Tumgik
#orang di warung kopi
abidahsy · 1 year
Text
Cerita Perjalanan Mencari yang Ke-12 ini menjadi Semakin Menarik saja
Sebelumnya aku minta maaf atas judul tulisan ini yang cukup panjang. Kedua, aku juga minta maaf karena seharusnya yang muncul adalah tulisan tentang Seorang Kakak Kelas SMA yang Tidak Biasa tapi mendadak tulisan ini harus muncul lebih dulu.
Entah ini menarik di mata kalian atau sebenarnya biasa saja hehe.
Jadi gini,
Ingat 5 cabang jalan yang aku ceritakan di tulisan Bantuan Bertubi-tubi? Salah satu cabangnya bahkan menawarkan lebih dari yang aku bayangkan yaitu seseorang di warung kopi. Dia dengan rendah hatinya menawarkan untuk mencarikan aku yang ke-12 jika sewaktu waktu ada kenalannya yang mungkin akan cocok denganku. Hal itu sekaligus menjadi offer yang menghasilkan win-win solution antara kami.
Tapi bukan hanya itu poinnya,
Poin yang membuat cerita perjalanan ini menjadi semakin menarik dimulai pada akhir pekan lalu. Aku bertemu teman mbakku pada suatu acara seminar, sebut saja N, dan seketika kami nyambung. Bahkan bisa dibilang, beberapa poin obrolan kami bagi terasa seperti konten yang cukup personal dan tidak mudah diceritakan pada siapa saja. Sebenarnya, aku merasa overshared ngobrol sama temannya mbakku ini.
Hanya selisih beberapa hari, N menghubungiku dan bilang bahwa ada seorang temannya yang mau berkenalan denganku. Mereka berdua terlibat dalam beberapa plan project bisnis bersama. "Orangnya santun bid, tapi aku gak tau sisi gelap di baliknya ya," begitu tambahnya.
Karena memang lagi gak mau pusing, aku pun menawarkan ide bahwa orangnya menghubungi ayah terlebih dahulu sehingga tidak langsung dikenalkan padaku. Kalau ayah acc, baru kita bisa ngobrol.
Ide itu pun disampaikan dan menariknya orangnya mengiyakan. Dia tidak keberatan untuk menghubungi ayah. Bahkan langsung menghubungi via text saat itu juga padahal sudah larut malam.
Menariknya lagi, keesokan harinya setelah orang ini menghubungi ayah, tepatnya hari ini pukul 4 sore, dia langsung mengajakku berkenalan melalui chat. Itu artinya ayah sudah memberikan nomorku padanya, lengkap dengan izinnya.
"Waduh, kok bisa?" menjadi respon pertamaku.
Apa yang terjadi dengan ayah dan segenap filternya? Mengapa secepat ini? Si Super Aneh saja membutuhkan waktu berminggu-minggu berkomunikasi dengan ayah baru dapat izin untuk mengontakku secara langsung. Itupun karena aku berinisiatif untuk mengenalnya secara personal selama sebulan.
Ngomong-ngomong tentang Si Super Aneh, setelah lama kami tidak lagi mengobrol, tiba-tiba sore ini dia juga mengirimkan pesan. Entah mengapa sore ini semesta kompak menghubungiku.
Terakhir di obrolan kami, aku menegaskan bahwa aku hanya ingin bicara hal-hal penting dan fundamental, bukan hal ringan seperti 'lagi apa?' atau 'boleh kirimkan foto?' karena yang kami lakukan adalah berkenalan bukan pacaran. Dan dia pun menghilang beberapa hari, lalu muncul dengan pertanyaan seperti ini: maaf mau tanya yg penting 1. apakah abidah sehat? ayah ibu mu gimana keadaan nya? Seketika aku tertawa dibuatnya.
Dia menambahkan kata penting dalam kalimatnya sebelum menanyakan sesuatu padaku. Lalu lihatlah, dia memberikan angka 1. seakan-akan dia punya banyak pertanyaan berikutnya, padahal nyatanya tidak ada. Orang ini memang unik dan selalu berhasil membuat aku dan seisi rumahku ceria saat aku membagikan cerita tentangnya.
Baik, kembali pada cerita tentang temannya N:
Menariknya, saat aku tanya beberapa pertanyaan tentang kebingunganku soal proses yang begitu cepat, jawaban ayah adalah "Ya, gapapa jalani aja. Orangnya akan kirim CV malam ini kok". Sebuah jawaban yang bagiku malah menimbulkan pertanyaan-pertanyaan berikutnya.
Intinya, aku bisa bilang orang ini (temannya N) adalah Si Beruntung. Dia beruntung karena ayah dengan mudahnya bilang gapapa. Beruntung karena dengan sukarela ayah mengirimkan CV ku lebih dulu padanya baru setelahnya menerima CV yang dia kirimkan. Beruntung karena obrolan kami sejauh ini bisa dibilang cukup lancar. Bahkan, saat aku tanya pada ayah apakah boleh Si Beruntung ini meneleponku karena ada hal yang mau dia jelaskan, ayah serta merta mengizinkan.
Hari ini isi kepalaku penuh dengan informasi sekaligus pertanyaan-pertanyaan baru tentang Si Beruntung yang satu ini. Semoga pintu yang kuketuk kali ini bukan pintu tidak bergeming seperti pintu-pintu sebelumnya. Atau bukan pula pintu yang terbuka tepat ketika aku sudah pergi, hilang di ujung jalan. Semoga yang terbaik jika memang yang terbaik menurut Allah.
Oh iya, terakhir, aku juga minta maaf karena ternyata bukan hanya judul tulisan ini saja yang panjang, tetapi juga isinya.
4 notes · View notes
mamadkhalik · 1 year
Text
Yang Berjatuhan di Jalan Dakwah : Kita Sendiri
Kawan, bagaimana kabarmu hari ini? bagaimana kabar dakwah? bagaimana kabar saudaramu?
Apakah engkau merasa lelah dengan rutinitas ini? dari rapat yang berputar, telat menyambut seruan, atau bahkan nasihat yang tak diindahkan?
Dari semua dikerjakan, apakah engkau dibalas dengan kesinisan, atau sindiran halus? Kadangkala mereka bercanda. Tapi hatimu sakit.
Namun sebelum itu, apakah engkau pernah dengar kalimat ini?
"Salah satu musuh terbesar kita adalah diri sendiri."
Benar kawan, salah satu musuh terbesar kita adalah diri sendiri. Dari kemalasan, keikhlasan, pemahaman, juga prasangka!
Aku tak hendak menyalahkanmu. Meskipun sindiran, candaan melampau batas, atau bahkan tak menyambut seruan juga tak bisa dibenarkan.
Tapi, ingatlah sejenak kebelakang saat Rasulullah Shallalhu alaihi wassalam dan para sahabat berdakwah, mereka dicemooh oleh keluargaanya, dirampas hak-haknya, bahkan dihinakan sampai dibunuh.
Ummu Kulsum dan Ruqayyah gagal menikah hanya karena mengikuti dakwah Ayahnya. Serupa dengan Khadijah, diasingkan keluarganya, dirampas kekayaanya.
Tentunya masih banyak lagi cerita heroik lainya.
Ketika akhirnya engkau berikrar di Jalan ini dengan menyebut Tuhan dan Rasul-Nya, sudah sekuat apa untuk memegang amanah ini? dan tentunya, sudah sesiap apa?
Kawan, saat kau berhenti disini, berhenti pula orang dibelakangmu, orang yang menganggapmu layak untuk diikuti, dari caption media sosial, nasihat di warung kopi, atau sekadar ajakan lainya.
Kalau berhenti hanya karena sindirian dari orang luar sana atau bahkan saudara sendiri, itu tak sebanding dengan pengorbanan generasi pendahulu juga balasan yang akan kau dapat buah dari keistiqomahan.
Memang begini dakwah, jalanya panjang, orangnya sedikit, tapi dari itu semua pasti ada balasan yang tak ternilai harganya, tentang kesabaran juga pengorbanan yang dibangun dari niat ikhlas mengharap ridhoNya.
Rasullullah berkata kepada Abu Thalib,
"Wahai Paman! Demi Allah, andaikata, mereka mampu meletakan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku agar aku berhenti berdakwah, hingga Allah memenangkan dakwah ini atau aku mati karena itu, aku tidak akan meninggalkan dakwah ini!"
Amar Ar-Risalah, Zaid Bin Haritsah "The Way Home"
74 notes · View notes
theartismi · 6 months
Text
Demokrasi : Gambaran dari Sampah Peradaban
Istilah “demokrasi” saat ini tidak dapat dilepaskan dari wacana politik apapun, baik dalam konteks mendukung, setengah mendukung, atau menentang. Mulai dari skala warung kopi pinggir jalan sampai hotel berbintang lima, demokrasi menjadi obyek yang paling sering dibicarakan, paling tidak di negeri ini. Dengan logika antitesis, lawan kata demokrasi adalah totaliter. Jika tidak demokratis, pasti totaliter. Totaliter sendiri memiliki kesan buruk, kejam, bengis, sehingga negara-negara komunis sekalipus tidak ketinggalan ikut memakai istilah demokrasi, walaupun diembel-embeli sebagai “Demokrasi Sosialis” atau “Demokrasi Kerakyatan”.
Dalam kaitannya dengan masalah ini, UNESCO pada tahun 1949 menyatakan:
“…mungkin untuk pertama kali dalam sejarah, demokrasi dinyatakan sebagai nama yang paling baik dan wajar untuk semua sistem organisasi politik dan sosial yang diperjuangkan oleh pendukung-pendukung yang berpengaruh…”
Gejala serupa juga melanda dunia Islam. Para intelektual muslim berupaya mencari titik temu antara demokrasi dan ajaran Islam. Partai-partai politik Islam, misalnya di negeri ini, berlomba-lomba mengklaim diri sebagai “paling demokratis” agar tidak terkena serangan panah beracun dari pihak Islamophobia yang mencap Islam sebagai agama totaliter dan dogmatis. Putra-putri Islam dengan susah-payah berupaya “melindungi” nama baik agamanya dengan ungkapan-ungkapan bernada defensif apologetik, walaupun hal itu menyebabkan ajaran Islam menjadi kabur atau malah lenyap.
Bagaimana hakikat demokrasi yang sebenarnya? Apakah Islam memiliki titik temu dengan demokrasi? Bagaimana realitas demokrasi sesungguhnya? Dan apa peranan negara-negara adidaya dalam pemaksaan ide demokrasi kepada negeri-negeri Islam? Tulisan berikut ini akan menguraikannya.
