Tumgik
#cangkruk
telisikasik · 2 years
Text
Tak ada bekas luka yang terukir di tangan, kaki atau wajah. Padahal tamparan itu nyata. Seringkali dirasa, membuat hati menjadi gundah. Namun syukur belum matin rasa.
Ah, aku ingat rasa ini. Aku pernah terpukul tapi bukan di raga. Ah, ternyata mereka. Jiwa-jiwa yang pernah berkumpul jiwaku dengannya, sedang bersinggungan mengingat sosok yang lalu mempunyai militansi menggebu-gebu.
Jiwa-jiwa itu menyenggol jiwaku. "Kemana aja?", "Bisa kali yok bantu² lagi", " Kontennya ditunggu ", " Cangkruk 'ala minhaj kapan ada lagi?". Jiwa mereka menegur sambil berlalu-lalang mengerjakan segunung amanah yang ada dipundaknya. Menciut jiwa ini, insecure, sedih tapi juga rindu.
Mungkin belakangan ini aku terlalu banyak bicara tanpa dzikir didalamnya, terlalu sering tertawa hingga tidak peka, lupa bahwa akan mati didunia.
Mungkin aku terlalu banyak lelap tanpa ber-muhasabah sebelum tidur tentang progres jiwa dalam sehari, apalagi kondisi ummat hari ini.
Mungkin aku terlalu banyak makan, menghabiskan banyak waktu hanya untuk memilih menu dan resto yang dituju. Berdalih mengisi energi, padahal kepuasan diri.
Mungkin juga, doa-doaku selama ini palsu, hanyalah formalitas tanpa hadir jiwa dalam lisan yang berkata.
Tapi.. Ada juga jiwa-jiwa lain yang diam padahal sering bertemu tapi seakan tak kenal. Mudah marah tanpa mengerti. Tak peka untuk menghargai dan merawat karena sudah pasti sedang dalam satu visi. Seperti luapan emosi itu bisa ditukar harganya daripada satu jiwa ini. Tak apa, bukankah itu serunya tinggal di bumi.
Mungkin jiwaku merasa sudah baik, merasa harusnya lebih dihargai, merasa sudah banyak andil dalam perjalanan ini. Padahal semuanya hanya perasaan, bukan kenyataan.
Terimakasih jiwa-jiwa pengingat diri!
3 notes · View notes
irnandadai · 11 days
Text
#78 Semakin Sedikitnya Frekuensi Pertemuan
Memasuki usia di mana teman-teman seusiaku sudah mulai menyusun tanggal pernikahan, mengikhtiarkan hadirnya anak dalam keluarga kecilnya, atau sibuk dengan karirnya. Sedangkan, aku di sini alhamdulillah sedang menata kembali apa-apa yang perlu diprioritaskan, mempertimbangkan segala hal dari baik dan buruknya untuk diri sendiri, lingkungan, dan ridhoNya.
Ternyata, semakin dewasa, memperbanyak frekuensi cangkruk dan teman tidak sepenuhnya membahagiakan. Apalagi, kalau dikaitkan dengan pengeluaran setiap kali pertemuan. Sehingga keputusan untuk mencatat semua pengeluaran dan pemasukan dalam 2 bulan terakhir ini, merasa perlu dan harus dilakukan. Karena pengeluaran yang dirasa tidak seberapa, tapi kok saldo rekening segini-gini aja? Larinya kemana? HAHAHA.
Kadang juga, banyaknya pertemuan dengan orang lain, berakhir nggak begitu recharge diri, malah cenderung ngabisin energi. Padahal tujuan awal ketemu orang lain, untuk bertukar cerita, tanya kabar, dan belajar dari apa yang mereka lewati. Tapi nggak semua orang berpikiran hal yang sama, dan nggak semua hal berjalan sesuai ekspektasi kita.
