Tumgik
#agama bangsa arab sebelum islam
chillinaris · 10 months
Text
Cara menjawab tuduhan Zionis yang tidak berdasar. Lakukan ini agar perjuangan melawan propaganda Zionis semakin efektif.
Para Zionis seringkali menyebarkan informasi Sejarah palsu demi kepentingan mereka. Hal ini mereka lakukan semata-mata untuk mendapatkan dukungan internasional.
Sebagai ideologi yang lahir dari ketertindasan bangsa Yahudi di Eropa, Zionisme memposisikan diri mereka sebagai korban yang berhak untuk bertarung dan menindas orang lain agar mereka tidak ditindas.
Dengan demikian, mereka sering memakai protes internasional terhadap Israel sebagai kesempatan untuk membuktikan diri mereka sebagai korban, bukan penindas.
Ini beberapa jawaban yang kami rangkum untuk melawan propaganda Zionis. Silakan disebarkan seluas-luasnya tanpa perlu takut dikekang oleh hak cipta.
"Kalian benci orang Yahudi dan ingin memusnahkan orang Yahudi!" Tidak, kami tidak membenci orang Yahudi. Faktanya, banyak orang Yahudi yang mengambil posisi ANTI TERHADAP ZIONISME.
"Mendukung Palestina merdeka sama dengan mendukung Holokaus!" Tidak ada hubungannya antara perjuangan kemerdekaan Palestina dengan Holokaus. Sebelum berdirinya negara Palestina, keturunan Yahudi hidup berdampingan relatif damai bersama pemeluk agama Islam dan Kristen.
"Wahai, orang Kristen! Ingat ayat Bilangan 24:9, mendukung Palestina sama dengan mengutuk Israel!" Mendukung Palestina agar merdeka sepenuhnya tidak sama dengan mengutuk Israel karena saat ini Israel lah yang kerap melakukan agresi ke wilayah Palestina.
"Hamas itu teroris!" Hamas lebih cocok disebut sebagai pasukan gerilya, bukan teroris. Mereka lebih mirip Viet Cong daripada Al-Qaeda.
"Hamas membunuh rakyat sipil!" Pembunuhan terhadap rakyat sipil memang tidak bisa dibenarkan. Namun tentara Israel lebih banyak membunuh orang sipil yang tidak bersenjata dan terbukti telah melakukan banyak kejahatan perang.
"Ah, kalian mendukung Palestina hanya karena kesamaan agama, bukan?" Faktanya, perjuangan kemerdekaan Palestina juga mengikutsertakan elemen agama lain, seperti Kristen, Druze, bahkan Yudaisme.
"Tuh negara-negara Arab juga menormalisasi hubungan dengan Israel, kok!" Negara Arab bukan tolak ukur perjuangan kemerdekaan Palestina. Faktanya dalam Sejarah, negara-negara Arab seringkali mengkhianati Palestina demi kepentingan mereka.
"Orang Arab juga bagian dari Israel! Orang Arab Palestina seharusnya bergabung saja dengan Israel." Anggota Knesset keturunan Arab hanya berjumlah 10 orang dari 120 kursi, tidak sampai 10%. Suara orang Arab di Israel seringkali dikucilkan.
"Dalam Sejarah, orang Islam sangat membenci Yahudi!" Saat Andalusia masih berada di bawah kekuasaan dinasti Islam, banyak cendekiawan Yahudi yang berhasil mengembangkan karya-karya berpengaruh.
"Kalian memakai banyak hasil penemuan orang Yahudi!" Sekali lagi, yang kami lawan adalah Zionisme, bukan orang Yahudi.
"Hamas sangat kejam! Mereka memenggal bayi!" Ketika kita menuduh seseorang, kita lah yang harus menyediakan BUKTI, bukan orang yang kita tuduh.
Selamat berjuang dan kalau ada tambahan, silakan ditambahkan! Terima kasih. Palestina merdeka! 🇵🇸
Source: Neo Historia Indonesia, X: @neohistoria_id
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
4 notes · View notes
panphila-filosofi · 11 months
Text
Palestina : Antara Tanah Perjanjian dan Konsekuensi Poligami Abraham
Tumblr media
Nabi Ibrahim dalam bahasa Ibrani (Hebrew) disebut Abraham. Beliau berasal dari negeri Babilonia wilayah Selatan Mesopotamia kuno atau kini negara Irak. Abraham mempunyai dua istri. Istri pertamanya yaitu Sarah berasal dari Palestina, dan istri keduanya yaitu Hagar (Hajar) berasal dari Ethiopia, Afrika Timur.
Sarah terlambat memiliki anak. Hagar mendahuluinya mempunyai putra yaitu Ismael. Setelah itu barulah Sarah mempunyai putra yaitu Isaac (Ishak). Dari Ismael tidak ada menurunkan para Nabi kecuali Nabi Muhammad. Sementara dari Isaac banyak menurunkan para Nabi khususnya Nabi-Nabi yang berasal dari Israel. Adapun Israel nama lain dari Yakub, dalam bahasa Ibrani disebut Israel, dalam bahasa Arab disebut Yakub. Dari Israel alias Yakub menurunkan para Nabi diantaranya Yusuf, Yunus, Ali-Imran, Harun, Musa, Daud, Sulaiman, Ilyas, Ilyasa, Zakaria, Yohanes Pembaptis (Yahya), dan Yesus (Isa). Kesemuanya merupakan keturunan Yakub atau Israel, dari jalur Isaac (Ishak) putra kedua Abraham (Ibrahim) dari istri pertamanya Sarah yang berkebangsaan Palestina. Adalah wajar jika umumnya bangsa Israel lebih memuliakan Sarah dan umat Islam umumnya lebih memuliakan Hagar (Hajar). Namun perlu disadari bahwa keduanya adalah istri Abraham dengan tentunya mempunyai kelebihan dan keterbatasannya masing-masing.
Adapun yang dijanjikan atau diberikan tanah oleh Allah di Palestina adalah Abraham, bukan Israel (Yakub). Karena ketika Allah menjanjikan tanah tersebut kepada Abraham, Israel belum ada. Justru Israel adalah keturunan Sarah, orang Palestina. Di zaman kuno Palestina bernama tanah Kana'an dan yang mendiaminya disebut bangsa Kana'an. Dengan kata lain, bangsa Kana'an/ Palestina kuno lebih dulu ada sebelum Israel. Dalam perspektif Alkitab, tanah Palestina diperuntukkan untuk seluruh keturunan Abraham (Kejadian13:14-17). Berarti tidak terbatas pada keturunan Abraham dari Sarah istri pertamanya saja, melainkan juga keturunan Hagar istri keduanya. Artinya sebenarnya tanah tersebut milik perjanjian tiga agama alias agama Abrahamik : Yahudi, Kristen, Islam.
Perang Israel-Palestina bagaikan perseteruan dua istri Abraham. Sarah dibela oleh kelompok Yahudi-Israel dan Hagar dibela oleh kelompok Muslim-Palestina. Keduanya berselisih atas kepemilikan tanah Palestina. Masing-masing mengklaim Palestina sebagai tanah leluhur mereka, terlebih Israel yang paling ngotot terhadap kepemilikan tanah itu, karena merasa Sarah adalah yang paling superior sebagai istri pertama Abraham. Seharusnya jika antar umat beragama ini saling menginsyafi bahwa sejarah genetik agama mereka berasal dari kakek moyang yang sama yaitu Abraham, maka kecil kemungkinan terjadinya konflik.
Hudhurul Qolby Panphila
08 November 2023
0 notes
aldisaputtraa · 1 year
Text
Raja-raja di Hirah
Sepeninggal Iyas, Kisra mengangkat seorang penguasa di Hirah dari bangsa Persia yang bernama Azazbah yang memerintah selama 17 tahun (614-631 M). Pada tahun 632 M, tampuk kekuasaan di sana kembali dipegang oleh keluarga Lakhm. Di antaranya adalah Al-Mundzir bin An-Nu'man yang dijuluki dengan "Al-Ma'rur." Umur kekuasaannya tidak lebih dari 8 bulan, sebab kemudian berhasil dikuasai oleh pasukan Muslimin di bawah komando Khalid bin Al-Walid.
Raja-raja di Syam
Pada masa Arab banyak diwarnai perpindagan berbagai kabilah, maka suku-suku Qudha'ah juga ikut berpindah ke berbagai daerah di pinggiran Syam dan mereka menetap di sana. Mereka adalah Bani Sulaih bin Halwan. Mereka dimanfaatkan bangsa Romawi sebagai tameng untuk menghadapi gangguan orang-orang Arab dan sekaligus sebanyak benteng pertahanan untuk menghadang bangsa Persia. Karenanya, bangsa Romawi mengangkat seorang raja dari suku ini dan kepemimpinannya berlangsung hingga beberapa tahun. Raja mereka yang terkenal adalah Ziyad bin Habullah. Dan bertahan hingga sejak awal abad kedua Masehi hingga akhir abad tersebut. Setelah kedatangan suku Ghassan yang mengalahkan Dhaja'amah. Bangsa Romawi mengangkat mereka sebagai raja bagi semua bangsa Arab di Syam. Ibukotanya adalah Daumatul Jandal. Suku Ghassan berkuasa sebagai kaki tangan kaisar Romawi, hingga meletus perang Yarmuk pada tahun 13 H. Raja mereka yang terakhir, jabalah bin Al-Aiham, memeluk agama Islam pada masa Amirul Mukminin Umar bin Al-Khaththab.
Kekuasaan Di Hijaz
Ismail berkuasa di Mekkah dan mengurus Ka'bah selama hidupnya. Beliau meninggal pada usia 137 tahun. Selanjutnya, dua putranya menggantikan kedudukannya secara berurutan, yaitu nabat dan Qaidar. Ada yang berpendapat sebaliknya, yakni Qaidar lebih dahulu setelah itu Mudhadh bin Amru Al-Jurhumi. Dengan demikian kepemimpinan Mekkah beralah ke tangan orang-orang jurhum dan terus berada di tangan mereka. Anak-anak Ismail merupakan titik pusat kemuliaan, sebab ayahnya yang telah membangun Ka'bah, namun mereka tidak mempunyai kewenangan memerintah sama sekali.
Seiring dengan perjalanan waktu, kedudukan anak cucu Ismail terus mengalami kemerosotan, hingga keberadaan Jurhum bertambah lemah dengan kemunculan Nebukadnezar. Zaman Ismail diperkirakan berlangsung pada dua puluh abad sebelum Masehi.
0 notes
umrohhajiplus3 · 1 year
Text
Mengenal Negara Arab Saudi - UMROH & HAJI PLUS
Tumblr media
Umroh Haji Plus
Arab Saudi yang dewasa ini berbentuk negara kerajaan adalah negeri yang miliki catatan histori panjang perihal asal usul manusia. Di negeri inilah nenek moyang pertama manusia atau Nabi Adam AS hingga Nabi paling akhir Muhammad SAW hidup dan jalankan tugas-tugas syiar Islamnya. Sejarah manusia menyebutkan bahwa di Arab Saudi inilah tempat bertemunya Nabi Adam dan Siti Hawa yakni di Padang Arafah (Jabal Rahmah) sehabis berpisah di bumi ini selama 200 (dua ratus) tahun.
Umroh Haji Plus
Para Sejarawan Barat maupun Timur menulis bersama dengan tinta emas bahwa Nabi Muhammad SAW secara benar-benar fantastis sukses menyebarkan agama Islam ke semua benua. Mulai berasal dari Iraq, Suriah, Libanon, dan Palestina di Jazirah Arab, sesudah itu ke Mesir, Maroko, Sudan di Afrika, selanjutnya ke Spanyol di Eropa, hingga ke India, Pakistan, Uzbekistan, Tajikistan dan China di Asia. Akhirnya ke Samudera Pasai di Aceh, Indonesia. Nabi Muhammad SAW dikagumi oleh pakar peristiwa dunia dikarenakan didalam tempo yang amat singkat, kurang berasal dari dua dasawarsa, risalah dan ayat Tuhan yang disampaikannya dapat menyebar ke semua benua.
SAUDI KINI. Sampai abad ke-19 di Arab Saudi tidak ada kekuasaan yang terlalu kukuh. Diantara sekian banyak keemiran (kerajaan) di Saudi, yang paling menonjol dan bertahan lama adalah Dinasti Sa’ud yang pada abad ke-14 telah menguasai keemiran di Dariyah, dekat kota Riyadh sekarang.
Pada abad ke-17, Dinasi Sa’ud menjadi meluaskan wilayahnya sedikit demi sedikit, supaya pada awal abad ke-18 mereka udah bisa menguasai Mekkah dan Madinah, dua kota suci terutama bagi umat Islam.
PEMERINTAHAN. Arab Saudi adalah negara kerajaan (monarki) yang didasarkan pada “Syariat Islam” agar semua sendi hukum dan ketetapan tata usaha pemerintahannya dilangsungkan berdasarkan hukum dan Undang-Undang Islam.
SYARI’AH. Terdapat sebuah badan yang berwenang memicu segala keputusan untuk ketertiban masyarakat. Beberapa aturan khusus dibikin bersama Dekrit Raja yang melakukan tindakan tidak saja sebagai pelaksana eksekutif, tetapi sekaligus juga pembuat undang-undang (legislatif). Karena itu, tak hanya punya kedudukan sebagai Kepala Negara di dalam pemerintahan, raja berperan terhitung sebagai Imam atau Pemimpin Agama.
PEMERINTAHAN DAERAH. Kerajaan Saudi terdiri berasal dari sejumlah provinsi yang dipimpin oleh seorang Gubernur. Setiap Gubernur dibantu oleh Dewan Daerah yang anggotanya pada lain para Kepala Suku. Disamping sebagai dewan daerah, kepala suku juga merangkap sebagai walikota.
Untuk mobilisasi kekuasaan kehakiman, diangkat seorang Qadhi (hakim) mengepalai Badan Pengadilan. Kekuasaan Qahdi cuma terbatas pada persoalan hukum dan peraturan yang dikeluarkan oleh kerajaan.
PETRO DOLLAR. Sebelum minyak ditemukan, Arab Saudi adalah negeri yang relatif tetap terbelakang. Rakyat pada kebanyakan terdiri berasal dari petani miskin atau penggembala yang hidup berpindah-pindah. Namun, sejak minyak ditemukan pada th. 1933, kehidupan bangsa ini terasa bangkit. Karena “Kaya Minyak” Arab Saudi dijuluki negeri “Petro Dollar”.
JAMAAH HAJI. Disamping minyak dan industri, sumber pendapatan Arab Saudi yang terlampau perlu lainnya tentu saja berasal berasal dari “Jamaah Haji” yang tiap tiap pas berkunjung menunaikan Ibadah Haji dan Ibadah Umrah. Berkat kekayaan yang dimilikinya, Arab Saudi banyak menopang keperluan Islam di semua dunia.
OBJEK WISATA. Arab Saudi punyai objek wisata yang benar-benar beragam, menawan, dan tak kalah menarik dibandingkan bersama dengan objek wisata di negara gurun pasir lainnya. Umpamanya di Pegunungan Asir, disana terdapat Taman Nasional bersama koleksi Flora dan Fauna khas pegunungan gurun. Tentu saja berkat iklim sejuknya yang cocok bagi keragaman Hewan dan Tumbuhan setempat yang khas gara-gara situasi geografisnya yang tidak sama bersama dengan area lain diseluruh Arab Saudi.
1 note · View note
blogalloh · 2 years
Text
Alhamdulillah Alloh Maha Beri Keselamatan. Jauhi Semua Syirik Selama Hidup, Insya Alloh Rumah Tangga Selamat Dunia Akhirat. #Dakwah #Islam
Tumblr media
Quran Surat Qaf Ayat 13 وَعَادٌ وَفِرْعَوْنُ وَإِخْوَٰنُ لُوطٍ Arab-Latin: Wa 'āduw wa fir'aunu wa ikhwānu lụṭ Terjemah Arti: Dan kaum Aad, kaum Fir'aun dan kaum Luth, Alhamdulillah Alloh Maha Beri Keselamatan. Jauhi Semua Syirik Selama Hidup, Insya Alloh Rumah Tangga Selamat Dunia Akhirat. Tafsir Quran Surat Qaf Ayat 13 12-14. Sebelum orang-orang musyrik dari Quraisy, kaum Nuh,-orang yang mendiami sumur, kaum Tsamud, Ad, Fir’aun, kaum Luth, penduduk Aikah kaum Syu’aib dan kaum Tubba’ al-Himyari. Mereka semuanya mendustakan utusan-utusan Allah kepada mereka, maka menjadi pasti ancaman Allah atas mereka yang sebelumnya Dia ancamkan karena kekafiran mereka. Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia 13. Kaum 'Ād, Fir'aun dan kaum nabi Lūṭ juga telah mendustakan. Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram) 13. وَإِخْوٰنُ لُوطٍ (dan kaum Luth) Yakni kaum yang kepada mereka diutus nabi Luth, yang merupakan menduduk kota Sodom dan Umurah yang terletak di negeri Palestina. Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah 13. Begitu juga Kaum ‘Aad yang merupakan kaumnya nabi Hud, Fir’aun yang menjadi raja Mesir dan kaumnya, dan kaum nabi Luth, mereka itu mendustakan hari kebangkitan Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah Begitu juga kaum Ad yang mendustakan nabi mereka Hud, begitu juga Firaun yang mendustakan beserta kaumnya, Musa. Begitu juga kaum Nabi Luth yang mendustakan mereka. An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi 12-14. Orang-orang dari kalangan beberapa umat sebelum mereka telah mendustakan para rasul mereka yang mulia dan para nabi mereka yang agung seperti Nabi Nuh yang didustakan oleh kaumnya, kaum Tsamud yang mendustakan Nabi Shalih, kaum ‘Ad yang mendustakan Nabi Hud, kaum nabi Luth yang mendustakannya, kaum Aikah yang mendustakan Nabi Syu’aib, kaum Tubba’ (para raja Yaman yang pada masa lalu sebelum Islam) juga mendustakan para rasul yang diutus oleh Allah kepada mereka, hanya saja Allah tidak memberitahukan kepada kita siapakah para rasul yang diutus ke kaum Tubba’ itu dan siapakah Tubba’ itu, karena –wallahu a’lam- hal itu sudah masyhur di kalangan bangsa Arab, khususnya peristiwa-peristiwa besar seperti ini. Mereka semua mendustakan para rasul yang diutus oleh Allah kepada mereka sehingga mereka pantas menerima ancaman serta hukuman dari Allah. Kalian wahai orang-orang yang mendustakan Rasulullah, tidaklah lebih baik dari mereka, para rasul mereka juga tidak lebih mulia di sisi Allah dari rasul kalian. Untuk itu waspadalah terhadap kejahatan mereka agar kalian tidak tertimpa azab yang menimpa mereka. Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H Dan demikian juga kaum 'ad, yakni kaum nabi hud, kaum fir'aun, yang ditenggelamkan dalam laut, dan kaum lut, yang diporakporandakan pemukiman mereka akibat merajalelanya homoseksual di kalangan mereka, 14. Dan (juga) penduduk aikah, yaitu kaum nabi syu'aib, serta kaum tubba', yaitu penduduk negeri yaman, juga dibinasakan Allah. Semua-Nya telah mendustakan rasul-rasul maka berlakulah ancaman-ku atas mereka. Referensi: https://tafsirweb.com/9819-quran-surat-qaf-ayat-13.html بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم – قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid. Allâhumma-ghfir liummati sayyidinâ muhammadin, allâhumma-rham ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-stur ummata sayyidinâ muhammadin. Allahumma maghfiratuka awsa’u min dzunubi wa rahmatuka arja ‘indi min ‘amali. Alhamdulillah Alloh Maha Beri Keselamatan.
Jauhi Semua Syirik Selama Hidup, Insya Alloh Rumah Tangga Selamat Dunia Akhirat.