Kerajaan-kerajaan lokal mulai muncul di Eropa sejak tahun 476 M. Seperti halnya Romawi, gereja turut menjadi penentu dalam sepak-terjang penguasa kerajaan. Para bangsawan dan politikus—yang umumnya dari keluarga kaya—menjadi boneka yang dikendalikan penuh oleh gereja. Tetapi karena ajaran Kristen tidak mengatur urusan kenegaraan, gereja membuat berbagai fatwa menurut kemauan mereka sendiri dan hal itu diklaim sebagai wewenang yang diterimanya dari Tuhan. Tidak heran jika sosok kerajaan-kerajaan Eropa saat itu lebih mirip dengan Imperium Romawi Kuno yang paganistis dan belum mengenal agama.
Gereja memiliki supremasi yang sangat tinggi hampir dalam setiap urusan. Para pemuka gereja diyakini sebagai satu-satunya pihak yang berhak berkomunikasi langsung dengan Tuhan, dan hasil “komunikasi” itu diajukan kepada penguasa kerajaan untuk ditetapkan sebagai keputusan politik. Eropa memiliki sejarah yang cukup berdarah mengenai hal ini : ribuan wanita dibunuh ketika gereja mencap perempuan sebagai tukang sihir, kaum ilmuwan yang tidak setuju dengan pendapat gereja harus rela dipenjara atau bahkan dibunuh (seperti yang menimpa Galileo Galilei dan Nicolaus Copernicus), perampasan tanah milik rakyat untuk dibagi-bagikan kepada penguasa dan pemuka gereja, sampai orang yang hendak matipun tak luput dari pemerasan oleh gereja. Pendapatan terbesar gereja berasal dari penjualan Kunci Surga (Keys to Heaven), yaitu menjual surat pertobatan kepada orang-orang yang hendak meninggal. Dengan membayar sejumlah uang, gereja meyakinkan orang tersebut bahwa dosa-dosanya telah diampuni dan boleh memasuki surga.
Pada tahun 1618 meletus perang sipil di seluruh daratan Eropa antara pendukung dan penentang supremasi gereja. Perang itu berlangsung selama 30 tahun dan menghabiskan sepertiga penduduk Eropa serta meruntuhkan sebagian besar kerajaan yang bercokol di Eropa. Perang terlama terjadi antara Perancis dan Spanyol sampai tahun 1659. Akibatnya, para pemikir terpecah menjadi 2 kelompok:
1. yang mempelajari filsafat Yunani, disebut Naturalis, dan meyakini bahwa akal manusia mampu menyelesaikan semua persoalan;
2. yang berpihak pada gereja, disebut Realisme, dan meyakini ajaran gereja sebagai kebenaran.
Sekularisme benar-benar menggembirakan hati para filosof dan politikus. Tidak ada lagi gereja yang memenjarakan kebebasan berpikir mereka. Politik dan segala urusan duniawi telah menjadi sangat bebas nilai. Tidak ada satupun yang membatasi. Tidak nilai agama. Tidak pula nilai moral. Salahsatu lambang betapa liarnya dunia politik sekuler adalah buku karya Niccolo Machiavelli yang berjudul The Discourses on the First Ten Books of Livy dan The Prince. Salahsatu pilar pemikiran politiknya adalah: “….politik adalah sesuatu yang sekuler. Politik adalah pertarungan antar manusia untuk mencari kekuasaan. Semua orang pada dasarnya sama, brutal, dan egoisme politik harus mengikuti aturan universal yang sama untuk semua orang. Penguasa yang sukses harus belajar dari sejarah, harus mengamati para pesaingnya, dan mampu memanfaatkan kelemahan mereka.”
Sekularisme tetap dianut hingga masa kini. Menteri Luar Negeri AS, Madeleine Albright, pada tanggal 23 Oktober 1997 di depan sivitas akademika Columbus School of Law, The Catholic University, Washington D.C. menyatakan: “Di AS, kita meyakini pemisahan gereja dan negara. Konstitusi kita merefleksikan ketakutan atas penggunaan agama sebagai alat penyiksaan, yang pada abad ke-17 dan 18 menyebabkan banyak orang melarikan diri ke daratan Amerika…”
Sekularisme merupakan akar demokrasi. Dalam sistem politik yang sekularistik, dimana agama hanya menjadi “inspirasi moral dan alat penyembuhan” , kehendak akal manusia menjadi penentu semua keputusan. Dan inilah ciri yang utama dari demokrasi, yaitu menyerahkan keputusan politik kepada kehendak masyarakat (the will of the people), sesuai dengan pertimbangan akal manusia.
Ditinjau dari akar kelahirannya, Islam jelas berbeda dengan demokrasi. Sistem Islam tidak lahir dari akal-akalan manusia, tetapi merupakan wahyu Allah swt. Tetapi memang ada sementara pihak yang mencoba menyebut Islam sebagai Mohammedanism untuk menimbulkan kesan sebagai agama buatan Muhammad, seperti yang dinyatakan oleh H.A.R. Gibb.  Dalam hal ini Allah swt berfirman:
Kedaulatan (as siyadah) didefinisikan sebagai “menangani dan menjalankan suatu kehendak atau aspirasi tertentu” . Dalam sistem demokrasi kedaulatan berada di tangan rakyat. Hal ini berarti rakyat sebagai sumber aspirasi (hukum) dan berhak menangani serta menjalankan aspirasi tersebut.
Dalam sistem demokrasi, rakyat berfungsi sebagai sumber hukum. Semua produk hukum diambil atas persetujuan mayoritas rakyat, baik secara langsung (demokrasi langsung) maupun melalui wakil-wakilnya di parlemen (demokrasi perwakilan). Inilah cacat terbesar dari sistem demokrasi. Manusia dengan segala kelemahannya dipaksa untuk menetapkan hukum atas dirinya sendiri. Pikiran manusia akan sangat dipengaruhi lingkungan dan pengalaman pribadinya. Pikiran manusia juga dibatasi oleh ruang dan waktu. Atas pengaruh-pengaruh itulah maka manusia bisa memandang neraka sebagai surga, dan surga sebagai neraka.
Dalam sistem demokrasi, jika mayoritas rakyat menghendaki dihalalkannya perzinaan, maka negara harus mengikuti pendapat tersebut. Budaya sebagian suku di Sumatera Utara yang terbiasa meminum tuak, dapat memaksa penguasa setempat untuk mengizinkan peredaran minuman keras. Mayoritas rakyat Iran pada Revolusi Islam 1979 menginginkan diterapkannya sistem pemerintahan Wilayatul Faqih, tetapi sekarang muncul gugatan terhadap sistem tersebut, maka penguasa harus memperhatikan kehendak tersebut. Walaupun dalam konsep Syi’ah, sistem Wilayatul Faqih adalah sesuatu yang tidak dapat ditawar-tawar.
Dalam sistem demokrasi, masyarakat kehilangan standar nilai baik-buruk. Siapapun berhak mengklaim baik-buruk terhadap sesuatu. Masyarakat bersikap “apapun boleh”. Di San Fransisco, para eksekutif makan siang di restoran yang dilayani oleh pelayan wanita yang bertelanjang dada. Tetapi di New York (masih di AS), seorang wanita telah ditangkap karena memainkan musik dalam suatu konser tanpa pakaian penutup dada. Newsweek menyatakan: “…kita adalah suatu masyarakat yang telah kehilangan kesepakatan….suatu masyarakat yang tidak dapat bersepakat dalam menentukan standar tingkah laku, bahasa, dan sopan santun, tentang apa yang patut dilihat dan didengar.”
Dalam Islam, penetapan hukum adalah wewenang Allah swt. Penetapan hukum tidak bermakna teknis, tetapi bermakna penentuan status baik-buruk, halal-haram, terhadap sesuatu hal. Allah swt berfirman:
“Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah.” (QS al-An’aam : 57)
“Kemudian jika kamu (rakyat dan negara) berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (al-Qur’an) dan Rasul (Sunnahnya).” (QS an-Nisaa : 59)
Dengan demikian jelaslah bahwa Islam menempatkan kedaulatan di tangan Allah sebagai Musyarri’ (Pembuat Hukum), sebagai pihak yang paling berhak menentukan status baik-buruk terhadap suatu masalah. Segala produk hukum dalam sistem Islam harus merujuk kepada keempat sumber hukum Islam, yaitu al-Qur’an, as-Sunnah, Ijma Shahabat, dan Qiyas (ijtihad).
2. Kekuasaan
Dalam sistem demokrasi, kekuasaan berada di tangan rakyat dan mereka “mengontrak” seorang penguasa untuk mengatur urusan dan kehendak rakyat. Jika penguasa dipandang sudah tidak akomodatif terhadap kehendak rakyat, penguasa dapat dipecat karena penguasa tersebut merupakan “buruh” yang digaji oleh rakyat untuk mengatur negara. Konsep inilah yang diperkenalkan oleh John Locke (1632-1704) dan Montesquieu (1689-1755), dikenal dengan sebutan Kontrak Sosial.
Dalam sistem Islam, kekuasaan ada di tangan rakyat. Dan atas dasar itu rakyat dapat memilih seorang penguasa (Khalifah) untuk memimpin negara. Pengangkatan seorang Khalifah harus didahului dengan suatu pemilihan dan dilandasi perasaan sukarela tanpa paksaan (ridha wal ikhtiar). Tetapi berbeda dengan sistem demokrasi, Khalifah dipilih oleh rakyat bukan untuk melaksanakan kehendak rakyat, tetapi untuk melaksanakan dan menjaga hukum Islam. Maka seorang Khalifah tidak dapat dipecat hanya karena rakyat sudah tidak suka lagi kepadanya, tetapi dapat dipecat jika tidak lagi melaksanakan hukum Islam walaupun baru sehari menjabat. Bukhari, Muslim, Ahmad, an-Nasai, dan Ibnu Majah meriwayatkan dari Ubadah bin ash-Shamit:
“Kami membaiat Rasulullah saw (sebagai kepala negara) untuk mendengar dan mentaatinya dalam keadaan suka maupun terpaksa, dalam keadaan sempit maupun lapang, serta dalam hal yang tidak mendahulukan urusan kami (lebih dari urusan agama), juga agar kami tidak merebut kekuasaan dari seorang pemimpin, kecuali (sabda Rasulullah): ‘Kalau kalian melihat kekufuran yang mulai nampak secara terang-terangan (kufran bawaahan), yang dapat dibuktikan berdasarkan keterangan dari Allah.”
“Pemimpin para syuhada adalah Hamzah bin Abdul Mutthalib, dan seseorang yang berdiri di hadapan penguasa yang lalim, lalu ia menyuruhnya berbuat baik dan mencegahnya berbuat munkar, lalu penguasa itu membunuhnya (karena marah).”
3. Kebebasan
Dalam sistem demokrasi, kebebasan adalah faktor utama untuk memberi kesempatan kepada masyarakat untuk mengekspresikan kehendaknya—apapun bentuknya—secara terbuka dan tanpa batasan atau tekanan.
