#mita ui

[findflower96]

三田羽衣

[terrylove]

Ui Mita

[peach-bbbb]

ω Cute butt like a peach ωฅ(^ω^ฅ) 三田羽衣 Ui Mita japanese gravure idol ass

[qqqq-q-to]

Ui Mita / 三田羽衣

[shinkonamikan]

[Girlz-High] Ui Mita 三田羽衣 - 高叉内衣 - buno_041_001(55P)-日本美女-找套图

[greywolffaves]

Ui Mita

[findflower96]

三田羽衣

[asrisgratitudejournal]

Menulis (2?)

Ku lagi random banget di Cohen Quad sebetulnya lagi ada acara nonton bareng PPI Oxford menonton Jatuh Cinta Seperti di Film-film yang kata orang-orang bagus itu, tapi karena ku datengnya telat udah kehilangan plot awal, dan lagi gak pengen nonton juga (seharian udah nonton banyak banget), akhirnya ku memutuskan untuk ke depan PC dan ngetik ini.

Hari Sabtu! Yang sudah dikerjakan dan mau disyukuri: (karena balik lagi judul tumblr ini kan adalah Asri’s gratitude journal)

Berhasil tidur lumayan banyak(?) – nggak ngitung berapa durasi jam totalnya sih, tapi semalam akutu tidur cepet kayanya jam setengah 10 deh ketiduran karena saking kecapeannya seharian berdiri di lab dan kehujanan dan main pingpong sejam. Terus tapi kebangun jam 2 buat solat Isya terus gabisa tidur lagi sampai jam 5 HHHHHH. Tapi habis dari jam 5 baru kebangun lagi jam 9 sih buat prep kelas online jam 10…

Berhasil kelas pagi! Walaupun agak pusing kayanya kelasnya, tapi ku seneng banget dapat pertanyaan korelasi terus UDAH LAMA BANGET nggak ngerjain korelasi jadi ku sangat bacot tadi pasti. Habis itu bahas gelombang mayan pusing, tapi InsyaAllah bisa diterima.

Makan siang pakai Five Guys sisa semalam makan gak habis sambil lanjut nonton Jung-Pal. Terus tidur-tiduran aja di sofa nyelesein series Earth-nya BBC yang sama Chris Packham terus secara random nonton Equator (docu BBC tahun 2006) yang episode Indonesia, eh malah jadi NAKSIR BANGET SAMA SIMON REEVE??? Dulu di 2006 ganteng banget ni orang, tapi di 2024 ya masih ganteng cuma jadi daddy-daddy aja.

Mita nelpon, ngobrol sejam sama Mita bahas dia habis LARI 10K(???) padahal dia lagi hamil(!). Terus bahas betapa chaosnya si pelaksana Half Marathon event ini: mereka gak NYEDIAIN AMBULANS!!! Terus ku jadi mikir juga si EO events kaya gini di Indo tuh gaada SNI/ISO atau third party buat make sure standar mereka udah OK??? Kayak… mereka masa nggak bikin semacam risk assessment document gitu sih supaya dapat ijin pelaksanaan acara??? Ak aja yang bikin acara se-level MOSAIC gitu di Oxford, si council minta risk assessment! Atau ya kalau aku karena kerja di lab basah ya pasti harus ada risk assessmentnya tiap masuk lab baru. Terus dari situ jadi bahas bedanya healthcare system di Indo vs di UK/EU in general, bahas gimana kualitas air di Indo beda banget dengan di sini, cerita juga gimana pengalaman orang-orang bayi tabung dan kenapa rate keberhasilannya di sini lebih tinggi daripada di Indo (balik lagi ke kualitas air). Terus Mita ngantuk lalu kami udahan.

Dari situ aku sebetulnya dah bingung mau ngapain lagi ya. Awalnya mau keluar agak earlier karena cuaca cerah banget dan mau jajan ibu korea tapi berhubung masih ada burger mikir sayang juga kalau ngeluarin uang buat jajan. Terus tapi mikir “AH KU HARUS JALAN dan menikmati matahari mumpung ada!” aku pun jalan keluar. Awalnya mau ke Radcam buat NGETIK INI. Tapi melipir dulu ke Crosstown buat grabbing matcha latte dan ada Fay!! Berujung ngobrol ngalor ngidul juga sama Fay dan dia cabs duluan buat ke acara di Cohen Quad ini. Aku mengecek Radcam ternyata udah tutup, kata Angga tutup jam 18 buset cepet bener. Terus yaudahdeh jadinya ke sini sekarang.

