Tumgik
#alaihissalam
azharalimidotcom · 1 year
Text
Farishton Ne Hazrat Aadam Alaihissalam Ko Kaisa Sjda Kiya Tha ?
Farishton Ne Hazrat Aadam Alaihissalam Ko Sajda e Tazeemi Kiya Tha , Aur Ye Allah Ke Hukm Se Hua Tha , Aur Sajda e Tazeemi Pahli Shariaton Me Jaaiz Tha , Lekin Hamari Shariat Me Jaaiz Nahi . Aur Sajda e Ibadat Pahli Shariaton Me Khuda Ke Alawa kisi Aur Ko Jaiz Nahi Tha ..  Azhar Alimi
View On WordPress
0 notes
jualkiswahkabah · 2 years
Text
WA 0813-8928-9150 Harga Kiswah Ka'bah Bordir ka'bah dibangun oleh nabi ibrahim alaihissalam bersama dengan
Tumblr media
WhatsApp : 0813-8928-9150 Harga Kiswah Ka'bah Bordir ka'bah dibangun oleh nabi ibrahim alaihissalam bersama dengan
Langsung ORDER KLIK WA https://wa.me/6281389289150 , Harga Kiswah Ka'bah Bordir ka'bah dibangun oleh nabi ibrahim alaihissalam bersama dengan, Harga Kiswah Ka'bah Bordir ka'bah dibangun oleh nabi ibrahim alaihissalam bersama dengan, Harga Kiswah Ka'bah Bordir minyak wangi kiswah, Harga Kiswah Ka'bah Bordir nama kain hitam penutup ka bah, Harga Kiswah Ka'bah Bordir nama kain ka bah, Harga Kiswah Ka'bah Bordir nama kain penutup kabah, Harga Kiswah Ka'bah Bordir parfum kiswah ka bah, Harga Kiswah Ka'bah Bordir pembuatan kain kiswah, Harga Kiswah Ka'bah Bordir penutup ka bah
Jual kiswah ka’bah bordir kualitas terbaik se-Indonesia.
Harga kiswah ka bah Terbaik.
Berpengalaman bordir kaligrafi lebih dari 30 tahun.
Melayani pesanan kiswah ka’bah bordir replika dengan berbagai ukuran, costume, kiswah potongan, kiswah full, kiswah kain penutup makam Nabi Muhammad & kaligrafi bordir.
Pesan via Whatsapp : 0813-8928-9150
#HargaKiswahKa'bahBordirka'bahdibangunolehnabiibrahimalaihissalambersamadengan, #HargaKiswahKa'bahBordirka'bahdibangunolehnabiibrahimalaihissalambersamadengan, #HargaKiswahKa'bahBordirminyakwangikiswah, #HargaKiswahKa'bahBordirnamakainhitampenutupkabah, #HargaKiswahKa'bahBordirnamakainkabah, #HargaKiswahKa'bahBordirnamakainpenutupkabah, #HargaKiswahKa'bahBordirparfumkiswahkabah, #HargaKiswahKa'bahBordirpembuatankainkiswah, #HargaKiswahKa'bahBordirpenutupkabah
0 notes
kayyishwr · 4 months
Text
Ada masa dimana kita harus menjauh untuk mendekat
Sebagaimana Rasul, menjauh ke sebuah Gua, tapi kemudian mendekat pada kebenaran
Sebagaimana keterasingan para pahlawan, tapi kemudian lebih dekat pada realitas
Sebagaimana, Ibrahim alaihissalam, meninggalkan istri dan anaknya, untuk mendekat kepada ketaatan tertinggi
Sebagaimana Yusuf alaihissalam, dibuang ke dalam sumur, kemudian mimpi 11 bulan dan bintang menjadi nyata
Sebagaimana Imam Al Ghazali menjalani masa uzlah, hingga terbitlah karya besar yang menjadi rujukan
168 notes · View notes
sabaryangindah · 1 year
Text
Hanya karena kamu melepaskan sesuatu, bukan berarti sesuatu itu tidak akan pernah kembali lagi, lihatlah ibu Musa alaihissalam.
Hanya karena kamu terjebak di lautan bukan berarti kamu tidak lagi punya jalan keluar, tengoklah Musa alaihissalam.
Hanya karena kamu berhadapan dengan api yang sangat panas bukan berarti kamu akan terbakar, lihatlah Ibrahim alaihissalam.
Hanya karena kamu dibiarkan kelaparan tanpa makanan dan air bukan berarti hidupmu sudah selesai, teladani Hajar.
