Tumgik
#cerita islami penuh hikmah
arundayare ¡ 1 year
Video
youtube
Rabiah bin Nashr Raja Yaman dan Kisah Syiq dan Sathih Si Dukun
0 notes
duniapesantrensalafiyah ¡ 7 months
Text
Website Islam Sebagai Sumber Inspirasi Cerita Islami
Tumblr media
Dalam era digital yang terus berkembang, internet telah menjadi salah satu sumber utama informasi bagi masyarakat global. Tidak terkecuali bagi umat Islam, di mana website Islam menjadi jendela yang menghadirkan berbagai konten yang mendalam tentang ajaran dan nilai-nilai agama Islam. Dari cerita-cerita inspiratif hingga pengetahuan agama yang mendalam, web Islam menawarkan beragam konten yang memperkaya kehidupan spiritual umat Muslim di seluruh dunia.
Menggali Hikmah dan Inspirasi dari Cerita Islami
Cerita-cerita Islami telah menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi keagamaan umat Islam selama berabad-abad. Di era digital ini, website Islam telah menjadi tempat utama bagi penggemar cerita Islami untuk mendapatkan hikmah dan inspirasi yang mendalam. Melalui beragam kisah tentang kesabaran, keikhlasan, dan keteguhan iman, website Islam membawa pembaca dalam perjalanan spiritual yang memperkaya jiwa dan pikiran.
Dari kisah-kisah para nabi yang memperjuangkan kebenaran hingga cerita-cerita sehari-hari yang menginspirasi, website Islam menawarkan beragam konten yang menghibur sekaligus memberikan pelajaran berharga bagi pembacanya. Dalam setiap cerita, terdapat pesan-pesan yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga membantu umat Islam untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih dekat dengan nilai-nilai agama Islam.
Mendalami Ajaran Agama Islam Secara Digital
Selain cerita-cerita inspiratif, Web Islami juga menyediakan sumber daya yang kaya akan pengetahuan agama Islam. Dari tafsir Al-Quran hingga hadis-hadis nabawi, web Islam menjadi tempat yang penting bagi umat Muslim untuk mendalami ajaran agama mereka secara lebih mendalam. Dengan fitur-fitur interaktif dan konten-konten yang disajikan secara menarik, website Islam memudahkan para pengguna untuk memahami konsep-konsep agama Islam dengan lebih baik.
Dalam era di mana akses terhadap informasi sangatlah penting, website Islam hadir sebagai sumber pengetahuan yang mudah dijangkau bagi siapa saja, di manapun. Dari kalangan pemula hingga mereka yang sudah berpengalaman, web Islam menyediakan konten-konten yang disesuaikan dengan berbagai tingkat pemahaman, sehingga memungkinkan setiap individu untuk mengembangkan pemahaman mereka akan agama Islam.
Membangun Komunitas dan Keterhubungan Spiritual
Tidak hanya sebagai sumber informasi dan pengetahuan, website Islam juga berperan dalam membangun komunitas dan keterhubungan spiritual di antara umat Islam. Melalui fitur-fitur seperti forum diskusi, grup belajar, dan webinar, web Islam memungkinkan para pengguna untuk berinteraksi satu sama lain, bertukar pengalaman, dan saling mendukung dalam perjalanan spiritual mereka.
Komunitas-komunitas yang terbentuk melalui website Islam juga dapat menjadi wadah bagi umat Islam untuk bersama-sama menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan saling memotivasi dan menginspirasi, komunitas-komunitas ini membantu memperkuat ikatan spiritual di antara para pengikut agama Islam di seluruh dunia.
Kesimpulan
Dalam era digital yang penuh dengan informasi dan distraksi, website Islam menjadi oase yang menyegarkan bagi umat Islam yang tengah mencari inspirasi, pengetahuan, dan keterhubungan spiritual. Dari cerita-cerita Islami yang menginspirasi hingga sumber-sumber pengetahuan agama yang mendalam, web Islam membantu umat Muslim untuk memperkuat iman dan memperkaya kehidupan spiritual mereka. Dengan menjadikan website Islam sebagai teman setia dalam perjalanan spiritual, umat Islam dapat terus mengembangkan pemahaman dan kecintaan mereka terhadap agama Islam.
0 notes
kebonbelakang ¡ 4 years
Text
Keresahan
Semua hal yang ditulis diblog ini bukan dari keresahan. Ini tentang cara mengobati.
Iyaa beberapa bulan lalu aku menemui seseorang, karena rasanya hal ini, menulis. Sudah tida lagi efektif mengobati luka atau bahkan sebuah trauma. Yang sangat sulit dicerna bahkan disampaikan. Tapi beliau tetap menyankan untuk melanjutkan menulis. Tapi dengan beberapa metode berbeda.
Tak jarang didalam tulisanku terdapat banyak air mata, yang sulit dijelaskan rasanya. Menulis mejadi jalan yang aku pilih untuk segera berdamai. Maka dari itu, aku menulis disini karena sudah nyaman dengan kesunyian yang ku buat.
Aku lebih banyak ragu menyebarkan cerita cerita ini di aku yang banyak followers atau ada orang yang tampaknya tak pantas untuk ku bagikan. Mungkin bukan tak pantas, tapi prang orang itu membuatku berfikir tentang hal yang tak nyaman. Membuat ku semakin ragu untuk bercerita.
Aku punya sebuah buku, tapi buku itu bisa habis. Tak jarang buku itu ku buang, sampai suatu ketika aku ingin membaca kembali luka luka ini dan yaa buku itu sudah tidak ada. Bahkan aku semakin takut saat buku itu entah kemana dan siapa yang membaca buku itu? Maka dari itu aku lebih nyaman disini.
Sampai ketika rasanya sudah mulai tidak efektif, bukan karena yak lagi nyaman. Hanya saja rasanya seperti aku dibatasi diriku sendiri. Dengan perkataan orang lain. Aku tidak punya keresahan, aku hanya punya masalah. Yang begitu banyak berkeliling diotak ku ini.
Aku bukan orang yang “islami banget”. Ilmuku cuman sedikit, ini bukan tentang keresahanku. Ini tentang aku. Aku hanya berbicara semampu kepalaku. Dia yang mengarahku pada sebuah hikmah yang semua orang tau itu. aku bukan penulis hebat. Aku hanya bercerita pada diriku. Yang suatu saat nanti akan ku baca kembali. Marahku, sedihki, kecewaku, banggaku, bersyukurnya aku akan diriku. Aku egois? Memang, tapi egoisku untuk orang lain. Membuat mereka nyaman dengan kehadiranku.
Ketika aku harus mencari sebuah keresahan dilingkungan ku, jujur saja itu sulit. Aku tak punya masalah dengan kehadiran mereka. Karena masalahnya adalah aku mau berdamai dengan diriku, dan mereka tidak tidak tau itu.
Iyaa memang susah banget menulis kalau penuh luka, kadang belum sembuh benar dan ku pakasakan menulis malah tambah sakit. Atau tak jarang postingan postingan itu aku hapus.
1 note ¡ View note
ceritalewatmata ¡ 5 years
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Malam itu ke chaos-an kecil terjadi. Hanya karena kurangnya seni bermasyarakat. Pukul 10 malam lebih, dimulai oleh sebuah instansi negara katanya.
Ia pasang musik organ tunggal dengan sound seperti orang nikahan di daerah. Tak luput dihadirkan 2 orang biduan dengan baju mini berlenggak lenggok mengikuti musik dangdutnya.
Hei, ini di Cipanas, ya. Sudah pukul 10 malam keatas, yakin gak kedinginan?
Entah apa yang membuat mereka dapat meninggalkan rasa dingin dan malunya itu, berjoget mengikuti musik, di kelilingi laki-laki yang menikmatinya. Entah musik atau yang lainnya. Astaghfirullah. Bahkan isteri isteri dari anggota instansi itu pun ada, mereka tertawa bersama, menggoyangkan badan bersama di depan iringan organ tunggal.
Sebenarnya tidak masalah kalau kegiatan itu di lakukan mereka hanya di lingkungan mereka, namun yang menjadi sumber chaos ini adalah, kita sedang bermasyarakat, lho.
Malam ini yang pakai area penginapan bukan situ doang, pak.
Kita menginap di area yang sama, kebetulan hanya beda gedung.
Kami juga ada acara.
Acara yang sudah kami persiapkan berbulan bulan kemarin, jatuh bangun demi acara yang kami kemas dengan sebaik mungkin.
Acara malam ini adalah acara puncaknya, sesi keakraban. Unjuk kemampuan dari setiap angkatan di lingkaran api unggun. Bahkan panitia menampilkan persembahan yang seharusnya bisa sangat diresapi dan dimaknai, tapi, musik kencangmu merusak semuanya.
Negosiasi sudah kami lakukan, namun beberapa kali negosiasi itu dilanggar. Kami temui lagi, ngosiasi lagi, namun buntu.
Musikmu tetap jedag jedug sampai suara kamipun kalah.
Panitia yang capek, menahan emosi, dan kecewa, akhirnya meledakan emosinya dari penampilan puisi berantai mereka.
Bayangkan saja, sedang menampilkan puisi tentang ibu pertiwi, tapi diiringi musik jedag jedug dangdut. Ancur, bikin emosi bgt ini emang tetangga sebelah :(
Namun panitiaku tangguh. Show must go on. Penampilan menjadi haru, bukan hanya karena isinya yang tentang negeri, tapi tersirat emosi tentang kekecewaan mereka pada malam ini, kepada yang katanya mengayomi anak negeri.
Persis setelah penampilan panitia selesai, api unggun juga semakin padam, dengan musik yang semakin menggila, panitia menarik masuk kami, untuk melanjutkan acara di dalam ruangan. Tahun-tahun sebelumnya biasanya muhasabah.
Iya, biasanya. Karena malam itu muhasabah tidak dilakukan. Beberapa dari kami 'tumbang', tatapannya merah, menjerit, menangis, dan terkulai lemas.
Ayat kursi, murottal, sebisa mungkin kami gaungkan. Meminta pertolongan Allah agar teman kami terlepas dari yang merasukinya. Diminumkan pula air yang di doakan, kemudian mereka menggelepar, meringis, bahkan muntah. Sampai pukul 2 kami menangani 3 yang terdampak secara bergantian.
Allahu akbar.
Aku bisa merasakan betapa hancurnya mereka mendapati acara ini di ganggu oleh hal yang di luar kendali. Dari sumber musik itu, juga dari 'tamu yang tak diundang'.
Sedih melihat mereka harus menundukkan kepala, bahkan menangis di hadapan kami.
Tapi percayalah teman-teman, ada banyak cara Allah untuk menyampaikan pesan dan tegurannya.
Iya, Malam keakraban katanya. Pesan dari acara kalian sudah tersampaikan dengan baik.
Kami akrab, kami solid, dengan caraNya. Kami berkumpul mengencangkan bacaan-bacaan Suci Nya, Bergotong royong menguatkan teman kami yang lemah, bibir yang tak lepas dari dzikir, fikiran dan hati yang kami usahakan tidak pernah kosong, melawan suara penuh maksiat dari sebelah. (btw, musik lanjut terus lho saat kami masuk ke aula dengan kondisi banyak yang 'tumbang').
Pelajaran lain yang bisa kita sama-sama ambil adalah, ternyata bermasyarakat itu susah-susah gampang lho. Kita harus menekan ego masing-masing, agar semua baik-baik saja. Tidak bisa semua seenaknya sendiri. Kita harus menghormati kanan, kiri, depan, belakang tetangga kita. Bahkan si yang kasat mata.
Di tempat orang toh ya banyakin dzikir jangan jedag jedug joget gakaruan ajaa :(
Kalau kata ketua acaranya, "kalian jadi punya cerita-cerita seru kan dari acara ini? :)"
Terimakasih untuk semua panitia yang tangguh, yang tabah, yang kuat. Kalian luar biasa.
Terimakasih untuk adik-adikku yang baru, yang solid dan kuat. Ayo terus saling menguatkan ya.
Dan terimakasih untuk temen-temen yang sudah meluangkan waktu untuk ikut acara ini. Di sisa sisa hari kita bersama ada di kampus :) Bahkan secara non-official kita buka praktek ruqyah islami :") Rara, Ka Nadia, Silmi, Cherly, Amira, Yola, Andin, Retno, Hikmah, Cesna.
Dualitas kalian sungguh luar biyasah hehe.
Jakarta, 19 Januari 2020.
Dari aku, yang baru turun tronton, masih di ojol menuju rumah. 🙃
1 note ¡ View note
qwertyofmylife ¡ 5 years
Text
AdA (Aku dalam Aksara)
Kapan sih terakhir kita mengingat saat kali pertama belajar mengeja kata demi kata? Pernah mengingat masa-masa dimana membaca kalimat, adalah awal yang baru dalam hidup kita? Atau, masih ingatkah kita saat perdana bisa menulis huruf dan angka? Kala itu, membaca buku cerita berwarna, mendengar dongeng jenaka, bahkan menuliskan hari yang berlalu di buku harian kala kantuk mendera, adalah hal yang indah bukan? Masih banyak kenangan belia yang kuingat tatkala kini usia masuk kepala dua, hehe...
