Tumgik
#bergulir
sumbartodaynews · 1 year
Text
MUTASI DAN PROMOSI BERGULIR DI DISDIK, SUTAN RISKA LANTIK 34 KEPALA SEKOLAH.
MUTASI DAN PROMOSI BERGULIR DI DISDIK, SUTAN RISKA LANTIK 34 KEPALA SEKOLAH. Dharmasraya, sumbartodaynews com — Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan melantik dan memutasikan 34 Kepala UPT SMPN, UPT SDN dan TK di lingkungan Pemkab Dharmasraya. Pelantikan dilaksanakan di auditorium kantor bupati setempat, Pulau Punjung, Jumat, (07/07/2023).   Sutan Riska menyampaikan ucapan selamat kepada…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
newscakra · 2 years
Text
Dibuka Muslim Susanto, Turnamen Sepak Bola Memperebutkan Piala Bergilir Kepala Desa Bakaran Batu Resmi Bergulir
Dibuka Muslim Susanto, Turnamen Sepak Bola Memperebutkan Piala Bergilir Kepala Desa Bakaran Batu Resmi Bergulir
Batang Kuis,MNCakrawala-Pergelaran Turnamen Memperebutkan Piala Kepala Desa Bakaran Batu secara Resmi bergulir dan dibuka Muslim Susanto selaku Kepala Desa Bakaran Batu. Minggu (02/10/22). Kegiatan yang diprakarsai oleh Karang Taruna Desa Bakaran Batu dalam rangka menyambut Hari Sumpah Pemuda yang akan jatuh pada bulan Oktober Tahun 2022. Hal tersebut diketahui oleh awak media melalui keterangan…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
kurniawangunadi · 1 month
Text
Memandang Hidup Lebih Dalam
Hidup ini bergulir dengan jalan ceritanya, namanya takdir atau kita kenal sebagai Qada dan Qadar. Salah satu rukun yang perlu kita imani. Secara harfiah, bisa kita artikan jika kita tidak meyakini takdir kita sendiri = kita tidak beriman.
Keadaan kita saat ini, adalah yang terbaik. Masa lalu kita, darimana kita berasal, dari siapa kita dilahirkan, dengan segala dinamikanya, itu adalah yang terbaik. Memang susah sekali untuk meyakininya bahwa itu adalah yang terbaik, sebab saat kita menjalaninya saat ini rasanya jungkir balik, bahkan berobat rutin dengan antidepresan, dan sebagainya.
Tapi coba lihat lagi kehidupan kita ini, lebih teliti. Bagaimana selama ini rezeki kita dicukupkan, bagaimana selama ini kita bisa bertahan, bagaimana selama ini semua rentetan kejadian membuat kita belajar banyak hal. Dan semua hal yang kita miliki itu menjadikan kita seperti sekarang.
Mengimani qada dan qadar ini juga mampu membuat hidup kita lebih tenang, tidak mudah hasad dengan apa yang dicapai orang lain, tidak mudah iri dengan hidup orang lain, dan juga tidak mudah bersedih atas apa yang kita miliki. Karena semua ditakar dengan sangat baik, oleh Yang Maha Adil dan Bijaksana.
Kalau kita merasa kurang beruntung? Apakah memang keadaannya yang kurang beruntung, atau perasaan kita yang menciptakan rasa kurang beruntung karena membandingkan hidup kita dengan yang harapan kita atau dengan yang lain?
Kalau semua orang bisa memiliki rasa cukup dalam dirinya. Bumi ini takkan pernah kekurangan untuk mencukupi kebutuhan milyaran manusia. Tapi sekalinya ada rasa ingin lebih, lebih, dan lebih. Bumi ini takkan cukup untuk keserakahan.
311 notes · View notes
edgarhamas · 11 months
Text
Pembuka Generasi Pembebasan
Edgar Hamas, (@cerita.edgar) Founder Gen Saladin
Ketika akun IG saya disegel Meta, entah kenapa saya malah merasakan sesuatu; kelegaan. Lega, karena ternyata apa yang saya tulis dan sampaikan ternyata digelisahkan.
Lalu saya senyum sendiri, membatin, "akun IG tumbang, bisa buat lagi. Tapi nyawa di Gaza yang hilang, tidak."
Tumblr media
Edgar Hamas ini bukan nama pena. Ia nama asli saya sejak lahir. Ia menjadi satu kebanggaan tersendiri buat saya sampai sekarang. Bagi Syaikh Ahmad Yasin sendiri, lahirnya H@mæs adalah sebuah penanda terbitnya generasi baru setelah 40 tahun zionazi bercokol di Palestina.