1 note · View note
muksalmina · 2 years
Text
Huruf Lampau Aceh Senasib dengan Turki
Oleh Tuanku Muksalmina
Tumblr media
Hari Aksara Internasional (HAI) yang diperingati setiap tanggal 8 September memiliki pesan penting akan pengentasan terhadap angka buta huruf yang dialami oleh sebagian penduduk di seluruh dunia. Namun di sisi lain juga bertujuan untuk menyoroti seberapa banyak keaksaraan yang masih tersisa. Hal ini tidak terlepas dari punahnya aksara tertentu pada masa kini, maupun yang telah menyusut penggunaannya dalam masyarakat. Walau masyarakat tersebut masih eksis sampai saat ini. Semisal Aceh dan Turki.
Sebagaimana diketahui bahwa Turki sebelum menjadi republik (1923) atau tepatnya masa Ottoman, menggunakan huruf Arab gundul dalam penulisannya. Penggunaan huruf Latin baru, berlangsung semenjak nasionalisasi oleh kaum Turki Muda yang dipimpin Mustafa Kemal, yang digelari Ataturk (bapak Bangsa Turki).
Segala hal yang berkaitan dengan Imperium Ottoman yang pernah sangat digdaya pada masanya, dihapuskan dan diganti dengan yang digunakan orang barat atau Eropa, yang dianggap sebagai simbol kemajuan peradaban. Unsur-unsur Arab-Persia dilikuidasi. Dianggap kemunduran dan ketertinggalan. Tak terkecuali kumandang azan pun sejak 1932 ikut “di-modern-kan” dengan bahasa Turki. Hanya bacaan salat yang gagal. Azan, salah satu hal yang paling sakral dan sudah incraht dalam Islam ini baru berangsur “pulih” kembali setelah tahun 1950an (Adian Husaini, Wajah Peradaban Barat: dari Hegemoni Kristen ke Dominasi Sekular-Liberal, 2005, hal. 273)
Setelah masa Ottoman berakhir, hanya huruf Latin yang dikenal dan digunakan dalam penulisan resmi di Turki hingga hari ini. Sekulerisme Turki saat ini memang tak setajam dulu. Kendati demikian, huruf Arab sudah menjadi sejarah. Atau cukup menjadi konsumsi para sejarawan dan para peminat sejarah.
Seperti Turki, Aceh pun demikian. Jika di Turki huruf Arab diganti karena ada proses “pemaksaan” atas nama “nasionalisasi”. Di Aceh pergantian berlangsung secara “natural”. Proses penggiringan alamiah dan perlahan-lahan ini juga ada kontribusi dari antropolog kenamaan Belanda , yang berseragam militer dan sering menyamar dalam jubah Islam, Christiaan Snouck Hurgronje. Ia menulis bahasa Aceh yang dipelajari kata-per-kata dalam huruf Latin. Yang menjadi acuan para penulis bahasa Aceh di kemudian hari. Snouck sebenarnya tahu bahasa Aceh masa itu ditulis dalam aksara Arab Jawi. Tapi dia memilih untuk me-latin-kannya.
Harus diakui memang ada sisi positif apa yang dilakukan oleh Snouck. Karena banyak kosakata yang ditulisnya masa itu telah jarang ditemukan dalam pengucapan masyarakat Aceh sekarang. Sehingga hanya dapat ditemukan dalam literatur yang ia tulis. Tetapi propaganda Snouck memang jitu. Tingkat keberhasilannya tinggi. Bahasa Aceh dalam aksara Arab Jawi hampir tak pernah ditemukan penggunaannya kini. Kecuali dalam arsip sejarah dan kitab-kitab panduan belajar agama Islam yang tersebar di pelbagai dayah (pesantren) di Aceh. Itu pun bahasa Melayu. Yang berbahasa Aceh telah tersimpan “rapi” dalam lemari-lemari sejarah.
Bahasa Melayu pada masa itu memang merupakan alat komunikasi dalam membangun relasi di beberapa wilayah Asia Tenggara. Khususnya antar-sesama umat Islam. Ulama Aceh yang berdakwah ke beberapa wilayah yang kini dinamakan ASEAN, juga menggunakan bahasa tersebut. Termasuk dalam hal menulis kitab-kitab yang masih digunakan sampai sekarang.
Akan tetapi walau bahasanya Melayu, aksara yang digunakan berakar dari abjad Arab Jawi yang telah lama digunakan di Aceh. Peran ulama-ulama ini pula yang memperkenalkan penggunaan aksara Arab Jawi di pelbagai wilayah di Asia Tenggara yang dihuni umat Islam. Wakil gubernur Aceh, Nova Iriansyah, dalam pembukaan rapat kerja Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) 2017, juga ikut menyampaikan hal serupa. Bahwa Aceh lah melalui ulama-ulama yang berdakwah, memperkenalkan penggunaan aksara Arab Jawi (goaceh.co, 23/8/2017).
Selain itu, ada sekira 1.600an naskah kuno yang tertulis dalam aksara Arab Jawi, yang tersimpan dalam Museum Aceh. Ada yang berisi tentang ilmu tauhid, adat-adat Aceh, serta hukum. Menjadikan fakta bahwa pada masa itu, hanya aksara Arab Jawi yang digunakan dalam dunia literasi Aceh. (merdeka.com, 20/4/2015).
Senasib dengan Turki, penggunaan aksara Arab di Aceh dalam penulisan hanya tinggal kenangan. Masyarakat di kedua wilayah ini masih eksis dalam merawat bahasanya dalam penuturan lisan. Namun telah lama melupakan dalam hal penulisan. Keduanya telah menggunakan aksara Latin. Hanya dokumen-dokumen sejarah yang bisa mengingatkan bahwa aksara masa lalu Aceh dan Turki berbeda dengan sekarang.
Semoga peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) di tanggal 8 September menyegarkan kembali memori kita, bahwa Aceh dan Turki pernah berjaya dengan aksaranya tersendiri.
=======
Artikel ini pertama kali tayang di media online lokal acehtrend.com pada 11 September 2017.
0 notes
mayyy0o · 2 years
Text
Tumblr media
Aku masih ingat kala itu, sebuah perjalanan panjang yang kulalui bersama sepatu baru yang dibelikan Bunda. Perihal sepatu, bukan tentang bentuk dan harganya. Tapi tentang teman perjalanan yang membersamai langkahku, yang bisa menjadi saksi akan kisah ini dihadapan Allah nantinya. Tentang sebuah perjalanan menulusuri kisah perjalanan para Anbiyaa' dalam menegakan agama Islam. Potongan - potongan kisah yang tidak akan pernah terlupakan sampai kapanpun.
Kamu bisa membacanya kapanpun. Kala kamu merindukan jejak peristiwa yang sudah sempat kamu lalui dan juga pada tumpukan buku di balik lemari kecilmu. Diatas kasur dibawah cahaya lampu berkelana bersama rangkaian kata yang menari dalam imajinasimu, menyibak rekaman sejarah masa lampau. Merindukan kalimat terakhirnya
" ummati.. ummatii..".
Duhai, entahlah kepada siapa aku harus mengadu selain Allah semata. Aku rinduuu.
Terekam jelas jejak kecil kala diri ini menulusuri gedung tinggi, menyebrangi jalanan yang sepi di bawah temaram sinar rembulan berbalut kain panjang coklat musim dingin. Embius angin menyibak kerudung maroon panjangku, seolah ingin ikut berkelana di bawah temaram rembulan di malam - malam terakhirku. Dengan langkah sedikit kupercepat, ku gosokkan tanganku untuk mendapatkan sedikit kehangatan. Mataku tak henti memandangi gedung - gedung tinggi selasaran di pinggir kota. Ada banyak kehangata jiwa di balik dinginnya suasana ini. Kala itu tepat pukul 2 malam. Aku mencari tempat dan duduk di shaf yang telah di tetapkan untuk jama'ah Asia. Mencoba menggelar sajadah kecil dan ikut bertakbir bersama orang - orang yang hadir di tempat ini. Sujud kesekian, kesekian kalinya terbuai, kesekian kalinya takjub dan rasanya tak ingin beranjak.
Tapi, apalah daya.. udara yang dingin benar - benar membuatku ingin pergi ke kamar mandi. Bahkan aku saja tidak tau dimana letak kamar mandinya. Karena selama ini aku selalu punya wudhu dari kamar hotel tempatku menginap.
Langkah ku terhenti sesaat setelah kuputuskan untuk bertanya dengan seorang madam ( ibu-ibu dalam bahasa luar) yang berbusana abaya hitam lengkap dengan cadarnya khas wanita bangsa Arab. Dengan sedikit skil bahasa Arab yang kumiliki aku mencoba berfikir cepat tentang kalimat yang akan ku utarakan kepadanya. Kurang lebih begini,
" min fadlik.. ainal hamam?" jujurly itu aku deg2 an bgt wkwk :D. Tapi mau gimana lagi sooo kebelet cuiiii hehe.
Dan unexpected banget, dia sampai ngerangkul aku dan kaya seneng banget kaya finally ada orang orang Indo ngomong Arab. Kurang lebih ekspresinya yang ku tangkap seperti itu. Setelah ditanya beberapa hal dan udah bener- bener kebelet aku sedikit berlari menuju kamar mandi yang ditunjukan madam tadi. Aaannd ternyata kamar mandinya pake eskalator dong wkwk. Kudu turun dulu kebawah ngelewatin kaya ruangan lorong gitu dan baru bisa pilih kamar mandi mana yang cocok. Satu hal yang aku bersyukur banget di waktu ini adalah, aku nemuin WC jongkok hahahha. YaALLAH aku seneng bangett wkwkkwkw.
Singkat cerita, pas banget adzan Subuh. Di dalam kamar mandi itu sepi pake banget. Kaya kamar mandi segede ini tapi gada orang yang pakai. I dont really take it seriously anyway haha. Aku langsung ke tempat wudhu yang tempatnya di pojok dan itu tempat wudhunya juga sepi banget euy :D. Kecuali seseorang yang lagi wudhu dan saat itu aku ngga peduli juga wkwk. But, suddenly kek ngerasa ada seseorang yang mendekat dan agak kaget sih. Soalnya pas aku nengok itu orangnya cantik bangeeeetttttt aw 😭 . Finaly we had some talk. Dan ternyata dia dari Australia. Serius hal - hal kecil saat itu masih belum bisa terlupakan. Kaya waktu dia nawarin buat bantu pegang tas aku saat aku pakai kaos kaki, waktu dia tiba - tiba gandeng tangan aku waktu di eskalator. Sampai akhirnya arah tujuan kita beda. Hey girl, do you still remember that moment tho?. Sadly, kita ngga ada tukeran sosmed, dan aku lupa namanya LOL*.
Udah, sampe situ aja kenalanya wkwk. Sebelum dipertemukan lagi dengan teman - teman baik di halaqah pagi tepat di masjid Nabawi. Jadi tiap pagi di masjid ini selalu ada kumpulan murid - murid dari berbagai negara terutama Jeddah dan sekitarnya. Tiap habis subuh sampe syuruk, dilanjut ba'da dhuhur dan dilanjut sampai ba'da Maghrib sampe Isya mereka setoran dan muroja'ah hafalan. Ibaratnya kaya di Indo, yang ngampu tahfidz di panggil syeikhoh. Tapi syeikhoh nya masih muda bangettt :3. Sempet ada ibu-ibu Indo yang minta di simakin surat al fatihah XD.
Perjalanan ngga berhenti sampai sini aja. Hal yang jadi favorit aku adalah jalan - jalan pagi (sendirian) sehabis shalat subuh. Sampai ada kejadian tas kecilku jatoh dan aku baru sadar setelah aku udah jauh dari tempat jatuhnya. Pas balik lagi ke tempat kejadian yang ngerasanya jatoh di tempat itu. Ada bapak - bapak tua yang nemuin dan dia bilang kalo dia sempet buka tas nya buat cari tau identitas pemilik tas ini. Alhamdulillaaah ga kebayang kalo beneran ilang. Hari kejadian kehilangan tas itu adalah hari terakhirku di Madinah. Siangnya aku harus menuju ke Mekah. Ahh, the day i'll never forgot. Tentang aroma Madinah, taman Ar Raudah, gadis Arab, halaqah pagi, gedung Dar At Taqwa tempatku menginap, bus merah Ajyad Makareem, masjid kuba, pasar kurma, pasar manisan, vas bunga di dekat lift, gadis kecil Pakistan, madam yang baik hati, dan potongan rindu yang akan kusimpan baik - baik.
Terekam jelas jejak lampau di atas bumi Allah.
Jejak rindu selanjutnya ialah tentang kisah perjuangan nabi di atas bumi Thaif 😭
Terimakasih untuk perjalanan berharga yang terasa sangat singkat ini.
Alhamdulillahiladzi bini'matihi tatimushalihat.
0 notes
tenminutes · 2 years
Text
Jangan Mudah Menolak Ilmu
Satu nasehat yang ngena banget disampaikan syeikh Ahmad Abdul Murdhi' siang kemarin. Nasehat yang jarang dijumpai oleh teman-teman yang notabenenya hanya mau belajar dan mendengar dari sebagian ulamanya saja. Yaitu nasehat untuk tidak membatasi diri, menolak suatu disiplin ilmu dengan dalih itu tidak diajarkan oleh Rasulullah dan sahabatnya.
Sebelum masuk pada nesehat, pada dasarnya tidak semua yang belum dilakukan oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam berserta sahabatnya dinilai haram, atau tertolak. Karena itu akan berimbas pada penolakan jutaan kebaikan yang muncul setelah Rasulullah shalallahu alaihi wasallam.
Yang benar adalah selama itu memiliki dasar dalil dalam agama dan tidak menyelisihi syariat, atau hukum Islam maka diperbolehkan. Terlebih yang datang untuk memberikan kemanfaatan.
Nah kedua, bahwasanya ada sebagian disiplin ilmu muncul bukan dari umat Islam bukan berarti ilmu itu haram dipelajari. Justru ilmu itu seperti sebuah alat, baik buruknya tergantung pemakai. Seperti senapan, yang kebanyakan dibuat oleh orang yang tidak beriman. Tapi tatkala menemukan senjata musuh di medan perang apakah kita akan lewatkan itu begitu saja, tak diambil dengan dalih karena buatan orang kafir?
Ya nggak begitu. Selama itu baik, tidak membahayakan diri sendiri maka ambil, dan gunakan dengan baik.
Contoh ilmu yang tidak datang dari umat Islam adalah ilmu mantik. Ilmu yang mengajari bagaimana cara yang berpikir yang baik ini datang dari bangsa Yunani kuno. Kemudian di masa kekhalifahan Abbasiyah ilmu tersebut diterjemahkan ke bahasa Arab lalu dipelajari oleh umat Islam. Kemudian datang para ulama menyaring Ilmu tersebut, memisahkan hukum-hukum logika dengan pemikiran yang tidak sejalan dengan agama Islam, hingga muncullah kitab-kitab yang menjelaskan tentang disiplin ilmu mantik, metodologi berpikir logis, bersih dari keyakinan-keyakinan orang Yunani. Dan ilmu ini terus dikaji oleh umat islam hingga sekarang.
Dalam kajiannya, syeikh Ahmad Abdul Murdhi' memberikan pesan untuk tidak mudah menolak suatu disiplin ilmu. Apalagi ilmu tersebut para ulama sudah dahulu mempelajarinya, dan memberikan perhatian pada ilmu tersebut. Karena sikap penolakan tersebut akan mengakibatkan seseorang gagal paham dengan ribuan permasalahan dalam kitab klasik.
Beliau bilang, "Oleh karenanya saya sampaikan kepada kalian (wahai penuntut ilmu), jangan sekali-kali menolak untuk mempelajari suatu disiplin ilmu. Apalagi ilmu tersebut sudah pernah dipelajari oleh kaum muslimin di masa sebelumnya."
"Barangsiapa yang mengatakan 'tidak' pada suatu ilmu maka akan datang banyak kata tidak pada ilmu-ilmu setelahnya," jelasnya.
Maksudnya ketika seseorang menolak suatu disiplin ilmu, seperti mantik, maka tatkala ia membaca kitab ushul fikih akan ada banyak pembahasan yang akan membuatnya bingung, tidak paham. Karena pembahasan itu bagian dari ilmu mantik. Sehingga penolakannya akan mengakibatkan ketidakpahaman baru pada ilmu-ilmu baru. Seakan-akan ilmu ushul fikih mengatakan, "Maaf, kamu tidak bisa paham ini dalam ushul fikih karena kamu belum mempelajari ilmu mantik."
Begitu juga dalam ilmu kalam, ilmu yang mempelajari bagaimana membela keyakinan agama Islam dan menuntaskan perkara-perkara yang meragukan, ilmu ini juga membutuhkan ilmu mantik. Tatkala seseorang terlebih dahulu mempelajari ilmu mantik maka ia akan mudah memahami ilmu kalam. Sebaliknya ketika ia tidak mempelajarinya, bahkan mengharamkannya maka ilmu kalam akan balik menjawab dengan kata "tidak".
"Maaf. Kamu tidak bisa masuk disiplin ilmu ini karena tidak memenuhi syarat, yang mana salah satunya adalah ilmu mantik."
Dan ribuan kata tidak lainnya.
Jadi mari kita bersikap dewasa. Jangan terlalu sepaneng dengan guru-guru tertentu. Ada banyak hal yang perlu belum kita ketahui dan kita dalami. Sah-sah saja sikap sebagian dari kita menolak suatu disiplin ilmu. Tapi perlu ingat, bahwasanya sikap tersebut akan meniadakan banyak kebaikan. Apalagi kita sebagai penuntut ilmu syar'i, yang bertugas menggali indahnya khazanah Islam, dan bertugas menyamakan software, cara berpikir para ulama dulu. Dengan sikap tersebut menurut pandangan saya mustahil bisa mendapatkan itu semua.
Di akhir, semoga kita semua baik-baik saja.
Wallahu a'lam bish-shawāb.
0 notes
punteuet · 4 years
Text
Kebudayaan Masyarakat Makkah Sebelum Islam
Kebudayaan Masyarakat Makkah Sebelum Islam
Sofyan – Kebudayaan Masyarakat Makkah Sebelum Islam
Tumblr media
Kebudayaan Masyarakat Makkah Sebelum Islam
Para ahli sejarah menyebut masa sebelum kehadiran Islam yang dibawa oleh Rasulullah Saw sebagai masa jahiliyah. Secara bahasa masa jahiliyah berasal dari kata jahil, yang diturunkan dari kata dasar Arab jahala yang berarti bodoh.
Zaman jahiliyah ini terdiri atas dua periode yaitu jahiliyah…
View On WordPress
0 notes
storytime-00 · 2 years
Text
18 September 2022, Ahad
Tumblr media
I highly recommend this book because it is good to read and l hope you can take a lesson dan semoga menambahkan keimanan kita agar senantiasa menjadi hamba nya “we hear we obey” 24:51
Note : Aku belum selesai baca buku ini, cuma ada banyak hal yang aku ingin sharing ke kalian. Nanti setelah aku selesai baca buku ini aku sharing lagi.
Buku ini menceritakan amr bin ash dari masa jahiliyah hingga ia menjadi sosok yang hebat dalam kemenangan Islam yaitu menjadi panglima perang dalam pembebasan Mesir dari belenggu romawi.
Amr bin ash berasal dari bani sahm, ayah nya bernama al-ash bin wali sedangkan ibu nya bernama ummu harmalah (bibi nya umar bin khatab). Ia memiliki saudara bernama hisyam, tetapi berbeda ibu. Hisyam sudah lebih dulu memeluk islam dan syahid daripada amr bin ash. Keluarga amr bin ash merupakan keluarga terpandang karna sang ayah merupakan pemuka agama (salah satu pemimpin bangsa arab) di masa jahiliyah.
