Tumgik
#non-akademik
gizantara · 1 month
Text
Sense of Urgency and Severity (1)
Kadang dibutuhkan kejujuran brutal untuk ngerti seberapa fatal sesuatu yang telah diperbuat dan seberapa penting hal yang telah disepelekan.
Barangkali ini memang bukan tentang kamu yang "membesar-besarkan masalah" tapi dia yang "menyepelekan hal yang kamu anggap penting".
Karena yang dia sebut "cuma" itu sebenarnya fatal bagi kamu.
Tumblr media
Kupikir selain masalah komunikasi dan kepercayaan, isu sense of urgency and severity ini hampir selalu jadi masalah klasik di setiap hubungan, entah keluarga, pertemanan, pekerjaan, akademik, bahkan pernikahan.
Bahkan jika komunikasi telah dilakukan se-clear mungkin, kalau sense of urgency and severity-nya nggak 'sekufu', ya nggak akan ketemu di tengah. Trennya saat ini, mungkin perempuan terlalu banyak menganggap penting sesuatu, sementara laki-laki terlalu banyak menganggap biasa aja sesuatu. Nggak semua, tapi mostly demikian.
Nah, siapa juga (perempuan) yang tahan disepelekan lama-lama? Nah, siapa juga (laki-laki) yang tahan tindakan biasa ajanya dianggap parah?
Belakangan ini juga aku baru ngerti, bahwa di antara alasan utama seseorang marah adalah karena untuk menunjukkan seberapa fatal tindakan seseorang dan seberapa sering dia menyepelekan hal yang penting. Nah, jadi kebayang kan kenapa perempuan itu cerewet? Karena lebih banyak hal yang dianggap penting. Cek aja di rumah masing-masing, ibu mana yang nggak cerewet. Bapak-bapak mah biasanya santuy aja wkwk.
Tapi hati-hati, kadang ketidaksekufuan sense of urgency and severity ini juga yang bikin orang-orang hilang respect satu sama lain.
Karena baik yang menganggap fatal, menganggap penting, maupun menganggap biasa aja, mereka sudah punya "piece of belief system" yang nempel sejak lama. Belief system itu sendiri kan dimulai dari berpikir, berasumsi, dan menganggap, jadi argumen di kepalanya sudah dibangun sehingga melahirkan tindakan yang berulang menjadi kebiasaan.
Berpikir → Tindakan → Kebiasaan → Karakter (syakilah) → Kenyataan, jalan hidup, path (sabilan) → Takdir
Orang tuh bisa aja tau teori, tapi untuk menginternalisasi jadi satu kebiasaan tuh susahnya ampun-ampunan dan menguji tekad wkwk. Makanya, pernah denger kan kutipan: "jangan berharap kamu bisa mengubah orang dengan menikah"? Menikah untuk mengubah karakter tuh kayaknya terdengar sok-sokan juga deh, wkwk.
Sepede itukah bisa ngubah orang? Bisa sabar nggak kalau ∆ improvementnya ga signifikan setelah bertahun-tahun? Punya sumber daya, kapasitas, dan waktu yang cukup ga buat ngubahnya? Bisa cukup tough nggak untuk nggak ikut keubah/kebawa selama proses mengubah orang?
Tumblr media
Maka jika nanti kita menikah, perhatikan keselarasan value antara kita dan calon pasangan kita mengenai apa yang penting dan apa yang fatal. Bahkan yang sering terjadi, sesimpel "naro handuk sembarangan" juga bisa jadi masalah kalau sense of urgency dan severity-nya nggak setara. Seumur hidup terlalu lama untuk bersama orang yang kepentingannya tidak sama dengan kita.
Pernah baca juga di X, ada cowok yang menjadikan "standar kerapiannya" sama atau tidak sebagai kriteria. Karena akan repot kalau yang satu nggak masalahin banget rumah yang berantakan, yang satunya gila beberes. Tapi itu mah preferensi masing-masing, disesuaikan aja dengan kebutuhan diri.
Dan untuk saat ini, di lingkup orang-orang yang kita syukuri keberadaannya, sadari seberapa sering kita mengabaikan hal yang penting serta melakukan hal yang sebenarnya fatal. Coba mulai anggap penting juga hal yang memang penting secara umum (dalam hal ini, self awareness juga perlu ditingkatkan) misalnya: shalat, kesehatan, manajemen waktu, integritas, amanah, batasan, dsb.
Dan coba deh mulai ngeh juga, hal-hal fatal yang masih dilakukan tanpa sadar, misalnya: menunda sholat, menyepelekan amanah, datang terlambat, bermudah-mudahan dengan non-mahram, dsb.
Tumblr media
Standar penting dan fatal itu sebenarnya dari mana? Rujukan utama jelas Al-Qur'an, sunnah, dan hadis. Sisanya ada di etika, norma, moral, lingkungan sosial, dsb. Panjang kalo dibahas lebih lanjut tapi pakem/kata kuncinya adalah: relevansi dengan tujuan. Dan tujuan hidup (visi-misi) setiap orang beda-beda.
Fatal kalau kita melakukan hal yang kontraproduktif dengan tujuan. Penting untuk mencari apa aja hal yang perlu dibiasakan karena memang relevan dengan tujuan. Jadi ada kemasuk-akalan dari "memilih orang yang tujuan hidup/visi-misinya sama" yaitu untuk meminimalisir ketidaksekufuan sense of urgency and severity.
Dan bagi seorang muslim, kebutuhan selamat harus selalu ada di puncak prioritas dari semua concern dalam hidupnya. Cek aja doa para nabi.
Maka perhatikan tindakan kita sebagai makhluk sosial. Pinter-pinter lagi juga iqra terhadap diri sendiri dan lingkungan di luar diri. Harapannya buat diri sendiri adalah agar dimampukan oleh Allah untuk menginternalisasi hal-hal yang penting dan aware lebih dini untuk tidak melakukan hal-hal fatal yang akan mengurangi harga diri di hadapan Allah.
Kalau kata Mas Wisnu Suryaning Adji:
Ada kecerdasan intrapersonal—bentuk kecerdasan utk mengamati, memahami, dan menyimpulkan diri sendiri berikut pemikiran-pemikirannya dengan objektif seperti menilai objek-objek lain di luar dirinya. Alias: kemampuan ngaca. Ternyata, nggak semua orang punya (mencukupi). Jangan-jangan langka.
Semoga akal kita diberikan kemampuan untuk mempertimbangkan sesuatu dan qalbu-nya selalu dipandu oleh Allah dalam setiap decision making. Selamat menginternalisasi hal-hal yang relevan dengan tujuan hidup!
— Giza, ini masih bagian 1 tapi justru bagian 2 udah ditulis duluan dan mengendap di draft
58 notes · View notes
hellopersimmonpie · 8 months
Text
Sore-sore sambil masak, gue nonton podcast-nya Indah G yang mewawancarai dua caleg muda. Dengan biaya politik yang tinggi, kesempatan untuk menjadi caleg bakal lebih terbuka untuk anak-anak muda yang privileged. Gue jadi mikir kalau anggota legislatif nantinya cuma berisi wakil dari kalangan atas yang nggak pernah nyentuh akar rumput, gimana mereka bisa punya perspektif masyarakat kalangan bawah?
Gue bukan butthurt atau meremehkan orang-orang kaya. Tapi sudut pandang yang diverse itu penting banget buat memikirkan kebijakan. Selama kerja di kampus, gue tuh pernah menjadi anggota senat yang merumuskan peraturan akademik. Gue juga pernah menjabat sebagai sekretaris prodi yang mengeksekusi aturan yang dirumuskan senat. Meskipun saat menduduki posisi senat, gue tuh bukan yang vokal banget, tapi gue cukup dapat pembelajaran betapa pentingnya menata perspective untuk decision making dan perumusan kebijakan.
Pernah gue tuh mewawancara mahasiswa untuk menentukan apakah ia layak mendapatkan keringanan UKT atau tidak. Dari luar, mahasiswa ini menggunakan barang branded (keyboard mechanics, headset gaming, Ipad). Guepun mendalami "Darimana barang-barang branded tersebut?"
"Apakah dia ada keinginan untuk berhenti membeli barang branded?"
Gue tau ini kejauhan. Pertanyaan pertama tuh gue tanyakan sebagai sekretaris prodi yang perlu tahu kondisi ekonomi mahasiswa. Sementara pertanyaan kedua tuh gue tanyakan secara personal untuk menggali motivasi dia membeli barang branded karena gue khawatir dia akan terjebak hedonic treadmill.
Mahasiswa gue menjawab bahwa barang tersebut dia beli untuk kenyamanan kerja. Karena selama ini dia bekerja sebagai ilustrator yang harus menanggung kebutuhan keluarga bareng kakaknya. Selama ini, uangnya cukup untuk itu.
Tapi selama dua bulan ini kakaknya menganggur dan belum dapat kerja lagi jadi uangnya nggak cukup lagi untuk bayar SPP. Kalau ada uang lagi, dia nggak akan beli pernak-pernik keyboard mechanics karena menurut dia yang seperti itu aja sudah cukup.
Pas ngobrolin hasil interview sama temen, temen gue bilang:
"Ya harusnya dia nggak usah beli barang-barang kayak gitu. Mending utamakan kebutuhan pokok dulu"
Selama kuliah, gue juga kuliah sambil kerja. Gue tau persis gimana rasanya kelelahan dan pengen beli sesuatu untuk bikin kita nyaman. Ini bukan romantisasi keadaan yang dikit-dikit self reward. Tapi ya karena emang saking capeknya.
Dari obrolan tersebut, kami berdua akhirnya menata perspective bahwa pendidikan yang berkualitas sampai sarjana harusnya accessible untuk semua kalangan. Kalaupun si mahasiswa tersebut sampai nggak dapet keringanan UKT, itu karena uang dari kampus nggak cukup. Bukan karena ia tidak berhak. Menanggung kebutuhan keluarga di usia segitu sangat tidak ideal meskipun dia mampu di tahun-tahun awal kuliah.
Untuk sesuatu yang dekat aja, kita bisa punya perspective yang beda banget. Apalagi untuk yang luas dan jauh.