Beliau bilang, bahwa 40 tahun adalah fase yang dibutuhkan untuk mengganti generasi satu ke generasi selanjutnya. Syaikh Yasin tadabburi itu dari perjalanan Bani Israil dalam Al Qur'an, kala dihukum oleh Allah di Padang Tiih 40 tahun lamanya.
Setelah 40 tahun, apa yang terjadi?
Muncul generasi baru yang berbeda cara pandang dari yang lalu.
Jika yang dulu adalah generasi pengecut yang takut untuk masuk ke Palestina, maka generasi baru yang dipimpin oleh Yusya bin Nuun ini memutus rantai kepengecutan itu. Mereka membuka lembaran keberanian dalam sejarah.
Itulah mengapa Syaikh Yasin menggambarkan bahwa generasi umat ini akan terbagi menjadi 3 kali 40 tahun. Yang gelombang pertama adalah generasi yang merasakan awal penjajahan. 40 tahun kedua adalah perlawanan, dan generasi 40 tahun ketiga adalah "tahrir", pembebasan.
Jadi, yang kamu lihat hari-hari ini, adalah mukadimah bagi lahirnya generasi pembebasan, insyaallah. Sebab banyak pula analis, jurnalis hingga sejarawan yang mengatakan,
"dunia akan sangat berbeda antara sebelum gerakan Thufanul Aqsha (Badai Al Aqsha) dan setelahnya."
Kamu pun, merasakannya...
Umat ini tidak akan tidur selamanya. Ada sunnatullah bahwa segala sesuatu itu terus bergulir, dan sejarah pun membekali kita dengan contoh-contoh yang nyata. Pasukan Crusader tumbang, Mongol runtuh, Buwaih luruh. Zionazi? Bahkan mereka pun tahu umur mereka menuju senjakala.
Saya sering menyampaikan bahwa kita adalah generasi yang ada di persimpangan sejarah. Kita akan lihat "shifting" yang banyak. Yang dulu kuat, mulai sekarat. Yang dulu adidaya, kini mulai meminta-minta. Dan kau tahu tanda sebuah peradaban akan hancur?
Kezalimannya menjadi-jadi.
323 notes · View notes
langitawaan · 1 year
Text
167.
Pa, aku sepakat dengan pernyataan jika cinta pertama seorang anak perempuan adalah Ayahnya. Namun kini aku harus mengakui bahwa akan ada cinta lelaki lain di hatiku.
Lelaki yang sejak kedatangannya sudah memberiku sayap agar bisa terbang menggapai satu demi satu mimpi besarku. Lelaki yang entah bagaimana caranya mampu memunculkan kembali kepercayaan dalam diriku, yang tak hanya memberiku jalan namun juga memastikan bahwa langkah yang ku pilih bukanlah sesuatu yang melanggar syariat-Nya.
Pa, meski kini ada cinta yang lain tetapi ruang untuk Papa masih dan akan terus ada. Akan ku ajak lelakiku untuk turut mencintai Papa, bersamaku. Akan ku pastikan bahwa ia tidak hanya mencintaiku tetapi juga mencintaimu, sosok Papa sekaligus Mama terhebat dalam hidupku.
Pa, rasanya waktu begitu cepat bergulir. Kemarin, aku masihlah bocah kecil dalam timanganmu, kini aku sudah memilih pada siapa sepanjang umurku akan ku habiskan, pada siapa bakti penuhku akan ku labuhkan.
Pa, sebanyak apapun ungkapan terima kasih yang ku utarakan tidak akan pernah bisa mengalahkan semua pengorbananmu yang telah membesarkanku, mendidikku, juga menemaniku.
Pa, percayalah ketika menuliskan ini airmataku bercucuran. Pa, sehatlah selalu. Panjang umurlah diusia yang diberkahi-Nya.
Aku, putri bungsumu yang besok resmi menjadi istri🌻.
Rumah, 19.26 | 08 Juli 2023.
182 notes · View notes
rosariumtale · 4 months
Text
Beruntung
Beberapa orang beruntung jalannya dimudahkan.
Beberapa lagi beruntung pundaknya dikuatkan.
Beberapa beruntung dianugerahi jalan terjal.
Beberapa lainnya beruntung hatinya dilapangkan.
Sibuk mengamati orang lain beruntung dengan beberapa hal, lupa berkaca diri sendiri beruntung dengan banyak kenikmatan.
Bukankah usia yang masih bergulir adalah keberuntungan yang besar?
Meski terjal, berliku, atau berantakan, kita masih berkesempatan membuat perubahan.
Think it wisely!
32 notes · View notes
hanamaulida · 1 year
Text
Tepat hari ini, usiaku 29 tahun. Beberapa tahun terakhir --didorong oleh pemahamanku dalam agama yang kuyakini, aku berusaha untuk tidak merayakan ulang tahun.