Amr bin ash mempunyai tabiat dari sang ayah,
- ketangkasan
- kecerdasan
- Keberanian
- Memiliki cita-cita yang tinggi
- Kefasihan Bahasa
Pada masa jahiliyah amr bin ash pernah ditanya oleh mu’awiyah.
“Siapakah manusia paling cerdas?” amr bin ash menjawab “orang yang pandangan (akalnya) dapat menolak ke inginan hawa nafsunya. mu’awiyah bertanya “siapakah manusia paling dermawan?” amr bin ash menjawab “ orang yang rela mengorbankan dunianya demi kepentingan agamanya” dan mu’awiyah bertanya “siapakah manusia paling berani?” amr bin ash menjawab “orang yang membalas siapapun yang menganiaya dirinya dengan kelembutannya” dari jawaban amr bin ash membuktikan keilmuannya dan nalarnya jauh dari sifat bodoh.
Amr bin ash tidaklah termasuk angkatan pertama memeluk Islam, beliau masuk Islam tidak lama sebelum dibebaskannya kota makkah. Beliau langsung berbaiat kepada Rasulullah SAW. Ketika ia pergi ke raja habsyi yang dipimpin oleh negus untuk memberikan hadiah kepadanya dan meminta untuk raja negus membunuh utusan Rasulullah SAW. Tetapi raja negus justru marah kepada amr bin ash.
“Celakalah wahai amr bin ash, ikutilah nabi Muhammad SAW ! Sungguh dan demi Allah, ia adalah diatas kebenaran dan akan mengalahkan orang-orang yang menentangnya” ucap raja negus kepada amr bin ash
Setelah itu amr bin ash datang ke Madinah untuk berbait kepada Rasulullah SAW.
“Wahai Rasulullah, aku akan berbait kepada mu dengan catatan engkau memaafkanku atas agamaku dahulu dan aku tidak mensyaratkan yang akan datang” ucap amr bin ash kepada Rasulullah SAW
Rasulullah SAW bersabda, “wahai amr bin ash berbaitlah ! Karna sesungguhnya Islam menghapus dosa-dosa pada agama sebelumnya dan hijrah menghapuskan dosa-dosa sebelumnya. Kemudian amr bin ash berbaiat kepada Rasulullah SAW.
Umar bin khatab pernah berkata kepada amr bin ash, “aku sangat heran kepada kecerdasan dan kepintaran mu, bagaimana bisa engkau dahulu tidak termasuk dari kaum muhajirin di era awal?” amr bin ash menjawab “apa yang engkau herankan, wahai umar terhadap seseorang lelaki yang hatinya berada ditangan Dzat yang lain. Dimana ia tidak sanggup melepaskan hatinya itu kecuali terhadap apa yang sesuai dengan kehendak dzat yang menggenggam hatinya” Umar menjawab “engkau benar” ini salah satu bagian yang buat aku nangis😭😭😭😭
Amr bin ash setelah memeluk Islam ia dedikasi dirinya untuk Islam. Sehingga beliau ikut andil dalam setiap peperangan untuk menegakkan kalimat tauhid “Asyhadu an laa ilaha illallah wa asyhadu anna muhammadar rasulullah”.
Pada peristiwa perang di damaskus, pertahanan musuh sangat kuat membuat pasukan muslim menjadi ketakutan. Karna amr bin ash merupakan salah satu pemimpin pasukan muslim keberanian amr tampak sekali seakan-akan amr ingin sekali membuat musuh kocar-kacir dengan tangan sendiri. Amr mendahului khalid dalam merampas bendera musuh dan beliau dikerumuni oleh banyak pasukan musuh. Amr sempat lupa terhadap dirinya sendiri karna saking cintanya terhadap jihad dan ia tidak peduli siapa pun pasukan Romawi yang ada di sekelilingnya ketika beliau berjihad bersama para pemimpin pasukan Islam lainnya. Mereka mampu sabar dengan kesabaran yang mengagumkan ketika mereka diserang dan menyerang musuh-musuh mereka dengan serangan yang mematikan, padahal mereka saat itu dalam jumlah yang amat sedikit. Part ini menjelaskan bahwa ketika seorang hamba yang hidup mati nya hanya untuk menolong agama Allah maka dia tidak ada keraguan dan ketakutan😭😭😭😭😭😭. Ya rabbb ku kuat kan lah aku dalam menolong agama mu, seperti engkau menolong mereka dalam menegakkan kalimat tauhid mu😭😭😭😭.
4 notes · View notes
ayojalanterus · 3 years
Text
Sa'ad bin Abi Waqqas, The Incredible Story
Tumblr media
 Bagi yang suka Tarikh (sejarah) bab ini sayang dilewatkan... Sa'ad bin Abi Waqqas terekam dalam sahih Bukhari-Muslim merupakan salah satu dari 10 sahabat Rasulullah yang dijamin surga dalam sabda Baginda Nabi saw. Beliau memeluk Islam saat berusia 17 tahun. Abu Bakar berperan besar mengenalkannya kepada agama tauhid ini. Ketika Saad bin Abi Waqqas memeluk Islam, menerima risalah kerasulan Muhammad dan meninggalkan agama nenek moyangnya, ibunya sangat menentangnya. Sang ibu ingin agar putranya kembali satu keyakinan bersamanya. Ibunya mulai mogok makan dan minum untuk menarik simpati putranya yg sangat menyayanginya. Ia baru akan makan dan minum kalau Saad meninggalkan agama baru tersebut. Setelah beberapa lama, kondisi ibu Saad terlihat mengkhawatirkan. Keluarganya pun memanggil Saad dan memperlihatkan keadaan ibunya yang sekarat. Keluarganya berharap Saad iba kepada ibundanya dan akhirnya meninggalkan Islam. Saad pun menyaksikan kondisi ibunya yang begitu menderita. Namun keimanannya kepada Allah dan Rasul-Nya berada di atas segalanya. Ia berkata, “Ibu… demi Allah, seandainya ibu mempunyai 70 nyawa, lalu satu per satu nyawa itu dicabut. Aku tidak akan meninggalkan agama ini sedikit pun. Makanlah wahai ibu.. jika ibu menginginkannya. Jika tidak, itu juga pilihan ibu”. Ibunya pun menghentikan mogok makan dan minum. Ia sadar, kecintaan anaknya terhadap agamanya tidak akan berubah dengan aksi mogok yang ia lakukan. Berkaitan dengan persitiwa ini, Allah pun menurunkan sebuah ayat yang membenarkan sikap Saad bin Abi Waqqas. “Dan jika keduanya (orang tua) memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Ku lah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (Qs Luqman 15). Saad bin Abi Waqqas sahabat Rasulullah yang memiliki doa yang mustajab. Rasulullah meminta kepada Allah agar doa Saad menjadi doa yang mustajab. اللهم سدد رميْته، وأجبْ دعوتهُ “Ya Allah, tepatkan lemparan panahnya dan kabulkanlah doanya.” (HR al Hakim). Doa Rasulullah ini menjadikan Saad seorang prajurit pemanah yang hebat dan ahli ibadah yang terkabul doanya. Saad bin Abi Waqqas adalah orang pertama dalam Islam yang melemparkan anak panah di jalan Allah. Ia juga satu-satunya orang yang Rasulullah pernah menyebutkan kata “tebusan” untuknya. Seperti dalam sabda beliau dalam Perang Uhud, Ali bin Abi Thalib mengatakan, “Aku tidak pernah mendengar Rasulullah menebus seseorang dengan ayah dan ibunya kecuali Saad. Sungguh dalam Perang Uhud aku mendengar Rasulullah mengatakan", ارم سعد … فداك أبيْ وأميْ “Panahlah, wahai Saad… Tebusanmu adalah ayah dan ibuku." (HR at-Tirmidzi). Dalam redaksi riwayat yang lain dengan penambahan lafadz: "Panahlah wahai Saad.. Tebusannya adalah Ayah dan Ibuku di surga". Di era Khalifah Umar bin Khatab, Saad ditunjuk menjadi panglima, perangan besar yang pernah ia pimpin adalah Perang Qadisiyah. Sebuah perang legendaris antara bangsa Arab Islam melawan Majusi Persia. 3.000 pasukan kaum muslimin berhadapan dengan 100.000 lebih pasukan negara adidaya Persia bersenjata lengkap. Melaui Saad-lah, Allah memberi kemanangan kepada kaum muslimin atas negara adidaya Persia. Umar pernah mengamanahi Saad jabatan gubernur Irak. Sebuah wilayah besar dan penuh gejolak. Suatu ketika rakyat Irak mengadukannya kepada Umar. Mereka menuduh Saad bukanlah orang yg bagus dalam shalatnya. Permasalahan shalat bukanlah permasalahan yang ringan bagi orang² yang mengetahui kedudukannya. Sehingga Umar pun merespon laporan tersebut dengan memanggil Saad ke Madinah. Mendengar laporan tersebut, Saad tertawa. Kemudian ia menanggapi tuduhan tersebut dengan mengatakan: “Demi Allah, sungguh aku shalat bersama mereka seperti shalatnya Rasulullah. Kupanjangkan dua rakaat awal dan mempersingkat dua rakaat terakhir”. Mendengar klarifikasi dari Saad, Umar memintanya kembali ke Irak. Akan tetapi Saad menanggapinya dengan mengatakan, “Apakah engkau memerintahkanku kembali kepada kaum yang menuduhku tidak beres dalam shalat?” Saad lebih senang tinggal di Madinah dan Umar mengizinkannya. Ketika Umar ditikam, sebelum wafat ia memerintahkan enam orang sahabat yang diridhai oleh Nabi -salah satunya Saad- untuk bermusyawarah memilih khalifah penggantinya. Umar berkata: “Jika yang terpilih adalah Saad, maka dialah orangnya. Jika selainnya, hendaklah meminta tolong (dalam pemerintahannya) kepada Saad”. Kelak ketika fitnah terjadi pada zaman kekhilafahan Ali bin Abi Thalib, Sa'ad mendengar seorang laki-laki memaki sahabat Ali, Thalhah, dan Zubair. Orang itu bahkan terus menolak berhenti mencaci-maki. Maka, Sa'ad pun berkata, "Kalau begitu, akan saya doakan kamu kepada Allah." Laki-laki tadi lantas berkata, "Rupanya kamu hendak menakutiku, seolah-olah kamu seorang Nabi." Maka, Sa'ad pun pergi wudhu dan melakukan shalat dua rakaat kemudian berdoa: "Ya Allah, kiranya menurut ilmu-Mu, laki-laki ini telah memaki segolongan orang yang telah memperoleh kebaikan-Mu dan tindakan mereka mengundang amarah murka-Mu. Maka mohonlah dijadikan hal ini sebagai pertanda dan pelajaran." Tidak lama kemudian, tiba-tiba dari salah satu pekarangan rumah muncul seekor unta liar dan menabrak laki-laki tadi sehingga meninggal. Saad bin Abi Waqqash menjumpai perselisihan besar yang terjadi pada kaum muslimin. Antara Ali dan Muawiyah, radhiallahu ‘anhum ajma’in. Sikap Saad pada saat itu adalah tidak memihak kelompok manapun. Ia juga memerintahkan keluarga dan anak-anaknya untuk tidak mengabarkan berita apapun kepadanya. Suatu ketika, keponakannya, Hisyam bin Utbah bin Abi Waqqas, berkata kepadanya, “Wahai paman, ini adalah 100.000 pedang (100.000 pasukan -red) yang menganggap Andalah yang berhak menjadi Khalifah”. Saad menjawab, “Aku ingin dari 100.000 pedang tersebut satu pedang saja. Jika aku memukul seorang mukmin dengan pedang itu, maka ia tidak membahayakan (tidak membunuh). Jika dipakai untuk memukul orang kafir (berjihad), maka ia mematikan”. Mendengar jawaban pamannya, Hisyam paham bahwa pamannya, Saad bin Abi Waqqas sama sekali tidak ingin ambil bagian dalam permasalahan ini. Ia pun pergi. Saad bin Abi Waqqas memiliki umur panjang. Ia wafat pada usia 83 tahun. Sementara pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan, Sa’ad bin Abi Waqqash ditugaskan untuk memimpin delegasi ke China, ini menjadi tonggak pertama dakwah Islam di negeri Tirai Bambu. Saad bin Abi Waqas ra wafat pada tahun 55 H. Ia adalah kaum muhajirin yang paling akhir wafatnya. والله اعلم (Musa Muhammad)
from Konten Islam https://ift.tt/3ouqblj via IFTTT source https://www.ayojalanterus.com/2021/10/saad-bin-abi-waqqas-incredible-story.html
10 notes · View notes
endriatjeh · 3 years
Text
TERUNTUK SI MALAIKAT KECIL: Sisa-Sisa Kenangan, Serpihan Munajat & Nasihat
Tumblr media
Anakmu bukan milikmu
Mereka putra-putri Sang Hidup yang rindu pada diri sendiri
Lewat engkau mereka lahir, namun tidak dari engkau
Mereka ada padamu, tetapi bukan hakmu.
___
Tulisan ini dibuat dalam rangka menutup ruang lupa tentang memori di ulang tahun pernikahan yang ke-tiga. Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat. Setelah dua tulisan sebelumnya mengulas tentang pernikahan dan LDR yang saya jalani, kali ini saya pikir waktunya menceritakan tentang satu sosok mungil yang sudah dua tahun ini mewarnai hari-hari perjalanan rumah tangga kami.
Khawla namanya. Shafiya Khawla El-Batrisyiya lengkapnya. Nama ini pun dipilih setelah melalui diskusi yang panjang, dan tentu setelah mendengar banyak masukan. Begini kira-kira maknanya.
Shafiya, istri Rasulullah. Wanita yang terkenal cantik parasnya sampai-sampai Aisyah ra. pernah dibuat cemburu. Di saat gundah gulana karena cacian dan hinaan masyarakat Jahiliyah sekitar, Rasulullah sejukkan hatinya bahwa pada Ummul Mukminin yang satu ini berkumpul kemuliaan nasab, keislaman yang baik dan ketinggian akhlak.
Khawla, the female version of Khalid bin Walid. Dalam sebuah peperangan melawan pasukan Romawi, Khalid bin Walid, panglima perang saat itu bertanya tentang seorang prajurit yang sedang berjibaku di medan perang melawan musuh. “Siapa ksatria itu? Demi Allah, dia tidak peduli dengan keselamatannya”. Dialah Khawla binti Azwar, seorang wanita yang bersembunyi dalam baju zirah dengan pedang terhunus di tangan.
Batrisyiya, diambil dari bahasa Arab, artinya cerdas cendikia. Jika mengutip Buya Hamka, orang disebut cerdas kalau akalnya tajam, buah pikirannya baik, cepat mengambil kesimpulan karena paham maksud, terang otaknya, luas pandangannya, jauh tiliknya. Orang dikatakan cerdik pandai karena pemahamannya luas, penyelidikannya dalam, bacaannya banyak. Tidak canggung bergaul dengan segala lapisan karena banyak yang diketahui, karena ada pengetahuan dalam suatu masalah, sedia bertanggung jawab.
Setelah timbang sana sini, akhirnya nama dengan tiga suku kata inilah hasilnya. Karena hasil kompromi, jadi ya agak panjang karena mengakomodir “ingin” nya dua pikiran orang tuanya. Tentu saja tersirat banyak doa dalam nama, ya demikianlah doa, banyak semoganya.
Lahir pada 21 Maret 2019 di kota kecil berhawa sejuk, lereng Dieng, Wonosobo. Kehadirannya ibarat keajaiban kecil bagi kami, disambut dengan penuh ketakjuban, syukur dan suka cita. Bagaimana tidak, saat ia lahir bundanya masih menjalani magang cakim saat itu, saya sendiri di Medan, di tengah kondisi orang tuanya yang masih harus LDR-an dan banyak keterbatasan; sebuah kondisi yang sungguh sangat tidak ideal. Pertama tentu anugerah ini membahagiakan, menjadi pelipur lara. Tetapi juga menjalani kehidupan rumah tangga dalam kondisi yang demikian ditambah lagi membesarkan anak seorang diri, jauh dari sosok ayah tentu tidak mudah.
Jika boleh memutar waktu kembali, rasa- rasanya sulit untuk kembali melukiskan apa yang ada di pikiran dan benak saya dan bundanya sebagai orang tua. Semenjak mengandung Khawla, masa-masa penantian selama 9 bulan lamanya hingga detik-detik kelahiran boleh dibilang masa-masa yang mendebarkan, apalagi ini anak pertama. Ada banyak was-was, menuntut siaga setiap saat. Saya pikir apa yang dilukiskan Buya Hamka sebagai berikut cukup mewakili itu semua.[1]
“Telur yang kecil di dalam sperma (mani) itu melekat dalam rahim si ibu. Ditakdirkan Tuhan tidak akan tanggal lagi sampai waktu dia lahir. Dan selama dia melekat dalam rahim itu dia akan menghisap makanan yang masuk ke dalam rahim itu, sehingga sejak dia melekat dia telah menghisap darah ibunya untuk makanannya yang pokok. Tambah sehari si janin tabah membesar, berendam dalam darah ibu dan menghisap makanan ibu. Sehingga sejak mulai mengandung telah terasa oleh si ibu bagaimana anak itu menghisap, sehingga si ibu sendiri menjadi lemah, menjadi berubah selera. Si ibu makan, minum, menelan dan mencerna dan semua yang dimakan, diminum, dan dicerna itu disaring untuk dijadikan makanan oleh si janin. Terutama bisa si janin telah mulai tumbuh tulang, setelah melalui asa jadi nuthfah (air segumpal), ‘alaqah (darah segumpal) sampai kepada jadi mudhghah (daging segumpal) dalam masa 4 bulan sepuluh hari. Kemudian tumbuhlah tulangnya, dan tulang yang telah mulai tumbuh ini pun lebih banyak lagi meminta bahan makan, sehingga tenaga ibunya benar-benar diambilnya, sehingga si ibu jadi lemah. Malam-malam si ibu dengan bangga membukakan perutnya dan memperlihatkan kepada suaminya bahwa anak yang dalam kandungan mulai “nakal”, mulai keras gerak-geriknya. Begitu dia payah, namun dia senyum. Dia payah, tetapi dia senyum: payah mengandung, senyum mengingat bahwa tidak lama lagi dia akan memangku.
Sembilan bulan lamanya kondisi yang demikian dialami Bundanya, setiap hari, setiap saat. Saya sering bersedih hati jika mengingat masa-masa ini, ada perasaan bersalah yang besar, di saat-saat seharusnya kehadiran fisik begitu dibutuhkan, justru saya tidak di sana, saya tidak ada di sisi bundanya saat itu.
Hamka melanjutkan.[2]
“Maka datanglah bulannya, sekitar sembilan bulan dan mulailah terasa si anak akan lahir. Si anak akan memandang dunia nan luas dan si ibu menceringir dan merintih kesakitan, namun senyum tidak juga hilang dari bibirnya. Di saat itulah si ayah gelisah, dada berdebar, duduk tidak senang, berjalan keluar dan ke dalam, ke hilir dan ke mudik. Sambil setiap sejenak melihat jamnya, menunggu berita dari doktor atau bidan, sambil berdoa, sambil berseru dalam batin, selamatlah kiranya istriku melahirkan anakku. Maka dari jauh-jauh kedengaranlah anak menangis! Tandanya dia sudah lahir. Tidak berapa lama dukun atau bidan pun keluar dengan muka berseri menyatakan bahwa si buyung atau si upik sudah lahir dengan selamat. Si ayah terharu, air matanya berlinang. Ia kejar istrinya, dilihatnya anaknya sudah tidur di samping istri dan si istri masih saja tersenyum walaupun dia baru saja terlepas dari suatu kepayahan besar. Si ayah mulailah surut rasa harunya, lalu diciumnya kening atau pipi istrinya dan si istri pun mendambakan dirinya membiarkan diciumnya pula si anak yang tadi mulai merasakan hangat-dinginnya dunia, mulai terlancar dari perut ibunya menangis keras. Sekarang dia tidur nyenyak sekali, dan di pun menerima cium ayahnya.”