Kawan, bagaimana denganmu? Masihkah ada memori indah itu dalam benak kalian ? Semoga ada hikmah dari perjalanan kita mengenal kata, mengeja alphabet-angka, menyanyikan hija’iyyah yang kini terbaca kala mushaf di buka, sampai mengenal buku cerita hingga tertidur membacanya. Mengenal awal sebuah kisah, terkadang menyegarkan jiwa ketika kini berada di penghujung kisah. Bukankah dengan melalui itu semua, hari ini kita dapat membagi rasa dan berkarya? Aksara menjelma jembatan dari banyak jembatan yang mengantarkan kita pada sebuah karya. Kini kita pandai beretorika, lihai menulis karya, dan mahir berdinamika di masyarakat. Sudahkah kita syukuri segalanya?
Kawan, di sini kalianlah guruku. Dari kalian kubelajar sedikit-banyak arti kehidupan. Izinkan aku berkisah tentang diriku, kala kutumbuh bersama aksara, hingga kini mengenal dunia. Bahkan lewat aksara, aku menemukan kalian. Setidaknya kini kita bersua lewat kata yang kau baca, iya kan? 
Masih kuingat sekitar 16 tahun silam, sinar mentari menyapaku di bangku kayu. Adalah diriku duduk bersama anak-anak lainnya, belajar mengeja kata demi kata. Tahun 2002 kala itu diriku masih belia, usia genap 5 tahun kulalui di TK Alam Lembah Parigi, Bogor (Cikal bakal Sekolah Alam Bogor, sebelum pindah lokasi dan berganti nama).
Teringat tiap malam menjelang tidur, kuhabiskan buku cerita warna – warni yang dibelikan Ayahku. A Child’s Growing World terbitan Tira Pustaka, 6 buah buku penuh kisah dan warna. Walau belum bisa kubaca, semua gambar seolah bicara padaku, berkisah tentang gerombolan anak kecil yang senang berpetualang di luar rumah. Sebenarnya, kenangan awal tentang buku yang pertama kulihat adalah serial buku anak terbitan Mizan : Ali dan Mio. Wah jadul banget…Itu kisaran tahun 1999 sampai pertengahan tahun 2000-an. Selebihnya kisah-kisah islami seperti cerita sahabat rasul. Bersyukur, Alhamdulillah dulu dibesarkan dengan bacaan semacam itu. Walau kini bacaanku serasa jauh dari bacaan islami, agak sedih ya? huhu
Dunia beliaku sampai usia kelas 6 SD sebatas bermain di akhir pekan dengan teman sekomplek, sepedahan ke antah-berantah, dan  main PS 2 dari rumah ke rumah. Sejak tahun 2003 hingga 2008 sedikit-banyak rasanya bacaan yang berkesan dalam jiwaku hingga kini. Entah karena rutintas yang monoton dengan tumpukan buku paket sekolah, sebatas maraton kartun pagi ke siang di hari Minggu, atau bisa jadi karena diriku kala itu lebih banyak mainnya ketimbang curi waktu sejenak buka buku? Hehe..
Sebelum bersentuhan lagi dengan buku bacaan, perlahan kuingat momen perdanaku membaca Al-Qur’an secara otodidak. Malam itu sekitar tahun 2004 kubuka lemari buku keluarga. Pintunya yang hijau dengan kaca di tengahnya terbuka, sambil berjingkat kuambil Kitab Suci Al-Qur’an di rak paling atas. Dengan ujung jemari kueja huruf-huruf itu, sambil melafalkan hafalan surat pendek, kucocokkan bacaanku dengan huruf yang kuingat satu persatu. Jujur kawan, berbagai ingatan masa kecilku banyak yang masih mengendap seolah baru saja ku alami kemarin hari. Alhamdulillah, syahdu euy.
Namun kuingat ada 4 buku yang menyentuh jiwaku di masa-masa SD hingga kini. Pertama, buku novel anak serial Kecil-Kecil Punya Karya (KKPK) Let’s Bake Cookies! karya Sri Izzati terbitan Dar! Mizan. Ini dibelikan Ibuku dan Mbak Sri Izzati masih imut-imutnya, hihi..abaikan. Kedua, novel anak yang kubeli sendiri; Markum yang Cerdik, karya Zainal Radar T. terbitan Dar! Mizan. Ketiga, Tafakkur di Galaksi Luhur karya Alm. Dedi Suardi terbitan Remaja Rosdakarya tahun 1993, buku jadul tentang UFO yang entah mengapa takdir membawaku tuk mengambil buku itu dari lemari buku ibuku, iseng yang akhirnya kubawa sambil membaca buku itu sampai tamat di sekolah, a little bit weird right?
Terakhir, buku keempat yang cukup fenomenal dalam menutup akhir tahun SD, novel laris manis; Laskar Pelangi karya Andrea Hirata terbitan Bentang Pustaka. Aku akui kawan, sangking waktu itu Laskar Pelangi lagi hype banget, tiap pagi wali kelasku Bu Nur, selalu membuka agenda Morning Meeting kami dengan kisah dari Laskar Pelangi hingga tamat Maryamah Karpov. Kenangan yang wow bila kuingat kembali. Setiap pagi sepanjang tahun kelas 5, selalu dibuka dengan kisah inspiratif dari novel-novel Andrea Hirata. Hingga sampailah satu hari di kelas 6, ku dihadiahi oleh Ayah, novel itu. Tahukah kawan? Laskar Pelangi kutamatkan berkali-kali di tahun 2008 yang lalu.
Aksara membawaku ke tempat baru. Kala itu 2009, aku masuk pesantren. Pesantren? Kata yang sangat asing bagiku, terlebih bagi keluarga kami yang rata-rata bukan jebolan pondok. Jujur, hari-hari 3 tahun SMP di pondok merupakan hari yang berat bagiku. Tapi tahukah kawan, kudapati bahwa karya sastra yang terus memantik api semangatku kala itu? Sebutlah novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi, yang nyalakan nyaliku kala ciut di awal kelas 7 SMP. Lalu, Ranah 3 Warna karya A. Fuadi—lagi yang membimbingku kala bimbang di kelas 3 SMP. Lalu masa SMP tahun 2011 ditutup oleh sebuah novel Edensor karya Andrea Hirata yang kupinjam dari perpustakaan sekolah.
Selesai SMP alih-alih bosan nyantri, 2012 kuputuskan lanjut SMA di sana lagi. Lagi-lagi kubertemu dengan momentum antara aku dan aksara. Kegundahan di awal masa kelas 10 SMA sirna, bersama dua buku : Hidup Berawal dari Mimpi karya Bondan Prakoso, dkk. Dan sebuah novel penuh semangat, Never Give Up karya Inni Indarpuri. Kemudian, masa-masa kritis saat kelas 11 SMA kulalui dengan La Tahzan Jangan Bersedih! karya Dr. Aidh Al-Qarni. Singkat cerita, kusudahi masa SMA 2015 silam dengan diterima di FISIP-HI UNPAD. Sebuah anugerah yang telah kudo’akan sejak masih membaca Ranah 3 Warna dahulu. Alhamdulillah haru, hiks…
Kawan, izinkan aku menutup kisah dalam aksara ini, bersamamu. Meski aku tak lagi berada di sampingmu, bahkan di tempat awal kala bersua dengan kalian. Namun dari FIB UNPAD kucoba menghiburmu dengan sukacita. Kawan, aksara adalah sahabat kala berkarya. Jadikan ia sarana tuk muhasabah antara kita dengan Yang Maha Kuasa. Sudahkah kita bersyukur atas nikmat ilmu baca-tulis kita hari ini? Maka, bagikanlah! Ilmumu bersama aksara.
 You Only Have What You Give
Just Keep Givin’
(Paul – Elevate)
1 note ¡ View note
gadissendu ¡ 6 years
Text
Fluktuasi 2018
Sebelum menutup tahun ini, saya menarik ingatan kebelakang, bagaimana 2018 yang banyak menguras tenaga, pikiran, dan materi. 2018 yang penuh keajaiban, bagaimana pertolongan yang Maha Kuasa itu nyata, melalui do'a-do'a yang dikabulkan, melalui perantara-perantara yang sangat baik hati. 2018 yang menitipkan banyak resah, kegalauan-kegalaun yang datang cukup membuat rudet. 2018 yang karenanya tercipta sebuah proses dan hasil. 2018 yang sangat banyak fluktuasi kehidupan. Awal tahun, pikiran saya sudah diresahkan dengan Tugas Akhir, keyakinan bahwa saya bisa ikut gelombang 1 sudah cukup percaya diri. Mulai berpikir tentang ide, lalu melakukan riset. Setengah jalan melakukan riset, dan h-3 batas akhir pengumpulan proposal Tugas Akhir Gelombang 1, ternyata rencana itu saya urungkan. Tak cukup siap secara materi untuk berproses menggarap film dokumenter sepanjang 24 menit. Sebuah keputusan yang gamang namun harus dilakukan, hasil pertimbangan yang matang saya kira. Pikir saya kala itu daripada berhenti ditengah jalan, lebih baik mundur secara teratur. Konsekuensi nya adalah saya harus membayar SPP tambahan 1 semester supaya bisa daftar di gelombang dua, kurang lebih 5 bulan kemudian. Saya sadar, bahwa hasil keputusan ini dampak dari kesalahan saya pribadi, sehingga agak malu rasanya untuk meminta bantuan agar SPP saya bisa lunas. Maka konsekuensi tersebut sudah saya antisipasi dengan sebuah gerakan untuk segera mencari lowongan pekerjaan. Beruntung, tidak lama dari itu, saya diterima magang di sebuah perusahaan penerbit buku sebagai editor video selama 3 bulan. Magang yang juga mendapatkan uang saku yang hasilnya cukup saya tabung untuk membayar SPP. Selama magang, rencana menyelesaikan kuliah tidak dilupakan. Selama itu, saya sembari memikirkan ide baru dan melakukan riset kembali. Singkat cerita hari itu pun tiba, saya menyelesaikan segala administrasi persyaratan menjadi peserta Tugas Akhir, dan telah menyelesaikan proposal. Saya daftar sebagai peserta Tugas akhir dengan minat penyutradaraan film dokumenter. Kala itu saya akan menggarap film dengan judul X-Residivist. Saya bersama partner Tugas Akhir yang mengambil minat Penata Gambar, lolos pada sidang kolokium, artinya ide dan konsep yang kami tawarkan dapat diterima dan berlanjut ke dalam proses produksi. Senang rasanya, sudah melalui satu tahap, dan selanjutnya "perang" akan segera dimulai hehehehe. Produksi yang tidak mudah, dan tidak mulus-mulus amat. Sebuah proses yang banyak menguras tenaga, pikiran, dan materi. Ya materi yang tidak sedikit, meskipun kami berusaha untuk meminimalisir biaya, namun tetap saja Tugas Akhir ini mahal. Dalam perhitungan kami, masing-masing perlu menyiapkan uang sebesar sama dengan hitungan followers Baim Wong di Instagram :p Sebagai sobat misquiiin, mendapatkan uang sebanyak itu sangat tidak mudah Ferguso!! Tapi, lagi-lagi Allah baik sekali, mempertemukan dengan perantaranya yang baik hati, ada orang yang bersedia membantu biaya tugas akhir saya, setelah saya bercerita bahwa untuk menyelesaikan ini perlu biaya besar. Sedang saya tidak punya tabungan untuk itu, dan menyadari kondisi keluarga yang tidak mungkin untuk menanggung semuanya. Rasanya, ketika saya mendengar akan dibantu, perolongan Allah itu hadir. Ini tidak datang dengan begitu mudahnya, tapi saya menyetujui pernyataan kawan saya, bahwa hal tersebut adalah bayaran atas semangat saya. Iya, saya memang harus semangat dan bertanggung jawab atas apa yang saya mulai, yaitu menyelesaikan kuliah. Soal biaya yang besar dan melibatkan beberapa orang ini patut lah saya syukuri, namun demikian saya tetap menerima tawaran kerja paruh waktu sebagai video editor disela-sela mengerjakan tugas akhir, untuk biaya hidup sehari-hari. Banyak biaya yang tidak terduga, yang melenceng dari perhitungan, tapi yaa itu lah sebuah proses. Dengan rendah hati, saya meminta kelapangan orang tua saya agar mencarikan biaya tambahan. Saya sangat tau sekali bahwa mendapatkan itu tidak mudah (maaapin saya mamah :'() , tau betul bagaimana ibu saya mendapatkan uang tersebut, harus dibayar dengan kerja kerasnya dan potongan gaji tiap bulan. Selama penggarapan film, masalah itu juga hadir. Bagaimana saya harus dibuat pusing atas kabar buruk yang menimpa narasumber saya, yang berdampak pada molornya jadwal shooting, yang dengan kejadian tersebut sempat