Tumgik
#neokolonialisme
surinam-unity · 2 years
Text
In de ban van het neokolonialisme
http://news.surinam-unity.com/SlPJTY
0 notes
menerjangbosan · 2 years
Text
Presiden Soekarno pernah menyampaikan gerakan rahasia Elite Global
Neo Kolonialisme & Imperialisme. “NIKOLIM atau Elite Global. Nekolim adalah sebuah istilah yang dikenalkan oleh Panglima besar Revolusioner Indonesia yang juga merupakan Presiden pertama Negara Kesatuan Republik Indonesia, yaitu Ir. Soekarno.Nekolim merupakan akronim dari Neokolonialisme-Kolonialisme-Imperialisme. New World Order ( NWO ) adalah sebuah teori konspirasi yang menghipotesiskan…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
Text
Gerardo Pisarello stelt het militarisme van de NAVO aan de kaak
TMM heeft zich op de Engelse vertaling van Multipolarista gebaseerd om de toespraak van de Spaanse wetgever Gerardo Pisarello naar het Nederlands te vertalen, die u hieronder kunt teruglezen: Heren van de [politieke] rechtervleugel, zoals u zult begrijpen, zou het echt de daad van een pyromaan zijn, als we ons, te midden van een ernstige sociale en energiecrisis, aansluiten bij de…
View On WordPress
0 notes
bhakeem · 4 years
Text
A New Landmark: Half Marathon
Finally finished my first half marathon this morning! The route was roughly based on Strava route recommendation. I think I could go faster at a more elevation-friendly route.
Tumblr media
At the same time I made a new personal record for 5K and 10K. I was surprised that I can maintain sub 6 pace until kilometer 13. (Morning Run | Run | Strava). My pace got slower at the last 7 kilos since the road started to gain elevation.
Gear
Tumblr media
At my first 10K I did not have any doubt for my ability. However, for a half marathon distance there were some doubt casting in my mind, especially on hydration and fuel. A 250 ml soft flask is barely enough for 15K so I brought a 350 ml Pocari Sweat. Actually, I never ate anything while running, so I experimented with Strive energy bar--which were bought a day before. All of these items were carried by Aonijie Waist Belt. The shoes is my reliable Hoka One One Clifton 7 "Neokolonialisme."
Full Marathon?
I used garmin workout plan to prepare this HM. However, garmin does not provide any full marathon plan. I personally will not prepare for full marathon. The distance is too much to be endured by myself only. Perhaps, in the post-pandemic scenario where a public race is permitted I will prepare for full marathon. My next goal is to get sub 25 5K.
1 note · View note
arus-balik-blog · 4 years
Text
Perjuangan Menghapus Penjajahan
Selama ratusan tahun, beragam upaya dilakukan oleh berbagai bangsa untuk melawan penjajahan--atau setidaknya, mengusir penjajah dari tanah jajahan. Perang fisik, perundingan, hingga proklamasi kemerdekaan adalah beberapa cara yang dipakai dalam perjuangan ini. Pertanyaannya, berhasilkah percobaan melawan penjajahan tadi? Barangkali pernah berhasil pada sekali waktu (atau gagal?) dan hanya pada sekali waktu itu saja, hari esok sudah lain cerita.
Di tanah-tanah “bekas jajahan”, berdiri negara-negara baru yang dipimpin oleh bumiputera. Negara-negara baru yang punya kedaulatan, punya kuasa atas hajat hidupnya sendiri. Negara-negara baru yang merdeka, yang jadi rumah bagi bangsa-bangsa yang merdeka pula. Pertanyaannya, apakah benar merdeka? Sepenuhnya? Selamanya? Barangkali benar (atau salah?), semoga, dan semoga.
Lantas penjajahan berubah bentuk; tumbuh dan berkembang sebagai monster yang makin kuat, makin ganas, tetapi makin tak kasat mata. Kalau kelihatan, barangkali bentuknya mirip gurita yang bertengger di permukaan bola dunia dengan tentakel yang sangat banyak; kepalanya di utara, tentakel-tentakelnya menempel dan menyedot sisi selatan hingga kering. Kemungkinan lain, bentuknya mirip pohon besar, besar sekali. Pohon yang tumbuh tinggi menjulang di planet ini; batangnya yang kokoh dan daun serta buahnya yang rimbun-ranum ada di sisi utara. Di sisi selatan, akarnya senantiasa menyuplai nutrisi bagi batang, daun, dan buah; tidak terlihat karena tersembunyi di “bawah tanah”.
Monster penjajahan bentuk baru, Monster Neokolonialisme namanya.
Perjuangan menghapus penjajahan bentuk baru makin berat. Penjajahan bentuk baru seakan tak terlihat dan tak disadari sebab telah menyaru dalam keseharian dan gaya hidup bangsa-bangsa yang dijajah. Penjajahan bentuk baru masuk ke alam pikir bangsa-bangsa yang dijajah sebagai tanda kemutakhiran, tolak ukur keberadaban, bahkan ilmu pengetahuan dan pakem kebudayaan. Penjajahan bentuk baru yang ingin, ingin sekali diperangi, tetapi justru dirayakan sebagai identitas diri.