Demikianlah kira-kira detik-detik pada malam tanggal 21 Maret 2019 pukul 21.30 WIB. Mendengar berita yang mengejutkan saat subuh, dilanjutkan dengan perasaan kalut tak terhingga sepanjang perjalanan Medan-Wonosobo tak mungkin terulang untuk saya alami lagi, dan kekhawatiran itu terbayar ketika mendengar tangis bayi mungil di bangsal saat itu. Suara itu sesuatu, haru bahagia campur aduk. Tuhan memang punya skenario terbaiknya untuk kita.
___
Berikan mereka kasih sayangmu,
Tetapi jangan sodorkan bentuk pikiranmu,
Sebab pada mereka ada alam pikiran tersendiri.
Patut kau berikan rumah untuk raganya,
Tetapi tidak untuk jiwanya.
Sebab jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan,
Yang tiada dapat kau kunjungi, sekalipun dalam impian.
Kau boleh berusaha menyerupai mereka,
Namun jangan membuat mereka menyerupaimu.
Sebab kehidupan tidak pernah berjalan mundur,
Pun tidak tenggelam di masa lampau.
___
Hamka melanjutkan.
“Sesudah itu akan mulailah kepayahan yang baru, yaitu kepayahan mengasuh anak. Kepayahan mendengarkan tangisnya, kepayahan mencuci kotorannya, kepayahan memandikannya, kepayahan atas kepayahan, namun hatinya tetap senang. Kira-kira dua bulan sesudah dia dilahirkan barulah dia mulai memberikan obat penawar, atau obat jerih bagi kepayahan ibu itu. Dia mulai tersenyum.
Menyusukan dan membesarkan: seluruh daging dan seluruh kekuatan tulang diberikan, yang menjelma dalam air susu. Hari dan jiwa terpadu dalam pemeliharaan: semua diberikan dan semua dikurbankan dengan segala senang hati dan dengan segenap kegembiraan. Tak pernah bosan, tak pernah benci dan tak pernah mengeluh.”
Apa yang digambarkan Hamka di atas persis seperti ungkapan peribahasa Arab, “Sungguh jika bukan karena harapan dan cita-cita, tidak akan seorang ibu menyusui anaknya”. Pasca kelahirannya, banyak hal berubah. Benar adanya, kehadiran anak adalah tali pengikat hubungan manusia. Pun dalam keseharian, seakan semua sepakat bahwa kepentingan dan kebutuhan anak adalah prioritas. Ini yang saya pikirkan sebagai efek kasih sayang kepada anak tadi.
Tantangan terbesar setelah mengandung dan melahirkan anak ialah membesarkan dan mendidiknya. Hal ini memang menjadi tantangan tersendiri bagi semua orang tua. Dalam konteks ini, kita perlu menginsafi dan mencermati apa yang disampaikan Buya Hamka tentang kehidupan rumah tangga.
“Islam menjadikan rumah tangga sebagai asa atau sendi pertama dari berdirinya suatu bangsa ataupun suatu agama. Pergaulan dengan ibu dan bapak di waktu kecil itulah yang dinamai dalam Ilmu Pendidikan dengan lingkungan pertama, atau yang disebut dalam bahasa Arab al-bai’atul ulaa”, sebelum manusia memasuki dua lingkungan lagi, yaitu lingkungan kawan bersekolah dan lingkungan sepermainan. Maka lingkungan pertamalah, ibu dan bapak yang meninggalkan kesan yang dalam sekali pada jiwa anak. Asuhan di waktu anak masih kecil itulah yang sangat penting menentukan hidup di hari dewasa kelak. Didikan yang diterima, permainan, pergaulan di masa kecil, tergambar dan tidak akan terlupakan selama-lamanya. Asuhan di waktu kecil itulah bibit pertama yang akan menumbuhkan rumah tangga bahagia dan dari rumah-rumah tangga inilah kelak akan tersusun masyarakat.”
Hari demi hari dalam membesarkan anak, dengan penuh pengharapan dan cita-cita itulah, perlu kita iring-iringkan pula banyak doa. Patutlah kita bermunajat dengan munajatnya Para Nabi dan Rasul ketika mendoakan keturunannya.
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa” (QS. Al Furqan ayat 74).
Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar-nya menjelaskan bahwa seorang hamba yang insaf belum merasa cukup kalau sekiranya ahli rumahnya, anaknya dan istrinya belum merasai kehidupan yang demikian pula. Seorang ‘Ibadurrahmah senantiasa bermohon kepada Tuhannya agar istri-istri mereka dan anak-anak mereka dijadikan buah hati permainan mata, obat jerih pelerai demam, menghilangkan segala luka dalam jiwa, penawar segala kekecewaan hati dalam hidup. Betapapun saleh dan hidup beragama bagi seorang ayah, belumlah dia akan merasa senang menutup mata kalau kehidupan anaknya tidak menuruti lembaga yang dituangkannya. Seorang suami pun demikian pula. Betapa pun condong hati seorang suami mendirikan kebajikan, kalau tidak ada sambutan dari istri, hati suami pun akan luka juga. Keseimbangan kemudi dalam rumah tangga adalah kesatuan haluan dan tujuan. Hidup muslim adalah hidup jamaah, bukan hidup yang nafsi-nafsi.
Semua kita yang beranak berketurunan merasa sendiri bahwa inti kekayaan ialah putra-putri yang berbakti, putra-putri yang berhasil dalam hidupnya. Putera berbakti adalah obat hati di waktu tenaga telah lemah. Apakah hasil itu? Dia berilmu dan dia beriman, dia beragama dan dia pun dapat menempuh hidup dalam segala kesulitannya, dan setelah dia besar dewasa tegak sendiri dalam rumah tangganya. Inilah anak yang akan menyambung keturunan. Dan inilah bahagia yang tidak habis-habisnya. Si ayah akan tenang menutup mata jika ajal sampai.
Sebagai penutup dari doa itu, dia memohon lagi kepada Allah agar dia dijadikan imam daripada orang-orang yang bertakwa. Setelah berdoa kepada Allah agar istri dan anak menjadi buah hati, permainan mata karena takwa kepada Allah. Maka ayah atau suami sebagai penanggung jawab menuntun istri dan anak menempuh jalan itu, dia mendoakan dirinya sendiri agar menjadi imam, berjalan di muka sekali menuntun mereka menuju Jalan Allah.
Demikian penjelasan Hamka tentang salah satu doa untuk anak-anak kita.
Nabi Ibrahim, Ayah Para Nabi mendoakan keturunan-keturunannya sebagai berikut:
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ
“Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh” (QS. Ash-Shaffat ayat 100).
Nabi Ibrahim mengharapkan agar Allah memberinya keturunan. Karena sudah lama dia kawin, namun anak belum juga ada. Bertahun-tahun lamanya dia menunggu putra, tidak juga dapat. Ternyata kemudian bahwa istrinya yang bernama Sarah itu mandul. Dengan persetujuan anjuran istrinya Sarah itu, dia kawin lagi dengan Hajar, dayang dari Sarah, karena mengharapkan dapat anak. Dalam usia 86 tahun barulah permohonannya terkabul. Hajar melahirkan anak laki-laki yang beliau beri nama Ismail.
رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ
“Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.” (QS. Ibrahim ayat 40)
Dari Nabi Ibrahim, kita ketahui lahir keturunan Ishak yang muncul berpuluh Nabi-nabi dan Rasul-rasul; termasuk Yakub, Yusuf, Musa, Harun, Yusya’, Ilyasa, Ilyas, Zulkifli, Ayyub, Daud, Sulaiman, Zakariya, Yahya dan Isa dan lain-lain dari Anbiya Bani Israil. Dan dari keturunan Ismail, datanglah penutup segala Nabi (khatimul anbiya), dan yang istimewa dari segala rasul (sayyidil mursalin), Muhammad saw. inilah keberkahan doa Nabi Ibrahim as.
Setelah membangun Kabah, sebagaimana tertuang dalam QS. Al-Baqarah ayat 128 Nabi Ibrahim bersama Ismail berdoa:
 رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
"Wahai Rabb kami, Jadikanlah kami orang yang berserah diri kepada-Mu, dan anak cucu kami (juga) umat yang berserah diri kepada-Mu dan tunjukkanlah kami cara-cara melakukan ibadah (haji) kami, dan terimalah taubat kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Penerima taubat, Maha Penyayang."
Pun dengan Nabi Zakaria as., ia berdoa kepada Allah swt:
رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ
“Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa” (QS. Ali Imran: 38).
Nabi Musa as. berdoa kepada Allah swt.
رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
“Ya Rabbku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang berserah diri.” (QS. Al Ahqaf ayat 15)
Terakhir, patutlah kita dengarkan sepenggal doa yang dipanjatkan Istri Imran ketika melahirkan Maryam yang termuat dalam QS. Ali Imran ayat 36.
وَإِنِّي أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
“Aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk".
Istri Imran memohon kepada Tuhan agar anak itu diperlindungi. Dan kelak sebab dia perempuan, moga-moga kalau ada keturunannya, maka keturunan itu pun moga-moga kiranya diperlindungi Tuhan juga dari segala perdayaan dan pengaruh setan yang terkutuk, yang dirajam oleh kutuk Tuhan ke mana saja pun dia mencoba memperdayakan.
Demikianlah selayang pandang doa-doa untuk anak cucu keturunan kita sebagaimana termaktub dalam Al-Quran, yang tentu saja selayaknya kita pedomani dalam mendoakan keturunan-keturunan kita.
Setelah memanjatkan doa-doa kepada Allah swt. layaklah kita kutip nasihat yang disampaikan Luqmanul Hakim kepada anaknya tentang modal menjalani kehidupan di dunia; prinsip-prinsip yang patut menjadi bekal dan diingat-ingat hingga dewasa nanti sebagaimana tersurat dalam Al-Quran.
“Wahai anakku,  janganlah engkau persekutukan dengan Allah.”
Maksudnya janganlah mempersekutukan Tuhan yang lain dengan Allah, jangan berlaku syirik.
“Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan payah bertambah payah”.
Ayat ini menggambarkan bagaimana payah ibu mengandung, payah bertambah payah. Payah sejak dari mengandung bulan pertama, bertambah payah tiap bertambah bulan dan sampai di puncak kepayahan di waktu anak dilahirkan. Lemah sekujur badan ketika menghajan anak keluar. Maka hormati dan sayangi orang tua yang telah banyak berkorban dan bertaruh nyawa melahirkan kita.
“Dan memeliharanya dalam masa dua tahun”.
Yaitu sejak melahirkan lalu mengasuh, menyusukan, memomong, menjaga, memelihara sakit senangnya. Sejak dia masih terlentang tidur, sampai berangsur pandai menangkup, sampai berangsur bersingsut, sampai berangsur merangkak, sampai bergantung berangsur berjalan, bersiansur, tegak dan jatuh dan tegak, sampai tidak jatuh lagi. Dalam masa dua tahun. Sungguh sebuah proses yang lama dan menyita tenaga.
“Wahai anakku! Dirikanlah shalat dan menyuruhlah berbuat yang ma’ruf dan mencegahlah berbuat yang mungkar, dan sabarlah atas apapun yang menimpa engkau.”
Sembahyang adalah tiang agama. Dia membentuk pribadi agar berani menghadapi hidup dengan berbagai aneka persoalannya. Dan harus berani menyerukan yang ma’ruf, berani mencegah yang munkar, dan mesti tabah. Sabar!
“Dan janganlah engkau palingkan muka engkau dari manusia dan janganlah berjalan di muka bumi dengan congkak. Sesungguhnya Allah tidaklah menyukai tiap-tiap yang sombong membanggakan diri”.
“Dan sederhanakanlah dalam berjalan.”
Jangan cepat-cepat mendorong-dorong, takut kalau-kalau lekas payah. Jangan lambat tertegun-tegun, sebab itu membawa malas dan membuang waktu di jalan, bersikaplah sederhana.
“Dan lunakkanlah suara”.
Jangan bersuara keras tidak sepadan dengan yang hadir. Apatah lagi jika bergaul dengan orang ramai di tempat umum. orang yang tidak tahu sopan-santun lupa bahwa di tempat itu bukanlah dia berdua dengan temannya itu saja yang duduk.
Adab sopan santun dalam pergaulan diperingatkan pula; jangan memalingkan muka dari manusia, hadapi orang dengan sepenuh hati. Jangan berjalan dengan sombong di muka  umi. Bertindaklah dengan serba sederhana, jangan kesusu dan jangan lamban, dan suara hendaklah dilunakkan. Semuanya ini adalah akhlak, menyuruh orang rendah hati tinggi cita-cita. Bukan rendah diri sehingga hina. Dan bukan pula melambung ke atas berlebih dari ukuran iri yang sebenarnya.
Banyak hal yang ingin Ayah dan Bunda nasihatkan, tidak cukup lembaran-lembaran kertas ini memuatnya.
Semoga menjadi wanita yang hebat ya Anak, yang baik paras dan budi, yang berani, yang gigih berjuang, yang bijak bestari. Hidup ini ibarat berjalan di tengah taman bunga yang berduri, meskipun mata kita melihat indahnya bunga-bunga bermekaran ditambah semerbak wangi, namun hati-hati pula melangkahkan kaki. Memang banyak harapan yang terbeban di pundak, memang hidup demikian adanya. Besar pengharapan, besar tanggungan beban.
Terima kasih Khawla sudah hadir mewarnai hari-hari Ayah Bunda. Terima kasih sudah menjadikan rumah mungil kita menjadi layaknya sebuah potongan kecil dari surga. Kekallah selalu sebagai memori indah bagi kami. Jika sudah dewasa nanti, ingat-ingat pesan-pesan ini.
___
Kau busur, dan anak-anakmulah anak panah yang meluncur.
Sang Pemanah maha tahu sasaran bidikan keabadian
Dia merentangmu dengan kekuasaan-Nya,
Hingga anak panah itu melesat, jauh serta cepat.
Meliuklah dengan sukacita dalam rentangan tangan Sang Pemanah.
Sebab Dia mengasihi anak panah yang melesat laksana kilat,
Sebagaimana pula dikasihi-Nya busur yang mantap.