Pernah ada masanya gue tuh percaya sama meritokrasi. Sampai pada akhirnya gue belajar tentang konsep balancing dalam Game Design. Orang-orang privileged itu layaknya pemain yang punya banyak duit sehingga mereka bisa melakukan top up untuk mendapatkan skill tertentu. Sementara orang-orang miskin itu ibarat free player yang harus push rank cukup lama dan memanfaatkan random event untuk naik level. Antara orang yang privileged dan nggak privileged itu nggak akan pernah balance. Seorang anggota legislatif itu ibarat game designer yang merancang "dunia" agar orang-orang yang tidak privileged ini tetap merasakan kehidupan yang baik sebagai manusia. Tetap punya waktu luang untuk bonding dengan keluarga. Tetap makan makanan bergizi. Tetap punya ruang hidup yang layak tanpa mengalami gentrifikasi atau berebut dengan industri. Sistem meritokrasi tidak akan pernah adil karena kalau ada orang-orang non privileged bisa naik kelas manjadi crazy rich, itu ya sebagian kecil aja. Kalau kita menjadikan contoh kasus seperti itu sebagai sesuatu yang sangat mungkin terjadi, kita sudah terjebak dalam survivorship bias.
Instead of mendorong orang-orang yang tidak privilege untuk melakukan mobilitas sosial, gue lebih mikir negara mendorong kebijakan agar masyarakat miskin dan rentan bisa mendapatkan kehidupan yang layak. Dalam arti biarpun uang nggak seberapa tapi sarana pendidikan, sarana kesehatan, dan ruang hidup yang layak tetap accesible buat mereka.
Gue menghargai perspective banyak orang tapi perspective yang mengatakan bahwa "Orang miskin itu nggak sukses karena mereka kurang usaha" akan terus gue korek sampai bisa membuktikan apakah perspective tersebut benar-benar mewakili kondisi yang sebenarnya ataukah karena kita tone deaf. Bagaimanapun memang ada orang-orang yang memang cuma perlu fokus ke so called "usaha" karena kebutuhan dasarnya sudah terpenuhi. Sementara di sisi lain, ada orang-orang yang harus berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasarnya baru mikir usaha.
56 notes · View notes
adoctobepullet · 27 days
Text
Tumblr media
Refleksi ngajar; orang tua, pendidikan, dan karakter anak
Ngerasa ga si dunia pendidikan ((TK-SMA)) udah mengalami pergesaran? Banyak orang tua yang preferensi sekolahnya cenderung ke sekolah swasta daripada sekolah negeri, tapi kalo kuliah PTN masih menjdi favorit, baik prodi saintek atau soshum ((tapi seleksi dan saingane)) ketat wkwk.
Banyak faktor yang mempengaruhi sih, kek kurikulum, sarpras, kinerja guru, sampai biaya, yang tentu akan berdampak pada iklim belajar. Nah dari pendek kacamataku, sekolah swasta (setara SD) -aku berkecimpung- di Jogja kurikulumnya terintegrasi dengan nilai islam, ada kelas iqro, tahfidz, PAI, bahkan bahasa arab, yang notabene tidak diajarkan di sekolah negri. Selain itu, sarpras di sekolah swasta juga cukup memadai, SD sudah ada LCD, AC, ruang computer, dan ruang music (literally beneran ada gitar, piano, angkung, dll) yang bisa menunjang minat bakat mereka, po ga keren! Makin yahut lagi kalo gurunya, ngajar nggak sekedar ngajar tapi juga transfer of attitude yang akan membentuk karakter anak, pinter akademiknya dapet, nilai agamanya nggak lupa, dan budi pekerti luhirnya nggak ketinggalan. Truly Menyala.
Nah tapi masalahnya adalah, hal hal tersebut nggak bisa terprovide dengan baik, tanpa biaya pendidikan yang mumpuni. Like my curcol before, SPP SD Swasta non boarding di Jogja minimal 1/4 UMR lebih, haha. Itu juga biar fasilitas good, gurunya makmur, ngajarnya optimal, dan kualitas KBM berjalan baik. Mugkin bukan suatu masalah jika anaknya terlahir dari keluarga menengah ke atas tapi kalo middle to low ya sangat effort (kadang ada orang tua yang berpikiran gapapa buat anak, salut sih).
Mindset pendidikan sebagai investasi jangka panjang is a must. Ga gampang juga buat membangun hal seperti itu. Buktinya aja kemarin pas pemilu, banyak yang milih makan gratis dibading pendidikan gratis :” Gimana Indo mo maju kalo kek gini, rakyatnya gampang disetir karena literasi rendah. Back to main topic, sekolah swasta lebih digandrungi daripada sekolah negri, dalam jangka yang panjang akan ngaruh ke disiplin, akhlak, dan moralitas anak. Di SD islam swasta, masuk teeet jam 06.45 WIB, lanjut dhuha baru KBM. Wali kelasnya mandatory memastikan tiap siswa ikut dhuha. Jam 09.00 WIB ada snacking dan jam 12.00 sholat lanjut having lunch. Sesetruktur itu. Pas zamanku, sekolah negri nggal ada tuh kewajiban dhuha, hafalan, snacking, atau sesederhana buku pengubung kegiatan buat ngerecord kamu sholatnya rutin belum, belajar apa, tilawah atau hafalan nggak.
Mungkin bisa dikatakan, harapan orang tua menyekolahkan anaknya di elit swasta itu sebagai wadah pembentukan karakter dan kedisiplinan sejak dini kali ya, walaupun nggak mutlak tapi mayoritas begitu. Eh tp ada juga temen w yang sekolah negri tapi ketika dewasa karakternya kuat dan balance antara akademik, agama, dan sosial. Truly mesti penanamannya sejak kecil, sampe akhirnya jadi karakter, kebiasaan saat ini (tirakat orang tuanya apa ya?). Selain faktor eksternal (sekolah) ada yang lebih urgent dan mendominasi, yap faktor internal (hadinya orang tua), karena bagaimanapun orang tua adalah garda terdepan dalam mendidik dan membentuk karakter anak. Sebagus apapun pendidikan sekolah yang dienyam, ketika internalisasi dalam rumahnya kurang, maka nilai nilai yang masuk juga nggak efektif. Misal, di sekolah diajari hafalan ini itu, eh di rumah orang tuanya ignore, nggak dimurojaah. Wis bablas. Di sekolah dibiasakan sholat berjamaah, eh di rumah orang tuanya sholat malah entar entar, bablas juga. Jadi sebenernya sekolah itu cuma wasilah, garis terdepan adalah orang tua. That’s way, ibu sebagai al madrasatul ula.
Jadi refleksi kalo umur segini (gtau tar lagi) belum fokus buat cari parter urip ya salah satunya mikir, pendidikan anak yg bonafit di masa depan semakin mahal, tantangan zaman semakin gila (ghazwul fikr dan salah pergaulan nggak pandang bulu), kalo kita nya nggak bener, dalam artian ilmu dan amal (kerja) ya gimana mereka kedepannya bisa dapet pendidikan yang proper, kecuali mereka high selflearner tapi satu banding berapa sih yg kek gitu atau lu harus jadi ibu yg care parah (multitasking). Makanya ayo sekarang usahakan keluarga impian yang berbasis ilmu dan amal itu se-mastato’tum- nya. Belajar yang bener dan kerja yang berkah. Ga perlu neko neko dulu.
Allahuma baarik🙏✨
2 notes · View notes
Text
TERPERCAYA, Hubungi 0858-8777-2228, Sertifikasi ISO, Cara Mendapatkan Sertifikasi ISO, Sertifikasi Standar ISO, Sertifikasi ISO 9001, Sertifikasi ISO 45001, Lembaga Sertifikasi ISO Indonesia, Jasa Konsultasi Sertifikat ISO, Jasa Pengurusan ISO
Tumblr media
AyoSertifikasi membuka layanan konsultasi GRATIS & informasi seputar Sertifikasi Resmi di Indonesia.
Adapun Sertifikasinya Sebagai Berikut :
Sertifikasi BNSP
Sertifikasi ISO
Keanggotaan APKLINDO
Sertifikasi Non Akademik
dan lain sebagainya.
AyoSertifikasi telah bekerjasama dengan lembaga resmi terkait untuk memberikan informasi yang akurat, uptodate tentang Sertifikasi SDM maupun Perusahaan.
Admin Respon Cepat Telp/WA 0858-8777-2228 Atau klik https://bit.ly/urussertifikasi Website https://ayosertifikasi.com/sertifikasi-iso/
2 notes · View notes
meawindia · 9 months
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Namaku Alam (Leila S. Chudori)
✨️ : 4.7/5 (pg. 424)
Pembuka yang epik. Sedih sekaligus menyesakkan. Ketika Segara Alam yang masih berusia 3 tahun harus berkenalan dan merasakan suasana kelam saat ia sedang bermain kelereng. Ah, Nak. Begitu kuat kau dulu. Ini masih awal, ya, masih awal.
Buku ini sederhana sebenarnya tapi berat banget bobotnya. Sesederhana kisah percintaan siswa SMA dan gejolak cinta remaja, serta guyonan anak-anak SMA. Namun, di balik itu semua menyimpan kelam dan duka dalam diri tokoh utama, Alam. Terutama di tahun-tahun 1965-an. Kemampuannya yang dianggap menarik oleh tokoh lain justru tidak jarang membuatnya merasa tertekan. Photographic memory. Itulah sebutan kemampuannya.
Tekanan-tekanan batin "menyandang" stigma anak eks.tapol menjadi hal yang mungkin kita saja tidak kuat merasakan. Apalagi Alam. Kesedihan dan masa kelam yang ada diingatannya begitu menjalar keluar ke pembaca. Asli. Ikut nyesek. Namun, dengan kemampuannya itu, dia juga ingin "mengisi" kekosongan-kekosongan sejarah yang belum diketahui oleh masyarakat di tengah sejarah versi pemerintah merebak. Usahanya itu diwujudkan dengan kelompok Para Pencatat Sejarah di SMA Putra Nusa.
