Tumgik
#cerita nabi untuk anak
arundayare · 1 year
Video
youtube
Meninggalnya Syaidah Aminah, dan Kondisi Rosululloh Bersama Kakeknya Abd...
0 notes
kaktus-tajam · 8 months
Text
Cara Terbaik Membalas Jasa Guru
Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh dr. Detty.. apa kabar dok? semoga dalam keadaan sehat dokter & keluarga🙏🏻
Terima kasih banyak inspirasi dokter selama ini, terutama percakapan dengan dokter di Melbourne saat 2019. Mungkin dokter lupa namun bagi saya sangat berkesan, sebagai murid yang saat itu sedang exchange namun berkesempatan berdialog bahkan jalan-jalan dengan dokter Detty.. belajar banyaak hal saat itu.
Saya hendak memberi kabar baik dokter, insyaAllah saya akan melanjutkan studi S2. Alhamdulillah saat ini sudah diterima di Harvard Medical School dengan beasiswa LPDP. Mohon doa restu dan nasehat dokter..
Setelah beberapa hari lalu mendapat letter of acceptance dari Harvard, aku mengabari beberapa guru dan dosen. Salah satu dosenku yang kuhubungi adalah dr. Detty Siti Nurdiati, MPH, PhD, SpOG(K).
Beberapa jam kemudian, ada pesan masuk.
Ternyata beliau sedang berada di tanah para Nabi, bumi yang diberkahi Allah. Tanah Syams: Palestina.
“MasyaAllah Tabarakallah. Saya merinding membacanya. Doa terbaik saya untuk dr. Habibah dari tanah para nabi yg diberkahi Allah, Palestina”
Beliau kemudian menambahkan:
Tumblr media
Aku yang jadi merinding.
Kilas balik ke 2019 ketika dirizqikan berjumpa beliau di Melbourne tanpa sengaja. Allah memang pembuat skenario terbaik. Saat jauh di negeri seberang justru bisa bertemu secara eksklusif, karena di kampus kami terpisah oleh kesibukan. Hanya dapat mengagumi Director of Cochrane Indonesia ini di kelas, saat lecture-lecture beliau.
"Dulu saya bela-belain menjadi asisten dosen untuk 3 departemen, demi menghidupi diri saat kuliah."
Sore itu, sambil menysuri St. Hilda Beach diiringi angin kencang, Allah mengajarkanku tentang kegigihan.
Kegigihan dr. Detty meniti pendidikan. Dengan latar belakang keluarga beliau yang kurang mampu, dokter Obgyn ini harus berjuang dengan beasiswa sejak bangku sekolah.. hingga S3.
Jadi asdos satu departemen aja berat, ini tiga. Batinku.
Setelah lulus menjadi dokter, beliau mendapat beasiswa dari Dikti untuk studi S2 di Swedia. Maka setelah menyelesaikan program wajib kerja 5 tahun sebagai obsgyn, beliau berangkat. Ternyata, setelah lulus.. beliau ditawarkan melanjutkan S3 oleh pemerintah Swedia.
Wah semangat sekali ya beliau sekolah terus.. MasyaAllah..
Awalnya beliau enggan karena harus meninggalkan anak-anak di Indonesia untuk periode waktu yang panjang. Namun berbekal ridha suami, beliau akhirnya mengambil tawaran tersebut.
Suami saya justru yang memotivasi saya. Kata suami saya: kesempatan tidak datang dua kali.
Alhamdulillah selama perkuliahan beliau diizinkan untuk pulang ke Indonesia dan menemui keluarga. Tidak hanya sekali, dua kali: 4x! dan itu semua dibiayai.
Beliau tersenyum sambil berkata,
Mungkin jarang yaa saat itu, ada seorang wanita, berjilbab pula, yang mau sekolah jauh-jauh (di tempat yang musim dinginnya -44 derajat Celsius).
Maka saya disekolahkan, tanpa harus ada tanggung jawab moral dan syarat mengabdi ke pemerintahan Swedia. Alhamdulillah.
Ternyata dengan niat yang baik, Allah mudahkan beliau mengikuti banyak courses di kota lain di Eropa (Geneva, London, dll.) secara cuma-cuma, selama studi S3 tersebut.
Kami terus mengobrol bahkan ketika di atas tram (kereta listrik di Melbourne). Aku sungkan dan canggung. Maklum, ini kali pertama aku belajar networking. Hehe. Apalagi dengan prestasi dr. Detty yang luar biasa. Minder sekali.
Namun.. beliau adalah dokter yang keibuan, rendah hati dan bersahaja. Terbukti dari hangatnya beliau menyimak cerita-cerita recehku tentang exchange hehe..
Wah, alhamdulillah ya dek masih muda sudah bisa dapat banyak pengalaman di luar negeri. Saya jadi ingat, pertama kali saya berangkat ke luar negeri. Saat itu saya kuliah semester 3. Saya diminta mewakili Indonesia untuk konferensi di Bangkok. Saat berangkat di bandara Adisucipto, saya diiringi seakan saya hendak berangkat haji.
dr. Detty tertawa mengenang ramainya keluarga dan dosen (dosen-dosen legendarisnya FK UGM) yang melepas kepergian beliau saat itu ke bandara. Memang di era tersebut, masih sedikit sekali orang Indonesia yang dapat berangkat ke luar negeri. Apalagi dengan ekonomi keluarganya saat itu.
Pertemuan itu membekas sekali. Aku terharu, juga tertampar. Ya Allah, banyak hal yang perlu kusyukuri. Banyak privilege yang Allah berikan padaku. Hari itu aku membatin, ingin mensyukuri nikmat ini dengan terus menuntut ilmu. Dengan terus mencari ladang amal yang bermanfaat untuk ummat. Hari itu terbersit di hati (dari Allah): semoga bisa bersekolah lagi, jika memang studi tinggi dapat meluaskan kebermanfaatan diriku.
Beliau satu dari sekian banyak guru-guru yang berjasa dalam hidupku.
Seorang kakak dulu mengingatkanku: jasa guru dan dosen tidak akan dapat terbayar,
Maka cara terbaik membalas jasanya adalah dengan mengamalkan ilmu yang diberikannya. Cara terbaik membalas jasanya adalah dengan mendoakannya. Doa agar Allah melipatgandakan kebaikan untuknya dan keluarganya.
Maka jika sekarang aku berdiri di titik ini, tidak lain dan bukan adalah akumulasi dari jasa banyak sekali manusia. Hanya Allah-lah yang dapat membalas kebaikan mereka, keikhlasan mereka.
Selamat terus bertumbuh, merely standing on the shoulders of giants.
-h.a.
Saya tidak pintar, namun saya dibiasakan dan dimudahkan mengamalkan satu amalan ketika saya belajar. Dari kecil, saya selalu belajar dalam keadaan berwudhu.
-dr. Detty Siti Nurdiati, MPH, PhD, SpOG(K)
Mohon doa untuk guru-guru kami..
46 notes · View notes
mamadkhalik · 4 months
Text
101 Cara Membebaskan Palestina
Sekadar membagikan apa yang ada di pikiran. Tak bermaksud menggurui, hanya ingin urun pikir dalam upaya pembebasan Palestina.
Sebelum mulai, kita dengerin lagu dulu biar semangat :
youtube
Cekidot :
1. Gerakan Sholat Subuh Berjamaah (GSJN)
Ada satu cerita yang cukup masyhur tentang sholat subuh. Alkisah seorang tentara israel setiap hari mondar-mandir di masjid saat subuh. Alasanya sederhana, kalau seandainya jamaah sholat subuh ramai seperti sholat jumat, maka kehancuran israel tinggal menunggu waktu. Mengerikan.
Bung Karno hanya butuh 10 pemuda untuk mengguncang dunia, umat Islam perlu menggalakan Gerakan Subuh Berjamaah untuk menghancurkan israel.
Tumblr media
2. Dekat Dengan Al-Quran
Brigade Izzudin Al-Qassam memberikan contoh yang nyata bahwa kemenangan yang gemilang berasal dari kedekatan dengan Al-Quran.
Anak-anak Gaza di bombardir sana sini tapi memiliki ketenangan yang luar biasa. Mereka rutin membaca dan setoran hafalan.
Rekomendasi konten Al-Quran yang ringan tapi asyik. Quranreview.
3. Belajar Sirah dan Sejarah
Kisah Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam adalah standar tinggi dalam beramal. Selanjutnya, kita perlu mendalami sejarah Islam dari masa ke masa untuk melengkapi gambaran dan pelajaran berharga bagi generasi selanjutnya.
Bisa dengerin podcast Ngaji Budaya Bang Amar
Bisa mampir Youtube Sirah TV Ustadz Asep Sobari
youtube
Kalau konten IG bisa ke Gen Saladin Bang Edgar Hamas.
4. Membumikan Adab dan Ilmu
Ust. Wido Supraha dalam sebuah forum online mengatakan, "Bagaimana Islam akan maju apabila kuliah zoom tidak oncam. Ini sederhana untuk menghormati dosen, guru, dan orang yang sedang bicara di depan forum" Perkataan itu singkat tapi menusuk di dalam hati.
