Tumgik
#norma geli
travelivery · 1 year
Link
0 notes
topibiru · 5 months
Text
Kali ini, Sudah benar aku bertanya
Terkadang saat kita bercerita, kita harus memikirkan apakah lawan bicara kita sudah siap menerima cerita kita. Jangan hanya kita menggebu-gebu ingin meluapkan kegelisahan lalu salah cerita dan malah membuat langkah kita salah kedepannya.
Terkait blokir-memblokir, yang membuatku membuka blokiran itu kembali karena nasihat nantulangku dan juga sepupu laki-laki ku yang berpendangan bahwa memblokir itu mengisyaratkan aku membencinya. Padahal bukan, justru karena aku butuh waktu untuk mengendalikan diriku sendiri. Waktu aku melakukan blokir, aku menjadi sangat amat tenang karena tidak memikirkan hal-hal itu.
Lalu saat bulan ramadhan, seolah semua bertubi menasihatiku bahwa langkahku itu salah. Yasudah, blokiran aku buka namun sekarang aku yang kebingungan terus, apa?
Dua malam ini aku berpikir, apakah seharusnya aku menghubunginya lebih dulu mengingat sering sekali dia menghubungiku lebih dulu. bahkan aku tidak ingat kapan aku yang menghubunginya deluan. Tapi kalau sudah aku hubungi, terus apa?
Lantas aku menghubungi kakak ipar sepupuku yang pertama. Kak Naya. Dengan penuh pertimbangan, bahwa ia akan mengerti alur cerita dan perasaanku yang berantakan ini.
Kak Naya mendengarkan, lalu bilang apa yang sebenarnya menjadi pertanyaanku. Apakah aku menyukainya? aku jawab tidak. Tapi, kriteria yang aku cari ada di dia tanpa aku menurunkan standart. Tentang dia yang menyukaiku, itu masih abu-abu, jadi untuk apa aku pertanyakan?
Apa yang aku lakukan sudah benar, Kak Naya bilang "Percayalah, jodoh itu akan bertemu di versi terbaiknya." Jangan karena menggebu ingin menikah lantas aku menurunkan standart. Abang sepupuku itu juga dulu berpacaran, menggelikan sekali kalau mengingat bagaimana masa lalunya. Begitu juga orang yang membuatku jadi kepikiran ini, aku masih mengingat jelas betapa menggelikannya dia saat SMA dengan adik kelas kami itu.
Aku tidak pernah memikirkan bagaimana sudut pandang orang lain saat aku menyukai seseorang, aku tidak pernah memikirkan kelakukan ku juga yang cukup dekat dengan beberapa teman laki-laki namun Allah bantu tutupi aib ku. Aku pikir, selama teman laki-lakiku belum menikah, artinya tidak ada norma yang aku langgar kalau bercanda dengan dia.
Lantas, kenapa pula aku geli dengan cerita Nurul yang mengatakan bahwa dia ini pernah mendekati beberap aperempuan lalu di ghosting begitu saja?
Kita semua punya sisi yang tidak baik. Namun kita pasti selalu berusaha untuk menjadi lebih baik.
Kak Naya mencontohkan seperti kisah ia dulu, jika ia menye-menye membalas gestur yang tidak jelas dari abangku saat belum hijrah itu, bisa jadi kak nanya yang terbawa ke arah yang lebih buruk. Namun dengan izin Allah, ujian hubungan mereka menuju halal bukan galau-galau ala muda-mudi di masa itu.
Ah, selesai telponan dengan kak Naya, hatiku lega sekali rasanya. Allah bantu aku dengan mengirimkan saudara-saudara yang tulus hatinya. Aku sungguh tidak menyangka jawaban itu muncul, karena aku hanya memandang problematika mendapatkan pasangan dari kakak kandungku yang masih struggle dengan orang yang dia sukai.
Tepat sudah langkah ini, bingung sebentar tidak masalah. Jika kami memang berjodoh, maka itu sudah di versi terbaik masing-masing. Amin.
1 note · View note
streamingfanatic1963 · 11 months
Text
🎈LAS VEGAS LIVE 🥳 Life of a Norma Geli 😎
0 notes
papirusww · 2 years
Text
SEKTE
tbh gue tipe orang yg ga pernah shock dengan apapun yg gue temuin seumur gue idup. Dalam konteks apapun. (mnrt gue gampang culture shock itu agak sedikit norak dan gue gamau jadi norak krn culture shock)
incase kaya dalam hal profesi atau sesuatu yg disukai. Gue ga pernah kaget apapun profesi lawan bicara gue. Ketimbang lo open BO atau apalah itu, gue tidak membenarkan hal itu tapi dunia protitusi dan segala fetish aneh manusia jd sesuatu yg ga asing untuk gue.