Selain sejarah yang kuat, ada hal menarik lain yang mampu membuatku kepincut sama novel ini. SMA Putra Nusa. Ya, sebuah sekolah yang sangat-sangat menarik. Kalau semisal sekarang pun ada sekolah seperti itu, ingin sekolah SMA lagi, hh. Di novel tersebut, SMA Putra Nusa, memberlakukan kurikulum yang begitu menarik dibanding dengan sekolah lain, mulai dari lingkungannya, suasananya, dan lain hal. Dan, yang paling saya suka adalah tidak membanding-bandingkan mana orang kaya, anak eks.tapol, atau siapapun. Semenyenangkan itu gambaran suasananya. Meski ada yang songong tapi dia gak kosong, akademik top, non akademik juga main. Keren si menurutku!
Ah, banyak hal lain yang menarik dari bagian pertama ini. Gak sabar nunggu bagian keduaaaa!!!! 🥹🔥
3 notes · View notes
Text
Sekolah Islam Terbaik Tambak Oso Wilangon Surabaya, WA 0811-32-177-00
Mengapa SHAFTA? SHAFTA merupakan Sekolah yang menggabungkan antara Pendidikan agama dan umum, mengintegrasikan antara kecerdasan intelektual dan spiritual, serta membentuk karakter para siswa-siswi dengan Akhlaq Mulia. Teruntuk Siswa-Siswi SD/MI dan SMP/MTs yang ingin mendalami ilmu agama tapi disertai dengan keahlian di bidang lain yukk daftar di SMP - SMA Islam SHAFTA Surabaya. Saat ini telah dibuka Gelombang 1 nih. Akan ada banyak beasiswa untuk kalian siswa yang berprestasi, dari prestasi Akademik/ non-akademik, serta kalian yang memiliki hafalan Al-Qur'an! Gelombang 1 (17 Agustus 2023 - 18 Januari 2024) Biaya Pendaftaran Start: 2.700.000 1. Free Catering Bulanan 2. Bebas Dana Jariyah 3. Bebas SWIP (Program Yatim) 4. Potongan SWIP (Siswa Prestasi Akademik/Non Akademik/Tahfidz) Yuk segera daftar sekolah di Sekolah Islam SHAFTA!! Dapatkan Juga Cashback serta Potongan biaya lainnya!! Info PPDB: WA 0811-32-177-00 Klik Web : www.shafta.sch.id/ppdb Sekolah Islam Surabaya, Sekolah Islam Favorit, Sekolah Terbaik Surabaya, SMP Tahfidz, SMA Tahfidz
Tumblr media
2 notes · View notes
bungajurang · 1 year
Text
#5 - Sekolah Musim Panas: Sekolah Lagi, Sekolah Terus (1/2)
Saya percaya belajar sejarah itu penting. Dalam konteks kerja akademik dan riset, misalnya, sejarah memiliki peran krusial untuk memahami proses pembentukan kondisi masa kini berdasarkan peristiwa di masa lalu. Waktu SMA, sejarah bukan mata pelajaran favorit saya karena penyampaian materi dari guru-guru sejarah saya membosankan. Memori paling membekas soal pelajaran sejarah adalah saat guru kami memberi tugas untuk menyalin narasi yang tertulis di lembar kerja siswa (LKS). Beliau kira, dengan menyalin narasi tersebut ke buku tulis, kami akan hafal dan mengerti sejarah. Format ujian sejarah kami kira-kira begini, membaca narasi sejarah di LKS dan buku paket, menghafalkannya, lalu menyalin hafalan ke dalam kolom jawaban. Saya sering dapat nilai pas-pasan karena jawaban saya tidak sama persis dengan buku. Yah, kalau urusan ingatan konten buku yang harus sama persis, saya bukan yang terbaik. Tapi kalau soal orang dan tempat, kemungkinan saya bisa mengingatnya dengan baik.
Pertengahan bulan Juli saya tidak sengaja mengklik story kawan saya, alumnus jurusan Ilmu Sejarah, yang membagikan informasi sekolah musim panas. Topik sekolah musim panas ini adalah sejarah lingkungan di Indonesia. Saya tertarik untuk mendaftar, namun saya ragu karena melihat keterangan kriteria peserta yang dicari, yaitu aktivis lingkungan, peneliti, sejarawan, dan pokoknya pegiat lingkungan. Latar belakang studi saya tidak ada sangkut pautnya secara langsung dengan sejarah lingkungan, bahkan saat kuliah dulu tidak ada materi sejarah. Akhirnya saya membulatkan niat. Toh, belum tentu diterima. Saya ngebut menulis motivation letter dalam sehari, dan merapikan CV di menit-menit terakhir. Sent. Pada tanggal pengumuman yang ditentukan, saya tidak mendapat surel. Rupanya surel itu datang terlambat. Saya diterima dan menjalani sekolah selama 31 Juli��7 Agustus, dengan 12 kelas, dua hari amatan dan kuliah lapangan, serta konferensi di hari terakhir yang dihadiri oleh lebih banyak akademisi (dosen dan peneliti dari berbagai institusi pendidikan).
Saya datang terlambat di hari pertama sekolah. Sebagian besar kursi sudah terisi, yang tersisa adalah kursi bagian depan. Pemateri sudah duduk di panggung. Masih terengah-engah setelah jalan cepat dari parkiran Lembah ke FIB, saya memutuskan duduk dulu di jejeran kursi paling belakang yang tidak ada mejanya. Seorang lelaki duduk di depan saya. Ia mengenakan topi rimba, kaos putih dibalut kemeja kotak-kotak yang tidak dikancingkan, celana jeans dan sepatu merk Just Do It. Ia menengok ke belakang. “Halo” katanya sambil mengulurkan tangan, “Jaka, dari Mongabay Indonesia.” Saya menyambut uluran tangannya dan ganti mengenalkan diri, “Wida” Dia menunggu lanjutan dari saya, “Dari UGM.” Ia bertanya lagi, “Dosenkah?” Saya menggelengkan kepala, “Bukan. Asisten peneliti di pusat studi di UGM.” Ia mengangguk. Entah dia dengar atau tidak. Kawan baik saya, Beby, datang dan mengajak saya duduk di baris depan. Saya duduk di baris kedua, sementara Beby dan temannya, Diery, duduk di baris pertama. Mereka bekerja di lembaga non-pemerintah dengan fokus bidang pelestarian pesisir, perikanan, dan pengembangan wilayah pesisir.
Sekolah ini mempertemukan saya dengan teman-teman baru dari berbagai bidang. Pada hari pertama saya duduk di sebelah Vivi, arsitek, pendiri yayasan museum, dan penulis buku. Saya berkenalan dengan Ayu dari Bali, seorang pegiat lingkungan yang bekerja di lembaga non-pemerintah di bidang polusi dan plastik. Saya bertemu Gilang, kakak kelas SMA saya yang bulan Januari lalu lulus dari S2 Antropologi, dan kini mengerjakan proyek penelitian bersama dosennya. Ada Kamila dari China (saya tidak sempat nanya asal daerahnya), pegiat isu perburuhan dan serikat buruh yang bekerja di Amerika Serikat. Saya menjadi teman baik dengan Hasha, mahasiswa Sastra Inggris dari Singapura. Ada juga Ronal dan Ayla, lulusan S2 Sejarah. Umar dari Madura, seorang sejarawan muda yang aktif mengelola cagar budaya. Umar (lagi) alumnus S3 Geografi dari London. Ryan dari Jember, satu-satunya peserta yang nanya rekomendasi tempat beli minuman beralkohol ke saya. Topan anak seni (ha ha) dari Surabaya, yang kini bekerja di salah satu pusat studi kampus. Ada pula peserta yang merupakan dosen, guru, aktivis, buruh akademik di institusi riset milik pemerintah, dan peserta yang tidak berafiliasi dengan lembaga apapun.
Saya melewati hari pertama dan kedua di kelas, mendengarkan pemaparan materi dari dosen-dosen. Pada hari kedua saya duduk di sebelah Hasha, dan kami bisa ngobrol lebih banyak. Saya mendengar keluhannya sebagai warga Singapura, soal hunian mahal yang membuatnya tidak bisa ngekos dan harus menempuh waktu empat jam bolak-balik dari apartemen ke kampusnya. Batin saya, “Kayanya negara kecil tapi mobilitas dari rumah ke kampus bisa selama itu, ya.” Di sana, hampir tiap rumah tangga mempekerjakan PRT untuk merawat anak-anak dan urusan domestik.
Hari ketiga dan keempat diisi dengan kuliah lapangan. Peserta sekolah dibawa ke Pantai Watu Kodok dan Pantai Siung di Gunungkidul, lalu Pesantren Al-Imdad dan Kebun Kali Code di hari selanjutnya. 
Dua pantai yang kami kunjungi mewakili satu topik sejarah, yaitu resistensi warga terhadap privatisasi pantai dan penggunaan pranata mangsa dalam kehidupan sehari-hari. Pantai Watu Kodok mewakili narasi perjuangan warga menolak investasi swasta dan penguasaan pantai oleh pemerintah daerah. Narasumber bercerita mengenai upaya yang dilakukan, mulai dari konsolidasi, diskusi, jalur hukum, hingga penutupan jalan menuju pantai. Mereka juga mengadakan satu festival sebagai perayaan sekaligus simbol perlawanan terhadap pihak-pihak yang berusaha menguasai pantai tempat mereka mencari penghidupan. Saya tidak dapat melepaskan bias pribadi dalam melihat permasalahan di pantai ini. Meski tidak jadi dikuasai oleh pihak swasta, pantai ini tetap saja dikuasai oleh sebagian pihak. Hal itu, jika dilihat dari perspektif sejarah yang dibawa sekolah musim panas, adalah hal baik karena artinya warga punya kuasa atas hidupnya sendiri. Saya akan mencoba membahasnya sedikit lebih dalam di unggahan selanjutnya.
