. * * * * * Lainnya lagi. "Lhoo masgun, sama kayak bapaku, dari sebelum aku ada ya beliau udah konsumsi obatnya. Diminum terus yaa jangan putus." katanya. "Wahh begitu yaa?" aku menimpali. "Yoiii, semangat masgun!" jawabnya. * * * * *
Tumblr media
Kini juga bersahabat sama tensimeter. Beberapa hari sekali ngecek. Bela-belain beli, agar lebih mudah kontrol kondisi hipertensi ini. Awal-awal periksa, dulu, masih denial :"Kok bisa!", "Apa? Diminum seumur hidup obatnya?" dan lain-lain. Sekarang udah bisa menerima dengan baik, lebih legowo. Kondisi ini justru memberikanku semangat baru untuk memperbaiki pola hidup lebih baik. Berusaha bertahan lebih lama dalam hidup ini meskipun kita tahu bahwa umur itu rahasia Allah. Tapi, melihat anak-anak yang masih kecil, semakin menguatkan doa : "Semoga aku dimampukan menjadi ayah yang baik, mendampingi mereka tumbuh dewasa, menikahkan mereka, hingga mereka menjadi menjadi orang tua yang amanah." Mulai juga bisa memilah mana hal-hal yang penting dan prioritas dalam hidup. Ada hal-hal yang perlu dilepaskan dan direlakan. Seperti kopi yang selama ini kuminum, kini enggak lagi. Proses menata ulang ini seperti mereset kembali kehidupan di umur 33. Rasanya bagaimana? Seru. Dinikmati dan disyukuri saja. Kini, alarm pun bertambah satu selain pengaturan alarm lainnya yang sudah ada. Alarm buat minum obat. Buat yang masih muda, saranku lebih aware lagi soal kesehatan. Kalau suka naik asam lambung apalagi sampai gerd. Sering sakit kepala. Dan berbagai respon tubuh lainnya. Segera medical checkup, baik cek fisik maupun cek psikis. Ini sangat penting. Harganya bisa jadi lumayan, tapi lebih mahal lagi kalau sakit. Hati-hati dengan hal-hal yang sering kita konsumsi setiap hari. Perhatikan aktivitas hidup kita. Cermati apa yang sering kita pikirkan setiap harinya.
Jika nanti ketemu sama takdir berkeluarga, anak-anak kalian akan membutuhkan kalian lebih lama hidup di dunia ini. Membutuhkan energi kalian untuk mengejar-ngejarnya berlarian tanpa henti. Dijaga baik-baik anugrah Tuhan berupa badan ini. Semangat yaa!
258 notes · View notes
bakidemon · 3 months
Text
Rakan Sekerja Aku Pah
Kejadian ini berlaku empat tahun yang lalu. Ketika itu aku masih bekerja bersama dengannya sebelum aku ditukarkan ke tempat lain. Pah merupakan seorang isteri orang yang cantik lagi sedap dipandang dan disukai oleh pekerja yang lain.
Aku merupakan seorang lelaki yang dipercayai oleh Pah dan merupakan tempatnya mengadu. Kami berdua bebas bercerita mengenai sebarang hal termasuk mengenai sex memandangkan beliau sudah berkahwin dan begitu juga dengan aku.
Kami sering bergurau dan kekadang tu sehingga menyentuh tubuh badan masing-masing. Namun perlakuan kami berdua hanyalah sebagai kawan yang karib dan tidak terlanjur dari itu. Aku juga mengenali suaminya. Kebiasaannya apabila suaminya sibuk, maka akulah yang akan menghantarnya pulang.
Suatu petang suaminya menalipon Pah menyuruhnya pulang sendiri memandangkan beliau terpaksa pergi ke KL dengan segera kerana urusan penting. Lalu Pah meminta aku menghantarnya pulang.
Ketika tiba di rumahnya hujan mulai turun. Pah mempelawa aku masuk tetapi aku menolak. Aku takut dipandang serong oleh jiran-jirannya.. tetapi memandangkan jiran-jirannya juga mengetahui tentang keakraban aku dengan keluarganya.. jadi akhirnya aku pun terima pelawaan Pah. Kebetulan, adiknya yang tidak bersekolah turut berada di rumahnya.
Pah menyuruh adiknya membuat air untuk aku sementara beliau pergi mandi. Selepas menyediakan air untuk aku, adiknya, yang bernama Zeti terus masuk ke biliknya menemani anak saudaranya yang sedang tidur. Zeti ni berumur lebih kurang 12 tahun, dia kanak-kanak spastic. Dia seorang pendiam dan pemalu, serta suka duduk memencilkan diri.
Sebelum ke bilik mandi, Pah menghampiri aku untuk memastikan minuman sudah disediakan. Aku terpegun melihat keadaannya yang berkemban, yang menampakkan tubuh badannya yang putih gebu dan montok. Seperti biasa aku bergurau dengannya dengan menyatakan tubuhnya sungguh mengiurkan sambil aku menampar punggungnya. Pah ketawa seperti selalu dan beredar ke bilik mandi. Di dalam hatiku hanya Tuhan saja yang tahu.
Hujan masih lebat.. Pah sudah selesai mandi. Dengan berpakaian kain sarong batik dan T-Shirt, beliau datang kepadaku. Kami memulakan perbualan dan selepas seketika aku meminta izin untuk pulang memandangkan hari dah hampir malam.. Pah menyuruh aku duduk lagi.. lalu aku bergurau yang aku dah tak tahan melihatnya berkemban tadi.. jadi aku nak balik segera untuk buat projek dengan isteriku. Pah ketawa melirik lagi manja. Dalam gurauan aku berkata kepadanya, kalau tak bagi aku balik.. kenalah bagi aku romen dia..
Sebagai seorang kawan yang selalu bergurau berlebihan.. Pah mencubit aku sambil memberikan tanda, tunggu sekejap. Pah beredar ke bilik anaknya yang sedang tidur bersama adiknya.. kemudian Pah kembali datang lalu berkata "Ok… betul U nak romen I.., tapi bersyarat..” sambil menunjukkan isyarat jarinya “Setakat romen aja..tau..”
Aku pulak inginkan kepastian, maklumlah selalu bergurau.. "Okey, kalau gitu, jom ke bilk U..", dengan selamba aje Pah menarik tangan aku ke biliknya. Aku mula gemuruh, maklumlah aku belum pernah buat perkara yang tak senonoh dengannya .. Raba tu biasalah.. Di dalam bilik aku cepat-cepat menanggalkan bajuku.. kononnya serius tetapi ternyata Pah tak mengendahkan.. Nampaknya peluang aku nak lebih daripada raba kali ini..mungkin berhasil.
Aku cuba menanggalkan kainnya.. "Op..op.." Pah bersuara.. "Ingat… Romen Saja Tau"..fahamlah aku.. cuma ringan-ringan saja yang dia bagi.. Namun aku tetap terima.. dan juga berazam. Aku mula memainkan peranan aku ... Aku cium pipinya dan selepas itu tengkoknya.. Pah mengeliat kegelian.. Aku menolak Pah ke atas katil.. dan kami bergelut, menggomoli sesama kami, kini aku berada di atasnya.. Aku hanya mampu bercengkerama sambil meramas buah dadanya yang segar bugar itu diluar bajunya.. Pantatnya, belum sempat aku jamahi..
Lama kelamaan.. kejantanan aku dah bangun sakan.."Pah.. U kawan baik I kan?" " Bagi la can I romen U tanpa pakaian.. Nak sangat I tatap tubuh U yang gebu nih.. Tak kan U tak percaya kat I".. aku mula mengayat..
"Hmmm… …OKlah.. tapi tak aci bukak semua. Tubuh ni… ada tuannya… lagi pun malu lah I… nak berbogel depan U” “Tapi…Ingat, janji U, nak romen aje…” katanya, sambil mata Pah kelihatan layu dan kuyu sedikit, mungkin kerana sudah berasa berahi dan bernafsu.. Hujan di luar pulak semakin rancak mencurah-curah..
Tanpa membuang masa aku membuang pakaiannya.. baju-T dan kain sarongnya.. Pah tak bagi aku menanggalkan coli dan seluar dalamnya. Hatiku berkata, tidak mengapa, masa masih panjang. Aku pulak menanggalkan semua baki pakaian aku. Kini terserlah di depan mata Pah.. susuk tubuh aku yang berbogel. “Ehh.. kenapa U bogel semua…, hiiee.. dah keras…” kata Pah, takkala melihat batang aku yang keras mencodak. “Pah… ini saja yang I ada… Pah” “Hei… tak sangka keras mencodak… U ni nak rogol I ke?..” kata Pah lagi. “Dak aih…” balas aku. “Ingat… romen aja… tau.., eih… U pakai la
seluar dalam U balik. Gerunlah… I tengok..” ujar Pah. “Gerun ke… geram..” pendek balas ku. “Dak aih.. Pah, batang I ni sakit sangat dalam seluar yang makin ketat ni… jadi biarlah I bogel..” balas aku.
Aku terus mengusap bahu dan pipi Pah. Aku cium dahi Pah. Pah buat-buat tak endah tapi matanya melirik memandang batang aku yang sedang keras mencodak. “Ingat.. luar aja..tau” kata Pah lagi. “Okey.. ok.. lah” balas aku pulak. Tanpa berlengah kami terus bergelut dan bergomol kembali sambil aku menempelkan batang aku ke mana-mana bahagian tubuh Pah. Tubuh Aku dan Pah kini erat berpelukkan. Sesekali, tangan Pah menepis batang aku. Geli katanya. Tapi aku masih sabar menanti waktu yang baik untuk memenuhi azamku terhadap Pah yang gebu ni.
Aku terus memainkan peranan.. meraba, menggosok tubuh Pah sambil aku geselkan batang aku pada tubuh Pah. Lama kelamaan, Pah mula merelakan tindihan dan asakkan batang aku yang berada diluar pintu cipapnya. “Hey…kerasnya batang U nih..” ujar Pah sekali sekala. Tapi aku buat dak saja. Batang aku masa tu betul-betul berada dicelah permukaan cipapnya yang masih berlapik. Aku dapat merasa cipapnya yang kenyal dan kelembabpan pantiesnya masa menahan asakkan aku. Disaat itu, tiada masa untuk menyesal lagi. Aku pun mula perlahan-lahan membuka kancing coli Pah. Pah cuba menahan tangan aku sambil merengek manja. Tapi bila lidah aku mula menjilat permukaan dada Pah dan terus mencuri cari bahagian putingnya, Pah bagaikan mengalah. Beberapa kali aku kopakkan kelopak ‘cup’ colinya dan cuba isap putingnya sambil menggigit manja, Pah mula memberi reaksi bernafsu dan merengek. “Pah.. bagi I bukak coli U ni, ..sedap sungguh I tengok puting U nih…
Geram lah.. I..” tanpa menunggu izin dari Pah, tangan aku dah mula bergerak kebahagian belakang tubuh Pah dan mencari-cari butang kancing colinya. “Haaghh.. Luar sajalah.. ayang..” dengus Pah.