Meskipun begitu, tidak bisa dipungkiri tanggal lahir adalah tanggal yang spesial bagi kehidupan seseorang. Tidak mungkin dilupakan. Katakanlah untuk kebutuhan administratif, salah satunya. Tanggal akan tersemat di berbagai kebutuhan dokumen kependudukan, pekerjaan , sekolah, dll.
Sehingga eman-eman jika tanggal yang sudah dihapal di luar kepala itu tidak dijadikan 'momentum' akan sesuatu.
Takjub rasanya mengetahui waktu masih bergulir di tanggal yang sama selama 29 kali dalam hidupku. Dan entah kenapa, tiap tanggal lahirku berulang, ingatan pertama yang terlintas dalam benakku adalah teman-teman sebaya (atau bahkan lebih muda) yang sudah wafat.
Siapa yang tidak takut mati? Maksudku, orang2 yang ingin masuk surgapun, yang bahkan amalan + ibadahnya baguspun, pasti terbesit rasa takut akan kematian. Membayangkan gelapnya alam kubur saja tak sanggup rasanya.
Lalu bagaimana kabarnya aku yang hanya inginnya saja masuk surga, tapi amalan dan ibadahnya biasa-biasa saja (atau bahkan minus) :""""""
Maka di momentum 29 kali tanggal 29 Agustus terulang dalam hidupku, aku memilih untuk melakukan ini:
1. Bersyukur
Masih diberi kesempatan oleh Allah atas nafas yang dihirup, melihat dengan mata yang sehat, makan dan minum, tidur nyenyak, keluarga yang sehat (dan sangat banyak nikmat lain yang tentu tidak bisa dihitung!!).
2. Muhasabah diri
Dari sekian ribu jam yang Allah beri, apakah telah digunakan dan dimaknai dengan sebaik-baiknya? Berapa perbandingan antara bermalas-malasan dengan bebenah diri?
3. Mengingat perjuangan Ibu yang melahirkanku
Tanggal lahir sejatinya adalah momen perjuangan seorang ibu melahirkan anaknya. Maka bagiku cukup masuk akal, bahwa jikapun tanggal kelahiran itu dirayakan, maka pastikan hal tersebut ditujukan untuk dia yang Allah percayakan untuk memperjuangkan kehadiran kita di dunia ; IBU (otw beli kado untuk mama).
Ya Allah.... Di titik ini rasanya sudah tidak ada keinginan akan sesuatu yang sifatnya materi seperti dulu.
Ketenangan hati, kesehatan, hubungan yang baik dengan orang-orang terkasih, itulah yang membuat segalanya terasa cukup.
Sisanya, kurasa adalah tinggal bagaimana caranya aku mengekspresikan rasa syukur.
Alhamdulillah 'ala kulli haal..
Terimakasih atas kesempatan hidup ini, Ya Allah. Izinkan aku menjadi manusia yang senantiasa berada dalam lindungan, kasih sayang, dan petunjuk-Mu...
60 notes · View notes
rizkamelialf · 7 months
Text
Tumblr media
Rupanya, waktu akan bergulir tanpa sempat kita sadari.
Yang mekar akan layu,
yang hidup akan pergi,
dan hari pun berlalu.
Bahkan ia yang akan pergi pun tidak pernah tau itu adalah saat terakhirnya.
Rencana-rencana yang ia tuliskan pada memo pagi ini,
impian kecil yang baru saja diceritakan pada mereka siang tadi,
cita-cita yang baru saja tercapai beberapa hari yang lalu...
Pada akhirnya, semuanya ditinggalkan begitu saja.
Rupanya, hanya sampai di sini.
36 notes · View notes
andromedanisa · 1 year
Text
Menguatkan Langkah.
Allaah, aku sedang menjalani hari-hari yang membutuhkan pertolonganMu setiap waktu. Mudahkanlah aku dalam memulainya dan jadikanlah akhir yang bahagia penuh syukur pada akhirnya Dan aku serahkan segalanya tentang hidupku kepadaMu, serta mudahkanlah aku dalam menerima setiap ujian dan cobaan dariMu, untuk menunaikan kewajiban dariMu dengan sami'na wa atho'na terhadap perintah dan larangan dariMu dalam mencari pembekalan menuju kehidupan yang abadi tanpa tapi, tanpa nanti.
Allaah kala nanti aku sedang berada di persimpangan jalan sebab aku merasa lelah dan futur, maka kuatkanlah aku melalui orang-orang yang tulus membersamaiku karenaMu. Sebab akan sangat menyedihkan jika dalam keterpurukan ku tak ada seorangpun disisiku meski sekadar melihatku menangis.
Allaah, aku sedang menjalani hari-hari yang membutuhkan pertolonganMu setiap waktu. Yang setiap tangisku aku sangat berharap pertolongan itu akan datang saat itu juga. Barangkali aku sedang berada di fase sangat putus asa. Namun rahmatMu kepadaku begitu luas, sehingga harap untuk redup selalu kutepis berkali-kali.