membuat saya was-was, hampir-hampir berfikir bahwa film ini tidak akan jadi, namun saya harus tetap tenang dan berfikir cepat untuk menentukan plan A, B, atau C. Peristiwanya apa? Rahasia dong. Hehe Selama menunggu kabar dari narasumber utama, saya panjatkan do'a lebih rutin dari biasanya, dan duaaaar... Kekuatan do'a itu ajaib, lagi-lagi saya dibuat takjub, pertolongan Allah ditunjukan kembali. Satu Minggu kemudian narasumber utama mengabari saya dan siap untuk shooting. Ada juga, narasumber pendukung yang hilang padahal sempat berproses dengan kami setengah jalan, namun masalah itu dapat diantisipasi dengan baik oleh kami. Belum lagi, perasaan hilang kendali ketika berproses, oleh sebab pusingnya membuat konsep. Dokumenter adalah film realitas, yang dapat terjadi hal-hal tidak terduga di lapangan. Hal-hal tersebut cukup membuat otak mikir lebih kerassss. Ditambah, masalah dengan dosen pembimbing, yang membuat kami sedikit tidak tenang wkwkwk. Aaahh memang tidak akan ada yang terhindar dari masalah, walaupun itu bersumber dari kerikil-kerikil kecil. Namun saya belajar, adalah ketenangan dan do'a merupakan kunci untuk menghadapinya. Dengan begitu otak yang rudet, bisa berfikir lebih jernih dan menemukan solusi-solusi yang harus dilakukan. Ketika lelah, istirahat lah sejenak, jangan lantas menyerah. Berproses selama kurang lebih 5 bulan, pembuatan film dan laporan sudah selesai, sidang akhir pun dilakukan. Lalu, 3 hari setelah tugas akhir, pengumuman itu muncul, dan kami dinyatakan lulus. Senang, sedih, haru, dan lega bercampur menjadi satu. Maka, di bulan November saya bisa mengikuti ritual pelepasan status mahasiswa, ya saya diwisuda. Sebuah persembahan untuk orang tua, keluarga, dan seluruh orang-orang baik yang telah banyak membantu dan berempati selama saya berproses. Do'a terbaik untuk kalian, dan Allah SWT akan membalas dengan sebaik-baiknya balasan, menjadi pemberat timbangan amalan baik untuk jalan menuju surga. Setelah itu saya tidak menunda-nunda keinginan untuk bekerja. Secepatnya saya melamar pekerjaan. Satu Minggu setelah saya wisuda, cobaan kembali menerpa. Adik saya mengalami kecelakaan, dua tulang jari kaki bagian tengah dan jari manisnya patah, menurut dokter harus dilakukan operasi. RS swasta di Bandung menawarkan biaya operasi dengan harga 22 juta, mahal ya? Huhuhuhu Namun, beruntung owner di tempat kerja adik saya sangat baik hati, ia mencarikan solusi dengan biaya lebih murah. Dokter kenalannya di Rumah Sakit Garut bersedia untuk melakukan tindakan operasi dengan biaya setengahnya dan biayanya ditanggung perusahaan tempat adik saya bekerja juga pihak yang menabrak. Malam itu juga adik saya dibawa ke Garut bersama saya, orang tua, dan owner perusahaan. Jam dua pagi baru sampai dan operasi dilakukan jam setengah 8. Sedih pasti, kami semua berdo'a untuk kelancaran operasi dan kesembuhan adik saya. Sebuah cobaan yang cukup menjadi beban pikiran. Kelancaran operasi telah selesai, tapi bagaimana setelahnya? Masih banyak proses pemulihan yang dilalui sampai benar sembuh dan bisa jalan kembali. Kala itu saya sangat ingin bertumpah ruah akibat menahan banyak air mata, sebab saya tidak boleh menangis didepan adik dan orang tua. Biar terlihat kuat dan menguatkan. Ada tanggung jawab yang harus saya gantikan ketika dan setelah cobaan tersebut. Tapi tidak mengapa, its ok doooongs. Bagaimana ya, ternyata doa memang benar-benar senjata. Saya banyak berdo'a dari biasanya di tahun ini, dan Allah tunjukan pertolongannya. Lewat perantara-perantaranya, yang cuma Allah SWT yang bisa membalas seluruh kebaikannya. 1 hari pasca kejadian tersebut, saya mendapatkan telpon dari sebuah perusahaan untuk interview dan diterima kerja. Tempat kerjanya rada jauh si dari rumah saya, tapi yang menarik adalah budaya kerja yang perusahaan tawarkan dan terapkan. Sebuah budaya islami yang di mana setiap pagi harus membaca Qur'an dan menonton kajian bersama terlebih dulu. Pada setiap waktu sholat semua berhenti bekerja dan lekas pergi ke masjid untuk melakukan sholat berjama'ah. Kenyataan tersebut membuat hati saya takjub kembali, mengingat-ingat saya pernah berkata pada teman saya bahwa saya ingin kerja di tempat yg bisa mendekatkan diri saya kepada yang Maha Kuasa, bukan cuma mendapatkan dunia, tapi akhiratnya juga. Biar menjadi stimulus agar saya bisa jadi lebih baik lagi setiap harinya, insyaallah. Begitu, tahun ini, 2018, banyak dihadapkan masalah, tapi banyak dihadapkan juga kemudahan. Banyak dibuat senang, lalu dibuat sedih, lalu dibuat senang lagi. Banyak pertolongan, banyak pelajaran. Banyak hikmah, ditunjukan kekuatan dan keajaiban dari do'a. Barangkali, fluktuasi 2018 ini bukan hanya dirasakan oleh saya, tapi juga teman-teman yang lainnya, yang bahkan lebih berat. Namun, biar apapun yang dihadapi menjadi pengingat bahwa ada yang senantiasa menolong dengan sigap. Adalah ia yang Maha Kuasa. Tetap Berproses, berjuang, berdoa. Tenang, jangan menyerah. Kalau lelah istirahat dulu. Biar melatih agar hati tetap lapang, dan berjiwa besar. Insyaallah. 2019, see you yaaa. Lahauwla Walla quata 'ilabillah ďżź
5 notes ¡ View notes
dzunalfatih ¡ 7 years
Text
GAK TAHU CERITA, GAK TAHU CURHAT, TAPI SEMOGA ADA HIKMAH YANG BISA DIPETIK 😅😅
Dulu semenjak masa pubertas itu datang, ''rasa cinta" pun datang juga. Tepatnya semnjak menginjakan kaki di Sekolah menengah pertama, dag dig dug deg nya hati mulai sering terjadi, wajarlah setiap org merasakan masa2 cinta monyet seperti itu.. Wkwk
Lalu apakah rasa cinta selalu diidentikan dengan sebuah hubungan? Saat itu memang iya. Cinta selalu diidentikan dengan 'pacaran'. Lantas bagaimana dengan ku? Apa aku jatuh cinta pada seseorang? Tentu, itu kan lagi masa2 nya.. 😅
Lalu apa saat itu aku pacaran? Aku malu mengakuinya. Tapi sejarah tak bisa dihapuskan, dan faktanya aku pacaran. 2 kali malah, dengan 2 orang yg berbeda. Apa aku faham makna hubungan spesial antara laki2 dan perempuan saat itu? Jawabanku pada saat itu seolah mengatakan bahwa aku memahaminya, merencanakan jauh sekali -bhkan sampai ke rencana utk menikah-. Tapi faktanya kini aku menyesalinya. Bodoh! Sungguh bodoh, bocah sekecil itu, harusnya tak melakukan hal itu. tak ada manfaatnya pacaran, menghabiskan waktu, membuat gundah, membuat fokus hilang.
Mungkin, masa-masa itu nafsu bergerak menuju puncaknya. Tak faham tapi dilakukan. Tak mengerti tapi di sepakati. Walaupun tak ada sesuatu yg berlebihan dalam pacaran masa2 SMP saat itu, tp kini aku mengerti bahwa pacaran itu adalah tindakan yg berlebihan, bagi bocah ingusan sepertiku saat itu.
Masa SMA, Kedewasaan tumbuh seiring bertambahnya usia. Makna cinta pun selangkah lebih maju dari sebelumnya. 'Cinta itu anugerah, cinta itu tulus dan tertulis dalam hati', sdikit gombalanku pada masa itu. Mentang2 anak muda, yang diomonginnya cinta mulu. Bgitu juga dgnku cinta, cinta dan cinta.
Pemhaman ttg cinta memang bertambah, kenapa mencintai dan utk apa di cintai, sekilas aku sudah mengetahui jawabannya. 'Kebaikan', cinta itu menumbuhkan kebaikan. Maka aku berpikir cinta apa yg menumbuhkan kebaikan?. Maka apakah pacaran hanya diidentikan dgn keburukan?. Kata pacaran dan kebaikan terus berputar dalam otak, kadang mereka berjalan, berlarian kecil, bahkan terkadang mereka adu sprint.. 😂
Setelah berulangkali berkompromi dgn hati dan juga pikiran, maka makna ttg kedua kata itu aku peroleh -makna yg pada saat itu aku anggap makna terbaik-, bahwa cinta itu anugerah, mencintai seseorang itu diperbolehkan asal menuju pada kebaikan. Dan pacaran itu boleh jika memberikan energi positif dan kebaikan.
Maka tak butuh waktu lama, aku kembali pacaran. Seolah bibirku, bak pesawat jet terbang begitu cepat mengucapkan rayuan cinta, yang sukar untuk tidak diterima. 'Pacaran Islami', Pacaran Sehat lirihku saat itu. Saling mengingatkan utk sholat, belajar bareng, pulang sekolah bareng, sholat bareng, saling memotivasi, itu lumrah aku atau dia lakukan.
Terkadang pula pacaran memberikan rasa gundah, sms tak dibalas, kalo ketemu gak nyapa, kalo dia jalan bareng laki2 lain, itu semuanya membuat kesal.
Tapi namanya juga cinta, walau kesal gk berani marah, paling banter nyindir atau curhat di facebook -kala itu zamannya FB-.
Temanku pernah berkata,
"Kau itu baik, pinter, soleh, punya pacar juga yg sama baiknya, sama solehnya, sama pinternya, cocok pokoknya",saat itu aku anggap kalimat tersebut sebagai pujian. Tapi sekarang bnar2 sperti 'satire' yg kalau saja waktu bisa berputar ingin sekali aku mengulang waktu itu, dan lebih pandai menjaga hati.
Pacaran Islami itu berjalan cukup lama ¹2,5 tahun dalam hitunganku. Ya, namanya juga pacaran gk akan ada tuh yg namanya bahagia beneran. Kebahagian yg ada itu hanya tipu2an semata, kebahagian yg semu. Sebaik2nya muslihat ya itu dia, -pacaran-. Akhirnya 'pacaran islami', itu kandas. 2 smpai 3 bulan setelah aku masuk kuliah, kalo tak salah. Sakit hati? Tentu. Nangis? Tentu. Ya iyalah wong kebersamaan 2,5 tahun kandas begitu saja.
Aku memang sadar, bhwa hakikat cinta itu memang kebaikan. Tapi selama 2,5 tahun itu aku belum benar faham hakikat 'kebaikan' yg sebenernya.
Sekali lagi, bodoh, teramat bodoh, pacaran menghabiskan waktuku!
Masuk masa Kuliah, masa ini bagiku adalah masa2 perbaikan diri. Aku dipertemukan dgn lingkungn yang bukan hnya membuatku baik, tapi membuatku berusaha utk menebar kebaikan dimanapun aku berada.
Secara akademik, mungkin aku tak sebaik kala SMA, tp pada masa ini, kedewasaan tumbuh begitu nyata. Aku mulai dewasa, memaknai setiap jengkal kehidupan dengan hati2 juga penuh pertimbangan.
Pelajaran berharga ttg cinta,
"Cinta itu hanya tentang kadar suka dan benci yang berlebih, Cinta pula tak bisa diterka datangnya, kadang terlalu benci jadi cinta, terlalu cinta malah jadi benci."
Masa ini adalah masa pencarian makna kebaikan dalam cinta, yang dulu sempat salah aku maknai. Maka makna kebaikan dari sebuah cinta adalah pernikahan, pernikahan adalah bukti cinta terhebat dari seorang hamba kepada RabbNya, maka tak salah jika Rasul mengatakan bahwa pernikahan adalah setengah dari agama.
Sekali lagi cinta itu naluri, alamiah, juga anugerah, datangya tak pernah terprediksi. Termasuk dalam episode ini.
Benci jadi cinta, itulah kira2 kisah dalam periode sekarang. Kebencian yang mendadak menjadi simpati lalu berlabuh di pelabuhan hati, menjadi rasa cinta.
Tapi ada yg beda, pesawat jet itu mulai hilang. Bibir rasa2nya sulit sekali utk berkata. Mungkin karena hati dan pikiran tidak memberi kekuatan pada bibir. Akhirnya rasa yang ada aku simpan rapat2, aku percaya suatu saat akan ada keyakinan yg bisa menggerakan bibir ini.