Tapi tangannya tidak menepis. Aku terus mengusaha kancing coli Pah sambil lidah aku menjilat dan menyedut pangkal dada dan tengkuk Pah. Sesekali aku terus menjilat dagu dan mencium Pah. Pah menggolek sikit badannya. Wah.. ini sudah baik, kata hati ku. Aku terus rentap tali bra Pah dan menggomol tubuh Pah. Kini coli Pah dah terlerai. Aku mencium colinya sambil menyedut keharuman bauannya. “Emm.. harumnya.. mesti buahnya ranum dan enak..” “Arrhhh..” balas Pah.. Aku terus menyembam muka ku tepat ke puting susu Pah dan terus menjilat dan mengulumnya. Puting Pah semakin berketul dan keras. Sambil isap dan sedut, tangan aku tak leka meramas dan mengenyalkan
buah dada Pah. “Aauuw… perlahan.. lah.. sakit …ayang..” “Macam tak pernah jumpa tek lah … ayang nih…” “Hurrgg.. geram Pah… geram.. buah dada U ni ranum dan kenyal..lah…, heermmm”
“Best sungguh…” jawab aku dengan sungguh bernafsu. Konek aku pulak tak renti-renti menyodok sasarannya. “Arrhh.. ohh… perlahan lah.. sikit.. nanti lebeh hak suami I nih..” tegur Pah. “Hheemm.. untungnya tuan tubuh nii..” “Kalau hak I, I mesti
tidur celah gunung ni setiap hari.. heiiihhh.. bestnya…” sambil meramas dan menggenggam penuh isi dada Pah. “Kenyal dan berspring…” kata ku lagi. Pah tersenyum melerek dari pujian kata-kata aku tadi. Aku terus menyembam muka dan menjilat disekitar permukaan puting Pah. “Pah, puting U nih lagi besar dari puting bini I la.. Pah..” “Warna pink muda pulak tuh.. nih buat I geram.. sangat nih..”usik aku. “Urghh.. argh..” dengus siPah. “Iishhh… sedaapp.. la ayang, sedut… kuat sikit..” balas Pah. “Dak aih, tek u kenyal dan gebu sungguhhh... balas aku. “Kalau boleh mau I bawak balik sekali” ujar aku lagi. Pah terus mendesis dan mendengus tak karuan dari nyonyotan aku. Setelah sekian lama, aku perhati nafas Pah makin tak keruan. Kejab tinggi dan cepat, kejab menghela melepaskan nafasnya. Matanya makin kuyu.
Tanganya tidak menentu arah, meramas tebing bantal dan sekali sekala meramas kasar rambut aku. “Pah.. suami U jilat tak cipap U?” soal aku.. “Heeerhhh… huhh… hmm..ayang…” “Kenapa ayang nak tau..?” “Dak la… I teringin sangat nak rasa air burit U..” sambil menjawab, aku mengalih tangan aku meramas cipap tembam Pah. Jari aku mula mengorek-gorek dicelahan panties Pah. “Arrrghhh… jangan.., jangan…
ayang…” keluh Pah. “I nak jilat aja.. bagila… I masukkan lidah I nih..” kata aku.. “Jangan ayang… I takut kita telanjur…” kata Pah.. Aku terus mencium
mulut Pah sambil tangan aku terus pula, meramas kasar isi punggung Pah. Aku ulurkan lidah aku kedalam agar Pah dapat merasa lidah aku yang besar dan kasar meronggai segenap isi mulutnya. Pah mendengus tapi membalas kembali pagutan mulut aku dengan menarik lidah ku dengan lidahnya yang lembab dan suam. Tangan aku yang sebelah lagi beredar kebawah dan melurut turun sedikit kain seluar dalam Pah. Pah menahan tanganku tapi tidak sekuat mana pun. Aku merancakkan ciuman dan menyedut setiap hamburan nafas Pah hingga dia tercungap-cungap. Setelah aku lihat Pah sedikit letih, aku membangunkan badan aku. Aku menarik turun seluar dalam Pah.
Kainnya yang lembut bagaikan terkoyak sedikit, akibat ketidak relaan Pah
mengangkat punggungnya. Pah lemah dalam menentang tindakkan aku. Setelah terlurut kebawah, aku meramas kawasan larangan Pah. Pah berdesis dan cuba melarang. Tapi jari aku lebih pantas. Aku mencuit lubang burit Pah seketika. Basah dan suam. Dalam ketika aku melurut jari aku dicelahan cipapnya, aku menyentuh bahagian biji kelentit Pah. “Arrrhh.. jangan…ayang.. jangan…” Selepas mencuit, aku masukkan jari kemulut
aku… “Eemmm… sedapnya… lazat lah Pah..lemak berkrim..” usik ku.
Pah termanggu dengan tindakkan aku. Aku pun terus menghujam muka
aku kedada Pah kembali. Perlahan-lahan aku menurun dari dada, ke
perut Pah. Pah meramas dan menarik rambut aku dengan kasar.
Agaknya cuba membantah. Tapi aku teruskan juga hinggalah.. hidung
aku betul-betul berada diatas permukaan cipap Pah. Setelah dihembus sekali dua, udara lembab
hidung aku pada cipapnya, aku meleretkan lidah aku pada belahan cipap Pah. “Oohhh… ayang….”
dengus Pah. Pada ketika itu, aku tahu, tiada lagi jalan untuk berpatah balik. Aku pasti, Pah juga
berhajatkan sentuhan dari lidah aku yang dah bagaikan keras terhunus. Aku mengoyak sedikit
kangkangan paha Pah, tapi gagal oleh tampangan panties Pah. “Pah… angkat punggung U sikit..”
peliknya, Pah menurut aja kali ini. Batang aku berdenyut sekali dua, sambil membayangkan impian
merasai burit Pah sebentar nanti.
Selepas seluar dalam Pah aku leraikan, aku mula membuka bibir cipap Pah. Tiada lagi bantahan.
Cahaya lampu yang samar dan kilauan kilat yang sabung menyabung menampakkan aku kebersihan
dan putih gebu lubang cipap Pah yang seperti berkilauan dari percikkan air mazinya. Bulunya halus,
nipis, tidaklah tebal dan berserabut. Isinya tembam dan kenyal. Dilubang cipapnya bersinar dan
menampakkan bagai ada mutiara diapit oleh isi-isi yang bewarna kemerahan muda. “Iiihh..iihhh…
cantiknya burit U Pah..” lalu aku terus jilat dan kulum. Aku sedut seperti menyedut isi ketam atau siput
sedut. Aku menggigit halus kelopak isi cipapnya bagaikan mengenyal makan isi udang. Aku larutkan
lidah aku kedalam lubang burit Pah, dan mengunyah disekeliling, bagaikan mengunyah ‘cuing gum’.
“haargghh… ooohhh…, …iiishhhh… issh..” keluh dan rengek Pah. Pada raut wajahnya terdapat
kekerutan sedikit, namun tiada tentangan dari Pah. Aku mengambil seluar dalam Pah dan sekali lagi
mengusik dengan mencium baunya. “Hmm... sungguh menyelerakan...” kata aku singkat. Mata Pah
menguyu. Buat beberapa ketika, aku melakukan tugas kesukaan aku menjilat dan mengulum biji
kelentit Pah, sambil jari aku menjolok sarang G-nya. Burit Pah aku kerjakan bersungguh-sungguh.
Sekali sekala, tangan kasar aku mengepam dan meramas tetek Pah dengan geram.
Agak sekian lama juga, setelah aku mengusik Pah beberapa kali hingga
ketahap yang agak Pah merelakan dan hendak kesampaian, aku berhenti
untuk menukar aturcara. Pah bagaikan tidak suka dengan perbuatan aku tu.
Tapi aku perlu memberi permainan yang paling memuaskan buat kami di
pertembungan yang pertama kali ini. Akhirnya Pah tewas dan mengelinjang
kesampaian, hasil dari jilatan dan tusukkan jari aku. Kini tibalah giliran aku
untuk menuntut kenikmatan. Aku naik atas badan Pah setelah nafasnya reda sedikit sambil menggeselkan batang aku kepermukaan cipap Pah. “Aarrhh…”
Pah mendesah. Aku capai seluar dalam Pah yang berwarna krim dan
mengelap basahan dimuka dan bibir aku. “Errmm.. lazatnya.. air U..” Aku naik
keatas dan cium Pah dengan mesra. “Pah… U puas..tak..?” soal aku. Pah tak
menjawab cuma menghelakan nafasnya. Tapi aku tahu Pah sedang menanti
dan pasti mahu merasa adengan seterusnya. Aku membuka kangkangan
Pah sedikit demi sedikit dengan kaki aku dan meletakkan batang aku, betul-
betul menungkat pada bahagian bawah bijik kelentit Pah. Aku menujah sedikit demi sedikit kedalam
burit Pah. “Arrghh…” keluh Pah. Setelah batang aku betul-betul berendam, aku bertanya,
“Pah…Pah…kita dayung sama-sama, ya sayang…?” “Hmm… tapi pancut kat luar yaa…ayang..”
jawab Pah lemah. “Hhaa.. Okey…” Aku pun terus mengasak dan menujah batang aku perlahan-lahan
sambil meningkatkan tempo..tusukan… Air cipap Pah semakin bertambah basah. Burit Pah cukup
ketat, liat aja masa aku menarik batang aku keluar, “Iiihh… sedapnya… Pahh…” dengus aku.