Perjuangan menghapus penjajahan bentuk baru memang berat, tetapi bisa diupayakan. Jangan lagi membayangkan angkat senjata, sebab tiada meneer ataupun mister menghuni rumah-rumah kita. Perundingan masih bisa diupayakan, tetapi biarlah ini jadi urusan mereka-mereka yang berkecakapan. Karenanya, marilah berjuang dengan cara yang mudah, yang sederhana, yang semua bisa. Berjuang dengan kesadaran. Kesadaran bahwa Monster Neokolonialisme bukan cuma omong kosong penulis yang kurang tidur ini. Kesadaran bahwa Monster Neokolonialisme adalah fenomena yang nyata terjadi, nyata menindas pun menggerogoti bangsa-bangsa yang dijajahnya. Kesadaran bahwa kemerdekaan belum jadi milik kita sepenuhnya, lebih-lebih selamanya.
*  *  *  *  *  *  *  *  *  *
NB: Perjuangan menghapus penjajahan merupakan perjalanan panjang yang tidak pernah mudah, bahkan belum kunjung bertemu titik terang hingga hari ini. Tetapi, jangan keburu pesimis! Sadar, sadar!
*  *  *  *  *  *  *  *  *  *
Referensi
Daza, S. L., & Tuck, E. (2014). De/colonizing,(post)(anti) colonial, and indigenous education, studies, and theories. Educational Studies, 50(4), 307-312. Retrieved from https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/00131946.2014.929918
Kegelisahan penulis pada dini hari pasca menghabiskan terlalu banyak waktu menekuni tulisan-tulisan karya kontributor lepas di laman indoprogress.com.
1 note · View note
kasamago · 6 years
Photo
Tumblr media
Salah satu kunci dan strategi mengapa negeri hebat ini bisa di jajah ber abad abad hingga kini.. . Special untuk akun @senthiir || Kumpulan Quote terbaik. . #kolonialisme #kolonialismezamannow #neokolonialisme #globalwars #modernwarfare #geopolitics #globaleconomics #warstrategy #tsunzu #pribumi #quote https://www.instagram.com/p/Bnqzm1qnEvy/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=1vivuaz78w6d3
0 notes
Photo
Tumblr media
18 April 2022, Mmperingati Hari Peringatan Konferensi Asia-Afrika di Bandung. Konferensi Tingkat Tinggi Asia–Afrika (disingkat KTT Asia Afrika atau KAA; kadang juga disebut Konferensi Bandung) adalah sebuah konferensi antara negara-negara Asia dan Afrika, yang kebanyakan baru saja memperoleh kemerdekaan. KAA diselenggarakan oleh Indonesia, Myanmar (dahulu Burma), Sri Lanka (dahulu Ceylon), India dan Pakistan dan dikoordinasi oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Sunario. Pertemuan ini berlangsung antara 18 April-24 April 1955, di Gedung Merdeka, Bandung, Indonesia dengan tujuan mempromosikan kerjasama ekonomi dan kebudayaan Asia-Afrika dan melawan kolonialisme atau neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet, atau negara imperialis lainnya. Sebanyak 29 negara yang mewakili lebih dari setengah total penduduk dunia pada saat itu mengirimkan wakilnya. Konferensi ini merefleksikan apa yang mereka pandang sebagai ketidakinginan kekuatan-kekuatan Barat untuk mengonsultasikan dengan mereka tentang keputusan-keputusan yang memengaruhi Asia pada masa Perang Dingin; kekhawatiran mereka mengenai ketegangan antara Uni Soviet dan Amerika Serikat; keinginan mereka untuk membentangkan fondasi bagi hubungan yang damai antara Tiongkok dengan mereka dan pihak Barat; penentangan mereka terhadap kolonialisme, khususnya pengaruh Prancis di Afrika Utara dan kekuasaan kolonial Prancis di Aljazair; dan keinginan Indonesia untuk mempromosikan hak mereka dalam pertentangan dengan Belanda mengenai Irian Barat. Sepuluh poin hasil pertemuan ini kemudian tertuang dalam apa yang disebut Dasasila Bandung, yang berisi tentang "pernyataan mengenai dukungan bagi kerukunan dan kerjasama dunia". Dasasila Bandung ini memasukkan prinsip-prinsip dalam Piagam PBB dan prinsip-prinsip Nehru. Konferensi ini akhirnya membawa kepada terbentuknya Gerakan Non-Blok pada 1961. #konfrensiasiaafrika #kaa #asiaafrika #gedungmerdeka
0 notes
zannekinbond · 4 years
Text
De pandemie als katalysator voor dekolonisatie in Afrika
Tumblr media
David Mwambari Omdat het Westen zich richt op zijn eigen voortbestaan, hebben Afrikanen de mogelijkheid om af te maken wat hun voorouders zijn begonnen. Het westerse "merk" heeft te lijden onder wat velen zien als een "trage en lukrake" reactie van de westerse regeringen op de COVID-19-uitbraak. Nu het epicentrum van de pandemie zich van China naar Europa en nu naar de VS heeft verplaatst, is de zwakte van de westerse neoliberale en neokoloniale systemen op de voorgrond getreden. Toen Afrikaanse landen begonnen met het annuleren van vluchten uit voormalige koloniale landen en het in quarantaine plaatsen van hun burgers, viel de mythe van de westerse onoverwinnelijkheid uit elkaar, samen met diens gevolgtrekking dat alleen het Zuiden van de wereld vatbaar is voor besmettelijke epidemieën. Het was misschien wel de westerse overmoed en grootheidswaanzin die ervoor zorgde dat veel regeringen in