Untuk memulai ini memang lama, bisa tipis-tipis membaca Ringkasan Ihya Ulumuddin atau Taskiyatun Nafs Said Hawwa. Selanjutnya perlu berguru dengan Ulama kredibel, bersanad secara tematik agar menambah experience yang nyata, karena mayoritas kita tidak terbentuk di lingkungan Pondok.
Perihal Ilmu, mengacu dari buku Model Kebangkitan Umat Islam, setelah selesai dengan taskiyatun nafs, kita perlu internalisasi dan eksternalisasi ilmu kepada masyarakat sebelum masuk ranah siyasah politik.
Untuk lebih jelasnya bisa mempelajari konsep Islamic Worldview dari Syed Naqib Al-Attas, Ustadz Hamid Fahmi Zarkasy, Asatidz Gontor-insists, Ust. Asep atau Intelektual Sosial Profetik pemikiran Prof. Kuntowijoyo.
5. Menghidupi Organisasi
Teringat perkataan dari senior, apa yang kita kerjakan di lembaga dakwah saat ini, jadikan sebagai bekal persiapan untuk naik ke level pengelolaan organisasi yang lebih tinggi. Ketika berada di puncak kepemimpinan, jadikan organisasi itu untuk memperjuangkan Islam dan Palestina.
Diksi menghidupi ini jangan dimaknai sempit tentang materi, tapi juga soal ide-ide terbarukan. Kita perlu mengakui lembaga seperti LDK, KAMMI mulai ketinggalan zaman untuk menjawab kebutuhan pemuda. Perlu adanya shifting pengelolaan tanpa meninggalkan ashalah dakwah kampus.
Aku rekomendasikan e-book dari activist class x FSLDK ini. Semoga terpantik.
6. Gerakan Boikot
Sebagai warga sipil biasa kita perlu mengkonsolidasikan kekuatan bersama dan gerakan boikot adalah solusinya. Saya menyarankan untuk fokus dengan gerakan boikot yang diinisiasi oleh BDS Movement. Mereka terstruktur, akademis, dan masif secara internasional. Banyak FAQ yang akhirnya menjawab pertanyaan kita. Untuk produk lain saya mengambil refrensi dari Bang Amar.
Follow akun BDS Indonesia
Podcast Refrensi Boikot oleh Bang Amar Risalah
7. Gunakan Gadgetmu
Saatnya kita FOMO dengan kebaikan. Saatnya kita nyampah di timeline untuk dapat Pahala. Saatnya kita sebarkan Palestina ke penjuru Followers kita. One Day One Palestine.
Rekomendasi bahan propaganda :
Flyers For Falastin
Paliclub
8. Yaudah Gerak Apa Aja Untuk Palestina
Intinya gerak aja. Ini posisinya israel udah nggak masuk akal. Bikin setiap agenda dikaitkan dengan Palestina. Hiking for Palestine, CFD for Palestine, Bookdate for Palestine, Run For Palestine, writing for Palestine (termasuk saya nulis ini)
Saatnya kita beraksi. Kaum rebahan, gen-z, alpha, milenial, k-popers, skena, senja, introvert, dan semua umat manusia di muka bumi.
***
Dari 101 cara, baru 8 yang bisa saya tulis, masih ada 93 lagi. Intinya, gemakan genderang pembebasa dan bersiap menjadi bagian pembebasan Palestina!
youtube
20 notes · View notes
gizantara · 7 months
Text
Penolakan
Ada cerita lucu dan menyentil dari anak ajarku. Dia anak kelas 8 dan disuruh buat laporan tentang bazaarnya, jadi kami kerjain lah bareng. Awalnya dirinci seperti biasa, kaya modalnya apa aja, pembagian tugas tiap anggota gimana, apa aja yang kejual, dan untungnya berapa. Sampailah kita ngerjain poin, "apa pengalaman paling berkesan?" Jawaban dia adalah,
"Jadi tau rasanya ditolak."
Gak ada penjelasan lain di kolom itu. Cuma satu kalimat yang kami isi. Sangat unik, asal ceplos, jujur, lucu, dan dewasa untuk ukuran anak seumurannya. Padahal aku nanya, "ada lagi?" Dan dia jawab, "enggak kak, udah itu aja." Singkat, padat, dan jelas.
Sementara itu, anak-anak seumuran dia, notabenenya bakal pada jawab pengalaman berkesannya mungkin saat dagangannya laris, saat denger review pembeli, saat untung sekian, saat menyiapkan dagangan, dll.
Dan respon anak itu tetap biasa aja saat ngejawab poin pengalaman ditolak itu. Nggak sedih, nggak kecewa, dan nggak kehilangan percaya dirinya. Dia juga nggak nyalahin temen-temennya yang minim kontribusi. Pas aku lihat poin kontribusi anggota kelompok, dia paling banyak tapi dia gak baper dan marah-marah ke anggotanya, beneran santuy. Padahal dagangannya cuma laku tiga biji dengan pendapatan kotor Rp30.000,00. Memang sih, aku lihat-lihat anak ini punya self awareness yang bagus untuk ukuran anak SMP. Vibesnya sama kaya Zoro yang mengatakan sesuatu tentang Luffy, "aku tak perlu percaya dia. Dia percaya diri sendiri."
Jadi keingetan ceramahnya Guru Gembul tentang Nabi Yunus. Konteksnya beda, tapi masih tentang penolakan.
Tumblr media
"Kalau kita merasa gagal, putus asa, marah, lalu pergi, maka di sanalah kita berdosa dan akan mendapat musibah. Maka kalau kita ingin mengenalkan sesuatu, mengajak kepada sesuatu, terbiasalah dengan penolakan, ketidaksukaan, kemarahan pihak lain." (Guru Gembul)
— Giza dan beberapa rangkaian hikmah dari kejadian sehari-hari, tontonan, dan bacaannya
18 notes · View notes
rubahlicik · 2 years
Text
Mylog : Sebelum berdoa
Beberapa minggu ke belakang, aink lagi di fase capek capek nya hidup..
Iya, seorang ayah/suami/lelaki juga bisa lelah meski ga fii sabilillah.
Kadang iri sama istri yang kalo mumet bisa ngomel, komplain panjang lebar biar separo bebannya ilang. Ada kebutuhan untuk didengarkan yang mesti disalurkan
Nah, otw menuju 6 tahun menikah aink baru ngeh kalo aink ga pandai komplain, atau menyuarakan problem. Mungkin karena aink liat bapak kali ya yang irit bicara, jadi ketika ada masalah apa gitu, ya diem diem aja.
Trus tadi pagi juga ngobrol sama istri soal anak pertama yang 'baik' ga rewel dan cenderung ga ekspresif, beda sama si bungsu. Aink jadi ovt, apa mungkin dia diem karena bingung menyuarakan kebingungannya?
Kayak aink,.
Aink baru banyak ngobrol ini itu tuh baru pas uda nikah aja, lumayan banget ada istri, bisa nanya ini itu. Meskipun masi sering bengongnya, tapi sekarang aink lebih sering minta pendapat.
Enaknya gimana,
Tips: carilah istri yang bisa mendengarkan, bukan yang cuma minta didengar
Kemarin, pas lagi nyari stok ***** di laptop, aink nemu mp3 lama kajiannya ust.hanan,. Bahasannya tentang menyikapi problema hidup termasuk menyikapi takdir yang ga sesuai harapan.
Gila juga sih, nyari ***** malah nyangkut ke kajian. Subhanallah, akhi, ini petunjuk ilahiah
Ust. hanan ngangkat kisah nabi musa vs firaun. Kebetulan, selain nabi yunus aink juga ngefans sama nabi musa. Kenapa? Karena doa nabi musa dalam alquran tuh banyak. Which means, ujiannya macem2, musuhnya juga elit, ga kaleng kaleng cerita hidupnya. Berdakwah di jaman penyihir lagi hits dan penguasa lokalnya uda berani ngaku ngaku Tuhan. GG emang nabi musa.
Anyway, yang jadi highlight adalah ketika nabi musa disuruh dakwah ke firaun,. Ternyata nabi musa ga minta tongkat sakti yang bisa jadi ular, atau beragam skill ulti yang kelak datang kemudian. Ternyata yang diminta pertama adalah
Tumblr media
Minta lapang dadanya, biar apa?
Biar apa pun yang terjadi ga banyak guncangan jiwanya. Lapang dada bukan berarti ga sedih, tapi bikin kita mampu menerima keadaan.
Beda,
Contoh dada yang ga lapang tuh ada di kisah nabi Yunus. Ketika mentok dakwah, dadanya ga mampu lagi menampung penentangan audiencenya, nabi yunus memilih pergi
Dan ujungnya dimakan ikan,..
Hidup ini emang susah, masalah ada aja dan ga bisa kita kontrol,. Yang diusahakan belum tentu dapet.
Takdir bisa aja ngetroll dengan sama sekali ga ngasih apa yang kita pengen. Padahal uda doa dan ikhtiar maksimal tapi,.
Tumblr media
Cuma dapet hikmahnya aja.
Disinilah pentingnya berlapang dada. Pada sikap manusia, pada Takdir Tuhan dan beragam persoalan yang ga kita punya solusinya.
Kita beruntung jadi umatnya nabi Muhammad,. Risalah uda beres, petunjuk uda lengkap.
