Tumgik
#but BALEK
manonamora-if · 1 year
Text
I have consumed a drop of barrel liquid. Send me asks.
11 notes · View notes
strqyr · 7 months
Text
Tumblr media
trying out a slightly different style ft. blake + her early concept heterochromia _(:з)∠)_
74 notes · View notes
imatin3222 · 4 months
Text
The only person that could make me suspicious is myself....
2 notes · View notes
deescontinuity · 8 months
Text
Salome qui découvre qu'en mettant la qualité à 160p plutôt que 720p, twitch consomme beaucoup moins de données mobiles 👍
2 notes · View notes
bison2winquote · 2 years
Text
Tumblr media
Natasha, Eye of Typhoon: Tsunami Edition (Balek/ Viccom)
11 notes · View notes
adjst · 5 months
Text
Tumblr media
0 notes
screen1ne · 2 years
Text
'Colonials' the action-packed Sci-Fi opus gets UK debut 10 April watch the trailer now
'Colonials' the action-packed Sci-Fi opus gets UK debut 10 April watch the trailer now #Colonials #SciFi #Digital #AndrewBalek #JoeBland #GregKriek @greg_kriek @Reel2reelF
Colonials Trailer Get ready for some epic space action with Colonials – the spectacular Sci-Fi opus from directors Andrew Balek(Pirates of the Caribbean: At World’s End) and Joe Bland (Ellipse). Can colonists from Mars save the galaxy from human extinction in this action-packed, interstellar feature? The film gets its UK premiere on 10 April 2023 courtesy of Reel 2 Reel Films. A space…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
steven-wijaya · 4 months
Text
Cerita Sex Teman Kampusku yang menjadi Pemuas Nafsuku
Tumblr media
By penikmat satin 24 Mei 2024
Hari ini aku akan berbagi cerita tentang pengalamanku masturbasi dengan teman kampusku dan dia adalah sahabaku sendiri yang satu kampus denganku.
Akhir-akhir ini aku sering jalan Bersama Maya, dia teman satu kampus yang paling dekat denganku. Mulai dari pulang bareng, makan bareng hingga nonton bareng. Sebenarnya kami sudah kenal sekitar 1 tahun yang lalu dalam kegiatan kampus dan setelah itu kita menjadi temen.
Semenjak Maya putus dengan pacarnya, kami semakin dekat saja dan kemana-mana selalu bareng dan suatu malam pas malam minggu setelah aku dan Maya baru saja selesai menonton acara petunjukan seni budaya disalah satu gedung yang ada dikampus, malamnya aku langsung mengantarkan Maya  pulang ke rumah kontrakanya.
Saat perjalanan dari kampus ke tempat kontarakannya dengan motorku. Sepanjang perjalanan, kami berbincang-bincang ringan. Tak disangka Maya merapatkan duduknya dan memeluku dari belakang sehingga bagian dadanya menempel sekali dibagian punggungku.
Maya tergolong cewek yang manis dan pintar bergaul. Penampilan yang sangat seksi banyak mata laki-laki selalu meliriknya Seperti sekarang ini, dia menggunakan kemeja satin berwarna merah  dibalut bawahan dengan rok warna hitam dengan bahan satin sama seperti kemejanya seatas lututnya.
Sesampai rumah kontakanya terlihat sangat gelap sekali.
“Loh, May lampunya kok gak pada dinyalain sih”, kataku ketika sampai di depan rumah kontrakan.
“Biasa Tom kalau sudah hari sabtu dan minggu mereka pada balek kerumah orang tuanya kecuali aku. Masuk Tom”
“Lah emang teman-teman kamu orang mana sih pakai pulang segala?”, tanyaku.
“Lah mereka kan Cuma asli orang Solo dan Wonogiri aja”.
Kulihat rumah kontrakan Maya cukup besar dan terdapat 3 kamar dan teman-teman yang mengontrak disini juga sama-sama teman satu kampus dengan Maya.
Malam itu aku duduk diruang tamu sambil menunggu Maya keluar dari kamar dan setelah menunggu sekitar 5 menitan begitu keluar dari kamar Maya sudah mengganti pakaian dengan pakaian tidur model daster berkain satin berwarna krem sambil membawa sebuah laptop dan mengajaku pidah ke ruang tengah.