Selepas tempoh 10 minit kami kemuncak bersama tapi aku lepaskan air aku diluar. Cuma aku masih
dalam pelukan Pah…Kami kepenatan sambil menghembus kelegaan. Batang aku yang masih belum
lega dari keras, aku rendamkan kembali dalam cipap Pah, menghayati kemutan-kemutannya yang
terakhir. Rasa geli dan nikmat, bagaikan hendak mendayung lagi. Tangan ku masih menggenggam
dada empuk Pah. Habis basah badan kami berpeluh, menikmati kelegaan dari persetubuhan tadi.
Pah kemudian bangun untuk kebilik air bagi mencuci. Aku hanya menatap rupa bentuk badan Pah
yang melenggok tika berjalan. Setelah Pah sampai semula, “Hheemmm … kata nak romen aja..
tadi…?” usik Pah tersenyum. “Pah … kemut U best sangat la tadi…I rasa puas sangat, rasa macam
nak lagi.” Jawab aku. “Ha..ha.. dah..dah… I dah bagi can sekali, jangan nak melebih-lebih…” jawab
Pah sambil menjeling manja. “Tapi .. Pah… burit U memang best sangattt…, tak pernah I rasa
sehebat ini ….” “Ala .. biasa aja la… sayang..” kata Pah lagi. “Dak… tengok nih.. masih berdenyut lagi
rasa batang I” kata aku sambil aku menggenggam balak aku. Pah turut memandang. “Aahh.. dah..
la…” jawab Pah cepat. “Betul Pah, tengok ni.. masih..karan lagi nih…” tegas aku. “Hiisshhh… nafsu
apa U nihh…” balas Pah.
Dikala itu, aku terpa bangun dan memeluk Pah… dan kami bergomol lagi. Pah cuba meleraikan
pelukkan aku.. tapi tidak berhasil. Kami kemudian berkucupan semula. Hangat kembali bibir Pah yang
tebal dan lembut itu. Bibir Pah cukup bergetah. Aku menggesel batang aku yang sudah keras kembali
kearah tundun Pah. Tiba-tiba Pah menggenggam batang aku dan meramas geram. “Heh…
Kerasnya… ayang..” “I tak pernah impikan sekeras ini… dahsyat la tanduk U nih…” ujar Pah padaku.
Aku menggigit cuping telinga Pah sambil tangan aku meramas-ramas punggung Pah. Pah
mengdengus cuba menghela nafasnya cara biasa. Aku kemudian mencepung lalu mendukung Pah.
Pah memaut aku erat. Kemudian dia membetulkan kedudukannya dengan mengapit pinggang aku
dengan kangkangan kakinya. Kami berpeluk erat dan bercengkerama dalam keadaan berdiri. Aku
turunkan ketinggian badan Pah agar tundunnya berada betul-betul diatas batang konek aku yang
terhunus keras macam tanduk kerbau. Sekali dua mencuba, batang aku kembali menyelinap kedalam
lubuk cipap Pah. Zuk.. masuk “Aauww.. arrghh..” Pah mendengus dan mengisip. Pah mengetib
bibirnya dengan lidahnya. Aku terus mengepam Pah dalam keadaan berdiri. Terasa kemas
kemasukkan batang aku dihenyak oleh apam empuk Pah. Dalam 2 minit, aku merebahkan Pah di
atas katil. Aku minta Pah berposisi menunggeng kali ni. Pah turut saja, menonggekkan bontotnya
kearah aku. Aku meramas daging lembut dibontot Pah dengan menamparnya sekali sekala agar Pah
boleh merasa dirinya kini bagaikan hamba seks aku. Pah mengerang lembut dan meminta aku jangan
bertindak sedemikian. Aku kemudian berundur sambil tunduk merendahkan
diri. Aku hulurkan lidah aku pada lubang pantat Pah dan aku jilat sambil
menyedut bijik kelentitnya dari hala belakang. Pah merengek kuat sedikit.
“Ooh..arrgh..” Sekali sekala, aku libaskan hujung lidah aku hingga melewati
lubang jubur Pah. Pah cuba mengenjak kedepan tapi tangan aku menampan
tahan. Pah mengeliat sedikit sambil menahan geli. “aarrhh…. jangan disitu…
geli…” tapi aku mengusik lagi sekali sekala, hingga Pah mula mengerang
pulak kini. Sambil aku menjilat dan menyedut, aku masukkan jari hantu aku kelubang Pah
dan mengorek sekali lagi bahagian G-spotnya. Pah merengek lagi. “Ayang…
dah..daahh…, masuk…laahhh… sekarang…” aku masih tak mengindah…buat
beberapa ketika, hinggalah… “..arrh.. ishh.. ayang…. cepattt…laaa….”
manja suara Pah merayu. Aku kemudian, bangun. Aku usapkan dua tiga kali
batang pelir aku. Kemudian aku pegang isi punggung Pah dan aku rapatkan
batang tanduk kerbau aku ke permukaan lubang cipap Pah. Aku gesel-geselkan pada permukaan lubang cipapnya sambil menyentuh biji kelentit Pah, untuk membasahkan kepala
takok aku dengan air cipap Pah. Pah menghulurkan tangannya dari bawah perutnya dan mencapai
batang aku. Pah membantu mengusap pelir aku pada bibir permukaan cipapnya. Genggamannya
erat dan kemas, membuat aku lagi berasa ganas. Aku kemudian membongkok sedikit kedepan,
bagaikan memahami kehendak Pah, sambil aku biarkan Pah memandu masuk tanduk batang aku ke
dalam sarong cipapnya. Setelah kepala takok aku berada sedikit dalam permukaan cipap Pah, aku
mula menyorong dan menarik batang aku. Kali ini lebih nikmat, sebab kaki Pah berada dalam situasi
mengepit. Aku mengepam perlahan-lahan, “slow and steady”, sebab aku tau Pah tak
dapat lari kemana lagi kali ini. Aku mesti penangan Pah dengan seganas-
ganasnya kali ini, agar dia tidak melupai nikmat yang bakal ia rasa nanti. Aku
menarik badan Pah merapat kearah aku. Badan Pah melentok sedikit,
membuatkan dirinya lebih menonggek. Cantik dan bersih sungguh rupa bentuk
badan Pah. Putih, gebu dan montok seksi sekali. “Arrghh… Pah… you ni… seksi
sungguhhh…laa…” kata aku “..arrhh… ohh..hhmm..” dengus Pah menahan gelora
tusukan tanduk aku sambil mengetib bibirnya. Aku mengulurkan tangan aku
kedepan dan meramas buah dada Pah yang bergegar. Kini aku menusuk laju sedikit. Pah
mendengus tak berhenti...henti… Aku kuatkan dan lajukan lagi tusukkan aku….
“aarrhh…arrhhh…gghhh…” Aku menarik rambut Pah yang panjang kebahu. Aku meramas dan
memeluknya. Dalam masa Pah sedang merengek dan melayan nafsunya yang kini mula membuak-
buak, aku masukkan jari aku kemulut Pah. Pah menghisap lumat jari aku. Sekali sekala digigitnya
tangan dan jari aku. Aku menghentak laju dan kasar lagi. Pah kini kuat mengerang… sekali sekala
meraung bila tanduk aku masuk rapat kedasar cipapnya. “…aarrhh.. aarrhh… uughh….. ooo…
oohh….” kemudian…. “..laa.. juu… lagi… yang… laajjuuu…lagi…arrhhh….” “cepaattt…. ayang…. I
nak..sampai…dah… arrhh.. oohh…huhhh.” Aku pun terus mengenjut selaju mungkin sebab aku pun
sudah nak kesampaian. “Pah… I lepas…dalammm…yahhh…” “naa…. dalam…. nahh..hh…” belum
habis aku mengerang… Pah mengepit keras batang aku dan mengelepar…sedikit, sambil menampan
pinggang dan menahan pergerakkan aku… “…hhhrrhhhh…aarrhhh…, ….hhugghhh… ooohhhh….,
kejab…… ayang…. arrrhh…” Pah… menahan badai kemuncaknya… sambil cuba mengambil
udara… tapi aku menghentak juga sekali dua… bagai menggenapkan episod kemuncaknya.
“aauww.. arrh.. sat… ayanggg….” “…arrrhhh…” Bila aku lihat Pah dah reda sikit, aku mula merodok
dan mengenjut semula. Menyambung kesedapan yang tercicir sebentar tadi. Kali ini aku menyerang
dan merejam cipap Pah dengan selaju dan semahunya. Pah… kembali merengek dan bagaikan
menahan rejaman tanduk aku. “..aaarhhh….arrhhh… urgghh… oohhh..” sekejab aja aku rasa sudah
hampir hendak kesampaian.. “Paahh… I tak tahannn…, I nak sampai…daahhh… nihh..” kataku.
“Pancut luar…pancut luar…. ayang…., aarrhh…ohh…” tapi kali ini aku tak berupaya, kerana terlalu
lazat, aku memaut tubuh Pah dengan kemas dan terus melepaskan tembakkan kedalam rahim Pah..
“…AAaarrhhh… Pahh….. aaaggg…hhh….. iiihhhh…. aarrhh… hohhh…”
“hergg…aduhh…..aayaang…. d..luarr… urrghh..” Pah terlambat kerana air panas aku kini telah jauh
menusuk kesanubari rahimnya. Walaupun Pah bagai tidak rela… tetapi kemutan cipapnya tetap
berdenyut-denyut… dan memerah setiap urat dibatang aku. Aku tidak melepaskan Pah disitu saja,
tetapi aku teruskan tusukkan yang akhir-akhir aku bagi menghabiskan sisa keras dibatang aku
supaya kami sama-sama menikmati kelazatan. “…hoohh… ayangg… arrhh..” Aku mengucup
dibahagian tulang belakang tubuh Pah sambil menjilat naik bagi menyedapkan sarafnya. “…aarrhh…
ayang… kenapa u.. lepas kat dalam… hugghhh..” “Burit U terlalu sedap… sayang.., susah I nak
berhenti…, hah… U rasa tak lagi, batang I dok keras kat dalam… Hughh… itulah tandanya kemut U
memang hebat..” jawab aku sambil menarik rambut Pah kebelakang dan mencium cuping telinganya.
“..aaarrhh… ayang… I takut I termengandung… arrhh… Oklah.h.hhh… lepaskan I cepat, I nak gi
basuhhh. nih…” Aku sentak sekali lagi “Aarrrhhh… hhooohh… keras.. lagiii..ayang…?..hihh…
dah…la… bagi la I p cuci..” kemudian barulah aku lepaskan Pah.