Terkait permasalahan hidup, uda dijawab di surat Al Insyirah
Tumblr media
Ampe diulang, biar yakin banget kali yah. Cuman ya aink sebagai manusia kadang suka gegabah ketika baca surat ini.
Ya Allah, kesulitannya nampak dengan jelas, trus kemudahannya sebelah mana?
Ya balik lagi, tetap lapang dada meski belum liat kemudahan dalam himpitan kesulitan. Karena Kesenangan dan kesedihan ga bisa jadi patokan, hidup kita diridhoi Tuhan atau enggak
135 notes · View notes
mayweblue · 2 years
Text
gimana sih cara memperkaya diksi dan menemukan gaya menulis seperti aya?
Tumblr media
kayaknya, ada puluhan atau bahkan lebih pertanyaan semacam itu masuk ke halaman curiouscatku yang sekarang total inboxnya ada 712 unanswered questions. hampir tiap hari ada pertanyaan-pertanyaan yang tipenya sejenis. tapi aku, yang oon dan berjiwa pemberontak ini, jarang membalasnya. bukan karena aku gak suka berbagi ilmu, jawabannya justru karena: aku gak tahu formula yang tepat soal diksi dan gaya menulis ini. gak ada metode ilmiah yang aku bisa bagikan jadi aku takut kalau jawabanku malah seperti anak kecil yang meledek simply karena dia nggak tahu sebenernya isi kepalanya itu seperti apa.
to be fair, sekalipun aku akan dengan lantang bilang kalau aku adalah seorang amatir bahkan hingga sekarang, aku sudah menulis dengan konsisten sejak 2013. nyaris satu dekade. dan dalam kurun waktu itu, aku hampir tidak pernah berhenti menulis. sekalipun aku hanya memproduksi puisi yang luar biasa jelek, aku nyaris tidak pernah meninggalkan kesukaanku pada tulisan. bahkan, saat aku tidak menulis pun, aku tetap membaca sesuatu. memastikan kalau ada kata-kata yang aku ciptakan di kepala, sekalipun aku tidak mengeluarkannya.
tapi, apakah tulisanku langsung bagus? tentu saja nggak.
berikut adalah puisi yang aku tulis pada tahun 2013:
Tumblr media
tulisan ini ditulis oleh bocah yang baru masuk SMP. tidak paham komposisi puisi, tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk membuat puisi ini nyaman untuk dibaca. di kepalaku yang usianya 12 tahun saat itu, aku cuma menginginkan satu hal: menulis. dan, keinginan itulah yang sampai sekarang nggak pernah berubah. meskipun sudah banyak waktu berlalu.
setelah melalui proses perenungan yang panjang (tiga puluh menit), aku akhirnya merumuskan beberapa hal yang mungkin bisa aku bagikan. ini sama sekali tidak ilmiah. dan aku bukan nabi yang bisa membagikan ilmu atas dasar wahyu. apa yang aku tuliskan di sini adalah hasil menulis selama beberapa tahun—entah untuk kesenangan atau pekerjaan. nah, jawaban dari pertanyaan paling mendasar (yang dengan tidak cerdasnya aku jadikan judul), kurang lebihnya adalah begini.
1. membaca satu buku untuk menghasilkan satu paragraf
oke maaf, sebetulnya nggak seberlebihan itu. aku cuma nggak ngerti caranya bikin sub-judul. intinya, kamu harus membaca untuk bisa menulis. dan ini mutlak. paten. fardhu.
konsepnya seperti mengisi air menggunakan teko. teko adalah kepalamu, air di dalamnya adalah buku, dan tulisan adalah apa yang akan dikeluarkan teko itu. apapun yang keluar dari teko itu tergantung apa yang kamu isi di dalamnya. nggak mungkin teko kosong bisa mengeluarkan air, kecuali kamu dapat mukjizat.
sebelum menulis, aku sudah lebih dulu membaca. aku tergila-gila pada bacaan. bukungitis. dan aku berharap selamanya aku nggak usah disembuhkan supaya aku bisa selalu menulis.
keluargaku punya toko buku turun temurun yang sekarang sudah tutup total karena bangkrut. makanya, sejak brojol aku sudah terbiasa dengan eksistensi buku. mungkin setelah diazani, aku dibisikkan ayahku, "hei, baca anwar di umurmu yang keempat tahun."
dan aku sudah bisa membaca sejak umur tiga tahun. jangan-jangan betulan karena anwar.
buku-buku yang aku baca juga nggak terbatas buku fiksi aja. aku membaca koran, membaca kumpulan esai, membaca novel sains, membaca roman, membaca hikayat, dan membaca cerita stensil (meskipun aku tidak menyarankan yang ini karena aku benci deskripsi soal selangkangan pria; bikin mual).
sejak dulu, aku selalu dapat nasihat dari ayahku. bacalah buku bukan agar kamu pintar, melainkan agar kamu bijaksana. dan aku mengamini itu seperti seorang beragama yang tekun. tiap kali membaca, ada sistem di kepalaku yang secara otomatis memproses komponennya. seperti memeras jeruk, aku mengambil sarinya, mengonsuminya, mengolahnya dengan organ-organku. sebelum akhirnya, aku mengeluarkannya lagi. tidak dalam bentuk jeruk utuh. melainkan dalam bentuk deskripsi mengenai perasaanku setelah mengonsumsi jeruk, apel, kiwi, mengkudu, dan buah-buahan lainnya.
aku membaca dee lestari dan menyembah supernova seriesnya. aku juga membaca catatan pinggir goenawan muhammad secara religius, hampir-hampir menganggapnya kitab suci. aku membaca puisi-puisi dari indonesia yang jumlahnya banyak sekali. membaca anton chekov, sekali-kali, dan cerpen-cerpen kompas juga. tapi, aku merasa gaya penulisanku justru dipengaruhi oleh dee dan goenawan muhammad.
2. menulis adalah berbicara
oke, kali ini kita bicara diksi. meskipun dari sub-judul nggak ada diksi-diksinya, tapi inti dari pembahasan ini adalah soal pemilihan kata.
kamu tahu soekarno? proklamator kita itu terkenal dengan kemampuan orasi dan komunikasinya. nggak cuma kepada perempuan, tapi juga kepada nyaris seluruh lapisan masyarakat. meskipun ia pernah tersandung masalah ideologi, kemampuannya untuk mengurai suatu ilmu menjadi sesuatu yang mudah dipahami oleh semua orang bukan hal yang sederhana. nah, cara ini lah yang aku lakukan dalam pemilihan kata-kataku.
sekalipun aku tahu apa itu jentera, aku akan tetap menggunakan roda karena orang-orang lebih tahu yang kedua. menulis adalah tentang mengomunikasikan isi kepala kita agar pembaca mengerti. jadi, kunci yang paling penting dalam memilih diksi bukanlah 'apa kata ini cukup indah?', melainkan 'apa kata ini cukup dipahami?'
i have nothing against diksi indah tesaurus, tapi penggunaan diksi langka yang tidak pada tempatnya, menurutku, akan membuat kunci dari tulisan itu akan kabur. alih-alih mengerti, orang-orang justru akan pusing. bingung. dan pada akhirnya, dibaca hanya akan dibaca saja. tidak dimengerti.
aku selalu menempatkan pembacaku sebagai lawan bicaraku. aku sedang menatap matanya, aku sedang berbicara padanya, aku ingin dia mendengarkan dan memahamiku. makanya, aku akan mengatakan apa mauku dengan terus terang. sekalipun aku menggunakan metafora, aku akan memastikan apa yang aku katakan dipahami.
dan diksiku tetap indah. aku percaya diri mengatakan itu sekalipun tulisanku praktis tidak banyak menggunakan sinonim, tidak banyak menyamakan rima, tidak banyak menggunakan kata-kata asing.
sebagai contoh:
Tumblr media Tumblr media
dua tulisan itu, tidak banyak pakai metafora macam-macam. kamu akan langsung paham apa maksudku tanpa harus membuka tesaurus atau bahkan kamus. kata-kata yang dipakai umum. dikenali. dipahami. tapi, sekali baca, orang juga tahu itu bukan tulisan berita. kukira, ini adalah kunci dari keindahan itu sendiri: sederhana dan tahu diri.
jadi, harus kuakui, sebetulnya aku ini payah soal kekayaan diksi. yang aku lakukan adalah mengolahnya. menjadikan bahan itu-itu saja menjadi makanan enak yang bisa dikonsumsi siapapun.
saranku, hal yang paling efektif untuk memperkaya diksi adalah membaca buku-buku filsafat atau membaca esai goenawan muhammad. banyak penggunaan istilah dan penempatan kata yang berbeda daripada yang digunakan dalam buku fiksi populer. cara ini sangat membantu.
(dan bonus ilmu, kalau kamu sedang iseng mempelajari soal keberadaanmu sebagai manusia serta kehidupannya.)