Aku cinta, aku takut kehilangan, namun aku tak berani ungkapkan. Bagi seorang lelaki 'dewasa' -yang paham makna kebaikan dalam cinta- , ungkapkan cinta adalah persoalan yg cukup sulit. Butuh keyakinan yg purna, karna ini berbicara ttg pernikahan bukan ttg 'Pacaran Islami'
Dan saat itu nyatanya aku tak berani. Lantas aku berpikir bagaiamana agar tetap bisa menjaga dia agar 'tak diambil orang'. saat itu aku berpikir 'komunikasi yg terjaga'. Maka disetiap kesempatan aku manfaatkan utk bisa berkomunikasi, apalagi saat itu bahasan utk bisa komunikasi dgn dia teramat banyak.
Sampailah pada suatu ketika, ada jarak yg memisahkan aku dan dia. Saat itu kunci yg aku yakini adalah tetap 'komunikasi' yg bisa mnjaga silaturrahmi perasaan, kunci itu memang berhasil. 
Sampai pada masanya aku mulai menyadari, komunikasi yg berlebih adalah titik awal, beloknya sebuah pengharapan.
Aku semakin mendekat pada Rabbku, bertafakur didampingi tetesan embun pagi, bermunajat sambil ditemani hembus dinginnya angin malam. Aku sadar sebaik-baiknya pengharapan adalah hanya pada Allah. Saat itu ditemani tumpukan tugasku, aku memohon sebuah jawaban. Jawaban dari Tuhanku, tentang keyakinan hati.
Berhari-hari tugasku dan berkecamuknya perasaan di dada memborbardir kekuatan raga dan nurani, juga membuatku galau bukan kepalang. Namun, Allah maha baik, satu persatu ia perlihatkan jawabannya. Terang dan menyejukan. Tugasku selesai, dan keyakinan mulai tumbuh. Keberanian pun berlari menyusul.
Aku tak peduli apa jawaban dia, tp yg aku yakini aku berjalan bukan hanya karena nafsu semata, ada niat baik ttg makna cinta yg ingin kusampaikan pada dia. Allah yg maha bijak, dia akan memberika jawaban terbaik, aku benar2 yakin saat itu.
Sampai pada akhirnya, 'dijalani dulu saja' itu jawabnya. Sekali lagi kedewasaan terasah seiring berjalannya waktu. Aku mulai sadar bahwa ada Allah yg maha merencanakan, kita tak usah takut, apalgi takut kehilangan.. 😂
Seringkali aku terkesima dgn sikap nya. 'Orang lain mungkin akan jengkel, sakit hati, juga kecewa ketika org yg mereka suka seolah acuh dihari istimewanya'. Sedetik aku merasakananya, tapi sedetik kemudian rasa kecewa itu luluh lantah. Aku meyakini apa yg ia lakukan adalah sebagai bentuk penjagaannya untuknya dan untukku. Untukku agar tidak menggantungkan harapan pada dia. Untuknya agar tak ada batas yg rusak karena salah melangkah. Allah yang telah memberi keyakinan dalam hati, dan Allah tak akan pernah mengecewakan hambaNya.
Dulu selalu saja aku ingin mengetahui semua ttgnya, ia sedang apa, dengan siapa, sedang dimana? Pertanyaan2 yg sungguh tak ubahnya penyakit kronis yg tidak mau pergi dri pikiranku. Dulu selalu saja aku kesal jika ia tak memberi kabar, pesanku dibalas pendek, atau bahkan tak ada balasan utk pesanku.
Tapi itu semua berubah ketika aku mengenal Allah, dekat dengan Allah dan berharap hanya pada Allah. Aku sungguh tak terlalu peduli semua ttg nya, aku percaya bahwa dia akan baik2 saja, baik dalam raga, baik dalam jiwa, baik dalam pergaulan, aku yakin Allah akan menjaga dia.
Cukup bagiku dgn melihat statusnya, cukup bagiku dengan ia ada didaftar 'seen' status medsosku. Itu semua sudah cukup agar aku tahu kabar ttg ia, dan sudah cukup pula agar aku tahu bahwa ia masih peduli dgn keadaanku. Tak usah ada kata mesra yang terucap, cukup ucapkan doa mesra padanya lewat Allah di setiap waktuku bersujud padaNya.
Apakah aku sudah tak takut kehilangan dia? Bukankah dulu komunikasi adalah cara yg terbukti ampuh untuk menjaganya? Iya, tapi itu cara yg tak terlalu baik. Pernahkah dulu aku berpikir, 'bagaimana jika chat ku mengganggu waktu kegiatannya, waktu istirahatnya atau bahkan waktu ibadahnya?' Pernahkah aku berpikir bagaimana jika chat dariku hilangkan fokusnya dalam beribadah pada Allah?. Apakah hal itu adalah kebaikan dari sebuah cinta?, tentu bukan!
Aku bersyukur sudah memahaminya saat ini. "Penjagaan kita padanya adalah baik. Namun jauh lebih baik jika kita percaya bahwa Allah akan menjaganya untuk kita, jika kita senantiasa menjaga ketaatan diri pada Allah."
Saat ini aku masih berusaha utk bisa meyakinkan diri datang ke rumahnya, sekali lagi ini bukan perkara mudah bagi seorang lelaki, makna yg dibawa kerumahnya harus benar-benar purna, mampu merobohkan benteng keraguan orangtuanya. Dan hal ini sedang benar-benar aku ikhtiarkan saat ini, karena ini adalah tugas lelaki 'meminta izin', menyempurnakan agama. Tentu keyakinan itu datangnya dari Allah, aku selalu berdoa Allah akan segera memberi keyakinan dan keberanian itu. 
Dalam setiap pertemuan denganNya, tak lupa aku selalu berdoa agar Allah selalu memberi ia keteguhan hati, kesabaran jiwa untuk bisa terus bertahan dalam masa penantiannya. Masa penantian dalam menunggu calon imamnya -aku harap aku orangnya-, untuk bisa bertamu ke rumahnya, menyampaikan niat baik kepada walinya. Karena aku tahu perjuangan terhebat seorang wanita dalam menemukan cintanya adalah perjuangan untuk bisa setia dan sabar dalam masa penantian. Tugas wanita adalah menunggu, dan memberikan jawaban.
Apa yang terjadi pada akhirnya, aku tak akan pernah tahu sampai datang waktunya. Namun sungguh rasa ini telah Allah jaga, keyakinanku semakin membumi, juga pengharapan ini sepenuhnya telah aku titipkan pada Allah. Jika Allah ridha ia yang akan mempersatukan, pada akhirnya.
Poin intinya adalah,
Cinta (anugerah Allah) - Keyakinan (cinta harus ada kayakinan dalam hati)  - kesabaran (sabar dalam menjaga, sabar dalam memupuk keyakinan dan keberanian, sabar dalam menanti) - dan kebaikan (Pernikahan, Surga)
Bandung, 10-11-17, 11:32 WIB
Šdzunalfatih
11 notes ¡ View notes
khoiriyalatifa ¡ 7 years
Text
ProyekTKB #5: Buku Dongeng Favorit
Sabtu, 6 Mei 2017 lalu, saya pergi ke Islamic Book Fair yang tahun ini diselenggarakan di Jakarta Convention Centre Senayan. Tujuan utama pergi ke sana adalah: pengen beli Happy Little Soul-nya Ibuk @retnohening (hahaha). Jadilah pergi ke sana ba’da ashar ditemani kawan. Dan, masyaa Allah ramainya bukan main. Nggak kalah sama pasar Tanah Abang. Luar biasa antusiasme warga Jakarta di event seperti ini. Salute, bangga, terharu tapi juga sumpek (wkwkwk). Happy Little Soul adalah buku semi-parenting pertama yang saya beli. Dibeli lebih karena penasaran dengan cara Ibuk @retnohening mendididik anak pertamanya, Mayesa Hafsah Kirana. Dan, setelah dibaca, ada banyak hal positif yang saya dapatkan terutama tentang kesabaran, kebahagiaan, kegigihan, tidak pantang menyerah, bersemangat dan kreativitas dalam mendidik anak. Salah satu hal yang juga saya garis bawahi dalam buku ini adalah pengenalan buku sejak dini. Memang, hal ini masih menjadi pro-kontra, ada yang membolehkan dan ada pula yang menganjurkan untuk mengenalkan buku kepada anak di usia yang tidak terlalu dini (di Happy Little Soul, Ibuk @retnohening bercerita kalau beliau mengenalkan buku kepada Kirana sejak usia 6 bulan di mana buku tersebut isinya hanya gambar-gambar saja). Membaca bagian ‘mengenalkan buku’ ini, saya jadi teringat masa kecil. Dulu, Bapak juga melakukan hal yang sama, meski di usia yang tidak sama seperti Kirana.
Di usia saya yang sudah bisa membaca (sekitar usia TK) Bapak membelikan beberapa buku-buku cerita dan dongeng Islami. Dulu, Ibuk juga sering membawakan majalah Ummi sepulang bekerja. Sampai bertumpuk-tumpuk di rumah, bervolume-volume jumlahnya. Dari beberapa buku yang Bapak beli, ada satu buku yang saya baca berulang-ulang, berkali-kali, saking sukanya, judulnya “Karena Lidah Bisa Binasa.”. Kira-kira seperti inilah ceritanya, sesuai yang tertinggal dalam ingatan saya.
Cerita dalam buku ini mengambil latar tempat di jazirah Arab, beberapa tahun setelah masa kenabian. Dikisahkan dua orang laki-laki, sebut saja Hasan dan Abu (detail namanya saya lupa). Hasan adalah laki-laki yang rajin beribadah, sholatnya terjaga, bacaan qur’annya baik, gemar bersedekah dan hal-hal baik lainnya. Sebaliknya, Abu adalah laki-laki yang gemar mencuri, minum khamr dan berzina. Satu kebaikan Abu yang masih ia kerjakan adalah sholat. Ia sholat tapi tetap bermaksiat.
Suatu hari, Hasan melihat Abu keluar dari rumah seorang perempuan sambil menenteng khamr, mabuk. Kemudian berkatalah Hasan “Neraka bagimu.”. Di suatu hari yang lain, Hasan melihat Abu berjalan bersama perempuan lain lagi. Abu merangkul perempuan itu dengan tangan kanan sedangkan tangan kirinya menenteng khamr. Berkatalah lagi Hasan “ Sungguh orang sepertinya tidak akan pernah masuk Surga.”. Perkataan itu kemudian ia sebarkan sebagai bentuk peringatan kepada orang lain “Jangan seperti Abu, tidak akan masuk Surga orang yang berbuat sepertinya. Kekal di nerakalah ia kelak. Jangan sekali-sekali seperti dia.” Kegiatan itu ia lakukan berkali-kali sehingga ia yakin tidak orang yang tidak ia ‘dakwahi’ demikian. Seiring berjalannya dakwah Hasan, Abu justru sering menghilang, jarang terlihat hingga benar-benar menghilang sama sekali.
Lantas di suatu waktu, bertahun-tahun setelah Abu tak terlihat lagi, Hasan melihat sosok itu kembali. Namun, Abu sungguh berpenampilan berbeda: rapi, bersih, cerah dan berwibawa. Kabar kemudian terdengar, Abu sudah lama bertaubat. Sholatnya ia selama bermaksiat menjadi pintu hidayah Allah atasnya. Ia menjaga pintu itu tetap terbuka sekalipun hatinya penuh dengan dosa. Ia menyadari dosanya dan tetap membuka pintu hidayah itu sambil berharap suatu hari nanti Allah ketuk pintu itu. Dan, benar, Allah melihat kesungguhannya, hidayah-Nya Ia berikan. Sedangkan Hasan, bertahun-tahun ia menyebarkan aib orang lain dengan dalih berdakwah. Ia lalai dengan tidak mencari tahu apakah orang itu telah bertaubat ataukan belum. Lantas di usia mereka yang sudah sama-sama menua, keduanya meninggal. Dalam akhir cerita tersebut dikisahkan bahwa Allah menempatkan Abu di Surga dan Hasan mendapat siksa di Neraka atas kelalaian lisannya.
 Beberapa pelajaran yang dapat kita petik dari cerita anak di atas adalah:
1. Hati-Hati Menjaga Lisan
Kita berbicara setiap hari. Kita menyampaikan pendapat, berkomentar tentang sesuatu hal, mengkritik dan mengungkapkan perasaan kita hampir setiap waktu. Berbicara adalah salah satu bentuk ekspresi dari berbagai suasana hati. Jika bahagia, kita biasanya mengekspresikan itu dengan mengucapkan “Alhamdulillah.” Jika sedih, biasanya muncul ucapan “Astaghfirullah, kenapa begini.”. Pun ketika kita marah, lisan kita juga menjadi salah satu pengekspresi paling mahir sejagad raya: keluarlah banyak kata-kata yang terpendam oleh hati dari sana.