Allaah, aku tidak ingin menyerah dan kalah dengan begitu saja. Sebab tak akan ada kebaikan bila aku tak mencobanya sekalipun hasilnya tak sesuai dengan harapan. Tak apa, aku tak akan menyesali telah mencobanya. Aku tak akan pernah patah atas segala keputusan yang terjadi. Sebab sesuatu yang telah bergulir adalah satu ketetapan dariMu yang pasti.
Pada banyak hal aku seringkali menangis pada banyak hal aku merasa sangat putus asa, pada banyak hal rasanya ingin sekali menyerah. Namun bukanlah seorang yang mengaku bertahuid kepadaMu, jika rasa kalah dan menyerah dengan keadaan. Sebab pertolonganMu sungguh dekat dan nyata.
141 notes · View notes
tadikamesra · 8 months
Text
WP #56 Tadika Mesra
Tumblr media
Setelah sekian lama menghilang dari dunia tumblr, semoga kami, anak-anak Tadika Mesra dapat rajin menulis lagi ya🫶🏻😎
---
Di bawah Naungan Rumah-Nya
Pikiranku mengawang, bukan menelisik namun mereka-reka, apa awal yang baru bagiku.
Perjalanan dari kota ke kota antar pulau, selalu menjadi hal baru dikala kaki tiba menjejak daratannya. Pekerjaan berbeda-beda bidang, senantiasa meminta adaptasi diri atas hal-hal baru terkait sistem dan medan kerja. Orang-orang baru sudah tentu menjadi konsekuensi pada kedua hal itu. Sejuta watak dan karakter manusia yang ditemui, menuntut sabar dan seni bersosialisasi tersendiri ketika menghadapinya. Berkawan dan melawan, atau berkawan lalu aku ditikam.
Apakah awal yang baru merupakan perulangan-perulangan peristiwa yang belum pernah ada dalam riwayat pengalaman hidup kita? Apakah itu bisa dikatan awal yang baru, sedangkan Tuhan sedang menanti kembaliku lewat tanah pekuburan itu.
Ahh, terlalu sering awal baru melintas dihidupku, entah setiap awal tersebut bisa dikatakan telah selesai atau pupus begitu saja ditengah laku sebagai akhirannya.
Aku hanya ingin awal baru yang abadi hingga nanti. Entah, awal baru yang seperti apakah itu, akupun tak tahu....
@bahteranawasena
*****
Dari waktu ke waktu, aku bertanya-tanya mengenai hidup yang kuinginkan. Apakah aku telah siap untuk memulai awal yang baru? Apakah keputusanku yang ingin melepas sesuatu adalah pilihan yang tepat?
Dan, berbagai pertanyaan lainnya mengiringi setiap langkahku di tiap hari. Namun, hidup memang tidak selalu tentang berjalan lancar, kan? Ada proses yang panjang yang perlu dilewati agar aku bisa menjawab setiap pertanyaan yang diajukan hidup.
Pada akhirnya, aku hanya ingin melangkah dengan penuh keberanian; menciptakan masa depan yang selalu kuinginkan.
@hardkryptoniteheart
***
Apakah esok adalah awal yang baru? Ataukah setiap detik yang terus berdenting adalah awal yang baru?
Apakah awal yang baru adalah setiap kesempatan yang ditawarkan oleh detik yang bergulir? Ataukah awal yang baru adalah ketika aku membuka mata di subuh hari untuk memulai perjalanan mengarungi takdir dan menjemput rejeki yang telah digariskan-Nya?
Semoga Tuhan selalu mengajarkan hati ini mensyukuri nafas kehidupan yang dititipkan-Nya untuk menapaki waktu, yang mungkin itu adalah awal yang baru atau mungkin kesempatan terakhir yang selalu tidak kita pahami yang bisa saja seketika tidak bisa lagi untuk dinikmati. Maka bertahanlah, pandai-pandailah bersyukurlah dan tetaplah hidup dengan terus melangkah!✨
@kkiakia
***
Apabila bercerita tentang awal yang baru; aku harap setiap harinya adalah awal baru.
Saban hari saat langit hampir petang, beberapa pertanyaan menggelitiki tentang apa yang baru dan yang lalu.
Awal yang selalu dijadikan acuan perubahan, ternyata tidak selalu begitu.
Ia menunggu siapa yang paling cepat sampai dengan tidak terburu-buru sebab nafsu, Ia menunggu siapa saja yang paling ingin menyelamatkan diri dari kejaran waktu, sebab katanya mereka yang akan merugi bila tak menyegerakan diri.