Jadi, untuk saat ini, mulai menata prioritas, khususnya terhadap apa-apa yang perlu diiya-kan, apa-apa yang perlu diusahakan, dan apa-apa yang perlu di ‘enggak dulu’ atau ‘kayaknya next time aja’.
1 note · View note
r4dit3 · 2 years
Photo
Tumblr media
ꦏꦸꦩ꧀ꦧꦁꦏꦼꦥꦶꦏ꧀ Cangkruk sik bro.. nggosip #ꦏꦼꦥꦶꦏ꧀ #ꦕꦔ꧀ꦏꦿꦸꦏ꧀ #ꦗꦮ #ꦫꦝꦶꦠꦺꦮꦶꦱꦔ꧀ꦒꦼꦤꦶ #ꦫꦝꦶꦠꦺ #Kumbang #Kepik #LadyBug #AspargusBeetle #PumpkinBeetle #Serangga #Nature #Insect #Fauna #InstaFauna #InstaInsect #r4dit3 #Ig_Insect #Ig_Nature #Ig_Fauna #InstaNature #XiaomiPhotography #PocoX3 #AndroidPhotoGraphy #Xiaomi #NgopiNyambiRokokan #Surya https://www.instagram.com/p/Cn9L77yB1rN/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
djzenk · 4 years
Photo
Tumblr media
Refreshing dulu kawan #gatelisasi #warkop #warkopsembarang #cangs #cangkruk #cangkrukan (di Warkop Kindys) https://www.instagram.com/p/CFj1yrSBv2b/?igshid=ksopt2rg83au
0 notes
opannkk · 4 years
Photo
Tumblr media
ayoo.. cangkruk nang kono, ta cangkruk nang kene? . #sinchon #muji #girls #street #cangkruk https://www.instagram.com/p/CC2mnTZFEkC/?igshid=ykat5soofz1y
0 notes
rwiryawansk · 4 years
Photo
Tumblr media
Suwe ora ketemu, ketemu pisan ora suwe. . . Alasannya karena fase kehidupan. Sehat terus ya gais! Biar bisa berkarya terus 🤘🏻🔥 . In frame: @genzabernand @adpxxii @pratamachandras ~ Location: @oemahklopo, Sidoarjo. . #rwiryawansk #oemahklopocafe #okcsquad #sidoarjo #cafesidoarjo #latepost #friends #reunion #cangkruk #jagongan #drummer #drummerindonesia #metal #blastbeats #underground #outofthebox #lifestyle #musicianlife (di OEMAH KLOPO CAFE) https://www.instagram.com/p/CCs3HwsHjGm/?igshid=jkdv37f8fjyq
0 notes
Photo
Tumblr media
# bluron # tambak an # kali gede # kali bErem # lautan Papua # alam Papua #pantai Papua # black coffe #cangkruk an # guyonan
1 note · View note
eldidito · 5 years
Photo
Tumblr media
Ada hubungan yang unik antara Surabaya dengan mall. PIM 1-2? cool. GI west-east? Not bad? Bagaimana dengan @Tunjungan_Plaza 1-6? Satu sampai enam! . Saya meninggalkan Surabaya untuk berkuliah saat #TunjunganPlaza masih ada 3, saat itu sudah saya anggap terlalu banyak. Rupanya saya salah. Dan yang mengagumkan adalah kesuksesan kompleks mall ini untuk mengumpulkan tenant sehingga siapa pun tidak boleh ketinggalan berjualan di sana. . @GalaxyMallSBY, mall yang ada di dekat rumah pun sekarang sudah sampai tiga. #GalaxyMall 3 ada di seberang jalan dan dihubungkan dengan jembatan yang menyerupai @pondokindahmall.pim . Jujur saya lebih suka dengan konsentrasi zona komersial seperti di Surabaya ini. Biarlah ruang yang lain dipergunakan untuk keperluan yang lebih bermanfaat. . Foto-foto diambil dengan #GalaxyA70 memanfaatkan fitur lensa #wide dan disunting dengan #LightroomMobile. . #architecture #shoppingmall #surabaya #infosurabaya #jawatimur #cangkruk @samsung_id (at Surabaya, Indonesia) https://www.instagram.com/p/By42fqmnzZJ/?igshid=1molqlxoxui60