Ada yang bilang bahwa pangkal lidah itu hati. Ia yang mengendalikan perkataan kita. Jika ia tak kuat menahan perkataan buruk, maka terlepaslah perkataan itu dan menusuk hati siapapun yang dilewatinya bagai anak panah. Jika sudah kadung dilepaskan, ia tidak akan bisa dikendalikan lagi. Maka, pengendali lidah itu hati. Hati yang baik akan peka menyeleksi kata-kata mana yang sebaiknya diucapkan dan mana yang sebaiknya tetap disimpan sendiri.
2. Jangan Sombong, Hidayah itu Hak Allah
Mungkin kita sering menemukan seseorang menjadi baik karena seseorang. Entah karena berteman dekat, bersahabat dekat, berdiskusi, berdebat atau apapun sehingga membuka hatinya dan menjadikan seseorang lebih baik. Namun ada pula yang tetap saja menjadi pencuri sekalipun berteman dengan pengurus masjid, ada yang tetap berjudi sekalipun ayahnya sendiri seorang ustadz. Dari sini kita dapat menarik satu kesimpulan bahwa hidayah itu bukan berasal dari usaha kita untuk membaikkan seseorang. Hidayah itu hak Allah. Diberikan kapan kepada hambaNya atau dicabut kapan dari hambaNya adalah rahasiaNya. Karenanya, bisa jadi seseorang buruk saat ini namun baik di masa depan. Maka, kita sebagai manusia yang sudah diberikan hidayah lebih dahulu seharusnya terus berdoa agar hidayah itu tetap ada sehingga kita tetap istiqomah di jalanNya, bukan malah sombong karena sudah hijrah terlebih dahulu. Teman-teman kita yang belum paham itu, bisa jadi menjadi lebih baik dari kita di masa depan. Siapa yang tahu, kan?
3. Menyebarkan Kebaikan dengan Cara yang Baik
Berdakwah atau menyebarkan kebaikan adalah kewajiban bagi setiap muslim, sekecil apapun kebaikan itu. Dalam menyampaikan kebaikan ini, tentu kita sebaiknya menggunakan cara-cara yang baik: yang sopan, yang cerdas, yang santun. Dalam menyampaikan kebaikan kepada saudara kita yang masih belum ‘paham’ kita juga dituntut sabar dan tidak boleh terburu-buru. Bukankah Rasulullah pun berdakwah dengan bertahap-tahap?
4. Menjaga Aib Orang Lain
Seburuk apapun saudara kita, kita wajib menjaga aibnya. Kecuali jika ia membahayakan orang lain, barulah kita dipersilakan untuk membuka keburukannya. Terlebih jika yang bersangkutan sudah bertaubat, semakin kita dituntut untuk menjaga aibnya. Sebagaimana kita menjaga aib seseorang, Allahpun insyaa Allah akan menjaga aib kita :)
Beberapa hikmah yang diambil dari cerita anak di atas bisa diajarkan kepada anak di usia dini dengan mengenalkan buku-buku yang baik. Jikapun tidak bisa langsung nampak hasilnya, mungkin ranumnya budi pekerti yang baik itu bisa dipanen ketika ia tumbuh dewasa :)
tentang ProyekTKB di sini 1. ProyekTKB #1: Memilih Jalan 2. ProyekTKB #2: Pemikiran tentang Jodoh 3. ProyekTKB #3: Ayah, Cinta yang Diam 4. ProyekTKB #4: Menyibukkan Diri
13 notes ¡ View notes
abhilistyo-blog ¡ 8 years
Text
Baca Novel | Jadian 6 Bulan
Isi Buku
Tumblr media
Buku novel “Jadian 6 Bulan” memiliki isi yang edukatif terhadap kaum remaja, khususnya anak SMA, yang dewasa ini semakin berkembangnya zaman dan meningkatnya angka kenakalan remaja.
Walau ini adalah Novel Remaja Islami, isi yang dituliskan oleh penulis sangatlah kontemporer dan memberikan dakwah dengan cara yang luar biasa.
Novel ini mengisahkan 2 orang anak kelas 2 SMA, Rio dan Tiara.
Rio adalah seorang superstar di sekolahnya, anak yang berparas tampan dan juga anak orang kaya ini adalah lelaki idaman cewek-cewek di sekolahnya, lebih lagi dia kapten tim basket, tentu pembaca bisa membayangkan bagaimana kerennya seorang Rio.
Sedangkan Tiara ini adalah akhwat cantik yang menjaga diri dan menjunjung tinggi nilai-nilai agama sebagai muslimah yang taat, anggota DKM (Dewan Kemakmuran Masjid), yang pasti memiliki banyak teman yang juga sesama akhwat-akhwat berjilbab.
lalu apa yang terjadi? mereka berdua jadian... iya jadian, mereka resmi berpacaran, sehingga hebohlah seisi sekolah, terutama pengurus DKM, meraka merasa martabat DKM telah tercoreng karena ulahnya.
“..., izinkan aku untuk hanya mencintai-Mu. Mengukir nama-Mu dalam kalbuku, dan menjaga cinta-Mu dengan segenap tenaga, hati, dan pikiran. Aku tidak ingin, cinta yang selama ini telah Kau beri, ternoda oleh cinta-cinta semu lain yang tiada guna.”
Namun siapa sangka? dibalik semua ini ada sesuatu yang luar biasa,
Sebagai pengurus/aktifis organisasi, tentu saja memajukan organisasinya adalah hal yang harus dilakukan, tak peduli cara apapun dilakukan, yang penting telah terhitung dan terkira segala resikonya.
Tentang Buku
Judul             : Jadian 6 Bulan Penulis          : Rhen Fathia Tahun Terbit  : 2005 Penerbit        : DAR Mizan Tempat         : Jln. Yodkali No.16, Bandung 40214 Halaman       :202 halaman  ISBN             : 979-752-136-2
Pesan moral yang luar biasa disampaikan dalam buku ini, membuat para pemuda akan meninggalkan hal yang bernama “pacaran” 
Alur cerita yang sangat runtut dan sedikit menjelaskan keorganisasian tanpa sadar juga mengajak pembaca memahami dalamnya berfikir dalam berorganisasi, tanpa lupa unsur keagamaan yang mendamaikan hati.
“Yang namanya kangen itu, berasal dari hawa nafsu. Cara menahan hawa nafsu yang efektif dengan berpuasa. Itu ajaran Rasulullah.” 
sangat menarik.
Mutiara Hikmah
Berpacaran adalah salah satu bentuk mendekati zina yang dilarang oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW.
Satu-satunya yang berhak mendapatkan cinta kita adalah, Dia sang pemilik cinta sejati, yang mudah membalikkan hati, hanya kepadaNya lah kita mencintai, cintai pasangan hidupmu karenaNya.
Kita harus menahan hawa nafsu, supaya tidak terjerumus pada kemungkaran, menahan amarah dan emosi, supaya kita mampu mengendalikan hati kita.
“Kalau kamu berada dalam keadaan tegang dan tidak bisa mengendalikan emosi, cobalah untuk berwudlu. Insya Allah, air wudhu bisa menenangkan pikiranmu.”
Berdakwah dengan strategi akan jauh lebih efektif.
Bersabarlah, karena jodoh ada ditangan Allah, apabila memang berjodoh maka suatu saat akan dipertemukan, tak perlu mengumbar janji dalam sebuah ikatan pacar yang justru akan menjauhkan kita pada satu-satunya Dzat pemilik cinta.
“Bukankah Allah itu Mahasegalanya? Dia-lah yang memilikimu. Dan kepada-Nyalah, kamu akan kembali. Maka, segeralah kamu kembali ke jalan yang ditentukan oleh-Nya.”
Segeralah perbaiki dirimu, dengan penuh rasa sabar, bila kau menginginkan kekasih sholeh/sholeha yang bertakwa pada Allah, maka bertakwalah pada Allah, dan cintai dia karena Allah.
“Jika kamu mau bersabar, malaikatlah yang akan bersorak atas kemenanganmu di surga nanti.”
Kemenangan milik kita, orang bersabar yang meninggalkan cinta sesaat demi cinta abadi
Cerita dalam novel ini hanya sedikit saya ceritakan, supaya pembaca ikut larut dalam dakwah sederhananya, namun menggetarkan hati.
SALAM INSPIRASI
2 notes ¡ View notes
ilmanmualiman16-blog ¡ 8 years
Photo
Tumblr media
Suatu saat nanti, kamu akan berterima kasih kepada cerita di masa lalu, yang penuh lika-liku dan luka. Masa lalu yang akan membuatmu tersenyum, karena dulu pernah berjuang untuk orang yang salah. Kamu akan selalu ingat, betapa luka perih yang mengiris dada itu, kini hanyalah potongan kecil di masa depan, yang hadir sebagai pelajaran, untuk tidak lagi melabuhkan harapan kepada seorang manusia. Karena berharap pada manusia, hati akan terluka. . Kelak, kamu akan berterima kasih kepada masa lalu. Karena ternyata, luka mampu membawamu pada kebahagiaan yang sesungguhnya. Sungguh, kadang takdir kehidupan memang tak sejalan dengan apa yang kamu harapkan. Namun di balik itu semua, tersimpan hikmah yang belum kamu ketahui. . Nanti, pada saatnya tiba, kamu akan temukan sosok yang baru. Sosok yang mampu membuatmu bahagia, meski dia tidak sebaik masa lalumu, namun dia tidak pernah berniat melukaimu. . @ilmanmualiman Hari ke-2 @pkwriterpreneur . #PKW #PKWriterpreneur #Day2 #Islam #Islami #Motivasi #Inspirasi #Challenge
2 notes ¡ View notes
arundayare ¡ 1 year
Video
youtube
Meninggalnya Syaidah Aminah, dan Kondisi Rosululloh Bersama Kakeknya Abd...
0 notes
aliwardi-way ¡ 5 years
Text
CERITA PILU ANAK PERTIWI
Oleh Ali Wardi
Tersebutlah sebuah negri di antara dua benua berupa kepulauan yg bernama Nusantara nan gemah ripah loh jinawi.
Zamrud katulistiwa orang namai.
Hidup damai meliputi seluruh penduduk negri. Mengarungi bahtera melalui rintang penuh onak dan duri.
Sejak alam terkembang hingga kini,
bersama dalam serantai pulau nan subur, kaya dan indah tak terperi.
Berbagai bangsa menatap iri ingin memiliki. Berdatangan dari seluruh pelosok bumi.
Penduduk negri menyambut dengan baik budi indah pekerti.
Tanpa sakwasangka dan jadi mereka saudara sendiri.
Mereka yang datang damai dan berbudi tinggi. Dari Champa, Arab, India, China menjadi saudara pribumi.
Bersama menikmati karunia ilahi
Bumi nan indah bernama Ibu Pertiwi.
Suatu hari datanglah utusan dari Kaisar China bernama Meng Ki.
Meminta dengan jumawa agar tunduk dibawah duli sang kaisar tirani.
Tanpa basa-basi, ksatria negri, Raja Singosari memotong idungnya tanpa belas kasih.
Baginya permintaan itu adalah penghinaan keji. Datang dan tiba-tiba hendak menguasai.
Itulah bukti betapa penduduk nusantara tak sudi melihat si sombong takabur tinggi hati.
Perang menjadi pilihan demi harga diri. Kerajaan besar yg berselang dinasti tapi tak berbudi.
Diusir dengan hina tak berarti.
Tanpa pernah bisa menginjakkan kaki.
Bagi bangsa ini karunia kekayaan alam adalah anugerah ilahi.
Bukan untuk direbut, ditakhluk atau dicuri.
Syahdan, berbilang abad, datanglah pedagang dari benua putih dari ujung bumi.
Mendengar kabar masyhur dari pedagang Arab yg sekian lama masuk menyatu dengan damai dalam misi Islami.
Ajaran nan indah lagi tinggi budi pekerti.
Pencari rempah penghangat badan kala musim dingin menghampiri.
Begitu pahitnya kenyataan hidup di tempat mereka punya negri.
Bangsa putih mendapatkan nusantara damai, kaya raya hasil bumi.
Tidak kurang intan, permata, emas, perak dan banyak lagi.
Tahun berganti dan perdagangan meraih untung menarik hati.
Mereka menetap dan membuat loji.
Mendirikan sindikat dan kongsi.
Tak lama berselang mereka pun ramai dan enggan untuk pergi.
Membangun benteng tempat bersembunyi bak pencuri.
Meminta atau mereka beli dan kemudian seluruh ingin dimilki.
Pedagang durjana yg berani mengusir anak pribumi.
Si Rakus nan licik ini bagai mendapat magsa manusia elok berbudi pekerti
Dilihat begitu gampang dikasari dan kuasai.
Maka dimulailah permusuhan nan abadi, Perlawanan demi perlawanan menggelora hampir di seluruh negri.
Dari Aceh, Malaka, Demak, Bamten, Ternate, Minangkabau, Siak, Johor, Bali, Maluku, Makasar merata di sekujur tubuh pertiwi.
Sayang seribu sayang kelicikan, menghalalkan segala cara dan didukung tehnologi tak bisa tertandingi.
