Malam itu, di Jakarta, selepas lembur saya memutuskan pulang kantor.
Teman saya sudah pada menikah. Saya juga tak terlalu punya teman akrab di kantor. Kalaupun ada, ya seperti kalimat pertama, dia sudah menikah.
Setelah kerja, mereka akan pulang ke keluarganya masing2. Sedangkan saya yang tidak punya siapa-siapa ini, sekarang masih duduk di parkiran mobil yang sudah lengang dengan sebotol bir dingin di tangan kanan saya.
Tidak ada yang menanti saya di rumah. Di kota yang penuh gegap gempita ini, entah kenapa, saya merasa sepi sekali.
Hari-hari monoton dan ditutup dengan kesendirian, tampaknya lambat laun mulai membuat hidup tak lagi menjadi sesuatu yang menyenangkan buat saya.
Bir saya sudah mulai tidak dingin.
Malam semakin malam.
Dan tampaknya saya akan menghabiskan malam ini sendirian lagi.
Dulu, saya tidak pernah menyangka, kalau ternyata kesepian bisa semembunuh ini.
"Tidak Semua Buku Yang Kamu Baca Harus Kamu Selesaikan."
Isma'ul Ahmad pernah menuliskan di dalam bukunya,
"Tidak semua buku yang kamu baca harus kamu selesaikan"
Jika kamu tak lagi mampu menikmati alurnya, tak lagi bergairah melanjutkan jalan ceritanya, dan justru membuatmu semakin bingung memahaminya, tak apa berhenti saja. tidak semua buku yang kamu baca harus kamu selesaikan.
seperti Ia yang sedihnya tertulis 'bahagia' yang tangisnya tertulis 'tawa' dan yang diamnya selalu saja menghadirkan tanda tanya Adalah kata rahasia yang membingungkan, yang selalu kamu paksa untuk kamu pahami.
sesekali kamu harus menerima, bahwa di dunia ini, memang ada hal-hal yang tidak bisa dan tidak harus dimengerti seperti 'Alif Lam Mim'. Sekeras apapun kamu memahami maknanya, barangkali kamu hanya akan menemukan tafsir terbaik yang kebenarannya masih bisa dipertanyakan.
boleh jadi, pilihan terbaik adalah menutup buku itu dan memasrahkan segala jawaban pada-Nya, lalu mengatakan kalimat ini di dalam hati:
"Ia adalah buku yang tak pernah selesai kubaca, tapi akan senantiasa kusimpan. buku yang setiap halamannya mengandung misteri dan setiap katanya menyimpan tanda-tanya. Aku tak akan membukanya kembali sampai aku mulai memahami bahwa tidak harus kata-kata yang menjelaskan tetapi cukup oleh satu anggukan kecil dan sebuah senyuman."
When people ask if I really like Weezer or if it's just a joke, I always say yes, I do love them and it's not a joke. And when they ask why, I always point to the Jakarta and Bali tour they did in 2022 as why
Whether or not I love Weezer, I've always had a deep respect for artists who learn the native language of the countries they're visiting to be more inclusive with the people who can't speak English
I liked Weezer a normal amount back then, but after finding out Rivers took the time to learn how to speak Indonesian when they toured Jakarta and Bali (and even covered a very popular Indonesian song in the language with near perfect pronounciation), Weezer became my new favourite band! I love their songs, they're great (especially the Red Album and EWBAITE) but also I love when artists take the extra effort to learn about the places they're about to visit to make their shows even more memorable to the people in there! And I think that's why Weezer is a lot more special to me than any other bands I'm currently into :)
Saya kira persoalan tempat wudhu laki-laki di Perpus DKI Jakarta bakal cepat ditangani. Saya tunggu dari dulu, ternyata sampai sekarang belum juga selesai. Tiap jam shalat, lantai perpus dari toilet sampai ke musholla laki-laki pasti becek. Kenapa belum ketemu solusi, ya? Padahal soal alur manusi saja.
Iya, memang selalu dipel, cuma ini bukan solusi permanen dan rasanya desain ruang perpustakaan ini jadi nampak bermasalah. Saya mengapresiasi karena sudah kasih ruang untuk shalat. Tapi sepertinya bisa lebih integral soal pengaturannya.