Europa en Noord-Amerika de uitbraak van COVID-19 in eerste instantie niet serieus namen. In dit ongekende historische moment vrezen velen voor de toekomst. Afrikanen doen dat ook, maar hoewel ze zeker ook een moeilijke periode zullen doormaken, moeten ze deze crisis zien als een kans om het proces van dekolonisatie te versnellen. Zoiets moet eerst op retorisch niveau gebeuren. Het idee dat Afrika een continent van ziekte en dood is, moet worden aangevochten, vooral nu het Westen zelf lijdt onder grote uitbraken en een alarmerend dodentol. Zo’n banaal beeld over het continent werd door koloniale, missionaire en onethische humanitaire handen geschilderd, die een heel continent van 54 landen reduceren tot een kwaadaardig of onwetend verhaal. In veel sectoren van de Afrikaanse staten en economieën, waaronder de gezondheidszorg, zijn er ontegenzeggelijk zwakke punten, maar dat betekent niet dat er geen infrastructuur of diensten zijn, geen paraatheid, veerkracht, creativiteit, lokale kennis of innovatie die in normale tijden en in noodgevallen worden gebruikt. De COVID-19-crisis maakt snel het koloniale perspectief onklaar dat de gezondheidszorgstelsels in Afrika de enige zijn die altijd overspoeld worden door uitbraken. COVID-19 heeft aangetoond dat bezuinigingsmaatregelen en een gebrek aan investeringen waar ook ter wereld de gezondheidszorgsystemen verlammen. In veel opzichten biedt de pandemie een kans voor de Afrikaanse volkeren om zichzelf anders te zien, en voor de wereld om het Afrikaanse continent te beschouwen als een partner bij het vinden van oplossingen voor complexe problemen zoals COVID-19. En Afrikanen zien zichzelf reeds anders en stellen steevast de oude clichés aan de kaak tijdens de pandemie. Maar het werk aan de dekolonisatie mag niet alleen bij retoriek blijven. Deze nieuwe crisis mag dan wel een nieuw uitdagend moment zijn voor de Afrikaanse volkeren, na de epidemie krijgt het continent de kans om meer autonoom en zelfvoorzienend te worden, omdat het Westen zich richt op zijn eigen overleven. Het zal de kans krijgen om zich te ontworstelen aan uitbuitende neokoloniale verhoudingen. De tijd is rijp om een basis te leggen voor economische hervormingen die prioriteit geven aan Afrikaanse markten, innovatie en lokale productie en een einde maken aan de “grondstoffenvloek”. Er is in het hele continent een grondige herziening nodig om de overgangseconomieën te veranderen van de winning en verkoop van grondstoffen aan het Westen (en het Oosten, zoals China) naar de opbouw van plaatselijke industrieën die gebruik maken van de lokale hulpbronnen en deze omzetten in producten met een toegevoegde waarde voor de export. Dit moet samen met het heronderhandelen van verschillende handelsovereenkomsten met buitenlandse entiteiten gebeuren, die nu tot doel hebben Afrikaanse hulpbronnen te winnen en de Afrikaanse markten afhankelijk te maken van buitenlandse importen. Tegelijkertijd moeten andere handelsregelingen binnen en buiten het continent worden versneld. Het zou bijvoorbeeld een goed moment zijn om de overeenkomsten over de Afrikaanse Vrijhandelszone (AFCFTA) te implementeren, een idee dat voor het eerst werd voorgesteld door pan-Afrikaanse leiders die droomden van een continent dat eerst handel zou drijven binnen zijn eigen grenzen en geen prioriteit zou geven aan zijn voormalige koloniale landen. Een versterkte continentale handel zou de Afrikaanse Unie of de Afrikaanse regionale blokken in staat stellen haar macht wereldwijd meer te laten gelden. Het zou verder een uitstekend moment zijn om de kapitaalvlucht en de belastingontduiking door lokale monopolies en buitenlandse bedrijven aan te pakken, die de Afrikaanse samenlevingen elk jaar van miljarden dollars beroven. Indien deze maatregelen goed worden uitgevoerd, kunnen de belastingen en de repatriëring van illegale winsten zorgen voor de nodige financiering van economische hervormingen op het hele continent. Dit proces moet hand in hand gaan met het beëindigen van de Afrikaanse afhankelijkheid van buitenlandse "ontwikkelings"-leningen, die de regeringen decennialang tot bezuinigingen hebben gedwongen, evenals van hulp en liefdadigheid, die de lokale inspanningen voor de ontwikkeling van sociale diensten hebben afgeremd. Buitenlandse financiering moet geleidelijk aan worden vervangen door nationale financiering die afkomstig is van belastingen, repatriëring van middelen en een nieuwe uitvoer met hogere waarde. Afrikaanse landen zouden dan moeten stoppen met het importeren van buitenlandse "redders" om de Afrikaanse problemen te helpen oplossen. Het continent heeft genoeg lokaal talent en opgeleide deskundigen in eigen land en in de diaspora om uitdagingen op verschillende gebieden aan te pakken. Zij zouden het beter doen dan buitenlanders, omdat zij, in tegenstelling tot hen, de