Masyarakat demokratis bebas memeluk agama apapun, berpindah-pindah agama, bahkan tidak beragama sekalipun. Juga bebas mengeluarkan pendapat, walaupun pendapat itu bertentangan dengan batasan-batasan agama. Bebas pula memiliki segala sesuatu yang ada di muka bumi, termasuk sungai, pulau, laut, bahkan bulan dan planet jika sanggup. Harta dapat diperoleh dari segala sumber, baik dengan berdagang ataupun dengan berjudi dan korupsi. Dalam sistem demokrasi, masyarakat juga bebas bertingkah laku tanpa peduli dengan mengabaikan tata susila dan kesopanan.
Islam tidak mengenal kebebasan mutlak. Islam telah merinci dengan jelas apa saja yang menjadi hak dan kewajiban manusia. Islam bukan hanya berorientasi kepada kewajiban, tetapi juga hak sebagai warganegara dan individu.
Ummu Athiyah dari Abu Said ra meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Jihad paling utama adalah (menyampaikan) perkataan yang haq kepada penguasa yang zalim.”
Islam melarang seseorang untuk memiliki benda-benda yang tidak berhak dimilikinya, baik secara pribadi maupun kelompok. Islam telah merinci beberapa cara pemilikan yang terlarang, misalnya pencurian, perampasan, suap (riswah), korupsi, judi, dan sebaliknya menghalalkan beberapa sebab pemilikan, yaitu bekerja, waris, mengambil harta orang lain dalam keadaan terdesak yang mengancam jiwanya, serta harta yang diperoleh tanpa pengorbanan semisal hadiah, hibah, sedekah, atau zakat.
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah orang lain, sampai kamu mendapatkan izin, dan kamu mengucapkan salam kepada penghuninya.” (QS an-Nuur : 27)
Syura = Demokrasi ?
Adanya prinsip syura dalam sistem Islam dan musyawarah dalam sistem demokrasi tidak dapat dijadikan alasan untuk menyamakan Islam dengan demokrasi. Becak memiliki roda, demikian pula dengan mobil. Tetapi bukankah becak jauh berbeda dengan mobil?
Tidak semua masalah dapat dimusyawarahkan dalam Islam. Hal inilah yang membedakannya dengan sistem demokrasi yang mengharuskan setiap keputusan diambil dengan suara terbanyak, tidak peduli apakah hasil keputusan itu melanggar batasan-batasan agama yang sudah mereka singkirkan jauh-jauh dari panggung kehidupan dunia. Islam membatasi musyawarah hanya untuk masalah-masalah yang mubah. Adapun masalah-masalah yang telah jelas halal-haramnya, tidak dapat dimusyawarahkan untuk dicabut atau sekedar mencari jalan tengah.
Untuk masalah-masalah teknis dan menyangkut keterampilan tertentu, Rasulullah saw menyerahkan keputusannya kepada para pakar dalam bidang tersebut. Ketika meletus perang Badar Kubra, Rasulullah saw menempatkan pasukannya jauh di belakang sebuah sumur (sumber air). Melihat hal ini, Hubbab bin al-Mundzir bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah ini wahyu atau sekedar pendapatmu?” Lantas dijawab oleh beliau: “Ini hanyalah pendapatku.” Hubbab al-Mundzir kemudian mengusulkan kepada beliau untuk menempatkan pasukannya di depan sumur, sehingga mereka dapat menguasai sumur tersebut dan menimbunnya jika pasukan Quraisy menyerang sehingga musuh tidak dapat mengambil air dari sumur itu. Rasulullah saw lantas mengubah pendapatnya dengan pendapat Hubbab tersebut.
Untuk masalah-masalah yang sifatnya mubah (boleh), Rasulullah saw meminta pendapat kaum muslimin. Ketika Perang Uhud, beliau dan sebagian Shahabat yang terlibat dalam Perang Badar memilih menyambut musuh dari dalam benteng kota Madinah. Tetapi mayoritas penduduk Madinah dan sebagian Shahabat yang tidak ikut Perang Badar memilih untuk menyongsong musuh di lur benteng. Melihat semangat yang begitu membara, ditambah ucapan Hamzah bin Abdul-Mutthalib yang ketika Perang Badar tidak turun ke medan laga, akhirnya Rasulullah saw memutuskan untuk menyambut musuh di luar benteng.  Dalam hal ini, beliau hanya meminta pendapat mengenai lokasi penyambutan musuh. Adapun kewajiban jihad tidak beliau musyawarahkan karena jihad merupakan kewajiban yang tidak berhenti hingga hari kiamat. Allah swt berfirman:
Dan memang pada kenyataannya, menyerahkan setiap keputusan politik kepada seluruh warganegara adalah sesuatu yang mustahil dan justru dapat mengkhianati kebenaran. Sistem polis di Yunani Kuno yang digembar-gemborkan telah menerapkan demokrasi langsung (direct democracy), ternyata melakukan diskriminasi rasial dengan memberikan hak bersuara hanya kepada golongan penduduk kaya dan menengah. Adapun golongan pedagang asing dan budak (yang merupakan mayoritas penduduk) tidak memiliki hak suara samasekali.
Dalam lapangan peradilan, sistem juri seperti yang dipakai di AS dan Inggris telah mengundang kritik yang sangat keras. Para juri dipilih mewakili setiap komunitas di suatu kota/distrik tanpa melihat kemampuan masing-masing sedangkan hakim hanya bertugas mengatur persidangan agar sesuai dengan hukum acara. Vonis terhadap terdakwa dijatuhkan berdasarkan kesepakatan atau suara mayoritas anggota juri. Dengan sistem seperti ini, diharapkan akan lahir keputusan pengadilan yang “demokratis”.
Tetapi layakkah nasib seorang terdakwa (apalagi terdakwa hukuman mati) diserahkan kepada 10-12 orang yang samasekali buta hukum? Mereka (para juri) bisa jadi buta huruf, tidak menguasai asas-asas hukum pidana, atau bahkan pernah melakukan kejahatan yang sama dengan si terdakwa. Atau termakan oleh kepandaian bersilat lidah dari para pengacara sehingga vonis yang dijatuhkan tidak lagi didasarkan pada bukti-bukti materiil yang memang hanya dapat dipahami oleh para ahli hukum. Sistem juri adalah pengadilan primitif, sisa-sisa peradilan hukum rimba, yang tidak menjunjung kebenaran hukum, tetapi mengambil suara mayoritas (siapapun orangnya) sebagai kebenaran.
Demokrasi sebagai Alat Penjajahan
Benarkah Amerika Serikat—sebagai kampiun demokrasi di dunia—telah memberi contoh terbaik tentang demokrasi? Ralph Nader pada tahun 1972 menerbitkan buku Who Really Runs Congress?, yang menceritakan betapa kuatnya para pemilik modal mempengaruhi dan membiayai lobi-lobi Kongres. Diperkuat oleh The Powergame (1986) karya Hedrick Smith yang menegaskan bahwa unsur terpenting dalam kehidupan politik Amerika adalah: (1) uang, (2) duit, dan (3) fulus. Sehingga benarlah apa yang diteriakkan Huey Newton, pemimpin Black Panther pada tahun 1960-an: “Power to the people, for those who can afford it.” (kekuasaan diperuntukkan bagi siapa saja yang mampu membayar untuk itu).
Sejak terbentuknya negara federasi pada tahun 1776, Amerika memerlukan waktu 11 tahun untuk menyusun konstitusi, 89 tahun untuk menghapus perbudakan, 144 tahun untuk memberi hak pilih pada kaum wanita, dan 188 tahun untuk menyusun draf konstitusi yang “melindungi” seluruh warganegara. Dengan masa lalu yang demikian kelam dan masa kini yang demikian jorok, Amerika dengan arogan mencoba memberi kuliah tentang demokrasi kepada negara-negara berkembang yang mayoritas negeri-negeri Islam.
Negara adidaya tersebut mempunyai kepentingan untuk membuka pasar global seluas-luasnya sehingga perusahaan Amerika dapat masuk dan menguasai pasar di negara setempat. Untuk mencapai hal itu, dibutuhkan suatu rezim yang lemah, yang dapat ditekan oleh para pemilik modal atau badan-badan keuangan internasional. Rezim yang lemah ini diharapkan dapat bekerjasama secara lebih kooperatif dengan para investor Amerika dalam sektor perdagangan, dan tentunya mudah tunduk pada tekanan politik Amerika dalam sektor diplomatik.
5 notes · View notes
nidzomizzuddien · 6 months
Text
Waktu Yang Berlari
"Kita akan tetap lelap sampai waktu benar-benar mengakhiri kehidupan kita. Kala itu terjadi, kita akan penuh keheranan, sebab kesadaran kita begitu lambat kembali, yang pasti adalah 'Menyesal'"
Siapa yang mengejar siapa? Siapa di dalam siapa? Adakah orang yang mengenal jati dirinya? Ia penting, ia mengalir seperti darah pada urat nadi manusia, ia ada dan hidup tapi seperti tak pernah ada. Lalu apakah waktu itu? ‘Jika tak seorangpun mengajukan pertanyaan itu, aku tau, kata St. Agustinus. Dan jika ada seseorang yang mengajukan pertanyaan itu dan aku mau memberi penjelasan, aku tidak tau lagi'.
Suatu kali, aku beranjak pergi kesebuah warung kopi yang cukup sederhana, dengan pelayan kopi yang cukup ramah, dengan tata ruang yang tidak berlebih, dan buku-buku berjejeran ditemboknya. Sempat berjanjian dengan seorang teman sebelum beranjak kesini, dan menentukan waktu pertemuan, dengan alasan agar tak ada yang saling menunggu. Namun entah mengapa waktu disini begitu cair, hingga setiap orang melihatnya berbeda-beda, entah jam androidku sedang tidak berlari mengejar sesuatu hingga ia terlihat lambat atau sebaliknya. Yang pasti, kini tepat waktu menjadi bualan, tak ada orang yang benar-benar menepati waktu tersebut.
Di warung kopi tersebut, seperti biasa aku memesan Espresso dengan beberapa cemilan untuk menemaniku duduk termenung, sembari menunggu. Sebab ternyata menjadi orang yang datang sendirian tanpa pasangan atau teman selalu terlihat menyedihkan. Ah.. bodo lah dengan hal itu, yang pasti aku tak benar-benar sendiri.
Kini perbincangan kita masih tentang waktu, semoga saja ada yang ingin menjawab, sebab nyatanya obrolanku kali ini tanpa lawan bicara, aku seperti biasa berdialog sengit dengan pikiranku sendiri. Bagaimanakah hakikat waktu, akankah aku berada didalam waktu atau waktu menjelma didalam diriku sendiri. Mungkinkah setiap orang memiliki waktunya sendiri? Jika tidak apakah benar kita menunggangi waktu yang sama dan pada suatu saat kita akan terlempar darinya.