Aku berpacu, menyelamatkan diri aku berpacu.
Sewaktu itu ibu sempat sampaikan; tentang apa-apa yang lalu. Ibu bilang bahwa yang lalu adalah tolak ukur paling syahdu untuk awal yang baru. Mereka yang mengerti diri, yang akan tau dimana letak celah retak walau seujung kuku.
Maka untukku sesuatu yang lalu, namun untuk kita sesuatu yang baru.🦋
@imiw
***
Tahun yang Pesimistis
Menurut Mereka;
Bahkan cenderung Annus Horribillis menurut mereka lagi;
Seluruh bagian dari bola bumi ini tengah bergerak dan bergolak!
Mustahil untuk tetap Jumawa....
Dan menyatakan bahwa kita akan Selalu berdiri tegap disini dalam suasana yang tenteram dan penuh kedamaian
Lantas jika katakan-lah, perang antar seluruh bangsa jilid ketiga itu benar terjadi.
Apa yang hendak kulakukan?
Apa yang hendak kau lakukan?
Apa yang hendak kita lakukan?
Bukankah pada akhirnya juga akan seperti biasa?
Berusaha terus bertahan hidup, penuh dengan rasa Tawakal ke hadirat-NYA hingga pasrah sejadi-jadinya....
Maksudku....
Aku sendiri tak pernah berpikir untuk ikut serta menembaki pesawat - pesawat tempur Amerika di atas langit sana....
Tak pernah terpikir untuk berdiri di baris terdepan demi menghalau tank - tank Jerman itu....
Atau ikut berkonstribusi demi mengusir kapal - kapal Inggris dari lautan kita yang maha....
Buat apa?
Bila di setiap penghujung malam aku masih harus berjibaku dengan alam pikiranku sendiri, ditawan gundah gulana dan mimpi - mimpi buruk hingga pagi menjelang
Persetan dengan Russia dan Korea Utara, sebiadab - biadabnya mereka, Setan - setan di kepalaku akan jauh lebih licik....
@lucifermorningstark
***
Datanglah padaku saat badai dalam hidupmu masih belum dapat engkau redakan sendiri.
Biarlah guntur saling bersahutan diatas semestamu dan engkau akan aman dalam dekapku.
Tak apa jikalau kisah yang lama masih belum rampung untuk kau selesaikan aku masih setia menunggu dengan rasa yang sama.
Istirahatlah sejenak karena setiap cerita harus memiliki jeda agar bisa terbaca dengan jelas.
Sekalipun mentari enggan bersinar lagi tetaplah tegar karena engkau tak bisa mengubah akhir dalam kisahmu tapi engkau masih memiliki kesempatan di awal yang baru.
@kevinsetyawan
***
Aku ingin sekali memulai awal yang baru; tanpa ragu, tanpa tapi, tanpa banyak basa-basi. Karena menjadi pengecut rasanya melelahkan, memilukan.
Namun, setiap kali portal pikiranku terbuka, aku melihat diriku makhluk kecil yang tengah berdiri, mendongak, melihat bayang bernama ketakutan, sosok bernama kekhawatiran, hantu bernama masa lalu dinaungi gelapnya kabut masa depan. Mereka semua menghadangku, menutupi penuh pandangan mataku.
Aku memandang mereka dengan gemetar, gentar, tapi anehnya, mereka tiba-tiba berubah menjadi setumpuk buku tebal, ketika ku beranikan diri membukanya, kumpulan kertas didalamnya bertuliskan dosa-dosaku di masa lalu. Aku membacanya dengan malu, aku tahu aku tidak mampu mengubahnya. Aku terbangun dari mimpi yang terasa nyata itu, betapa sekarang yang ingin aku lakukan hanya berjalan, menerima setiap pagi yang menjelang, sebagai awal yang baru, sembari berterima kasih atas setiap kesempatan yang berbolak balik dengan kesiapan.
@paiq
***
Mau kemana lagi? Sejauh apapun kau pergi kenangan akan selalu mengikutimu, tersebab ia mempunyai ruang tersendiri di hatimu.
Maka dari itu, mari memulai lagi, mengambil langkah baru, menuju awal baru, mengunjungi tempat-tempat yang belum pernah dikunjungi, menyusuri jalan-jalan yang belum pernah dilewati. Terserah kemana, asal tak berkutat di tempat lama yang itu-itu saja.
Tak peduli setajam apa luka hari lalu, semua akan sembuh beriringan dengan waktu. Tak peduli selebam apa luka waktu itu, semua akan baik-baik saja asal aku bersungguh-sungguh menyembuh.
@by-u
***
Awalnya kupikir awal yang baru hanya berbicara perihal bergantinya hari demi hari, berputarnya waktu demi waktu yang dimana—setiap pergantiannya selalu disebut sebagai awal yang baru.