lokale context en bijzonderheden eigenlijk heel goed kennen. Dit zou Afrikaanse landen in staat stellen om niet alleen lokale expertise te gebruiken, maar ook om deze te ontwikkelen en uiteindelijk te exporteren. In die zin is het belangrijk om de intra-Afrikaanse samenwerking open te stellen, vooral in de context van de huidige pandemie. West-Afrikaanse landen hebben belangrijke kennis opgebouwd over de aanpak van de Ebola-epidemieën, die anderen op het continent kan helpen hun nationale reactie op COVID-19 te verbeteren. Met een economische revisie en een focus op lokaal talent kunnen Afrikaanse landen dan verder gaan met de ontwikkeling van hun sociale sectoren. Het verbeteren van de gezondheidszorg zou een topprioriteit moeten zijn, evenals de gestimuleerde groei van de lokale farmaceutische industrie en biotechnologie. Net zoals de westerse regeringen zich nu realiseren dat ze een grote fout hebben gemaakt om de productie van nagenoeg alles uit te besteden aan China - van maskers tot ventilatoren - moeten ook de Afrikaanse regeringen ervoor zorgen dat hun landen zelfvoorzienend zijn in belangrijke industrieën die essentieel zijn voor de nationale veiligheid en gezondheid. Ook onderwijs en innovatie zouden boven aan de agenda moeten staan. De Afrikaanse regeringen zouden de investeringen in de onderwijssector moeten verhogen en de innovatie-initiatieven die in het hele continent zijn ontstaan, moeten blijven uitbreiden. Dit alles maakt deel uit van een dekolonisatieproces dat al lang had moeten plaatsvinden. In feite is het Afrikaanse volk al lang klaar om aan de slag te gaan, maar het wacht op hun politieke elites, die achterop hinken. Echter, nu de westerse ziekenhuizen misschien niet meer in staat zijn om Afrikaanse leiders op te nemen en te behandelen, en de tegoeden die zij in westerse banken wegstoppen in gevaar komen door de wereldwijde achteruitgang, kunnen ook zij eindelijk aan boord komen. Er zijn inderdaad al een paar positieve signalen. We hebben onlangs gezien dat de Afrikaanse Unie middelen heeft gemobiliseerd om COVID-19 te bestrijden. Afrikaanse leiders spreken met één stem en hebben in een recente teleconferentie de noodzaak geuit om eensgezind te zijn in het vinden van oplossingen voor de pandemie. Dergelijke initiatieven zijn bemoedigend in een crisis waarin veel landen in het Westen egoïstisch hebben gereageerd en samenwerking met andere landen hebben geweigerd. We beleven een historisch moment dat bij de Afrikanen een gevoel van wedergeboorte en assertiviteit zou kunnen opwekken, dat ons zou kunnen leiden door de moeilijke reis die onze voorouders in de 20ste eeuw zijn begonnen. De dekolonisatie zou inderdaad wel eens snel kunnen verlopen vanwege de dreiging van een ziekteverwekker. Dr. David Mwambari is docent Afrikaanse veiligheid in het African Leadership Centre van de King's College te London. Bron: MWAMBARI, David, The pandemic can be a catalyst for decolonisation in Africa. In: Al Jazeera, 15/04/2020, https://www.aljazeera.com/indepth/opinion/pandemic-catalyst-decolonisation-africa-200415150535786.html. Geraadpleegd en vertaald op 21/04/2020. Read the full article
0 notes
trenopiniid · 4 years
Photo
Tumblr media
Mampukah Perbankan Syariah Menjadi Solusi yang Syar’i? . https://www.trenopini.com/2021/02/mampukah-perbankan-syariah-menjadi.html?m=1 . Geliat sektor keuangan syariah semakin berkembang. Bahkan keuangan syariah terbukti kebal terhadap dampak pandemi Covid-19. . Hingga Desember 2020, aset keuangan syariah mencapai Rp 1.770,3 triliun. Tumbuh tinggi sebesar 21,48% dari sebelumnya 13,84% di tahun 2019. . Sementara pembiayaan bank umum syariah tumbuh 9,5% year on year, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan bank konvensional yang terkontraksi -2,41%. . Baca selengkapnya, KLIK tautan website diatas, Jangan lupa Ikuti kami di : Instagram bit.ly/igtrenopini Website bit.ly/webtrenopini Fp Facebook bit.ly/fptrenopini Tumblr bit.ly/tbtrenopini Telegram bit.ly/ttrenopini Twitter bit.ly/twittrenopini . #kapitalisme #banksyariah #Ideologi #ekonomiislam #neokolonialisme #islamsolusi #DemokrasiMenipu #DemokrasiMerusak #syariahislamkaffah #ekonomiislam #DemokrasiKufur #DemokrasiHaram #BuangDemokrasiKapitalisme #TolakKomunisme #trenopini #kabarislami #MariPerjuangkanAgamaAllah #TegakkanKhilafah #SirnalahRezimZalim #KhilafahAjaranIslam #khilafahsolusituntas #KemenanganIslamJanjiAllah (di Trenopini.com) https://www.instagram.com/p/CLbjB9ph7St/?igshid=10vgt82hs8nhq
0 notes
sajian-bagus · 4 years
Link
Konspirasi sering digambarkan hanya sebatas teori yang hanya dipercaya oleh orang-orang paranoid. Itu merupakan metode, agar jika ada orang yang berusaha membongkar konspirasi, mereka akan dianggap bodoh, ngawur atau gila. Ngomong-ngomong apakah anda sudah tahu definisi konspirasi? Artikel ini akan membahasnya.