Hanya karena kamu berada di dalam kegelapan, bukan berarti kamu jauh dari cahaya, ingatlah Yunus alaihissalam.
Hanya karena kamu tidak mendapatkan apa yang kamu harapkan, bukan berarti doamu tidak terkabul, lihatlah ibu dari Maryam.
“Dan Dia akan memberi dengan cara yang tidak disangka-sangka” (65:3)
397 notes · View notes
kilasjejak · 3 months
Text
Rupanya aku masih punya banyak ismail yang belum ku korbankan. Masa laluku. Iya, rupanya akau belum 100% melepas masa laluku. Masih mengganjal, hingga boleh jadi menjadi jerat belenggu dalam kehidupanku.
Ya Allah.. Tolong aku, bantu aku melepas belenggu masa lalu yang (mungkin) masih menjerat diri ini. Menghalangi langkah jiwa ini.
Aku ridho dengan masa lalu apapun itu sebagai bagian dari taqdir hidupku. Aku ridho ya Allah.. Aku lepaskan masa lalu itu. Titip dan temani langkah ini.
Moment ibadah qurban adalah moment saat kita meneladani kisah keluarga Ibrahim 'alaihissalam. Refleksi Saat kita melepaskan segala belenggu kemelekatan yang ada. Sebab kemelekatan sejati hanya boleh pada Illahi Robbi. Keberrgantungan yang sejati hanya boleh pada Allah saja. Tidak pada benda, manusia atau masa.
69 notes · View notes
edgarhamas · 1 year
Text
Di Balik Keshalihan Pemuda Ismail, ada Ayah dan Bunda yang Tangguh
(Poin-poin Khutbah Idul Adha yang disampaikan @edgarhamas di Masjid Al Jihad Kranggan, Kota Bekasi 10 Dzulhijjah 1444 H)
Ibrahim, nama mulia itu terulang 69 kali dalam lembar suci Al Qur'an. Beliau, kisahnya menjadi inspirasi bagi milyaran umat manusia. Namun kali ini aku akan mengajakmu lebih dekat dengan sosok istimewa yang tak kalah hebatnya: sang putra, Ismail alaihissalam. Tadabbur tentang beliau akan ku mulai dengan sebuah pertanyaan: di usia berapakah Ismail kecil saat beliau ditinggal di lembah Bakkah bersama ibunya?
Tumblr media
Dalam Kitab Umdatul Qari karya Al Ainiy, kala itu usia Nabi Ismail baru 2 tahun; sedang banyak butuh bonding dengan ayah dan ibunya, sedang saat itu sang ayah pergi ke medan juang di Palestina. Namun lihatlah; sang Ismail bertumbuh menjadi manusia hebat yang lurus pembawaannya, santun akhlaqnya dan lembut budi pakertinya. "Maka Kami beri kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang sangat sabar..." (QS Ash Shaffat 101)
Betapa takjubnya kalau kita peka, ada fakta penting ketika Ismail mendengarkan perintah Allah lewat lisan ayahnya untuk menyembelihnya. Ayat 102 surat Ash Shaffat mengabadikan momen itu, ketika Nabi Ibrahim berkata, "Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!”
Apa jawaban Ismail? Apakah beliau berkilah? Kabur? Lari tunggang-langgang? Menganggap orangtuanya sebagai toxic?
Ternyata jawaban Ismail begitu tulus sekaligus berhati besar menyambut perintah Allah itu, "Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.” Jawaban yang hanya datang dari lisan manusia yang keyakinannya utuh dan murni, akidahnya kokoh tanpa banyak basa-basi. Aku semakin bergetar ketika membaca tafsiran ulama, berapa usia nabi Ismail saat ada di momen berat itu?
Ya, para mufassir mengatakan bahwa kala itu usia nabi Ismail sekitar 13-16 tahun!
Muda, tapi cara pandangnya bijaksana, bahkan melebihi orang-orang yang lebih tua dari beliau. Itulah yang membuatku ingin mengajakmu untuk mentadabburi: apa faktor-faktor yang mampu menciptakan mentalitas seperti yang dimiliki oleh Nabi Ismail muda?