"Bismillah .. kita mulai dari awal lagi. "
Barangkali itulah ucapan-ucapan yang gak pernah alpa kita sebutkan di pagi hari atas bergantinya hari.
Terus begitu.
Berputar putar bersama pengulangan pengulangan yang selalu ada.
Meski nyatanya tidak semua penutup hari selalu sama.
Pasti ada beda serta pelajaran yang berharga.
Sampai akhirnya—ada satu hari dimana aku merasa merdeka menjadi diri sendiri. Jauh dari ekspektasi dan harapan orang lain, jauh dari kata melukai diri sendiri. Jadi, kupikir sebenar-benarnya awal yang baru bagiku adalah ketika aku merdeka menjadi diri sendiri dengan mengesampingkan rasa "gak enakkan", ketika aku berani bilang tidak pada sesuatu yang memang tidak bisa aku lakukan, dan ketika aku melakukan segala sesuatunya dengan cinta—bukan karena pressure dari orang lain.
@aksara-rasa
***
Terbawa drama awal tahun yang pikirku akan semakin mudah ternyata malah makin sulit..
Terkait asmara rumit dibalut janji yang harus ditepati, meski akhirnya terbentur lagi oleh keadaan..
Semua pondasi yang sudah terbentuk, harus hancur lagi, dan mengulang semua dari awal..
Ya semoga masih belum terlambat
@teguhherla
***
Mungkin ini waktunya untuk memberanikan diri; tak hanya saat awal kaki dilangkahkan, tapi juga tau kapan langkah itu harus dihentikan setelah cukup alasan.
Mengawali hal baru tentu membutuhkan keberanian, bukan? Setidaknya, berani merencanakan. Memikirkan matang-matang apa yang hendak digapai di kemudian. Juga bersiap dengan segala konsekuensi dan pertanggungjawaban.
Keberanian juga dibutuhkan saat harus memilih berhenti ketika sudah tergapai sekian harapan. Berhenti bukan berarti mengakhiri, lalu menyerah dengan keadaan. Tentu dengan tidak gegabah tanpa perhitungan. Agar tak ada yang namanya penyesalan.
Selamat menyikapi awal yang baru, dan berdamai dengan yang lalu.
@hafidhulhaqq
~~~
Pojok Kelas Tadika Mesra, 16 Januari 2024
38 notes · View notes
kurniawangunadi · 3 months
Text
Jangan Sampai Sesal
Mau sampai kapan kamu akan terus berpaling dari hal-hal penting di hidupmu, ialah mimpimu sendiri. Terus menerus mengabaikannya, berlaku seolah semuanya baik-baik saja, tidak kenapa-kenapa.
Mimpi-mimpimu yang melambung tinggi di dalam benakmu, menjadi ini dan itu, bepergian ke sana dan kesini, membangun keluarga yang dicita, menjalani kehidupan dengan jalan yang leluasa kamu tentukan. Tapi kamu terus menerus berpaling darinya. Tenggelam dalam rutinitas yang tiada habisnya. Mengejar harta hingga terasa uang adalah segalanya, karena segalanya butuh uang, menurutmu. Lupa bahwa yang mencukupkan kita di dunia ini adalah rezeki-Nya. Lalu, kehidupan bergulir dan kamu telah menua. Mimpi-mimpi itu telah menjelma menjadi penyesalan yang tiada habisnya. (c)kurniawangunadi
253 notes · View notes
edgarhamas · 2 years
Text
Manajemen Futur
@edgarhamas
"Jadi, bagaimana caranya agar kita tidak futur?" begitulah yang teman-teman tanya dalam banyak sharing.
Alih-alih menjawab tips dan trik, saya malah selalu menjawab, "rasa futur itu pasti ada. Justru Baginda Rasul mengabarkan bahwa amal itu pasti ada masa semangat dan futurnya."
Ini menarik sekali, Rasul begitu pas menjelaskan bahwa manusia itu tak bisa selalunya on fire. Ada masa turunnya, ada saat-saat lemahnya. "Sesungguhnya segala sesuatu ada masa semangatnya. Dan setelah masa semangat itu ada saat-saat lelahnya." (HR Ahmad)
Maka seorang guru pernah menasihati, "jika kamu sedang futur, itu fitrah. Semua orang pernah merasakannya. Namun ada caranya agar ia tak terlampau lama." Beliau mengajarkan, sefutur-futurnya kita, jangan sampai memutus 100% amal yang biasa kita kerjakan.
Jika kita biasa shalat tahajud, setidaknya kita tak meninggalkan 1 rakaat witir ketika futur. Jika kita biasa baca zikir pagi-sore yang panjang, setidaknya kita tetap membacanya meskipun sebagian kecil wiridnya.