Definisi Konspirasi
Konspirasi berasal dari bahasa Romawi yakni Con Spirare yang artinya bernafas bersama. Konspirasi dapat diartikan bersekongkol atau bersiasat bersama secara sembunyi-sembunyi. Konspirasi telah menjadi tradisi orang-orang Romawi kuno.
Istilah konspirasi menjadi populer sejak tewasnya Julius Caesar. Ia di bunuh oleh para pengikut nya secara terencana dan diam-diam. Konspirasi adalah tradisi secret society yang suka menyimpan rahasia di tempat ramai melalui kode dan simbol. Salah satunya adalah da vinci code. Ini kenyataan dan bukan sekedar teori belaka.
Pidato JFK mengenai Konspirasi dan Secret Society
John F Kennedy (JFK) dan Abraham Lincoln adalah presiden AS yang menerbitkan USD versi Pemerintah, bukan USD versi Swasta, mereka adalah presiden yang menentang konspirasi Elite Global di AS. Keduanya sama-sama tewas dengan cara tragis. Yakni di tembak di keramaian. Lincoln ditembak ketika menyaksikan pertunjukan drama di Washington DC pada tanggal 14 April 1865. Sedakan tragedi yang menimpa JFK terjadi pada saat ia konvoi kendaraaan terbuka di Dallas pada tanggal 22 November 1963 tidak lama setelah dia berpidato mengenai konspirasi secret society. Peristiwa ini menjadi insiden pembunuhan yang paling diingat oleh dunia sepanjang sejarah.
Berikut ini pidato President JFK mengenai Secret Society, tak lama sebelum ia tewas tertembak:
Berikut terjemahan dari pidato JFK :
“Kata kerahasiaan adalah menjijikan, dalam masyarakat yang bebas dan terbuka. Dan kita sebagai rakyat, telah mendarah daging dalam sejarah menentang Secret Society. Menentang sumpah rahasia, dan proses rahasia. Karena kita ditentang seluruh dunia oleh konspirasi yang kokoh dan kejam yang beroperasi dengan cara sembunyi-sembunyi, untuk memperluas pengaruhnya. Melalui infiltrasi, bukan invasi. Melalui subversi, bukan pemilu. Melalui intimidasi, bukan pilihan bebas. Mereka gunakan sistem dengan SDM dan materi yang luas. Dalam bangunan mesin yang terajut erat dan sangat efisien yakni menggabungkan, militer, diplomatik, intelegen, ekonomi, sains, dan politik.” “Persiapannya disembunyikan. Kesalahannya di kubur, tidak di umumkan. Para penantangnya di bungkam, tidak dipuji. Tak ada pengeluaran yang di pertanyakan. Tak ada rahasia yang di ungkap. Itulah sebabnya Solon, negarawan dari athena, menetapkan itu sebagai tindak kriminal. Bagi setiap warga yang mengecilkan arti kontroversi.” “Saya minta tolong kepada anda. Untuk tugas luar biasa dalam menginformasikan dan mengingatkan rakyat AS, saya yakin dengan bantuan anda semua, maka semua orang akan memperoleh fitrah sesuai takdirnya sejak dilahirkan, bebas dan merdeka “
Presiden pertama RI pertama, yakni Ir Soekarno pernah menyebut Neokolonialisme-Imperialisme (Nekolim), dan ini lah yang dimaksud beliau sebagai secret society. Konspirasi bukanlah teori melainkan kenyataan.
0 notes
rmolid · 4 years
Text
0 notes
arus-balik-blog · 4 years
Text
Memaknai Penjajahan
Kolonialisme bermula ketika Vasco da Gama dari Portugis berlayar ke India pada tahun 1498. Kolonialisme, layaknya yang digambarkan oleh Ronald J. Horvath (1972), merupakan pengembangan kekuasaan sebuah negara atas wilayah dan manusia di luar batas negaranya, seringkali untuk mencari dominasi ekonomi dari sumber daya, tenaga kerja, dan pasar wilayah tersebut. Istilah ini juga menunjuk kepada suatu himpunan keyakinan yang digunakan untuk melegitimasikan atau mempromosikan sistem ini, terutama kepercayaan bahwa moral dari pengkoloni lebih hebat ketimbang yang dikoloni.
Kolonialisme bentuk baru atau neokolonialisme merupakan sebuah sistem yang memungkinkan dominasi negara-negara dengan kekuasaan kolonial atas koloninya terus bergulir meskipun setelah negara-negara koloni tersebut telah mengklaim kedaulatannya. Sistem ini mencakup dampak-dampak kolonialisme yang tersisa dalam beberapa bentuk, seperti penggunaan bahasa kolonial, marginalisasi budaya pribumi, serta dampak politik dan ekonomi yang bermaksud untuk melanjutkan dominasi yang sudah ada. Kata neokolonialisme pertama digunakan oleh Jean Paul Sartre di dalam bukunya yang berjudul “Colonialism and neocolonialism” (1964) namun definisi resminya dicetuskan di dalam All African People's Conferences (AAPC) 1961 Resolution on Neocolonialism sebagai sisa-sisa sistem kolonial di negara Afrika melalui dominasi politik, mental, ekonomi, sosial, militer, dan bentuk-bentuk lain yang bersifat tidak langsung atau tidak nampak serta tidak melibatkan kekerasan secara langsung.