Jadwal selama sekolah musim panas kurang lebih seperti ini. Materi, coffee break, saya ambil snack dan merokok bersama peserta lain, materi, istirahat dan makan siang, materi, lalu pulang. Pada akhir kelas hari keempat saya pergi bersama Gilang ke toko es krim. Di sana kami ngobrol soal kabar personal dan kabar akademik. Kalau tidak salah hitung, saya dan Gilang tidak bertemu selama 7 tahun. Pasca lulus SMA, ia mengambil jurusan Antropologi di sebuah kampus swasta di Malang. Kemudian saat pandemi ia mengambil S2 Antropologi di Yogyakarta. Minat studinya adalah ekologi, lingkungan dan studi pembangunan, serta masyarakat adat. Tidak ada diantara kami yang menyangka akan dipertemukan lewat sekolah ini. Bahkan, kalau bukan saya yang menyapanya duluan di hari pertama, Gilang tidak akan ingat saya adalah adik kelasnya. Pada akhir hari keenam saya pergi ke kafe di Jalan Monjali bersama Beby, Diery, Rasya, dan mas Jaka.
Jadwal pada hari ketujuh berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Peserta telah dibagi ke dalam lima kelompok. Tiap-tiap kelompok mempresentasikan hasil pembacaan dan refleksi mengenai topik yang dipilih, serta mengkontekstualisasikan topik itu dengan sejarah lingkungan di Indonesia. Kelompok saya membawa materi soal Ekososialisme. Saya pikir, kelompok saya tidak berhasil mengerjakan tugas ini. Kami gagal dalam hal komunikasi kelompok. Saya pribadi menyimpan dendam ha ha (saya bercanda, tapi setengah serius) soalnya merasa diskusi tidak bisa maksimal. Sejarawan muda dalam kelompok saya merasa asing dengan topik tersebut, namun tidak mengatakan itu di awal pembentukan kelompok. Sangat disayangkan, diskusinya kurang maksimal. Hal itu tidak mengurangi rasa syukur saya bisa bertemu dengan teman-teman baru yang keren.
Keikutsertaan saya dalam sekolah ini mengobati kerinduan saya pada suasana kuliah.
3 notes · View notes
areabrocaa · 1 year
Text
Ter trigger merenungi mengingat hal hal yang pernah aku lakuin. Setelah flashback, masyaallah emang dr kecil sukaa banget mencoba semua hal yang baru, yg gak pernah dilakuin. dari SD bahkan sdh ikut banyak organisasi, semua peran petugas upacara udh pernah dicobain dr protokol, pembawa bendera, dirigen dsb. Lanjut SMP pun sama, bahkan nambah les yg seabrek, les MIPA, bhs inggris, komputer, ngaji berirama, bnr bnr full senin-minggu dan organisasi pun jalan, ikut paskibra sm pramuka, osis juga. SMA pun samaa tp mulai mengurangi krn mau fokus utk masuk kuliah dr kelas X dong, masyaallah. Lomba lomba jgn ditanya, semua jenis jg diikuti, puisi, cerdas cermat, olimpiade matematika, dr akademik non akademik tak ikutin semua. Kuliah lebih gilaaa lagi, aktiviss banget rasanya, mahasiswa maksimal boleh ikut 3 organisasi dan aku ikut 3 3 nya dong, BEM trs medifka ( media informasi fk ) trs bppm keagamaan. Di BEM turun ke lapangan ikut pengabdian masyarakat, desa binaan, medifka ngeliput sana sini, wawancara narasumber, jd announcer, kunjungan radio nyobain jd penyiar, jd mc, di organisasi keagamaan, ambil peran penting jadi kepala divisi (kadiv) kemuslimahan dong, disini aku belajar jd leader, jiwa kepemimpinan. Awalnya ditawarin jd ketua medifka krn emg suka dunia jurnalis tp mrasa ga begitu mumpuni, akhrnya ak mau jadi ketua inti di organisasi keagamaan saja, saat itu ketertarikan ku dgn dunia dakwa lbh besar. Pas kerja, wah lbh brani lagi utk merantau, ngabdi di daerah pinggiran bukan kota besar bahkan skrg ke pelosok bnr bnr di pinggir sumatera kalo liat peta. Pas kerja pun tetep explore diri, challange diri kayak naik gunung pdhl anaknya lemah bgt, belajar berkuda, memanah, solo trip plmbng-jakarta-bandung dan banyaak lagi kenekatan” ku. Secara garis besar, aku anaknya berani banget, percaya diri banget untuk hal hal tertentu, ada kondisi trtentu kdg gak pd jg. Kok gak ada takut takutnya ya syin, semua dilawan ketakutan” itu. dan semua rangkaian hidup ku itu membentuk diri ku skrg, karakter ku skrg. Aku mencintai diriku yg berani melawan ketakutan ketakutan ku.
2 notes · View notes
widyaniskala · 2 years
Text
Meresensi dengan Hati by: Hanin R. Pramestie
Halo semua, pada kesmepatan yang membahagiakan ini kita dapat bersua melalui tatap maya, bagaimana kabarnya teman-teman semua. Semoga baik dan senantiasa berbahagia~
Meresensi dengan hati adalah tajuk yang akan kita bahas pada tatap maya kali ini, langsung aja yuk!
Meresensi merupakan kata kerja yang menyatakan suatu hal dari tindakan yakni resensi, So. apa sih resensi itu?
Resensi adalah cara seseorang dalam mengulas atau menilai serta memberikan pendapat tentang suatu karya seperti buku, film atau yang lainnya.
Penulis resensi atau peresensi adalah seseorang yang memberikan gambaran, penilaian dan pertimbangan mengenai kelebihan atau kekurangan dari suatu karya misalnya buku, film, puisi yang ingin dibeli atau dibacanya. Dan pada akhirnya apakah karya tersebut bisa layak dibaca atau tidak.
Pada kehidupan sehari-hari resensi memiliki 3 fungsi loh:
Fungsi informatif, yakni menginformasikan keberadaan buku atau film tertentu sehingga sebagai pembaca atau penonton kita jadi tertarik untuk tahu lebih lanjut.
Fungsi komersial, yakni mempromosikan produk baru untuk kepentingan komersial   (keuntungan materi), biasanya fungsi komersial ini diperuntukkan untuk penulis, editor, maupun penerbit. Tertarik? ayo mulai berkarya dari sekarang
Fungsi akademik, yakni interaksi antara penulis buku, penerjemah, editor, dan peresensi dalam membentuk wacana keilmuan serta berbagai pengalaman dan sudut pandang tentang topik tertentu yang dijadikan fokus resensi. Dari sini nih ada semacam talkshow atau bedah buku, hmm semakin menarik bukan
Meresensi juga perlu tahu tahapnya loh, tentunya kita gaboleh lupa sama urut-urutan yang tepat, lalu gimana sih urutan yang tepat itu?
Judul Resensi
Judul haruslah ada jika ingin meresensi karya orang lain. Judul resensi dibuat menarik dan benar-benar  menjiwai seluruh  tulisan atau inti tulisan. Jadi sebisa mungkin ketika kita buat judul harus mencakup isi cerita yaa bestie!
2. Identitas (buku, film, lukisan atau yang lainnya)
Identitas tuh luas banget lho, biasanya mencakup judul, nama pengarang, penerbit, tahun terbit, tebal buku (berapa halaman), harga buku (jika ada) dan lain sebagainya.
3. Pendahuluan
Pada bagian ini, peresensi berusaha memperkenalkan pengarang, latar belakangnya, dan tujuan penulis membuat atau menulis karya itu. Bisa juga membicarakan karya-karya dari pengarang, keunikan pengarang, maupun kesan terhadap karyanya yang akan diresensi.
4. Isi Resensi
Isi resensi mencakup 3 hal penting loh yaitu Sinopsis (untuk buku fiksi), Rumusan kerangka buku (untuk buku non fiksi), Keunggulan buku, dan Kelemahan buku.
5. Penutup
Pada bagian penutup berisi simpulan tentang apa saja yang dimiliki sebuah karya tersebut dan saran atau pertanyaan bahwa buku itu penting untuk siapa dan mengapa.
Wah Ilmuku bertambah nih!
Saatnya belajar membuat penilaian (kalimat kelebihan dan kelemahan)
Perhatikan contoh berikut yaa!
kalimat kelebihan:
Buku ini menarik karena alur cerita disampaikan secara runtut sehingga mudah dipahami
Alur cerita film “Keluarga Cemara” ini membuat para penonton penasaran.
Novel ini menarik karena karakter tokoh digambarkan dengan sangat baik dan detail.
Sudut pandang pengarang dalam film “Bumi Manusia” bagus karena sejalan dengan novelnya.
kalimat kekurangan:
Buku berjudul “Bumi” karya Tere Liye memiliki alur cerita yang terlalu rumit untuk dipahami.
Lukisan karya Affandi menggambarkan imajinasi yang sulit dipahami oleh khalayak umum.
Durasi film “Bumi Manusia” terlalu lama sehingga penonton bosan.
Bahasa dalam Novel “Siti Nurbaya” sulit dipahami karena menggunakan bahasa daerah.
Jadi, ayo coba membuat kalimat kelebihan dan kelemahan.
sampai kita bisa meresensi dengan hati
Tetap semangat, sampai bertemu di tatap maya selanjutnya, have a good day!
2 notes · View notes
taufiq-2022 · 2 years
Text
AZHARI BUKAN SEKEDAR NAMA,
TAPI INI ADALAH DO’A
Tumblr media
Pada era globalisasi yang serba canggih seperti sekarang ini, pendidikan telah menjadi kebutuhan pokok bagi setiap individu. Seperti yang kita ketahui bahwa pemerintah sendiri telahmewajibkan warga negaranya untuk memperoleh hak pendidikan minimal dalam kurun waktu 13 tahun, dan sangat disarankan lebih dari itu. Secara sederhana, pendidikan dapat menjadi sarana individu untuk meningkatkan kualitas diri terhindarkan dari kebodohan ataupun ketertinggalan, apalagi di zaman yang berkembang pesat seperti sekarang ini. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula pengetahuan yang didapatkan, dengan konseptual pendidikan ditempuh sesuai jalan dan aturan yang semestinya. Adapun jenjang pendidikan yang biasanya ditempuh masyarakat kita pada umumnya dari mulai tk, sd, smp hingga bangku perkuliahan, yang mana masa perkuliahan merupakan masa yang harus dimanfaatkan untuk meningkatkan segala skil potensi diri, baik secara akademis maupun non akademis; management, relation, leadership dsb. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa masa perkuliahan adalah masa emas yang sangat menentukan bagaimana gambaran seseorang di masa depan. Menariknya, tidak sedikit dari para pelajar yang mendapatkan kesempatan untuk berkuliah di luar negeri, baik melalui jalur program beasiswa ataupun murni dengan biaya mandiri, oleh karena itu dalam tulisan ini penulis akan hadirkan sedikit pembahasan tentang bagaimana pengalaman lika-liku dunia perkuliahan dan pengamalan hidup di mesir ini khususnya.