Sebab futur bukan memberhentikan amal. Lemas bukan berarti mati.
Itulah mengapa Rasul bersabda, "siapa yang futurnya tetap pada sunnahku, ia telah mendapatkan petunjuk."
Sebagian ulama berkata, "maksudnya sunnah di hadits itu adalah; meski sedang lesu beramal, hendaknya ia masih melakukannya meski kuantitas dan kualitasnya tak seperti biasa."
Wahb bin Munabbih melengkapi narasi tentang hal ini, "Siapa yang tetap mencoba untuk beribadah meski lelah; justru kekuatannya akan bertambah. Dan siapa yang memilih untuk tunduk pada kemalasan; rasa futurnya justru akan bertambah lama." (Kitab Az Zuhd, Imam Ahmad)
Dan kita tahu akhirnya, justru dengan mengilmui futur; kita tahu ia bukanlah terjunnya iman kita hingga roboh tak bersisa. Ternyata ia episode; kelak akan berakhir, kelak ia akan bergulir.
Seperti gelombang yang naik turun; nyatanya ia tetap mengalir, tak diam dan berhenti.
472 notes · View notes
nonaabuabu · 1 year
Text
Satu Hari Untuk Selamanya
sebuah flash fiction teruntuk lelaki bermata kelabu, kau masih kata-kata yang ingin aku tuliskan.
"Kenapa bukan dulu kita sadar, kalau kita jauh lebih kuat saat kita bersama?"
Sejenak jantungku berdegup untuk sepersekian detik kemudian menghentikan iramanya. Namun selayaknya kenyataan, ia kembali menemui ritmenya saat kubiarkan aku tersadar bahwa percakapan ini bukanlah angan-angan, dan aku tak boleh mengarangnya menjadi kisah yang indah.
"Aku sadar kok dari dulu, kamunya aja yang enggak."
Lelaki bermata kelabu yang kutinggalkan dalam kenangan itu tersenyum tipis, dan miris. Sedang aku tertawa, memaksa.
Sandyakala, kami bertemu di satu sore yang penat di pantai utara. Saat itu aku sedang menghabiskan masa liburan semesterku dan Kala ada di sana. Perkenalan sederhana di antara deru ombak, kendati satu universitas perkenalan itu berlanjut menjadi hubungan tanpa kata yang barangkali akan selalu menjadi pertemanan.
Aku tak tahu bagaimana rasanya mengangumi seseorang begitu menyenangkan sebelum hari itu aku bertemu dia. Bagiku kita semua hanya manusia yang sesempurna apapun akan memiliki cacat. Hanya saja beberapa orang tak mampu menyembunyikannya, dan sisanya mampu menutupinya dengan hal lain. Itu kenapa tak ada alasan untuk mengagumi seseorang hingga aku menemukannya sore itu.
Mungkin Kala akan menjadi tinta merah dalam buku kehidupanku yang berwarna hitam putih. Ia satu-satunya yang memberikan warna lain namun cukup bersinar untuk akhirnya membakarku alih-alih menciptakan warna baru. Itu kenapa, Kala adalah kenangan yang aku tinggalkan.
Delapan tahun berlalu sejak terakhir kali kami berjabat tangan di wisuda universitas, sisanya tak ada lagi. Tak ada media sosial, tak ada nomor yang bisa dihubungi, aku kembali ke mana seharusnya aku berada, perkampungan nunjauh dari kota. Tenggelam menjadi tulang punggung keluarga, jatuh bangun membangun kehidupan baru untuk akhirnya kembali ke titik di mana Kala adalah semesta yang aku punya.
Usia tiga puluh membawaku kepada perjalanan sebagai perayaan bahwa aku telah begitu cukup kuat untuk segala sialnya kehidupan. Namun rupanya aku cukup salah memilih tempat, pantai utara.
Seperti mengulang memori lama, Kala berdiri di sana. Aku tak tahu bagaimana harus mengatakannya, rasa gelisah yang mendominasi dibanding rasa senang. Hanya saja Kala akan tetap menjadi merah dalam hidupku.
Begitu mata kami bersitatap, ia tersenyum ramah seolah wisuda universitas kami baru terjadi kemarin siang. Menahan segala gejolak yang berserakan aku membalas senyumannya dengan kaku.
Entah bagaimana aku menjadi kosong, hingga kubiarkan waktu bergulir seolah kami tidak melewatkan delapan tahun jeda di mana kehidupan menghantam kami dengan kerasnya.
Aku tertawa banyak dari apa yang aku ingat, aku tersenyum lebih menyenangkan dari yang sudah-sudah. Setiap detik yang kami lalui seolah mengakumulasi banyak perasaan hingga tak ada rasanya detik yang terlewat tanpa aku merasa penuh kebahagiaan.