*  *  *  *  *  *  *  *  *  *
Referensi
All-African People's Conferences. (1962). International Organization, 16(2), 429-434. Retrieved May 14, 2020, from www.jstor.org/stable/2705395
Horvath, R. (1972). A Definition of Colonialism. Current Anthropology, 13(1), 45-57. Retrieved May 14, 2020, from www.jstor.org/stable/2741072
Sartre, J. P. (2001). Colonialism and neocolonialism. London: Routledge.
0 notes
hafiffas · 5 years
Text
BARAT-SENTRIS
Penjajahan telah berevolusi menjadi neokolonialisme, akhirnya lebih menguatkan hegemoni intelektual dunia Barat atas dunia Timur. Inilah akar dari Barat-Sentrisme dalam ilmu pengetahuan, sehingga seakan-akan Barat sajalah standar kebenaran itu.
Nampaknya juga ada inferiority complex yang diidap oleh banyak rakyat Indonesia sehingga kesannya semua yang berbau Barat pastilah lebih bagus daripada ‘produk dalam negeri’. Ketika sebuah barang tertulis ‘impor’ seakan-akan ia lebih bagus. Ketika seorang pakar dengan nama yang sangat ‘bule’ berbicara, seakan lebih meyakinkan daripada pakar yang namanya Jawa atau Arab. Ketika jurnal Barat terlihat lebih meyakinkan dari penelitian kita sendiri.
Padahal, umat Islam sangat terkenal dengan ghiroh-nya dalam memperjuangkan kejayaan agamanya. Banyak sekali ilmuan muslim yang jaya pada masa keemasannya, sebut saja Al Zahrawi, Al Kindi, Ar Razi. Maka ghiroh yang sama harusnya ada pada para ilmuan-ilmuan muslim saat ini ketika menyadari bahwa ternyata masih ada penjajah yang sifatnya intelektual.
-Sudut Pandang
0 notes
politicnews · 5 years
Text
Lithium Logam dan Lainnya Untuk Investasi di Amerika Latin
Tumblr media
Amerika Latin tetap terlalu tidak stabil untuk mengambil risiko dari investasi, tetapi dengan pemerintah neoliberal membalikkan gelombang merah muda, investor didorong.
Sejak awal kolonialisme Eropa pada abad ke-16, para petualang dan investor telah merespons peluang yang ada untuk mengendalikan seluruh zona di mana mereka dapat secara bebas mengekstraksi bahan baku tanpa diganggu oleh populasi lokal yang mungkin menganggapnya invasif. Taktik tradisional melibatkan fase operasi militer diikuti oleh pembentukan kerangka hukum lokal yang menerapkan nilai-nilai budaya dan ekonomi penjajah. Pada abad ke-19, Afrika dan Asia telah menyerah pada logika ini, yang memungkinkan perusahaan-perusahaan Eropa menembus hampir ke "jantung kegelapan" dan mengendalikan sumber daya benua itu. Amerika Latin tidak semudah ini.
Lima abad setelah penaklukan Dunia Baru, situs web Market Views telah melihat peluang unik bagi investor yang waspada. Dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada bulan Juli, penulis menyatakan: "Amerika Latin telah muncul sebagai yurisdiksi ramah pertambangan dengan berbagai perusahaan pertambangan internasional yang terdaftar di Kanada, AS, Australia dan Inggris [sic]."
Ini benar-benar unik dan memiliki "yurisdiksi ramah pertambangan" yang aman tidak akan lebih sesuai dengan kebutuhan dunia maju. Lagi pula, wilayah ini "memiliki cadangan tembaga, litium, dan perak terbesar di planet ini dengan banyak emas untuk diangkut."
Catatan Kontekstual
Para analis membagi masalah risiko investasi di pertambangan menjadi dua kategori berbeda: risiko "di bawah tanah" dan "di atas tanah". Intuisi orang Spanyol abad ke-16 benar ketika mereka melihat Amerika penuh potensi bawah tanah. Seperti yang penulis tunjukkan: "Hal terbaik tentang Amerika Latin bagi investor pertambangan adalah bahwa ia sangat kaya akan logam dasar dan logam mulia." Orang Spanyol pada masa Philip II lebih tertarik pada logam mulia, tetapi itu hanya karena mereka masih menunggu Inggris untuk menciptakan Revolusi Industri dua abad kemudian, menciptakan pasar yang kaya untuk berbagai logam dasar.
Ternyata dalam beberapa waktu terakhir, setelah semakin berkurangnya kolonialisme Eropa dan neokolonialisme AS yang sebagian besar gelisah di Amerika Selatan yang mengikuti Doktrin Monroe, risiko di atas tanah telah membuat para investor mundur. Dalam kata-kata penulis: "Amerika Latin dirusak oleh ketidakstabilan politik sejak kemerdekaan dengan periode kekuasaan militer yang sering dan kebanyakan negara hanya kembali ke demokrasi dalam 40 tahun terakhir." Apakah mereka dibenarkan memanggil mayoritas negara-negara Amerika Latin - seperti Brasil, Chili, dan sekarang Bolivia - contoh demokrasi masih menjadi bahan perdebatan.
Secara lebih realistis, para penulis mengamati: “Ketidakstabilan politik menghambat investasi pertambangan di wilayah ini karena Anda memerlukan negara yang relatif stabil dan efisien untuk menciptakan mekanisme yang adil untuk transaksi berkelanjutan antara warga negara - pemilik akhir logam - dan pertambangan. perusahaan."