Waktu memang kendaraan paling misterius, tentu saja ia tak bisa dipecahkan, mungkin saja kita bisa berhipotesis dan berspekulasi untuk memuaskan dahaga keingin tahuan, tetapi belum tentu itu benar adanya sebagaimana hakikat waktu tersebut. Yang pasti waktu itu adalah Tuhan dalam kesalku bergumam.
Lalu setelah semua pertanyaan yang kacau itu ku rapikan dan hendak ku simpan di beberapa tempat di pikiranku, agar suatu waktu lembaran pertanyaan itu dapat ku buka kembali, kawan yang ku tungu-tunggu pun datang. Dengan senyuman tanpa bersalah iya menyapaku, seolah-olah aku baru saja sampai sebagaimana dia. Ku persilahkan ia duduku, lalu dengan nada pelan aku bertanya, taukah kamu beberapa orang tergilas oleh waktu? Dengan nada santai ia menjawab ‘maksud kamu?’. Ternyata ia bertanya bukan menjawab. Akupun menjelaskan, bahwa beberapa orang tertinggal dan terbujur kaku dibunuh waktu. Hari ini kita berada di zaman modern, bahkan kita telah memasuki zaman technologi yang begitu canggih, atau beberapa kemajuan diberbagai bidang kehidupan lainnya yang tak pernah menjadi perhatian kita.
Benar saja bahwa waktu yang diberikan oleh tuhan pada semua makhluknya itu sama. Namun yang berbeda adalah pemanfaatannya. Pernahkah kita berfikir bahwa beberapa kemajuan lewat dihadapan kita tanpa kita sadari? Tentu saja tidak, sebab kita tak pernah benar-benar peduli. Di sebagian orang waktu itu seolah berlarian hingga ia perlu saling mengejar dengan waktu. Namun diantara kita waktu sama saja seolah ia tidak pernah ada, dan kita tak merasa perlu untuk memperhatikannya.
Kita memang akan terus kalah dan tetap kalah. Entah oleh waktu atau orang-orang yang mampu menggenggam waktu sebagai pedangnya untuk menebas lawannya hingga tak sadarkan diri.
Tiba-tiba kawanku menatapku keheranan, dengan nada ketus ia bertanya ‘kamu sedang ada masalah hingga berbicara aneh begitu?’. Aku pun terdiam sesaat, lalu karena kebingungan, akupun tertawa untuk menyembunyikan kekesalanku, lalu menjawab, ‘sudahlah, lanjutkan aja ngopi kita kali ini’, sambil menyeruput kopi yang baru saja disuguhi, dan membiarkan obrolan itu mencair sebagaimana waktu.
.
.
@nidzomizzuddien
2 notes · View notes
tunkuwarrior · 2 years
Text
Awek Seluar Track
“Nama adik siapa?” tanya Akmal.
“Saya Dilla” jawab gadis itu.
“Oh.. Dilla.. ” sambut Akmal.
Suasana sepi seketika. Masing-masing melontarkan pandangan kosong ke Taman Herba yang biasanya menjadi tempat pesakit-pesakit beristirehat dan para pelawat menunggu waktu melawat. Bunyi cengkerik menghiasi suasana sunyi pada malam itu.
“Dilla sebenarnya temankan siapa kat sini?” tanya Akmal.
“Dilla temankan abah Dilla. Dia kena ulser usus. Dah buat operation dan sekarang tengah tunggu doktor bagi kebenaran balik.” jawab Dilla.
“Agak-agak bila agaknya abah Dilla boleh keluar hospital?” tanya Akmal ingin tahu.
“Tak tahu lah bang. Masih macam tu lagi nampaknya, cuma dia dah tak menanggung sakit macam dulu lagi dah. Doktor kata mungkin lagi seminggu dia kat sini. Abang temankan siapa pulak?” tanya Dilla pula.
“Abah abang. Dia kena semput. Kronik sangat sampai dah masuk air dengan oksigen. Katil abah abang selang sekatil dari katil abah Dilla.” terang Akmal.
“Ye ke, eh Dilla tak perasan.” kata Dilla sambil tersengih.
Suasana sepi kembali. Masing-masing masih berdiri menongkat siku di pagar besi yang memisahkan Taman Herba dengan kaki lima. Lampu kaki lima menerangi suasana. Datang pula seorang pengawal keselamatan bertanyakan status kehadiran mereka berdua di luar wad pada waktu itu kerana waktu melawat sudah lama tamat. Setelah diterangkan mereka adalah waris pesakit di wad, pengawal itu pun pergi ke wad yang lain.
“Nama abang siapa?” tanya Dilla.
“Panggil saja abang Akmal.” jawab Akmal ringkas.
“Abang dah kawin ke belum?” tanya Dilla.
“Abang bujang lagi. Nape Dilla?” tanya Akmal pula.
“Ah.. saja tanya..” jawab Dilla.
“Dilla masih sekolah ke?” tanya Akmal mula memancing agar semakin mesra.
“Ha’ah.. belajar kat Kolej bla bla bla bla………..” dan mereka pun berbual mesra saling mengenali sesama mereka. Namun pada masa yang sama Akmal sebenarnya sedang memasang niat untuk merasai tubuh gadis itu. Sambil berbual, Akmal mencuri pandang tubuh Dilla yang ketika itu bertudung putih, berbaju t coklat dan berseluar track. Mata Akmal lebih tertumpu kepada punggung besar Dilla. Sedikit tonggek dan cantik. Lebih-lebih lagi ketika itu Dilla memakai seluar track yang nampak agak sendat manyarung punggungnya. Besar Sudah tentu bentuk pungguung besar Dilla yang licin dibaluti seluar track itu merangsang syahwat Akmal. Tubuh Dilla yang slim itu dihiasi sepasang buah dada yang saiznya, terlalu besar. Sedap dihisap untuk menampungnya. Tahi lalat kecil kelihatan merata berada di wajah Dilla menambah keserian wajahnya. Lebih-lebih lagi salah satunya berada di dagu kirinya. Akmal menahan geram sahaja. Hatinya seakan hendak melihat wajah gadis yang comel itu menghisap batangnya. Dia ingin batangnya di kolom wajah cantik bertahi lalat di dagu kiri itu. Dan sudah tentu ketika masih bertudung.
Akmal mengajak Dilla minum di warung di luar hospital. Dilla setuju dan mereka masuk kembali ke wad untuk melihat keadaan bapa masing-masing sebelum memesan kepada jururawat yang bertugas bahawa mereka keluar sebentar ingin minum malam di warung.
Sepanjang perjalanan ke warung, Akmal sengaja berjalan agak rapat dengan Dilla membuatkan bahu mereka sering berlaga. Di warung kopi yang dibuka sehingga 2 pagi itu, mereka berbual kembali tentang perkara-perkara semasa disamping mengenali hati budi masing-masing. Akmal begitu bijak menjadi alim-alim kucing. Dia bertekad ingin menikmati gadis comel itu. Tak dapat masuk, dapat cium bau pun jadilah.
Selepas itu, mereka berdua ke jeti tempat orang memancing. Kelihatan ramai pemancing sedang duduk menunggu umpan mereka disambar ikan. Nasib mereka seakan sama dengan nasib Akmal, sedang berusaha memancing mendapatkan ikan segar yang cantik dan seksi berseluar track itu. Berdua mereka duduk di benteng menikmati hembusan angin muara sungai yang dingin. Dilla kelihatan kedinginan. Akmal membuka jaketnya dan meyarungkan ke tubuh genit Dilla. Dilla tersenyum kepada Akmal sambil mengucapkan terima kasih. Dengan selamba Akmal menjawab, “Kasih diterima”. Tersenyum simpul Dilla dibuatnya.
Selepas itu, mereka kembali ke hospital. Ketika ingin menyeberangi jalan, Akmal memegang tangan Dilla membuatkan Dilla malu-malu. Walau pun sudah menyeberangi jalan, Akmal masih tidak melepaskan tangan Dilla. Malah dipimpinnya gadis genit itu beriringan menuju ke dalam hospital. Dilla yang serba malu itu serba salah. Hendak lepaskan terasa sayang, hendak di biarkan terasa malu. Dilla terpaksa memendam rasa malunya lantaran dia juga sebenarnya menaruh minat kepada Akmal. Baginya mungkin itu dapat membantunya agar dapat memiliki hati Akmal yang boleh tahan kacaknya. Mereka berjalan berpimpinan dan Akmal membawa Dilla ke Taman Herba yang suasananya gelap itu. Mereka duduk di bangku batu yang beratapkan bumbung berbentuk cendawan. Tangan Akmal masih memegang tangan Dilla. Akmal memandang Dilla yang duduk rapat disebelahnya. Dilla memandang wajah Akmal dalam suasana yang agak gelap itu. Akmal melepaskan tangan Dilla dan memaut dagu Dilla dengan lembut. Seakan dipukau, Dilla menurut menoleh ke wajah Akmal. Dagu runcing Dilla di usap penuh kelembutan. Jari Akmal mengusap pipi Dilla yang lembut. Dilla hanya diam dalam debaran menanti tindakan selanjutnya dari Akmal.
Perlahan-lahan wajah Akmal merapati wajah Dilla. Mata Dilla terpejam dan bibirnya sedikit terbuka, seakan memberi isyarat bahawa dia merelakan. Bibir mereka berdua pun akhirnya bertaut dan saling mengucup dan menerima. Akmal mula memainkan lidahnya menguli lidah Dilla. Dilla yang kaku dan tidak berpengalaman di dalam hubungan yang seperti itu hanya mengikut rentak permainan yang jelas dikuasai oleh Akmal. Lidah Akmal lincah meneroka mulut gadis genit itu dengan penuh kelembutan dan penuh perasaan. Lelangit Dilla berkali-kali di jilat Akmal sehingga Dilla seakan lemah dalam gelombang asmara. Dilla menikmati perasaan yang selama ini hanya difikirkan di kotak fikirannya, yang hanya di lihat di kaca-kaca televisyen dan yang kadang-kadang di dalam angannya tatkala sendirian.