Pah bingkas bangun dan hendak beredar ke bilik air. Tapi aku tarik tangan Pah semula.. “Pah, sori
yehh….” sambil aku merenung kedalam mata Pah. Pah tunduk dan memandang aku kembali.. aku
mengusap pipi Pah dan memintak maaf lagi sekali.. “Ok..laahhh… ok..” jawab Pah bagaikan
merelakan dalam sesalan. Aku senyum dan bingkas bangun dan memeluknya kembali.. Kami
berkucupan. “Tanduk.. U.. tu … heeiihh.. dahsyattlllahhhh.. senak… I tadi…” jawab Pah sambil
hendak beredar dari aku. “Kemut U tu yang buat tanduk I mencanak… heh..heh..heee..” “Dahsyat…
U tau…” Pah mencubit pinggang aku. “Nanti malam …. Susah pulak I nak tidur… nanti terngigau…”
usik Pah. Aku peluk lagi dan memberi ciuman sayang pada Pah. Pah membalas kemas patukkan
bibir aku dan kami bermesra seketika. Kemudian aku meleraikan pelukkan aku dan biar Pah beredar.
Namun sempat juga aku meraba dan meramas punggung Pah yang bulat mongel itu. Aku kemudian mengekori Pah ke bilik air. Aku tunggu sehingga Pah dekat habis mencuci, kemudian
barulah giliran aku pula. Pah merenung kembali batang konek aku. “Eehh.. tak sangka alat U ni…
hebat… sungguh….” Sambil Pah cuba menolong mencuci batang pelir aku yang dah mula kecut.
“Ha..ha… usik…dia, sat.. lagi dia idup balik… baru U tau.” Kata aku. Pah senyum melirik. Tangannya
memegang konek aku untuk membantu dan bagaikan menguji. “Pah… U nak tak isap I punya..” soal
aku pada Pah.. sambil tangan aku mula meraba kembali tundun cipap Pah. “Heh.. tak.. sudah.. sudah
lagi.. ka.., nafsu apa U nih..? Macam manalah isteri U boleh melayan orang sebegini..?” balas Pah.
“Bukan.. apa.. Pah.. I suka sangatlah.. pada U….” “I rasa tak leh renggang dengan U… macam dok
terasa lagi kemut U tu. U lah… yang hebat yang pernah I jumpa dan rasa…setakat nihh” “Hahh..
hah..dah.. nanti melalut pulak lagi…” jawab Pah ringkas. “Dak aih.. Pah.. I teringin nak rasa U kulum
batang I pulak. I tengok bibir mulut U yang tebal tu macam sedap sangat.. Hiiee.. mesti bergetah dan
kenyal.. kali nih.. I nak sampai dalam mulut U”. Pah menjuihkan bibir mulutnya dan tersenyum, tapi
tangannya masih mengusap batang pelir aku. “Ok..ok..lah……” balas Pah menggoda, sambil bingkas
bangun untuk keluar dari bilik air. Aku rasa amat pasrah hendak tinggalkan suasana ketika itu, kerana
aku masih rasa bernafsu melihat tubuh badan Pah yang monggel didepan aku. Sungguh syahdu dan
seksi sekali.
Hujan diluar sudah mula reda. Hari semakin lewat dan gelap malam. Semasa kami mengenakan
pakaian, aku mengambil seluar dalam Pah. “Heh… nak buat apa.. tuh..” tanya Pah. Sambil mencium
seluar dalam Pah, “Bagilah kat I, buat souvenier..” kata aku menggoda Pah. “Iihh.. dahsyat la U ni..”
kata Pah. Kemudian, aku terus memeluk Pah dan mencium dahinya, sambil curi peluang meraba
cipap Pah yang tak berpanties lagi. Pah menolak dan mencubit aku.. Kami kemudian keluar dari bilik
sambil aku mengucapkan selamat tinggal pada Pah.
Hebat sungguh permainan kami.. dari seorang kawan sehingga ke tempat tidur.. aku selalu bertanya
kepadanya.. Adakah dia menyesal.. namun katanya .. dia tidak pernah menyesal..dan itulah ertinya
pengorbanan persahabatan... katanya!!
Kini empat tahun sudah berlalu.. namun kami masih berhubung sebagai teman yang rapat.. dan kami
masih seperti biasa.. tetap bercerita dan kekadang bila terluang kami masih bersama melakukan
penzinaan. Namun tiada ikatan CINTA diantara kami, cuma SAYANG MENYAYANGI.
221 notes · View notes
rubahlicik · 2 months
Text
Dugaan Penipuan berkedok Sedekah di Tumblr
Aink masih tetep bakal bilang dugaan karena belum bisa ketemu langsung dengan ybs. Sore tadi aink di wa sama @jagungrebus yang ngajak bergosip soal akun rumahati yang terindikasi penipuan.
Aink ga kaget, emang Uda mikir dari dulu kalo rumahati (sebut aja uni) emang mencurigakan. Yang bikin kaget, pas aink buka tumblr buat catch up sama beritanya, ternyata orang baik di Tumblr banyak banget,..
Mungkin tulisan aink ga bakal bantu banyak, tapi seenggaknya bisa ngasi tambahan gambaran soal uni.
Aink kenal uni jauh sebelum aink kenal sama istri. Dia salah satu customer tanaman hias aink. Aink inget dia order via pm Tumblr. Dulu nama akunnya birunii. Cukup terkenal di kalangan pembaca yang suka cerita berhikmah dan agamis.
Waktu itu dia masi S2 di UNPAD, ngekos di daerah sekejati. Aink cod tanaman sama dia disana. Setelah beli, aink emang selalu ngasi konsultasi free buat customer. Jadi komunikasi tetep terjalin via wa selama beberapa waktu.
Aink baru denger kabar dia lagi sekitar tahun 2019, istri lagi hamil anak kedua. Dia order paket tanaman lagi via Tumblr. Tapi dari akun rumahati.
Awalnya aink ga ngeh dia uni. Tapi pas trf, liat nama penerima paketnya kok kayak kenal. Pas aink kroscek ternyata bener uni.
Selain dapet orderan, aink juga dapet kontak lagi sama kawan lama. Aink seneng dong.
Dari sana aink mulai follow dan kenalan sama kontennya rumahati versi tahun 2019.
Sedih banget hidupnya. Buat yang ga kenal, aink kasi gambaran singkat.
Uni setelah nikah jadi ibu rumah tangga anak 2. Selain itu, suami dan mertuanya 'somehow' menanggung beban hidup orang di sekitarnya.
Aink ga paham juga gimana ceritanya Ampe keluarga suami uni harus kerja keras menutupi kebutuhan anak yatim, janda dan orang2 susah di sekitar mereka.
Pokoknya sedih tidak berujung lah, Ampe aink mikir kok dia hidupnya gini bangeett.
Tapi karena yang nyerita ini kawan lama, aink ga mikir kesana. Malah jadi pengen bantu. Waktu itu aink sama makarima nai sepakat bantuin rumahati biar beban hidupnya ga berat berat amat.
Tumblr media
Jadi kami bertiga mau bikin writing project gitu buat dibukukan. Nanti hasil penjualan di sedekahin ke rumahati.
Sekali lagi, buat yang ga tau rumahati. Postingannya selalu sedih. Ada aja si anu kecelakaaan, si anu ga bisa sekolah, si anu ga kebeli susu... Yang kalo aink pikir sebetulnya itu bukan masalah dia, tapi dia usahain biar bisa kebantu secara finansial.
Caranya ini yang aink ga suka, dia ngemis di Tumblr.
Kalo opdon, dia cukup bikin postingan di Tumblrnya sama minta tolong direblog. Itu Uda paling banter kalo kata aink. Tapi uni beda, dia Ampe ngepm orang orang yg ga dikenal buat nawarin sedekah.
Dan yang pernah sedekah bakal difollow up terus untuk sedekah selanjutnya.
Aink ga suka, makanya aink pengen dia berhenti ngemis. Aink nyaranin dia jadi konten kreator, atau jual apa gitu. Tapi dia ga mau, bilangnya sehari2 aja pusing, apalagi masih harus ditambah pusing mikirin konten.
Hingga akhirnya aink sama nai berniat bantu dia lewat bikin writing project. Karya terbaik dibukuin dan dijual. Jadi ga perlu harus ngemis lagi kalo hasilnya bsgus.
Ini link postingan event yang mau dibikin waktu itu.
Tapi ga jadi, ..
Jadi sambil nunggu eventnya berjalan, aink inisiatif ngasih sebagian penjualan tanaman aink ke dia. Aink lupa nominal berapa, tapi Uda masuk.
Menjelang event dimulai, aink uni dan nai bikin grup wa untuk memantapkan teknis. Salah satunya soal teknis penyaluran sedekah dari penjualan.
Di awal obrolan project, uni setuju kalo ada dokumentasi penerimaan sedekah ke target penerima. Ya tujuannya biar transparan
Aink sebagai penyelenggara ga mau ada fitnah, pengen jelas aja uang dari mana, jumlah berapa, di salurin kemana. Biar ada pertanggungjawaban ke yang ngasih sedekah.
Uni setuju, awalnya..
Menjelang launching event, uni ngasih tau kalo suami dan mertua ga setuju ada dokumentasi. Alasannya menjaga Marwah penerima bantuan.
Aink sempet adu argumen waktu itu, yauda ga usah foto penerimanya. Foto barang sembako atau bukti sppnya aja.
Tapi ditolak. Ga sesuai prinsip dia katanya.
Event Uda mau dimulai, aink ga enak sama nai yg Uda gembor2in waktu itu. Masa iya ga jadi, kan ya.
Yauda, aink minta struk belanjanya aja deh yang difoto. Bust seragam kek, beras, susu atau aappun lah yang mau di salurkan.
Biar ada bukti nih si uang sedekah jadi apa.
Waktu itu Uni setuju
Tapi beberapa hari kemudian dia tarik lagi. Dia bilang ga bisa.
Kalo pun aink sama nai mundur, gapapa yang sedekah ke dia mah buat yang mau mau aja.
Kesal? Ojelas. Tapi aink tetep ga mau suudzon,. Mungkin cara hidupnya kayak gitu, nyusahin diri sendiri dan banyak orang lain yang ga kenal dia demi orang orang susah yang harusnya bukan tanggung jawab dia.