Bre gue pernah ketemu yg lebih worst dibanding lo jd santai aja utk terbuka. Gue pernah ketemu dan kenal se worst2 nya, se chaos”nya kelakuan manusia dari sudut pandang norma dan sosial bahkan dari sudut pandang hukum.
Dari dulu gue cuma bisa kaget sama satu hal, yaitu org yg ikut sekte tertentu. Gue kenal bbrp org yg ikut beberapa sekte semacam ‘menyembah’ iblis setan or somethin (menyembah setan or iblis yg gue mksd bukan pesugihan dsb nya ya, ini lebih dari sekedar pesugihan yg ceritanya udh terlalu cliche)
Dari obrolan gue dengan org” sekte ini, penjelasan dan pandangan mereka selalu beyond of my expectation dan creepy. Karena itu gue cuma bisa kaget sama hal ini. Sampe dititik gue gabisa mendefinisikan shock dan perasaan serem gue ketika berhadapan sama itu.
Bahkan gue ga kaget ketika berhadapan dan ngobrol langsung dengan org yg pernah membunuh orang lain sampai ngebunuh itu bukan sesuatu yg aneh lagi untuk beliau ini. Karena ada penjelasan secara sains. Ada yg namanya psikologi, pengaruh sosial dsb. Gue bisa mencari tahu jawaban 5W 1H nya dari itu semua, gue bisa nemu konklusi makanya gue ga perlu kaget.
Bentuk kriminalitas dan hal” dark apapun bukan sesuatu yg asing buat gue.
Tapi gue kaget dengan org yg ikut sekte tertentu krn anjing menelaah alasan kenapa mengapa dan bagaimana dari suatu tindakan yg mereka lakuin itu susah jir. Itu yg gue bilang, menjabarkan pola pikirnya susah. Till now. Sampe tulisan ini gue buat pun jujur gue belum se paham itu. Karena setiap gue mencoba utk ngobrol, jawaban” mereka terlalu diluar logika dan nalar gue sebagai manusia. Creepy anjing.
Wkwk sekte kaya gini ga lagi se cliche cerita serem hantu dikampus atau cerita cliche dukun”an gajelas. Fak sekte kaya gini bahkan gabisa lo bandingin sama hal2 receh kaya gitu bre. Thats why gue cukup geli dengan cerita receh soal hantu kampus or etc, yg diceritainnya dilebih”in dengan tujuan nakut”in. Just stop it dude bikin geli.
Yang bikin gue kaget sebenernya lebih ke pola pikir macam apa yg lo pake sampe bisa membuat lo punya pola pikir dan melakukan tindakan se creepy itu.
Tapiii kan dulu gue mikirnya, pola pikir org yg nyembah setan iblis or somethin itu pola pikir yg gue paling gabisa memahami sepenuhnya. Tapi makin kesini gue sedikit sedikit bisa paham walaupun belum sepenuhnya.
Malah skrg yg gue baru sadar banget kalau pola pikir nya lebih aneh mnrt gue adalah org yg berada di dunia prostitusi. Karena satu dua kejadian yg gue alami dan lihat lgsg. Yang gue mksd ga semua orang yg terlibat di prostitusi emg, tapi ada beberapa kinda ‘golongan’ di dunia prostitusi yg mnrt gue pola pikirnya freak bgt. Weird dan jelekk demi apapun jelek banget.
0 notes
senandika-sije · 2 years
Text
Cinta Itu Rasional
Agak geli rasanya menuliskan judul di atas. Terbiasa menulis sesuatu dg metode show, bukan tell, membuat saya mengurangi menulis perasaan dg lugas. Sebab selalu berusaha untuk show.
Sebagai orang yang agak malas berurusan dengan galau, menye², dan selalu mencoba fokus dg logika, saya memang malas berurusan dg emosi satu ini. Terlebih ketika emosi ini ditujukan kepada lawan jenis (yang tidak punya hubungan apa²). Wasting time. Boros energi. Nggak sat set. Lebih² lagi, banyak roman² picisan yang membungkus emosi satu ini dengan hal² yang tidak rasional.
Cinta pada pandangan pertama.
Cinta tak memerlukan alasan.
Cinta tidak bisa memilih.
Perasaan tidak bisa dipaksakan.
Dan seterusnya.
Tentu saya sempat percaya. Bahwa rasa satu ini di luar kendali. Bahwa kalau sudah suka sama orang, kita macam orang gila yang melakukan apa saja. Tapi apa iya cinta nggak rasional?
Dalam dunia artis saya mengagumi satu orang, Nicholas Saputra. Laki², good looking, good everything. Banyak yang bilang, "Ah kamu mah, suka sama Nicho karena dia ganteng kan?". Saya nggak pernah membantah. Malas sih bahas hal nggak penting (INTJ banget haha!). Sebab bagi saya yang menarik dari Mas Nicho adalah isi kepalanya. Just it!
Terus kalau suatu saat ternyata dia melakukan hal yang melanggar nilai norma dan agama bagaimana? Ya saya berhenti mengaguminya. Tanpa kompromi.