Akmal memaut tubuh Dilla yang dirasakan semakin longlai dalam keberahian. Tangan Akmal mula mengaktifkan segala suis asmara di seluruh tubuh Dilla. Lengan Dilla di usap-usapnya. Dari bahu hingga ke jari jemari. Naik kembali ke perut Dilla yang ramping dan naik perlahan-lahan ke gunung comel milik gadis itu. Akmal meraba-raba tetek Dilla dengan lembut sambil meramasnya perlahan-lahan. Mulutnya masih lagi enak saling bertukar air liur sesama mereka. Dalam keberahian, Dilla cuba berlaku baik dengan cuba menolak tangan Akmal yang meramas teteknya. Namun tolakkannya setakat ala kadar, sekadar menunjukkan seakan dia tidak rela melakukannya, walhal dia sedang menikmati gelombang nafsu yang mengasyikkan itu. Usapan tangan Akmal turun ke tundun Dilla. Dari luar seluar track yang licin, Akmal mengusap-usap tundun Dilla dan sesekali jarinya mengusik belahan cipap Dilla yang dirasakan semakin lembap dan hangat. Keberahian Akmal semakin membara kerana peha Dilla yang gebu itu dirasakannya licin dan lembut kerana seluar track yang Dilla pakai pada malam itu. Tangannya mengusap penuh perasaan. Malah Akmal juga berusaha membuatkan Dilla membuka kepitan pehanya agar memberinya ruang untuk mengusap ruang terlarang yang sedia diketahuinya sudah semakin berair itu. Usahanya berhasil. Perlahan-lahan, Dilla membuka ruang untuk tangan Akmal mencapai celah saktinya dan membiarkan dirinya menikmati betapa sedapnya lurah kemaluannya diusap dan biji kelentitnya di gentel halus oleh Akmal. Gelora nafsu semakin menguasai Dilla. Dia benar-benar menikmati perasaan itu meskipun perasaan berdebar dan malu masih lagi wujud tersembunyi di kuasai nafsu. Dilla terkangkang bersandar di tubuh Akmal menikmati kelazatan kemaluannya di mainkan tangan nakal Akmal. Seluar track Dilla semakin ditembusi air kemaluannya yang melimpah. Malah, jari jemari Akmal dapat merasakan air cipap Dilla semakin banyak menyelaputi jarinya. Memang nasib Akmal kerjanya menjadi mudah kerana Dilla tidak memakai seluar dalam.
Akmal berhenti seketika. Akmal membuka seluar slacknya dan menghunuskan pedang kontot yang keras dan gelap warnanya kepada Dilla. Dilla terpaku melihat konek Akmal yang besar. Akmal menarik tangan Dilla agar memegang koneknya. Tanpa bantahan Dilla memegang konek Akmal. Haba hangat dari konek Akmal serta merta dirasai tapak tangan Dilla yang mula memegangnya. Akmal memegang tangan Dilla yang sedang memegang koneknya dan mengajar Dilla cara melancapkan konek lelaki. Turun naik tangan Dilla yang menggenggam konek Akmal. Tangan comel gadis genit itu melancap konek Akmal dalam suasana gelap di Taman Herba. Akmal mula menikmati kesedapan dilancap Dilla. Akmal kembali menyambung menggentel kelentit Dilla. Mereka berdua saling berada di dalam kenikmatan dan saling melancap sesama mereka.
Setelah beberapa minit, mereka berhenti. Akmal meminta Dilla berdiri dihadapannya dan membelakangi dirinya. Dilla hanya mengikut sahaja kata Akmal. Akmal kemudiannya menekup mukanya di celah-celah bontot Dilla.
“Eh abang… Kenapa buat macam tu..” kata Dilla sambil mengalihkan badannya ke hadapan mengelakkan bontotnya di cium Akmal.
“Please sayang… Abang nak cium bontot Dilla…” kata Akmal menagih simpati sambil tangannya melancap koneknya sendiri.
“Abang nak buat apa?….” tanya Dilla serba salah.
“Abang nak cium je sayang… Bontot Dilla cantik sayang…. please sayang…. ” pujuk Akmal.
Dilla pun menurut dan membiarkan Akmal memekup mukanya di celah bontot Dilla. Akmal menghidu bau bontot Dilla yang memakai seluar track itu sedalamnya. Lidahnya menjilat celah bontot Dilla walau pun Dilla masih memakai seluar track. Perlahan-lahan tangan Akmal meramas bontot Dilla dan mengusap bontot Dilla manja.
Akmal bangun dan memeluk Dilla. Koneknya di tembab ke bontot Dilla yang licin dibaluti seluar track itu. Akmal menggeselkan koneknya turuun naik celah bontot Dilla. Semakin lama semakin kuat Akmal menekan koneknya di bontot Dilla.
“Dilla… Boleh abang sayang Dilla?” tanya Akmal.
“Ermmm… nape?…. ” tanya Dilla ala-ala mengada-ngada.
“Sebab abang rasa macam dah jatuuh cinta la…. ” kata Akmal.
“Dengan sape?” tanya Dilla sengaja nak tahu.
“Dengan Dilla…. ” kata Akmal.
Dilla cuma tersenyum sendiri. Dia semakin syok pulak bila bontotnya digesel-gesel konek Akmal yang keras membatu tu. Pertama kali dalam sejarah dia diperlakukan sebegitu. Seronok rupanya berasmara. Dilla teringin nak pegang konek Akmal sekali lagi. Dilla menghulurkan tangannya ke belakang, menuju konek Akmal yang sedang menempel di celah bontotnya. Dilla memegangnya dan melancapkannya. Akmal serta merta tak boleh tahan. Koneknya di lancap di punggung seorang gadis yang sendat dengan seluar track yang licin. Akmal teringin nak memancutkan air maninya di bontot Dilla. Dia mahu bontot Dilla yang sendat dengan seluar track itu dicemari air maninya. Dia mahu lihat air maninya meleleh di bontot gadis cantik itu.
“Ohhh…. Dilla…. Dillaaa…. ” Akmal semakin tak boleh handle.
“Dilla… Sedapnya Dilla lancapkan abang…. AAAAAAAAHHHHHHH!!! ” Akmal mengerang kenikmatan dengan agak perlahan namun cukup bagi Dilla mengetahui bahawa dirinya sedang klimaks.
Memancut-mancut air maninya diperah tangan Dilla yang comel itu. Air mani Akmal mencurah-curah di atas bontot Dilla dan membasahkan seluar tracknya. Sementara Dilla sungguh teruja merasakan bontotnya dihujani air mani yang banyak dan hangat. Tangannya memegang konek Akmal yang berdenyut-denyut mengeluarkan benihnya.
Akmal terduduk kembali di pondok cendawan sementara Dilla menoleh-noleh ke bontotnya melihat kesan air mani yang Akmal berikan. Oleh kerana keadaan agak gelap, Dilla hanya dapat melihat seluar tracknya samar-samar dinodai air mani Akmal. Dilla duduk di sebelah Akmal dan diam tak berkata apa-apa.
Beberapa minit selepas itu, mereka berdua masuk ke wad menemani bapa masing-masing.
23 notes · View notes
thebleedingwoodland · 8 months
Text
Tumblr media
Balasan komentar buat banyak orang. Kita orang Asia semua.
Tumblr media
@yorithesims
どうもありがとうございます yori さん!I don't know if you play The Sims 4 too, glad you like my creation and I hope you like Indonesian food as well. You can try there are many restaurants that sell Soto Betawi and other Indonesian food in Japan.
List of Indonesian restaurants in Japan based on TripAdvisor
Tumblr media
@tommyandsean
Iya, bro. Jaman gua dulu convert ke TS4 settingan SSAO intensity-nya di edit dari 1 jadi 0 gara-gara ada garis item nembus di CC nya. Lama-lama capek jadinya bolak balik klik klik material... phong... material... material lagi... terus save... cuma buat edit settingan SSAO intensity nya.
Karena gua pake metode yang diajarin tutorial yang tinggal import specular dari export-an TS3 TSR Workshop dimasukin ke semua DST image, ternyata malah jadinya ada muncul bayangan gelap. Harusnya yang diimport ke s4studio itu DST paling bawah dijadiin normal map ngikutin format alpha dari .dds original EA, bukan specular semua. Sekarang udah gak ada bayangan gelap nembus ke CC jadi settingan SSAO intensity gak perlu diedit lagi.
Dulu:
DST image atas bawah semuanya sama Spec dari export-an dari TSR Workshop tanpa diedit lagi. Makanya alphanya beda sendiri dan ngaco.
Tumblr media
Sekarang:
DST image bawah: Normal Map
Tumblr media
DST image atas: Specular
Tumblr media
EA original
DST image bawah & atas
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
@fantashit
Apanya yang cantik nih, tempat sumpitnya atau model Sim yang ceweknya... hahaha. Kalo maksudnya tempat sumpitnya... Makasih, bro! Model ceweknya gua download dari gallery bukan gua yang bikin... cantik juga doi
Sekalian mau ngasih tau ada Sims player dari Malaysia yang request ke Sandy aroundthesims buatin CC kamar mandi khas Indonesia & Malaysia yang ada bak mandi, ember, gayung, toilet jongkok, semprotan buat cebok. Silahkan di-klik LINK nya.
Tumblr media
@nerogreen Hahaha terima kasih ^_^ Moga-moga CC buatanku berkat buat kamu ya.
Tumblr media
@moonxstr Terima kasih banyak atas pujiannya ^_^ Mesh-nya bukan asli buatanku, tapi senang lah CC-ku sudah membawa kesenangan dan representasi yang baik buat Sims player dari Malaysia. Aku juga suka makan Nasi Lemak, terakhir aku makan Nasi Lemak 10 tahun yang lalu di Kopitiam (warung kopi Malaysia).
6 notes · View notes
rumelihisari · 1 year
Text
Hal kecil yang berkesan
Minimarket di tempat ini adalah mini market yang pertama kali aku kunjungi. saat itu usia ku masih 12 tahun, duduk di kelas 1 SMP semester 2, tahun 2012 silam.
saat itu aku mengikuti pelantikan OSIS baru yang kegiatannya diadakan di tempat wisata suku Baduy, Banten. jarak dari rumah kurang lebih hanya 40 menit saja. tapi bagiku yang amat sangat jarang bepergian, dulu jarak itu sangat terasa jauh. berbeda dengan sekarang yang mungkin aku sudah menghirup udara kota—sering merasakan jalan yang mulus, tidak banyak lubang atau bebatuan, sehingga perjalanan lancar. jarak perjalanan yang ditempuh 1—2 jam bagiku sekarang terasa sangat dekat.
pergi ke tempat wisata Baduy dan jajan di minimarket pada saat itu adalah dua hal yang pertama kali dirasakan dalam satu waktu setelah biasanya aku hanya mendengarkan cerita dari teman-teman.
kesannya memang agak norak, tapi, ya, mungkin memang begitu faktanya. desaku memang jauh dari pusat kota. tidak ada minimarket atau semacamnya. apalagi aku amat sangat jarang pergi kemana-mana, bisa sekolah di Smp dekat kecamatan saja rasanya aku seperti melihat sebuah kehidupan kota. padahal hanya ada beberapa agen warungan dan warung kopi biasa. yah, saking kentalnya suasana desa dan jarang bepergian ke mana-mana.
saat kegiatan pelantikan osis kala itu, bapak membekali ku uang jajan sebanyak 15 rb. saat hendak memasuki ruang minimarket itu, aku sempat takut nggak bisa ngebuka pintu. saat masuk, pun, aku benar kelihatan noraknya—mondar mandir mengelilingi seluruh rak yang tersedia—sesekali melirik harga jajanan yang tertera karena menyesuaikan dengan uang yang kubawa.
bagi orang lain, memasuki minimarket mungkin hal biasa. tapi bagi ku saat itu, bukan sesuatu yang biasa. pun sekarang aku merasa biasa, bagi beberapa anak-anak dan tetangga ku di kampung halaman tercinta, barangkali rasanya sama dengan perasaan yang kualami saat itu.
momen ini kuambil siang kemarin saat berteduh dari terik matahari sehabis mengunjungi wisata baduy bersama suami. tentu kuceritakan pengalaman-pengalaman udik itu pada suami yang memang sedari kecil tinggal di kota. yang pada akhirnya diskusi kami selalu selalu menemukan ujung, "pada akhirnya, kemajuan berfikir sebagai muslim itu bukan ditentukan dari mana asalnya, tapi mau atau tidak mengkaji Islam dari akarnya"
—Rum yang bersyukur telah Allah beri pasangan seperti mas Rey (nama suamiku)
Tumblr media
7 notes · View notes
nafas-id · 1 year
Text
Celoteh: Memahami Kecewa
___________________________***_______________________________
Ada sebuah ungkapan sederhana yang kebenarannya dipercaya di banyak sudut warung kopi. “Kamu akan merasakan kecewa sebanyak kamu mengecewakan orang lain”.