1. Kemurnian Akidah jadi faktor penentu lingkungan sebelum yang lain.
Simak apa yang didoakan oleh Nabi Ibrahim ketika pertama kali menempatkan istri dan anaknya di lembah Makkah, "Ya Tuhan, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan (yang demikian itu) agar mereka melaksanakan shalat..." (QS Ibrahim 37)
Tumblr media
Yang jadi faktor utama yang membuat Nabi Ibrahim tenang menempatkan keluarga di lembah Makkah, bukan karena fasilitas, bukan karena resource melimpah; tapi karena di situ ada Baitullah! Dan visi Nabi Ibrahim begitu murni: agar anak keturunannya melaksanakan shalat. Barulah kemudian Nabi Ibrahim melanjutkan doanya sebagai pelengkap, "maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur..." (QS Ibrahim 37)
2. Ayah dan Ibu yang Shalih Shalihah
Ismail muda mendapat contoh terbaik tentang keyakinan total pada Allah sekaligus mentalitas ikhtiar yang terbaik dari ibunya: Ibunda Hajar. Kala Nabi Ibrahim meninggalkan keduanya di lembah Makkah yang tandus tak bertanaman itu, Ibunda Hajar bertanya pada suaminya, "apakah yang engkau lakukan ini adalah perintah Allah?"
Ketika Nabi Ibrahim menjawab, "ya", respon Ibunda Hajar begitu dahsyat, "jika memang begitu, maka Allah sekali-kali tak akan meninggalkan kami!"
3. Kedekatan emosional antara orangtua dan sang anak.
Jika kita memerhatikan, saat Nabi Ibrahim mendapatkan perintah untuk menyembelih Ismail, beliau tidak langsung melakukannya dengan tergesa dan kasar. Tidak. Justru, Nabi Ibrahim dengan bijaknya mengabarkan lebih dulu pada anaknya dengan panggilan yang sangat baik, "yaa bunayya!" Wahai anakku sayang. Dan setelah Nabi Ibrahim selesai menyampaikan perintah Allah itu, beliau mengakhirinya dengan sebuah kalimat dialogis, "Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu..." (QS Ash Shaffat 102)
Seorang anak akan tumbuh mencintai model hidup orangtuanya jika memang terjadi dialog yang hangat dan kedekatan yang baik. Moga kita bisa mengambil inspirasinya!
306 notes · View notes
andromedanisa · 6 months
Text
tidak tergesa-gesa
لو تأملت في حالك لوجدت أن الله أعطاك الكثير دون أن تطلبه
فثق أن الله لم يمنع عنك حاجة رغبتها إلا و لك في المنع خيرا تجهله
"Sekiranya kau renungi perihal keadaanmu, pastilah kau dapati bahwa Allaah menganugerahkanmu banyak hal tanpa kau pinta. Karena itu, percayalah bahwa ketika Dia menghalangi tak memberi hal yang begitu engkau harapkan dan sukai tak lain karena pada hal demikian itu ada kebaikan yang engkau tak ketahui."
Kesabaran dalam berdoa adalah bahwa doa itu punya batas sesuai dengan kadar bobotnya.
Allaah pasti akan mengabulkan setiap doa yang telah dipanjatkan kepadaNya. Allaah pasti akan memberi jawaban doa seseorang selama ia bersabar dan tak tergesa-gesa.
Dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- secara marfū', (Nabi bersabda), "Doa salah seorang dari kalian akan dikabulkan selama ia tidak tergesa-gesa, (yaitu) orang tersebut berkata, "Aku telah berdoa kepada Tuhanku, tetapi Dia tidak mengabulkannya untukku." Dalam riwayat Muslim (disebutkan), "Doa seorang hamba senantiasa akan dikabulkan selama ia tidak berdoa untuk dosa atau memutuskan hubungan keluarga, asalkan ia tidak tergesa-gesa." Ditanyakan, "Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan tergesa-gesa?" Beliau bersabda, "Seseorang berkata: Sungguh aku telah berdoa dan sungguh aku telah berdoa, namun aku belum melihat dikabulkannya doaku," maka ia pun merasa rugi (putus asa) ketika itu sehingga meninggalkan doa."  Hadis sahih - Muttafaq 'alaih
apa kunci dikabulkannya doa Nabi Zakariyyah alaihi salam? tentu kesabarannya. 70 tahun lamanya baru Allaah kabulkan doa Nabi Zakariyyah. selama 70 tahun Nabi Zakariyyah alaihissalam mengulang-ulang doanya setiap hari kepada Allaah tanpa tergesa-gesa.
berapa lama Nabi Yaqub alaihissalam berdoa agar Allaah pertemukan dengan Nabi Yusuf alaihissalam? Berpuluh-puluh tahun lamanya sampai ada yang mengatakan 40 tahun barulah Allaah mengabulkannya.
berapa lama Nabi Ayyub alaihissalam berdoa kepada Allaah agar mengembalikan semuanya? Tepat 20 tahun lamanya Nabi Ayyub alaihissalam berdoa yang mana Allaah abadikan dalam surah Al-Anbiya ayat 83
“Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang."