(Kahlil Gibran, SANG NABI)
-----------------
[1] Lihat Tafsir Al-Azhar Jilid 9 halaman 6652 tentang QS. Al-Ahqaf
[2] Lihat Tafsir Al-Azhar Jilid 9 halaman 6653 tentang QS. Al-Ahqaf
17 notes · View notes
risalahmuslim · 3 years
Photo
Tumblr media
▶️ Tafsir QS. Al-Ma'idah [5] : 90 ◀️⠀ ⠀ Allah menjelaskan hukum-hukum-Nya mengenai 4 macam perbuatan, yaitu:⠀ minum khamar, berjudi, mempersembahkan kurban kepada patung-patung dan mengundi nasib dengan menggunakan alat-alat yang menyerupai anak panah yang biasa dilakukan oleh bangsa Arab sebelum datangnya agama Islam.⠀ ⠀ Mengenai pengharaman minum khamar, para ahli tafsir berpendapat bahwa ayat ini merupakan tahap terakhir dalam menentukan hukum haramnya meminum khamar.⠀ ⠀ 💡 Manfaat dan madarat minuman keras:⠀ ⠀ 📖 Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang khamar dan judi.⠀ Katakanlah, ⠀ "Pada keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia.⠀ Tetapi dosanya lebih besar daripada manfaatnya."⠀ ― QS. Al-Baqarah [2] : 219⠀ ㅤㅤ⠀ ㅤㅤ⠀ 💡 Ayat ini turun pada masa permulaan Islam, ketika iman kaum Muslimin belum begitu kuat untuk dapat meninggalkan apa yang telah menjadi kegemaran dan kebiasaan mereka, yang sebenarnya tidak dibolehkan oleh agama Islam.⠀ ⠀ Maka setelah turun ayat ini, sebagian dari kaum Muslimin telah meningalkan kebiasaan minum khamar karena ayat tersebut telah menyebutkan bahwa perbuatan itu merupakan dosa besar.⠀ ⠀ Prinsip ini sangat tepat untuk digunakan bila kita ingin mengadakan pemberantasan dan pembasmian apa yang telah berurat berakar dan mendarah-daging dalam masyarakat.⠀ ⠀ Andai kita mengadakan tindakan yang drastis, pemberantasan yang mendadak dan sekaligus, maka akan terjadi kegoncangan dalam masyarakat, dan akan timbullah perlawanan yang keras terhadap peraturan baru yang hendak diterapkan.⠀ ⠀ Agama Islam sangat mementingkan pembinaan mental manusia, dan menghindari timbulnya kegoncangan-kegoncangan dalam masyarakat.⠀ ⠀ Khamar atau minuman berakohol dilarang karena dibalik kemanfaatannya alkohol juga memiliki kemudaratan.⠀ ⠀ Karena alkohol mudah diserap, maka makanan berlebih seperti gula, lemak dan protein disimpan dalam bentuk lemak sehingga sebabkan kelebihan berat badan.⠀ Obesitas juga penyebab dari penyakit pembuluh darah, jantung dan gula (diabetes).⠀ ㅤㅤ https://instagr.am/p/CVDAheesfND/
3 notes · View notes
muhammadraihanhakim · 4 years
Text
Kisah Hamzah Bin Abdul Muthalib
Tumblr media
Pada suatu hari Hamzah bin Abdul Muthalib keluar dari rumahnya sambil membawa busur dan anak panah untuk berburu. Sejak muda, paman Rasulullah ini memang hobi dan gemar berburu binatang. Setelah hampir seharian menghabiskan waktunya di tempat perburuan tanpa mendapatkan hasil, ia pun beranjak pulang. Sebelum kembali ke rumahnya, ia lebih dulu mampir di Ka'bah untuk melakukan thawaf. Sebelum sampai di Ka'bah, seorang budak perempuan milik Abdullah bin Jud'an At-Taimi menghampirinya seraya berkata,"Hai Abu Umarah, andai saja tadi pagi kau melihat apa yang dialami oleh keponakanmu, Muhammad bin Abdullah, niscaya kamu tidak akan membiarkannya. Ketahuilah, bahwa Abu Jahal bin Hisyam telah memaki dan menyakiti keponakanmu itu, hingga akhirnya ia mengalami luka-luka di sekujur tubuhnya." Usai mendengarkan panjang lebar peristiwa yang dialami oleh keponakannya, Hamzah terdiam sambil menundukkan kepalanya sejenak. Ia kemudian membawa busur dan anak panahnya, kemudian bergegas menuju Ka'bah dan berharap dapat bertemu Abu Jahal di sana. Sampai di Ka'bah ia melihat Abu Jahal dan beberapa pembesar Quraisy sedang berbincang-bincang. Dengan tenang Hamzah mendekati Abu Jahal. Lalu dengan gerakan yang cepat ia lepaskan busur panahnya dan dihantamkan ke kepala Abu Jahal berkali-kali hingga jatuh tersungkur. Darah segar mengucur deras dari dahinya. "Mengapa kamu memaki dan mencederai Muhammad, padahal aku telah menganut agamanya dan meyakini apa yang dikatakannya? Sekarang, coba ulangi kembali makian dan cercaanmu itu kepadaku jika kamu berani!" bentak Hamzah kepada Abu Jahal. Dalam beberapa saat, orang-orang yang berada di sekitar Ka'bah lupa akan penghinaan yang baru saja menimpa pemimpin mereka. Mereka begitu terpesona oleh kata-kata yang keluar dari mulut Hamzah yang menyatakan bahwa ia telah menganut dan menjadi pengikut Muhammad. Tiba-tiba beberapa orang dari Bani Makhzum bangkit untuk melawan Hamzah dan menolong Abu Jahal. Tetapi Abu Jahal melarang dan mencegahnya seraya berkata,"Biarkanlah Abu Umarah melampiaskan amarahnya kepadaku. Karena tadi pagi, aku telah memaki dan mencerca keponakannya dengan kata-kata yang tidak pantas." Hamzah bin Abdul Muthalib adalah seorang yang mempunyai otak yang cerdas dan pendirian yang kuat. Ia adalah paman Nabi dan saudara sepersusuannya. Dia memeluk Islam pada tahun kedua kenabian. Ia juga hijrah bersama Rasulullah SAW dan ikut dalam perang Badar. Pada Perang Uhud syahid dan Rasulullah menjulukinya dengan "Asadullah" (Singa Allah) dan menyebutnya "Sayidus Syuhada" (Penghulu atau Pemimpin Para Syuhada). Ketika sampai di rumah, ia duduk terbaring sambil menghilangkan rasa lelahnya dan membawanya berpikir serta merenungkan peristiwa yang baru saja dialaminya. Sementara itu, Abu Jahal yang telah mengetahui bahwa Hamzah telah berdiri dalam barisan kaum Muslimin berpendapat, perang antara kaum kafir Quraisy dengan kaum Muslimin sudah tidak dapat dielakkan lagi. Oleh sebab itu, ia mulai menghasut dan memprovokasi orang-orang Quraisy untuk melakukan tindak kekerasan terhadap Rasulullah dan pengikutnya. Bagaimanapun Hamzah tidak dapat membendung kekerasan yang dilakukan kaum Quraisy terhadap para sahabat yang lemah. Akan tetapi harus diakui, bahwa keislamannya telah menjadi perisai dan benteng pelindung bagi kaum Muslimin lainnya. Lebih dari itu menjadi daya tarik tersendiri bagi kabilah-kabilah Arab yang ada di sekitar Jazirah Arab untuk lebih mengetahui agama Islam lebih mendalam. Sejak memeluk islam, Hamzah telah berniat untuk membaktikan segala keperwiraan, keperkasaan, dan juga jiwa raganya untuk kepentingan dakwah Islam. Pada Perang Badar, Rasulullah menunjuk Hamzah sebagai salah seorang komandan perang. Ia dan Ali bin Abi Thalib menunjukkan keberanian dan keperkasaannya yang luar biasa dalam mempertahankan kemuliaan agama Islam. Akhirnya, kaum Muslimin berhasil memenangkan perang tersebut secara gilang gemilang. Kaum kafir Quraisy tidak mau menelan kekalahan begitu saja, maka mereka mulai mempersiapkan diri dan menghimpun segala kekuatan untuk menuntut balas. Akhirnya, tibalah saatnya Perang Uhud di mana kaum kafir Quraisy disertai beberapa kafilah Arab lainnya bersekutu untuk menghancurkan kaum Muslimin. Sasaran utama perang itu adalah Rasulullah dan Hamzah bin Abdul Muthalib. Seorang budak bernama Washyi bin Harb diperintahkan oleh Hindun binti Utbah, istri Abu Sufyan bin Harb, untuk membunuh Hamzah. Wahsyi dijanjikan akan dimerdekakan dan mendapat imbalan yang besar pula jika berhasil menunaikan tugasnya. Akhirnya, setelah terus-menerus mengintai Hamzah, Wahsyi melempar tombaknya dari belakang yang akhirnya mengenai pinggang bagian bawah Hamzah hingga tembus ke bagian muka di antara dua pahanya. Tak lama kemudian, Hamzah wafat sebai syahid. Usai sudah peperangan, Rasulullah dan para sahabatnya bersama-sama memeriksa jasad dan tubuh para syuhada yang gugur. Sejenak beliau berhenti, menyaksikan dan membisu seraya air mata menetes di kedua belah pipinya. Tidak sedikitpun terlintas di benak beliau bahwa moral bangsa arab telah merosot sedemikian rupa, hingga dengan teganya berbuat keji dan kejam terhadap jasad Hamzah. Dengan keji mereka telah merusak jasad dan merobek dada Hamzah dan mengambil hatinya. Kemudian Rasulullah mendekati jasad Sayyidina Hamzah bin Abdul Muthalib, Singa Allah, Seraya berkata,"Tak pernah aku menderita sebagaimana yang kurasakan saat ini. Dan tidak ada suasana apa pun yang lebih menyakitkan diriku daripada suasana sekarang ini." Setelah itu, Rasulullah dan kaum Muslimin menyalatkan jenazah Hamzah dan para syuhada lainnya satu per satu. Ibnu Atsir dalam kitab Usud Al-Ghabah, mengatakan dalam Perang Uhud, Hamzah berhasil membunuh 31 orang kafir Quraisy. Sampai pada suatu saat ia tergelincir sehingga terjatuh kebelakang dan tersingkaplah baju besinya, dan pada saat itu ia langsung ditombak dan dirobek perutnya. Lalu hatinya dikeluarkan oleh Hindun kemudian dikunyahnya. Namun Hindun memuntahkannya kembali karena bisa menelannya. Ketika Rasulullah melihat keadaan tubuh pamannya Hamzah bin Abdul Muthalib, Beliau sangat marah dan Allah menurunkan firmannya: "Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar." (QS An-Nahl: 126) Diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq Sirah-nya, bahwa Ummayyah bin Khalaf bertanya pada Abdurahman bin Auf, "Siapakah salah seorang pasukan kalian yang dadanya dihias dengan bulu bulu itu?" "Dia adalah Hamzah bin Abdul Muthalib," jawab Abdurrahman bin Auf. "Dialah yang membuat kekalahan kepada kami," ujar Khalaf. Abdurahman bin Auf menyebutkan bahwa ketika perang Badar, Hamzah berperang disamping Rasulullah dengan memegang dua bilah pedang. Diriwayatkan dari Jabir bahwa ketika Rasulullah SAW melihat Hamzah terbunuh, maka beliau menagis.
5 notes · View notes
alumanaasmprijal · 4 years
Text
Sejarah Islam di dunia Islam muncul di Semenanjung Arab pada abad 7 Masehi ketika Nabi Muhammad saw mendapat ayat-ayat Allah s.w.t. Setelah kematian Rasullullah s.a.w. Islam berkembang ke Samudra Atlantik di Barat dan Asia Tengah di Timur. Seiring waktu, Muslim dibagi dan ada banyak kerajaan Islam berkembang lainnya.
Namun, munculnya Islam sebagai kerajaan kerajaan Umayyah, Abbasiyah, kerajaan Seljuk / Turki Seljuk, Ottoman Empire, Mughal Empire, India, dan Kesultanan Malaka telah menjadi kerajaan yang kuat. Tempat yang bagus untuk belajar ilmu pengetahuan telah menyadari sebuah peradaban Islam yang agung.Banyak ahli dalam ilmu sains dan sebagainya muncul dari negara-negara Muslim, terutama dizaman emas Islam.
Pada abad ke-18 dan ke-19 Masehi, banyak daerah Islam jatuh ke tangan penjajah Eropa. Setelah Perang Dunia I, Kekaisaran Ottoman runtuh kerajaan Islam terakhir menyembah bumi.
Nabi Muhammad S.A.W
Semenanjung Arab sebelum kedatangan Islam adalah daerah yang sangat terbelakang. Banyak orang Arab yang penyembah berhala dan pengikut lain dari agama Kristen dan Yahudi. Mekkah saat itu adalah tempat suci bagi orang-orang Arab. karena di tempat-tempat ini ada berhala agama mereka dan ada juga Sumur Zamzam, dan yang paling penting adalah Ka’bah.
Nabi Muhammad SAW lahir di Makkah pada Tahun Gajah adalah pada taggal 12- Rabi’ul Awal atau pada tanggal 21 April (570 atau 571 Masehi). Nabi Muhammad adalah seorang yatim piatu setelah ayahnya Abdullah bin Abdul Muthalib meninggal ketika ia masih dalam kandungan dan ibunya Aminah binti Wahab meninggal ketika ia berusia 7 tahun.
Kemudian ia dibesarkan oleh kakeknya Abdul Muthalib. Setelah kakeknya meninggal ia dibesarkan dengan baik oleh pamannya, Abu Thalib. Nabi Muhammad kemudian menikah dengan Siti Khadijah ketika ia berusia 25 tahun. Dia memiliki kambing dan menjadi pengembala kambing.
Nabi Muhammad pernah diangkat menjadi hakim. Pada saat ia berusia 35 tahun, pada saat banjir di kota Mekah, ia tidak suka suasana kota Mekah yang dipenuhi dengan orang-orang yang memiliki masalah sosial yang tinggi. Selain orang-orangnya menyembah berhala, orang-orang Mekah pada waktu itu juga mengubur bayi-bayi perempuan. Nabi Muhammad menghabiskan banyak waktu degan menyendiri di gua Hira untuk mencari ketenangan dan memikirkan Mekkah.
Ketika Nabi Muhammad berumur 40 tahun, ia dikunjungi oleh Malaikat Jibril. Setelah itu, ia mengajar ajaran Islam secara diam-diam kepada orang-orang terdekat yang dikenal sebagai “as-Sabiqun al-Awwalun (yang pertama masuk Islam)” dan kemudian secara terbuka kepada seluruh penduduk Mekkah, setelah turun wahyu al quran surat al Hijr ayat 94.
Di tahun 622, Nabi Muhammad dan pengikut-pengikutnya pindah dari Mekah ke Madinah. peristiwa ini dinamakan Hijrah. Sejak itu dimulai kalender Islam atau kalender Hijriyah.
Warga Mekkah dan Madinah berjuang dengan Nabi Muhammad saw. dengan hasil yang baik meskipun ada di antara umat Islam yang tewas. Muslim akhirnya menjadi lebih kuat, dan menaklukkan kota Mekah. Setelah Nabi Muhammad s.a.w. wafat, seluruh Jazirah Arab di bawah kendali Islam.
Perkembangan Agama Islam Di Dunia
Dalam sejarah umum Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad telah berkembang secara luas di seluruh dunia. Bani Abbasiyah, Bani Umayyah, dan Kekaisaran Utsmaniyah dapat dikatakan untuk menghubungkan daya dari empat khalifah pertama Islam setelah Khulafaur Rasyidin.
Indonesia telah mengenal Islam sejak abad pertama 7 masehi atau Hijriyah, meskipun frekuensinya tidak terlalu besar hanya melalui perdagangan dengan para pedagang-pedangang muslim yang berlayar ke Indonesia untuk berhenti untuk beberapa waktu. Pengenalan Islam lebih baik, khususnya di Semenanjung Melayu dan Nusantara, yang berlangsung hingga beberapa abad kemudian.
1. Khulafaur Rasyidin
632 – Wafatnya Nabi Muhammad dan Abu Bakar diangkat sebagai Khalifah. Usamah bin Zaid memimpin penyerbuan ke Syria. Perang melawan orang yang murtad, yaitu Bani Tamim dan al-Kadzab Musailamah. Dan
633 M – Mulailah pengumpulan Al Quran.
636 M – Perang di tentara Romawi sehingga Ajnadin atas Suriah, Mesopotamia, dan Palestina bisa ditaklukkan. Penaklukan Kadisia atas tentara Persia.
661 M – Ali bin Abi Thalib meninggal karena dibunuh. Pemerintah Khulafaur Rasyidin berakhir. Hasan (cucu dari Nabi Muhammad) kemudian diangkat sebagai Khalifah ke-5 Muslim (umat muslim) menggantikan Ali bin Abi Thalib.
661 M – Setelah sekitar 6 bulan Khalifah Hasan memerintah, dua kelompok besar, yaitu kekuatan Islam pasukan Hasan Khalifah di Kufah dan pasukan Muawiyah di Damaskus siap untuk memulai pertempuran besar.
Ketika pertempuran akan pecah, Muawiyah kemudian menawarkan rencana perdamaian untuk Khalifah Hasan kemudian dengan mempertimbangan persatuan Umat Muslim, rencana perdamaian diterima dengan persyaratan oleh Khalifah Hasan kepada Muawiyah. disampaikan oleh Khalifah Hasan kepada Muawiyah.
Tahun itu dikenal sebagai Tahun Perdamaian / Unity (Aam Jamaah) dalam sejarah umat Islam. Sejak saat itu Muslim Khalifah Muawiyah diikuti oleh sistem yang merupakan kerajaan Islam pertama yaitu pergantian pemimpin (Raja Islam) dilakukan untuk generasi (Daulah Umayyah) dari Umayyah Daulah kemudian terus kerajaan Islam yang selanjutnya disebut yaitu pergantian pemimpin.
2. Kerajaan Bani Ummaiyyah
661 M – Muawiyah menjadi khalifah dan mendirikan sebuah Kerajaan Bani Ummaiyyah.
669 M – Mempersiapkan peperangan untuk melawan Konstantinopel
677 M – Melakukan penyerangan peperangan Konstantinopel yang pertama kali tetapi masih gagal.
679 M – Melakukan penyerangan peperangan Konstantinopel yang kedua tetapi gagal karena Muawiyah meninggal pada tahun 680.
700 M – Tentara muslim melawan Afrika Utara dari kaum Barbar .
717 M – Umar bin Abdul Aziz menjadi khalifah. Pembaharuan yang hebat dijalankan.
725 M – Tentara muslim melawan Nimes di Perancis.
749 M – Kekalahan tentera Ummayyah di Kufah, Iraq ditangan tentara Abbasiyyah.
750 M – Damaskus ditaklukkan oleh tentera Abbasiyyah. Dan runtuhnya Kerajaan Bani Ummaiyyah.
3. Kerajaan Bani Abbasiyyah
752 M – Berdirinya sebuah Kerajaan Bani Abbasiyyah.
763 M – Pendirian kota Baghdad. Kekalahan tentara Abbasiyyah di Spanyol.
809 M – Wafatnya Harun ar-Rasyid. Al-Amin dan diangkat menjadi khalifah.
814 M – Terjadinya perang saudara antara Al-Amin dan Al-Ma’mun. Al-Amin yang terbunuh dan Al-Ma’mun yang menjadi khalifah.
1055 M – Penyerangan tentara Turki terhadapa Baghdad..
1091 M – Berakhirnya pemerintahan islam di Sicilia karena penyerangan Bangsa Norman.
1095 M- 1099 M – Dimulai pertama kalinya perang Salib dan Tentara Salib mengalahkan Baitul Maqdis. Dan mereka membunuh semua penduduknya.
1144 M – Nuruddin Zengi mengalahkan Edessa dari tentera Kristian. Perang Salib kedua berlaku.
1187 M – Salahuddin Al-Ayubbi mengalahkan Baitulmuqaddis dari tentera Salib. Perang Salib ketiga berlaku.
1258 M – Pasukan Mongol melakukan penyerangan dan menghancurkan Baghdad. Ribuan penduduk Baghdad terbunuh. Runtuhnya Baghdad. Berakhirnya pemerintahan Kerajaan Bani Abbasiyyah-Seljuk.
1260 M – Kebangkitan Umat Muslim (islam). Kerajaan Bani Mamluk di Mesir (merupakan sebuah pertahanan Umat Muslim yang ke 3 terakhir setelah Makkah & Madinah) dari pimpinan SultanSaifuddin Muzaffar Al-Qutuz yang mengalahkan pasukan Mongol di dalam sebuah peperangan di Ain Jalut.
4. Kerajaan Turki Utsmani
1299 M – Sebuah pemerintahan yang kecil di Turki di bawah Turki Seljuk didirikan di barat Anatolia.
1301 M – Osman I menyatakan bahwa dirinya sebagai seorang sultan. Dan berdirinya Kerajaan Turki Usmani.
1402 M – Timurlane, Raja Tartar (Mongol) menghabiskan tentera Uthmaniyyah di Ankara.
1451 M – Sultan Muhammad al-Fatih menjadi seorang pemimpin pemerintah.
1687 M – Wafatnya Sultan Muhammad IV.
1804 M – Kebangkitan dan pemberontakan bangsa Serbia yang pertama.
1815 M – Kebangkitan dan pemberontakan bangsa Serbia kedua.
1826 M – Kekalahan tentera laut Uthmaniyyah di Navarino. Dan pembunuhan secara massal tentara elit Janissari.
1830 M – Kemerdekaan Greece dan berakhirnya peperangan.
1853 M – Awal Perang Crimea.
1856 M – Berakhirnya Perang Crimea.
1912 M dan 1913 M – Perang Balkan pertama dan Perang Balkan kedua
1924 M – Khalifah dihapus.Dan berakhirnya sebuah pemerintahan Kerajaan Turki Utsmani.
Perkembangan Islam Di Indonesia
Sebelum Islam datang, penduduk wilayah nusantara telah menganut berbagai kepercayaan, seperti animisme, dinamisme, budha, hindu. Pengaruh dari kepercayaan tersebut sangatlah terlihat seperti adanya bangunan candi, baik candi budha maupun hindu.
Kemudian, datanglah agama Islam sekitar abad ke-7M yang membawa nuansa baru adanya kepercayaan penduduk wilayah nusantara. Ada 3 teori masuknya agama Islam di Indonesia yaitu sebagai berikut:
Teori Gujarat
Teori ini dipelopori oleh Snouck Hurgronje. Teori ini menyatakan bahwa Islam masuk di Indonesia dari wilayah-wilayah di anak benua India, seperti Gujarat , Bengala dan Malabar, disebut sebagai asal masuknya Islam ke Indonesia.
Teori Persia
Teori ini mengemukakan bahwa tanah Persia disebut sebagai tempat asal masuknya Islam. Teori ini berdasarkan pada kesamaan budaya yang dimiliki oleh beberapa kelompok masyarakat Islam dengan penduduk Persia. Teori ini meyakini Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13.
Teori Arabia
Teori ini mengemukakan bahwa Islam masuk ke Indonesia berasal dari Mekkah atau Madinah. Waktu kedatangannya diperkirakan pada abad ke-7 dan bukan abad ke-12 atau ke-13. Pakar sejarah yang mendukung teori ini antara lain Hamka, A.Hasymi, Uka Candrasasmita, dan Alwi Shihab.
Adapun cara dan proses masuknya islam di Indonesia melalui beberapa cara, antara lain :
Perdagangan
Islam masuk ke Indonesia salah satuya lewat dengan cara perdagangan. Hal ini bisa terjadi karena orang-orang Melayu yang ada di Indonesia pada waktu itu berhubungan dengan orang arab dalam hal perdagangan. Mereka sudah sangat dekat anatra satu sama lain. Jadi, saat pedagang arab mulai menyebarkan pemahaman agama Islam, para orang melayu pun mudah untuk menerimanya.
Lambat tapi pasti, orang Melayu mulai banyak masuk ajaran Islam. Pengaruh Islam semakin kuat pada waktu itu setelah berdirinya kerjaan Islam Malaka dan kerajaan Samudra Pasai di Aceh. Maka makin ramailah para pedagang Arab serta ulama yang datang ke Indonesia.
Disamping mereka berdagang untuk mencari keuntungan duniawi, mereka juga sambil berdakwah untuk menambah amal mereka.
Kultural
Maksud dengan kultural ini, penyebaran Islam di Indonesia menggunakan media kebudayaan. Contohnya yang dilakukan oleh para wali songo di pulau Jawa. Sunan Kali Jaga pada waktu itu berdakwah dengan mengembangkan kesenian wayang kulit. Dia mengisi  pementasan wayang yang biasanya isinya itu bertema ajaran Hindu, dia ganti dengan ajaran Islam. Kemudian ada juga Sunan Muria berdakwah dengan mngembangkan Gamelannya. Sedangkan Sunan Giri berdakwah dengan cara membuat banyak sekali mainan anak-anak seperti cublak Suweng, Jalngan, Jamuran dan lain sebagainya. Para Sunan ini cerdik sekali, mereka membawa pemahaman ajaran Islam dengan menggunakan bahasa yang sering digunakan oleh kaumnya. Kebetulan pada waktu itu masyarakat Indonesia khususnya Jawa, mereka sangat menyukai kesenian-kesenian itu.