Di lingkungan yang agak puitis mereka menulis seperti ini, “karena Tuhan adil menciptakan luka”. Walaupun saya kurang mengerti kenapa Tuhan dibawa-bawa dalam urusan ini.
Di lingkunganku sendiri, ungkapan itu lebih sering diungkapkan dalam kalimat, “karma is fuc#ing real!!”. Terserah kalimat yang mana yang cocok untuk hidupmu. Suka-suka saja.
Lalu darimana datangnya kecewa? Secara ungkapan di atas, itu karena perbuatan buruk kita sendiri. Tapi perbuatan buruk yang mana? Nah, itu problem anda pribadi. hehehe
Secara teori (sudah, percaya saja), kecewa merupakan paduan utuh dari ketidaksesuaian antara ekspektasi (harapan bahasa kekiniannya) dengan realita.
Semakin besar bentuk ketidaksesuaian, semakin besar pula kecewanya. Lalu apa persoalannya dengan orang lain di titik ini? Harapan kan urusan individu?
Tidak sepenuhnya salah memang. Banyak bentuk harapan yang kaitannya murni individual. Cita- cita misalnya, murni urusan personal.
Gagal tidaknya dirimu hanya dirimu yang tahu. Orang lain di posisi ini hanya sebagai perbandingan atau inspirasi. Toh yang ngerasain kamu sendiri. Paling benter ya dinyinyirin.
Problem kekecewaan dengan orang lain terletak pada sejauh mana harapan mu berkaitan dengan orang tersebut. Terserah kamu yang memberikan atau diberikan harapan. Dalam pergaulan manusia, proses serah terima harapan itu disebut dengan istilah janji.
Problem janji terbesar, yakni didasarkan pada satu ikatan rapuh tanpa dasar yang jelas, yaitu kepercayaan. Padahal, kepercayaan juga merupakan bentuk lain dari harapan.
Dengan kata lain, harapan adalah sesuatu yang dibentuk oleh harapan yang lain. Bertumpuk sampai tidak jelas akar muasalnya dari mana. Saking banyaknya tumpukan tersebut, semua terlihat lumrah. Dan tentu saja semua hal itu jika dipikirkan hanyalah rangkaian omong kosong.
Bagaimana jika sejak awal, yang kamu harapkan memang tidak pernah ada? Bukankah 3/4 harapan hanyalah rekayasa fiktif dalam pikiranku sendiri? Omong kosong bukan? Hahaha
Lalu apakah manusia bisa hidup tanpa omong kosong tersebut? Tentu saja tidak. Untuk bahagia, progress hidup, tujuan ideal nya, manusia butuh omong kosong itu.
Tapi siapa yang akan menegur orang lain kalau hidupnya hanya bergantung pada sesuatu yang sangat tidak jelas dan tidak bisa dipastikan kebenarannya seperti itu?
Semua orang besar yang tercatat dalam sejarah adalah orang yang paling ahli menebarkan harapan. Perbedaannya antara mereka dan dirimu hanyalah skala realisasinya saja. Makanya mereka tercatat dan kamu tidak.
Balik ke teks awal, bagaimana kecewa mu itu lahir? Apa urusan orang lain di dalamnya?
Kekecewaan lahir dari tingginya kebodohanmu karena percaya pada hal yang tidak pasti seperti itu. Urusan orang lain, saya mengutip Jean-Paul Sarte saja, sejak awal “orang lain adalah neraka”. Dalam logika yang berurutan, kamu mempercayakan suatu kebodohan (omong kosong) kepada sesuatu yang sama mencelakakan mu juga.
Agamawan dari abad pertengahan dulu berkata,”aku sering kecewa, tapi tidak ada sesuatu yg lebih mengecewakan ku selain berharap kepada manusia (Ali bin Abi thalib)”.
Dari pengalaman tersebut, para pemikir modern mencoba meminimalisir harapan dengan mengobjektifikasin segala sesuatu. Mereka menciptakan segala macam rumus dan rasionalisasi.
Tapi jujur ya, kalau saya sih itu hanya menjadikan mu sejenis mesin baru tanpa apapun yang tersisa di dalamnya. Tanpa kreasi fiktif yang omong kosong tadi, emosimu akan kering. Dan manusia yang kekeringan emosi, hanyalah seonggok tulang dibalut kantung air merah.
Weber pernah berkata, “manusia adalah mahluk rasional, tapi secara tindakan, ia adalah mahluk emosional”.
Jadi adakah jalan keluar dari kecewa? Jawabannya ya tidak ada. hehehe
Yups, kamu cuma bisa mengecilkan kemungkinannya saja, tapi tidak akan pernah bisa lari secara utuh darinya. Ahli pikir dan ahli zikir zaman dulu saja sampai mewajibkan konsep uzlah (pengasingan diri). Toh pada akhirnya juga kita butuh rasa kecewa.
Jadi kalo belum sanggup uzlah, ya nikmati sajalah kecewamu itu. Entah dengan segelas kopi, susu, atau apapun yang membuat dirimu tenang. Nulis omong kosong sepanjang ini misalnya.
4 notes · View notes
bukanmajnun · 1 year
Text
Akankah ada waktu untuk berbincang apa adanya di atas rumput hijau yang bernyanyi atau teras warung kopi yang sedikit tak lebih ramai. Aku ingin bercerita banyak denganmu, tentang film kesukaanmu, jam makan favoritmu, lagu yang kau putar saat hatimu terluka bahkan bagaimana sepatumu bisa hilang sebelum usang.
Akankah ada waktu untuk kita berdua melepas semua penat juga panas dinginnya musim melalui rebahan di atas pundak kecilmu dan paha sebelah kiriku. Aku ingin mengeja pelan-pelan melodi sederhana yang berdenyut di nadimu lalu memastikan benar tidak aku hidup disana?
Kabarnya, banyak yang dibuat iri dengan kisah si sepatu. Seperti Cinderella dengan sepatu ajaibnya atau Bilal dengan sepatu surganya. Namun aku tak ingin jadi sepatumu, aku ingin jadi orang yang sepatunya berpasangan dengan sepatumu. Lalu memastikan bahwa sepatumu tak usang lagi dan tak asing lagi.
Samz,
Samata, 30 Agustus 2023
2 notes · View notes
abidahsy · 1 year
Text
Menangis
Menulis tulisan ini sebenarnya cukup menantang karena aku tidak terlalu menyukai kata menangis. Bagiku, menangis memiliki makna yang negatif, meskipun tidak selalu seperti itu. Karena itulah aku berkali-kali mengubah outline tulisan ini.
Awalnya, aku mau menulis tentang hal-hal yang serius seperti mental health issue, lalu berubah menjadi penyakit hati, hingga sempat hampir menulis topik yang membahas perbedaan antara jiwa dan ruh.
Namun, semua ide-ide itu urung aku selesaikan. Semuanya masih mentah dan mendadak semakin mentah setelah aku mengobrol dengan dia yang di warung kopi.
Singkat saja, tidak sampai satu jam obrolan kami kali ini. Meski begitu, hanya dengan satu kalimat darinya, tulisan ini bisa mengalir dengan mudah menjadi rangkaian paragraf yang terdiri dari ratusan kata yang saat ini kamu nikmati. Ya, semoga kamu bisa benar-benar menikmatinya.
Tema tulisan kali ini sebenarnya bukan tentang menangis, tapi tentang kata sakit. Aku mengaitkan kata sakit dengan menangis karena ingatanku lebih lekat pada tangisan sedih dibanding tangisan yang mengharu-biru.
Ibukku pernah bilang bahwa luka fisik itu bisa membuat seseorang berdarah, tapi berbeda dengan luka batin yang akan menghasilkan air mata. Aku setuju dengannya. Dan di sinilah aku dengan darah bening bernama air mata.
Selama ini, biasanya dia yang di warung kopi yang meminta waktuku untuk bicara lewat telepon, tapi kemarin berbeda. Aku yang meminta waktunya terlebih dahulu karena memang kali ini aku yang punya serentetan pertanyaan. Termasuk mau memastikan kabarnya selepas kepergianku beberapa waktu lalu.
Segala puji hanya bagi Allah, ternyata dia sudah lebih baik dengan rencana-rencana masa depan yang menurutku sangat layak untuk dicoba. Walau perbaikan yang dia usahakan masih berbanding terbalik dengan kondisi hubungannya bersama orang masa lalu yang semakin rumit saja.
Serumit isi kepalaku saat mengobrol dengannya kali ini. Karena sudah berjanji pada diri sendiri bahwa aku akan mengosongkan ekspektasi saat bicara dengannya, aku jadi sangat berhati-hati. Tidak seperti biasanya yang sebebas merpati menanyakan apapun yang aku mau sesuka hati.
Dan sampailah aku pada satu pertanyaan,
"Kenapa sih, Bro, lo yakin banget bahwa gak ada perempuan lain yang lebih baik daripada orang yang di masa lalu?"
"Ini semua karena gue udah sayang, Bid. Kalau dibilang lebih baik mungkin ada, pasti ada. Orang yang misalnya kelebihannya tujuh, tapi kekurangannya cuma tiga. Tapi ini bukan soal logika aja,"
Sebenarnya kalimat-kalimat setelahnya tidak begitu aku perhatikan. Aku sudah terpaku pada kalimat pertamanya. "Oh, jadi masih sayang," begitu pikirku. Entah, apakah aku layak untuk merasa sakit di dalam rongga dadaku saat memikirkannya.