Tidak sulit bagi Allaah untuk mengabulkan doa-doa para Nabi. Allaah lebih tahu segalanya. yang tersirat dari keteladan mereka adalah kesabaran tanpa batas. iya, sabar. nikmati setiap prosesnya.
akan ada batas waktunya dimana doa itu akan terkabul. yang perlu kamu yakini adalah bahwa setiap jawaban doa adalah iya pasti dikabulkan.
ada seorang perempuan bercerita kepada temanku, beliau menikah diusia 25 tahun. Allaah kabulkan doanya dengan kehadiran buah hati diusia beliau yang tidak muda lagi 45 tahun. 20 tahun lamanya beliau berdoa, dan selama itu Allaah baru mengabulkan doanya. padahal banyak manusia disekitarnya meragukan bahwa beliau ini akan hamil dan memiliki buah hati.
tentang doa teringat dengan perkataan Ibnu Qoyyim rahimahullaah, "Doa itu ibarat panah yang dilesatkan ke langit. tapi untuk mencapai langit ia butuh waktu."
"Berdoalah kepada Allaah dalam keadaan yakin bahwa doa tersebut akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allaah tidak akan mengabulkan doa dari hati yang lalai (yang tidak yakin bahwa doanya akan dikabulkan)." (HR. Tirmidzi 3479)
...
dan Ramadhan adalah momentum terbaik untuk melepaskan dan memulangkan semua kekhawatiran dengan doa-doa yang sungguh-sungguh mengharap Rahmat dan ampunan Allaah semata..
18 Ramadhan 1445 Hijriah
145 notes · View notes
kikyamci · 1 year
Text
Menyerah
Andai kala itu Ibunda Hajar menyerah, tentu ceritanya tidak akan semenakjubkan ini.
Andai kala itu Ibunda Hajar menyalahkan keadaan lalu menyerah, barangkali kita tidak bisa tahu ka'bah yang penuh akan bata-bata sejarah. Andai kala itu ibunda Hajar bersedih lalu menyerah, umat muslim tak akan bisa merasakan lari-lari kecil dari safa ke marwa beriring talbiyah berhujan-hujanan kedamaian hati. Andai kala itu Ibunda Hajar berputus asa lalu menyerah, entah apa jadinya tanah haram tanpa air zam-zam. Semua, biidznillah.
Baru lewat satu kejadian Allah menunjukkan kuasaNya. Ketika Ibunda Hajar dan bayi nya (Ismail alaihissalam) ditinggalkan nabi Ibrahim ditengah padang pasir tandus tak ada tanda kehidupan. Biidznillah, barangkali Ibunda Hajar kala itu bersedih, berputus asa, ingin menyerah. Apalagi tatkala bayinya menangis kehausan. Tapi Allah, Allah menuntun hatinya untuk kuat dan percaya. Sekarang kita dapat saksikan betapa buah dari sulitnya ujian berkali-kali lipat.
Barangkali saat ini ada begitu banyak Hajar Hajar yang lain. Sedih, lelah, putus asa, ingin menyerah. Tapi, kemari ku bisikkan
Allah Ibunda Hajar dan Allah kita adalah sama. Allahu Ahad. Sebagaimana Allah telah menjadikan kesabaran dan kekuatan dalam diri Ibunda Hajar, maka Allah juga bisa menjadikan kesabaran dan kekuatan dalam diri kita.
Maka,
Berdo'alah,
Dan terus bergerak.
Sebab kita tidak tahu, pada langkah yang mana semua akan Allah ganti, berkali-kali lipat. Dengan balasan yang sepanjang zaman. Mengalir hingga ke sungai-sungai surga.
Percayalah, Ibunda Hajar tidak akan bisa menjalaninya jika tanpa bersandar pada Allah. Maka seberat apapun, seingin apapun untuk menyerah, ingatlah Ibunda Hajar.
Berdo'a, bergerak
Semoga kelak kita akan dikumpulkan bersama Ibunda Hajar. Ditaman surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai.
162 notes · View notes
wasiilahalhasanah · 8 months
Text
Nabi Musa 'Alaihissalam tidak tau jika laut yang menghalanginya akan terbelah. Nabi Ibrahim 'Alaihissalam juga tidak tau bahwa api yang membakarnya akan menjadi dingin. Keduanya hanya tau dan yakin bahwa Ta'ala pasti akan menolong.