Tiga setegah abad menjajah menguasai.
Silih berganti, portugis, belanda, Inggris datang dan pergi.
Perlawanan tak pernah padam atau berhenti.
Berbilang abad kesadaran pun menghampiri.
Tidak mungkin membiarkan negri dijarah tanpa henti.
Mereka harus angkat kaki.
Menyaksikan banyaknya manusia rakus lagi keji.
Berkumpulah seluruh wakil pemuda dari seluruh negri.
Tunas bangsa mengingikrarkan sumpah setia hati.
Sumpah pemuda nan sakti.
Berbahasa satu, Tanah Air Satu, berbangsa satu Indonesia dalam ranah ibu pertiwi.
Sumpah yang bergaung menggugah perlawanan seluruh ksatria negri.
Para Sultan Raja-Raja pahlawan pendekar sejati Bersama mereka menghimpun diri.
Satu kata, Merdeka atau mati.
Pada suatu masa yg sudah lama dinanti,
Setelah berguguran para syuhada patriot ibu pertiwi.
Negri ini meraih cita-cita tertinggi.
Merdeka dan menjadi diri sendiri.
Ditengah riuhnya perang dunia silih berganti. Sebuah negri harus punya rumah tangga sendiri. Negri yang dapat bertahan dan melindungi Segenap hajat hidup penghuni ibu pertiwi.
Negri yg mulya dibawah pimpinan Hikmah dan Kebijaksanaan yang digali.
Dari keindahan budi dan tatanan masyarakat yang cinta ilahi.
Negri yang menjunjung tinggi keadilan, kemanusiaan dan bersatu dalam berkah rahmat Ilahi.
Negri baldatun tayibatun warrabughafur. Negri yang besar dan sejajar dengan segenap negri yg ada di bumi.
Negri yang dipimpin dan diselenggarakan dengan musyawarah penuh hikmat azali.
Bumi yg dibimbing kebijaksanaan para ksatria bersuluhkan ilham ilahi Rabbi.
Yang di himpun dari para ulama dan tokoh pemuncak negri.
Bukan oleh jiwa-iwa hina yang diijon, yg tergadai dan sudah terbeli.
Ternyata kemerdekaan itu harus diuji dan diuji lagi,
orde demi orde, tahun demi tahun dan hari demi hari berganti.
Diitempa dari berbagai sisi.
Meski berkalang nyawa dan darah jutaan syuhada jihadi.
Tantangan dan rintangan dari luar bisa diatasi. Walau ada penetrasi dari celah dagang, keuangan dan tehnologi,
tapi kenyataannya masih merdeka hingga kini.
Dari bangsa sendiri,
sungguh dari dulu banyak yang mengkhianati.
Menyeret bangsa untuk kepentingan pribadi
Atau golongan sendiri.
Meninggalkan makna hakiki dari Piagam yang sudah disepakati
Bersama bersatu dalam sebuah janji suci.
Dibawah naungan sumpah sakti. Piagam Pancasila abadi.
Kini Pancasila sejati diseret ke alam demokrasi, yang tidak ada dalam khasanah budi negri ini.
Ajaran yg berasal dari keruntuhan spiritual benua tak beradab tiada budi.
Negri yg pernah menjajah ini negri dgn keji. Kebodohan yang tiada terperi.
Pancasila itu tidaklah sama atau dapat disamakan dengan demokrasi.
Pengkhianatan itu justeru diawali oleh pemimpin pertama di awal berdirinya bangsa ini.
Sukarno dengan jumawa menyamakan sila ke 4 dengan demokrasi dihadapan sidang umum perwakilan negri-negri di bumi.
Peritiwa itu adalah tragedi yg dibiarkan seolah tak ada yg peduli.
Tidak menyadari betapa beracunnya demokrasi. Mengingkari kebijaksanaan bahkan mengingkari ilahi rabbi.
Memberi peluang hidup bagi komunis atheis PKI.
Bogor, 12 Ramadhan 1438 H
0 notes
babakbelur ¡ 6 years
Text
Kisah dan Mukjizat Nabi Saleh AlaihisSalam Singkat
Pembahasan Artikel BabaKBeluR.com kali ini, Kisah Nabi Saleh Alaihis Salam Sebuah cerita islami penuh hikmah yaitu cerita nabi saleh Alaihis Salam Nabi saleh Alaihis Salam merupakan putra dari Ubaid bin jabir bin Tsamud. Kaumnya bernama Tsamud, ia adalah nama yang dibangsakan kepada nama kakeknya yang bernama Tsamud bin Air bin iram bin sam bin Nuh. Nabi Shaleh Alaihis Salam merupakan keturunan Nabi Nuh Alaihis Salam yang keenam. Tsamud menempati daerah yang semula ditempati oleh kaum Aad. Negeri itu telah kosong ditinggalkan oleh bangsa Aad.
Tsamud adalah nama suatu suku dan oleh sejarah dimasukkan bagian dari bangsa arab dan ada pula yang menggolongkan mereka ke dalam bangsa Yahudi. Mereka bertempat tinggal di suatu dataran bernama “Alhjir” terletak antara Hijaz dan Syam yang dahulunya termasuk jajahan dan dikuasai suku Aad yang telah habis binasa disapu angina taufan yang dikirim oleh Allah sebagai pembalasn atas pembangkangan dan pengingkaran mereka terhadap dakwah dan risalah Nabi Hud Alaihis Salam Cerita Nabi Saleh Alaihis Salam - Mukjizat pada Unta Cerita nabi saleh - Kemakmuran dan kemewahan hidup serta kekayaan alam yang dahulu dimiliki dan dinikmati oleh kaum aad telah diwarisi oleh kaum tsamud. Tanah yang subuh yang memberikan hasil berlimpah ruah, binatang-binatang perahan dan lemak yang berkembang biak, kebun-kebun bunga yang indah-indah, bangunan rumah-rumah yang didirikan di atas tanah yang datara dan dipahatnya dari gunung. Semuanya itu menjadi mereka hidup tenteram, sejahtera dan bahagia, merasa aman dari segala gangguan alamiah, dan kemewahan hidup mereka akan kekal bagi mereka dan makmur keturunan mereka. Kaum tsamud sama seperti kaum Aad yang tidak mengenal Tuhan. Tuhan mereka adalah berhala-berhala yang mereka dan puja, kepadanya mereka berqurban, tempat mereka minta perlindungan dari segala macam musibah dan mengharapkan kebaikan serta kebahagiaan. Mereka tidak dapat melihat atau memikirkan lebih jauh apa yang dapat mereka jangkau dengan panca indra. Nabi Shaleh Alaihis Salam merupakan nabi yang diutus Allah Subhanahu Wa Ta'ala kepada kaum Tsamud. Nabi Shaleh sendiri masih memiliki hubungan saudara dengan Tsamud, yaitu nasabnya sama-sama bermuara pada keturunan Sam bin Nuh. Silsilah lengkap Nabi Shaleh Alaihis Salam adalah sebagai berikut : Shaleh bin Abid bin Asif bin Masyih bin Abid bin Hadzir bin Tsamud bin Shaleh bin Arfakhsyad bin Sam bin Nuh. Sementara silsilah nabab Tsamud adalah : Tsamud bin Ad bin Irmi bin Shaleh bin Arfakhsyad bin Sam bin Nuh. Jadi Nabi Shaleh Alaihis Salam adalah keturunan dari Tsamud dan anak dari Abid. Sedangkan Tsamud adalah keturunan Ad, yang telah memiliki banyak keturunan anak dan cucu hingga membentuk suatu kaum atau suku yang dikenal dengan suku / kaum Tsamud. Setelah bencana yang menimpa kaum Ad seperti yang sudah dikisahkan pada Kisah Sejarah Nabi Hud Alaihis Salam dan Mukjizat Nabi Hud sebelumnya, maka keturunan kaum Ad yang tersisa akhirnya beriman kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Akan tetapi seiring dengan berlalunya waktu, setelah wafatnya Nabi Hud Alaihis Salam, iblis dengan segala tipu dayanya, perlahan tapi pasti kembali menggoda umat manusia. Hari demi hari datang silih berganti, umat manusia pun lahir dan mati. Setelah kaum ‘Ad, datanglah kaum Tsamud. Godaan iblis yang licik dan penuh tipu daya kembali berulang kepada keturunan ‘Ad yang kemudian dikenal dengan kaum Tsamud, dalam bentuk yang hampir sama. Kaum Tsamud yang awalnya menyembah Allah Subhanahu Wa Ta'ala secara perlahan kembali kepada kebiasaan jahiliyah mereka menyembah berhala. Kaum Tsamud tinggal di daerah Hadramaut, yaitu daratan diantara Yaman dan Syam (Syria). Kaum Tsamud sama seperti kaum ‘Ad sebelumnya, mereka diberi karunia oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala berupa ilmu pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan dalam hal beternak dan bercocok tanam. Oleh karenanya mereka dapat hidup makmur dan sejahtera di Hadramaut. Tak sampai disitu, mereka pun Allah limpahi karunia berupa kekuatan fisik yang tangguh. Mereka sanggup membangun gedung-gedung yang tinggi. Mengukir gunung-gunung hingga menjadi pemandangan yang indah menakjubkan. Mereka pun mampu membuat tebing-tebing gunung menjadi rumah-rumah yang indah dengan melubanginya dan memahatnya. Allah tidak akan membiarkan hamba-hamba-Nya berada dalam kegelapan terus menerus tanpa diutusnya Nabi untuk memberi penerangan dan memimpin mereka keluar dari jalan yang sesat ke jalan yang benar. Demikian pula Allah tidak akan menurunkan azab dan siksaan kepada suatu umuat sebelum mereka diperingatkan dan diberi petunjuk oleh-Nya degan perantara seorang yang dipilih untuk menjadi utusan dan rasul-Nya. Sunatullah ini berlaku pula kepada kaum Tsamud, yang kepada mereka telah diutuskan Nabi Saleh Alaihis Salam seorang yang telah dipilih-Nya dari suku mereka sendiri, dari keluarga yang terpandang dan dihormati oleh kaumnya, terkenal tangkas, cerdik pandai, rendah hati dan ramah-tamah dalam pergaulan. Oleh Nabi Saleh Alaihis Salam mereka dikenalkan kepada Tuhan yang sepatutnya mereka sembah dan puja, Allah yan maha esa, yang telah menciptakan mereka, menciptakan alam sekitar mereka, menciptakan tanah-tanah yang subur yang menghasilkan bahan-bahan keperluan hidup mereka, menciptakan binatang-binatang yang memberi manfaat dan berguna bagi hidupan mereka dan yang telah memberi mereka kenikmatan, kemewahan hidup dan kebahagiaan lahir dan batin. Tuhan Yang Maha Esa itulah yang harus mereka sembah dan bukan patung-patung yang mereka pahat sendiri dari batu-batu gunung yang tidak berkuasa memberi sesuatu kepada mereka atau melindungi mereka dari ketakutan dan bahaya. Nabi Saleh Alaihis Salam memperingatkan mereka bahwa ia adalah seorang dari mereka, terjalin antara dirinya dan mereka ikatan keluarga dan darah. Mereka adalah kaumnya dan sanak keluarganya dan dia adalah seketurunan dan sesuku dengan mereka. Ia mengharapkan kebaikan dan kebajikan bagi mereka dan sesekali tidak akan menjerumuskan mereka ke dalam hal-hal yang akan membawa mereka dalam kerugian, kesengsaraan dan kebinasaan bagi mereka. Ia menerangkan kepada mereka bahwa ia adalah pesuruh dan utusan Allah, dan apa yang diajarkan dan didakwahkan kepada mereka adalah adalah amanat Allah yang harus dia sampaikan kepada mereka untuk kebaikan mereka semasa hidup dan sesuah mereka mati di akhir kelak. Ia mengharapkan kaumnya mempertimbangkan dan memikirkan sungguh-sungguh apa yang ia serukan dan anjurkan dan agar mereka segera meninggalkan persembahan kepada berhala-berhala itu dan percaya beriman kepada Allah Maha Esa seraya bertaubat dan mohon ampun kepada-Nya atas dosa perbuatan syirik yang selama ini telah mereka lakukan. Allah Maha dekat kepada mereka mendengarkan doa dan memberi ampun kepada yang salah bila mereka memohon ampun dengan sungguh-sungguh. Terperanjatlah kaum nabi Saleh Alaihis Salam mendengar seruan dan dakwahnya yang bagi mereka mereupakan hal yang baru yang tidak diduga akan datang dari saudara atau anak mereka sendiri. Maka serentak ditolaklah ajakan Nabi Saleh Alaihis Salam itu. Nabi saleh memperingatkan mereka agar jangan menetangnya dan agar mengikuti ajakannya dengan beriman kepada Allah yang telah mengaruniai mereka rezeki yang luas dan penghidupan yang sejahtera. Diceritakan kepada mereka kisah kaum-kaum yang mendapat siksa dan azab dari Allah karena menentang rasul-Nya dan mendusktakan risalah-Nya. Hal yang serpa itu dapat terjadi atas mereka jika mereka tidak mau menerima dakwahnya dan mendengar nasihat, yang diberikan secara ikhlas dan jujur sebagai seorang anggota dari keluarga besar mereka dan yang tidak mengharapkan atau menuntut upah dari mereka atas usahanya itu. Ia hanya mennyampaikan amanat Allah yang ditugaskan kepadanya dan Allahlah yang akan memberinya upah dan ganjaran untuk usahanya memberi pimpinan dan tuntutan kepada mereka. Dari kaum Tsamud hanya beberapa saja yang mau menerima dakwah Nabi Saleh Alaihis Salam dan beriman kepada-Nya. Kaum Tsamud yang mau menerima dakwah nabi saleh Alaihis Salam terdiri dari orang-orang yang berkedudukan sosial lemah, sedangkan sebagian yang terbesar terutamanya mereka yang tergolong orang-orang kaya dan berkedudukan tetap berkeras kepala dan menyombongkan diri menolak ajakan Nabi Saleh Alaihis Salam dan mengingkari kenabiannya. Setelah gagal menghentikan usaha dakwah Nabi saleh Alaihis Salam dan dilihatnya ia bahkan makin giat menarik orang-orang mengikutinya dan berpikah kepadanya para pemimpin dan pemuka kaum Tsamud berusaha hendak membendung arus dakwahnya yang makin lama makin mendapat perhatian terutama dari kalangan bawahan menengah dalam masyarakat. Mereka menantang Nabi salah Alaihis Salam dan untuk membuktikan kebenaran kenabiannya dengan suatu bukti mukjizat dalam bentuk benda atau kejadian luar biasa yang berada di luar kekuasaan manusia. Nabi saleh Alaihis Salam sadar bahwa tentangan kaumnya yang menuntut bukti berupa mukjizat itu adalah bertujuan hendak menghilangkan pengaruhnya dan mengikis habis kewibawannya di mata kaumnya terutama pada pengikutnya bila ia gagal memenuhi tentangan dan tuntutan mereka. Nabi saleh membalas tentangan mereka dengan nenuntut janji dari mereka bila ia berhasil mendatangkan mukjizat, mereka akan meninggalkan agama dan persembahan mereka dan akan mengikuti Nabi Saleh Alaihis Salam dan beriman kepadanya.