Aku pun segera mengambil alih isi kepalaku dan melanjutkan obrolan hingga akhir.
Sampai di titik ini, aku belum menangis.
Di waktu yang bersamaan, seorang teman yang serupa tapi tak sama denganku dalam hal proses pencarian, mengirimkan undangan pernikahan digitalnya. Tersenyum aku dibuatnya. Doa-doa terbaik aku sampaikan padanya dan semoga melangit tinggi. Dia membalas pesanku dengan doa yang tidak kalah indah.
Sebagaimana pemaknaan pesan doa dalam undangan. Semoga kelak Allah pertemukan Abidah dengan calon suami yang shalih, mendekatkan diri pada Allah, dan bisa memperluas manfaat. Aamiin.
Doa yang hanya bisa aku amini saja, tidak dengan embel-embel penuh semangat seperti biasanya. Aku masih bingung dengan isi kepalaku, terutama dengan rasa aneh yang ada di rongga dadaku saat ini.
Sampai akhirnya aku membaca sebuah kutipan yang tertulis di undangan digitalnya. Tanpa diminta, air mata pun jatuh begitu saja saat aku membacanya.
Allah itu baik, sangat baik, Maha Baik. Maka sungguh, tak ada takdir buruk bagi setiap hamba-Nya. Termasuk mempertemukan sepasang hamba-Nya. Tak ada kata terlambat atau terlalu cepat. Semua ada saatnya. Tugas kita adalah menjaga prasangka baik pada-Nya. Insight dari buku Teropong Waktu.
Bagaimana aku tidak menangis?
Perasaan aneh yang muncul dalam rongga dadaku pun pemberian Allah, bukan? Dia Maha Tahu apa yang aku rasakan saat ini, apa yang aku bingungkan. Dia Maha Kuasa membolak-balikkan hati sesuai kehendak-Nya. Dia Maha Penyayang yang sangat lebih dari cukup sebagai pelindung dari kesedihan dan kekecewaan yang tidak perlu.
Jadi, setidakjelas apapun yang aku rasakan saat ini. Seberantakan apapun isi kepalaku. Serumit apapun kisahku dalam mencari yang ke-12. Tugasku cuma satu, berprasangka baik pada Allah.
Itu semua cukup, insha Allah. Cukup bagiku Allah. Allah Yang Maha Baik.
Dan di titik ini, aku menangis.
Entah karena rasa sakit atau rasa haru. Atau mungkin keduanya.
16 notes · View notes
kenrico112 · 1 year
Text
REZEKI ITU PUNYA ALAMAT
Kalau rizqi itu diukur dari kerja keras...
maka kuli bangunan lah yg akan cepat kaya.
........
Jika rizqi itu ditentukan dari waktu kerja...
maka warung kopi 24 jam lah yang akan lebih mendapatkanya..
bahkan mungkin mampu mengalahkah KFC dan Mc. DONALD
........
Jika rizki itu milik orang pintar...
maka dosen yg bergelar panjang yg akan lebih kaya...
........
Jika rizqi itu karena jabatan...
maka presiden dan rajalah orang yg akan menduduki 100 orang terkaya di dunia..
Tumblr media
2 notes · View notes
koeturumase · 1 year
Text
Togel
Togel
Tumblr media
Malam hari aku habis main togel online dong guys,link tersebut aku dapat kan dari seorang teman baik ku sendiri yang habis memenang kan togel online tersbut dari link togel online yang dia dapatkan dari mesin penelusur google.Jadi togel ini aku mainkan pas banget aku bangun tidur karena aku ingin mencoba mengetahui nya aja tadi malam,malah aku ketiduran dong.untung aja aku udh sempat buat akun nya dan password yang sangat unik pasti nya,maklum isi nya duit aku semua loh di id ku tersebut dan bukan uang nya pembaca artikel ku ya.
TOGEL ONLINE
Tumblr media
Jadi togel online ini aku buka yang pertama kali adalah peraturan nya dan dalam peraturan tersebut kita diharuskan tidak memakai bot,apabila kita memakai bot sama saja kita bermain curang yang merugikan didalam permainan togel online ini.Aku juga baca jika kita mau bermain togel online ini harus deposit terlebih dahulu untuk kita bisa bermain togel online,sama seprti game tetangga ya klo mau beli pedang atau sepatu harus isi diamon nya terlebih dahulu,ok jadi togel online ini mempunyai bank atau wallet untuk menerima uang kita yang akan di deposit kan ke mereka,bahkan dari pulsa pun mereka saat ini sudah bisa menerima nya untuk deposit gan.Togel bkn hanya di online saja ya gan,ada juga togel offline dimana togel offlline ada yang punya lokasi untuk jadi lahan perkumpulan nya dan ada boss atau bandar togel,Kita panggil boss togel aja ya biar ga ribet.Jadi ditempat boss togel itu ada warung rokok yang bisa kita pesen kopi hitam atau pun bisa buat kita beli rokok,dan biasa nya nih ya gan itu warung sering banget dihutangin para pemain togel.
NOMER TOGEL
Tumblr media
Klo togel offline ini banyak banget kertas terbuang gan yang dimana nomer togel dan angka togel berantakan semua tulisan nya dikertas tersebut.Dan kertas nya penuh seklai dengan coteran angka togel yang bisa jadi salah satu angka yang dicoret orang tersebut ada yang keluar.Angka togel ini mereka acak-acak hingga mendapatkan nomer togel yang mereka inginkan dan angka togel ini kemudian dipasang ke bos togel,abis itu bos togel memberikan kertas yang sudah ada stampel nya untuk pemain togel tersebut menuliskan nomer togel yang ingin dia pasang tadi.Nomer togel ini sama aja dan ga ada berbeda nya dengan angka togel sama sama ada nomer atau angka 0 -9.Angka togel dan nomer togel yang ditulis mereka nanti akan dicorat-coret bisa disilang ataupun bisa di coret vertikal dan horizontal.Nah kemudian angka main yang bisa nya mereka pasang itu angka main colok jitu yang memainkan 1 angka belakang aja tapi ada juga kok yang pasang angka main colok naga yang memakai 3 angka main yang harus mereka tebak dan pasang.Untuk memenangkan angka main itu agan sangat mudah memainkan angka main colok jitu tersebut lah gan,kerna kan angka main sama juga pakai angka 0-9 gan jadi agan pilih aja sendiri deh.Tapi jangan senang dulu angka main colok jitu itu hadiah nya biasa nya 2x lipat doank gan,klo agan pasang 2 nomer togel dan misal nya tembus,ya kan jadi nya cuma balik modal doank gan ga menghasilkan uang sama sekali buat agan donk.maka nya gan pake rumus angka mimpi dan angka shio,nih ane kasih tau nya angka mimpi dan angka shio itu apa.
Angka mimpi dan Angka shio
Tumblr media
Angka shio dan angka mimpi itu satu paduan yang sangat berbeda ya gan karena angka shio ini dari negri tiongkok klo angka mimpi dari tapsir mimpi kita or mimpi sodara.Angka mimpi membuat kalian jadi mbah dukun karena sok tau banget dengan arti mimpi orang,Angka mimpi yg mengartikan mimpi itu didapat dari google juga bisa itu gan,ga semata-mata agan liat nya dari buku.angka mimpi ini jangan pernah seklai kali nya agan tanya mimpi orang yang ngintip mandi nya,karena dia ga akan pernah jujur juga ditanya mimpi apa tadi sore,dia akan merahasiakan nya atau orang mimpi basah juga ga akan kasih tau kecuali nih liat kebo lagi buang air besar pasti dikasih tau deh,nah baru agan cari dah tuh angka mimpi nya.Klo agan dah dapet jangan lupa buat agan taruhin ya lah siapa tau aja gan bisa dapet maksud nya angka mimpi agan bisa jadi jackpot yang takterduga-duga loh gan,kan rumayan dari angka mimpi bisa dapetin cewe cakep atau bisa beli rumah gedong gan.jangan lupa mimin bagi lah gan klo ampe menang ratusan juga mah,jangan buat sendiri aja.Kan itu ada kolum komentar gan tinggal bilang aja agan menang dan mau kirim duit ke mimin gitu dari angka mimpi yang agan taruhan nya.
Tumblr media
Agan juga bisa tanya tahun kelahiran orang untuk mendapatkan angka sho itu orang gan,tapi aku juga bingung bahas angka shio ini,karna angka shio kan dari china sedangkan aku bukan orang negeri tirai bamabu,ya pokok nya angka shio itu punya elemen tanah, air dan terakhir itu elemen api.cuma itu aja yang ane tau gan tentang angka shio,itu pun gara-gara ane nonton pilm avatar gan maka na ane tau ada unsur itu.Ane mau main dulu nih gan togel nya,dari tadi ane ngetik buat artikel doank kapan main togel nya nih ane.Kan ane juga harus cari nomer togel atau angka togel yang bakalan ane pasang.masa iya sih ane harus ngartiin mimpi orang dulu buat main togel doank,kan ga lucu ane tanya temen kantor mimpi apa,nanri klo dia bilang mimpiin jadian sama bos yang cantik nan bohai kan bingung gan,bukan ane arti kan angka mimpi dari dia mimpiin tapi pasti ane ajak gelut karena kan bos dia itu cewek ane gan.Loh iya juga ya kenapa ane ga cari aja itu angka mimpi yang ane bilang,kan ane cuma berkhayal doank,nyok ah kita cari di google arti angka mimpi tersebut.
asli gan capek juga ane ngetik ga berasa udh 1 jam lebih ane ngeitk beginian doank gan,mending dah klo ada yang baca artikel ane nya,sekalipun ada yang baca ga pernah audiens itu tulis komentar.ada gitu kek yang berniat nulis buat tambah semangatin ane buat sesuatu tuulisan meraik disini.Oke aku anggap ada yang baca artikel ya,biar aku ucapakan Terima kasih banyak sudah meluangkan waktu nya untuk membaca dan parkir mobil nya di artikel ku,motor parking 2ribu aja klo mobil 10rb krna makan tempat itu mobil.
2 notes · View notes
catatankecilchai · 1 year
Text
Bismillah
Tulisan berikut ini akan lumayan panjang. Jika Anda ingin tetap melanjutkan membaca, bayangkan saja tulisan berikut Anda baca dari halaman-halaman dalam buku catatan harian saya yang tercecer dan kebetulan anda temukan.
Seberapa terbiasa Anda (saya asumsikan keyakinan kita sama) melafazkan "bismillah" setiap akan mulai makan atau melakukan sesuatu? Sejujurnya saya tumbuh tanpa kebiasaan ini, betapapun orang tua saya menekankannya ketika saya masih kecil dulu. Yah, saya seberandal itu. Tapi semesta mengajari saya dengan caranya sendiri.