Pendidikan
Salah satu cara efektif memasukan pemahaman ajaran Islam pada waktu itu dengan melalui pendidikan, dan pesantren adalah lembaga pendidikan yang paling strategis untuk melakukannya. Kebanyakan para da’i dan mubaligh dalam menyebarkan Islam ke seluruh penjuru Indonesia, mereka itu keluaran dari pesantren. Contohnya Datuk Ribandang yang merupakan keluaran pesantren milik Sunan Giri dia adalah seorang yang mengislamkan kerajaan Gowa Tolla di Kalmantan Timur. Selain Datuk Ribandang, banyak santri-santri Sunan Giri yang menyebar ke pulau-pulau yang ada di Indonesia seperti Kangan, Haruku, Madura, Bawean hingga Nusa Tenggara. Sampai saat ini, pesantren masi menjadi strategi yang efektif untuk menyebarkan ajaran Islam ke seluruh Indonesia.
Kekuasaan Politik
Penyebaran Islam di Indonesia juga tidak terlepas dari dukungan para Sultan. Contohnya di pulau Jawa, Kesultanan Demak merupakan pusat dakwah dan menjadi pelindung penyebaran agama Islam. Ada juga di pulau Sulawesi yaitu Raja Gowa-Tolla yang menjadi pelindung bagi para da’i menyebarkan ajaran Islam disana. Para Sultan dan Raja saling berkomunikasi, tolong menolong dalam melindungi perkembangan dakwah Islam di Indonesia.
Kekompakan para sultan ini juga menjadi cikal bakal lahirnya negara Indonesia.
Baca Juga : Sejarah Hari Raya Idul Fitri – Umat Islam
Karakteristik Agama Islam
Sebagai agama, Islam memiliki beberapa karakteristik yang berbeda dengan agama-agama besar lainnya yang dianut umat manusia di dunia. Ajaran Islam adalah ajaran yang rasional dan bisa dinalar dengan logika. Ajaran Islam tidak menyulitkan karena peraturan-peraturan yang diterapkan Islam sesuai dengan keadaan dan kemampuan manusia. Karakteristik kedua yaitu Islam agama Tauhid. Aqidah yang diajarkan para Nabi dan Rasul tidak pernah berubah dari masa ke masa, yaitu aqidah Tauhid yakni kepercayaan dan keyakinan bahwa sesungguhnya Allah SWT itu Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Kuasa.
Islam agama kebenaran, ajaran Islam bertujuan untuk menyejahterakan dan mencerahkan umat manusia menuju peradaban yang lebih maju. Tidak ada satu pun ajaran Islam yang bertentangan dengan akal sehat, ilmu pengetahuan dan teknologi, norma – norma etika, sosial dan kemasyarakatan tetapi justru Islam datang untuk mengukuhkan hal itu semua.
Islam sebagai agama yang universal telah mengumandangkan berbagai nilai luhur sejak alam ini diciptakan sampai tiba masa kehancuran (kiamat). Ajaran Islam adalah ajaran yang menghargai pluralitas umat beragama, inklusivitas, moderat, dan toleran terhadap perbedaan, serta merupakan petunjuk bagi seluruh manusia, bukan hanya untuk suatu kaum atau golongan. Dalam kaidah Ushul Fiqih disebutkan: “Apabila urusan sudah menjadi sempit maka boleh diperluas, apabila terlalu luas maka urusan itu menjadi dipersempit.”
Berdasarkan kaidah tersebut, kita dapat melihat elastisitas dan fleksibelitas ajaran Islam yang sesuai dengan naluri manusia. Sebagai contoh, dalam Islam ada konsep azimah (tuntutan) dan rukhsah (keringanan). Contoh azimah adalah larangan memakan bangkai, tetapi saat kondisi tertentu seperti, tidak ada makanan, maka akan timbullah rukhsah, yaitu keringanan untuk memakan bangkai karena tidak ada makanan lain. Bahkan rukhsah tersebut dapat menjadi azimah, yang tadinya dilarang tetapi justru menjadi keharusan sebab jika tidak dimakan akan mengakibatkan kematian sesorang.
Sebagai agama yang Syamil Mutakamil (integral menyeluruh dan sempurna) Islam membicarakan seluruh sisi kehidupan manusia, mulai dari masalah kecil hingga masalah besar. Islam agama yang sempurna dapat diartikan sebagai kondisi awal yang mapan dan mencakup berbagai bidang kehidupan. Walaupun Islam agama yang sempurna bukan berarti umat Islam itu stagnan (jumud), tetapi harus bersifat dinamis. Maksudnya, selalu mengikuti perkembangan zaman dan memperbaharui hal-hal yang baik.
Karakteristik agama Islam yang berikutnya adalah Islam agama seimbang. Allah SWT menyebutkan bahwa umat Islam adalah ummatan wasathan atau  umat yang seimbang dalam beramal baik yang menyangkut pemenuhan terhadap kebutuhan jasmani dan akal pikiran maupun kebutuhan rohani. Ketidakseimbangan dalam hal agama akan memicu berbagai konflik, dalam soal aqidah misalnya, banyak agama yang menghendaki keberadaan Tuhan secara konkrit sehingga penganutnya membuat simbol-simbol dalam bentuk patung.
Ada juga agama yang menganggap Tuhan sebagai sesuatu yang abstrak sehingga masalah ketuhanan merupakan khayalan belaka bahkan cenderung ada yang tidak percaya akan adanya Tuhan sebagaimana komunisme. Karakteristik penting lainnya dari ajaran Islam adalah konsepnya yang jelas. Kejelasan konsep Islam membuat umatnya tidak bingung dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam bahkan pertanyaan umat manusia tentang Islam dapat dijawab dengan jelas bahkan apabila pertanyaan tersebut mengarah pada maksud yang merusak ajaran Islam itu sendiri.
Karakteristik terakhir adalah Islam menjunjung tinggi kemerdekaan. Kemerdekaan atau kebebasan dalam bahasa Arab disebut dengan al hurriyyah. Kata al hurr disebut satu kali dalam surah Al-Baqarah ayat 178. Dari kata ini terbentuk kata al-tahriryang berarti pembebasan. Dalam Islam kemerdekaan adalah sesuatu yang hakiki dan bersifat fitrah. Setiap manusia yang baru dilahirkan, dengan sendirinya dalam keadaan merdeka. Tidak ada seorang pun yang berhak untuk menjadikannya budak. Kemerdekaan dalam Islam adalah kemerdekaan yang bertanggung jawab.
Artinya, beragam kemerdekaan yang diperoleh manusia tidak berarti bahwa dia boleh bertindak semau-maunya. Dengan kata lain tidak seorang pun berhak memaksakan kehendaknya atas orang lain. Pemaksaan kehendak, apalagi dengan cara-cara kekerasan, pembatasan, pengekangan dan perendahan adalah melanggar prinsip kemanusiaan itu sendiri dan dengan sendirinya juga melanggar prinsip Tauhid. Dari sinilah, maka setiap orang dituntut harus saling memberikan perlindungan, rasa aman dan penghormatan dari kemerdekaan yang dimilikinya itu.
Sumber Agama Islam
Menurut hadits Mu’az bin Jabal, sumber hukum islam ada tiga, yaitu: Al-quran, As-sunnah (Al-hadits), dan Ijtihad (ra’yu).
Al-quran
Al-quran merupakan sumber ajaran yang paling utama dalam islam. Al-quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur. Dengan diturunkannya Al-quran, sebenarnya telah cukup untuk menjadi pedoman, rujukan, serta sumber hukum bagi manusia dalam menjalankan kehidupan. Menurut Dr. Kaelany HD,. MA, Al-quran memuat antara lain tentang: pokok-pokok keimanan, prinsip-prinsip syariah, janji atau kabar gembira bagi yang berbuat baik dan ancaman siksa bagi yang berbuat dosa, kisah-kisah sejarah nabi, dan dasar-dasar ilmu pengetahuan.
Menurut Dr. Kaelany HD,. MA, sebagai sumber hukum, Al-quran membahas mengenai aqidah, akhlak, dan syariah. Hukum-hukum yang mengatur hubungan manusia dengan Allah contohnya adalah hukum-hukum yang mengatur mengenai tata pelaksanaan ibadah seperti salat,puasa, zakat, dan haji. Selain itu, di dalam Al-quran juga terdapat petunjuk-petunjuk bagi manusia dalam bertingkah laku sesuai dengan aturan dan kehendak Allah.
As-Sunnah
Dalam buku “Islam Agama Universal” karya Dr. Kaelany HD,. MA terdapat pengertian sunnah secara terminologi islam, yakni sunnah berarti perkataan, perbuatan, dan keizinan Nabi Muhammad SAW. Sunnah memiliki fungsi sebagai penafsir, pensyarah, dan penjelas mengenai hal-hal yang telah ada dalam Al-quran. Sunnah berdasarkan bentuknya terbagi menjadi tiga, yakni: Fi’li (perbuatan nabi), Qauli (perkataan nabi), dan Taqriri (persetujuan nabi).
Ijtihad
Sumber ajaran islam yang ketiga adalah ijtihad. Ijtihad berarti penggunaan rasio atau akal semaksimal mungkin guna menemukan sesuatu ketetapan hukum tertentu yang tidak ditetapkan secara tegas dalam Al-quran dan As-sunnah. Ijtihad dilakukan oleh para imam,para kepala pemerintah, para hakim, dan oleh para panglima perang untuk menemukan solusi dari permasalahan yang berkembang dikalangan mereka berdasarkan bidang mereka masing-masing. Dalam ijtihad terdapat sumber hukum lain yaitu ijma(konsensus ulama), qiyas(analogi berdasarkan sebab atau illat masalah), urf (adat kebiasaan setempat), maslahah mursalah(kepentingan umum),dan istihsan.
Ruang Lingkup Agama Islam
Dalam suatu hadits disebutkan bahwa ada tiga pokok-pokok ajaran islam, yaitu :
Aqidah
Dalam buku “Islam Agama Universal” disebutkan definisi dari aqidah, yaitu merupakan istilah untuk menyatakan keteguhan atau kekuatan iman seorang mukmin kepada sang pencipta Allah SWT. Inti dari keimanan kepada Allah SWT adalah tauhid atau kepercayaan, pernyataan, atau sikap yang mengesakan Allah. Jika seseorang telah bertauhid, maka akan muncul sikap Tauhid Uluhiyah atau sikap yang hanya menyembah kepada Allah.
Syari’ah
Menurut istilah, syariah berarti aturan atau undang-undang yang diturunkan Allah untuk mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, mengatur hubungan sesama manusia, dan hubungan manusia dengan alam semesta. Terdapat dua macam syaria’ah, yaitu syari’ah muamalah (amalan yang berhubungan dengan manusia) dan syari’ah ibadah (amalan yang berhubungan dengan Allah SWT). Prinsip dasar dari syari’ah muamalah adalah diperbolehkan selama tidak ada larangan yang jelas dari Allah SWT. Sedangkan prinsip dasar dari syaria’ah ibadah adalah dilarang atau haram selama tidak diatur oleh Allah SWT dan Rasul-Nya.
Akhlak
Akhlak merupakan perilaku yang dilandaskan hati nurani. Sumber pijakan akhlak adalah Al-quran dan Sunnah, sehingga jika seseorang berperilaku yang tidak ada di dalam Al-quran atau Sunnah, maka tidak bisa dikatakan perilaku seseorang itu termasuk perilaku atau akhlak yang mulia.
Makna Islam
Islam adalah Ketundukan
Ikhlas berserah diri kepada Pencipta alam yang kepadaNya alam tunduk patuh berserah diri. Maka, Islam identik dengan ketundukan kepada sunnatullah yang terdapat di alam semesta (tidak tertulis) maupun Kitabullah yang tertulis (Al-Qur’an). Ketundukan terhadap alam semesta maksudnya kita sebagai manusia harus merawat alam semesta dan tidak merusaknya. Sedangkan ketundukan terhadap Al-Qur’an adalah kita sebagai harus menjaga kemurnian Al-Qur’an dan mengamalkannya.
Islam adalah Wahyu Allah
Islam merupakan satu-satunya agama yang bersandar kepada wahyu Allah secara murni. Artinya, seluruh sumber nilai dari nilai agama ini adalah wahyu yang Allah turunkan kepada para Rasul-Nya terdahulu.
Islam adalah Agama Para Nabi dan Rasul
Nabi-nabi lain pun mendakwahkan ajaran Islam kepada manusia. Mereka mengajarkan agama sebagaimana yang dibawa Nabi Muhammad saw. Hanya saja, dari segi syariat (hukum dan aturan) belum selengkap yang diajarkan Nabi Muhammad saw. Tetapi, ajaran prinsip-prinsip keimanan dan akhlaknya sama. Nabi Muhammad saw datang menyempurnakan ajaran para Rasul, menghapus syariat yang tidak sesuai dan menggantinya dengan syariat yang baru.
Islam adalah Jalan Allah Yang Lurus
Islam merupakan satu-satunya pedoman hidup bagi seorang muslim. Baginya, tidak ada agama lain yang benar selain Islam. Karena ini merupakan jalan Allah yang lurus yang diberikan kepada orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah.
Islam Pembawa Keselamatan Dunia dan Akhirat
Sebagaimana sifatnya yang bermakna selamat sejahtera, Islam menyelamatkan hidup manusia di dunia dan di akhirat. Keselamatan dunia adalah kebersihan hati dari noda syirik dan kerusakan jiwa. Sedangkan keselamatan akhirat adalah masuk surga yang disebut Daarus Salaam. Allah menyeru (manusia) ke Daarus Salaam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendakiNya kepada jalan yang lurus (Islam). Dengan prinsip kita dapat memahami kemuliaan dan keagungan ajaran agama Allah ini.
Hakikat Agama Islam
Hakikatnya agama adalah keyakinan akan adanya Tuhan yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, maka sangat perlu dipahami secara seksama oleh setiap manusia. Agama juga membawa peraturan-peraturan berupa hukum-hukum yang harus dipatuhi baik dalam bentuk perintah yang wajib dilaksanakan maupun berupa larangan yang harus ditinggalkan.
Agama Islam adalah agama yang sempurna dan diridhoi Allah swt. orang yang beragama islam diperintahkan berdoa agar dibimbing di jalan yang benar untuk mendapatkan kenikmatan dan dihindarkan dari murka Allah dan jalan yang sesat.
Agama islam pembawa petunjuk, kedamaian serta kesejahteraan.
Agama Islam itu merupakan agama yang menghimpun semua kebenaran agama-agama yang pernah diajarkan oleh para nabi sebelum Nabi Muhammad saw untuk diyakini kebenarannya dan diamalkan dalam kehidupan umat Islam.
2 notes · View notes
ayojalanterus · 3 years
Text
Mengenal Sriwijaya - Kerajaan Terkaya di Nusantara
  Tidak ada orang Indonesia modern yang mendengar mengenai Sriwijaya sampai tahun 1920-an. Kerajaan Sriwijaya mulai diketahui ketika sarjana Perancis George Cœdès mempublikasikan penemuannya dalam surat kabar berbahasa Belanda dan Indonesia. Coedès menyatakan bahwa referensi Tiongkok terhadap "San-fo-ts'i", sebelumnya dibaca "Sribhoja", dan beberapa prasasti dalam Melayu Kuno merujuk pada kekaisaran yang sama.
Tumblr media
Selain berita-berita diatas tersebut, telah ditemukan oleh Balai Arkeologi Palembang sebuah perahu kuno yang diperkirakan ada sejak masa awal atau proto Kerajaan Sriwijaya di Desa Sungai Pasir, Kecamatan Cengal, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. Sayang, kepala perahu kuno itu sudah hilang dan sebagian papan perahu itu digunakan justru buat jembatan. Tercatat ada 17 keping perahu yang terdiri dari bagian lunas, 14 papan perahu yang terdiri dari bagian badan dan bagian buritan untuk menempatkan kemudi. Perahu ini dibuat dengan teknik pasak kayu dan papan ikat yang menggunakan tali ijuk. Cara ini sendiri dikenal dengan sebutan teknik tradisi Asia Tenggara. Selain bangkai perahu, ditemukan juga sejumlah artefak-artefak lain yang berhubungan dengan temuan perahu, seperti tembikar, keramik, dan alat kayu. 
Sriwijaya menjadi simbol kebesaran Sumatera awal, dan kerajaan besar Nusantara selain Majapahit di Jawa Timur. Pada abad ke-20, kedua kerajaan tersebut menjadi referensi oleh kaum nasionalis untuk menunjukkan bahwa Indonesia merupakan satu kesatuan negara sebelum kolonialisme Belanda.
Tumblr media
Sriwijaya disebut dengan berbagai macam nama. Orang Tionghoa menyebutnya Shih-li-fo-shih atau San-fo-ts'i atau San Fo Qi. Dalam bahasa Sanskerta dan bahasa Pali, kerajaan Sriwijaya disebut Yavadesh dan Javadeh. Bangsa Arab menyebutnya Zabaj dan Khmer menyebutnya Malayu. Banyaknya nama merupakan alasan lain mengapa Sriwijaya sangat sulit ditemukan. Sementara dari peta Ptolemaeus ditemukan keterangan tentang adanya 3 pulau Sabadeibei yang kemungkinan berkaitan dengan Sriwijaya. Sekitar tahun 1993, Pierre-Yves Manguin melakukan observasi dan berpendapat bahwa pusat Sriwijaya berada di Sungai Musi antara Bukit Seguntang dan Sabokingking (terletak di provinsi Sumatera Selatan sekarang), tepatnya di sekitar situs Karanganyar yang kini dijadikan Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya. Pendapat ini didasarkan dari foto udara tahun 1984 yang menunjukkan bahwa situs Karanganyar menampilkan bentuk bangunan air, yaitu jaringan kanal, parit, kolam serta pulau buatan yang disusun rapi yang dipastikan situs ini adalah buatan manusia. Bangunan air ini terdiri atas kolam dan dua pulau berbentuk bujur sangkar dan empat persegi panjang, serta jaringan kanal dengan luas areal meliputi 20 hektar. Di kawasan ini ditemukan banyak peninggalan purbakala yang menunjukkan bahwa kawasan ini pernah menjadi pusat permukiman dan pusat aktifitas manusia.Namun sebelumnya Soekmono berpendapat bahwa pusat Sriwijaya terletak pada kawasan sehiliran Batang Hari, antara Muara Sabak sampai ke Muara Tembesi (di provinsi Jambi sekarang), dengan catatan Malayu tidak di kawasan tersebut, jika Malayu pada kawasan tersebut, ia cenderung kepada pendapat Moens, yang sebelumnya juga telah berpendapat bahwa letak dari pusat kerajaan Sriwijaya berada pada kawasan Candi Muara Takus (provinsi Riau sekarang), dengan asumsi petunjuk arah perjalanan dalam catatan I Tsing, serta hal ini dapat juga dikaitkan dengan berita tentang pembangunan candi yang dipersembahkan oleh raja Sriwijaya (Se li chu la wu ni fu ma tian hwa atau Sri Cudamaniwarmadewa) tahun 1003 kepada kaisar Cina yang dinamakan cheng tien wan shou (Candi Bungsu, salah satu bagian dari candi yang terletak di Muara Takus). Namun yang pasti pada masa penaklukan oleh Rajendra Chola I, berdasarkan prasasti Tanjore, Sriwijaya telah beribukota di Kadaram (Kedah sekarang).PEMBENTUKAN DAN PERKEMBANGAN Belum banyak bukti fisik mengenai Sriwijaya yang dapat ditemukan. Kerajaan ini menjadi pusat perdagangan dan merupakan negara bahari, namun kerajaan ini tidak memperluas kekuasaannya di luar wilayah kepulauan Asia Tenggara, dengan pengecualian berkontribusi untuk populasi Madagaskar sejauh 3.300 mil di barat. Beberapa ahli masih memperdebatkan kawasan yang menjadi pusat pemerintahan Sriwijaya, selain itu kemungkinan kerajaan ini biasa memindahkan pusat pemerintahannya, namun kawasan yang menjadi ibukota tetap diperintah secara langsung oleh penguasa, sedangkan daerah pendukungnya diperintah oleh datu setempat. Kemaharajaan Sriwijaya telah ada sejak 671 M sesuai dengan catatan I Tsing. Dari prasasti Kedukan Bukit pada tahun 682 M diketahui imperium ini di bawah kepemimpinan Dapunta Hyang. Diketahui, Prasasti Kedukan Bukit adalah prasasti tertua yang ditulis dalam bahasa Melayu. Para ahli berpendapat bahwa prasasti ini mengadaptasi ortografi India untuk menulis prasasti ini. Di abad ke-7 ini, orang Tionghoa mencatat bahwa terdapat dua kerajaan yaitu Malayu dan Kedah menjadi bagian kemaharajaan Sriwijaya.