Diruang tengah kami duduk santai diatas karpet lesehan karena memang tidak ada kursi atau sofa di rumah kontrakanku ini.
“Oh ya Tom, ini data-data tugas yang diberiakan oleh dosen kemarin kamu tinggal pidah ke hardisk aja”.
Setelah beberapa tugas aku copy dari laptop ke hardisk ku, aku menemukan beberap file film-film semi thailand yang ada dilaptopnya dan sempat aku buka beberapa filmnya saat Maya meninggalkan aku untuk membuat secangkir kopi panas. Tapi saat aku baru beberapa menit membuka film itu tiba-tiba dari belakang Maya datang.
“Gimana udah belum  copynya ke hardisk Tom”, Tanya Maya kepadaku.
“Tinggal dikit May…tapi lama juga copynya”, kataku.
“Gimana ngak lama kalau pakai nonton film juga”
“Hehehe….”, aku sedikit malu saat Maya berkata seperti itu, aku kira dia tidak tau.
“Ya udah nonton aja Tom”, dengan santainya Maya duduk disampingku.
“Kamu suka ya May nonton film seperti ini”.
“Ya suka aja sih dari pada dikontrakan sendiri,  kadang iseng-iseng nonton seperti ini”.
Sekitar 30 menit, kami nonton beberapa koleksi film yang ada dilaptopnya,  tak terasa kulihat jam dinding sudah menujukan pukul 23:45. Sebenernya copy tugas-tugas kuliah yang dilaptop sudah selesai aku pindah ke dalam hardisk ku tapi karena kita berdua masih focus melihat beberapa adegan seks difilm itu aku jadi lupa waktu.
“Oh ya May, udah malam aku pulang dulu ngak enak kalau ada orang yang lihat”.
“Pulang besok pagi aja Tom, malam ini kamu nginep aja disini,  apalagi  hari udah larut malam”, jawab Maya.
“Tapi ngak enak May, nanti ada orang lihat aku nginep disini”.
“Udah santai aja disini ngak ada siapa-siapa dan bebas kok”.
“Ya udah lah kalau gitu malam ini aku tidur disini, tapi tidur dimana May?”.
“Tidur di kamar aku aja”, katanya sambil senyum.
“Wah ngak enak May, mendingan aku tidur di sini aja”, kataku sambil menunjuk kasur lipat yang diruang tengah.
“Ya udahlah terserah kamu aja”, kemudian Maya masuk kedalam kamar untuk istirahat.
Malam itu aku tidak memiliki pikiran yang macam-macam soal Maya karena aku anggap dia sahabat paling dekat denganku dilingkungan kampus dan Kedekatan kita hanya sebatas teman. Malam itu aku tidak langsung tidur aku masih menonton koleksi film-film semi yang ada dilaptop milik maya.
“Cekreeeeek…” tiba-tiba pintu kamar Maya terbuka dan sejenak aku memperhatikan Maya keluar dari kamar.
“Kenapa May?” terlihat Maya telah melepas Branya dibalik dasternya yang dikenakanya itu, karena jelas sekali ada benjolan kecil yang menjeplak dikain satin dasternya.
 “Belum bisa tidur Tom”, kata Maya sambal duduk di sampingku.
“Ya udah, ikutan nonton Film-film koleksi kamu ini, Ntar juga ngantuk sendiri kamu”, jelasku kepada Maya sambil tersenyum.
“Bukanya ngantuk Tom, malah nanti jadi terangsang kalau nonton setiap ada adegan seksnya”.
“Ya tergantung sih”, kataku sambil kita berdua menonton diatas Kasur kecil diruang tengah.
Setengah jam berlalu kita berdua menonton, lama-lama Maya menyandarkan kepalanya di pundakku. Baru kali ini Maya bertingkah seperti itu. Aku memperhatikan wajahnya yang memang mulai mengantuk, matanya agak sayu sambil memperhatikan film yang ada dilaptop.
“May pindah kamar dikamar saja, tidur di dalam aja”, kataku sambil dengan sopan memegang tangannya.
“Iya Tom”, jawabnya.