Ah itu kan cuma kagum, bukan cinta. Mungkin, tapi bagi saya mekanismenya tidak jauh beda. Cinta itu rasional. Meletakkan emosi manis ini kepada orang² yg memang layak. Mereka yang memiliki value yang sama dengan apa yang saya sepakati. Yang isi kepalanya benar. Yang takut sama Allah. It's clear! Sangat logic dan rasional.
Lagipula, memangnya ada orang yang bisa berbagi emosi merah jambu secara tulus (bukan kasihan atau lainnya) dengan manusia yg menganut value yang berlawanan dg apa yg dia pegang? *sebuah pertanyaan serius.
Sije
12 Januari 2023
JJ 20
1 note · View note
jaycation · 3 years
Video
youtube
A CHILL NIGHT in VEGAS with @Norma Geli
0 notes
hinaypod · 3 years
Text
Hi Nay with Night Vale, Rusty Quill, etc
Hey everyone! For those who missed it, you can listen back to the sessions where Motzie and Reg joined Storytelling Podcast Week alongside other AMAZING creators, including people from Welcome to Night Vale, Rusty Quill, The Bright Sessions, etc!
Tumblr media
Motzie Dapul got to tell short story “Hunger: A Hi Nay Short Story” alongside the amazing Meg Bashwiner from Night Vale Presents, Jennifer Mace of Be The Serpent, and Lavinia Spalding of There She Goes! .
.YOU CAN LISTEN TO THE SHORT STORY SALON HERE.
Some highlights: Meg was fantastic and cool, Lavinia was vibrant and sweet, and Jennifer was super rad, and had the kind of voice that you’d want to listen to for days on end. 
Tumblr media
Motzie Dapul and Reg Geli got to chat with other amazing women in the podcast space, Devin Shepherd of Cryptids and Octavia Bray of LIFE WITH LEO and Atypical Artists. 
.YOU CAN LISTEN TO WOMEN AT THE HELM HERE.
Some highlights: “White people can handle it” “They’re fiiine”, just a wonderful chat with ladies who GET IT, talking about faking it into the podcast space, ANDROID ROMANCE???!!! “In Hi Nay, will we ever get a monster boyfriend?” 
Tumblr media
Graphics issue! Motzie Dapul (not Reg Geli, though she’s in the chat! She loves Briggon Snow hehe) gets to chat with Briggon Snow of Look Up (and Bright Sessions fame), Justin McLachlan of Planet M, Joseph Fink of Night Vale, and Helen Gould of Rusty Quill 
.YOU CAN LISTEN TO AUDIO DRAMA-RAMA HERE.
Some highlights: Helen Gould being fashionably late because she was cosplaying Heisenberg RE8, Briggon Snow squeeing over Reg’s chat love, chatting about the personal origins of fantastical podcasts, talking about diversity in media, and we all got to extend because it was the last panel of the event! 
Not heard here, because the audio was cut off, was when we kept going after the end of it and starting cussing and talking shit about certain TV shows. 
Tumblr media
We also released a super special never-before-heard episode of Hi Nay for this event, “Remind Me To Tell You Later: Tiktik”
.YOU CAN LISTEN TO REMIND ME TO TELL YOU LATER: TIKTIK HERE.
After the events of episode 3, Oras, Mari and Laura wind down the day with a drink, a smoke, and a story. Mari talks about her cousin Nia and Nia's fiance Nigel, and their experiences with various Filipino supernatural creatures, including the dreaded Tiktik - which sounds louder when it's farther away, but quieter when it's closeby.
Remind Me To Tell You Later is a Patreon and Ko-fi exclusive miniseries available only to subscribers, with the exception of this episode.
Content Warning: Illusion and deception, infants, pregnancy, implied violence, home invasion, drugs and alcohol
_________
This was such a rad event, and we’re so lucky to have been invited to take part. Big thank you to Norma Jean, who got in touch with us and managed this huge undertaking. 
45 notes · View notes
ikrimahvella · 3 years
Text
Buka catatan di ponsel ada judul Beralih Peran yang ditulis 21 Oktober 2021 oleh Ikrimah Vella Riyanti. Yha, aku sendiri.
Betapa tidak menyenangkannya menjadi dewasa. Banyak bakat yang dibuang. Suara yang terpaksa diredam. Jeritan yang tertahan karena harus diam.
Merdeka bagi setiap orang tentu berbeda. Namun nyatanya fatamorgana. Ah! Betapa indahnya hidup tanpa norma. Bebas berekspresi tanpa khawatir pada pencela HHHH delusi.
Habluminannas...
Habluminannas...
Jaga perasaan dan hati yang lain agar tidak tersakiti-- hingga lupa bahwa batin juga perlu terayomi. Haaah! Rindu rasanya berjalan tak tentu arah tanpa harus buru-buru pulang ke rumah. Rindu mengghibah seleb sampai politikus. Rindu diskusi receh bak intel perkara kasus.