3. menulis adalah memaafkan kenyataan
kamu bisa jadi siapa saja. kamu bisa punya sayap dan tiga belas penis kalau mau, di dalam tulisanmu. tapi, menuliskan kenyataan, yang terjangkau oleh seluruh panca indra kamu, adalah hal yang sudah harus bisa kamu lakukan sebelum kamu menghancurkan seluruh aspek di dalamnya.
bagiku, cara paling rendah hati untuk menjadi seorang penulis adalah dengan membuka mata lebar-lebar. kejujuranmu mendeskripsikan susu akan menyelamatkan seorang bayi yang alergi. makanya, proses spiritual yang menurutku perlu dilalui seorang penulis, adalah dengan peka terhadap hal-hal di sekeliling kita.
gunakan empati ketika bercerita. pakai panca indramu. pakai hatimu. pakai kepalamu. pakai semua yang ada pada dirimu, dan kamu telah menuliskan kenyataan, sekaligus memaafkannya.
aku melakukannya dengan mengajak bicara tukang bengkel yang membetulkan motorku. menggunakan transportasi umum sambil menebak-nebak isi kepala mereka. aku juga sesekali melancong, kalau sedang punya duit dan waktu. bertemu orang asing dalam perjalananku, mendengarkan cerita-cerita mereka, lalu menuliskan kembali. versi mentahnya (yang tidak diedit dan diromantisir), bahkan bisa dibaca di akun tumblrku. bagiku, melihat kenyataan akan membuat kita paham kalau cerita itu tidak lahir begitu saja. ia lahir dari kehidupan yang terdistorsi, sebagaimana yang dilakukan saintis maupun filsuf, penulis juga mengabadikan rahasia-rahasia yang ada di alam semesta, dengan menggunakan kata-kata.
4. menulis itu harus interdisipliner
aku mempelajari banyak hal. agama, filsafat, sains, sastra, dan semua yang terjangkau untuk menghasilkan sebuah tulisan. di hadapan ilmu, aku selalu menempatkan diri dalam posisi begitu kecil. aku tidak tau apa-apa dan aku harus mencari tau.
dan sejujurnya, tidak ada yang lebih seksi daripada menuliskan backgroundmu sendiri. jadi, kalau kamu malas belajar ilmu lain, pelajarilah hal-hal yang sudah kamu pelajari. mungkin kalau dulu kamu cuma tahu kalau bernapas itu menggunakan oksigen, sekarang kamu cari tau bagaimana proses hingga oksigen itu terhirup. versi mendetail dan mendalam. biasanya, makin kita mencari, makin kita sadar kalau banyak sekali hal yang tidak kita tahu. dan aku suka perasaan itu. perasaan lapar ketika mencari, perasaan tidak sabar untuk menuliskannya kembali.
sekian.
iya, betulan sudah selesai. aku hanya punya empat tips dan aku ragu apakah bisa diterapkan. meskipun demikian, semoga apa yang aku pelajari selama beberapa tahun ini bisa jadi hal yang bermanfaat untuk kamu-kamu semua yang membaca ini.
pada akhirnya, yang paling penting dari menulis, sebetulnya adalah konsistensi. sebab keempat hal tadi tidak mungkin dilaksanakan dalam waktu satu bulan saja. aku bahkan butuh satu dekade untuk memahami empat. yang harus stagnan itu keinginan kita untuk selalu menulis. makanya, aku yakin, dalam tahun-tahun berikutnya, akan ada banyak hal yang berubah dan berbeda dalam aspek-aspek pendukungnya. karena kita manusia harus selalu belajar.
seperti, ketika kita tidak menemukan sesuatu di kolom pencarian twitter; kadangkala itu cuma kesalahan teknis yang bukan kesalahan kamu. dan yang bisa kita lakukan cuma satu, 'kan?
coba lagi.
81 notes · View notes
arinailma · 6 months
Text
Katanya, sebagai seorang "yang katanya anak lembaga dakwah" belum bisa dikatakan siap berdakwah sampai ia bisa santai dalam melihat kemaksiatan. Loh kan, bingung kan
Sebenarnya aku masih memproses kalimat ini sih. Barangkali dengan nulis disini jadi semakin terbuka pikiran saya. Sependek pengetahuan dan pengalamanku berkecimpung di yang katanya lembaga dakwah ini, mungkin intinya adalah pola pikir dan sudut pandang kita yang jangan terburu-buru untuk menghakimi perbuatan seseorang. Ya perbuatan dalam konteks buruk berati ya kalau dihakimi, mah.
Inget kisah Nabi Musa dan Bani Israil nggak? Waktu itu daerah mereka kering kerontang, kemarau panjang. Sampai pada satu titik bani israil minta ke Nabi Musa buat doa sama Allah agar diturunkan hujan. Nabi Musa bilang, Allah gaakan turunkan hujan kecuali semua umatnya ini bertaubat. Akhirnya bani israil kayak memperbaiki hubungan mereka sama Allah. Tapi setelah proses itu masih aja belum diturunkan hujan. Akhirnya satu bani ini dikumpulkan jadi satu lingkaran. Nabi Musa bilang kalau salah satu di antara umatnya masih ada yang ahli maksiat. Tanpa menyebutkan siapa dan apa jenis kemaksiatannya. Jadi rame tu kan, satu bani bisik-bisik, nebak-nebak siapa ahli maksiat yang belum bertaubat itu, yang karena dia hujan jadi ga turun-turun. Ya namanya hati manusia, kalau sama kemaksiatan fitrahnya pasti gaakan tenang. Akhirnya, di tengah-tengah ricuhnya umat yang jadi pada kesel gajelas, tiba-tiba hujan turun. Tandanya apa? Tandanya ahli maksiat yang tadi dibilang Nabi Musa belum bertaubat akhirnya bertaubat pada saat itu juga.
Kan, kita tu siapa sih? Cuma manusia aja loh. Tapi lagaknya udah kek Tuhan yang punya tupoksi untuk menghakimi. Bahkan kalau dari cerita itu aja ya, Allah tu sesayang itu loh sama hambanya. Sampai-sampai ahli maksiat yang disebut Nabi Musa aja ga kesebut siapa orangnya dan apa jenis maksiatnya. Ya karena urusan taubat ga taubat itu kan urusan hati ya, yang tau cuma Allah sama hambanya yang bersangkutan. Allah tutup aib hambanya. Allah percaya kalau hambanya pasti akan kembali pada-Nya, kembali ke jalan yang lurus.
Allah ga pernah nyerah sama hamba-Nya
Seringkali aku juga ngerasa terlalu cepat memandang buruk seseorang. Padahal, setelah berasumsi menjadi yang dipandang buruk, juga gaenak kan rasanya. Seolah-olah satu dunia tau sedalem-dalemnya kesalahan kita, seolah-olah semua orang mandang kita dengan jijik. Seolah-olah kita jadi orang paling pendosa di muka bumi. Seandainya beneran ada satu orang lagi ada di kondisi ini, dan dapet respon dari lingkungannya yang begini, ga heran juga sih kalo orang ini jadi kepikiran buat mati aja.
Balik lagi ke yang katanya di lembaga dakwah. Kalo kata sesepuh, dakwah adalah cinta. Semua yang dilakukan di jalan dakwah, dari memperlakukan seseorang sampai membuat keputusan dan kebijakan, semuanya pakai cinta. Termasuk dalam memberikan treatment ke oknum yang mungkin nantinya ada di lingkar terdekat kita yang terjebak dalam situasi sulit. Jadi santai aja ya. Jangan sampai respon kita justru makin buat orang lain semakin jauh dari sebelumnya. Hati-hati dalam menentukan langkah. Kadang niat boleh aja baik, tapi pengantar dan cara komunikasi kita yang keliru bisa bikin orang lain salah baca kebaikan niat kita. Terus belajar, rin.
Insight Upgrate 1 || Ahad, 31 Maret 2024
4 notes · View notes
haluanmalam · 4 months
Text
Milal Wa Nihal
Mempelajari atau belajar tidak semudah dengan apa yang kita lihat ternyata. Contohnya pelajaran Milal Wa Nihal ini, pelajaran yang membahas tentang agama dan keyakinan yang ada didunia. Di tahun pertama, saya yang minim akan sejarah harus bergelut dengan materi yang sangat amat berat, yaitu sejarah agama Mesir kuno begitu juga di bab setelahnya membahas tentang kepercayaan Hindu.
Mesir yang memiliki banyak nilai sejarah dalam agama Islam ternyata sebelumnya juga memiliki kisah yang amat sangat menarik. Dimana orang Mesir memiliki kepercayaan atau menyembah dewa. Dewa yang biasanya kita lihat di film anak-anak atau dibuku cerita mereka, ternyata memang benar adanya. Contohnya dewa Ra atau disebut dengan dewa matahari, dewa yang menurut mitologi mereka memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.
Ditahun keempat ini ternyata pelajaran Milal Wa NIhal masih ada. Kita yang mengambil Jurusan Tafsir mengira kalau pelajaran itu hanya cukup untuk yang jurusan Akidah Filsafat saja. Al hasil ujian tadi sempat dibuat kewalahan dengan materinya, kali ini membahas tentang agama samawi (Yahudi dan Nasrani)
Dimulai dengan membahas agama Yahudi, mengetahui darimana kata yahudi itu berasal kemudian dilanjutkan tentang Bani Israil, perjalanan Nabi Ibrahim, Nabi Ya'kub, Nabi Musa hingga turun kitab Taurat sebagai pedoman pada masa itu sebelum akhirnya banyak yang dirubah bagian isinya.