Tanganku tidak di tepis olehnya. Maya kemudian beranjak dari duduknya dengan tetap memegang tanganku dan menariknya.
“Temenin yuk Tom”, pintanya, sedikit memaksa dan manja.
“Tapi May”, aku tidak percaya.
Maya menarikku masuk kedalam kamarnya lalu dia merebahkan tubuhnya di sisi ranjang yang dekat tembok. Aku yang masih tidak percaya dengan prilaku Maya malam ini dan aku masih posisi berdiri dekat ranjang. Namun aku tidak berani mengambil inisiatif dengan langsung merebahkan tubuhku diatas ranjang itu.
“Tomi,  sini dong”, kata Maya dengan nada manja sambil menepuk ranjang, menunjukkan kalau  maya minta aku tidur disebelahnya.
Maya sepertinya paham kalau aku merasa tidak enak sekamar dengannya walaupun dirumah itu tidak ada siapa-siapa hanya kita berdua.
Kemudian aku rebahkan tubuhku diatas ranjang disamping Maya. “Tomii…”, panggil Maya. Kedua mata kita langsung saling berpandangan dan Maya mendekatkan kepalanya kemudian bibirnya menyentuh bibirku. Ciuman itu terasa hangat dan lembut.
“Kenapa May?”, aku dibuatnnya kaget dan baru kali ini bibirku dicium oleh seorang wanita yang tanda kutip dia bukan pacar tapi melainkan hanya teman dekat saja dan ketika mulut kita berhenti berciuman.
“Tom…efek nonton film semi tadi aku jadi pengen”, jawab Maya sambil merapatkan tubuhnya. Aku hanya tersenyum mendengar itu.
“Hahaha, Efek kelamaan jomblo juga yah?”, sindirku.
“Iiihhhh….Tomiii…”, Maya memukul tanganku.
Karena aku juga sudah sangat bergairah melihat Maya yang hanya mengenakan daster satin itu dan efek nonton film-film koleksi Maya tadi kemudian aku membalas ciuman dibibirnya. Mayapun membalasnya dengan penuh nafsu dan kita sudah sama-sama saling menyedot antara bibir dan lidah. Aku mulai meraba buah dadanya yang sudah tidak memakai Bra itu. Kuremas-remas buah dadanya sambil kumainkan putting susunya yang masih terhalang kain satin dasternya.
“Uuuhhh…”, suara desahan kecil yang keluar dari sela-sela mulutnya Maya.
Maya juga tidak mau kalah meraba bagian selangkanganku. Dalam hitungan detik saja baju dan celanakau sudah tergeletak disamping kasur. Tanpa menunggu lama, aku meremas dengan lembut kedua buah dadanya yang memiliki putting mungil menojol menjeplak dikain satin dasternya itu.
“Aaaannggghhh…Tomiiiii…”, Maya mendesah.
Aku jiliat bagian puttingnya dan kusedot secara bergantian kiri dan kanan sambil memintir puttingnya yang tidak kusedot tanpa membuka penghalang kain satin yang menetupi kedua putting susunya.
“Teruuus Tomiiii…ungghhh…enaaaak…sedot yang kuat gigit tomiii….”, Maya mulai mendesah sambil mengacak-acak rambutku.
Kemudian tangannya mencoba meraih batang penisku yang sudah sangat tegang lalu dikocok-kocoknya penisku.
“Uuuhhh..enak Mayaaaa…”, lembut banget tangan.
Aku masih tetep meremas buah dadanya dan terus tanpa henti menyedotnya dan kedua tanganku berusaha mencoba membuka celana dalamnya.
“Boleh dibuka May?”, kemudian Maya menghentikan kocokannya dan melihatku.
“Boleh Tom, tapi aku takut…”
“Kenapa? Kamu masih perawan?”, aku jadi penasaran.
“Sebenernya dulu sering kayak gini sama pacarku, cuma gak sampai dimasukin. Biasanya dia hanya digesek-gesekin aja, petting doang”, jelas Maya.
Kemudian Maya mencium pipiku. “Gak pa-pa kan Tom, kalau cuma digesekin?”, tanya  Maya dan aku hanya berusaha tersenyum dan mengangguk saja.