Oh, ternyata, menjadi dewasa perlu kesiapan untuk tidak Ha Ha Hi Hi dengan sebaya, yah?
Geli bacanya, kan? Super duper egosentris.
Fix-laaaah perlu digubah! Yoooook!
Betapa penuh tantangan menuju dewasa. Banyak bakat terjeda. Suara yang musti direda. Jeritan yang perlu dinetralisir dengan ayat suci-Nya.
Menjadi merdeka adalah pilihan. Sejatinya, silakan tentukan.
Betapa harmoninya kehidupan disertai norma. Diatur sedemikian rupa mencapai toleran hingga hadir hukum alam.
Habluminannas...
Habluminannas...
أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا
“Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling bagus akhlaknya.” (HR. At-Tirmidzi)
Pepatah Arab mengatakan “Al adabu fauqol ‘ilmi”  adab lebih tinggi dari ilmu.
Sesama manusia mampu memberi syafaat juga bisa menjadi sebab kita diharamkan dari syurga. Maka, kata Rasullah:
سلامة الإنسان في حفظ اللسان
"Keselamatan manusia tergantung pada kemampuannya menjaga lisan." (H.R. al-Bukhari)
Seperti halnya Maryam binti Imran dan Hafsah binti Umar yang Allah bela karena diam.
Tidak apa-apa merasa rindu masa gadis yang bisa melanglangbuana. Namun sadarilah bahwa detik tetap bergerak yang mengharuskan kaki terus melangkah. Maka, nikmatilah setiap fase kehidupan.
Menjadi dewasa memang perlu kesiapan. Terpenting adalah penerimaan.
Maumere, 1 Maret 2022
aku yang tidak lagi seperti Aku.
2 notes · View notes
rubahlicik · 5 years
Text
Fathertalk : Jadi Orang Tua
Thank to indoxxi, aink baru aja nonton ‘dua garis biru’ wkwkwk, telat banget yak. Filmnya bagus banget, asli. Meskipun aink nontonnya dicepet-cepetin haha. Pokoknya tiap adegan mesra bima-dara aink skip, geli soalnya.
Jadi inget, awal film ini muncul ada segolongan orang yang kontra. Bilangnya kalo film ini tuh ngajarin seks di luar nikah,. Pokoknya ngasi contoh yang ga bener lah intinya. Padahal, menurut aink sebaliknya. Ini salah satu film yang pembawaannya sangat apik, ngajarin tanpa harus menggurui. Banyak pelajaran yang bisa diambil dari film ini. Terutama soal parenting.
Dengan menganggap film ini uda ditonton banyak orang, otomatis apa yang aink tulis jadi ga spoiler lagi.
Film dimulai dengan adegan di sekolah trus lanjut di rumah dara,. And you know lah. Ortu dara ga di rumah, trus skinship pasangan anak sma ini uda ampir ga ada batasnya. Makanya ketika akhirnya terjadi, aink ga heran.
Sebagai lelaki sehat yang punya titit dan punya pasangan yang sama sama suka, susahlah menahan keinginan gituan meskipun punya agama atau norma whatsoever,. Cuma nunggu kesempatan aja. Aink cuma bilang susah ya, karena mungkin aja ada diluar sana ada yang bisa skinship kayak bima-dara trus ketika mood datang lalu kesempatan terbuka bisa milih buat ga gituan.
Masuk akal sih kenapa agama (yang aink anut) keras banget ngelarang soal pergaulan antar jenis. Takutnya gitu, uda mah ga halal gituannya, hamil pula dalam kondisi fisik ceweknya yang belum siap jadi ibu.
Kan ada teknologi namanya kondom? Iye, kalo inget. Kalo engga trus uda ngebet pengen masuk? Masa’ lari dulu ke indomart beli kondom trus lanjut?
Aink sih lebih setuju soal jaga pergaulan, dari pada terlalu bebas tanpa batas dan pengawasan kayak dua sejoli ini. Dan yang namanya pengawasan dari orang tua itu mutlak, ya gimana itu kedua ortunya dara saking sibuk ampe dara bawa pulang cowo ke kamarnya trus gituan mereka ga tau. Baru ketauan pas dara hamil.
Kalo hamil usia dini dan di luar nikah dianggap sebuah kesalahan, maka yang salah ya semuanya. Bima-dara plus ortu mereka. Relate banget ketika ibunya dara bilang kalo dia uda gagal didik anak. Dara mungkin pinter di sekolahnya, tapi ampe terlibat seks (suka sama suka) sebelum waktunya (belum ngerti konsekuensinya) berarti ada masalah didikan sama ortunya. Aink jadi deg-degan, moga aink bisa jadi ortu yang bisa didik anak biar selamet dunia akhirat.