Kemarin salah satu twitku juga habis viral (lagi). Itu berujung dari kebangun jam 3 buat solat Isya dan lanjut Subuh terus ya mikirin hidup aja gaksih. Kepikiran sesungguhnya dengan titel PhD Oxford yang akan kumiliki kurang dari setahun lagi ini aja, betulan the sky is the limit. Aku mau kerja apapun orang bakal mau hire, credibility aku jelas banget, terus kepikiran “YAKIN Non mau balik lagi ke UI dan being underappreciated??”. Makanya lahirlah tweet itu. Terus ditinggal tidur malah blow up dan VIRAL (emoji nangis). Paling aneh (dan paling males) kalo tweetnya udah nyampe ke antah berantah dan orang gak paham konteks tweetnya. Itu tuh betul-betul tweet ngatain kegoblokan diri sendiri, betul-betul tidak ada niatan buat menyindir siapapun SELAIN DIRI SAYA SENDIRI: I am my biggest hater aja gitu kannn. EH MALAH ada aja orang salah nangkep aneh banget. Tapi yaudah sepertinya itu memang resiko dari tweet yang relatable (dan (semoga) lucu).

Ada teman yang bilang “itu tuh mereka ngasih komen gak respectful gitu karena mereka gaktau lo siapa Non, makanya taroh dong itu semua credentials lo di bio biar mereka tahu mereka tu lagi ngomong sama siapa”. Credentials yang dimaksud di sini adalah: Oxford PhD student, dosen UI, geologist lulusan ITB, apa lagi, lulusan SMA8 Jakarta. Responku: “YAILAH, that defies the point of me being in the social media at all dong… kalau mau connect & interact sama Noni yang itu mah di Linkedin aja sekalian…” Aku tu suka banget socmed karena kita bisa jadi ANYONE despite everything, betul-betul bisa se-anonymous mungkin dan berinteraksi dengan banyak orang lain dengan anonimity itu.

Ku percaya kalau orangnya baik mah ya harusnya akan ngetreat orang lain dengan baik juga. Kenapa kita harus tau orang ini posisinya apa dan siapa untuk ngatur gimana cara kita ngomong ke orang lain ini? Kalau mau pake prinsip equality mah ya harusnya sama sopannya cara kita ngomong ke Presiden dan janitor… (WOW lihat idealis sekali wanita yang sedang hidup di negara dunia pertama ini).

Anyways, tapi iya… intinya diskriminasi dan treatment yang jadi berbeda ini kerasa banget kok, nggak perlu ke social media scene… Di kehidupan sehari-hari aja aku ngerasain saat ketemu orang pertama kali (terutama orang Indonesia ya), pas aku bilang aku “mahasiswa S3” aja vs saat kubilang later kalau aku “dosen di UI” juga. WHICH is weird. Really weird. Ku nggak yang berterima kasih atau gimana dengan status ini dan perbedaan sikap orang terhadapku karena pekerjaanku, tapi betulan yang “LAH emangnya kenapa kalau gw dosen atau bukan dosen dan kalau gw dosen di PTN bagus vs bukan di PTN???”. Hal ini terjadi juga di temanku seumuran yang udah jadi dokter spesialis btw. Treatment suster-suster ke dia di Rumah Sakit beda banget pas mereka belum tahu kalau temanku ini dokter spesialis vs sudah tahu.

Pernah aku lagi ke lapangan sebagai team leader (projek riset aku) di wilayah Citarum sama mahasiswa-mahasiswaku yang cowok semua (aku cewek sendiri), kami disamperin TNI. Terus tebak siapa orang pertama yang disamperin TNI ini buat nanya2? Mahasiswa-ku yang paling tinggi dan mukanya paling tua (HAHA). Terus aku baru intervensi bilang “OH saya dosennya, saya yang bertanggungjawab atas pengambilan data ini, ini surat ijinnya”. Si TNI-nya yang bingung gitu. Dia jelas-jelas nggak expect leader dari tim ini adalah ibu-ibu/mbak-mbak. Di menit itu juga statusku berubah dari “Cuma mbak-mbak (mungkin dia tukang nyatetnya di grup, karena cewek kan tugasnya menulis ye)” jadi “Dosen UI, ketua tim”. Cara Bapak TNI-nya ngomong juga langsung berubah ke aku. Betul-betul fenomena menarik.