Maya lantas melepas sendiri celana dalamnya. Aku melihat bentuk vagina yang indah dengan rambut yang sudah bersih dicukur habis. Bagian klitorisnya masih tertutup rapat.
“Maya kita main gaya 69 yuk”, kataku memancingnya.
“Ayo aja…Tom biar sama-sama menikmati”.
Maya beranjak berdiri dan menindih tubuhku yang terlentang diatas ranjang. Setelah mengatur posisi supaya nyaman, aku melenguh duluan. “Uuuuhhhhh…Mayaaaa…”, Maya sudah melahap penisku bagaikan es krim.
Penisku terasa hangat di dalam mulutnya. Tangan kiri Maya juga mengocok penisku. Variasi blowjob yang dilakukan Maya membuatku sedikit lupa kalau di depan mukaku terdapat vaginanya. Tidak mau kalah, akhirnya aku mulai memainkan jari-jariku di vaginanya. Kubuka bagian klitoris yang masih tertutup rapat dan ketika sudah terlihat daging kecil menonjol itu lantas ku elus pelan.
“Aaahhhh…”, suara lenguhan Maya tiba-tiba terdengar dikesunyian malam didalam kamarnya.
Tidak berhenti sampai di situ, aku mulai menjilati bagian lubang vaginanya. Desahan Maya makin lama semakin keras. Selain menjilat terkadang aku menyedot dan memasukkan lidahku ke dalam vaginanya. Akhirnya vaginanya semakin basah dan becek, tidak hanya karena ludahku tapi juga cairannya mulai keluar. Setelah merasa cukup dengan posisi 69, Maya beranjak dan merebahkan tubuhnya di sampingku.
Nafasnya sedikit terengah-engah. Bibirnya menyunggingkan senyum. Mungkin itu semacam kode untukku agar aku melanjutkan aksi ini. Aku mulai menciumi wajahnya mulai dari kening, hidung, dan bibirnya. Kemudian turun menuju puncak buah dadanya. Puttingnya sudah tegang maksimal.
Maya begitu menikmati semua perlakuanku terhadap tubuhnya masih terbalutnya licinya kain satin dasternya. Matanya terpejam namun bibirnya sedikit terbuka, dan kadang desahan-desahan kecil keluar dari mulutnya. Perlahan-lahan aku menindih tubuhnya. Mata kita saling sama-sama berpandangan lagi. Bibirnya menyambut bibirku. Aku sudah sangat bernafsu, aku agak tidak menghiraukan permintaan hanya petting saja. Mayapun begitu diliputi hawa nafsu, desahannya semakin intens. Namun dia menghentikan ciuman dan menatap kedua mataku.
“Digesekin aja ya Tom”, kata Maya mengingatkan.
“Aku udah gak tahan lho May. Ntar kalo keenakan terus masuk gimana?”, ledekku.
“Iiihhh…Tomiiii…”, Maya tertawa kecil sambil mencubit lenganku.
“Aku yang nahan Tom, udah pengalaman…”, lanjutnya.
“Tapi aku yang gak tahan. Apa gak usah aja?”, kataku sambil berpura-pura beranjak dari tubuhnya Maya.
“Tomiiii…….”, Maya merengek dan kemudian menarik tanganku.
Bibir kita berciuman lagi. Maya melebarkan kedua pahanya dan meraih penisku supaya tepat berada di depan bibir vaginanya. Kemudian Maya menggesek-gesekkan sendiri penisku dengan tangannya.
“Uuuuhhh…ssshh…”, Maya mulai mendesah ketika aku menggerakkan pinggulku. Kedua tangannya kini merangkul leherku.
“Enak May?”, Maya mengangguk dan ikut menggoyangkan pinggulnya.
“Tomiii… Uuuhhh…”, desah Maya diiringi kepalanya yang bergerak ke kiri dan ke kanan.
Di bawah sana, kepala penisku hanya menggesek-gesek bibir vaginanya yang semakin basah. Ujungnya benar-benar tepat di lubang vagina sehingga kalau aku nekat dan khilaf perawan Maya bisa-bisa tembus oleh penisku.
“Aku ganti diatas aja Tom”, kata Maya.