Oia, ada adegan lain yang aink suka banget. Pas dara ngomong pake nada tinggi ke ibunya, bapaknya ngomel
“kamu ga bisa setiap ada masalah sama mama kamu, kamu ngomong pake nada tinggi, ngerti kamu!”
Yang mana dijawab dengan
“papa juga gitu”
Bapaknya (dwi sasono, aktor favorit aink) kehabisan kata-kata trus dalam kondisi desperate bilang
“kamu bukan papa, kamu bukan mama,. Kamu harus lebih baik”
Aink auto komen “OO ya ga bisa gitu, Ferguso”
Suka ga suka, anak selalu ngeliat dan kadang meniru apa yang dikerjain orang tuanya, bukan apa yang dikatakan ortunya. Sayangnya, kita ga bisa nentuin mana yang harus ditiru mana yang harusnya anak ga ikut-ikutan. Aink sekarang posisinya sebagai anak dan orang tua. Ortu masih ada, anak pun uda punya.
Aink relate banget sama dialog ini.
Sebagai ortu, konyol rasanya melarang anak ngelakuin sesuatu yang kitanya sendiri ngelakuin. Mungkin anaknya sendiri ga nyadar kalo dia lagi niru ortunya, karena dia sering liat dan tertanam di alam bawah sadar. Peer banget nih sebagai ortu.
Trus di akhir, bima minta maaf sama dara kalo jadinya dara yang nanggung semuanya. Yes, aink setuju. Setelah menikah dan punya anak, aink ngerasa kalo beban istri tuh lebih gede dari suami. Kalo capek ya mungkin sama sama capek meski alasan capenya berbeda, tapi dengan hamil, melahirkan dan menyusui, seorang ibu perannya signifikan banget.
Makanya, surga di telapak kaki ibu. Meski ibunya ngeselin, meski setelah ngelahirin trus dia ogah ngurus, meski dia kejam ke anaknya. Iya tau, jaman sekarang ada aja ibu yang tega sama anaknya. Tapi surga selalu di telapak kaki ibu, ga pernah pindah ke kaki bapak.
Nonton film ini, aink ga fokus ke Bima-dara, tapi ke ortu mereka. Gimana mereka menghadapi ‘masalah’ yang dibuat sama anak mereka, gimana mereka nunjukin sayang dan cara ngedidik anak mereka.
Parenting bangetlah ini.
Heran kalo ada yang ngelarang film ini tayang cuma karena liat trailernya aja trus ngambil kesimpulan sendiri. Lebih heran lagi kalo ada yang berkesimpulan kita harus selalu prepare kondom karena kesempatan dan mood bisa dateng kapan aja,bukan itu masalahnya, nyet.
  Okelah gitu kurang lebih, terima kasih indoxxi
“Jadi orang tua itu selamanya,.“
30 notes · View notes
zkimrb · 5 years
Text
Netizen Islamophobia
Sesekali saya kadang penasaran dengan komentar netizen terhadap postingan artikel/berita dengan judul-judul anti mainstream, klik bait, atau yang berbau agama. Yang diposting oleh situs berita mainstream, baik di facebook maupun twitter. Dibuka-buka, skrol turun naik. Rata-rata komentar warganet membuat geli, tidak jarang juga harua mengelus dada. Orang-orang sekarang bebas mengomentari apa saja tanpa dibatasi norma dan tata krama. Siapapun, setinggi dan serendah apapun pendidikannya, komentar mereka sudah seperti manusia paling tahu segala hal. Kalau soal ilmu pengetahuan mungkin boleh-boleh saja. Tapi kalau soal agama, sekelas Ust Abdul Somad bisa diceramahi oleh netizen tidak lulus SD.
Di bawah ini screenshot komentar netizen dalam halaman fb Kompasiana tentang pencapaian negara India yang sudah mampu ke bulan. Judul artikel tersebut sambil menanyakan, Indonesia sudah sampai mana?! Apa reaksi netizen? Lihat komentar mereka di bawah ini. Petapa ngerinya islamophobia di negeri kita. Dan seperti inilah tingkat pengetahuan dan nalar berfikir sebagian rakyat Indonesia. Kejahilan harus dihapus dengan ilmu.