Demikian pula dengan kita, cukuplah kita yakin bahwa Allah akan menolong kita tanpa kita pikirkan bagaimana caranya. Karena pikiran kita tidak akan pernah mampu menjangkau kehendak Allah Ta'ala.
35 notes · View notes
jemarimenari93 · 4 months
Text
Rahasia Surat Al-Fatihah yang Tidak Terdapat 7 Huruf Hijaiyah:
1. Huruf ث = karena ث itu adalah nama sebuah kehancuran(اسم الثبور)
Barang siapa yang membaca Surah Al-Fatihah dia selamat, terbebaskan dari kehancuran, kebinasaan.
2. Huruf ج = karena ج itu adalah nama sebuah neraka (اسم الجهنم)
Barang siapa yang membaca surat Al-Fatihah dia akan selamat dari neraka jahannam.
3. Huruf خ = karena خ itu adalah nama sebuah rasa takut (اسم الخوف)
Dan barang siapa yang membaca Surat Al-Fatihah, Allah Ta'ala pelihara dia dari rasa takut di hari kiamat.
4. Huruf ز = karena ز itu adalah nama sebuah makanan (pohon) di neraka (اسم الزقوم)
Dan barang siapa yang membaca surat Al-Fatihah, Allah Ta'ala pelihara dia dari memakan makanan (pohon) di neraka, maksudnya dia tidak akan masuk neraka.
5. Huruf ش = karena ش itu adalah nama sebuah daging panggang (اسم الشوى)
Barang siapa yang membaca Surat Al-Fatihah, Allah Ta'ala haramkan jasadnya dari (terbakar) api neraka.
6. Huruf ف = karena ف itu adalah nama sebuah perpisahan (اسم الفراق)
Barang siapa yang membaca Surat Al-Fatihah, Allah Ta'ala tidak akan pisahkan dia dari orang orang yang dicintainya di hari kiamat.
7. Huruf ظ = karena ظ itu adalah nama sebuah neraka (اسم اللظة)
Barang siapa yang membaca Surat Al-Fatihah, Allah Ta'ala pelihara dia dari masuk Neraka Lazhoh.
Malaikat Jibril 'alaihissalam berkata kepada Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم. "Yaa Muhammad aku khawatir siksa yang akan menimpa umatmu. Ketika Surat Al-Fatihah turun, baru aku merasa tenang dan nyaman." (
(Compassion dari komen FB)
17 notes · View notes
tauqeer-khan · 11 months
Text
From 1939 to 1945, Adolf Hitler killed 6 million Jews, of which 1.5 million were children. Adolf Hitler said that whenever I discovered and exposed a conspiracy, I found only the hands of the Jews behind it.
Adolf Hitler said that I am not saying that it is right to kill them. But when they are not relatives of our Prophet Musa Alaihissalam, then how can they be yours?
Israel did not exist before 1948. There was no country with this name. When Hitler started killing Jews, many Jews fled from there, no country helped them, then there was Palestine. Those who had helped the Jews and given them a place to live, today these traitor Jews are living in their own country and killing them. Wants to take over their country. For the last 70 years, Jews have been committing crimes against the innocent people of Palestine.
In this battle, Jews killed thousands of Palestinians. So many old parents had their sons taken away, small children had their parents taken away, a sister was taken away her brother, her happiness, her home, her childhood.
Often people think that it does not matter to us, all this is happening to them and little is happening to us. If you think that nothing will happen to us, you will know when all this happens to you too. When our own people will be killed.
Remember one thing, if the Jews win this war then you and I will be the next victims. Be prepared to become the next victims of the Jews....
I STAND WITH PALESTINE 🇵🇸
Tumblr media
32 notes · View notes
journal-rasa · 1 year
Text
Sesi Overthinking #1
Perkara Memilih Pasangan
Abis baca postingan di instagram, yang intinya gini,
Kecantikan, kesetiaan dan pengorbanan seorang wanita, tidak akan menjamin pasangannya tidak tertarik pada wanita lain.
Yang bisa menjamin kesetiaan seorang laki-laki itu cuma imannya.
Maka pilihlah laki-laki shalih untuk meminimalisir perselingkuhan.
Intinya gitulah..
Tapi di sini aku jadi ovt, emang laki-laki shalih bakal selamanya shalih?