0 notes
pesonaviral · 2 years
Text
🥦. indahnya hongkong di malam hari ala cla vlog https://youtu.be/dElIgEmVxY4 ❌. SUASANA PUSAT BELANJA CAUSEWAY BAY HONGKONG https://youtu.be/oOAN0VXYWio ❣️ tradisi perahu hias tki korea https://youtu.be/kbf_NaITz0A 🇬🇧 Mereka Cangkruk https://youtu.be/ZbaUe0Qtb10 ✒️ SUASANA HUJAN LEBAT tki korea https://youtu.be/-wVPXtMMV-o ✅. jalan di lereng gunung cla vlog https://youtu.be/Fq2um98iy9Q 📍. Kura kura lucu dan pandai nggemesin banget https://youtu.be/yxwJkORoSkg 🇨🇭 Honda PCX Merah jambu https://youtu.be/zR2V_c6fFUQ 👄. liburan ke sha mun cai cla vlog https://youtu.be/OIeup9PABKU 🇸🇪. Cantiknya Lukisan Tembok Pinggir Jalan https://youtu.be/4M8TPc1SGV4
⚜️. Lovebirds Kuning https://youtu.be/JhyI0mLqmVs 💂🏼‍♀️ LIBURAN NAIK BUS tki korea https://youtu.be/a8nLet8vDao
🇺🇸 Lovebirds Kurang Sehat https://youtu.be/8auF3MkxkaA
Tumblr media
1 note · View note
nukeau · 3 years
Text
Lil embrassing experience.
Karena dasarnya nangisan (ditilang pakpol gara² lampu motor mati aja mbrebes mili) akhirnya pas cerita saat cangkruk di resto ramen bersama mas-mas senior pun tidak sengaja mbrebes mili.
"Ke tissue Ke"
"Kendalikan diri sek, baru cerita"
"Baru iki aku tau onok wong cerito mbrebes mili"
"Ini level 5 pedes, jadinya nangis"
"Lah iki onok level 15"
Padahal manajemen emosi dan mengatur waktu nangis sudah dilakukan dengan seksama, tetap lemah.
Katanya dia wanita kuat, tapi luluh juga.
3 notes · View notes
mainkatamainrasa · 4 years
Text
Reply 88
The best drama yang ak kukuhkan sejak 4 tahun yang lalu. Sampe sekarang belum ada yang bisa gantiin drama paket lengkap ini. Semuanya terbaik. Pemainnya, alurnya, konfliknya, kompleksnya, soundtracknya. Semuanya kusuka. Keknya gada yang ga aku suka, kecuali endingnya TT
Dulu aku pernah janji. Pokoknya Aku mau liat drama ini lagi kalo Aku dah lupa sama alurnya. Tapi sayangnya. Rasa sakit hati atas 'kekalahan' jungpal atas si Taek gabakal bisa kulupa TT. Sakit 💔
Skrg, Hari ini, liat #Reply1988 lagi trending, yang ternyata karna pemainnya lagi pada reuni, bikin ketawa2 seneng. Aw suka sekali. Lupakan sejenak rasa sakit hati jungpal 😂
Tumblr media
Jungpalnya telat katanya. Hadeh. Ga merebut cinta, ga dateng cangkruk, semuanya telat 😒 mboh lah pal.
6 notes · View notes
djzenk · 5 years
Photo
Tumblr media
Whatever it tastes, my favorite drink is still coffee #rolagcafesurabaya #kopi #kopiindonesia #cangkirkopi #cangkruk #surabaya #surabayahits #surabayapunyacerita #kebersamaan #coffee #coffeetime #gatelisasi (di Rolag Cafe Suroboyo) https://www.instagram.com/p/B6tNauohed2/?igshid=1nptwc2dv8n4b
0 notes
kotakretak · 4 years
Text
The witness(es) of my past 4 years #PeopleAndPlaces 01
Tumblr media
Home is not a place, it’s a feeling.