Tumblr media
1 note · View note
streamingmaniac57 · 3 years
Text
Watch "How Much Does Norma Geli Make on YouTube" on YouTube
youtube
0 notes
restumoes · 4 years
Text
Fragment eighteen: Forbidden
Beberapa hari ini gue lagi demen banget baca baca cerita di aplikasi wattpad. Yaah sangat lumayan untuk ngedapetin bahan bacaan tanpa harus googling sana sini. By the way, lebih spesifik gue juga lagi demen baca cerita yang bertema yaoi, bxb, bromance dan sejenisnya, atau bahasa frontalnya adalah cerita bertema cinta sejenis. Iyalah, kan sama sama manusia. Maksud gue, sejenis kelamin. Oke. Bahasa gue udah mulai frontal dan gue juga sebenernya masih agak gimana jugaa gitu nulis seputar beginian. Kebetulan di rapat redaksi kemaren gue udah hampir bete karena usulan yang masuk juga bertema LGBT dan diusulin sampe empat rubrik coba. *kuatkan aku ya tuhaan… Jadi sebenernya cerita bertema LGBT ini udah pengen gue ulas sejak lama, tapi belom ada mood dan masih agak gimana juga gitu secara yang berkecimpung di dunia macem begini kan spesifik. Yaudah lah ya, anggep aja ini adalah ocehan super gakpenting. Tapi yang jelas dimata gue, cerita bertema LGBT itu tetep punya sisi menarik untuk diperhatikan. Hmmm… kalo dipikir pikir, gue sendiri awal nemu cerita (termasuk cerpen dan cerbung ) bertema LGBT itu baru baru semester semester 4 kemaren aja si. Awalnya gue penasaran gimana sih alur ceritanya, dan termasuk pertanyaan apakah ada plot 18+ nya kah ? *oke ini mulai lagi.. Awalnya gue baca baca di blog yang menulis cerita cerita kayak gitu. Dan tentu aja, ceritanya juga ada yang bagus, dalam artian dari segi alur, penokohan, konflik dan penggambaran latar ada yang kal boleh dibilang mendekati novelis. Tapi bagi gue pribadi yang (semoga aja masih) berpikiran normal, gue kadang melihat penokohan mereka terkesan masih banyak yang mementikan nafsu aja bahkan kadang yang bikin ilfil adalah ketika ada adegan baru saling mengenal udah ada main nyosor aja. Di satu sisi, kadang bagian itu juga penting sih menurut gue untuk membangun suasana cerita. Mungin gue perlu  selalu diingatkan bahwa cepen atau cerbung bergenre seperti ini emang beda dari tema tema mainstream kebanyakan. Kalo dari segi norma, emang cerita cerita pada umumnya masih dibatasi, akan tetapi kalo kita membaca cerita bergenre LGBT akan terasa bedanya. Ketika gue baca, gue ngerasa gue idup di tempat yang sangat sekuler. Selain itu penggabaran tokoh yang selalu sempurna kadang malah membuat persepsi bahwa tokoh (ataupun pelaku di kehidupan nyata) adalah orang yang kelebiha anugerah dan bodoh untuk bersyukur dan memanfaatkannya dengan baik. Just skip that. Oke, itu cuman pemikiran gue aja.Jadi intinya kalo baca cerita macem gitu dan menjudge nya dari segi agama dan moral, gue (dan mungkin kebanyakan orang) bakalan punya sejuta cela untuk karrya semacam itu. Well, gue sendiri mecoba untuk lebih objektif aja karena sejujurnya gue sendiri masih berdebat sama logika gue tentang ini. Kalo gue ngerasa, dari sisi yaah katakanlah seni dan sastra, cerita bertema LGBT emang belom bisa menyaingin cerpen bertema kebanyakan. Kemungkinannya sih karena mereka juga terbatas buat dapetin inspirasi kali. Sejau ini cerpen dan cerbung bergenre LGBT bagi gue memberika sensasi hiburan tersendiri kala bosan membaca cerpen atau cerbung bertema mainstream. Kalo boleh jujur kadang gue juga geli sendiri bacanya. Tapi disisi lain bikin penasaran. Tapi semua itu balik lagi sih ke pribadi masing masing. Dari apa yang selama ini gue baca, entah itu bertema sesuatu yang 'umum' sampe bertema sesuatu yang 'salah' dan kontroversial, gue selalu berpegang pada prinsip carilah ilmu untuk kebenaran dan carilah kebenaran bukan pembenaran. Di satu sisi gue gak mau terlalu hiperbolis macam fujoshi fujoshian tapi gue juga gak mau terlalu ngejudge tentang orang orang ang bergulat di dunia macem gitu.Karena pada akhirnya, ungkapan populer dalam bahasa indonesia "ambillah hikmahnya" akan tetetap terdengar bagi siapapun yang mencoba memahaminya. End.
0 notes
streamingfanatic1963 · 11 months
Text
🎈LAS VEGAS LIVE 🥳 Life of a Norma Geli 😎
0 notes
kombinasiilusi-blog · 7 years
Text
Kontemplasi Dua Empat
Terima kasih kepada seluruh sahabat, kerabat, juga sedulur yang berkenan mengucapkan dan mendoakan yang terbaik di hari lahir saya kemarin. Setiap tahunnya, aku selalu mengamati kecenderungan dari harapan dan doa-doa yang dipanjatkan orang lain pada saya. Selain mengamini, saya juga mencoba untuk memaknai… sebenarnya apa yang orang lain harapkan dari diri seorang Muthia dari masa ke masa.