Maksud aink, kemana RT RW? Kamana bantuan sosial? Yang lebih mampu dan wajib membantu kan bukan dia. Aink sempet mikir dia Hero syndrom
Tapi ada yang bikin aink makin curiga.
Salah satu target bantuan waktu itu adalah bayi yang ditinggal bapaknya, ga kebeli susu dan aneka kebutuhan lainnya.
Istri aink Hamil anak kedua, anak pertama usia sekitar setahunan. Jadi ada baju bayi yang masih layak pakai banget.
Tiap aink nawarin baju bekas yang layak, dia ga pernah mau. Pengen mentahnya aja.
Dia waktu itu rumahnya di Cisaranten kalo ga salah, mencil gitu. Mungkin mbak jagung lebih tau, tapi katanya dia atau suami suka jualan di Gasibu kalo Minggu.
Aink sempet beberpa kali pengen ketemu suaminya yang katanya jualan di Gasibu (bandung) tapi ga pernah bisa (entah ga mau). Kalo aink pengen sedekah berupa barang pun selalu ga diterima, minta mentahnya aja biar gampang.
Ketika event writing project dicancel, aink Uda curiga banget Ampe unfol Tumblrnya. Aink sama nai Ampe minta maaf ke folower yang Uda join karena projectnya batal, tapi uni tetep berikukuh sama prinsipnya dan playing victim (sekaligus Hero untuk orang orang susah yang mungkin saja fiktif).
Aink ga pernah ada niatan buat mencoreng nama uni dan akun rumahati waktu itu. Karena bisa saja aink salah, kecurigaan aink ga berdasar. Apalagi aink sempet meremehkan ketika uni bilang
"ada kok orang orang yang rutin sedekah ke saya tanpa pernah ketemu orang yang mereka bantu atau minta bukti penyaluran sedekah"
Serius, aink anggap uni omong kosong waktu itu. Cuma trik manipulasi biar aink tetep lanjut proyek bantu dia. Ternyata aink salah.
Pas sekarang baca tulisannya @paomungbeans aink jadi ikut ngerasa salah banget. Kalau aink waktu itu berani nanya ke beberapa pihak yang interaksi sama uni, mungkin ga akan banyak korban.
Tapi emang jalan takdirnya gini. Harus ada orang orang baik yang diambil sebagian hartanya lewat sedekah yang bisa jadi fiktif.
Semoga buat temen temen yang terlibat diberi keikhlasan dan diberi pahala sesuai dengan yang mereka niatkan.
P.s banyak orang baik di Tumblr, jodoh kalian juga mungkin orang sini. Tapi jangan lupa, orang jahat juga banyak. Ga ada salahnya curiga dan berhati hati
179 notes · View notes
milaalkhansah · 1 month
Text
If it's the right time, everything will be easy
Kalau sudah waktunya. Jalannya pasti akan dipermudah. Kamu tidak lagi perlu sekeras itu untuk mempertahankan seseorang. Kamu tidak akan lagi mempertanyakan kelayakan dirimu sendiri, karena kelak kamu akan bertemu dengan seseorang yang membuat kalian berdua merasa sangat bersyukur dan beruntung dimiliki oleh satu sama lain. Kamu tidak akan lagi sibuk memikirkan bagian mana dari dirimu yang membuat dia jatuh hati. Kamu tidak lagi perlu memaksa dirimu untuk berubah menjadi orang lain hanya untuk membuatnya bisa menyukaimu. Kamu tidak perlu lagi berandai-andai: "seandainya aku begini, seandainya aku begitu..." Karena kamu dan segala yang ada dirimu sangat cukup dan mudah untuk dicintai.
Kelak kalau sudah waktunya, semuanya pasti akan dipermudah: perasaanmu, restu keluargamu, proses kalian berdua untuk bersama. Kalian tidak perlu lagi bersusah payah. Tidak akan ada lagi sakit hati, apalagi air mata. Hatimu pula diberikan ketenangan dalam mempersiapkan segalanya.
Kamu pasti tahu, bahwa tanda kamu belum siap adalah perasaan tidak tenang, dan juga keraguan yang kamu rasakan. Kamu takut untuk mulai mengenal orang lain. Kamu takut menjalin sebuah hubungan. Kamu takut mencintai orang lain. Dan kamu pasti juga tahu semua perasaan itu datang dari berbagai hal yang perlu kamu persiapkan. Perlu kamu tuntaskan dan selesaikan terlebih dahulu. Sederhananya, semuanya pasti tidak akan serumit itu bila beban yang menahan langkahmu selama ini sudah jauh berkurang. Kalau kamu telah berjanji untuk menuntaskannya satu per satu dulu, sebelum memulai langkah yang lebih besar.
Seseorang pernah bilang,
Selesaikan dirimu sendiri dulu sebelum memulai hubungan dengan orang lain.
Selesaikan apa yang kamu tahu harus kamu selesaikan. Berdamailah dengan apa yang terjadi di masa lalumu. Jangan pernah berharap seseorang akan datang menyembuhkan dan menyelamatkanmu. Karena orang lain bukan tempat rehabilitasi. Setiap orang bertanggung jawab dengan lukanya masing-masing.
Jangan jadikan kehidupan orang lain sebagai segala alasanmu memulai sesuatu. Jangan pula jadikan apa yang ada di kehidupan orang lain sebagai standar atau patokan kamu terhadap sesuatu. Kita mungkin bisa mengambil pelajaran dari kehidupan mereka. Tapi tidak adil rasanya bila mengukur nasib kita akan sama dengan apa yang kita lihat.
Kelak, kalau semuanya telah kamu selesaikan. Kamu akan lebih ringan melangkah. Ketakutan mungkin akan sesekali kamu genggam. Namun tanpa adanya lagi beban yang memberatkan perasaanmu, kamu pasti akan percaya kalau kamu pun juga bisa bahagia seperti mereka.
Ayo mulai benahi segalanya satu per satu. Karena kelak kalau waktunya sudah tepat, tanpa bersusah payah lagi, kalian pasti akan saling menemukan.
121 notes · View notes
gizantara · 3 months
Text
Doa yang Datang dari Hati Orang yang Lelah
Sekarang ada di fase 'menebak' tanda-tanda Allah untuk menyerah. Tidak ada yang salah. Memang kalau aku tidak menyerah, apa yang mungkin dapat berubah?
Untuk aku yang terbiasa effortless ditambah jarang punya target yang besar, pencapaian-pencapaian biasa seringkali membuatku cukup puas dengan diriku sendiri. Kemudian, perjalanan selama dua bulan ini bikin aku sadar bahwa baru kali ini aku bermimpi tinggi-tinggi. Sampai alam bawah sadar ikut bantu amini dan gerakin semuanya, intentionally. Sampai ada perasaan meledak di dalam, saking excited-nya dengan apa yang akan dicapai.
Makanya sebenarnya agak heran juga selama 2 bulanan ini, sense of fight aku bisa sebesar ini dan justru malah semakin kuat saat cuma diri sendiri yang berusaha dibantu oleh Allah. Katanya, the lack of support is support itself, hahaha. Apakah ini yang dinamakan reverse psychology?
Tumblr media
Kalimat itu aku yakini terus dan aku udah mendorong sekuat yang aku bisa. Turns out, beberapa tanda mulai berubah di depan dan keputusan harus diatur ulang. Ini kaya.. Allah ngasih tau bahwa aku bisa aja bakal terus-terusan ngedorong pintu di toko yang belum buka atau udah tutup, atau udah ga beroperasi. Cuma pengandaian sih, intinya:
Ternyata ada saatnya kita harus berhenti mendorong serta menghamburkan sumber daya.
Sekarang mengambil keputusan berbalik arah dan sejujurnya udah sepekan selalu sakit kepala (kerasa secara fisik) karena mikirin semua pertimbangan dan alternatif kemungkinannya sendiri. Tulisan ini sebelumnya udah mengendap di draft beberapa hari cuma belum ngerasa mindful untuk nulisnya juga, saking ribut isi kepala. Ada beberapa chat dari temen terdekat juga yang aku tunda balas beberapa hari, dengan alasan yang sama.
Sebenernya nggak ada kesedihan di sini. Seperti kata Teh Qoonit dalam captionnya:
Jika seluruh kebebasan, mimpi-mimpi, dan karya yang ingin diciptakan tujuannya surga, maka tak ada masalah jika tertundanya pun untuk surga juga.
Malah, bisa jadi kesempatan surganya akan jauh lebih besar. Dari "karya" besar yang dicipta dalam ruang-ruang sunyi tanpa apresiasi manusia. Tanpa tropis, lembar ijazah, atau bahkan ucapan "terima kasih". Hanya dalam rangka wujud taat, bersyukur, sabar, dan keikhlasan hanya kepada Allah.
Yang aku harapkan semoga ke mana dan kenapanya menjadi lebih jelas di depan dan yang telah dikerjakan semoga dinilai. Mungkin memang ada yang ketinggalan sampai harus putar balik. Mungkin ada perbaikan jalan di depan sehingga perjalanan harus ditunda. Mungkin kendaraannya perlu di-service dulu supaya perjalanannya selamat. Mungkin harus ngambil atau ngejemput sesuatu/seseorang dulu di tempat lain. Apapun ya, semuanya mungkin-mungkin saja.
Pelan-pelan coba memahami cara kerja Allah "memperjalankan". Mungkin emang harus ketemu seseorang/kejadian tertentu dulu supaya "kejelasan" harus ngapain itu diperoleh. Ini semacam, ketemu orang di jalan yang ngingetin, "teh, itu bannya bocor!" Ya mau nggak mau, kita akan melipir dulu ke bengkel kan? Bodoh banget kalau denial bannya gak kenapa-kenapa padahal aslinya kenapa-kenapa.
Mungkin karena sebelum-sebelumnya masih dengan keputusan yang sama sambil terus berkontemplasi setiap harinya dan meluruskan niat. Ternyata bukan niatnya yang salah, simply belum waktunya aja. Atau simply, memang tidak akan pernah jadi waktunya, and it's super okay.
Gapapa juga, apa yang udah diusahakan sampai sejauh ini ngga pernah sia-sia kok. Banyak belajar itu seru. Gapapa, mungkin bukan ke sana "sabil" nya, yang jelas harus tetep minta ditunjukkan "shirath" yang "mustaqim". Kalau menurut tafsir:
Sabil itu jalan kecil yang kita tempuh berkenaan dengan "resource" yang kita miliki. Misalnya kita punya keahlian di suatu bidang lalu mengambil peran di bidang tersebut itulah sabil. Ada sabil yang lillah, ada juga sabil yang bengkok/buruk/sesat. Begitulah terminologi sabil digunakan dalam kitab suci.