Entah apapun alasannya, ketika kamu memilih melanjutkan pendidikan diluar negeri, orang sekitar terlebih lagi masyarakat awam akan berekspektasi tinggi terhadapmu, tanpa memperdulikan keadaanmu sesulit apa ? kemampuanmu setinggi apa ? isi kepalamu seperti apa ? Semoga pertanyaan-pertanyaan ini selalu menghantui kepala di awal pagimu yang dapat menjadi alasan kuat untuk kamu berpacu lebih ekstra lagi sehingga ketika kamu malas dan kurang semangat dalam belajar, kamu ingat bahwa diluar sana ada banyak permasalahan yang harus diselesaikan, juga ada banyak pesaing yang siap mengalahkanmu. ini semua ibaratkan luka yang harus kamu obati dengan terus berbenah diri, belajar dan mengusahakan yang terbaik, tentunya peryataan diatas berlaku untuk semua orang yang sedang berkecimpung didunia perkuliahan pada umumnya, terlebih lagi untuk kita yang diberikan kesempatan berkuliah di Al-azhar Mesir ini khususnya, sebagaimana yang telah disampaikah oleh Syeikh Ali Jum’ah rahimahullah (Satu ulama besar Mesir) tentang hakikat seorang azhari , beliau berkata : “ Siapa itu azhari ? azhari adalah ia yang aqidahnya asy’ari, bermazhab fiqih imam yang empat, beribadah dengan manhaj sufi, berkeinginan untuk hidup diatas sunnah Nabi صلى الله عليه وسلم dengan manhaj kenabian, dia membawa ilmu ini tidak berharap imbalan atau ucapan terimakasih, dia membawanya (ilmu) karena Allah جل جلاله dengan dzikir, fikir dan dengan cinta kepada Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم , dia membawanya dan menyampaikanya kepada generasi setelahnya, dia membawanya karena cinta kepada Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم dan orang-orang sebelumnya juga setelahnya, karena Allah جل جلاله , dia membawanya dan hatinya terbuka terhadap semua orang , dan dia ingin menjadi hidayah untuk semua orang dan memberi kasih sayang kepada semua orang dan tidak menginginkan dengan ini semua, kebodohan, kekerasan, merusak jati diri dan kejahilan…ini semua dialah seorang azhari ”. dari ungkapan diatas kita mengetahui bahwa alangkah mulianya seorang azhari yang sesungguhnya dan semoga kita tersadar bahwa azhari bukan sekedar nama tapi ini adalah doa.
Sedikit cerita tentang kejadian pagi 9November 2022, di langit Kairo. Kala itu hatiku bergetar kagum menyaksikan pemindahan kucir oleh petinggi universitas pada senior wisudawan. Petanda mereka sudah layak menyandang gelar akademik sebagai seorang sarjana. Beribu-ribu rasa syukur saya panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan saya kesempatan mengeyam pendidikan di Al-azhar Mesir. Negeri ini kalau diibaratkan bak lautan samudera yang sangat luas akan keilmuannya, sejarahnya begitupun peradabannya, yang mana untuk mengarunginya membutuhkan perjuangan, jerih payah hingga pengorbanan, hati ini semakin bergetar dan begitu terharu karena mengingat retorika kehidupan para mahasiswa disini yang berbeda-beda ; sebagian dari mereka ada yang istiqomah memfokuskan diri untuk belajar, talaqqi, mulazamah masyayikh dsb. Sebagian lagi ada yang mendermakan dirinya untuk umat dengan sibuk berorganisasi, kerja membanting tulang untuk menunjang kehidupan perkuliahan mereka, bahkan berekecimpung di dunia berbisnis demi menghidupi keluarga ditanah air atau menabung untuk masa depan mereka.
Doaku semoga yang belajar di futuhkan, yang organisasi dimudahkan, yang kerja disehatkan, yang berbisnis juga dilancarkan, semoga semuanya sukses di jalannya masing-masing teruntuk kamu yang sedang berjuang di dunia perkuliahan, dan khususnya semoga yang sedang berjuang di mesir ini bisa menjadi seorang azhari yang sesungguhnya, karena pada hakikatnya jalan boleh berbeda tetapi ingat tujuan kita tetap satu! Yaitu " Mendapatkan ridho Allah Swt ".
Baarakallah fiikum :)
#belajarnulis
#congrats wisudawan/wati2022
#semogabermanfaatduniaakhirat
6 notes · View notes
glyhndzkr · 2 years
Text
Surat Diksar
Fiuuuuuuuuuuh kelarrrrrrrrr wkwkwkwk
Agak gregeten sih pas menjelang pelantikan adek adeknya ga ngeh wkwkwk. Dalam hati, WOOOE jangan berdiri wooooe ikutan push upppp! itu temennya udah kasi tau jelas banget, itung satuuuu woe! ditambah, sekalinya ga ngeh, injury time nya lama. banget asem wkwkwk. Ditanya satu satu komitmen, yg ditanya masih mikir panjang lagi :) komplit wes poko e gregetan pas pra pelantikan
Tapi akhirnya pelantikan juga, dan... fiuuuuuuuh akhirnyaaa kelar cooooooy!
Banyak hal yg didapatkan selama acara diksar berlangsung, pengalaman, ilmu, dan tentunya cerita, apalagi cerita selama di lapangan wkwkwkwk, selain gregetan, adaaa aja yang kocak ga ketulungan. Yang nyium sama ngelonin pohon kek, yang ketiduran pas cium tanah kek, yang tidur sambil jalan, yang udah somnolen parah mata megap megap kek, wkwkwk adaaa aja. Seru emg. Walau lelah pake banget.
Peserta mungkin di Hari H, sangat lebih lelah dibanding panitia. Olahraga yang tak terhitung jumlahnya, plus ga yang cuma biasa aja. Dinasehatin ini itu, praktek materi sono sini. Tapi panitia lelahnya udah dari sebulan yang lalu, ibarat kata pas di lapangan, panitia udah fatigue wkwkwk. Udah yaa udahlah, yang penting besok minggu kelar! malah pulangnya senin :) Yakin, poko e beberapa pekan terakhir ini, sangat lelah.
Peserta pas dikru pulang jam setengah 9, panitia minimal ya jam 9 maksimal jam 1 :) Menjadi panitia mungkin sekilas tampak yaelah cuma dudak duduk di belakang. Ngobral ngobrol, cekakak cekikikan. Tapi dibalik itu, mumet ndase mikir i jadwal biar ga tabrakan sama akademik, biar adeknya masih bisa belajar responsi besoknya, biar tetep bisa baksos, biar ga kelamaan, biar LO tercapai semua, biar setidaknya adek adek udah latian minimal 2 kali, dan lain sebagainya. Itu baru timeline, belum detail. rundown dan plotingan panitianya, belum lagi plan B dan sebagainya, belum lagi kalo misal si A ga hadir siapa yang gantiin, belum lagi wkwkwk adeknya remed, susulan, dan sebagainya, jeblug banget pasti mas Okan kepalanya, tapi. gapapa masih sehat og. hehe.
Itu baru dikru, belum yang diklap. Yang awalnya leda lede, akhirnya yo jeblug juga, ngurus rundown yang seleksibel itu tapi harus tetep well prepared, yo gak dib wkwkwkwk.
Itu baru hal teknis, belum lagi masalah yang non teknis, suhu dingin kek, teriak yang keslimpet kek, yang males kek, yang adu nasib kek, yang konflik kek, owaw kenyang wes pokmen, kenyang makan hati, kolesterol stonks! itu yang panitia, kalo yang peserta, yang mau mundur kek, bikin muter otak cari bahan sampe habis, mau turunin tensi biar lembut tapi kok ya lagi di lapangan, udah di lembutin juga malah masih kekeh, muuumet wkwkwkwk. Yang ortu tanya tanya juga, bingung jawab apa, jawab di chat 'oit bentar' terus langsung konsul ke mas mbak hehe.
Tapi overall, seneng rasanya bisa dapet 19 anggota baru, grup warjok jadi 54 orang! wow
Najib, Wildan, Agra, Hamzah, Dani, Ihsan, Irfan, Kia, Dilan, Raihana, Rieke, Jasmine, Wulan, Tanti, Shofi, Zia, Cita, Afiana dan Ashila. 22.33 WIB 20/11/2022
terima kasih juga dan maaf buat yang mundur, karena mungkin ada salah panitia juga disana.
Sekali lagi diksar mengajarkan tak hanya materi berupa ilmu kepecintaalaman, medis, Kepanitiaan dan kekeluargaan, tapi Diksar mengajarkan bahwa sebenarnya kita mampu. Berkegiatan berat selama 3 hari full dengan tidur 1,5 jam saja, ditambah cuaca hujan deras banget, di dataran tinggi, udah suhu udara udah rendah, tambah hujan, owaduh! Kalo dipikir yaa, ngapaiiiiiin, capek? banget, lanjut? iya. wkwkwkwk ga masuk akal. Kok bisa ya dulu kek gitu ga mundur aja. Belum lagi pengorbanan duit yang ga dikit, tenaga, dan pikiran, serta sakit perut, keseleo di lapangannya.
Sebenarnya kita mampu, ketika kita memiliki tujuan yang cukup kuat untuk memotivasi kita agar terus bergerak
Sebenarnya kita mampu, ketika kita berusaha semaksimal mungkin, percaya, dan yakin untuk selalu melangkah maju, walau mungkin tak tahu.
Sebenarnya kita mampu, ketika Kita berkumpul, bersama, bareng, saling topang bahu membahu, memotivasi dan percaya, satu sama lain.
Sendiri mungkin lebih cepat, tapi bersama saling bantu, percaya, dan yakin, lebih rame wkwkwk mau tulis lebih mudah, ya engga mesti, awok.
Diksar aja mampu, insyaa allah yang lain lebih mampu.