Pagoda Borom That yang Bergaya Sriwijaya di Chaiya, Thailand
Berdasarkan prasasti Kota Kapur yang berangka tahun 686 ditemukan di pulau Bangka, kemaharajaan ini telah menguasai bagian selatan Sumatera, pulau Bangka dan Belitung, hingga Lampung. Prasasti ini juga menyebutkan bahwa Sri Jayanasa telah melancarkan ekspedisi militer untuk menghukum Bhumi Jawa yang tidak berbakti kepada Sriwijaya, peristiwa ini bersamaan dengan runtuhnya Tarumanagara di Jawa Barat dan Holing (Kalingga) di Jawa Tengah yang kemungkinan besar akibat serangan Sriwijaya. Kemungkinan yang dimaksud dengan Bhumi Jawa adalah Tarumanegara. Sriwijaya tumbuh dan berhasil mengendalikan jalur perdagangan maritim di Selat Malaka, Selat Sunda, Laut China Selatan, Laut Jawa, dan Selat Karimata. Ekspansi kerajaan ini ke Jawa dan Semenanjung Malaya, menjadikan Sriwijaya mengendalikan dua pusat perdagangan utama di Asia Tenggara. Berdasarkan observasi, ditemukan reruntuhan candi-candi Sriwijaya di Thailand dan Kamboja. Di abad ke-7, pelabuhan Champa di sebelah timur Indochina mulai mengalihkan banyak pedagang dari Sriwijaya. Untuk mencegah hal tersebut, Maharaja Dharmasetu melancarkan beberapa serangan ke kota-kota pantai di Indochina. Kota Indrapura di tepi sungai Mekong, di awal abad ke-8 berada di bawah kendali Sriwijaya. Sriwijaya meneruskan dominasinya atas Kamboja, sampai raja Khmer Jayawarman II, pendiri kemaharajaan Khmer, memutuskan hubungan dengan Sriwijaya pada abad yang sama. Di akhir abad ke-8 beberapa kerajaan di Jawa, antara lain Tarumanegara dan Holing berada di bawah kekuasaan Sriwijaya. Menurut catatan, pada masa ini pula wangsa Sailendra bermigrasi ke Jawa Tengah dan berkuasa di sana. Di abad ini pula, Langkasuka di semenanjung Melayu menjadi bagian kerajaan. Di masa berikutnya, Pan Pan dan Trambralinga, yang terletak di sebelah utara Langkasuka, juga berada di bawah pengaruh Sriwijaya.Setelah Dharmasetu, Samaratungga menjadi penerus kerajaan. Ia berkuasa pada periode 792 sampai 835. Tidak seperti Dharmasetu yang ekspansionis, Samaratungga tidak melakukan ekspansi militer, tetapi lebih memilih untuk memperkuat penguasaan Sriwijaya di Jawa. Selama masa kepemimpinannya, ia membangun candi Borobudur di Jawa Tengah yang selesai pada tahun 825.AGAMA Sebagai pusat pengajaran Buddha Vajrayana, Sriwijaya menarik banyak peziarah dan sarjana dari negara-negara di Asia. Antara lain pendeta dari Tiongkok I Tsing, yang melakukan kunjungan ke Sumatera dalam perjalanan studinya di Universitas Nalanda, India, pada tahun 671 dan 695, I Tsing melaporkan bahwa Sriwijaya menjadi rumah bagi sarjana Buddha sehingga menjadi pusat pembelajaran agama Buddha. Selain berita diatas, terdapat berita yang dibawakan oleh I Tsing, dinyatakan bahwa terdapat 1000 orang pendeta yang belajar agama Budha pada Sakyakirti, seorang pendeta terkenal di Sriwijaya.
Candi Muara Takus
Pengunjung yang datang ke pulau ini menyebutkan bahwa koin emas telah digunakan di pesisir kerajaan. Selain itu ajaran Buddha aliran Buddha Hinayana dan Buddha Mahayana juga turut berkembang di Sriwijaya. Menjelang akhir abad ke-10, Atiśa, seorang sarjana Buddha asal Benggala yang berperan dalam mengembangkan Buddha Vajrayana di Tibet dalam kertas kerjanya Durbodhāloka menyebutkan ditulis pada masa pemerintahan Sri Cudamani Warmadewa penguasa Sriwijayanagara di Malayagiri di Suvarnadvipa. Kerajaan Sriwijaya banyak dipengaruhi budaya India, pertama oleh budaya Hindu kemudian diikuti pula oleh agama Buddha. Peranannya dalam agama Budha dibuktikannya dengan membangun tempat pemujaan agama Budha di Ligor, Thailand. Raja-raja Sriwijaya menguasai kepulauan Melayu melalui perdagangan dan penaklukkan dari kurun abad ke-7 hingga abad ke-9, sehingga secara langsung turut serta mengembangkan bahasa Melayu beserta kebudayaannya di Nusantara.Sangat dimungkinkan bahwa Sriwijaya yang termahsyur sebagai bandar pusat perdagangan di Asia Tenggara, tentunya menarik minat para pedagang dan ulama muslim dari Timur Tengah, sehingga beberapa kerajaan yang semula merupakan bagian dari Sriwijaya, kemudian tumbuh menjadi cikal-bakal kerajaan-kerajaan Islam di Sumatera kelak, disaat melemahnya pengaruh Sriwijaya.
BUDAYA Berdasarkan berbagai sumber sejarah, sebuah masyarakat yang kompleks dan kosmopolitan yang sangat dipengaruhi alam pikiran Budha Wajrayana digambarkan bersemi di ibu kota Sriwijaya. Beberapa prasasti Siddhayatra abad ke-7 seperti Prasasti Talang Tuo menggambarkan ritual Budha untuk memberkati peristiwa penuh berkah yaitu peresmian taman Sriksetra, anugerah Maharaja Sriwijaya untuk rakyatnya. Prasasti Telaga Batu menggambarkan kerumitan dan tingkatan jabatan pejabat kerajaan, sementara Prasasti Kota Kapur menyebutkan keperkasaan balatentara Sriwijaya atas Jawa.Semua prasasti ini menggunakan bahasa Melayu Kuno, leluhur bahasa Melayu dan bahasa Indonesia modern. Sejak abad ke-7, bahasa Melayu kuno telah digunakan di Nusantara. Ditandai dengan ditemukannya berbagai prasasti Sriwijaya dan beberapa prasasti berbahasa Melayu Kuno di tempat lain, seperti yang ditemukan di pulau Jawa. Hubungan dagang yang dilakukan berbagai suku bangsa Nusantara menjadi wahana penyebaran bahasa Melayu, karena bahasa ini menjadi alat komunikasi bagi kaum pedagang. Sejak saat itu, bahasa Melayu menjadi lingua franca dan digunakan secara meluas oleh banyak penutur di Kepulauan Nusantara.
Tumblr media
Meskipun disebut memiliki kekuatan ekonomi dan keperkasaan militer, Sriwijaya hanya meninggalkan sedikit tinggalan purbakala di jantung negerinya di Sumatera. Sangat berbeda dengan episode Sriwijaya di Jawa Tengah saat kepemimpinan wangsa Syailendra yang banyak membangun monumen besar; seperti Candi Kalasan, Candi Sewu, dan Borobudur. Candi-candi Budha yang berasal dari masa Sriwijaya di Sumatera antara lain Candi Muaro Jambi, Candi Muara Takus, dan Biaro Bahal.Akan tetapi tidak seperti candi periode Jawa Tengah yang terbuat dari batu andesit, candi di Sumatera terbuat dari bata merah. Beberapa arca-arca bersifat Budhisme, seperti berbagai arca Budha yang ditemukan di Bukit Seguntang, Palembang, dan arca-arca Bodhisatwa Awalokiteswara dari Jambi, Bidor, Perak dan Chaiya, dan arca Maitreya dari Komering, Sumatera Selatan. Semua arca-arca ini menampilkan keanggunan dan langgam yang sama yang disebut "Seni Sriwijaya" atau "Langgam/Gaya Sriwijaya" yang memperlihatkan kemiripan — mungkin diilhami — oleh langgam Amarawati India dan langgam Syailendra Jawa (sekitar abad ke-8 sampai ke-9).PERDAGANGAN 
Tumblr media
Di dunia perdagangan, Sriwijaya menjadi pengendali jalur perdagangan antara India dan Tiongkok, yakni dengan penguasaan atas Selat Malaka dan Selat Sunda. Orang Arab mencatat bahwa Sriwijaya memiliki aneka komoditas seperti kapur barus, kayu gaharu, cengkeh, pala, kepulaga, gading, emas, dan timah, yang membuat raja Sriwijaya sekaya raja-raja di India. Kekayaan yang melimpah ini telah memungkinkan Sriwijaya membeli kesetiaan dari vassal-vassal-nya di seluruh Asia Tenggara. Dengan berperan sebagai entreport atau pelabuhan utama di Asia Tenggara, dengan mendapatkan restu, persetujuan, dan perlindungan dari Kaisar China untuk dapat berdagang dengan Tiongkok, Sriwijaya senantiasa mengelola jejaring perdagangan bahari dan menguasi urat nadi pelayaran antara Tiongkok dan India. Karena alasan itulah Sriwijaya harus terus menjaga dominasi perdagangannya dengan selalu mengawasi — dan jika perlu — memerangi pelabuhan pesaing di negara jirannya. Keperluan untuk menjaga monopoli perdagangan inilah yang mendorong Sriwijaya menggelar ekspedisi militer untuk menaklukkan bandar pelabuhan pesaing di kawasan sekitarnya dan menyerap mereka ke dalam mandala Sriwijaya. Bandar Malayu di Jambi, Kota Kapur di pulau Bangka, Tarumanagara dan pelabuhan Sunda di Jawa Barat, Kalingga di Jawa Tengah, dan bandar Kedah dan Chaiya di semenanjung Melaya adalah beberapa bandar pelabuhan yang ditaklukan dan diserap kedalam lingkup pengaruh Sriwijaya.Disebutkan dalam catatan sejarah Champa, adanya serangkaian serbuan angkatan laut yang berasal dari Jawa terhadap beberapa pelabuhan di Champa dan Kamboja. Mungkin angkatan laut penyerbu yang dimaksud adalah armada Sriwijaya, karena saat itu wangsa Sailendra di Jawa adalah bagian dari mandala Sriwijaya. Hal ini merupakan upaya Sriwijaya untuk menjamin monopoli perdagangan laut di Asia Tenggara dengan menggempur bandar pelabuhan pesaingnya. Sriwijaya juga pernah berjaya dalam hal perdagangan sedari tahun 670 hingga 1025 M.
Model kapal Sriwijaya tahun 800-anyang terdapat pada candi Borobudur.
Kejayaan bahari Sriwijaya terekam di relief Borobudur yaitu menggambarkan Kapal Borobudur, kapal kayu bercadik ganda dan bertiang layar yang melayari lautan Nusantara sekitar abad ke-8 Masehi. Fungsi cadik ini adalah untuk menyeimbangkan dan menstabilkan perahu. Cadik tunggal atau cadik ganda adalah ciri khas perahu bangsa Austronesia dan perahu bercadik inilah yang membawa bangsa Austronesia berlayar di seantero Asia Tenggara, Oseania, dan Samudra Hindia. Kapal layar bercadik yang diabadikan dalam relief Borobudur mungkin adalah jenis kapal yang digunakan armada Sailendra dan Sriwijaya dalam pelayaran antarpulaunya, kemaharajaan bahari yang menguasai kawasan pada kurun abad ke-7 hingga ke-13 masehi. Selain menjalin hubungan dagang dengan India dan Tiongkok, Sriwijaya juga menjalin perdagangan dengan tanah Arab. Kemungkinan utusan Maharaja Sri Indrawarman yang mengantarkan surat kepada khalifah Umar bin Abdul-Aziz dari Bani Umayyah tahun 718, kembali ke Sriwijaya dengan membawa hadiah Zanji (budak wanita berkulit hitam), dan kemudian dari kronik Tiongkok disebutkan Shih-li-fo-shih dengan rajanya Shih-li-t-'o-pa-mo (Sri Indrawarman) pada tahun 724 mengirimkan hadiah untuk kaisar Cina, berupa ts'engchi (yang maksudnya sama dengan Zanji dalam bahasa Arab). Pada paruh pertama abad ke-10, di antara kejatuhan dinasti Tang dan naiknya dinasti Song, perdagangan dengan luar negeri cukup marak, terutama Fujian, kerajaan Min dan kerajaan Nan Han dengan negeri kayanya Guangdong. Tak diragukan lagi Sriwijaya mendapatkan keuntungan dari perdagangan ini. Pada masa inilah diperkirakan rakyat Sriwijaya mulai mengenal buah semangka (Citrullus lanatus), yang masuk melalui perdagangan mereka.PENYEBARAN PENDUDUK KEMAHARAJAAN BAHARI Upaya Sriwijaya untuk menjamin dominasi perdagangan bahari di Asia Tenggara berjalan seiring dengan perluasan Sriwijaya sebagai sebuah kemaharajaan bahari atau thalasokrasi. Dengan menaklukkan bandar pelabuhan negara jiran yang berpotensi sebagai pesaingnya, Sriwijaya secara otomatis juga melebarkan pengaruh dan wilayah kekuasaannya di kawasan. Sebagai kemaharajaan bahari, pengaruh Sriwijaya jarang masuk hingga jauh di wilayah pedalaman. Sriwijaya kebanyakan menerapkan kedaulatannya di kawasan pesisir pantai dan kawasan sungai besar yang dapat dijangkau armada perahu angkatan lautnya di wilayah Nusantara, dengan pengecualian pulau Madagaskar. Diduga penduduk yang berasal dari Sriwijaya telah mengkoloni dan membangun populasi di pulau Madagaskar yang terletak 3300 mil atau 8000 kilometer di sebelah Barat di seberang Samudra Hindia.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh Jurnal Proceedings of The Royal Society, bahwa nenek moyang penduduk Madagaskar adalah orang Indonesia. Para peneliti meyakini mereka adalah pemukim asal Kerajaan Sriwijaya. Migrasi ke Madagaskar diperkirakan terjadi 1200 tahun yang lalu sekitar kurun tahun 830 M. Berdasarkan penelitian DNA mitokondria, suku pribumi Malagasy dapat merunut silsilah mereka kepada 30 perempuan perintis yang berlayar dari Indonesia 1200 tahun yang lalu. Bahasa Malagasy mengandung kata serapan dari bahasa Sanskerta dengan modifikasi linguistik melalui bahasa Jawa dan bahasa Melayu, hal ini merupakan sebuah petunjuk bahwa penduduk Madagaskar dikoloni oleh penduduk yang berasal dari Sriwijaya. Periode kolonisasi Madagaskar bersamaan dengan kurun ketika Sriwijaya mengembangkan jaringan perdagangan bahari di seantero Nusantara dan Samudra Hindia.HUBUNGAN DENGAN WANGSA SAILENDRA 
Candi Borobudur, pembangunannya diselesaikan pada masa Samaratungga
Munculnya keterkaitan antara Sriwijaya dengan dinasti Sailendra dimulai karena adanya nama Śailendravamśa pada beberapa prasasti di antaranya pada prasasti Kalasan di pulau Jawa, prasasti Ligor di selatan Thailand, dan prasasti Nalanda di India. Sementara pada prasasti Sojomertodijumpai nama Dapunta Selendra. Karena prasasti Sojomerto ditulis dalam bahasa Melayu dan bahasa Melayu umumnya digunakan pada prasasti-prasasti di Sumatera, maka diduga wangsa Sailendra berasal dari Sumatera, Walaupun asal-usul bahasa melayu ini masih menunggu penelitian sampai sekarang.Majumdar berpendapat dinasti Sailendra ini terdapat di Sriwijaya (Suwarnadwipa) dan Medang (Jawa), keduanya berasal dari Kalinga di selatan India. Kemudian Moens menambahkan kedatangan Dapunta Hyang ke Palembang, menyebabkan salah satu keluarga dalam dinasti ini pindah ke Jawa. Sementara Poerbatjaraka berpendapat bahwa dinasti ini berasal dari Nusantara, didasarkan atas Carita Parahiyangan kemudian dikaitkan dengan beberapa prasasti lain di Jawa yang berbahasa Melayu Kuna di antaranya prasasti Sojomerto.HUBUNGAN DENGAN KEKUATAN REGIONALUntuk memperkuat posisinya atas penguasaan kawasan Asia Tenggara, Sriwijaya menjalin hubungan diplomasi dengan kekaisaran China, dan secara teratur mengantarkan utusan beserta hadiah.
Ilustrasi
Seperti yang telah disebutkan diatas, pada tahun 718 Masehi Maharaja Sriwijaya bernama Sri Indrawarman mengirimkan sepucuk surat kepada Khalifah Umar bin Abdul Aziz dari Kekhalifahan Umayyah.Salah satu dokumentasi dari surat ini  terdapat dalam buku tulisan Ibnu Abdul Rabbih (860-940 M) berjudul Al Iqd al Farid (“Kalung Istimewa”)—isinya lebih lengkap karena di dalamnya terdapat pembukaan dan isi, Berikut surat dari Maharaja Sriwijaya kepada Khalifah Umar bin Abdul Aziz."Dari Raja sekalian para raja yang juga adalah keturunan ribuan raja, yang isterinya pun adalah cucu dari ribuan raja, yang kebun binatangnya dipenuhi ribuan gajah, yang wilayah kekuasaannya terdiri dari dua sungai yang mengairi tanaman lidah buaya, rempah wangi, pala, dan jeruk nipis, yang aroma harumnya menyebar hingga 12 mil. Kepada Raja Arab yang tidak menyembah tuhan-tuhan lain selain Allah. Aku telah mengirimkan kepadamu bingkisan yang tak seberapa sebagai tanda persahabatan. Kuharap engkau sudi mengutus seseorang untuk menjelaskan ajaran Islam dan segala hukum-hukumnya kepadaku."Ibnu Taghribirdi dalam bukunya al Nujum al Zahirah fi Muluk Misr wa al Qahirah (“Perbintangan Terang Raja Mesir dan Kairo”) mempunyai tambahan untuk akhir surat kepada Khalifah Umar tersebut: “Saya mengirim hadiah jebat (musk), batu ratna, dupa dan barus. Terimalah dari saudara Islammu.”Walau dalam surat itu bertulis “saudara Islammu” namun belum ada bukti peninggalan bahwa Sri Indrawarman sendiri (telah) memeluk Islam.Yang jelas peristiwa ini membuktikan bahwa Sriwijaya telah menjalin hubungan diplomatik dengan dunia Islam atau dunia Arab, dan menunjukkan hasrat sang raja untuk mengenal dan mempelajari berbagai hukum, budaya, dan adat-istiadat dari berbagai rekan perniagaan dan peradaban yang dikenal Sriwijaya saat itu; yakni Tiongkok, India, dan Timur Tengah. Pada masa awal, Kerajaan Khmer merupakan daerah jajahan Sriwijaya. Banyak sejarawan mengklaim bahwa Chaiya, di propinsi Surat Thani, Thailand Selatan, sebagai ibu kota kerajaan tersebut. Pengaruh Sriwijaya nampak pada bangunan pagoda Borom That yang bergaya Sriwijaya. Setelah kejatuhan Sriwijaya, Chaiya terbagi menjadi tiga kota yakni (Mueang) Chaiya, Thatong (Kanchanadit), dan Khirirat Nikhom. Seperti disebutkan sebelumnya, Sriwijaya di Sumatra meluaskan wilayah degan perpindahan Wangsa Sailendra ke Jawa. Pada kurun waktu tertentu wangsa Sailendra sebagai anggota mandala Sriwijaya berkuasa atas Sriwijaya dan Jawa. Maka Wangsa Sailendra berkuasa sekaligus atas Sriwijaya dan Kerajaan Medang, yaitu Sumatera dan Jawa. Akan tetapi akibat pertikaian suksesi singgasana Sailendra di Jawa antara Balaputradewa melawan Rakai Pikatan dan Pramodawardhani, hubungan antara Sriwijaya dan Medang memburuk. Balaputradewa kembali ke Sriwijaya dan akhirnya berkuasa di Sriwijaya, dan permusuhan ini diwariskan hingga beberapa generasi berikutnya.