Kita bertukar posisi, women on top. Maya menekan penisku tepat di belahan vaginanya. Maya lalu mulai bergerak maju mundur. Payudaranya ikutan bergoyang.
“Aaanggghhh…uuugggghhh…Tomiiiii…”, mulut Maya mendesah semakin nyaring
“Tomiiiii…mainin tetek akuuu…ssshh…”. Tanganku lantas meraih dua buah dadanya yang menggantung terhalang kain satin dasternya itu.
Ternyata Maya semakin mempercepat gerakannya. Pinggulnya bergeak ke kiri, ke kanan, ke depan, ke belakang. Mungkin sebentar lagi dia akan mendapatkan orgasmenya. Aku sebenarnya juga sudah tidak tahan karena efek gesekan belahan bibir vaginaya. Tapi sayang sekali kalau cuma petting saja membuat orgasme.
“Aaaaahhhh…Aaahhh….Anghhhh!!!”, Desahan panjang sekali.
Tubuhnya mengejang-ngejang beberapa saat merasakan orgasme kemudian setelah puas merasakan orgasme tubuhnya langsung lemas tergeletak ditubuhku. Maya memeluk tubuhku dan nafas masih memburu. Aku mengelus rambut hitam bergelombang miliknya. Cukup lama juga, kita diposisi seperti itu.
“Tom, belum keluar yah?”,
“Belum May. Tapi kalau kamu capek, ya gak pa-pa kok”, aku mencoba mengerti walaupun
sebenarnya merasa nanggung.
Maya mengubah posisi dan langsung memegang penisku yang masih tegang. Lagi-lagi Tindakan tiba-tiba yang mengasyikkan, Maya melakukan blowjob. Kepalanya terlihat naik turun.
“Aaaaahhh…”, aku hanya bisa mendesis seperti itu.
Kemudian secara reflek aku memegang kapalanya  dan menahannya. Aku menggerakkan pinggul seoalah-olah aku sedang ML dengan mulut mungilnya. Seketika Maya melepas emutannya dan melihatku. Aku agak kaget karena takut dia tidak suka ketika aku menahan kepalanya seperti tadi.
“Mayaaa…aku udah mau keluar? Jangan di mulut may?”, kataku.
“Terus dimana Tom?”
“Aku pingin gesek-gesek dikain satin dastermu”.
Kemudian maya terlentang diatas ranjang dengan cepat aku naik keatas tubuhnya dan langsung saja aku gesek-gesekan batang penisku diatas permukaan perutnya.
“Unggghhh….Mayaaa….enak…banget….”, gesekan penisku dipermukaan kain satin dasternya terasa licin sekali dan membuat cairan spermaku mucrat sangat banyak.
Crottt….crottt…crottt…tubuhku mengejang-ngejag dibawah tubuhnya Maya diiringi cairan sperma yang keluar dan muncrat hingga mengenai bagian buah dadanya. Kemudian Maya menjilat penisku untuk dibersihkan dari sisa-sisa cairan spermaku yang masih keluar.
“Enak Tom gesek disitu”, kata Maya ketika sudah selesai.
“Enak banget terasa licin dan bikin ketagihan May”, Maya langsung merebahkan tubuhnya di sampingku.
“Kapan-kapan kalua mau nanti aku pakai baju tidur seperti ini biar kamu puas Tom, Yuk tidur…”. Katanya.
“Oh ya May aku pakai baju dulu biar ngak kedinginan”, kataku sambil mencoba beranjak dari kasur. Tapi tangan Maya menahan.
“Kenapa May?”
“Kan bisa minta peluk aku Tom”, jawabnya  sambil memelukku.
“Tapi kan AC kamarmu dingin banget May”.
Kemudian Maya beranjak bangun dari ranjang dan mengambil sesuatu dari dalam lemari dan ternyata selimut satin yang sangat lebar bermotif gambar mawar dan langsung menetupi tubuh bugil dan saling berpelukan diatas ranjang.
“Gimana enakan tambah licin dan hangat Tom”, katanya.
“Iya May, kamu ngerti aja sich”, Tiba-tiba tangannya iseng mengelus-elus penisku. Mataku yang hampir terpejam menjadi sedikit melirik ulah iseng Maya.
“Ntar kalau tegang lagi, aku masukin punya kamu nanti”, ancamku.