Recommended Author
Sesuai dengan permintaan dan petunjuk pemuka-pemuka kaum Tsamud berdoa’lah Nabi Saleh Alaihis Salam memohon kepada Allah agar memberinya suatu mukjizat untuk membuktikan kebenaran risalahnya dan sekaligus mematahkan perlawanan dan tentangan kaumnya yang masih berkeras kepala itu. Ia memohon dari allah dengan kekuasaan-Nya menciptakan seekor unta betina dikeluarkannya dari perut sebuah batu karang besar yang terdapat di ssi sebuah bukti yang mereka tunjuk. Kemudian dengan izin Allah yang maha kuasa lagi Maha Pencipta terbelahlah batu karang yang ditunjuk itu dan keluar dari pertnya seekor unta betina. Dengan menunjuk kepada binatang yang baru keluar dari pertu batu besar itu berkalah nabi saleh kepada mereka : “Inilah dia untah Allah, jangan kamu ganggu dia biarlah ia mencari makanannya sendiri di atas bumi Allah ia mempunya giliran untuk mendapatkan air minum dan kamu mempunyai kirin untuk mendapatkan minum bagimu dan bagi ternakanmu juga dan ketahuilah bahwa Allah akan menurunkan azab-Nya bila kamu sampai mengganggu binatang ini” Kemudian berkeliaranlah unta di ladang-ladang memakan rumput sesuka hatinya tanpa mendapat gangguan. Dan pada saat giliran unta Nabi Saleh Alaihis Salam itu datang minum tiada seekor binatang lain berani menghampirinya. Hal ini menimbulkan rasa tidak senang pemilik-pemilik binatang itu yang makin hari makin merasakan bahwa adanya unta Nabi Saleh Alaihis Salam di tengah-tegah mereka itu merupakan gangguan. Dengan berhasilnya nabi saleh Alaihis Salam mendatangkan mukjizat yang mereka tuntut gagallah para pemuka kaum tsamud dalam usahanya untuk menjatuhkan kehormatan dan menghilangkan pengaruh nabi saleh Alaihis Salam bahkan sebaliknya, telah menambah tebal kepercayaan para pengikutnya dan menghilangkan banyak keraguan dari kaumnya. Maka dihasutlah oleh mereka pemilik-pemilik ternakan yang merasa jengkel dan tidak senang dengan adanya unta nabi saleh Alaihis Salam yang merajalela di ladang dan kebun-kebun mereka serta ditakuti oleh binatang-binatang peliharaannya. Cerita Nabi Saleh – Persekongkolan diadakan oleh orang-orang dari kaum Tsamud untuk mengatur rancangan pembunuhan unta nabi Saleh Alaihis Salam Dan selagi orang masih dibayangi oleh rasa takut dari azab ang diancam oleh Nabi Saleh Alaihis Salam bila untanya diganggu disamping adanya dorongan keinginan yang kuat untuk melenyapkan binatang itu dari atas bumi mereka, muncullah tiba tiba seorang janda bangsawan yang kaya raya menawakan dan menyerahkan dirinya kepada siapa yang dapat membunuh untuh nabi saleh Alaihis Salam Di samping janda itu ada seorang wanita lain yang mempunyai puteri cantik cantik menawarkan akan menghadiahkan salah seseorang dari puteri-puterinya kepada yang berhasil membunuh unta itu. Dua macam hadiah yang menggiurkan dari kedua wanita itu di samping hasutan para pemuka Tsamud mengundang dua orang lelaki bernama Mushadda’ bin Muharrij dan Gudar bin Salif berkemas-kemas akan melakukan pembunuhan untuk mendapatkan hadiah yang dijanjikan di samping sanjungan dan pujian yang akan diterimanya dari pada kafir suku Tsamud bila unta Nabi Saleh Alaihis Salam telah mati dibunuh. Dengan bantuan tujuh orang lelaki lagi bersembunyilah kumpulan itu di suatu tempat di mana biasanya dilalui oleh untah dalam perjalanannya ke tempat ia minum. Dan begitu untah-untah yang tidak berdosa itu berjalan, segeralah betisnya oleh Musadda’ yang disusul oleh Gudar dengan menikah pedangnya di perut unta. Dengan perasaan bangga pergilah para pembunuh untah itu ke ibu kota menyampaikan berita matinya untah nabi saleh Alaihis Salam yang mendapat sambutak sorak sorai dan teriakan gembira dari pihak musyirikin seakan-akan mereka kembali dari medan perang dengan membawa kemengangan. Berkata mereka kpada Nabi Saleh Alaihis Salam: “Wahai saleh! Untamu telah mati dibunuh, cobalah datangkan akan apa yang engkau katakan dulu akan ancamannya bila untah itu diganggu, jika enkau betul-betul termasuk orang-orang yang terlalu benar dalam kata-katanya” Nabi saleh Alaihis Salam menjawab : “Aku telah peringatkan kamu, bahwa Allah akan menurunkan azab-Nya atas kamu jika kamu mengganggu unta itu. Maka dengan terbunuhnya unta itu maka tunggulah engkau akan tibanya masa azab yng Allah telah janjikan dan telah aku sampaikan kepada kamu. Kamu telah menentang Allah dan terimalah kelak akibat tentanganmu kepada-Nya. Janji Allah tidak akan meleset. Kamu boleh bersuka ria dan bersenang-senang selama tiga hari ini kemudian terimalah ganjaranmu yang setimpal pada hari keempat. Demikianlah kehendak Allah dan takdir-Nya yang tidak dapat ditunda dan dihalangi” Ada kemungkinnan menurut ahli tafsir bahwa Allah melalui rasul-Nya Nabi Saleh Alaihis Salam memberi waktu tiga hari itu untuk memberi kesempatan, kalau-kalau mereka sadar akan dosanya dan bertaubat minta ampun serta beriman kepada Allah. Akan tetapi dalam kenyataanya dalam tempo tiga hari itu mereka tidak menyadari kesalahan dan bertaubat. Mereka bahkan mengejek nabi Saleh Alaihis Salam yang ditentangnya untuk mempercepat datangnya azab itu dan tidak usah menunggu waktu tiga hari lagi. Nabi saleh memberitahu kaumnya bahwa azab Allah yang akan menimpa di atas mereka akan didahului dengan tanda-tanda, yaitu pada hari pertama bila mereka terbangun dari tidurnya akan menemui wajah mereka menjadi kuning dan berubah menjadi merah pada hari kedua dan hitam pada hari ketiga dan pada hari keempat turunlah azab Allah yang pedih. Mendengar ancaman azab yang diberitahukan oleh Nabi Saleh Alaihis Salam kepada kaumnya, kelompok sembilan orang yang merupakan kelompok pembunuh unta mernacang pembunuhan untuk Nabi Saleh Alaihis Salam sebelum tibanya azab yang dianzamkan itu. Mereka mengadakan pertemuan rahasia dan bersumpah bersama akan melaksanakan rancangan pembunuhan itu di waktu malam, di saat orang masih tidur nyenyak untuk menghindari tuntutan balas darah oleh keluarga Nabi Saleh, jika diketahui mereka sebagai pembunuhnya. Rancangan mereka ini dirahasiakan sehingga tidak diketahui dan didengar oleh siapa pun kecuali kesembilan orang itu sendiri. Ketika mereka datang ke tempat Nabi Saleh Alaihis Salam untuk melaksanakan rancangan jahatnya di malam yang gelap gulita dan sunyi senyap berjatuhlah di atas kepala mereka batu-batu besar yang tidak diketahi dari mana datangnya dan yang seketika merebahkan mereka di atas tanah dalam keadaan tidak bernyawa lagi. Demikianlah Allah telah melindungi Rasul-Nya dari perbuatan jahat hamba-hamba-Nya yang kafir. Satu hari sebelum hari turunnya azab yang telah ditentukan itu, dengan izin Allah berangkatlah nabi saleh Alaihis Salam bersama para mukminin pengikutnya menuju Ramlah, sebuah tempat di palestina. Meninggalkan Hijir dan dan penghuninya, kaum tsamud habis binasa, ditimpa halilintar yang dahsyat beriringan dengan gempa bumi yang mengerikan. Pelajaran yang dapat kita ambil dari cerita nabi saleh di atas adalah dosa dan perbuatan mungkiar yang dilakukan oleh sekelompok kecil warga masyarkaat dapat berakibat negatif yang membinasakan masyarakat itu seluruhnya Dalam cerita nabi saleh ini lihatlah bahwa kaum tsamud menjadi binasa, hancur dan bahkan tersapu bersih dari atas bumi karena dosa dan pelanggaran perintah Allah yang dilakukan oleh beberapa gelintir orang pembunuh unta Nabi saleh Alaihis Salam Di sinilah letak hikmah perintah Allah agar kita melakukan amar makruf nahi mungkar. Karena dengan melakukan tiugas amar makruf nahi mungkar yang menjadi fardu kifayah itu, setidak-tidaknya kalau tidak berhasil mencegah kemungkiran yang terjadi dalam msayarakat atua lingkungan kita, kita telah membebaskan diri dari dosa menyetui atau merestui perbuatan mungkar itu. Bersikap pasif acuh tak acuh terhadap maksiat dan kemungkaran yang berlaku di depan mata bisa diartikan sebagai persetujuan dan penyekutuan terhadpa perbuatan mungkar itu. Akan tetapi seperti kaum ‘Ad sebelumnya, kaum Tsamud pun akhirnya menjadi takabur dan ingkar kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Mereka tidak mengenal tuhan selain berhala yang mereka sembah dan mereka buat sendiri serta mereka jadikan tuhan. Hukum yang mereka terapkan juga hukum yang bertentangan dengan kemanusiaan yaitu hukum rimba, siapa yang kuat dan berkuasa dialah pemenangnya. Perilaku hidup mereka sangat menyimpang jauh dari kebenaran dan kemanusiaan. Perbuatan-perbuatan mudharat yang mereka lakukan seperti hidup berfoya-foya, bermabuk-mabukan, berzina, dan lain-lain menjadi perilaku sehari-hari orang-orang kaya. Kejahatan terjadi di mana-mana dan penganiayaan serta perbuatan kasar serta zalim menjadi santapan harian bagi orang-orang yang lemah. Mereka diperlakukan sebagai budak dan tanpa kemanusiaan. Akibat perilaku kaum Tsamud inilah maka Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengutus Nabi Shaleh kepada mereka. Nabi Shaleh berkata kepada kaumnya: “Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)”. (QS. Hud: 61) Demikianlah kalimat yang senantiasa disampaikan para nabi dan rasul serta tidak pernah berubah sebagaimana kebenaran tidak pernah berubah. Kaum Tsamud sangat terkejut dengan apa yang Nabi Shaleh katakan. Melalui ayat tersebut Nabi Shaleh menyatakan bahwa tuhan yang mereka sembah selama ini tidak memiliki nilai yang berarti dan dilarang untuk mereka sembah serta memerintahkan mereka untuk hanya menyembah Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Nabi Shaleh dengan lemah lembut terus berdakwah kepada mereka siang dan malam. Beberapa bagian kecil dari kaum Tsamud beriman kepada Nabi Shaleh Alaihis Salam, terutama mereka yang berasal dari golongan yang lemah dan miskin yang saat itu posisinya cukup tertindas. Hal ini tentu saja semakin membuat golongan kaum tsamud yang kaya semakin ingkar. Dakwah Nabi Saleh cukup menggoncangkan masyarakat. Nabi Saleh terkenal dengan kejujuran dan kebaikan. Kaumnya sangat menghormatinya sebelum Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengutusnya dan memberikan wahyu padanya untuk berdakwah kepada mereka. Kaum Tsamud berkata: “Hai Shaleh, sesungguhnya kamu sebelum ini adalah seorang di antara kami yang kami harapkan, apakah kamu melarang kami untuk menyembah apa yang disembah oleh bapak-bapak kami? dan sesungguhnya kami betul-betul dalam keraguan yang menggelisahkan terhadap agama yang kamu serukan kepada kami”. (QS. Hud : 62) Dialog Nabi Shaleh dan kamu Tsamud dalam surat Hud 61-62 tersebut menggambarkan bagaimana besarnya ketidak percayaan dari kaum Nabi Shaleh atas ajaran yang disampaikan oleh Nabi Shaleh. Kaum Tsamud bahkan tidak menghiraukan apa yang disampaikan Nabi Shaleh. Mereka menganggap Nabi Shaleh gila, terkena sihir hingga kerasukan setan dan menjadikan omongannya ngawur. Mereka hanya akan mempercayai Nabi Shaleh apabila mampu menunjukkan tanda-tanda kenabiannya. Maka, Nabi Shaleh pun memohon kepada Allah untuk memberikan mukjizat. Baca Artikel Tentang Silsilah Kisah Nabi Zakaria Alaihissalam Lengkap DI SINI Related Keyword: kisah nabi shaleh, mukjizat nabi saleh kepada kaum tsamud, mukjizat nabi saleh adalah seekor, biografi nabi shaleh, kisah saleh, silsilah nabi saleh as, peristiwa penting nabi shaleh, ayah nabi saleh
Your Reaction:
BabaKBeluR.com : Jika Artikel ini Menarik dan Bermanfaat Silahkan Memilih Reaksi Terhadap Artikel ini. Bagikan Artikle ini Ke Social Media, Anda Juga Dapat Berdonasi Melalui: Paypal Dana hasil dari donasi akan digunakan untuk memperpanjang domain babakbelur.com - Terima kasih.