Padahal, kami hanya menyusuri pantai yang riuh oleh ombak. Duduk menikmati es kelapa muda, bercerita tentang dunia yang tak ada kami. Buku-buku yang menyenangkan, film-film yang bermakna, lagu-lagu penuh kenangan. Hadir Kala mengubah segalanya dari kata sekedar.
Hingga titik akhir, sore dengan burung pelikan yang sedang menyapa bibir pantai. Kala mengatakannya, apa yang seharusnya aku dengar delapan tahun lalu.
"Aku rindu kita yang dulu La. Rasanya membiarkan kamu pergi saat itu kesalahan paling fatal seumur hidup."
"Seingatku kamu bukan seseorang yang suka menyesal."
"Enggak emang sebelum aku sadar, aku tanpa kamu akan selalu terasa sendiri."
Kala menjelaskannya hari ini, bahwa ia dulu tak cukup percaya diri bahwa kata-katanya mampu menahanku untuk tak kembali ke kampung halaman. Ia sadar kami baru menyelesaikan pendidikan, tak ada yang bisa ia janjikan dan beri jaminan kecuali keinginannya untuk tetap ada aku di sisinya. Hanya saja saat itu bagiku tak ada alasan untuk tetap di sisinya saat ia sendiri tak pernah meminta.
"Jangan gegabah menyimpulkan kehidupanmu Kal, seorang istri yang cantik dan anak yang lucu nggak semua orang punya kesempatan memilikinya."
Ya, sebab saat itu ia sudah memiliki seseorang yang lain yang pernah berikan janji. Aku tahu beberapa tahun lalu ia menepati janji itu.
Kala tersenyum pahit, dan aku tak ingin lagi menerjemahkannya.
Seberapa paham pun kita tentang peran seseorang dalam hidup kita, bukankah tak akan ada artinya jika kita tak cukup berani memperjuangkan seseorang. Kala tidak pernah cukup berani untukku, dan aku juga tak pernah cukup berani untuk Kala. Sebab pertemuan kami bukanlah dari sebuah keberanian, maka setidaknya hari ini delapan tahun berlalu, meski cukup terlambat, aku sudah punya jawabannya.
Jawaban yang membawaku pada keberanian, Kala aku tutup dalam setiap buku kehidupanku. Ia hanya kenangan, dan cukup sampai di sana.
Ditulis Maret 2022, Diselesaikan Juli 2023.
57 notes · View notes
soraiamigdala · 1 year
Text
Kamu sedang diselamatkan
Seiring waktu bergulir, semoga kamu akan menemui syukur pada isak tangismu yang begitu sesak. Pelan-pelan kembalilah pulih. Badai-badai besar tidak akan menetap selamanya, mereka hanya menghampirimu sejenak supaya kau tahu bahwa Allah begitu menyayangimu.
Untuk menyelamatkanmu dari orang yang salah, Allah mematahkan hatimu. Allah mendekapmu dengan pilu membiru yang begitu hebat.
Bertahan ya, ada banyak alasan untukmu agar tetap memilih menguat. Jadikan semua ini untuk kembali pada prinsip yang selalu menjadi peganganmu. Pegang dengan sebaik-baiknya agar tidak kembali hilang, apalagi hanya karena menaruh harap kepada manusia.
Barangkali ini menjadi patah hati terbesarmu, percayalah bahwa pertolongan-Nya benar nyata.
-Sebuah pesan untuk diriku sendiri-
54 notes · View notes
langitawaan · 2 years
Text
119.
Aku iri kepadanya. Acapkali kau ceritakan kebaikan-kebaikannya di hadapanku dengan wajah berseri-seri.
Gaya bicaramu menampakkan jika ia masihlah bagian terbaik dari cerita hidupmu. Intonasi suara menjelaskan bahwa bagimu tiada yang bisa menggantikan sosok sebaik dia untuk menjadi teman seperjalanan.
Aku menjadi pesimis. Melihat bagaimana ia begitu kau puja meski waktu telah lama bergulir. Jatuh-bangun sudah aku membuktikan diri, tetap dirinya yang kau puji. Aku pernah ingin menunggu sampai kau menyadari bahwa kau sedang hidup di masa kini, namun tidak jadi.
Aku bukan menyerah, hanya tahu diri sebab memperjuangkan dengan sangat keras seseorang yang (masih) belum selesai dengan kisah terdahulunya sama dengan bunuh diri.
Jadi, lebih baik melarikan diri demi kebaikan diri sendiri.
Langit Biru, 16.45 | 04 Februari 2023.
130 notes · View notes
glimpsewords · 6 months
Text
segala rintang semoga mampu terlewati. di sisa waktu yang terus bergulir, semoga jalan selalu diterangi. berjalan, berputar, ataupun berlari.
10 notes · View notes