Setelah itu pindah kepada agama Nasrani, dimulai dari kisah Ali Imran yang memiliki anak Maryam yang kemudian hamil tanpa sentuhan dari seorang laki-laki dan lahirlah Nabi Isa yang merupakan sebuah tanda kekuasaan Allah. Ulama menyebutkan beberapa hikmah lahirnya Nabi Isa tanpa seorang ayah, salah satunya adalah sebagai bukti kekuasaan bahwasanya Allah pencipta seluruh Alam ini bahkan tanpa hukum kausalitas.
Sebenarnya pelajaran ini cukup seru, tapi mungkin karena belajarnya hanya sehari jadi kurang menikmati setiap kisahnya. Jadi teringat pada Imam Nawawi yang mana beliau bisa belajar sampai 12 bidang ilmu dalam sehari. Ya Allah pengen kecanduan belajar.
Cairo, 2 Juni 2024
4 notes · View notes
arundayare · 1 year
Video
youtube
sejarah bangsa arab
History of the Arabs
1 note · View note
kaktus-tajam · 5 months
Text
Rumah yang Dibangun Dua Nabi
Ayat pada surat Al-Kahfi yang sangat membekas di hati, adalah ayat tentang anak yatim yang ditinggal wafat oleh orang tuanya yang shalih.
Allah swt. berfirman dalam QS. Al-Kahfi [15]: 82,
وَأَمَّا الْجِدَارُ فَكَانَ لِغُلَامَيْنِ يَتِيمَيْنِ فِي الْمَدِينَةِ وَكَانَ تَحْتَهُ كَنْزٌ لَهُمَا وَكَانَ أَبُوهُمَا صَالِحًا فَأَرَادَ رَبُّكَ أَنْ يَبْلُغَا أَشُدَّهُمَا وَيَسْتَخْرِجَا كَنْزَهُمَا رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ وَمَا فَعَلْتُهُ عَنْ أَمْرِي ذَلِكَ تَأْوِيلُ مَا لَمْ تَسْطِعْ عَلَيْهِ صَبْرًا
Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang Ayahnya adalah seorang yang saleh, Maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu; dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya.
Suatu hari Ustadz Budi Ashari bercerita, kendati pun iman tidak diwariskan, kisah tentang anak yatim di surat Al-Kahfi ini menarik.
Rumah anak yatim ini, dibangun oleh 2 Nabi Allah: Nabi Musa as. dan Nabi Khidir as.
Bayangkan, rumahnya dibangun oleh dua orang utusan Allah. Dua orang terbaik yang membawa risalah!
Sementara bandingkan dengan rumah kita.
Apakah tukang yang membangunnya melaksanakan shalat? Apakah tukang yang membangunnya beriman?
Lantas apa kuncinya? Mengapa anak yatim ini dijaga oleh Allah?
Ternyata jawabannya terletak pada keshalihan orang tua.
Tenang saja. Pasti Allah jamin.
Ibnu Ajibah dalam tafsirnya mengutip perkataan Muhammad bin al-Munkadir:
إن الله تعالى ليحفظ بالرجل الصالح ولده، وولد ولده، ومَسربته التي هو فيها، والدويرات التي حولها، فلا يزالون في حِفْظِ الله وستره
Sungguh, sebab keshalihan seseorang, Allah swt. akan menjaga anaknya, cucunya, kerabatnya dan lingkungan sekitarnya. Mereka senantiasa dalam perlindungan dan penjagaan Allah
Aku mengkristalkan konsep ini ketika November 2023 dipertemukan rombongan Sirah Community Indonesia (SCI) di Jogja. Singkat cerita, niat awalku datang karena ingin dengar kajian langsung dari Ustadz Asep Sobari. Tapi masyaAllah malah berjumpa seorang sahabat dari orang tuaku di rombongan Ustadz dari Jakarta itu. Akhirnya aku bisa ikut duduk dengan rombongan SCI. Diperlakukan dengan amat ramah. Banyak diskusi dengan beliau, bahkan tidak sekali dua kali malu karena dipuji-puji beliau. Aku malu.
Di sisi lain aku menangis dalam syukur. Karena aku sadar, ini juga buah dari kebaikan ayah dan ibu yang aku rasakan. Karena lingkaran kebaikan yang mereka upayakan.
Aku bersyukur ayah dan ibu telah memberi teladan dalam dakwah. Di usiaku SD, ikut menyaksikan ayah dan ibu dalam komunitasnya. Tidak jarang ikut pergi safari dakwah ke beberapa tempat. Wallahu’alam.. Dulu sih aku bosen, bete, dan tidak paham. Haha. Tapi ternyata kenangan itu menjadi memori yang hidup. Dan menoreh visi yang serupa.
Alhamdulillah, di serba ketidakidealan lingkungan pertumbuhan saat itu, Allah telah hadiahkan kebaikan di baliknya. Toh sempat berpisah lama, akhirnya ayah dan ibu juga kembali bersama.
Oh ya. Malam ini tak sengaja terlintas tulisan seorang prestatif yang ternyata seorang piatu. Ia menulis tentang ibunya, kebaikan ibunya, kehebatan ibunya. Sosok yang akhirnya menjadi moral kompas dalam hidupnya. Sampai di satu titik, ia menjaga dirinya karena rasa cinta dan malunya pada ibunya. Mengingatkanku pada Nabi Yusuf as. yang ketika hampir terjerumus dalam zina, Allah tampakkan wajah ayahnya, Nabi Yaqub as. Dan wajah itulah, yang membuatnya juga sadar dan malu.
Malam ini aku merenung. Aku ingin berterima kasih pada tulisan sederhana yang ternyata amat menarik simpul tali hati. Alangkah kurang bersyukurnya diri ini.
Di usia genap 26 tahun ini, aku ingin memberikan doa. Atas segala kebaikan yang tertuang di laman ini, atas segala upaya kebaikan di kehidupan ini.. semuanya untuk ayah, semuanya untuk ibu. Ya Allah muliakanlah ayah ibu, tinggikanlah derajat ayah ibu di sisi-Mu.
Aku bukanlah siapa-siapa, tanpa ayah dan tanpa ibu. Mudahkanlah aku, menghabiskan sisa waktuku untuk bakti pada mereka.
-h.a.
18 notes · View notes
rinoa-posts · 10 months
Text
Isam..
Alhamdulillah..
Perjalanan Umrah dan Ziarah pada Nopember 2023 atau Awal Jumadil Ula kali ini banyak memberikan kesan dan cerita seru..
Salah satunya keluarga Isam.. Isam adalah anak dari Pak Nur Cholis, yang baru Saya kenal di Bandara Soetta.. Beliau berangkat Umrah dengan keluarganya (istri beliau dan 2 anak yang bernama Ziham dan Isam).
Karena judulnya udah namanya Isam, maka kisah ini tentang cerita Isam.. yg lain skip dulu yaa...
Isam adalah anak yang sangat supel, aktif, ceria, dan lucuuuuu.. kira2 seusia anak kelas 1 SD memang lagi lucu-lucu nya, lagi aktif-aktifnya.. wes.. dialah artisnya dalam rombongan jemaah kami.. karena dia yg paling mencuri dan mencari perhatian semuanya.. he-he-he..
Kadang muncul tiba-tiba, kadang hilang tiba-tiba, tapi tetap dalam perimeter kendali yang aman.. Alhamdulillah..
Kisah uniknya..
Isam sama Papahnya, Thawaf di sekitar Ka'bah Baitullah, percakapan Ayah-Anak ini terjadi ketika sedang dalam menyelesaikan putaran thawaf..
Dengan semangat dan rasa ingin taunya Isam bilang ke Papahnya: "Pah.. Pengen Hijir Ismail!!" dengan semangat Papahnya Isam merealisasikan keinginan Isam, anaknya.. Isam pun bahagianya..
Next: "Pah.. Pengen ke Maqam Ibrahim..!!"
Walaupun cukup padat Sang Ayah pun ikut memutar ngikutin arus tawaf dan menepi mendekati Maqam Ibrahim, akhirnya Isam pun dapat melihat jejak kaki Nabi Ibrahim AS. Isam bahagia dan tersenyum bangga...
Namun pandangan Isam berfokus pada kepadatan dan cowded nya sisi Hajar Aswad lalu berkata ke Ayahnya: "Pah.. Batu Syurga!!" Melihat fakta yang tak kondusif untuk kesana, Papah Isam tak bisa mengabulkan keinginan Isam.. Alhasil Isam menangis 😭😭 balik dari Thawaf karena gak bisa ke Batu Syurga..
Tangisannya mengundang empati, banyak tangan yg digerakkan Allah untuk menghibur anak bocah ini..
Al hasil.. Isam banyak dapat 'berkat' berupa Roti, cokelat, kurma, dll dari jama'ah yang melihatnya..
Isam pun senang dan bahagia..
Banyak pelajaran dari kisah ini.. salah satunya:
Kadang kita hanya fokus pada keinginan, sehingga terus menangisi keadaan, padahal yang terjadi sedang dihadapi itulah yang paling aman, paling baik untuk kita, dan kita harus teliti bahwa dibalik tidak tercapainya keinginan kita, Allah pasti sudah beri berkah dan kebaikan-kebaikan yang sangaaaaatlah banyak.. maka itulah yang sungguh membahagiakan apabila kita mau bersyukur..