This quote screams that soft hour we’ve been longing for when we talk about home. Definisi rumah untuk tiap orang berbeda dan menyesuaikan dengan kombinasi berbagai variabel konteks.
“Rumah itu bangunan tempat tinggal aku dan keluargaku”.
“Rumah itu tiap tempat yang menjadi basecamp aku dan sahabat-sahabatku”.
“Rumah itu tempat di mana aku merasa nyaman”.
“Rumah itu tempat kembali”.
Saat aku sedang dengan sahabat-sahabatku, rasanya aku sudah kembali. Seperti di rumah.
Home can be a place, people, feelings. It’s where, whom, and how we feel safe.
Sering kali sebatas tempat singgah pun kita anggap sebagai rumah. Kos-kosan misal. Anak rantau can relate banget, nih. Well in my case, studying far away from home where my family lives means that I need a place to settle down temporarily. Empat tahun yang lalu, mencari rumah sementara ini pun penuh palang-halang-rintang-yang-membuat-tegang-dan-bimbang. Biarpun hanya sementara, kalau tidak nyaman, terperangkap satu hari pun rasanya seperti selamanya. Masalah nyaman di hati juga tidak boleh melupakan nyaman di keuangan. Sudah kepincut nyamannya rebahan di kosan pilihan, eh ternyata memicu jeritan di tabungan. Yhaa.. itu mah rebahannya ditiban sama beban. Hix.. :<
Setelah proses pencarian panjang, rumah singgah pertamaku di perantauan jatuh pada rumah sederhana dua lantai yang berlokasi di hook perumahan; tak jauh dari kampus. Lebih tepatnya, sih, masih di dalam kampus. Penampakan kamarnya seperti ini.
Tumblr media
Kalau diingat-ingat, kamar 2.5 * 2.5 meter ini sudah menampung memori yang bila dipadatkan dalam flash-disk-door-prize-acara-kampus pun nggak akan cukup.
Tempat ini menjadi saksi drama transisi school-to-college, checked. Tempat tergelap dan ter-sumuk selama sakit, checked. Tempat perkumpulan ghibah bersama kawan-kawan, checked. Keramik penuh baret-baret samar bekas cutter akibat sering iseng DIY, checked. Penginapan darurat teman, keluarga, kerabat, sanak saudara, checked. Keset kamar merangkap tempat tidur/pipis kucing-kucing juga checked. Ahh.. Satu tahunku dengan rumah ini tetap akan melegenda sampai kapanpun.
“Wait. Satu tahun aja? Meaning that you move to a different place in the following years?”
Yes.
Memasuki tahun kedua kuliah (hingga saat ini), aku tinggal di persinggahan baru yang masih sama dekatnya dari kampus. Tapi, rumah sementaraku yang baru ini sudah tidak lagi di dalam area kampus. Say no more to portal dengan jam malam. >:)
Karena letaknya di gang strategis yang dipenuhi lalu lalang kendaraan, suasana sekitar jadi lebih riuh bahkan hingga larut malam. Ditambah dengan warkop markas cangkruk-nya mahasiswa di sisi barat rumah, tukang pentol dan tahu tek di seberang rumah, bonus teriakan landlord yang kadang ngalahin sound system hajatan. Berbeda sekali dengan kosan pertama yang lewat jam 9 malam saja bisik-bisik tetangga blok sebelah bisa terdengar jelas dari kamar.