Iya memang iman bisa menyelamatkan Nabi Yusuf 'alaihissalam dari godaan Zulaikha. Tapi siapa yang bisa mastiin kalau laki-laki itu akan selalu beriman setiap saat?
Paradigma kayak kutipan tadi seolah-seolah membuat kebahagiaan kita "bergantung" pada imannya si laki-laki itu, iya gak sih?
Gimana kalau pas si laki sampai di suatu zaman yang dikatakan seseorang paginya beriman, malamnya dia kafir. Atau malamnya dia beriman, siangnya di kafir?
Seolah "kesetiaan" laki-laki itu adalah sesuatu yang ada pada kendali pasangan kita dan hal itu adalah di luar kuasa kita. Iya emang di luar kuasa kita sih. Tapi kan sebenernya kita punya Allah.
Kita gak bisa mastiin lelaki itu bakal beriman selamanya, tapi kan kita bisa minta ke Allah biar dijagain hatinya suami kita.
Kalau dukun aja bisa buat pasangan kita gak berpaling, apalagi Allah. Bukankah segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah? Termasuk urusan si dukun tadi, masalahnya cuma dia ambil jalan yang gak diridhai aja. Maka kita sebagai orang beriman seharusnya bisa melakukannya dengan cara yang diridhai-Nya. Seperti bersabar dan terus berdoa.
Sabar di sini bukan berarti pasrah, berharap keajaiban agar si laki bisa berubah. Gak gitu juga, meski pun itu termasuk bentuk dari selemah-lemahnya sabar.
Sabar itu juga sambil terus berusaha, gagal pake metode satu ganti pakai metode lain, sambil berharap Allah ridha sama usahanya.
Jadi, sabar itu bagian dari usaha. Karena do'a tanpa usaha ya sama aja bohong.
Bentar, jadi tulisan ini maksudnya gimana?
Jadi, maksud aku tuh..... jangan menyekutukan Allah dengan imannya dan keshalihannya laki-laki.
Karena bagaimana pun, iman dan kesahalihan seseorang itu statusnya sama aja kayak harta. Sama-sama pemberian dari Allah.
Satu-satunya yang bisa mendatangkan iman pada hati seseorang ya tetap Allah. Dan Allah bisa kapan pun mengambil kembali kenikmatan iman itu bila Dia menghendakinya.
Dan di situlah tugas kita sebagai pasangan untuk menjadi "pakaian"nya di hadapan Allah. Kita minta Allah jagakan hati pasangan kita. Dan pasangan kita pun minta ke Allah buat jagakan hati kita.
Jadi bukan semata-mata karena "iman" dan "keshalihan"nya si laki aja sih, tapi yang utama adalah kita dulu yang harus (insha Allah) beriman dan berusaha menjadi wanita shalihah. Jangan hanya bergantung pada laki-laki.
Jadi, kendali tetap ada pada kita sebenernya. Karena nanti pun kita dihisab sendiri-sendiri ya kan?
Tapi kalo menurutku sih, milih pasangan itu kayak milih kerjaan.
Sebaiknya cari yang kamu punya passion di dalamnya. Karena kalau udah passion, mau capek segimana pun, gak akan terlalu kerasa kalau memang suka, malah tertantang buat lebih berkembang dan berkembang lagi kan?!
Nah, milih laki juga sama. Bisa jadi dia orangnya sekarang gak alim-alim amat, gak terlalu paham hukum-hukum agama. Tapi memenuhi batasan "standar orang baik" versi kamu dan kamu somehow merasa tertarik sama dia. Tertarik di sini bukan berarti bucin akut ya, tapi kayak ada perasaan yang bikin kamu sama dia tu kek sodara karib gitu. Kamu bisa memaklumi semua kekurangan dia, dan kamu bersedia menutupinya. Kamu juga gak masalah dinasehatin sama dia dan dia juga gak masalah nerima nasehat dari kamu. Dan kalian sama-sama punya keinginan untuk berkembang ke arah yang lebih baik yang diridhai Allah.
42 notes · View notes
chocohazel · 2 months
Text
Sebagaimana Nuh ‘alaihissalam
“Saat menti kita menjadi seorang kader dakwah, betapa bangganya kita. Tapi, saat menti kita menjadi seorang menti biasa, apakah kita tetap bangga, menerima apa adanya, dan tetap menyayanginya? Sebagaimana Nabi Nuh ‘alaihissalam membersamai anaknya” — @kamalique
Kurang lebih satu dekade sejak pertama kali diamanahi adik-adik, puluhan kepala sudah coba kuselami selagi membersamai mereka tumbuh. Kesimpulanku selalu hanya dua, manusia itu beragam dan kita benar-benar tidak pernah tahu apa yang tidak kita ketahui.