"Wali-wali Allah itu tidak takut/khawatir dan tidak bersedih hati/berputus asa"
Mari bahagia selalu.. syukuri segalanya..
Alhamdulillah bini'matihi tatimussalihat..
Alhamdulillah 'ala kulli haal..
Laa hawla walaa quwwata Illa billah..
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
5 notes · View notes
dianyunipratiwi · 7 months
Text
Malu karena Merasa Tertinggal dan Merasa Menjadi Produk Gagal
Bagaimana rasanya ketika ditanya kerja di mana? Sementara kita belum mendapatkan pekerjaan.
Bagaimana rasanya ketika ditanya sudah lulus kuliah? Sementara kita masih berjuang menyelesaikannya.
Bagaimana rasanya ketika ditanya biodata diri dan suami? Sementara kita belum menikah.
Bagaimana rasanya ketika ditanya anaknya umur berapa? Sementara kita belum memiliki anak.
Mungkin ada dari kita merasa biasanya saja dengan basa-basi seperti itu karena sudah menerima kondisi diri. Namun, mungkin ada yang merasa malu dengan berbagai alasan.
***
Pada suatu hari, di sebuah chat grup komunitas baru yang semuanya berisi akhwat, sang admin meminta para anggota grup untuk menuliskan biodata lengkap, beserta nama suami dan anak-anak.
Ada yang menarik dari perkenalan tersebut. Beberapa anggota yang belum menikah enggan menuliskan tahun lahir, termasuk saya. Tebakanku karena rata-rata umur mereka sudah termasuk umur terlambat menikah dalam stigma masyarakat. Sedangkan untuk single yang masih mudah, mereka dengan mudah menuliskan tanggal lahir.
Aku sendiri pun saat itu merasa enggan untuk menuliskan tanggal lahir karena merasa malu belum menikah. Merasa menjadi produk gagal. Lalu dari sini, aku jadi berkontemplasi dan mempertanyakan "mengapa merasa malu?", "Apa yang sebenarnya membuatku merasa malu?", "apakah memang perlu merasa malu?"
Dari pertanyaan-pertanyaan itu, akhirnya aku mempunyai jawaban untuk memperkuat kestabilan emosi diri sendiri. Kita seharusnya tidak perlu merasa malu atas sesuatu yang belum dimiliki atau dicapai, entah itu dalam masalah jodoh, pekerjaan, kelulusan, anak dan berbagai hal-hal duniawi lainnya. Belum memiliki apa yang kita inginkan atau belum mencapai yang pada umumnya sudah dicapai oleh kebanyak orang, bukanlah berarti kita adalah produk gagal. Cobalah mengubah kacamata kita dengan kacamata akhirat, bukan hanya dengan kacamata duniawi.
Dalam hal jodoh atau anak misalnya. Lihatlah Bunda Maryam! Ia adalah wanita mulia yang dijanjikan surga, tetapi sejauh cerita yang kita tahu beliau memiliki anak tanpa pasangan hidup. Lihatlah, Aisyah! Beliau tetap wanita mulia yang berkontribusi besar untuk pengetahuan tentang Islam. Ia tetap mulia walau tanpa anak. Lihatlah Asiyah! Beliau juga wanita yang dijanjikan surga walau memiliki suami yang buruk.
Dalam hal pencapaian atau ilmu. Lihatlah Nabi Nuh! Beliau tetap mulia walau pengikutnya hanya sedikit. Lihatlah Rasulullah! Beliau tetap dipercaya oleh Allah untuk mengajarkan wahyu walau ia sebelumnya tidak bisa membaca dan menulis.
Jadi yang ingin aku katakan untuk diriku sendiri dan teman-teman yang membaca tulisanku. Belum mencapai standar yang orang-orang sudah capai pada umur saat ini bukanlah berarti kita produk gagal. Selama kita berupaya untuk tetap berada di jalan Islam dan berupaya menjadi hamba-Nya. Berupaya beramal dan segera bertobat jika salah, kita tetap memiliki kesempatan menjadi orang derajat tinggi.
Kita menjadi produk gagal, ketika kita gagal menjadi hamba yang sesuai tujuan penciptaan.
Semoga bermanfaat.
3 notes · View notes
fazalisans · 5 months
Text
Kapan Nikah?
Iya. Entah kenapa pertanyaan ini jadi lebih sering terdengar akhir-akhir ini. Dari orang tua, saudara, nenek, uwak, bibi, tapi untungnya teman-teman nggak ikutan nanya (karena satu pikiran dan senasib juga kali ya ehehe). Mungkin karena sudah pertengahan 25, dan kebanyakan dari mereka sudah menikah di umur segitu. Ibu pernah bilang, "kalau bisa disegerakan, kenapa harus ditunda? ibu juga nikah umur 26, berarti kamu tahun depan". Ya bukannya gak mau, masalahnya emang belum nemu yang cocok aja.
Karena ditanya terus, jadi mulai kepikiran lagi, apa emang udah waktunya ya? Tapi kayaknya belum deh. Kenapa harus buru-buru banget? Mau kemana sih emangnya?
Buat manusia yang overthinking macam aku, jangankan menikah, memutuskan buat memulai hubungan sama seseorang aja perlu pertimbangan panjang. Bukannya gak mau, tapi sepertinya memang ada banyak ketakutan dalam diriku sendiri. Mungkin karena terlalu banyak melihat pengalaman orang-orang terdekat dan kasus-kasus di sosial media (yang tiap hari ada aja cerita aneh nya), sadar atau nggak, membuatku semakin sulit untuk bisa percaya sama seseorang. Apalagi untuk dijadikan teman hidup dalam waktu yang panjang.
Kalau ditanya maunya yang kayak gimana, sebenarnya semakin hari sepertinya aku juga semakin paham aku butuh orang yang kayak gimana, sampai-sampai bikin list kriteria pasangan yang panjang (dan mungkin bakal terus bertambah).
Sepupuku pernah bilang, "wah susah kalau mau nyariin buat faza mah, standarnya tinggi banget". Ucapan itu bikin aku mikir panjang, emang iya ya standarku ketinggian? Perasaan, aku juga gak muluk-muluk deh. Gak menuntut harus yang ganteng banget, kaya raya dan punya speknya kayak nabi juga.
Semua kriteria yang aku tulis juga bukan tanpa alasan. Peduli dengan kesehatan tubuh sendiri. Bukan peminum dan perokok, karena dua hal itu memang merusak tubuh dan berdampak ke orang lain juga. Jauh dari judi dan mental berhutang, karena punya pemahaman finansial yang sehat itu penting banget. Bisa menempatkan diri, bisa serius dan bercanda dalam kondisi tertentu. Bertanggung jawab, sabar dan bijak dalam menyelesaikan masalah, dewasa secara pikiran dan udah selesai dengan dirinya sendiri. Punya tujuan hidup yang jelas dan sejalan, karena itu yang bisa bikin manusia tetap bertahan di tengah dunia yang ada-ada aja ujiannya. Nyambung, bisa (dan mau) diajak diskusi untuk semua hal, karena komunikasi adalah kunci. Bukan penganut patriarki yang ingin serba dilayani. Yang penting bisa menghargai pasangan sebagai teman hidup dan mau diajak berkembang bersama. Saling percaya dan menghargai kepercayaan. Oh iya satu lagi, gak selingkuh dan gak abusive (secara fisik dan mental) juga. Kalau masalah zodiak, weton, suku atau mbti kayaknya aman, asal cocok aja wkwk.
Kalau dibilang terlalu muluk-muluk, bukankah seharusnya itu bare minimum untuk semua orang yang siap menikah, ya? Sekarang aku belum bisa yakin untuk mencari juga karena aku rasa aku masih belum siap dan pantas untuk orang dengan kriteria itu. Masih harus banyak memperbaiki diri, dan masih belum selesai dengan diri sendiri. Kalau sekadar cari pasangan biar gak kesepian, kayaknya terlalu melelahkan kalau ujungnya cuma main-main aja. Jadi, untuk apa diburu-buru, kalau ujungnya malah gak sesuai dan melahirkan banyak masalah baru? Belum lagi kalau berencana punya anak. Menikah bukan hal yang mudah, dan bukan sebuah keharusan saat sudah mencapai umur tertentu.
Gak sesederhana itu.
Aku juga baru sadar kalau ternyata kenal dan mencoba buat terbuka sama orang baru juga perlu effort yang sangat besar. Coba untuk berkompromi, berani buat memulai, dan membuka obrolan juga ternyata melelahkan. Tapi gak apa-apa, namanya juga usaha.
Jadi sepertinya lebih baik gak usah dipaksakan. Biar mengalir seperti biasa, sambil terus memperbaiki diri sendiri. Aku masih percaya kata orang, "kalau jodoh gak akan kemana".
Yang jelas, gak usah buru-buru, yang penting ketemu sama orang yang tepat di waktu yang tepat juga.
Semoga.
Tambahan: semoga mereka juga paham dan gak nanya-nanya terus, kayak mau nyariin dan biayain aja *eh 😀
2 notes · View notes
sabaryangindah · 10 months
Text
BANGKITKAN KEBERANIAN ANAK
Memiliki anak yang “berani” dalam kebaikan tentu sangat diharapkan orang tua. Kita membangun sosok anak yang tidak suka berbuat zalim kepada temannya namun memiliki karakter yang tangguh, penuh percaya diri dan mampu membela kebenaran, serta giat dan semangat mempraktekkan sifat-sifat keberanian sebagaimana yang pernah dilakukan para sahabat belia di masa Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam dan di zaman salafuna ash-shalih.