“Mau dong Tom, hihihi…”, Maya malah menggodaku.
Kemudian dia membalik tubuhnya dan membelakangiku dengan posisi nungging lalu kupeluk dari belakang sambil kugesek-gesekan dikain satin dasternya .
“Sabar ya Tom, ntar ada waktunya pasti kamu akan rasakan kok”, Maya menggumam.
Samar-samar aku mendengar kata-kata yang diucapkannya itu. Namun tidak terlalu yakin dengan maksud kata-kata itu. Perasaanku campur aduk, kaget, senang dan berharap bisa melakukan seperti ini lagi bersama Maya walau sekadar kita masih berteman dan belum menjadi pacar.
188 notes · View notes
simikka · 6 months
Text
Tumblr media
50 followers gift <3
Thank u so much!
package file only
DO NOT claim as your own and feel free to credit me <3
i used sliders and makeup details!
used sims3melancholic eye contacts #30
used chinsims skin
i do not own any of the cc - credit to the cc creators used on these sims
#1 Faya Gaal
#2 Piper Felch
#3 Derekk Balek
#4 Tomas Ubel
55 notes · View notes
fuzart · 24 days
Note
*Jumpscares you with a little fan art*
Tumblr media Tumblr media
WAAWWWWOW oh the sudden fanart attack makes me blown away >:0
Tunggu eh,tunggu. One day,aku attack ko balek
Anyway,thank you,y'all look at this! So cute and so cool :]
I love this,check this artist out lol :33
23 notes · View notes
nudesnoises · 2 months
Text
Tumblr media
Jarda Balek
36 notes · View notes
saecookie · 4 months
Text
Eh attendez s'il faut faire un Front Populaire Onlyfan pour faire des voies moi je m'en balek j'y vais hein
29 notes · View notes
vegafan69 · 7 months
Text
10:41pm blake thoughts
blake who is an artist and has a storage of his artworks through rage and obsession, portraits of bestie throughout the years
blake who is incredibly drawn to his lover’s neck, like a vampire almost
blake who lets bestie draw on him like canvas - and gets them tattooed
blake who establishes non-sexual dominance - pampering bestie: brushing their hair, doing their skincare, applying lotion on their scars; carrying their bags, cooking for them, spoiling them rotten
blake more like bloke haha pffft
I’m starting to see the allure in balek so yeah
44 notes · View notes
drakvuf · 2 months
Text
Tumblr media
balek
18 notes · View notes
csacskamacskamocska · 7 months
Text
SLOW FADE
Most olvastam erről egy cikket és elgondolkodtatott. Slow fade a lassú eltávolodás a szakítás helyett. Párkapcsolatban, barátságban, bármilyen kapcsolatban. A lényege a konfliktuskerülés. És, hogy az adott emberben ne dőljön meg az önmagáról alkotott kép, hogy ő jó ember, aki nem okoz másnak fájdalmat. A drámája: a hosszú bizonytalanság az elszenvedőben, a lassú felépülés, és a felismerés okozta trauma. Ultraröviden: a helyett, hogy valaki lezárná a kapcsolatot, elkezd kiszorítani az életéből. Nem vagy sokára válaszol az üzenetekre. Nem reagál a feldobott közös programokra. Nem von be az életébe. És kifelé is megszakít minden kommunikációt arról, hogy közötök van egymáshoz. Elsorvasztja, elszürkíti, elködösíti a kapcsolatot, egész addig, míg egy nap rá nem jössz, hogy el vagy hagyva, ki vagy dobva valójában. A gyors szakítás fájdalmas, mint letépni egy ragtapaszt. Így is hivatkozik rá a cikk. A kapcsolat mélységétől függ, szerintem, hogy az ember mennyi idő alatt épül fel egy gyors szakításból. Mennyi idő alatt talál magyarázatokat és sikerül helyreállítani az önértékelését és a bizalmat a világ és más emberek felé. A slow fade mindezek mellé adja (szerintem) az "úristen mekkora balek voltam" megalázó érzését. Ami sokkal károsabb, mint a gyors szakítás fájdalmai. Mert pontosan emlékszel rá, hogy te még hordtad bele a kapcsolatba az érzelmi energiát, a figyelmet, a törődést, de a másik embernek már nem csak nem voltál az élete közepe, de olyan szinten sorolt hátra, hogy a szereteted utólag szánalmas kapaszkodásnak tűnik a szemedben. Nem vetted észre, nem jól ítélted meg, nem jól, nem helyesen értékelted a dolgokat, önmagad "fontosságát", a kapcsolat mélységét. Ezekkel mind meg kell birkózni a veszteségérzet mellett. A saját, látszólagos csökkentértékűségünkkel.