from Blogger https://ift.tt/2xVfT53 via IFTTT
0 notes
bukutaqin-blog ¡ 7 years
Photo
Tumblr media
#igreads #bookish #bookliciousmalang #bukutaqin #bookstagram #romancebooks #bibliophile #booklover #booktube . . Penulis, Aika Ranu Sastra Penerbit, Pelangi Sastra 182 Halaman . . 1// Bertha diperlakukan keji oleh suaminya. Maka dari itu, ia ke kota yang jauh dari rumah untuk menenangkan diri. Ternyata di kota ia tidak tahan godaan. Ia dihamili orang. ... . 2// Seorang perempuan cantik. Orang tuanya cerai. Sehingga ia hidup dengan kerja keras. Ada dua orang yang sukapadanya. Perempyan itu cuek. Perempuan tetap sendiri. Karena takut laki-laki yang terlihat baik, tapi ternyata jahat. Dia tetap sendiri. . . Apa-apaan ini.. Semua kisah menyiksa kepala dengan kisah cinta yang menyakitkan. Ketika mendengar kisah cinta, pikiranku biasanya akan terpaku pada cinta yang berakhir bahagia. Namun nyatanya kumpulan cerpen ini penuh dengan akhir yang tidak kalah menyakitkan pada tiap-tiap cerita yang diangkat. . Memang, yang namanya akhir sedih selalu menyiksa pembaca. Namun dibalik itu laksana memaksa pembaca untuk mengambil hikmah dari cerita dan memberi tahu kita untuk hati-hati dalam hidup. Agar jangan sampai hidup kita tidak menyenangkan. . Kumpulan cerpen ini cocok dibaca untuk orang-orang yang suka kisah cinta berpadu dengan kisah kemiskinan/kesengsaraan dan juga hikmah-hikmah bernuansa islamis. . Selamat membaca!
0 notes
arzariel19-blog ¡ 7 years
Text
Kisah cinta Ali bin Abi Thalib dan Fathimah az-zahra
Sebuah kisah datang dari putri Rasulullah, Fatimah Az-Zahra, dan Ali Bin Abi Talib. Pintu hati Ali terketuk pertama kali saat Fatimah dengan sigap membasuh dan mengobati luka ayahnya, Muhammad SAW yang luka parah karena berperang.
Dari situ, dia bertekad untuk melamar putri nabi. Lantas dengan tekun dia kumpulkan uang untuk membeli mahar dan mempersunting Fatimah. Malang, belum genap uang Ali untuk membeli Mahar, sahabat nabi abi Abu Bakar sudah terlanjur melamar Fatimah.
Hancur hati Ali, namun dia sadar diri kalau saingan ini punya kualitas iman dan Islam yang jauh lebih tinggi dari dirinya. Walau dikenal sebagai pahlawan Islam yang gagah berani, Ali dikenal miskin. Hidupnya dihabiskan untuk berdakwah di jalan Allah.
Namun mendung seakan sirna saat Ali mendengar Fatimah menolak lamaran Abu Bakar.
Tapi keceriaan Ali kembali sirna saat orang dekat nabi lainnya, Umar Bin Khatab meminang Fatimah. Lagi-lagi Ali hanya bisa pasrah karena dia tidak mungkin bersaing dengan Umar yang gagah perkasa. Tapi takdir kembali berpihak kepadanya. Umar mengalami nasib serupa dengan Abu Bakar.
Tapi saat itu Ali belum berani mengambil sikap, dia sadar dia hanya pemuda miskin. Bahkan harta yang dia miliki hanya ada satu set baju besi di sana ditambah persediaan tepung kasar untuk makannya. Kepada Abu Bakar As-Siddiq, Ali mengatakan, “Wahai Abu Bakar, anda telah membuat hatiku goncang yang sebelumnya tenang. Anda telah mengingatkan sesuatu yang sudah kulupakan. Demi Allah, aku memang menghendaki Fatimah, tetapi yang menjadi penghalang satu-satunya bagiku ialah kerana aku tidak mempunyai apa-apa.”
Abu Bakar terharu dan mengatakan, "Wahai Ali, janganlah engkau berkata seperti itu. Bagi Allah dan Rasul-Nya, dunia dan seisinya ini hanyalah ibarat debu-debu bertaburan belaka!“
Mendengar jawaban Abu Bakar, kepercayaan diri Ali kembali muncul untuk melamar gadis pujaannya saat teman-temannya sudah mendorong agar Ali berani melamar Fatimah.
Dengan ragu-ragu dia menghadap Rasulullah. Dari hadist riwayat Ummu Salamah diceritakan bagaimana proses lamaran tersebut.
“Ketika itu kulihat wajah Rasulullah nampak berseri-seri. Sambil tersenyum baginda berkata kepada Ali bin Abi Talib, ‘Wahai Ali, apakah engkau mempunyai suatu bekal mas kawin?”
“Demi Allah,“ jawab Ali bin Abi Talib dengan terus terang, "Engkau sendiri mengetahui bagaimana keadaanku, tak ada sesuatu tentang diriku yang tidak engkau ketahui. Aku tidak mempunyai apa-apa selain sebuah baju besi, sebilah pedang dan seekor unta.”
“Tentang pedangmu itu," kata Rasulullah menanggapi jawaban Ali bin Abi Talib, "Engkau tetap memerlukannya untuk meneruskan perjuangan di jalan Allah. Dan untamu itu engkau juga perlu untuk keperluan mengambil air bagi keluargamu dan juga engkau memerlukannya dalam perjalanan jauh. Oleh karena itu, aku hendak menikahkan engkau hanya atas dasar mas kawin sebuah baju besi saja. Aku puas menerima barang itu dari tanganmu. Wahai Ali, engkau wajib bergembira, sebab Allah sebenarnya sudah lebih dahulu menikahkan engkau di langit sebelum aku menikahkan engkau di bumi”. Demikianlah riwayat yang diceritakan Ummu Salamah r.a.
Setelah segala-galanya siap, dengan perasaan puas dan hati gembira, dan disaksikan oleh para sahabat, Rasulullah mengucapkan kata-kata ijab kabul pernikahan puterinya,
“Bahwasanya Allah SWT memerintahkan aku supaya menikahkan engkau Fatimah atas mas kawin 400 dirham (nilai sebuah baju besi). Mudah-mudahan engkau dapat menerima hal itu.”
Maka menikahlah Ali dengan Fatimah. Pernikahan mereka penuh dengan hikmah walau diarungi di tengah kemiskinan. Bahkan disebutkan Rasulullah sangat terharu melihat tangan Fatimah yang kasar karena harus menepung gandum untuk membantu suaminya.
Dan ternyata tak kurang juga yang dilakukan oleh Putri Sang Nabi, dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa suatu hari (setelah mereka menikah) Fathimah berkata kepada ‘Ali, “Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu. Aku pernah satu kali jatuh cinta pada seorang pemuda”
‘Ali terkejut dan berkata, “kalau begitu mengapa engkau mau manikah denganku? dan Siapakah pemuda itu?”
Sambil tersenyum Fathimah berkata, “Ya, karena pemuda itu adalah Dirimu” ini merupakan sisi ROMANTIS dari hubungan mereka berdua.
Kemudian Nabi saw bersabda: “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla memerintahkan aku untuk menikahkan Fatimah puteri Khadijah dengan Ali bin Abi Thalib, maka saksikanlah sesungguhnya aku telah menikahkannya dengan maskawin empat ratus Fidhdhah (dalam nilai perak), dan Ali ridha (menerima) mahar tersebut.”
Kemudian Rasulullah saw. mendoakan keduanya:
“Semoga Allah mengumpulkan kesempurnaan kalian berdua, membahagiakan kesungguhan kalian berdua, memberkahi kalian berdua, dan mengeluarkan dari kalian berdua kebajikan yang banyak.” (kitab Ar-Riyadh An-Nadhrah 2:183, bab4)
Namun itulah takdir, kita tak akan tau dengan siapa kita menempuh hidup kelak. Kita tau bahwa jodohmu cerminan dari dirimu. Ikhwahfillah menikah tak semudah mengatakannya, oleh karena itu perlu waktu yang lama untuk kita mempersiapkannya.
Dari kisah di atas kita tau, bahwa perlu bertahun-tahun bagi ali untuk memantaskan diri menjadi pendamping hidup Fatimah Azzahra, bahkan ali mencoba mengikhlaskan bila pada kenyataannya kelak Fatimah memang bukan jodohnya.
https://m.eramuslim.com/oase-iman/kisah-cinta-ali-bin-abi-thalib-da-fathimah-az-zahra.htm
http://abiummi.com/6-cerita-romantis-islami-di-zaman-rasulullah/
1 note ¡ View note
halallaku ¡ 7 years
Photo
Tumblr media
Assalamu'alaikum ayah bunda, Ini dia kawan baru kita, *Grand Hafiz Talking doll*, si boneka yang bisa berbicara, kini hadir bersama pasangannya, *Hafizah Talking doll* plus buku hard cover lux (202 halaman) yg akan membuat anak-anak kita lebih dekat dan mengenal 25 Nabi.. . Dilengkapi cerita-cerita Islami penuh hikmah serta game interaktif yg menarik!!! . Terdiri atas: 1 buah buku cerdas dan sholeh bersama hafiz dan hafizah 1 buah boneka hafiz / hafizah 1 buah remote control 1 buah kabel data & charger 1 buah buku manual 1 buah kartu garansi . _*Fitur hafiz doll:*_ - Murottal juz 1-29 (Qori dewasa) - Murottal juz 30 (qori anak-anak) - Kisah 25 Nabi&Rasul - Asmaul Husna - Lagu islami - Kosakata (inggris-indonesia-arab) - Kisah teladan / moral - Cerita dibalik alfabet (A-Z) - Games interaktif - Kisah hewan dalam Alquran - Doa-doa harian . _*New Fitur:*_ - Hafiz dan hafizah doll dapat berinteraksi tanya jawab satu sama lain  - Yuk kita Ngobrol (15 pertanyaan terprogram) . - Terhubung dengan aplikasi hafiz hafizah di smartphone (Google Play Store) . Info 📲08118885779 . #hafiztalkingdoll #hafizdollpromo #hafizahdoll #mainanedukasi (at Halallaku Bookstore)
0 notes