Tumblr media Tumblr media
Menurut Quraish Shihab, shirath bisa diartikan sebagai jalan tol. Kita tidak bisa keluar atau tersesat setelah memasukinya. Apabila memasukinya, kita telah ditelan olehnya dan tidak dapat keluar kecuali setelah tiba pada akhir tujuan perjalanan.
Shirath adalah jalan yang luas. Semua orang dapat melaluinya tanpa berdesakan. Berbeda dengan sabil yang banyak tetapi merupakan jalan kecil. Meski demikian, Quraish berpendapat, tidak apa kita menelusuri sabil asal pada akhirnya menemukan jalan tol yang luas lagi lurus itu.
Artinya, nggak masalah kita mau aktif di bidang yang kita senangi selama niat, langkah, dan tujuannya lillah. Soalnya bagaimanapun juga, cuma sabil yang lillah selalu mengarahkan kita pada shiratal mustaqiim. Dan kepentingan selamat harus selalu prioritas di atas semua kepentingan.
Maka di "sabil" manapun Allah akhirnya memperjalankan aku, semoga aku selalu terpandu (ahda sabilan) dan semoga selalu di "shiratal mustaqim" yakni jalannya orang yang diberi nikmat oleh Allah (nabiyin, shadiqin, syuhada, shalihin).
Mungkin sesekali di satu waktu sendiri suka merenung, "Ya Allah, masa di kehidupan yang cuma satu kali ini aku nggak bisa menjadi sesuatu yang aku inginkan? (tentunya ga keluar dari batasan syari'at ya)"
Tapi kalau dipikir-pikir lagi, nggak usah tersinggung atas ketidaktercapaian ini, soalnya kata Kak Asta Ebrahim di cuitan X-nya,
"Sikap kita dalam menghadapi takdir yang gak enak juga dinilai oleh Tuhan."
Okay, taruhlah putar balik itu emang takdir yang nggak enak. Terus apa boleh buat? Kita juga nggak bisa berbuat banyak. Yang sering kita lupakan adalah fakta bahwa hitungan pahala Allah masih berjalan. Still counting, semoga, sampai Allah panggil kita pulang sebagai hamba yang ridha dan diridhai-Nya.
Jadi doa paling realistisnya sekarang, mudah-mudahan nggak kehilangan intuisi dan sense of fight setelah putar balik.
Sebagai penutup, untuk Allah, terima kasih sudah memanggilku untuk menyeru-Mu belakangan ini. Walau masih dengan kecanggungan yang aneh dan kebingungan mau minta apa saking berdesakan isi kepala. Mohon ampun atas segala kesotoyanku.
— Giza, 'dipaksa' menyerah saat masih pengen berjuang nggak pernah semembingungkan ini. Mungkin inilah momen berkurbannya.
112 notes · View notes
nonaabuabu · 2 months
Text
Rembulan Sebelum Fajar
Terinspirasi dari Lagu Melukis Bayangmu, Adera
Tumblr media
mungkin sehari, seminggu, sebulan atau sudah setahun, sejak kehadiranmu melintang di titik hidup yang tak ingin kubiarkan siapapun di sana. tapi kau memberikan kehangatan yang membuatku berhenti menggigil. maka aku merela sebab petang tak bisa menghentikan malam yang datang. namun masa selalu berlalu, bukan?
kakiku sudah mulai basah, oleh embun dini hari meski nyalamu masih bisa kurasakan. aku seperti jatuh dalam kisah prambanan, tapi tak ada jin dan simsalabim, juga tak ada kau yang bersedia dimenangkan. aku hanya berkejaran dengan diriku sendiri, menangkap bayangmu yang semakin bias, menyimpannya dalam sekotak puisi.
ia menjadi kata, aksara, diksi, rima dan segala yang menyusun sajak. sebab kelak semua akan menjadi tiada, maka meski terdengar pesakitan biarkan aku menjadikan dirimu manuskrip yang bisa kubaca kapan saja. bahwa pernah ada masa di mana aku jatuh cinta dengan benar.
01 Agustus 2024
54 notes · View notes
kayyishwr · 5 months
Text
Teman
Hari-hari ini terasa betul perkara sirkel pertemanan. "Agama seseorang itu tergantung teman dekatnya" terkait ini ada ulasan menarik dari postingan sosial media instagram di akun @rizaputranto — tentu kita perlu membaca jurnal yg beliau sampaikan secara mandiri, utk mengonfirmasi
Beliau, yg dikenal sebagai peneliti menjelaskan adanya keterkaitan antara prefrontal cortex dengan lingkungan sosial.
Prefrontal cortex, bagian otak ini berhubungan dengan pemikiran diri. Sering disebut "personality center" dan banyak menganalisis input dari sekeliling. Sehingga menurut J Perso Socio 2020, kata beliau di captionnya, dengan siapa kamu menghabiskan waktumu akan menentukan perasaanmu terhadap diri kamu sendiri—apakah itu dengan kamu?😁
Yaps, dengan siapa kita berteman akan mempengaruhi bagaimana kita hidup sebagai seorang manusia, terutama dalam mengemban amanah sebagai hambanya Allah
Mencari teman yang ideal tidak akan mungkin kita temukan, karena begitu hakikat manusia, tapi paling tidak kita bisa mencari yang satu frekuensi
Ah, sebenernya agak sedikit rindu masa-masa sebelum menjalani kehidupan sebagai mahasiswa profesi.
"Emergency meeting" kami menyebutnya. Sebelum terpisah jarak dan kesibukkan, kami melakukannya di berbagai tempat; warmindo dekat kampus, angkringan pinggir jalan raya, kos tempat numpang tidur dan mandi, hingga restoran mewah yg tentu saja dibayar dengan uang awal bulan atau dibayari senior hahah
Apa yg kami bicarakan? Tentu beragam, dari mulai TOD saat bermain UNO hingga strategi bagaimana caranya kebaikan yang sudah diwariskan para senior bisa bertahan, minimal saat kami masih ada di kampus.
Selingan candaan yg random juga tidak terlewat semisal menertawakan konten dari twitter, ig, atau bahkan kelucuan kita masing-masing
Jujur agak kangen, tapi gengsi, namanya juga laki-laki
Tapi, begitulah, sirkel kita pada akhirnya bukan menghilang—semoga saja. Hanya saja semakin melebar, meluas, sehingga banyak yg pada akhirnya masuk dan menemani perjalanan kita
Pertemanan. Tidak perlulah membicarakan soal dia anak siapa, atau darimana, cukup yang membawa kita pada kebaikan dan satu frekuensi
Tidak malu membicarakan palestina di tongkrongan. Tidak malu mensyiarkan sholat tepat waktu di warung makan. Tidak malu membicarakan dakwah yang akan di dengar orang lain. Tidak malu untuk mengucap salam saat bertemu dan berpisah.
"Sekarang, aku juga mikirnya gitu yis. Yang penting satu frekuensi" begitu kata salah satu senior dokter iship yang aku temui di RSPA Boyolali
Ah iya satu frekuensi. Kita usahakan tetap berada dalam sirkel itu. Setidaknya jika tidak bisa membawa kebaikan, kitalah yg terciprat kebaikan itu
Oh iya, tentang mencari teman satu frekuensi, lagi-lagi, apakah itu kamu?
92 notes · View notes
ibnufir · 10 months
Text
Kalau nanti dilupain gimana?
Selepas ashar seorang kawan mengajak untuk naik ke sebuah pegunungan. Tidak terlalu tinggi memang dan masih bisa dijangkau oleh kendaraan.
Suasana di puncak cukup dingin dan hening.
Terdapat area hijau, yang membuat kami bisa bercengkrama dan membuka bungkusan makanan yang kami pesan sebelum berangkat.
Tak terasa mulai terdengar sayup-sayup kumandang adzan dari kejauhan. Kami pun bergeas untuk menunaikan sholat maghrib dengan perlengkapan seadanya.
Selepas maghrib, disaat langit sudah mulai gelap. Kami duduk termenung, hening dan benar-benar sunyi.
Terdengar lirih dari pemukiman, sepertinya dari speaker mushola. Suara lantunan ayat suci memecah keheningan.
"Kedengeran? " tanya kawanku.
"Iya mas"
"Coba deh bayangin di kuburan nanti kita tuh kaya gini"
"Maksudnya? " tanyaku penasaran
"Iya sepi seperti ini, sepi sekali. Bayangin sangkin sepinya di sini kita engga denger suara orang ngaji"
"Bayangin kalau suara sayup-sayup dari mushola itu, jika diibaratkan di kuburan, itu adalah doa orang-orang yang mendoakan kita"
"Kalau kita ternyata dilupain gimana? Engga ada yang doain?"
Tak terasa air mata mulai menggenang, jatuh dan menetes. Teringat orang-orang yang pernah begitu dekat.
Orang-orang tercinta yang telah berpulang lebih dulu.
Kalau bukan kita yang mendoakan, sehening apa tempat mereka sekarang?
—ibnufir
190 notes · View notes
edgarhamas · 11 months
Text
Pembuka Generasi Pembebasan
Edgar Hamas, (@cerita.edgar) Founder Gen Saladin
Ketika akun IG saya disegel Meta, entah kenapa saya malah merasakan sesuatu; kelegaan. Lega, karena ternyata apa yang saya tulis dan sampaikan ternyata digelisahkan.
Lalu saya senyum sendiri, membatin, "akun IG tumbang, bisa buat lagi. Tapi nyawa di Gaza yang hilang, tidak."
Tumblr media
Edgar Hamas ini bukan nama pena. Ia nama asli saya sejak lahir. Ia menjadi satu kebanggaan tersendiri buat saya sampai sekarang. Bagi Syaikh Ahmad Yasin sendiri, lahirnya H@mæs adalah sebuah penanda terbitnya generasi baru setelah 40 tahun zionazi bercokol di Palestina.
Beliau bilang, bahwa 40 tahun adalah fase yang dibutuhkan untuk mengganti generasi satu ke generasi selanjutnya. Syaikh Yasin tadabburi itu dari perjalanan Bani Israil dalam Al Qur'an, kala dihukum oleh Allah di Padang Tiih 40 tahun lamanya.