Semoga Diksar bisa jadi semangat awal, juga semangat yang baru, yang mampu membangun kembali, secara khusus, kebersamaan di Vagus.
Terima kasih, semangat, dan selamat, panitia, senior juga peserta Diksar 32.
dan mohon maaf masih banyak banget kurangnya.
inna ma'al 'usri yusroo
ttd Ketua panitia
Tumblr media Tumblr media
2 notes · View notes
anisasyahrani · 2 years
Text
Hai, perkenalkan namaku Anisa Nursuci Syahrani biasa dipanggil Rani. Aku berasal dari Bekasi. Lulus dari bangku SMA merupakan masa dimana mental dan kesabaran aku diuji karena untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang Perguruan Tinggi tidaklah mudah seperti bersekolah. Aku mencoba daftar ke beberapa Universitas Negeri dan Universitas Swasta. Aku berkali-kali ditolak oleh Universitas Negeri. Namun, aku bersyukur mempunyai orang tua, kakak, dan teman terdekat yang selalu memberikan support kepadaku. Seiring berjalannya waktu dengan segala pertimbangan dan masukan, akhirnya aku memantapkan diri untuk memutuskan memilih Universitas Telkom sebagai tempat untuk melanjutkan pendidikanku, tepatnya jurusan Digital Public Relations. Aku merasa keputusanku adalah keputusan yang tepat, karena seiring berjalannya perkuliahan, aku merasa sangat cocok dengan passionku. Selain belajar, aku juga aktif di salah satu organisasi yaitu Hima Digital Public Relations. Tidak hanya itu, aku juga sempat mengikuti beberapa kepanitiaan untuk menambah pengalaman dan memperluas relasi. Dengan mengikuti kegiatan non akademik tersebut, banyak sekali manfaat yang aku rasakan, aku lebih menjadi percaya diri dan bisa mengatur waktu dengan baik. Disamping itu, aku tetap menjaga nilai IPK-ku agar tetap stabil untuk masa depanku dan membahagiakan orangtua ku. Saat ini, aku sedang menempuh semester 5. Aku mulai mencari informasi magang meskipun belum mempunyai waktu yang tepat untuk berdiskusi lebih lanjut dengan orang tua ku. Aku ingin magang di salah satu perusahaan BUMN. Aku pun mulai menanyakan informasi magang dan bagaimana rasanya bekerja melalui saudara ku yang kebetulan bekerja di salah satu perusahaan BUMN yang aku inginkan. Aku mencatat beberapa informasi penting untuk nantinya didiskusikan bersama orang tua ku. Perlahan pun aku mulai menyiapkan mental ku untuk menjalankan magang nantinya karena hal ini merupakan hal baru dan pertama kali dihidupku
Aku menyadari bahwa banyaknya mahasiswa yang ingin magang di perusahaan BUMN mempunyai kualitas diri yang lebih baik. Hal itu tentu sangat sulit untuk dihindari. Terlebih, perusahaan yang aku inginkan pun merupakan salah satu perusahaan yang memang banyak peminatnya. Namun, aku tidak patah semangat dan terus optimis bahwa aku bisa menjadi salah satu orang yang beruntung untuk magang di perusahaan yang aku inginkan. Mengingat bahwa saat ini aku sedang jauh dari rumah dan orang tua ku, maka cukup sulit untuk menemukan waktu yang benar-benar luang agar bisa berdiskusi dengan orang tua ku. Baik orang tua, saudara, kakak, bahkan aku sendiri pun fokus menjalankan kegiatannya masing-masing. Meskipun sesekali aku sempat ngobrol melalui video call, namun tetap saja tidak leluasa dan terkendala oleh sinyal. Oleh karena itu, pembicaraan magang pun tidak benar-benar mendalam.
Agar rencanaku untuk satu tahun kedepan dapat tercapai, aku harus mulai mencari waktu yang tepat untuk berdiskusi kepada orang tua ku. Disamping itu, aku harus meningkatkan kualitas diriku dan yakin atas kualitas diri yang kumiliki sehingga aku tidak merasa takut untuk bersaing dengan banyaknya orang yang ingin magang di perusahaan BUMN yang aku inginkan.
2 notes · View notes
fajarmedali · 2 hours
Text
Tumblr media
Piala Akrilik Pramuka Murah di Kabupaten Tangerang | BOSMEDALI.COM - 0899 6900 939
Hadiahkan Piala Plakat Manasik Haji, Pramuka Dan Wisuda Bahan Akrilik Untuk Memotivasi Dan Mengapresiasi Prestasi Mereka Dalam Kegiatan Sekolah Atau Organisasi. Piala Akrilik Pesantren Kilat
Kelebihan Produk:
Diproduksi Sendiri Menggunakan Mesin Laser Sehingga Rapi Dan Presisi
Desain Piala Dan Karakter Yang Elegan Memberikan Kesan Bergengsi Pada Acara Pemberian Penghargaan
Bahan Akrilik Berkualitas Tinggi Grade A
Piala Dan Plakat Ini Lebih Tahan Lama
Cocok Event Anak-Anak Pesantren, Mengaji, Wisuda Kelulusan TK, KB, Paud, SD, Dll. Yang Akan Menerima Penghargaan Akademik Atau Non-Akademik
Spesifikasi Piala: ◾ Bahan : Akrilik Bening ◾ Lebar : 7,5 Cm ◾ Tebal : 2 Mm (Mili Meter) ◾ Tinggi Figur: 16,5 Cm ◾ Total Tinggi + Tatakn: 26 Cm ◾ Tatakan Bawah Bahan Plastik W4 ◾ Karakter Manasik Berbahan Stiker 1 Sisi (Sudah Terpasang)
Tersedia 3 Model Karakter : ◾ Model Manasik Haji Koko ◾ Model Manasik Haji Perempuan ◾ Model Manasik Haji Laki-Laki
🔰 Data Pencarian Piala Akrilik Murah | Piala Wisuda Tahfidz | Piala Murah Terdekat | Piala Kejuaraan | Piala Kelulusan Wisuda TK,SD, Paud | Piala Pesantren Kilat | Piala Penghargaan ⚠Pengiriman Tanpa Dirakit Supaya Aman Saat Pengiriman Dan Menghindari Kerusakan ⚠
☑ Berikanlah Hadiah Yang Spesial Sebagai Apresiasi Pada Kesuksesan dan Kenangan Moment Terbaik. 📌 Bosmedali.com Produksi Sendiri Menyediakan Paket Melukis Gypsum Dan Kanvas, Mainan Edukasi Anak, Alat Lukis, Piala Dan Medali Kejuaraan, Yang Menghasilkan Produk Berkualitas 😊
Melayani Pengiriman ke Seluruh Indonesia, Meliputi Di Cengkareng Barat, Di Cengkareng Timur, Di Duri Kosambi, Di Kapuk, Di Kedaung Kali Angke, Di Rawa Buaya, Di Semanan, Di Tegal Alur, Di Wijaya Kusuma, Di Grogol, Di Jelambar, Di Jelambar Baru, Di Tanjung Duren Selatan, Di Tanjung Duren Utara, Di Tomang, Di Angke, Di Jembatan Lima, Di Jembatan Besi, Di Kali Anyar, Di Krukut, Di Pekojan, Di Pinangsia, Di Pluit, Di Roa Malaka, Di Tambora, Di Tugu Selatan, Di Tugu Utara, Di Ancol, Di Pademangan Barat, Di Pademangan Timur, Di Gunung Sahari Utara, Di Cikini, Di Gondangdia, Di Kebon Sirih, Di Menteng, Di Pegangsaan, Di Tebet Barat, Di Tebet Timur, Di Bukit Duri, Di Manggarai, Di Manggarai Selatan, Di Menteng Dalam, Di Kebon Baru, Di Setiabudi, Di Karet, Di Karet Semanggi, Di Karet Tengsin, Di Kuningan Timur, Di Menteng Atas, Di Pasar Manggis, Di Dukuh Atas, Di Manggarai Utara, Di Pasar Minggu, Di Pejaten Barat, Di Pejaten Timur, Di Ragunan, Di Jatipadang, Di Kebagusan, Di Cilandak Barat, Di Lebak Bulus, Di Pondok Labu, Di Gandaria Selatan, Di Jagakarsa, Di Ciganjur, Di Srengseng Sawah, Di Tanjung Barat, Di Lenteng Agung, Di Cipete Selatan, Di Pulo, Di Bangka, Di Kemang, Di Mampang Prapatan, Di Pancoran, Di Duren Tiga, Di Kalibata, Di Pengadegan, Di Rawajati, Di Kebon Melati, Di Kebon Kacang, Di Kampung Bali, Di Petamburan, Di Tanah Abang, Di Ulujami, Di Kebayoran Lama Selatan, Di Kebayoran Lama Utara, Di Cipulir, Di Grogol Selatan, Di Grogol Utara, Di Pondok Pinang, Di Petogogan, Di Kramat Pela, Di Melawai, Di Gunung, Di Pulo Gadung, Di Jati, Di Kayu Putih, Di Pisangan Timur, Di Rawamangun, Di Balekambang, Di Batu Ampar, Di Buncit, Di Cawang, Di Cijantung, Di Cilangkap, Di Ciracas, Di Pondok Rangon, Di Kelapa Dua Wetan, Di Susukan, Di Cimanggis, Di Tugu, Di Sukasari, Di Tapos, Di Sukamaju, Di Sukatani, Di Mekarsari, Di Sukatani, Di Cisalak Pasar, Di Beji, Di Pondok Cina, Di Tirtajaya, Di Depok, Di Bojongsari, Di Cinere, Di Sawangan, Di Krukut, Di Cinangka, Di Pamulang, Di Ciputat, Di Serpong, Di Kelapa Dua, Di Cibodas, Di Larangan, Di Jatiuwung, Di Curug, Di Serang, Di Parung, Di Gunung Sindur, Di Ciseeng, Di Bojong Gede, Di Cibinong, Di Citeureup, Di Gunung Putri, Di Cikarang, Di Tambun, Di Setu, Di Babelan, Di Bekasi Selatan, Di Bekasi Barat, Di Pekayon, Di Harapan Indah, Di Pondok Gede, Di Jatiasih, Di Jatisampurna. Di Banda Aceh, Di Medan, Di Padang, Di Pekanbaru, Di Tanjung Pinang, Di Jambi, Di Palembang, Di Bengkulu, Di Bandar Lampung, Di Pangkal Pinang, Di Jakarta, Di Jakarta Barat, Di Jakarta Pusat, Di Jakarta Utara, Di Jakarta Selatan, Di Jakarta Timur, Di Depok, , Di Bekasi, Di Tanggerang, Di Bogor, Di Bandung, Di Semarang, Di Yogyakarta, Di Surabaya, Di Sidoarjo, Di Cirebon, Di Malang, Di Serang, Di Denpasar, Di Bali, Di Bima, Di Batam, Di Mataram, Di Kupang, Di Pontianak, Di Palangkaraya, Di Samarinda, Di Banjarmasin, Di Manado, Di Gorontalo, Di Palu, Di Majene, Di Makassar, Di Kendari, Di Ambon, Di Ternate, Di Manokwari, Di Jayapura, Di Indonesia Kunjungi Website Kami www.Bosmedali.com hubungi kami di : 08996900939