Tahun ini, harapan terbesar dari sebagian besar orang-orang terdekatku adalah kelancaran juga kesuksesan dalam urusan studi, karir, dan rejeki. Jelas ketiganya adalah kebaikan yang tidak bisa diukur hanya dengan sekedar angka. Apakah arti kesuksesan studi diukur dengan lulus cepat dan IPK di atas 3.7? Oh, bisa jadi. Aku pun berharap demikian. Tapi apakah mereka yang luput untuk lulus cepat, minimal tepat waktu, dengan IPK yang tak sampai angka 3.0 dianggap tidak lancar dan sukses studinya? Belum tentu. Bisa jadi mereka menunda kelulusannya karena cuti menikah dan atau hamil/ melahirkan untuk memprioritaskan rumah tangganya. Mungkin mereka fokus berkarya dan mencetak prestasi di luar, dan menunda untuk menyelesaikan studi dan mendapatkan gelar. Atau mereka sibuk dalam urusan pekerjaan demi menafkahi orang tua juga keluarganya sehingga pendidikan formalnya sementara harus mereka kesampingkan. Tapi apakah dengan begitu mereka dianggap gagal dalam urusan studinya? Ya, monggo itu urusan pribadi masing-masing untuk menilai saja.
Begitu pula dengan standar karir dan rejeki. Sengaja dua hal ini saya gabungkan karena aspek-aspek ini memang sangat berrelasi, paling tidak di mata kebanyakan orang. Ini memang urusan yang sensitif sekali. Saya pun sesekali sensi jika disenggol urusan ini. Siapa juga sebenarnya yang tak ingin mapan secara finansial di usia muda? Namun sayangnya di negeri ini, kapasitas lulusan sarjana hanya diberi upah UMR untuk bisa bernafas selama satu bulan (bahkan kurang), tanpa mampu menabung, berinvestasi, atau memiliki dana jaga-jaga jika mendadak sakit sewaktu-waktu. Oh, bisa sebenarnya berpenghasilan lebih jika tertakdir untuk bekerja di BUMN, menjadi PNS, dan sektor-sektor pemerintahan yang menjanjikan tunjangan. Maka jangan nyinyir apabila kursi satu PNS bisa diperebutkan puluhan ribu manusia di seluruh Indonesia. Atau, kalau mereka mau, paginya ngantor, pulangnya masih samben. 
Tidak, mereka tidak memenuhi gaya hidup kok. Mereka yang kau nilai mengeksploitasi diri sendiri itu semata-mata karena memang kebutuhan hidup hari ini sebegitu sulitnya dibeli, wahai saudaraku. 
Bagi mereka yang sedang merintis di dunia industri kreatif inilah yang nasibnya seolah hidup segan, mati tak mau. Didukung jarang, diapresiasi apalagi. Berhasil ya Alhamdulillah, kalau gagal ya jadi pesakitan. Ya sudah… mau apalagi. Saya hampir sering menyerah atas hal ini. Kalau sudah begini, barulah senjata terakhirnya ingat kalau Tuhan sudah menggariskan rejeki setiap hamba. Dalil ini juga yang sering dipakai lembaga “beragama” untuk mempertahankan kemapanan industrinya sambil tetap mengeksploitasi karyawannya. Konsep utamanya: ikhlas. Selesai. Selanjutnya, roda roda ekonomi tetap berputar. Iya, roda ekonominya tetap berputar tapi nasib manusianya tidak semua ikut berputar. Hehehe.
Selain ketiga hal di atas, beberapa orang juga mendoakanku supaya makin dewasa dan bijaksana dalam menghadapi kehidupan. Hihihi. Sebenarnya selain mengamini, saya sesungguhnya sekarang geli dengan konsep dewasa yang ada dalam benak orang-orang di sekitar saya. Yang saya tahu, menjadi dewasa itu tidak sekedar mau enak-enaknya aja. (Hmm apa ya enak-enaknya?) Seperti kebebasan, kemerdekaan, kemandirian, dan mungkin banyak hal lain yang tidak perlu dijelaskan di sini… tetapi lebih dari itu kedewasaan juga mencakup tanggung jawab atas diri sendiri, beban finansial, dan peran sosial yang besar juga. Ya bagi saya, konsep kedewasaan mencakup dua tangkup telungkup tersebut yang memang tidak dijual terpisah. Saya, insya Allah, sudah sangat mahfum akan hal itu. Bahkan jauh sebelum saya menginjak usia ini, saya sudah paham betul akan hal itu. Ini terbukti, banyak orang yang sudah berinteraksi dengan saya, sering salah mengira usia saya yang sebenarnya. Hal ini dulu sering membuat saya kesal karena saya merasa mengalami penuaan dini. Tapi semakin ke sini, saya bisa sedikit legawa, mungkin paparan yang saya hadapi membuat saya harus berpola pikir lebih dewasa dari usia saya yang sebenarnya. Lagi-lagi itu bukan pilihan saya, karena takdir yang menempatkan saya di posisi tersebut. Salah satu implikasi lainnya, saya sudah menyatakan ingin dan siap menikah sejak dua tahun lalu, tanpa mengurangi pemahaman juga kesiapan saya atas segala konsekuensinya.