Tumblr media
Salah satu relief di Borobudur menampilkan Raja dan Ratu dengan segenap abdi pengiringnya. Adegan keluarga kerajaan seperti ini kemungkinan besar dibuat berdasarkan istana wangsa Sailendra sendiri.
Dalam prasasti Nalanda yang bertarikh 860 Balaputra menegaskan asal-usulnya sebagai keturunan raja Sailendra di Jawa sekaligus cucu Sri Dharmasetu raja Sriwijaya. Dengan kata lain ia mengadukan kepada raja Dewapaladewa, raja Pala di India, bahwa haknya menjadi raja Jawa dirampas Rakai Pikatan. Persaingan antara Sriwijaya di Sumatera dan Medang di Jawa ini kian memanas ketika raja Dharmawangsa Teguh menyerang Palembang pada tahun 990, tindakan yang kemudian dibalas dengan penghancuran Medang pada tahun 1006 oleh Raja Wurawari ( sebagai sekutu Sriwijaya di Jawa) atas dorongan Sriwijaya. Sriwijaya juga berhubungan dekat dengan kerajaan Pala di Benggala, pada prasasti Nalanda berangka 860 mencatat bahwa raja Balaputradewa mendedikasikan sebuah biara kepada Universitas Nalanda. Relasi dengan Dinasti Chola di selatan India juga cukup baik. Dari prasasti Leiden disebutkan raja Sriwijaya di Kataha Sri Mara-Vijayottunggawarmantelah membangun sebuah vihara yang dinamakan dengan Vihara Culamanivarmma, namun menjadi buruk setelah Rajendra Chola I naik tahta yang melakukan penyerangan pada abad ke-11.MASA KEEMASANKemaharajaan Sriwijaya bercirikan kerajaan maritim. Mengandalkan hegemoni pada kekuatan armada lautnya dalam menguasai alur pelayaran, jalur perdagangan, menguasai dan membangun beberapa kawasan strategis sebagai pangkalan armadanya dalam mengawasi, melindungi kapal-kapal dagang, memungut cukai, serta untuk menjaga wilayah kedaulatan dan kekuasaanya.
Arca emas Avalokiteçvara bergaya Malayu-Sriwijaya, ditemukan di Rantaukapastuo, Muarabulian, Jambi.
Dari catatan sejarah dan bukti arkeologi, pada abad ke-9 Sriwijaya telah melakukan kolonisasi di hampir seluruh kerajaan-kerajaan Asia Tenggara, antara lain: Sumatera, Jawa, Semenanjung Malaya, Thailand, Kamboja, Vietnam, dan Filipina. Dominasi atas Selat Malaka dan Selat Sunda, menjadikan Sriwijaya sebagai pengendali rute perdagangan rempah dan perdagangan lokal yang mengenakan bea dan cukai atas setiap kapal yang lewat. Sriwijaya mengumpulkan kekayaannya dari jasa pelabuhan dan gudang perdagangan yang melayani pasar Tiongkok, dan India. Berdasarkan sumber catatan sejarah dari Arab, Sriwijaya disebut dengan nama Sribuza. Pada tahun 955 M, Al Masudi, seorang musafir (pengelana) sekaligus sejarawan Arab klasik menulis catatan tentang Sriwijaya. Dalam catatan itu, digambarkan Sriwijaya adalah sebuah kerajaan besar yang kaya raya, dengan tentara yang sangat banyak. Disebutkan kapal yang tercepat dalam waktu dua tahun pun tidak cukup untuk mengelilingi seluruh pulau wilayahnya. Hasil bumi Sriwijaya adalah kapur barus, kayu gaharu, cengkeh, kayu cendana, pala, kapulaga, gambir dan beberapa hasil bumi lainya. Catatan lain menuliskan bahwa Sriwijaya maju dalam bidang agraris. Ini disimpulkan dari seorang ahli dari Bangsa Persia yang bernama Abu Zaid Hasan yang mendapat keterangan dari Sujaimana, seorang pedagang Arab. Abu Zaid menulis bahwasanya Kerajaan Zabaj (Sriwijaya -sebutan Sriwijaya oleh bangsa Arab pada masa itu-) memiliki tanah yang subur dan kekuasaaan yang luas hingga ke seberang lautan. Sriwijaya menguasai jalur perdagangan maritim di Asia Tenggara sepanjang abad ke-10, akan tetapi pada akhir abad ini Kerajaan Medang di Jawa Timur tumbuh menjadi kekuatan bahari baru dan mulai menantang dominasi Sriwijaya. Berita Tiongkok dari Dinasti Song menyebut Kerajaan Sriwijaya di Sumatra dengan nama San-fo-tsi, sedangkan Kerajaan Medang di Jawa dengan nama Cho-po. Dikisahkan bahwa, San-fo-tsi dan Cho-po terlibat persaingan untuk menguasai Asia Tenggara. Kedua negeri itu saling mengirim duta besar ke Tiongkok. Utusan San-fo-tsi yang berangkat tahun 988 tertahan di pelabuhan Kanton ketika hendak pulang, karena negerinya diserang oleh balatentara Jawa. Serangan dari Jawa ini diduga berlangsung sekitar tahun 990-an, yaitu antara tahun 988 dan 992 pada masa pemerintahan Sri Cudamani Warmadewa. Pada musim semi tahun 992 duta Sriwijaya tersebut mencoba pulang namun kembali tertahan di Champa karena negerinya belum aman. Ia meminta kaisar Song agar Tiongkok memberi perlindungan kepada San-fo-tsi. Utusan Jawa juga tiba di Tiongkok tahun 992. Ia dikirim oleh rajanya yang naik takhta tahun 991. Raja baru Jawa tersebut adalah Dharmawangsa Teguh.
Prasasti Hujung Langit, Haur Kuning, Lampung
Kerajaan Medang berhasil merebut Palembang pada tahun 992 untuk sementara waktu, namun kemudian pasukan Medang berhasil dipukul mundur oleh pasukan Sriwijaya. Prasasti Hujung Langit tahun 997 kembali menyebutkan adanya serangan Jawa terhadap Sumatera. Rangkaian serangan dari Jawa ini pada akhirnya gagal karena Jawa tidak berhasil membangun pijakan di Sumatera. Menguasai ibu kota di Palembang tidak cukup karena pada hakikatnya kekuasaan dan kekuatan mandala Sriwijaya tersebar di beberapa bandar pelabuhan di kawasan Selat Malaka. Maharaja Sriwijaya, Sri Cudamani Warmadewa, berhasil lolos keluar dari ibu kota dan berkeliling menghimpun kekuatan dan bala bantuan dari sekutu dan raja-raja bawahannya untuk memukul mundur tentara Jawa. Sriwijaya memperlihatkan kegigihan persekutuan mandalanya, bertahan dan berjaya memukul mundur angkatan laut Jawa. Sri Cudamani Warmadewa kembali memperlihatkan kecakapan diplomasinya, memenangi dukungan Tiongkok dengan cara merebut hati Kaisarnya. Pada tahun 1003, ia mengirimkan utusan ke Tiongkok dan mengabarkan bahwa di negerinya telah selesai dibangun sebuah candi Buddha yang didedikasikan untuk mendoakan agar Kaisar Tiongkok panjang usia. Kaisar Tiongkok yang berbesar hati dengan persembahan itu menamai candi itu cheng tien wan shou dan menganugerahkan genta yang akan dipasang di candi itu. (Candi Bungsu, salah satu bagian dari candi yang terletak di Muara Takus).Serangan dari Medang ini membuka mata Sriwijaya betapa berbahayanya ancaman Jawa, maka Maharaja Sriwijaya pun menyusun siasat balasan dan berusaha menghancurkan Kerajaan Medang. Sriwijaya disebut-sebut berperan dalam menghancurkan Kerajaan Medang di Jawa. Dalam prasasti Pucangan disebutkan sebuah peristiwa Mahapralaya, yaitu peristiwa hancurnya istana Medang di Jawa Timur, di mana Haji Wurawari dari Lwaram yang merupakan raja bawahan Sriwijaya, pada tahun 1006 atau 1016 menyerang dan menyebabkan terbunuhnya raja Medang terakhir Dharmawangsa Teguh.SENDYAKALANING SRIWIJAYA 
Tumblr media
Sebuah lukisan dari Siam   menunjukkan penyerangan Chola di Kedah
Tahun 1017 dan 1025, Rajendra Chola I, raja dari dinasti Chola di Koromandel, India selatan, mengirim ekspedisi laut untuk menyerang Sriwijaya. Berdasarkan prasasti Tanjore bertarikh 1030, Kerajaan Chola telah menaklukan daerah-daerah koloni Sriwijaya, seperti wilayah Nikobar dan sekaligus berhasil menawan raja Sriwijaya yang berkuasa waktu itu Sangrama-Vijayottunggawarman. Selama beberapa dekade berikutnya, seluruh imperium Sriwijaya telah berada dalam pengaruh dinasti Chola. Meskipun demikian Rajendra Chola I tetap memberikan peluang kepada raja-raja yang ditaklukannya untuk tetap berkuasa selama tetap tunduk kepadanya. Hal ini dapat dikaitkan dengan adanya berita utusan San-fo-ts'i ke Cina tahun 1028. Faktor lain kemunduran Sriwijaya adalah faktor alam. Karena adanya pengendapan lumpur di Sungai Musi dan beberapa anak sungai lainnya, sehingga kapal-kapal dagang yang tiba di Palembang semakin berkurang. Akibatnya, Kota Palembang semakin menjauh dari laut dan menjadi tidak strategis. Akibat kapal dagang yang datang semakin berkurang, pajak berkurang dan memperlemah ekonomi dan posisi Sriwijaya. Kerajaan Tanjungpura dan Nan Sarunai di Kalimantan adalah kerajaan yang sezaman dengan Sriwijaya, namun Kerajaan Tanjungpura disebutkan dikelola oleh pelarian orang Melayu Sriwijaya, yang ketika pada saat itu Sriwijaya diserang Kerajaan Chola mereka bermigrasi ke Kalimantan Selatan.Namun demikian pada masa ini Sriwijaya dianggap telah menjadi bagian dari dinasti Chola. Kronik Tiongkok menyebutkan bahwa pada tahun 1079, Kulothunga Chola I (Ti-hua-ka-lo) raja dinasti Chola disebut juga sebagai raja San-fo-ts'i, yang kemudian mengirimkan utusan untuk membantu perbaikan candi dekat Kanton. Selanjutnya dalam berita Cina yang berjudul Sung Hui Yao disebutkan bahwa kerajaan San-fo-tsi pada tahun 1082 masih mengirimkan utusan pada masa Cina di bawah pemerintahan Kaisar Yuan Fong. Duta besar tersebut menyampaikan surat dari raja Kien-pi bawahan San-fo-tsi, yang merupakan surat dari putri raja yang diserahi urusan negara San-fo-tsi, serta menyerahkan pula 227 tahil perhiasan, rumbia, dan 13 potong pakaian. Kemudian juga mengirimkan utusan berikutnya pada tahun 1088.Pengaruh invasi Rajendra Chola I, terhadap hegemoni Sriwijaya atas raja-raja bawahannya melemah. Beberapa daerah taklukan melepaskan diri, sampai muncul Dharmasraya dan Pagaruyung sebagai kekuatan baru yang kemudian menguasai kembali wilayah jajahan Sriwijaya mulai dari kawasan Semenanjung Malaya, Sumatera, sampai Jawa bagian barat. Pada tahun 1079 dan 1088, catatan Cina menunjukkan bahwa Sriwijaya mengirimkan duta besar pada Cina. Khususnya pada tahun 1079, masing-masing duta besar tersebut mengunjungi Cina. Ini menunjukkan bahwa ibu kota Sriwijaya selalu bergeser dari satu kota maupun kota lainnya selama periode tersebut. Ekspedisi Chola mengubah jalur perdagangan dan melemahkan Palembang, yang memungkinkan Jambi untuk mengambil kepemimpinan Sriwijaya pada abad ke-11.
Candi Padang Roco, diperkirakan merupakan pusat kerajaan Dharmasraya
Berdasarkan sumber Tiongkok pada buku Chu-fan-chi yang ditulis pada tahun 1178, Chou-Ju-Kua menerangkan bahwa di kepulauan Asia Tenggara terdapat dua kerajaan yang sangat kuat dan kaya, yakni San-fo-ts'i dan Cho-po (Jawa). Di Jawa dia menemukan bahwa rakyatnya memeluk agama Budha dan Hindu, sedangkan rakyat San-fo-ts'i memeluk Budha, dan memiliki 15 daerah bawahan yang meliputi; Si-lan (Kamboja), Tan-ma-ling (Tambralingga, Ligor, selatan Thailand), Kia-lo-hi (Grahi, Chaiya sekarang, selatan Thailand), Ling-ya-si-kia (Langkasuka), Kilantan (Kelantan), Pong-fong (Pahang), Tong-ya-nong (Terengganu), Fo-lo-an (muara sungai Dungun daerah Terengganu sekarang), Ji-lo-t'ing (Cherating, pantai timur semenanjung malaya), Ts'ien-mai (Semawe, pantai timur semenanjung malaya), Pa-t'a (Sungai Paka, pantai timur Semenanjung Malaya), Lan-wu-li (Lamuri di Aceh), Pa-lin-fong (Palembang), Kien-pi (Jambi), dan Sin-t'o (Sunda).Namun demikian, istilah San-fo-tsi terutama pada tahun 1178 tidak lagi identik dengan Sriwijaya, melainkan telah identik dengan Dharmasraya. Dari daftar 15 negeri bawahan San-fo-tsi tersebut, ternyata adalah wilayah jajahan Kerajaan Dharmasraya, walaupun sumber Tiongkok tetap menyebut San-fo-tsi sebagai kerajaan yang berada di kawasan Laut Cina Selatan. Hal ini karena dalam Pararaton kawasan sumatera telah disebutkan sebagai Malayu. Kitab ini mengisahkan bahwa Kertanagara raja Singhasari, mengirim sebuah ekspedisi Pamalayu atau Pamalayu, dan kemudian menghadiahkan Arca Amoghapasa kepada raja Melayu, Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa di Dharmasraya sebagaimana yang tertulis pada prasasti Padang Roco. Peristiwa ini kemudian dikaitkan dengan manuskrip yang terdapat pada prasasti Grahi. Begitu juga dalam Nagarakretagama yang menguraikan tentang daerah jajahan Majapahit, juga sudah tidak menyebutkan lagi nama Sriwijaya untuk kawasan yang sebelumnya merupakan kawasan Sriwijaya.STRUKTUR PEMERINTAHAN Masyarakat Sriwjaya sangat majemuk, dan mengenal stratatifikasi sosial. Pembentukan satu negara kesatuan dalam dimensi struktur otoritas politik Sriwijaya, dapat dilacak dari beberapa prasasti yang mengandung informasi penting tentang kadātuan, vanua, samaryyāda, mandala dan bhūmi. Kadātuan dapat bermakna kawasan dātu, (tnah rumah) tempat tinggal bini hāji, tempat disimpan mas dan hasil cukai (drawy) sebagai kawasan yang mesti dijaga. Kadātuan ini dikelilingi oleh vanua, yang dapat dianggap sebagai kawasan kota dari Sriwijaya yang di dalamnya terdapat vihara untuk tempat beribadah bagi masyarakatnya. Kadātuan dan vanua ini merupakan satu kawasan inti bagi Sriwijaya itu sendiri. Menurut Casparis, samaryyāda merupakan kawasan yang berbatasan dengan vanua, yang terhubung dengan jalan khusus (samaryyāda-patha) yang dapat bermaksud kawasan pedalaman. Sedangkan mandala merupakan suatu kawasan otonom dari bhūmi yang berada dalam pengaruh kekuasaan kadātuan Sriwijaya. Penguasa Sriwijaya disebut dengan Dapunta Hyang atau Maharaja, dan dalam lingkaran raja terdapat secara berurutan yuvarāja (putra mahkota), pratiyuvarāja (putra mahkota kedua) dan rājakumāra (pewaris berikutnya). Prasasti Telaga Batu banyak menyebutkan berbagai jabatan dalam struktur pemerintahan kerajaan pada masa Sriwijaya.
Tumblr media
Prasasti Telaga Batu 1 ditemukan di sekitar kolam Telaga Biru (tidak jauh dari Sabokingking), Kel. 3 Ilir, Kec. Ilir Timur II, Kota Palembang, Sumatera Selatan, pada tahun 1935. Prasasti ini sekarang disimpan di Museum Nasional dengan No. D.155. Di sekitar lokasi penemuan prasasti ini juga ditemukan prasasti Telaga Batu 2, yang berisi tentang keberadaan suatu vihara di sekitar prasasti. Pada tahun-tahun sebelumnya ditemukan lebih dari 30 buah prasasti Siddhayatra. Bersama-sama dengan Prasasti Telaga Batu, prasasti-prasasti tersebut kini disimpan di Museum Nasional, Jakarta.
Menurut Prasasti Telaga Batu, selain diceritakan kutukan raja Sriwijaya kepada siapa saja yang menentang raja, diceritakan pula bermacam-macam jabatan dan pekerjaan yang ada di zaman Sriwijaya. Adapun jabatan dan pekerjaan yang diceritakan tersebut adalah:1. raja putra (putra raja yang keempat),2. bhupati (bupati),3. senopati (komandan pasukan),4. danayaka (hakim).Kemudian terdapat juga- Tuha an watak wuruh (pengawas kelompok pekerja),- Adyaksi nijawarna/wasikarana (pandai besi/ pembuat senjatapisau),- kayastha (juru tulis),- sthapaka (pemahat),- puwaham (nakhoda kapal),- waniyaga (pedagang) - pratisra (pemimpin)- marsi haji (tukang cuci) - hulu haji (budak raja).Menurut kronik Cina Hsin Tang-shu, Sriwijaya yang begitu luas dibagi menjadi dua. Seperti yang diterangkan diatas, Dapunta Hyang punya dua orang anak yang diberi gelar putra mahkota, yakni yuvarāja (putra mahkota), pratiyuvarāja (putra mahkota kedua). Maka dari itu, Ahmad Jelani Halimi (profesor di Universiti Sains Malaysia) mengatakan bahwa untuk mencegah perpecahan di antara anak-anaknya itulah, maka kemungkinan Kerajaan Sriwijaya dibagi menjadi dua.
source https://www.ayojalanterus.com/2021/05/mengenal-sriwijaya-kerajaan-terkaya-di.html
9 notes · View notes