Terkadang momen menjadi kakak dan didengarkan lebih banyak adalah momen yang kutunggu-tunggu dalam setiap pekan. Dalam satu dekade, tak kuhitung berapa tumpukan buku dan tayangan video yang kulahap demi memantaskan diri sebagai seorang kakak.
Aku yang bahkan tidak bisa menyeberangi diriku sendiri di jalan raya, tiba-tiba ingin jadi yang serba bisa dan serba tahu di hadapan mereka. Kepada mereka — setiap mereka; aku selalu ingin hadir sebagai diriku dalam versi yang paling baik.
Ironisnya selama satu dekade, jika keberhasilan harus dikalkulasi dalam angka maka aku adalah kakak yang gagal. Aku berkali gagal dalam mentransfer pemikiran walau sekian kali pertemuan dilaksanakan. Aku gagal membuat adik-adikku bertahan. Jikapun menurutku aku sempat berhasil, rupanya keberhasilan itu juga sementara, hanya sekadar tiga-empat tahun paling lama.
Tapi bagiku mereka tetaplah adik-adik yang terbayang wajah-wajahnya ketika kuberdoa, kuamati dari kejauhan, kunantikan kabar baiknya dan selamanya kubanggakan. Membersamai mereka; apapun kondisinya tentu mengajariku banyak hal — dan selamanya aku akan terus belajar.
#DITulis
7 notes · View notes
sabaryangindah · 1 year
Text
Yang diajarkan Nabi Nuh alaihissalam kepada kita, salah satunya adalah bahwa bagaimana kita di mata dunia, belum tentu sebagaimana kita di mata Allaah.
Kegagalan di mata manusia, bukan berarti kita gagal di mata Allaah, demikian juga sebaliknya.
Pada akhirnya, yang terpenting adalah tampil sebaik mungkin di hadapan Allaah.
Jadi, teruslah bangun bahteramu. Bahkan ketika tidak ada tanda-tanda akan turun hujan.
58 notes · View notes
kaktus-tajam · 2 years
Text
“Dok saya minta disuntik mati saja”
Kalimat ini datang dari seorang bapak tua ketika dirawat di bangsal karena sesak napas. Semalam sebelumnya, aku menerima pasien ini di IGD. Saat itu dua lelaki lain yang mengantar hanya berujar: bapak ini tidak punya siapa-siapa, Dok.
Aku menyimpulkan bahwa yang mengantar ini adalah tetangga-tetangganya.
Ketika di IGD ia bicara tersengal-sengal, bernapas mencucu, otot-otot antar rangkanya terlihat jelas retraksinya. Sesaknya tidak membaik dengan penguapan, alhamdulillah saturasi oksigennya baik. Rontgen paru menegakkan adanya penyakit paru obstruktif kronis. Melihat rekam medisnya yang tebal, pasien ini ternyata sering bolak-balik dirawat di RS untuk keluhan serupa.
Ketika dengar keinginannya akan kematian, miris rasanya. Sebagai dokter kami tentunya mengupayakan yang terbaik. Dari medis dan dukungan moral, termasuk rawat bersama ke sejawat psikiatri atau menghadirkan rohaniawan.
Tapi yang kucermati adalah rasa kesepiannya. Ditakdirkan sakit dan ditakdirkan menghadapinya sebatang kara, tentu bukan ujian yang mudah.
Kilas balik ke 2 bulan lalu, ketika aku dirizqikan Allah merasakan point of view pasien: dirawat inap selama 6 hari. Setelah pulang pun, pemulihannya cukup lama. Baik pemulihan fisik, maupun mental. Mental terpukul karena rasa campur aduk mendengar diagnosis dokter, adanya pengobatan rutin yang kini harus diikuti, pun perubahan gaya hidup.
Genap dua bulan sejak tegaknya diagnosisku, Allah pertemukan dengan pasien ini. Bukan suatu kebetulan.
Aku terenyuh, teringat bagaima selama 6 hari dirawat inap tidak sekali pun Allah biarkan aku merasa kesepian. Walau tidak ada keluarga yang bisa menemani, Allah hadirkan banyak manusia tulus yang membantu, menemani, dan memberikan dukungan serta doa. Semoga Allah balas kebaikan kalian semua yaa.
Hari-hari berikutnya pun, Allah juga kirimkan banyak kemudahan. Dan Allah kirimkan: ketenangan hati.