Apakah investor Barat benar-benar mengakui bahwa warga negara adalah "pemilik logam?" Pada kenyataannya, mereka tidak peduli siapa yang mengaku sebagai pemilik atau yang namanya otoritas lokal menandatangani hak eksploitasi. Yang menjadi perhatian para investor adalah bahwa hukum tanah akan ditegakkan oleh pemerintah yang wewenangnya dihormati, apakah penghormatan itu disebabkan oleh adhesi demokratis rakyat atau kesetiaan militer kepada rezim. Mereka membutuhkan stabilitas yang akan menjamin nilai investasi mereka yang berkelanjutan.
Para penulis mengakui satu bentuk risiko yang tidak pernah dipikirkan oleh penjajah Spanyol ke-16: “Di banyak negara Amerika Latin, peran negara sebagai penengah diperumit oleh kenyataan bahwa penduduk asli yang kuat memiliki konsep alternatif kepemilikan tanah, seperti masyarakat leluhur. wilayah. "
Ini telah menjadi masalah klasik bagi kapitalisme di mana pun di dunia. Ketika perusahaan-perusahaan Barat menemukan luasnya cadangan minyak Arab pada tahun 1930-an, Amerika dan Inggris harus meyakinkan keluarga Saud, antara lain, bahwa budaya Badui mereka telah membuat semuanya salah. Orang-orang Badui telah mempertahankan kepercayaan tradisional bahwa padang pasir adalah rumah setiap orang dan bukan milik siapa pun. Pengacara Barat mengajarkan para perantau nilai klaim kepemilikan tanah dan segala sesuatu yang ada "di bawah tanah." Setelah gagasan properti ditanamkan, keluarga dominan seperti keluarga Saud dapat melanjutkan dengan pengaturan menguntungkan suku mereka dengan perusahaan Barat yang memiliki keahlian teknis, keuangan, dan komersial yang memungkinkan mereka mengubah minyak menjadi uang tunai.
Suku-suku asli di Amerika Latin tidak pernah banyak bicara mengenai hukum atau kontrak yang dibuat dengan perusahaan-perusahaan Barat. Meksiko berhasil menasionalisasi minyaknya setelah revolusi. Venezuela melakukan banyak hal kemudian dan telah menderita sejak itu. Dalam beberapa dekade terakhir, satu negara tidak hanya menghargai hak adat atas sumber daya mineralnya, tetapi juga menunjukkan sikap kuat terhadap nilai-nilai inti budaya asli. Itu adalah Bolivia. Eksperimen itu berlangsung 14 tahun, sampai beberapa minggu yang lalu, ketika sebuah kelompok sayap kanan, militan yang mengadu fundamentalisme Kristen dengan budaya asli melakukan kudeta yang didukung dan didorong oleh AS. Itu berhasil menggulingkan pemerintah pahlawan adat Evo Morales, yang terpaksa mengungsi ke Meksiko.
Morales telah melakukan kesalahan politis yang cukup untuk memberi kudeta kredibilitas yang diperlukan untuk membenarkan klaimnya tentang "pemulihan demokrasi." Artikel ini mengingatkan calon investor bahwa “Argentina dan Bolivia merupakan bagian dari 'segitiga lithium' dengan Chili,” serta fakta bahwa litium sangat penting untuk pertumbuhan pasar baterai untuk kendaraan listrik.
Artikel itu ingin para pembacanya memahami bahwa perusahaan pertambangan yang sukses telah mulai menguasai cara-cara efektif untuk menenangkan penduduk setempat dengan menawarkan kepada mereka beberapa keuntungan ekonomi dan kenyamanan makhluk. Seorang eksekutif pertambangan menjelaskan: “Jika seorang penambang hanya mencoba menukar uang dengan tanah, itu adalah kesalahan besar. Anda perlu menciptakan hubungan jangka panjang berdasarkan pada penciptaan lapangan kerja bagi pekerja lokal dan menyediakan beberapa infrastruktur sosial seperti air minum, energi, saluran pembuangan kotoran dan sebagainya. ”
Ini bisa terlihat seperti kemurahan hati spontan (tentu saja, bukan) atau perhitungan yang sinis. Kemungkinan besar, itu adalah bentuk penyesuaian ideologis untuk menyelesaikan rencana penggantian budaya berbagi dengan budaya melobi yang mementingkan diri sendiri demi keuntungan maksimum. Itu sebenarnya terdengar sinis, tetapi ideologi itu melunakkan dampak kritik.
Segalanya tampak berkembang menjadi lebih baik: "Tidak hanya para penambang menjadi lebih mahir dalam menangani masalah ini, ada juga tanda-tanda bahwa sebagian besar negara-negara Amerika Latin meningkatkan kemampuan mereka untuk mengatur transaksi rumit antara investor dan warga negara ini." itu roti dan sirkus. Kali ini adalah pekerjaan dan air minum, setidaknya bagi mereka yang memilih untuk berkumpul di daerah yang dieksploitasi di mana keuntungan ini menunggu mereka yang bersedia meninggalkan budaya tradisional mereka.