Lah jadi ngebacot tentang ini di sini lol. Iya intinya mau bilang aja di Indonesia itu masih bergantung dengan “lu siapa” banget untuk bisa hidup nyaman. Ada salah satu reply yang bahas masalah “kenyamanan” juga di tweet viral kemarin. Aku bilang: “kalau kenyamanan ya jelas ke luar Indo dong”. Kenyamanan yang kumaksud di sini tentu saja melingkupi: akses pendidikan berkualitas yang terjangkau, fasilitas kesehatan, taman bermain untuk anak (dan untuk orang dewasa juga), alam, transportasi umum, TANPA MELIHAT kita ini kaya/miskin & koneksi kita siapa. Intinya ya kenyamanan untuk hidup sehari-hari aja.

Di Indonesia itu hidup baru “nyaman” kalau kita minimal masuk ke kelas ekonomi menengah (penghasilan kita di atas rata-rata, bagus kalau sampai 2x UMR) karena berarti kita bisa BAYAR untuk dapat akses ke pendidikan yang bagus, fasilitas kesehatan, dan hiburan (ke mall/nonton konser/ke luar kota/pulau/negeri untuk liburan sesekali). Dan uang banyak ini makin mantap kalau kita punya “jejaring” yang OK, kita “kenal” atau merupakan “kerabat” dari orang-orang tertentu yang merupakan key person/vital/Bahasa Indonesianya: “orang penting” yang bisa memberikan kita akses dan informasi yang OK. Koneksi ini bisa didapat dari mana? Tentu saja sekolah (alumni), pekerjaan, dan KELUARGA. Jadi… begitu ada orang yang pilih Indonesia untuk “KENYAMANAN”, sorry banget, tapi aku langsung “oh dia orang mampu”, lalu aku gak akan lanjutin argumennya, karena… ya hidup dia udah nyaman aja apparently di Indonesia. Orang-orang ini adalah orang-orang yang SAKING nyamannya dengan hidup mereka, mereka gaada rasa risih sedikitpun kayanya lihat uang pajak mereka dibuang-buang dan disalahgunakan.

JADI WORKED UP LAGI WKWKWK.

Yaudah tapi intinya gitu deh, banyak banget sebetulnya yang bisa dijadikan percakapan/latihan mikir dari tweet viral kemarin. Seru. Aku suka banget sesekali buat ngalamin viral gini, jadi belajar BANYAK BUANGET. Dari tipe-tipe orang, tipe komunikasi, cara orang mikir…

Dah itu dulu aja, kututup curhatan hari ini karena kayanya filemnya udah mau habis dan aku pegel juga rupanya ngetik sambil berdiri (karena layarnya tinggi banget).

Sekian. Selamat berakhir pekan teman-teman!

Cohen Quad 20:57 04/05/2024

[peach-bbbb]

ω Cute butt like a peach ω 三田羽衣 Ui Mita cute japanese gravure idol ass ლ(╹◡╹ლ)

[qqqq-q-to]

Ui Mita / 三田羽衣

[shinkonamikan]

[Girlz-High] Ui Mita 三田羽衣 - 高叉内衣 - buno_041_001(55P)-日本美女-找套图

[bellacakemilk]

[semiauto03-blog]

MITA March Recap!

In March, we celebrated several significant milestones, including the much-anticipated launch of R3. This release marked a significant achievement for the MITA team, demonstrating our unwavering commitment to reaching our goals. Here are some key highlights from the R3 launch:

R3 Launch:

MITA Lobby: Our app now features a dynamic metaverse where users can navigate their avatars through various virtual rooms and entertainment areas. Within the MITA Lobby, users can engage in conversations with other avatars and explore destinations like news outlets, stores, pools, car race centers, and more.

Piggybank: Users can now store their MITA tokens and receive a predetermined number of diamonds during the saving period. This feature offers flexibility, allowing users to withdraw their tokens whenever they wish.

P2P Trading: We integrated peer-to-peer trading directly into the MITA app, enabling users to buy and sell MITA tokens with ease, without relying on third-party platforms.

Enhanced UI Design: R3 introduces a sleek and user-friendly UI design, offering a fresh and exciting app experience for users.

Single Player Games: With the launch of R3, we've expanded our game library, providing users with a wider selection of games to enjoy. This means more opportunities for extended playtime and a diverse range of gaming experiences.

And much more!

These milestones represent just a glimpse of the progress we've made, and we're excited to continue pushing boundaries and delivering exceptional experiences to our community.

Download the MITA app now: https://lnkd.in/ek_HFctk and start earning $MITA today!

For detailed instructions, check out the official MITA guide: https://lnkd.in/eFSWbjzm

Join the MITA community: http://t.me/JoinMitaChat/

Visit the MITA website: https://mymita.app/

[findflower96]

三田羽衣