Menanamkan karakter berani dengan arahan dan bimbingan orang tua serta pendidik agar anak mampu memahaminya dengan bijak sehingga tidak melenceng dari konsep berani yang syar’i. Diantara kiat untuk memotivasi keberanian adalah dengan membiasakan menceritakan kisah-kisah ksatria pahlawan Islam agar anak-anak mencintai dan menjadikannya idola.
Cerita dua anak Afra’ dalam perang Badar
Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallaahu ‘anhu berkata menceritakan apa yang beliau lihat di perang Badar, “Aku sedang berada dalam salah satu barisan pasukan di perang Badar, ketika aku menoleh, aku mendapatkan di samping kanan dan kiriku anak-anak kecil, seakan-akan aku tidak menyadari keberadan mereka berdua hingga ketika salah satu dari mereka berkata kepadaku dengan sembunyi-sembunyi: “Wahai paman, tunjukkan kepadaku Abu Jahal” Aku menjawab: “Wahai keponakanku, apa yang akan kamu lakukan kepadanya?” Dia menjawab: “Aku telah berjanji kepada Allaah jika aku melihatnya, aku akan membunuhnya atau aku yang terbunuh.” Orang keduapun berkata kepadaku secara sembunyi-sembunyi seperti pertanyaan orang pertama tadi, aku sangat gembira berada diantara dua lelaki muda tadi, kemudian aku menunjukkan Abu Jahal kepada mereka berdua, dan mereka berdua menyerang Abu Jahal seperti dua ekor elang yang menerkam mangsanya hingga keduanya memukul Abu Jahal hingga tewas” (Sirah Nabawiyah oleh Abu Hisyam, ditahqiq oleh Musthafa As-Saqa, Darul Qunuz Al-Adabiyah, bagian pertama, hal 634, Asli kisah ini terdapat diShahi Bukhari kitab Al-Maghazi, bab perang Badar [5/6]).
Kisah heroik yang menakjubkan mereka berlomba-lomba mengorbankan jiwanya untuk membela Islam. Semangat dan cita-citanya sangat tinggi dan mulia. Kehebatan dan keberanian yang diikat dengan iman akan membentuk anak memiliki karakter kuat dan percaya diri.
Keberanian Az-Zubair
Al-Laits meriwayatkan dari Abu Al-Aswad dari Urwah beliau berkata, bahwa Az-Zubair bin Al-Awwam masuk Islam ketika berumur delapan tahun, dan beliau pernah mendengar, dan beliau pernah mendengar bisikan setan yang mengatakan bahwa Muhammad shalallaahu ‘alaihi wa sallam telah dibunuh dan ketika itu Az-Zubair baru saja berusia dua belas tahun. Az-Zubair lalu mengambil pedangnya dan berkeliaran di lorong-lorong Makkah mencari Nabi shalallaahu ‘alaihi wa sallam yang ketika itu berada di daerah tinggi Mekkah, sedang di tangan Az-Zubair terdapat pedang yang terhunus. Lalu ia bertemu dengan Nabi dan beliau shalallaahu ‘alaihi wa sallam bertanya: “Kenapa engkau dengan pedang yang terhunus itu hai Zubair?! Dia menjawab: “Aku mendengar engkau dibunuh orang Mekkah” Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam tersenyum lalu bertanya lagi: “Apa yang engkau lakukan jika aku terbunuh?” Jawab Az-Zubair: “Aku akan menuntut balas akan darahmu kepada siapa yang membunuhmu!” (Syiar A’lamin Nubala, I/41-42).
Menceritakan perjuangan para sahabat sesaat menjelang tidur insyaAllaah memberi pengaruh besar karena otak dalam situasi tenang dan mudah terserap. Di samping itu, secara tabiat anak memiliki minat kuat untuk mendengar kisah-kisah yang menarik, terlebih lagi dengan penyampaian yang simpatik, niscaya nilai-nilai keberanian yang anda sampaikan akan membekas, insyaAllaah.
Penulis: Isruwanti Ummu Nashifa, Artikel muslimah.or.id
4 notes · View notes
ameeee-liaaa · 6 months
Text
Lebaran dan memaafkan
Hari lebaran kemarin, sekeluarga ke makam ibuk. Selain berdoa, kita sedikit saling menyalahkan kenapa tidak sering berkunjung, mendoakan dan merawat makam ibuk.
Apa kamu nanti juga ingin diperlakukan seperti ini untuk anak cucumu? (Terputus doanya karena tidak mengenal lagi asal keluarga nya) ....
Hanya menunduk... Menyalahkan segala luka trauma yang belum sepenuhnya pulih. Dan menyalahkan kematiannya yang kupikir bentuk pelarian dari tanggung jawab ibuk. membuat ku dirasa terpaksa harus menggantikan peran nya.
Lalu berpikir ulang. Ibuk disana seperti apa jika kita masih menyalahkan nya? Apa akan tersiksa? (Terdiam)
Kita tidak bisa mengubah masa lalu bukan?
Dan setiap keluarga pasti punya masalahnya sendiri-sendiri.
Ibuk, bungsu dari sepuluh saudaranya. Ia kehilangan ayahnya dari kelas 2 sd. Dan dua saudaranya meninggal juga di usia muda.
Memangnya aku sekuat itu?
Dan cerita cerita tentang masalah keluarga teman-teman ku yang kukira baik baik saja. Ternyata diuji dengan kepercayaan orang tuanya yang masih jahil, percaya dengan dukun dan jimat.
Memangnya aku sekuat itu ? Jika menerima ujian yang sama?
... diam sejenak...
Bahkan para nabi juga diuji dengan keluarganya... Nabi Nuh ? Istri dan anaknya tidak percaya dengannya... Nabi Ibrahim ? Ayahnya terus saja membuat patuh sesembahan... Bahkan Nabi Muhammad Saw... Tidak bisa mengajak masuk Islam paman yang dikasihinya...
Ini ujian yang berat ya?....
"tapi kita harus memperbaiki akhlak, dan melakukan yang terbaik, untuk bisa akhirnya bisa mengajak keluarga bersama-sama mengejar cinta-Nya"
Kita tidak bisa mengubah seseorang, tapi nanti ketika di akhirat, setidaknya ini adalah bentuk dakwah yang disuruh oleh Allah...
Berat banget ya?
Anak sekecil itu... Yang baru saja diberi pelajaran agama... Harus menghadapi situasi yang salah di keluarga nya sendiri...
Marah ? Pasti! Ingin minggat? Jelas! Tapi tidak bisa ! Dan tidak akan bisa...
Pada akhirnya ini adalah bentuk keimanan pada takdir Nya... Percaya ini adalah suratan takdir cinta Allah...
Kalau nanti ditanya di akhirat... Ya inilah salah satu perjuangan di cerita hidup kita...
...
Wkwk nangis bentar... Untuk maafin semuanya... Dan mulai berhenti ngeluh soal hidup...
3 notes · View notes
l-edelweis · 1 year
Text
apa yang kamu lakukan jika kamu menyukai seseorang?
Sebuah pertanyaan yang lagi sering aku lontarkan ke temen-temen aku. Yah, semacam semi survey kalik ya wkwk.
Sebetulnya aku nulis ini karena habis baca tulisan-tulisan di blog salah satu kawan aku di Mu'allimaat. As usual, kalau bersinggungan sama temen-temen Mu'allimaat tuh aku jadi merasa 'muda' lagi. Yha, bukan berarti aku sekarang udah tua juga sih hahaha. Tapi kayak rasanya tuh balik lagi ke usia belasan dimana masa-masa itu adalah masa yang sangat indah dan terutama masa merah-jambunya yang, menurutku agak nggak mainstream dibanding teman-teman yang sekolahnya nggak sistem asrama kayak Mu'allimaat(?)
Pernah ada temen yang nanya (ini doi bukan anak Mu'allimaat), 'kalau sekolah asrama gitu kan, cewe semua ya, terus kalian pernah suka sama cowo nggak? Pernah kenal sama cowo nggak?' Mungkin bayangannya sekolah di asrama kaya Mu'allimaat ini bener-bener yang di satu kompleks homogen terus terisolasi dari dunia luar(?) Haha padahal emang Mu'allimaat tuh sekolah asrama yang muridnya cewe doang tapi percayalah, hampir tiap pekan aku selalu menghabiskan Jum'at liburku dengan pergi ke malioboro, joging di alun-alun selatan, main ke halaman kraton, kadang ada acara organisasi di halaman masjid gedhe kauman yang memorable itu, terus kadang kalau ada sekaten pasar malem pas Maulud Nabi Muhammad tuh anak Mu'allimaat digilir per-asrama buat berkunjung kesana--dengan tujuan 'menghidupkan dan mempelajari sejarah', pernah juga sepedaan sampe ke tugu jogja, alias kita ngga bener-bener se-'tertutup' itu kehidupan sosialnya. Terus ada teknologi bernama internet dan tempat bernama warnet yang menjadi ruang bagi kami bersosial melalui media-media. Jadi kesempatan buat ketemu sama anak sekolah sebelah alias Mu'allimin itu ada? ADA! wkwk yha itu berlaku untuk beberapa orang dan tidak berlaku buat aku yang cupu ini kalo ketemu sama cowo (waktu itu) bawaanya pengen kabur aja karena nggak tau harus ngapain gimana dan bersikap seperti apa dan memasang mimik wajah yang bagaimana.