Catatan Sejarah
Paragraf pertama artikel Market View dengan benar (meskipun tidak lengkap) merangkum sejarah di balik minat Eropa dalam penambangan Amerika Selatan: “Tales of Birú, tanah sarat emas ajaib yang sekarang kita kenal sebagai Peru, cukup untuk meyakinkan penjajah Spanyol Francisco Pizarro untuk memimpin ekspedisi berisiko melawan suku Inca. Dalam jangka pendek, misi itu merupakan keberhasilan luar biasa dengan Pizarro menebus kaisar Inca Atahualpa yang ditangkap dengan harga 13.000 pound (lb) emas dan dua kali lebih banyak perak. ”
Diceritakan dengan cara ini, kisah ini menghadirkan Pizarro sebagai model kapitalis yang baik yang tahu bagaimana mengubah "ekspedisi berisiko" menjadi "kesuksesan luar biasa." Para penulis bahkan tampaknya menyetujui langkah Pizarro untuk menangkap penguasa Inca. Namun, kisah mereka mengabaikan beberapa peristiwa penting dalam episode sejarah yang agung ini. Ketika Atahualpa menolak untuk masuk agama Kristen, alih-alih mengalihkan pipi yang lain ke penghinaan, Pizarro secara alami melancarkan perang di mana ia menangkap penguasa Inca. Dia kemudian menuntut agar suku Inca menyerahkan “semua emas dan harta mereka untuk kebebasan Atahualpa. Meskipun Inca memberi mereka kekayaan, Pizarro masih membunuh Atahualpa pada tahun 1533. ”Bukan apa yang Anda sebut permainan adil. Lewis Carroll dalam "The Walrus and the Carpenter" - puisinya meringkas kolonialisme Inggris - akan disebut membunuh sandera setelah menerima tebusan "hal yang suram untuk dilakukan."
Dalam penceritaan penulis, Pizzaro tampaknya adalah pengusaha yang pandai, mengevaluasi risiko, melaksanakan rencananya, dan menekan keuntungannya untuk mendapatkan laba maksimal. Mereka tidak repot-repot menyebutkan detail kecil membunuh tawanan setelah mendapatkan uang tebusan atau fakta bahwa tebusan tidak kurang dari semua harta yang dikumpulkan dari suku Inca. Tetapi sebagai pengusaha yang berwawasan ke depan, Pizzaro tahu bahwa ada investasi yang menguntungkan untuk dilakukan. Seandainya dia juga menemukan mata air awet muda, dia mungkin akan bertahan cukup lama untuk membaca artikel itu dan pasti akan senang mengetahui bahwa ada lebih banyak investasi yang menguntungkan yang dapat dilakukan hari ini di Amerika Latin.
* [Di zaman Oscar Wilde dan Mark Twain, kecerdasan Amerika lainnya, jurnalis Ambrose Bierce, menghasilkan serangkaian definisi sindiran dari istilah-istilah yang umum digunakan, menyoroti makna tersembunyi mereka dalam wacana nyata. Bierce akhirnya mengumpulkan dan menerbitkannya sebagai sebuah buku, The Devil’s Dictionary, pada tahun 1911. Kami tanpa malu-malu menyesuaikan gelarnya untuk melanjutkan upaya pedagogisnya yang sehat untuk menerangi generasi pembaca berita.
0 notes
abpapua · 5 years
Photo
Tumblr media
Damai Itu Ladang Bagi Penjajah Oleh: Victor F. Yeimo)* "Damai" itu tempat yang subur bagi neokolonialisme Indonesia. Penjajahan dan penghisapan dengan gaya baru bisa tumbuh kalau ada jaminan "damai" dalam wilayah yang dieksploitasi  dan dijajah.
0 notes
kadaryanto97 · 4 years
Photo
Tumblr media
Jalan Kritik Sastra Aplikasi Teori Poskolonial hingga Ekokritik Penulis : Yusri Fajar Penerbit : Intrans Publishing ISBN : 978-602-5328-19-0 Tahun : 2020 Ukuran : 15 x 23 cm Tebal : xviii + 128 hlm Original Harga : Rp60.000 diskon 20% Rp48.000 Sinopsis Buku ini menyajikan berbagai naskah kritik/telaah karya-karya sastra Indonesia dan mancanegara dengan berbagai perspektif teori seperti kolonial/poskolonial, neokolonialisme, gastrokritik (kajian kritik sastra kuliner), Identitas, diaspora dan geokritik, terorisme, sastra dan travel writing, dan ekokritik (kritik sastra lingkungan. Buku ini merupakan pilihan tepat bagi para pembaca yang ingin mengetahui bagaimana menulis kritik/telaah sastra. Beberapa naskah dalam buku ini merupakan pemenang lomba dalam berbagai sayembara kritik, seperti Lomba Kritik Sastra UGM 2017 (sebagai pemenang ke-2) dan lomba kritik sastra “Penularan Jassin” yang diadakan Majalah BASIS (sebagai pemenang ke-2 dan pemenang unggulan). Menelaah dan menulis kritik atas karya-karya sastra mutakhir di Indonesia dan mancanegara adalah upaya menganalisis, menilai, mengapresiasi dan menimbang karya-karya sastra yang telah mewarnai perkembangan dunia sastra. #kritiksastra #cintasastraindonesia #merdekabelajar #sahabatbahasa #sahabatdikbud #jumatsastra #sastra #bukusastra #badanbahasa #buku #esaisastra #sastraindonesia #bukulangka #bookstagram #infolomba #esai #lombamenulis #kritik #kemdikbud #tapalbataskritiksastra #bukulawas #books #sastraindonesiaorg #lombakritiksastra #regrann #repost #unggahulang #tseliot #jualbukusastra #kesusastraanindonesia https://www.instagram.com/p/CCyxr18pG7Z/?igshid=19xzc8cal3pc1
0 notes