Setelah 40 tahun, apa yang terjadi?
Muncul generasi baru yang berbeda cara pandang dari yang lalu.
Jika yang dulu adalah generasi pengecut yang takut untuk masuk ke Palestina, maka generasi baru yang dipimpin oleh Yusya bin Nuun ini memutus rantai kepengecutan itu. Mereka membuka lembaran keberanian dalam sejarah.
Itulah mengapa Syaikh Yasin menggambarkan bahwa generasi umat ini akan terbagi menjadi 3 kali 40 tahun. Yang gelombang pertama adalah generasi yang merasakan awal penjajahan. 40 tahun kedua adalah perlawanan, dan generasi 40 tahun ketiga adalah "tahrir", pembebasan.
Jadi, yang kamu lihat hari-hari ini, adalah mukadimah bagi lahirnya generasi pembebasan, insyaallah. Sebab banyak pula analis, jurnalis hingga sejarawan yang mengatakan,
"dunia akan sangat berbeda antara sebelum gerakan Thufanul Aqsha (Badai Al Aqsha) dan setelahnya."
Kamu pun, merasakannya...
Umat ini tidak akan tidur selamanya. Ada sunnatullah bahwa segala sesuatu itu terus bergulir, dan sejarah pun membekali kita dengan contoh-contoh yang nyata. Pasukan Crusader tumbang, Mongol runtuh, Buwaih luruh. Zionazi? Bahkan mereka pun tahu umur mereka menuju senjakala.
Saya sering menyampaikan bahwa kita adalah generasi yang ada di persimpangan sejarah. Kita akan lihat "shifting" yang banyak. Yang dulu kuat, mulai sekarat. Yang dulu adidaya, kini mulai meminta-minta. Dan kau tahu tanda sebuah peradaban akan hancur?
Kezalimannya menjadi-jadi.
323 notes · View notes
kurniawangunadi · 6 months
Text
Hidup yang Sangat Tidak Terduga
Beberapa tahun terakhir, saat memasuki fase berumah tangga dan menjadi orang tua. Prioritas hidup bergeser, menjadi memahami kenapa di luar sana banyak yang bilang kalau makin dewasa atau setelah berkeluarga/jadi orang tua, circlenya semakin menyempit. Karena memang butuh fokus yang besar. Sampai mungkin tidak sempat untuk nongkrong seperti waktu-waktu muda kemarin.
Dan sebab begitu fokusnya kita sama hidup sendiri, sampai-sampai kita tidak memerhatikan apa yang terjadi di kehidupan sekitar kita, termasuk orang-orang yang pernah kita kenal di waktu sebelumnya. Kita hanya mendengar sedikit kabar tentang kapan dia menikah atau dia lagi kerja di mana, selebihnya kita tidak tahu. Tidak sempat mencari tahu, dan memang tidak ada keperluan untuk mengetahui.
Sampai waktu berlalu begitu saja, lima tahun terlewati, hingga sepuluh tahun berlalu. Saat anak-anak mulai memiliki dunianya yang bisa ia rancang sendiri. Kehidupan kita mulai terasa stabil. Kita mulai memerhatikan kehidupan di sekitar, berusaha mencari tahu kabar dari kawan-kawan lama.
Mereka sekarang tinggal dimana, sedang apa, siapa pasangannya, dan banyak hal lainnya. Berusaha kembali menyambung komunikasi dan silaturahmi. Memang, ternyata ada fasenya lagi untuk begitu.
Tapi di lain sisi, kita mungkin akan mendapati kabar yang tak pernah kita sangka. Mungkin ada yang telah meninggal lebih dulu, ada yang pernikahannya berakhir perceraian, ada yang tidak seorang pun tahu kabarnya, ada yang masih berjuang dengan dirinya sendiri, dan lain-lain. Setidakterduga itu kehidupan berlalu selama sepuluh tahun terakhir.
Terakhir kali sebelum fokus sama dunia sendiri, dulu sempat bertemu terakhir kalinya di meja-meja kafe membicarakan tentang masa dengan dengan optimis, terakhir mendengar kabarnya adalah kebahagiaan bersama orang yang akan jadi pasangannya, naik gunung bersama, diskusi di serambi-serambi masjid tentang impian, dan banyak sekali momen yang kuingat dengan baik, sebelum akhirnya memasuki fase baru yang menuntut prioritas dan fokus yang baru saat itu.
Tidak pernah diduga sama sekali. Kehidupan yang berputar di sekitar kita ternyata sebergejolak itu, hidup kita mungkin juga bergejolak, hanya saja tidak pernah menyangka bahwa di orang lain, gejolaknya adalah hal yang tak pernah kita pikirkan akan terjadi pada mereka.
Siapapun kamu yang membaca tulisan ini. Saat ini, hidup kita yang tak saling mengenal ini sedang berjalan di orbitnya masing-masing. Mungkin orbit kita tidak pernah beririsan, tapi aku selalu mendoakan, kita sama-sama berdoa semoga hidup yang sedang dijalani ini diberikan sakinah, diberikan keberkahan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Aamiin
157 notes · View notes
hellopersimmonpie · 5 months
Text
Sustain and Settled
Ngelihat data lifestyle orang indonesia yang mostly lebih besar dari gaji ngebuat gue mikir tentang mana yang lebih tepat antara:
Lifestyle lebih besar dari gaji
ataukah
Gaji tidak mencukupi untuk mendapatkan kehidupan yang layak sebagai manusia?
Di umur segini tentunya banyak banget tuntutan buat gue untuk "memikirkan masa depan" dan "settled". Lalu gue banyak diajari tentang investasi karena konon katanya pola pikir orang kaya itu lebih suka berinvestasi dibanding menghabiskan uang.
Ada banyak kejadian yang membuat gue berpikir bahwa gue baru bisa investasi ketika kebutuhan dasar gue sudah tercukupi. Kalau belum? Kita pada akhirnya harus memilih:
"Mau hidup nggak layak dan tetap menabung"
atau
"Hidup layak dan mencari penghasilan tambahan"
Sampai pada akhirnya gue pun berpikir lagi tentang mana yang lebih kita suka:
"Punya dua kerjaan atau satu kerjaan?"
Kalo sama-sama layak, jelas gue memilih satu. Apakah gue malas? Enggak. Gue lebih mikir bahwa tekanan tinggi nggak selalu menghasilkan intan. Bahwa rekreasi juga termasuk kebutuhan manusia. Bahwa membentuk relasi sekitar dengan sehat juga termasuk kebutuhan manusia.
Gue seneng banget kalo ditakdirkan kaya. Tapi keinginan utama gue ya sekedar hidup dengan baik. Itu aja cukup.
Dan gue ngerasa baru bisa mikir sendiri dan terlepas dari doktrinasi "pola pikir orang kaya" tuh ya setelah sekitar tiga tahun hidup dengan tenang. Gaji cukup dan nggak mikir hutang. Tentunya gue juga belajar menabung dan investasi. Tapi tujuan hidup gue bukan itu.
Yang gue sadari banget adalah sewaktu gue berada di dalam kesempitan, sudut pandang gue tentang kebutuhan tuh sempit banget. Dalam kondisi berhutang, gue mikir bahwa kebutuhan gue adalah uang. Maka gue harus kaya. Setelah terbebas dari hutang, gue berniat pengen menyenangkan diri sendiri. Gue mikir bakal belanja parfum mahal, staycation di hotel, dst. Karena dua hal tersebut gue tahan banget selama gue ada di dalam kesempitan.
Ternyata setelah gue bernafas lega, gue menyadari banget bahwa hal-hal tersebut hanyalah keinginan sesaat aja. Pada akhirnya yang gue pikirkan ya gimana hidup settled. Meskipun versi settled-nya ya beda dengan persepsi orang lain.
Orang lain mikir bahwa prioritas pertama gue adalah rumah dan KPR. Tapi buat gue yang masih single, rumah nggak masuk prioritas gue. Prioritas gue adalah hidup sehat. Maka gue membangun "infrastruktur" hidup sehat. Makan kalau nggak masak sendiri ya catering. Gue juga mulai ke dokter gigi sama ambil paket medical check up untuk memastikan badan gue sehat. Intinya prioritas gue adalah upgrade cara hidup. Dan alhamdulillah hidup gue udah much better dibanding beberapa tahun lalu. Tentunya trigger untuk stress tuh masih banyak. Tapi dengan tubuh yang lebih sehat dan hormon yang lebih seimbang, gue bisa menghadapi hal tersebut dengan baik.
Dan Ramadhan kemarin gue jadi belajar juga bahwa pas kuliah dulu tuh gue sering banget mentarget 2x - 3x khatam. Sampe kurang tidur. Karena di mata gue tuh target adalah titik awal. Sekarang mindset gue beda. Target adalah titik akhirnya. Jadi gue udah mikir based on prioritas. Target gue khatam 1x dan akan lebih bagus kalau 2x. Untuk bisa seperti itu, jauh sebelum ramadhan udah nyiapin kerjaan biar nggak berantakan pas waktunya dipake untuk memenuhi target. Tercapai? Khatam 1 x + 20 juz. Pekerjaan aman. Tapi mens berantakan karena menunya ikutan berantakan. And that's very okay karena gue sendiri juga jadi belajar bahwa menu makan pun perlu ikut dijaga. Semoga ramadhan ke depan jauh lebih baik.
Tentunya gue ga tiba-tiba berubah jadi control freak yang semuanya jadi serba terstruktur. Tapi lebih ke "Misal target ga tercapai, bagian mana dari diri gue yang perlu gue perbaiki pelan-pelan nantinya?". Karena membentuk lifestyle itu proses yang pelan. Gue memahami itu.
Di sisi lain gue juga jadi mikir sih bahwa selama ini kita tuh diburu-buru nikah. Tanpa ada yang nanya:
"Kita punya trauma apa?"
"Apa yang perlu dibersihkan dalam diri kita?"
Karena trauma bonding itu real. Dan beberapa trauma membuat kita nggak bisa membentuk hubungan sehat dengan orang lain. Sehingga kita harus terjebak dalam pernikahan yang membawa mudharat.
Ada baiknya kita belajar encourage diri sendiri bahwa jika kita punya riwayat pola hubungan yang tidak sehat, datanglah ke psikolog. Investasikan uang untuk itu. Biar kalau kita memutuskan untuk berkeluarga, keluarga kita tuh sehat.