Tapi, kedua rumah persinggahanku ini punya satu kesamaan: dekat dari masjid. Definisi dekat pun sama-sama dalam radius 100 meter. Suara adzan, dzikir, dan ayat suci sama-sama nyaring terdengar. Selain itu, sebetulnya ada lagi kemiripan karakteristik kedua kosan ini: kerap kali ada hajatan di depan rumah yang sampai memblokade akses jalan. Yet, my latest kosan takes it to another level with more powerful sound system standard and even more annoying road closures (could last for days :O).
Despite all that, I’m also attached deeply to my current place. Three years have passed, but the memories made are timeless. And.. longer stay means more drama, more laughter, more tears, more bloods, even more ‘crumbs’ shed here.
Tumblr media
Spot that kuas cat tembok near the broom? Yes, it fell from the ceiling. Yes, it was strange how a brush stuck INSIDE the ceiling. Yes, it became a total weird twist amidst the sudden-unexpected-and-undesirable-ventilation-making situation.
Setidaknya dengan adanya insiden reruntuhan plafon di kamar kos ini, aku merasakan menjadi elit global yang punya heater di kamar. Macam merantau di negara empat musim. Dan kejadian ini hanyalah sejumput dari buuuwaaanyak hal-hal menarik yang terjadi di kos. But, I personally believe that we should always seek for the silver lining. Dibawa positif aja. Diketawain aja. Dibecandain aja. Dipisuhi saja. Joke and curse it all you want.
When life throws you lemons, add teas and a bunch of saccharin, make it pricey, and people will still buy it.
No matter how inconvenient or convenient one’s kos is, it paints assorted-memorable-remarks especially for a homebody like me.
In the end, the so-called studio rooms kamar kos is also a home. People tend to differentiate the meaning of rumah and kos for the sake of pointing out which one is the temporary one. Well, I can’t say it’s wrong because I do so. But, deep down I realize something. Both my rumah and kos spark the same feeling. The feeling of comfort, warm, safety.
Because again, home is not a place, it’s a feeling.
1 note · View note
crowdbutuseless · 4 years
Text
Semalam pas keloyongan disuruh cangkruk ke warung salah seorang senior oleh teman2. Oke, saatnya meluangkan waktu agar jadi manusia normal. Saat semua sudah pulang, tinggal kami dua orang. Dia menata kata2 juga biar aku tak tersinggung mendengarnya, "Bro, tadi yang lain muter dangdut di audio, kamu gak tau, tadi pada ajak main ml, kamu gak bisa, pubg gak, pada ngomong bola, kamu diam, sekali ngomong pasti serius. Orang macam itu bagi beberapa orang terlihat cukup membosankan, lho."
Maaf, teman-temanku yang lain tak sibuk main hape di tongkrongan. Musik pun pilih-pilih. Obrolan pun bermanfaat. Lagian, mereka paham siapapun yang datang ke tongkrongan itu meluangkan waktu. Jadi, q-time bahan obrolannya juga harus mampat.
1 note · View note
narasinissa · 5 years
Text
Kompleks Baru di Sawah Kita
Gubuk kecil di samping irigasi
Berdiri tegak memandang lahan
Kini sawah tak lagi ditanam padi
Ada pondasi menjalar perumahan
Ingatanku tentang udara pagi
Tirai merah muda di jendela langit
Masih tertata rapi di kaki gunung
Yang bersaksi tentang bidang rimbun
Bahwasannya dulu aku di sana
Mengejar burung pipit yang ribuan
Sembari menyeret layangan
Lalu berteriak lantang di atas lumpur basah
Petani di petak sebrang pun terbahak-bahak
Menambah keriput di sekitar bibir juga mata
Sedang yang melamun sesekali mengusap peluh
Duduk cangkruk menyeruput kopi buatan cucu
Burung-burung pun terperanjat
Barangkali tersedak bulir atau walang
Mabuk kepayang lantaran kenyang
Sempoyongan ke kiri dan ke kanan
Masa sejuk masa subur masa lalu
Anak muda malu-malu menenteng cangkul
Gadaikan warisan kakek dan nenek buyut
Demi iming-iming kebutuhan hidup lebih mujur
Ah, sialan!