Jadi maksudnya 'kehidupan merah-jambu yang nggak mainstream itu yang bagaimana?' Waktu itu pernah ada temen yang nyeletuk, 'pacarannya anak Mu'allimin-Mu'allimaat tuh keren tauk. LDR nggak pernah komunikasi gitu kan, terus paling ketemu cuma seminggu sekali pas libur Jum'at' Hahaha ya bener juga. Nggak boleh bawa hape dan seperangkat gawai lain, kegiatan madrasah super sibuk, tugas seabrek, jadi kapan pacarannya kalau nggak lewat doa, eh, maksudnya, kalau nggak pas weekend Kamis-Jum'at?
Nggak heran ada temen yang sampai bingung, 'gimana sih rasanya suka sama orang?' wkwk ya aku juga pernah ada di fase itu sih, penasaran rasanya suka sama orang tuh gimana. Ngelihat temen-temen yang lagi mabuk cinta kok kelihatannya seru, lucu, menggemaskan, meskipun sesekali alay lebay ngga ketulungan. Yha, mungkin aku juga gitu ya pas ada di fase 'akhirnya suka sama orang' wkwk mungkin teman-teman melihat aku dengan keseruan, kelucuan, dan kealayanku. Padahal kenyataannya waktu itu aku galau super galau sih wkwkw jadi capek rasanya.
Ada salah satu temen sebut saja si A, yang dia sama sekali nggak pernah suka sama orang. Bahkan sampai pas udah lulus dan kuliah masih belum ada sosok laki-laki yang menarik perhatian yang bisa mengetuk hatinya. Di malam tahun baru 2018 kalau nggak salah(?), (iya, ini dia yang cerita ke aku wwk), dia berdoa sama Allah, 'Yaallah, semoga di tahun 2018 ini aku bisa suka sama orang pliss. Pengen ngerasain suka sama orang tuh gimana' dan nggak tau gimana ceritanya, nggak lama setelah tanggal 1 Januari 2018 betulan ada sosok yang menghadirkan perasaan suka buat dia. Yaallah wkwk emang Allah maha membolak-balikkan hati manusia, maha kuasa, maha segala-galanya.
Pernah juga ada temen sebut saja B, yang dia cerita, dia nggak pernah suka sama orang sampai super penasaran gimana rasanya suka sama orang. Ngelihat temen-temen kuliahnya yang satu persatu mulai menemukan partner dan lalu kemudian pacaran, sesekali bercerita soal gebetan dan laki-laki yang ia idolakan, tentu membuat temenku ini penasaran kan 'apa rasanya suka sama orang?'
dan kemudian lalu ia berdoa sama Allah, dengan doa yang kurang lebih sama kayak si A, 'gimana yaallah rasanya suka sama orang? kalo boleh kasih aku kesempatan buat bisa suka sama orang' dan jeng---jeng. Allah dengan kekuasaannya lagi-lagi memberi dia kesempatan buat suka sama salah satu seniornya. Lucu banget karena kata dia, nggak tau kenapa sejak dia suka, dia jadi selalu bersinggungan dan berada di lingkaran yang sama dengan mas-mas seniornya itu. Tapi setelah beberapa lama, ternyata rasa suka itu sudah mulai luntur dan dengan mudahnya dia bilang, 'sekarang aku udah tau rasanya suka sama orang kayak gimana. jadi aku memutuskan buat nggak suka sama orang dulu untuk saat ini. Sukanya nanti aja kalau bener-bener udah ada yang mau serius dan lalu nikah.'
I wanna hugh youuu dear right now wkwkkw. I mean, kalau bisa dengan mudah mengatur perasaan gitu, aku juga maaoo super mauu wkwwk. Lucky you, Alhamdulillah dikasih kesempatan sama Allah yah buat suka sama orang untuk menebus rasa penasaran kamu dan sekarang kamu dikasih kesempatan dan memutuskan buat menyukai orang nanti aja habis nikah.
Aku masih nggak paham juga sih, teori tentang perasaan ini ada atau tidak dan kalaupun ada, gimana penjelasannya. Maksudnya, siapa yang bisa mengatur hati manusia kecuali Allah (dan mungkin dirinya sendiri?). Mungkin beberapa temanku minta sama Allah buat dikasih rasa kagum dan suka sama lawan jenis, dan lalu minta buat dihold dulu nih rasa sukanya. Nanti aja beneran suka kalau ada yang serius. Tapi ada juga teman-temanku lainnya yang dia nggak minta sama sekali tapi dikasih sama Allah rasa kagum dan suka itu.
Ada yang bilang, perasaan suka-kagum-whatever ini cobaan buat kita yang merasakannya.
___________
Sudah lamaa sekali sejak beberapa tahun terakhir aku memutuskan buat nggak suka sama orang karena sebuah peristiwa dan pengalaman yang membuatku trauma(?) Ini self-diagnose banget tapi itu yang aku rasakan saat itu dan aku simpulkan saat ini. Patah hati tuh super banget ya ngaruhnya ke perasaan-kehidupan-keseharian.
dan lalu kamu datang lalu kita berkenalan dan dilanjutkan dengan mencipta tawa-tawa obrolan-obrolan yang aku nggak pernah minta ada pertemuan itu dan nggak pernah minta ada tumbuh perasaan itu. Kalau boleh meminjam lagu Tulus-Interaksi itu betul-betul mewakili perasaanku kepadamu.
Jika bisa memilih tak bertemumu pasti itu yang kupilih Jika bisa kuhindari garis interaksi itu yang kupilih
cuma yang kedua ini aku masih bisa milih sih, kadang-kadang, sebetulnya. (meskipun setelah kita kenal tentu saja aku memilih untuk tidak menghindari interaksi hahaha dasar aku). Setelah kita kenal aku sebetulnya bisa milih buat nggak sering-sering berkomunikasi, atau menghindari lingkaran-lingkaran yang bersinggungan, menghindari pertemuan-pertemuan. Tapi tentu interaksi kita di awal, aku nggak bisa memilih untuk menghindarinya karena aku nggak tau, ternyata interaksi itu menciptakan sesuatu rasa buat aku.
Karena jujur, rasanya nanonano yah, ada rasa sama manusia-makhluk bernama lelaki-tuh. Aku yang tidak pandai merespon segala rasa, yang nggak punya cukup banyak pengalaman soal jatuh suka-jatuh cinta-whatever, rupanya cukup kebingungan untuk merespon apa yang hadir saat ini. (Nggak tau sih, kata yang tepat untuk mendeskripsikan selain 'kebingungan' itu apa. 'kesulitan?') Dan lalu karena itulah, aku sedang sering bertanya kepada teman-temanku sebuah pertanyaan yang aku jadikan judul di tulisan ini.
Kalau aku bisa milih Ya Allah, aku pengen banget nggak usah punya rasa kepadamu. Tapi tentu Allah punya maksud dan tujuan tertentu menaruhku di posisi ini. Aku cuma bisa memohon, semoga aku diberi kebijaksanaan untuk merespon segala rasa, diberikan kemampuan untuk memilih bersikap dan bertindak yang seharusnya, diberi kepekaan untuk mengambil apa yang harus aku ambil dari setiap perjalanan dan hari-hari yang aku lalui.
dan doaku-harapanku saat ini, lagi-lagi lagu Tulus sangat mewakili.
Jika dia memang bisa untuk sini dekat dan dekatlah Dan jika dia memang bukan untukku tolong reda dan redalah
_____
Kadang aku suka sebal dan gemas dengan semuanya. Tapi terima kasih sudah hadir dan menjadi alasan dan inspirasi atas tulisan-tulisanku. Mungkin ini salah satu tujuan Allah juga, memberiku perasaan ini adalah supaya aku menghidupkan kembali puisi-puisiku, sajak-sajakku, tulisan-tulisanku yang telah lama mati.
Kadang aku pengen meminta maaf juga karena nggak tau kenapa aku bisa jatuh suka(?). Bisa punya perasaan ini yang aku nggak bisa mengaturnya. Maaf kalau mungkin kamu tidak suka menjadi objek tulisan-tulisan ini tapi lewat tulisan ini (jika kamu membacanya hahaha) sekaligus aku meminta izin untuk menelurkan tulisan-tulisan tentang kamu. Yha, telat sih ini izinnya, ya(?) hahaha
Sebetulnya tulisan ini akan ada part 2 nyaaa. semoga tidak malas dan Allah memberi kesempatan buat menuliskan part-2nya. (diantara puluhan draft tulisan yang mengantre untuk dipublish wqwqwqwqw). anw kok jadi kelihatan sombong ya aku punya banyak antrian tulisan ckckck tidak bermaksud ujub ya saudara-saudara pembaca sekalian:")
Waahh dilihat-lihat super panjang juga ya tulisan ini ckck. Terima kasih yang sudah membaca sampai akhiirrr semoga hari kalian menyenangkan:)
7 notes · View notes