Tapi nyatanya saya juga tidak bisa memungkiri ada sisi kekanak-kanakkan dalam diri saya yang sesekali tidak bisa terbendung. Apakah ini salah? Ternyata tidak juga. Saya melihat banyak orang yang bahkan sudah menikah, bisa sebegitu manjanya dengan pasangan mereka. Tidak sedikit juga orang yang sudah berusia kepala 4 tanpa malu menangis dan merajuk ketika rindu pada ibunya. Dan nyatanya, banyak juga orang yang sudah mencapai usia emas tapi dengan mudah berkicau tanpa esensi layaknya abege di sosial media.  Jadi? Apa poin utamanya? Pendewasaan diri tidak pernah mengenal kata final. Sampai nanti, sampai mati… kalau kata LETTO.
Lagi pula kita sering mendiskreditkan sikap “kekanak-kanakkan” dengan konotasi yang negatif. Padahal siapa sih di dunia ini yang bisa lebih jujur selain anak-anak? Jiwa anak-anak yang sering hanya kita lihat sisi nakalnya, manjanya, berontaknya, dan ketidakteraturannya lebih mampu berkata apa adanya. Imajinasi mereka lebih bebas dan tidak terbendung oleh tembok-tembok tertentu. Sedangkan kita yang mengaku dewasa bisa apa? Mau bicara apa adanya saja sudah tertahan oleh norma dan aturan tertentu, baik yang tertulis atau tidak. Ingin menentukan pilihan hidup untuk diri sendiri saja sudah tertahan dengan rentetan aturan yang tidak selesai-selesai penghakimannya. Tapi nyatanya, saya sendiri pun, turut serta memapankan pemikiran ini, supaya bisa diterima oleh orang dewasa pada umumnya.
Begitulah hidup. Semakin berumur, semakin kompleks.
Intinya, saya mengucapkan terima kasih banyak atas doa dan ucapan yang diberikan kepada saya di hari lahir saya kemarin. Insya Allah saya termotivasi untuk terus berproses dan berprogres dari waktu ke waktu, sampai mati. Tulisan saya ini murni hasil kontemplasi pribadi. Sekiranya bermanfaat Alhamdulillah, kalau ada yang tersinggung, saya mohon maaf… sama sekali saya tidak bermaksud. Kita tetap sahabat, kerabat, dan sedulur walau mungkin berseberangan sejak dalam pemikiran.
Salam sayang,
Muthia.
3 notes · View notes
jaycation · 3 years
Text
A Chill Night in Vegas
A Chill Night in Vegas
3 Chill Spots in Las Vegas to Enjoy a relaxing evening on the strip! Jaycation and Norma Geli hit the strip and show you that Vegas isn’t always about partying and gambling! You can also have a nice relaxing night and enjoy the wonderful views and sights the Vegas has to offer. We visit Maggiano’s at Fashion Show Mall then head to the 66th Floor of the Conrad at Resorts World and then finish off…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
surejaya · 5 years
Text
Pemetik Bintang
Tumblr media
Pemetik Bintang by Venerdi Handoyo
Rifat melewatkan hari-harinya berdua saja dengan Bapak, sejak dulu. Dalam kesunyiannya, dia bertemu dengan Nina yang sama-sama kesepian. Hubungan mereka kian rekat, sampai suatu hari Nina pergi meninggalkan pertanyaan-pertanyaan yang tidak terjawab. Dalam kehilangannya, hidup Rifat terus bergulir: berbenturan dengan masa lalu, bertumbukan dengan luka-luka lama, berkenalan dengan nilai-nilai baru. Ketika Nina datang kembali, masih adakah sisa-sisa Rifat yang dulu? Di tengah pertentangan norma, penemuan kebahagiaan-kebahagiaan kecil, dan keresahan akan hidup yang serbatanggung, Rifat dan Nina bersepakat untuk terus berpegangan tangan. Ini cerita tentang upaya menyatukan dua jiwa yang rapuh untuk saling melengkapi. Saya membaca buku ini dari awal hingga akhir tanpa jeda. Pemetik Bintang berhasil memikat dan mengikat perhatian saya, sesekali bahkan memancing tawa geli. Venerdi Handoyo bertutur dengan kepekaan, kejahilan, serta keindahan, yang menjadikan pengalaman membaca Pemetik Bintang menjadi sungguh mengesankan. ––Dee Lestari, Penulis & Penyanyi/Pencipta Lagu
Download : Pemetik Bintang Pemetik Bintang More Book at: Zaqist Book
0 notes