Piala #Manasikhaji #Pialaakrilik #Pialawisuda #Pesantren #Plakat #Vandel
0 notes
citramendali · 3 hours
Text
Tumblr media
Piala Akrilik Pramuka Murah di Kabupaten Tangerang | BOSMEDALI.COM - 0899 6900 939
Hadiahkan Piala Plakat Manasik Haji, Pramuka Dan Wisuda Bahan Akrilik Untuk Memotivasi Dan Mengapresiasi Prestasi Mereka Dalam Kegiatan Sekolah Atau Organisasi. Piala Akrilik Pesantren Kilat
Kelebihan Produk:
Diproduksi Sendiri Menggunakan Mesin Laser Sehingga Rapi Dan Presisi
Desain Piala Dan Karakter Yang Elegan Memberikan Kesan Bergengsi Pada Acara Pemberian Penghargaan
Bahan Akrilik Berkualitas Tinggi Grade A
Piala Dan Plakat Ini Lebih Tahan Lama
Cocok Event Anak-Anak Pesantren, Mengaji, Wisuda Kelulusan TK, KB, Paud, SD, Dll. Yang Akan Menerima Penghargaan Akademik Atau Non-Akademik
Spesifikasi Piala: ◾ Bahan : Akrilik Bening ◾ Lebar : 7,5 Cm ◾ Tebal : 2 Mm (Mili Meter) ◾ Tinggi Figur: 16,5 Cm ◾ Total Tinggi + Tatakn: 26 Cm ◾ Tatakan Bawah Bahan Plastik W4 ◾ Karakter Manasik Berbahan Stiker 1 Sisi (Sudah Terpasang)
Tersedia 3 Model Karakter : ◾ Model Manasik Haji Koko ◾ Model Manasik Haji Perempuan ◾ Model Manasik Haji Laki-Laki
🔰 Data Pencarian Piala Akrilik Murah | Piala Wisuda Tahfidz | Piala Murah Terdekat | Piala Kejuaraan | Piala Kelulusan Wisuda TK,SD, Paud | Piala Pesantren Kilat | Piala Penghargaan ⚠Pengiriman Tanpa Dirakit Supaya Aman Saat Pengiriman Dan Menghindari Kerusakan ⚠
☑ Berikanlah Hadiah Yang Spesial Sebagai Apresiasi Pada Kesuksesan dan Kenangan Moment Terbaik. 📌 Bosmedali.com Produksi Sendiri Menyediakan Paket Melukis Gypsum Dan Kanvas, Mainan Edukasi Anak, Alat Lukis, Piala Dan Medali Kejuaraan, Yang Menghasilkan Produk Berkualitas 😊
Melayani Pengiriman ke Seluruh Indonesia, Meliputi Di Cengkareng Barat, Di Cengkareng Timur, Di Duri Kosambi, Di Kapuk, Di Kedaung Kali Angke, Di Rawa Buaya, Di Semanan, Di Tegal Alur, Di Wijaya Kusuma, Di Grogol, Di Jelambar, Di Jelambar Baru, Di Tanjung Duren Selatan, Di Tanjung Duren Utara, Di Tomang, Di Angke, Di Jembatan Lima, Di Jembatan Besi, Di Kali Anyar, Di Krukut, Di Pekojan, Di Pinangsia, Di Pluit, Di Roa Malaka, Di Tambora, Di Tugu Selatan, Di Tugu Utara, Di Ancol, Di Pademangan Barat, Di Pademangan Timur, Di Gunung Sahari Utara, Di Cikini, Di Gondangdia, Di Kebon Sirih, Di Menteng, Di Pegangsaan, Di Tebet Barat, Di Tebet Timur, Di Bukit Duri, Di Manggarai, Di Manggarai Selatan, Di Menteng Dalam, Di Kebon Baru, Di Setiabudi, Di Karet, Di Karet Semanggi, Di Karet Tengsin, Di Kuningan Timur, Di Menteng Atas, Di Pasar Manggis, Di Dukuh Atas, Di Manggarai Utara, Di Pasar Minggu, Di Pejaten Barat, Di Pejaten Timur, Di Ragunan, Di Jatipadang, Di Kebagusan, Di Cilandak Barat, Di Lebak Bulus, Di Pondok Labu, Di Gandaria Selatan, Di Jagakarsa, Di Ciganjur, Di Srengseng Sawah, Di Tanjung Barat, Di Lenteng Agung, Di Cipete Selatan, Di Pulo, Di Bangka, Di Kemang, Di Mampang Prapatan, Di Pancoran, Di Duren Tiga, Di Kalibata, Di Pengadegan, Di Rawajati, Di Kebon Melati, Di Kebon Kacang, Di Kampung Bali, Di Petamburan, Di Tanah Abang, Di Ulujami, Di Kebayoran Lama Selatan, Di Kebayoran Lama Utara, Di Cipulir, Di Grogol Selatan, Di Grogol Utara, Di Pondok Pinang, Di Petogogan, Di Kramat Pela, Di Melawai, Di Gunung, Di Pulo Gadung, Di Jati, Di Kayu Putih, Di Pisangan Timur, Di Rawamangun, Di Balekambang, Di Batu Ampar, Di Buncit, Di Cawang, Di Cijantung, Di Cilangkap, Di Ciracas, Di Pondok Rangon, Di Kelapa Dua Wetan, Di Susukan, Di Cimanggis, Di Tugu, Di Sukasari, Di Tapos, Di Sukamaju, Di Sukatani, Di Mekarsari, Di Sukatani, Di Cisalak Pasar, Di Beji, Di Pondok Cina, Di Tirtajaya, Di Depok, Di Bojongsari, Di Cinere, Di Sawangan, Di Krukut, Di Cinangka, Di Pamulang, Di Ciputat, Di Serpong, Di Kelapa Dua, Di Cibodas, Di Larangan, Di Jatiuwung, Di Curug, Di Serang, Di Parung, Di Gunung Sindur, Di Ciseeng, Di Bojong Gede, Di Cibinong, Di Citeureup, Di Gunung Putri, Di Cikarang, Di Tambun, Di Setu, Di Babelan, Di Bekasi Selatan, Di Bekasi Barat, Di Pekayon, Di Harapan Indah, Di Pondok Gede, Di Jatiasih, Di Jatisampurna. Di Banda Aceh, Di Medan, Di Padang, Di Pekanbaru, Di Tanjung Pinang, Di Jambi, Di Palembang, Di Bengkulu, Di Bandar Lampung, Di Pangkal Pinang, Di Jakarta, Di Jakarta Barat, Di Jakarta Pusat, Di Jakarta Utara, Di Jakarta Selatan, Di Jakarta Timur, Di Depok, , Di Bekasi, Di Tanggerang, Di Bogor, Di Bandung, Di Semarang, Di Yogyakarta, Di Surabaya, Di Sidoarjo, Di Cirebon, Di Malang, Di Serang, Di Denpasar, Di Bali, Di Bima, Di Batam, Di Mataram, Di Kupang, Di Pontianak, Di Palangkaraya, Di Samarinda, Di Banjarmasin, Di Manado, Di Gorontalo, Di Palu, Di Majene, Di Makassar, Di Kendari, Di Ambon, Di Ternate, Di Manokwari, Di Jayapura, Di Indonesia Kunjungi Website Kami www.Bosmedali.com hubungi kami di : 08996900939
Piala #Manasikhaji #Pialaakrilik #Pialawisuda #Pesantren #Plakat #Vandel
0 notes
vina-medali08 · 8 hours
Text
Tumblr media
Piala Akrilik Murah untuk Manasik Umroh di Yogyakarta | 0899 6900 939 - BOSMEDALI.COM
Hadiahkan Piala Plakat Manasik Haji, Pramuka Dan Wisuda Bahan Akrilik Untuk Memotivasi Dan Mengapresiasi Prestasi Mereka Dalam Kegiatan Sekolah Atau Organisasi. Piala Akrilik Pesantren Kilat
Kelebihan Produk:
Diproduksi Sendiri Menggunakan Mesin Laser Sehingga Rapi Dan Presisi
Desain Piala Dan Karakter Yang Elegan Memberikan Kesan Bergengsi Pada Acara Pemberian Penghargaan
Bahan Akrilik Berkualitas Tinggi Grade A
Piala Dan Plakat Ini Lebih Tahan Lama
Cocok Event Anak-Anak Pesantren, Mengaji, Wisuda Kelulusan TK, KB, Paud, SD, Dll. Yang Akan Menerima Penghargaan Akademik Atau Non-Akademik
Spesifikasi Piala: ◾ Bahan : Akrilik Bening ◾ Lebar : 7,5 Cm ◾ Tebal : 2 Mm (Mili Meter) ◾ Tinggi Figur: 16,5 Cm ◾ Total Tinggi + Tatakn: 26 Cm ◾ Tatakan Bawah Bahan Plastik W4 ◾ Karakter Manasik Berbahan Stiker 1 Sisi (Sudah Terpasang)
Tersedia 3 Model Karakter : ◾ Model Manasik Haji Koko ◾ Model Manasik Haji Perempuan ◾ Model Manasik Haji Laki-Laki
🔰 Data Pencarian Piala Akrilik Murah | Piala Wisuda Tahfidz | Piala Murah Terdekat | Piala Kejuaraan | Piala Kelulusan Wisuda TK,SD, Paud | Piala Pesantren Kilat | Piala Penghargaan ⚠️Pengiriman Tanpa Dirakit Supaya Aman Saat Pengiriman Dan Menghindari Kerusakan ⚠️