Hogy ne legyen egyszerű az élet, ezt tedd párba azzal, hogy a másik ember nem akar elhagyni, csak fel se fogja, hogy mit tesz. Egyszerűen vak a saját individualizmusára. Vak a kapcsolatra mint élőlényre.
Lehetnek-e elvárásaink? Ezt a kérdést önmagában ki lehetne vesézni. Bár a felvilágosultságban tetszelgő emberek folyamatosan harsogják, hogy nem lehetnek elvárásaink (amennyiben mások kapcsolatairól van szó), de folyamatosan szenvednek a saját kapcsolataikban a saját elvárásaik kudarcaitól. Valójában vannak elvárásaink, akárminek is nevezzük őket. Az elvárásaink azok a támpontok, amikhez viszonyítva hozzuk a döntéseinket és éljük az életünket. Elvárom tőled, hogy hűséges legyél, mert a saját hűségem így válik értékké. Elvárom, hogy támogass, mert a saját támogatásom feléd, így válik értékké. Elvárom, hogy őszinte legyél velem, hogy ne vigye el az energiáimat a felesleges védekezés. Vagy éppen elvárom tőled, hogy "ismersz már" alapon kitaláld a gondolataimat is, toleráld a hangulataimat. Vannak elvárásaink. Mások elvárásait nyilván nem annyira szeretjük, a sajátjainkat teljesen jogosnak gondoljuk.
A kapcsolataink értékek. Erre jöttem rá az elmúlt egy évben. Amíg az anyagi javainkat rendezgetjük, figyelemmel kísérjük az adatokat, igyekszünk jó döntéseket hozni és benne látjuk a jövőnk anyagi biztonságát, addig a kapcsolatainkat valami tőlünk független dologként kezeljük. Mintha nem azokban lenne folyamatosan a jövőnk, az érzelmi életünk biztonsága, hanem csak így jön-megy és a siker mint a lottósorsolás. Jó kapcsolatok, tartalmas kapcsolatok, érzelmi alapokra épülő szeretetkapcsolatok jobban biztosítják a jövőt, mint a pénz. Ez ijesztő lehet azoknak, akiknek nincs ilyen vagy nem tudnak ilyesmivel zsonglőrködni. Pedig nem lehet megvásárolni. Ha gazdag vagy és törődést vásárolsz, a lelked mélyén ott lesz a tudat, hogy nem magad miatt kaptad. De a kapcsolatok törődést igényelnek. Borzasztó sok törődést. Azok leginkább, amiknek tágak a keretei és se vér se szerződés nem kényszerít bele senkit.
És az érzelmi deficit: úgy érzed sokat adsz és keveset kapsz vissza. 1. valóban sokat adsz és valóban keveset kapsz vissza 2. a saját segítségedet te magad értékteleníted mások szemében 3. mások segítségét értékteleníted a saját szemedben 4. nem is kérsz segítséget, nem tudják viszonozni 5. elvárod, hogy kitalálják a gondolataidat, tanácstalanok 6. rossz embernek segítesz 7. a segítséged üzleti és nem érzelmi alapú, de a másik ezt nem tudja 8. olyasmit vársz, amit lehetetlenség megadni 9. többnek érzed magad, ha mások a lekötelezettjeid 10. valójában egyenlő a mérleg, mindenki a saját tudása szerint adott.
Most ne kérdezd meg, hogy a fentiek tükrében lehet-e az exed a jóbarátod, mert ezt még át kell gondolnom.
Tumblr media
20 notes · View notes
bison2winquote · 2 years
Text
Tumblr media
Hoya, Eye of Typhoon: Tsunami Edition (Balek/ Viccom)
6 notes · View notes