Tanah itu tanah gembur
Diuruk menjadi tanah baru
Padat, keras, dan tak tahu untung
Satu ditambah satu
Satu satu hingga sepuluh
Sepuluh kali sepuluh
Ladang padi tumbuh rumah baru
Malang, 13 Februari 2019
2 notes · View notes
tjakrawala · 4 years
Text
Tentang Warkop - Warkop Yang Sepi Itu..
Kalau ditanya apa kegiatan yang sangat ingin saya lakukan saat ini maka hal itu adalah cangkruk di warung kopi, entah untuk merenung sendiri atau menghabiskan waktu ngobrolin berbagai hal dari situasi sepakbola terkini hingga cara efektif menanam padi. Warkop selalu menjadi jujugan untuk berkumpul bersama teman dan menjadi tempat termudah untuk digapai saat jalanan menuju rumah terlalu penuh dengan kendaraan. Dia ejawantah ruang privat yang bersifat publik, ada pengelola, ada harga yang harus dibayar (terkadang gratis kalau sang pemilik adalah teman atau saudara), tapi nyaris berbagai hal bisa dilakukan disana, mau ngobrolin politik? Silahkan, mau pacaran? Boleh, mau numpang tidur sejenak untuk mengusir kantuk yang mendera? Bebas.
Warkop adalah sebuah kemewahan hampir untuk semua orang, tidak semua orang mampu ke kafe atau kedai kopi kekinian, tapi semua orang bisa mampir ke warkop, tak sedikit pula warkop yang menyajikan kopi berkualitas dengan harga yang sangat bersaudara (levelnya diatas bersahabat), memang lebih banyak yang menyajikan kopi yang digunting tapi kamu dapat dengan mudah menemukan warkop yang menyajikan kopi yang digiling. Saat saya bilang semua orang, itu karena kamu bisa menemukan berbagai tipe manusia di warkop, tidak peduli jabatan, jenis kelamin bahkan usia, sepupu saya yang masih SD pun sering diajak cangkruk di warkop oleh bapaknya.
Semenjak Corona mewabah di Indonesia saya nyaris sudah tidak pernah kemana – mana, para pemilik warkop tempat saya biasa menghabiskan waktu menutup usahanya entah sampai kapan mereka tidak tahu, mereka hanya bisa pasrah pada ketidakpastian. Saya memang tetap ngopi, ada beberapa stock kopi dari berbagai wilayah yang saya miliki, lumayan untuk memberi asupan kafein pada otak yang dipaksa bekerja lebih banyak dari tubuh yang biasanya sudah saya ajak berkelana. Menyebalkan rasanya ada sebuah kebiasaan yang hilang meski itu alasannya untuk keselamatan bersama. Kenapa sih pemerintah tidak menghimbau saja warkop – warkop untuk menerapkan protokol kesehatan demi menghindari corona? Jarak antar kursi dan meja dijauhkan, sediakan tempat mencuci tangan, sediakan hand sanitizer di setiap meja, wajibkan pengunjung memakai masker, seperti yang dilakukan café – café besar. Sementara gerai kopi berskala nasional dan internasional diperbolehkan tetap membuka usaha dengan syarat seperti itu kenapa warkop tidak? Saya yakin jika diberi izin mereka pun mampu menerapkan syarat – syarat itu.
Kini kemanapun saya melintas dengan sepeda, yang saya temukan adalah bangku – bangku kosong tak bertuan di dalam warkop – warkop yang sepi tanpa pelanggan. Memang masih ada beberapa yang buka tapi tidak ada keramaian disana, tidak ada cengkrama, keluh kesah dan tawa hangat yang biasa mengisinya. Yang saya lihat adalah tatapan sendu sang penjaga, yang seperti halnya saya.. mungkin merindukan keriuhan yang biasa mengisi hari – harinya..
1 note · View note