Sampailah aku satu titik di mana aku hanya bisa bersyukur. Bersyukur menjadi seorang muslim, menjadi hamba yang memiliki Allah yang Maha Kuat, Maha Bijaksana. Bahkan, sekalipun merasa lemah hati dan fisik: Allah hadirkan kekuatan, dan Allah hadirkan mereka-mereka yang mengingatkanku pada Allah.
Mengingatkanku bahwa sakit adalah makhluq ciptaan Allah. Maka berdamailah dengan sakitmu, sebagaimana sabda Nabi Ayyub alaihissalam, yang dirizqikan sakit 18 tahun, kulit terkelupas namun hati tidak sedikit pun bergoyah,
“Ya Allah aku ikhlas dengan sakitku, tapi jagalah hati dan lisanku tetap menyebut nama-Mu.”
-h.a
Semoga berkenan mendoakan pasienku, si Bapak agar dilapangkan hatinya, diluaskan sabarnya. Aamiin.
111 notes · View notes
lacikata · 1 year
Text
Ucapan yang Perlu Dihindari.
Sering mendengar atau bahkan diri sendiri pernah khilaf melakukannya ketika mendapat sebuah kenikmatan dengan mengatakan, “Rezeki anak saleh.”
“Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah.” (QS. An-Nisa’: 79)
Nikmat dan karunia itu datang dari Allah Subhanahu Wata’ala. Dialah yang menentukan apa pun dan kepada siapa pun yang dikehendaki oleh-Nya. Parameternya pun bukan mutlak berdasarkan kesalehan atau amalan seseorang.
“Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.” (QS. An-Najm: 32)
Penyucian diri itu perlu dihindari sebab ia lebih dekat kepada sombong dan membangga-banggakan diri serta boleh jadi inilah bentuk talbis iblis.
Berkacalah dari kisah Qarun yang berkata, “Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu karena ilmu yang ada padaku.”
Jika benar demikian, Allah Subhanahu Wata’ala memberikan harta hanya disebabkan oleh kepintaran, kesalehan atau amalan yang telah dilakukan seseorang sehingga Dia meridainya maka Dia tidak akan membinasakan orang-orang terdahulu yang melebihi Qarun. Tidak mungkin Allah Subhanahu Wata’ala membinasakan hamba yang diridai-Nya.
Dan yang semestinya dikatakan, sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Sulaiman ‘alaihissalam, “Ini termasuk karunia Tuhanku.” Inilah bentuk keimanan dan sikap kehati-hatian beliau. Beliau meyakini bahwa itu adalah karunia dari-Nya bukan sebab usahanya dan lain-lainnya.
Maka ketika kamu menerima nikmat, seyogianya katakan, “Alhamdulillah, hadza min fadli Rabbi (Segala puji bagi Allah, inilah karunia dari Tuhanku) atau alhamdulillah, Ar-Rizqu minallah (Segala puji bagi Allah, rezeki datang dari Allah).”
Sehingga kamu tidak terjerumus ke dalam perbuatan syirik kecil, seperti sombong dan membangga-banggakan diri akibat dari perkataanmu.
Lalu sering pula menemukan komentar, “Amalan apa yang X lakukan selama ini? Kok bisa beruntung memiliki suami yang perhatian.”
Jika direnungi, hal demikian bisa terwujud melainkan sungguh atas kehendak Allah Subhanahu Wata’ala, bukan tersebab si X melakukan amalan ini lalu mendapat suami yang seperti ini, dsb.
Jika demikian parameternya, bagaimana dengan amalan-amalan Asiyah binti Muzahim radhiyallahu ‘anha sehingga mendapat suami seperti itu?
Sesuatu tidak akan menjadi baik kecuali dengan kebaikan Allah Subhanahu Wata’ala. Semua yang baik (selain Allah Subhanahu Wata’ala) menjadi baik disebabkan oleh pengaruh kebaikan-Nya sehingga penghormatan atas sebuah kebaikan sama sekali tidak layak dipanjatkan kecuali kepada-Nya (Ensiklopedia Asma’ul Husna).
Sehingga keputusan untuk menetapkan sesuatu (rezekinya si A, jodohnya si B, misalnya) hanyalah hak Allah Subhanahu Wata’ala dan tidak dipengaruhi oleh ketakwaan si A, amalan si B, dsb.
“Biarkanlah Aku bertindak terhadap orang yang Aku telah menciptakannya sendirian." (QS. Al-Muddassir: 11)
33 notes · View notes