Manusia tuh memang nggak ada yang seratus persen cocok. Tapi interaksi dua individu yang mentalnya sehat tuh akan saling memperkaya.
Umur ideal menikah versi BKKBN adalah 25 tahun bagi laki-laki. Sementara bagi perempuan tuh 21 tahun. Gue di usia segini malah mikir bahwa beberapa orang memang baru siap untuk memulai hubungan sehat di usia 30-an. And that's very okay.
Selama kecil gue belajar bahwa peningkatan kualitas hidup bisa dilihat dari rumah dan kendaraan yang kita punya. Tapi pandangan gue sekarang berubah jauh. Jiwa yang semakin matang dan pikiran yang semakin jernih adalah peningkatan kualitas hidup yang sesungguhnya :)
101 notes · View notes
andromedanisa · 6 months
Text
aku menangis sendiri dalam lelah, dalam sepi, dalam-dalam. aku menangisi sesuatu yang entah mungkin belum aku miliki atau aku menangisi atas penyesalan terhadap sesuatu yang telah kumiliki. aku tak paham..
bulan Ramadhan, bulan dimana seharusnya ku sibukkan diriku dengan melakukan ibadah dan ketaatan kenyataannya aku disibukkan dengan sesuatu yang akan hilang sewaktu-waktu (perihal dunia). aku yang paham bahwa aku tak seharusnya demikian namun tetap saja tak beranjak dari tempatku sekarang.
ada apa dengan diriku ya Allaah, mengapa aku bisa sejauh ini dariMu. setiap hari aku mencoba untuk memahami diriku namun aku tak pernah menemukan diriku dengan versi yang lebih tenang, lebih membahagiakan. aku selalu sibuk membereskan airmata yang selalu jatuh agar tak diketahui dunia. sekali lagi aku disibukkan dengan perkara dunia yang sewaktu-waktu bisa hilang kapan saja.
bulan Ramadhan ini aku merasa sangat lelah sekali, sekadar berdiri dengan kedua kakiku saja rasanya tak sekuat dulu. kala mengingat itu aku kembali menangis. rupanya aku pernah sangat bersemangat kala menujuMu. mempelajari ilmu untuk mendekatkan diriku kepadaMu. kini rasanya hampa terlebih banyak lelah. benar, dunia begitu melelahkan sekali..
kini, aku mencoba mengulang kembali perjalananku. meski tertatih aku mencoba meyakinkan diriku kembali bahwasanya ampunanMu sungguh luas dan terbuka untukku. dalam doaku, hanya meminta ampunanMu saja. "Allaah, ampuni aku, ampuni aku, kasihanilah aku."
doa itu mampu menembus relung hatiku yang telah lama jauh dariMu. aku menangis kembali setiap kali aku mengulang doa-doaku. ampuni aku, ampuni aku, kasihanilah aku. bagiku, bila Engkau telah mengampuniku, aku merasa sangat begitu ringan kala aku menjalani hidupku. kala Engkau mengasihaniku, aku merasa sangat begitu lapang dan tenang dalam menjalani kehidupanku.
setiap hari aku selalu berpikir, "apa peranku, apa yang bisa aku perbuat, mengapa aku hanya seperti ini saja setiap harinya. mengapa tidak begini, mengapa tidak begitu." pertanyaan-pertanyaan itu selalu mengulang setiap waktu dalam kepalaku. dan kini, aku mencoba untuk melepaskan semuanya. aku ingin kembali dalam keadaan tenang. dan Ramadhan adalah momentum terbaik untuk melepaskan dan memulangkan semua kekhawatiran.
aku menanamkan dalam diriku, biar Allaah yang tentu jalan hidupku, biar Allaah yang mengatur baiknya nanti bagaimana. sebab kala aku menginginkan ini dan itu dan tak berjalan sebagaimana, aku merasakan lelah dengan begitunya.
Allaah, aku menulis dengan begitu panjang sekali. keluhanku terlalu banyak untuk ukuran diriku. ampuni aku, ampuni aku, kasihanilah aku. sungguh ya Allaah, kala dibulan ini bulan dimana semua kebaikan dilipat gandakan dan ampunan terbuka lebar. maka sungguh merugikan diri ini jika aku tak mendapatkan ampunan dariMu.
Allaah, tolong aku. jangan tinggalkan aku. aku mencari banyak jawaban dari semua pertanyaanku, maka disaat itulah dunia berpaling sejauh-jauhnya meninggalkanku. rupanya aku salah menaruh sesuatu yang sedari awal memang semu dan rapuh.
wahai diri, tak ada kata terlambat untuk kembali kepada ampunan Allaah. kembalilah dengan seluruh perasaanmu, letakkanlah semuanya sesuai dengan tempat semestinya. jangan khawatirkan apa-apa yang bukan menjadi ranahmu, sayang. sebab kau sudah merasakannya bukan? bahwasanya semua itu sangat melelahkan bagimu.
kembalilah dengan apa yang tersisa pada dirimu saat ini, sebelum terlambat, sebelum dirimu menyesal telah berakhir semuanya. mulai saat ini paksalah dirimu untuk tidak mencintai atau menaruh dunia pada hatimu. melepaskan itu sulit tapi hidup dalam keadaan lelah setiap harinya sebab dunia untuk sungguh akan menguras dan merugikan dirimu. melembutlah wahai diri, melembutlah..
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى
Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni.. (artinya: Ya Allah, Engkau Maha Memberikan Maaf dan Engkau suka memberikan maaf—menghapus kesalahan–, karenanya maafkanlah aku—hapuslah dosa-dosaku–)
ya Allaah, aku pulang menuju ampunanMu tak mengapa kan? belum terlmbatkan? maka terimalah aku, ampunilah aku, ampunilah aku ya Allaah..
110 notes · View notes
penaimaji · 1 year
Text
Duniaku yang Berubah
Menjadi ibu yang punya sedikit teman, kini bukan masalah buatku. Manusia memang dinamis, akan berubah-ubah seiring berjalannya waktu. Sedang berada di fase bersama teman-teman yang ada saja.. dan belum mau nambah
Setelah trauma dengan sebagian kecil pertemananku sebelum pindah ke Jakarta, aku lebih menutup diri dan sekadarnya aja. Meski sedikit, tapi efeknya luar biasa. Padahal yang baik juga banyak sekali, lho
Kini Allah beri rezeki langka, yaitu ketenangan hati. Aku menjadi tegas membentuk boundaries, lalu merawat yang ada
Nggak apa-apa.. pahala dan kebaikan tidak harus melakukan ina inu yang muluk-muluk. Kita hanya perlu merasa cukup. Cukup berbuat baik dan ikhlas beramal, beribadah dan ikut kajian dengan khusyu', memprioritaskan keluarga, liburan tipis-tipis, juga tidak mengusik orang lain
Melakukan hal-hal yang bermanfaat, tidak harus dilihat banyak orang. Mulai meminimalisir update story, ya hanya ingin menjaga saja
Dalam kehidupan ini, akan ada banyak cerita bahagia maupun luka silih berganti. Manusia kalau sekiranya perlahan menjauh dari Pencipta, akan selalu ada goncangan-goncangan yang membuatnya kembali. Berbaiksangkalah, maka Allah juga akan sesuai dengan prasangka hamba-Nya
Jakarta, 26 Agustus 2023 | Pena Imaji
237 notes · View notes
arumpuspa29 · 2 months
Text
Lebih Mudah.
Ada suatu titik ketika hidup kita akan berada di sebuah titik yang belum pernah kita lalui sebelumnya. Titik-titik yang sulit dan rumit, yang agaknya tak kita kuasai sedikitpun.
Akan ada masanya kita menjalani sebuah peran yang bagi kita teramat berat di permulaannya. Entah peran yang dimulai dari rumah, tempat menimba ilmu, tempat kerja, atau pada skala lain yang lebih besar dan lebih luas manfaatnya.
Di suatu waktu di masa depan sana, kita akan menghadapi sebuah permasalahan keruh yang sulit kita jernihkan. Masalah yang kadang membuat kita lupa untuk kembali pada pondasi kokoh yang mendasari segala jawaban di muka bumi ini.
Dan akan tiba saatnya, kita akan mulai mengemban amanah-amanah berat yang baru. Amanah-amanah yang mungkin akan terlalu berat kita pikul sendirian.
Oleh karenanya, bersamailah seseorang yang membuatmu merasa lebih mudah melewati fase demi fase pendewasaanmu. Seseorang yang dengannya kamu lebih mudah meningkatkan iman dan ketaqwaan. Yang dengannya lebih mudah untuk mengingat-ingat kebaikan.
Temukan seseorang yang juga mampu membersamaimu untuk bisa lebih mudah merenda syukur dan merajut sabar. Seseorang yang membuatmu lebih mudah berbagi teduh. Seseorang yang bersamanya, membuatmu lebih mudah untuk menguatkan diri meski barangkali ada hal pelik yang perlu kamu selesaikan.
Karena pada akhirnya, hidup tak mungkin tanpa masalah. Kita tak sedang berlayar di lautan mati yang tanpa ombak dan karang. Kita tak sedang melaut yang tanpa badai dan angin kencang. Entah apa yang nantinya lebih dulu menerjang, semoga kita masih sempat untuk mengusahakan sekuat mungkin untuk berpegang pada tali-Nya.
Namun, sebelum itu semua, pertama-tama mari kita buat diri kita untuk lebih mudah membuka mata hati untuk menerima nasihat-nasihat kebaikan. Mari buka pintu itu lebar-lebar tiap kali hidayah mengetuk. Persilakan mereka masuk dan jamu sebaik mungkin. Jangan hanya tunggu, tapi mari kita hampiri selangkah demi selangkah. Buat diri kita lebih mudah untuk meminta dan memberi maaf, juga berterima kasih. Dengan itu, kelak kita juga akan membuat siapapun seseorang itu jadi lebih mudah untuk membimbing dan mengarahkan.
Aamiin.
(Semarang, 22 Juli 2024. 20:35. Baru tiba di kamar kos. Sebuah tulisan untuk diri sendiri yang buru-buru dituang dari kepala karena terlintas pas lagi perjalanan motor ke kosan. Terinspirasi dari percakapan dan nasihat tak terduga dari bapak penjaga parkir di pertigaan Masjid Agung Pandanaran. Terimakasih bapak!)
36 notes · View notes