☑️ Berikanlah Hadiah Yang Spesial Sebagai Apresiasi Pada Kesuksesan dan Kenangan Moment Terbaik. 📌 Bosmedali.com Produksi Sendiri Menyediakan Paket Melukis Gypsum Dan Kanvas, Mainan Edukasi Anak, Alat Lukis, Piala Dan Medali Kejuaraan, Yang Menghasilkan Produk Berkualitas 😊
Melayani Pengiriman ke Seluruh Indonesia, Meliputi Di Cengkareng Barat, Di Cengkareng Timur, Di Duri Kosambi, Di Kapuk, Di Kedaung Kali Angke, Di Rawa Buaya, Di Semanan, Di Tegal Alur, Di Wijaya Kusuma, Di Grogol, Di Jelambar, Di Jelambar Baru, Di Tanjung Duren Selatan, Di Tanjung Duren Utara, Di Tomang, Di Angke, Di Jembatan Lima, Di Jembatan Besi, Di Kali Anyar, Di Krukut, Di Pekojan, Di Pinangsia, Di Pluit, Di Roa Malaka, Di Tambora, Di Tugu Selatan, Di Tugu Utara, Di Ancol, Di Pademangan Barat, Di Pademangan Timur, Di Gunung Sahari Utara, Di Cikini, Di Gondangdia, Di Kebon Sirih, Di Menteng, Di Pegangsaan, Di Tebet Barat, Di Tebet Timur, Di Bukit Duri, Di Manggarai, Di Manggarai Selatan, Di Menteng Dalam, Di Kebon Baru, Di Setiabudi, Di Karet, Di Karet Semanggi, Di Karet Tengsin, Di Kuningan Timur, Di Menteng Atas, Di Pasar Manggis, Di Dukuh Atas, Di Manggarai Utara, Di Pasar Minggu, Di Pejaten Barat, Di Pejaten Timur, Di Ragunan, Di Jatipadang, Di Kebagusan, Di Cilandak Barat, Di Lebak Bulus, Di Pondok Labu, Di Gandaria Selatan, Di Jagakarsa, Di Ciganjur, Di Srengseng Sawah, Di Tanjung Barat, Di Lenteng Agung, Di Cipete Selatan, Di Pulo, Di Bangka, Di Kemang, Di Mampang Prapatan, Di Pancoran, Di Duren Tiga, Di Kalibata, Di Pengadegan, Di Rawajati, Di Kebon Melati, Di Kebon Kacang, Di Kampung Bali, Di Petamburan, Di Tanah Abang, Di Ulujami, Di Kebayoran Lama Selatan, Di Kebayoran Lama Utara, Di Cipulir, Di Grogol Selatan, Di Grogol Utara, Di Pondok Pinang, Di Petogogan, Di Kramat Pela, Di Melawai, Di Gunung, Di Pulo Gadung, Di Jati, Di Kayu Putih, Di Pisangan Timur, Di Rawamangun, Di Balekambang, Di Batu Ampar, Di Buncit, Di Cawang, Di Cijantung, Di Cilangkap, Di Ciracas, Di Pondok Rangon, Di Kelapa Dua Wetan, Di Susukan, Di Cimanggis, Di Tugu, Di Sukasari, Di Tapos, Di Sukamaju, Di Sukatani, Di Mekarsari, Di Sukatani, Di Cisalak Pasar, Di Beji, Di Pondok Cina, Di Tirtajaya, Di Depok, Di Bojongsari, Di Cinere, Di Sawangan, Di Krukut, Di Cinangka, Di Pamulang, Di Ciputat, Di Serpong, Di Kelapa Dua, Di Cibodas, Di Larangan, Di Jatiuwung, Di Curug, Di Serang, Di Parung, Di Gunung Sindur, Di Ciseeng, Di Bojong Gede, Di Cibinong, Di Citeureup, Di Gunung Putri, Di Cikarang, Di Tambun, Di Setu, Di Babelan, Di Bekasi Selatan, Di Bekasi Barat, Di Pekayon, Di Harapan Indah, Di Pondok Gede, Di Jatiasih, Di Jatisampurna. Di Banda Aceh, Di Medan, Di Padang, Di Pekanbaru, Di Tanjung Pinang, Di Jambi, Di Palembang, Di Bengkulu, Di Bandar Lampung, Di Pangkal Pinang, Di Jakarta, Di Jakarta Barat, Di Jakarta Pusat, Di Jakarta Utara, Di Jakarta Selatan, Di Jakarta Timur, Di Depok, , Di Bekasi, Di Tanggerang, Di Bogor, Di Bandung, Di Semarang, Di Yogyakarta, Di Surabaya, Di Sidoarjo, Di Cirebon, Di Malang, Di Serang, Di Denpasar, Di Bali, Di Bima, Di Batam, Di Mataram, Di Kupang, Di Pontianak, Di Palangkaraya, Di Samarinda, Di Banjarmasin, Di Manado, Di Gorontalo, Di Palu, Di Majene, Di Makassar, Di Kendari, Di Ambon, Di Ternate, Di Manokwari, Di Jayapura, Di Indonesia Kunjungi Website Kami www.Bosmedali.com Hubungi Kami di: 08996900939
Piala #Manasikhaji #Pialaakrilik #Pialawisuda #Pesantren #Plakat #Vandel
0 notes
konsultanminatbakat · 24 hours
Text
0812-5267-6722, Konsultan Minat Bakat Solok
Mengembangkan Potensi Anak dengan Konsultan Minat Bakat Solok
Setiap anak memiliki bakat dan potensi yang unik. Namun, tanpa arahan yang tepat, bakat tersebut mungkin tidak akan berkembang secara maksimal.
Tumblr media
Di sinilah pentingnya peran Konsultan Minat Bakat Solok. Konsultan ini memberikan panduan profesional bagi anak-anak di Solok agar mereka dapat menemukan dan mengasah minat serta bakat alami mereka. Dengan bimbingan yang tepat, anak-anak bisa lebih percaya diri dalam menggapai masa depan yang cerah.
Solok, sebagai salah satu daerah di Sumatera Barat yang berkembang pesat, memiliki sumber daya manusia yang berpotensi tinggi. Agar anak-anak di daerah ini bisa mencapai hasil maksimal dalam pendidikan dan karier mereka, penting untuk mengetahui minat dan bakat mereka sejak dini. Konsultan minat bakat adalah solusi untuk mengidentifikasi dan mengembangkan potensi tersebut.
Mengapa Memilih Konsultan Minat Bakat di Solok?
Dalam perkembangan anak, setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk buah hati mereka. Namun, sering kali orang tua bingung dalam menentukan minat dan bakat anak yang sesungguhnya. Konsultan minat bakat membantu dalam mengidentifikasi potensi anak secara objektif dan memberikan arahan yang sesuai untuk pengembangan ke depannya. Berikut beberapa manfaat yang bisa didapatkan dengan menggunakan jasa Konsultan Minat Bakat Solok:
Identifikasi Bakat yang Akurat
Konsultan minat bakat di Solok menggunakan metode ilmiah untuk mengenali bakat dan minat anak-anak. Dengan penilaian yang tepat, konsultan dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai bidang apa yang paling cocok untuk anak, baik di bidang akademik maupun non-akademik.
Pendekatan Personal yang Tepat Sasaran
Setiap anak memiliki keunikan masing-masing, baik dalam cara belajar maupun minat yang berbeda. Konsultan memberikan pendekatan personal yang sesuai dengan karakter anak, sehingga mereka bisa mengembangkan diri sesuai dengan potensi mereka.
Panduan dalam Memilih Jalur Pendidikan
Memilih jalur pendidikan yang sesuai bisa menjadi tantangan bagi anak-anak dan orang tua. Konsultan minat bakat di Solok memberikan panduan dalam memilih jurusan atau program pendidikan yang tepat, sehingga anak dapat fokus pada bidang yang mereka kuasai dan cintai.
Pengembangan Keterampilan Non-Akademis
Tidak hanya dalam bidang akademis, konsultan minat bakat juga membantu mengembangkan soft skill seperti kemampuan komunikasi, kerja tim, dan kepemimpinan. Keterampilan ini sangat penting untuk mendukung kesuksesan di masa depan, baik di dunia kerja maupun kehidupan sehari-hari.
Dukungan dalam Menghadapi Tantangan Pendidikan di Solok
Kota Solok memiliki tantangan tersendiri dalam hal akses pendidikan dan pilihan karier. Konsultan minat bakat memahami kondisi lokal dan memberikan arahan yang relevan bagi anak-anak di Solok, agar mereka bisa memanfaatkan peluang yang ada secara optimal.
Bagaimana Konsultan Minat Bakat Membantu Anak Anda di Solok?
Bimbingan dari konsultan minat bakat membantu anak-anak untuk lebih percaya diri dan fokus pada potensi yang mereka miliki. Konsultan ini akan memandu anak dalam mengeksplorasi berbagai minat, memberikan penilaian objektif mengenai bakat alami mereka, dan menyusun rencana pengembangan bakat yang terstruktur. Ini memungkinkan anak-anak untuk tidak hanya berhasil dalam pendidikan formal, tetapi juga dalam bidang lain seperti seni, olahraga, dan keterampilan teknis.
Hubungi Konsultan Minat Bakat Solok Sekarang!
Jika Anda ingin memastikan bahwa anak Anda mendapatkan bimbingan terbaik dalam mengembangkan bakat dan minat mereka, konsultasikan dengan kami segera. Kami siap membantu anak Anda menemukan potensi terbaiknya dan mengarahkan mereka menuju masa depan yang sukses.
Hepilif
Telp/WA: 0812-5267-6722
Telp/WA: 0812-5267-6722
Website: https://hepilif.com
0 notes