Peristiwa yang akan saya ceritakan ini sangat berkesan bagi saya, entah dengan Alim, seorang sahabat. Mungkin ia sudah lupa. Apalagi ini terjadi saat kami berdua masih sama-sama kuliah di UIN Alauddin Makassar, belasan tahun yang lalu. Tapi semoga ini mengingatkannya.
Saya dan Alim secara alami menjadi dekat di masa-masa akhir kuliah kami, setelah kami menyadari kalau kami 'nyambung' karena punya banyak kesamaan. Sama-sama anak tunggal, sama-sama suka anime (Alim suka One Piece, saya suka Naruto), sama-sama suka kopi, sama-sama computer enthusiast, sama-sama penghayal tingkat tinggi, sama-sama suka omong kosong, sama-sama jatuh cinta pada teman sekelas, sama-sama punya masalah dengan tidur malam, dan (ini yang paling saya suka) sama-sama sering melakukan hal-hal spontan. Spontan dalam pemaknaan yang baik, tentu saja.
Saat merasa suntuk di kosannya, Alim akan menghabiskan beberapa hari di kamar saya, di Wisma IV IPPM Pangkep. Kadang dengan membawa pakaian ganti, kadang menggunakan pakaian saya (kami berdua seukuran, sebab kami dulu sama-sama kurus, saya malu menuliskan persamaan kami yang ini). Saat-saat Alim di kamar saya inilah, saya tahu banyak tentangnya, termasuk semua kesamaan di atas.
Kami makan apapun yang saya punya, atau apapun yang ada di wisma. Tidak sulit mencari makanan di wisma. Salah satu hal yang menyenangkan dari tinggal di wisma barangkali adalah rasa persaudaraan yang kental antar penghuninya. Bertanya ke kamar sebelah apa mereka masih punya sisa nasi adalah hal yang lumrah di sini. Di waktu-waktu yang lain, ada warung sari laut yang sambal lalapannya enak di depan kampus UIN Alauddin. Jika sedang tak ingin repot menyiapkan makanan (dan juga sedang punya uang lebih) kami ke warung sari laut ini. Warung ini adalah TKP untuk peristiwa canggih yang akan saya ceritakan.
Kejadian ini juga bertepatan di Bulan Ramadan. Waktu yang pas untuk menceritakannya sekarang. Suatu malam selepas salat tarawih, Alim datang ke wisma. Di punggungnya ada tas ransel yang agak besar. Pasti berisi pakaian ganti, selain laptop. Di tangannya ada satu kotak Nescafe 3 in 1 dan dua bungkus rokok Sampoerna Mild. "Rusaki windowsku," kata Alim datar. Malam akan panjang, pikir saya. Sebelum melakukan apapun, saya ingin makan dulu. Alim setuju. Berangkatlah kami menuju warung sari laut favorit ini.
Singkat cerita, kami makan. Di hadapan kami masing-masing ada sepotong ayam goreng, sepiring nasi dan sambal lalapan yang menggugah selera. Kami makan sambil mengobrol random. Tak lama kemudian, Seorang wanita cantik yang kira-kira seumuran kami juga masuk. Ia berdiri tak jauh dari meja saya dan Alim. Ia memesan tiga porsi ayam lalapan dengan instruksi spesifik: sambalnya dibungkus terpisah. Di dadanya tergantung ID tag berlogo sebuah bank BUMN. Alim masih menggerutu soal virus yang menginfeksi laptopnya. Perhatian saya dengan susah payah saya kembalikan ke Alim. Susah payah, sebab wangi parfum mbak BUMN ini juga meminta perhatian yang sama besar. Wanginya enak dan terasa mahal. Seandainya rasa sungkan tidak lebih besar dari rasa penasaran saya, pasti saya akan menanyai mbak ini merk parfum yang ia gunakan.
Pesanan mbak BUMN selesai. Tak sengaja, kami berpandangan sebab bungkusan pesanan si mbak melintas di depan saya. Tiba-tiba si mbak bicara, "Dek, ndak mau nambah? Ini ayam saya ndak makan ji, saya cuma mau sambal lalapannya."
Aih! Si mbak ini bukan cuma bagus di muka. Suaranya juga bagus. Damailah hati para nasabah bank tempat ia bekerja, yang kebetulan berhadapan dengannya di meja teller atau customer service. Saya menoleh ke Alim. Meminta bantuan. Saya tidak siap dengan situasi ini. Rupanya bukan cuma Alim, beberapa orang di sekitar kami juga tersita perhatiannya. Alim mengangkat bahu sembari sedikit menggeleng. "Aih, kenyangma' saya ini," sambil memandangi piring di hadapannya.
"Sini mi itu ayam," tiba-tiba seorang lelaki paruh baya yang duduk tak jauh dari kami membuka suara dan melepaskan kami semua dari rasa canggung. Persoalan selesai. Mbak BUMN keluar dari warung setelah menyerahkan bungkusan ayamnya ke bapak itu, dan bertukar senyum dan anggukan kecil dengan saya juga Alim.
Bapak itu telah selesai dengan makanannya sedari tadi. Piring nasi juga lalapannya sudah kosong. Yang membuatnya masih di kursinya adalah karena di hadapannya ada segelas kopi dan di sela jarinya menyala sebatang rokok yang masih cukup panjang. Akan ia apakan tiga porsi ayam itu? Dibawa pulang? Saya bertanya-tanya dalam hati sambil melihat ke arahnya. Alim mungkin juga penasaran, sebab ia juga melihat ke arah bapak itu. Si bapak, mungkin sadar kalau sedang diawasi menoleh ke arah kami dan bertanya, "Ndak mau ji ini toh dek?"
Kami menggeleng sembari tersenyum. "Tidak ji saya, Pak." Jawab Alim.
Lalu bapak itu mengalihkan pandangannya ke arah 2 bocah lusuh yang entah sejak kapan ada di sana. Seorang anak perempuan dan satu anak lagi yang saya duga adik laki-lakinya berdiri tak terlalu jauh dari kami. Pakaian mereka seperti sepasang anak TPA. Di tangan mereka berdua ada sticker bertuliskan bismillah dan assalamu alaikum, juga buku-buku kecil kumpulan surah pendek serta doa-doa harian yang juga mulai lusuh karena tak laku terjual. Dengan isyarat, bapak itu meminta mereka mendekat.
Kedua anak ini nampak kebingungan. Mereka memproses kejadian di hadapan mereka dengan perlahan. Namun akhirnya mereka berdua mendekat. Saya lalu sadar, kedua anak ini tadinya menghampiri kami, namun karena keasikan bercerita, Alim hanya mengibaskan tangannya dan merekapun menjauh. Ada sedikit rasa bersalah yang mulai menggerogoti saya.
"Pernah mo makan ayam sari laut?" tanya si bapak dengan nada jenaka. Kedua anak itu mulai nampak rileks. Dengan pelan, si kakak menggeleng malu-malu. Si bapak lalu berkata kepada penjual sari laut yang kebetulan memandangi mereka, "Mas, kasikkangi tawwa nasi tassatuna ini anak-anaka. Kasi juga lombok tawwa sedikit." Lalu si bapak memandangi mereka lagi, "sedikitmo lombok makan nah, sakitki nanti perutnu." Kakak beradik itu tak bereaksi. Di kepala mereka barangkali ada pertanyaan, siapa yang akan membayar nasinya?
"Siniko duduk eh, dekatku. Samako adeknu. Adeknu ini kah?" Alim sekonyong-konyong menunjuk kursi plastik di sampingnya. Kedua anak itu menurut. Mereka duduk berdampingan di sebelah Alim. Tak lama kemudian nasi untuk kedua anak ini datang. Bersama dengan sepiring kecil sambal lalapan yang nampaknya tidak terlalu pedas.
“Kasi keluar mi itu ayamnu dua, yang satua bawami pulang toh. Cuci tangannu dulu,” gumam si bapak. Anak perempuan itu menurut. Ia mencuci tangannya di kobokan, lalu mengeluarkan potongan ayam goreng, masing-masing satu ke atas piring nasi adiknya dan piringnya sendiri.
Apa yang tampak di muka anak perempuan itu barangkali tidak akan pernah saya lupakan. Raut wajahnya sulit digambarkan. Ia seperti sedang menjalani salah satu fragmen paling romantis dalam hidupnya: makan ayam goreng sari laut. Ia dan adiknya yang selama ini hanya menikmati sari laut dengan indera penciuman mereka setiap kali menjajakan sticker dan buku kecil ke pengunjung warung ini, sebentar lagi akan berkesempatan mencicipinya sendiri. Kesadaran demi kesadaran menampar saya. Saya tiba-tiba ingat kalau kedua bocah ini hampir setiap saat ada di sini tiap kali saya makan di warung ini. Saya, yang selama ini mengabaikan mereka.
"Apa dibilang kalo ada orang kasikki' makanan?" Tanya bapak itu lagi, masih dengan nada jenaka. Dengan polos, bocah itu menjawab, "Bismillahirrahmanirrahim..."
Tawa kami semua pecah. Saya, Alim, dan bapak itu. Beberapa pengunjung warung yang sedari tadi ikut memperhatikan juga tersenyum-senyum. "Bukan bismillah duluan," kata bapak itu sambil terkekeh. "Bilangi dulu orang terima kasih, maupi makan baru bacai bismillah, " lanjutnya lagi. Bocah itu hanya tersenyum. Ia mengangguk. Ia dan adiknya tak lagi merespon verbal sebab mulutnya kini mulai bekerja mengunyah nasi dan potongan ayam goreng. Lahap. Ayam goreng itu sepertinya hal terbaik yang pernah mereka alami.
Alim yang memang gampang akrab dengan orang lain segera terlibat pembicaraan dengan si bapak. Ia tadinya ingin ikut menyalakan sebatang rokok namun saya mencegahnya, sebab kami terlalu dekat dengan kedua anak ini. Saya sendiri sibuk memikirkan sesuatu. Ada semacam perasaan hangat yang tiba-tiba menjalari dada saya. Apakah karena kejadian ini? Sangat bisa jadi. Semua ini terlalu spontan. Terlalu banyak hal yang tiba-tiba terjadi dalam waktu berentetan. Mbak BUMN tiba-tiba menawari kami ayamnya. Si bapak tiba tiba mengajak kedua bocah ini makan. Alim yang biasanya cuek tiba-tiba melibatkan diri pada rentetan kejadian ini. Sambal lalapan yang tiba-tiba tidak terlihat pedas. Dan saya. Saya yang tiba-tiba menyadari betapa hal sekecil membaca bismillah setiap akan makan bahkan jarang saya lakukan.
Anak perempuan ini terlihat sangat bahagia. Juga adiknya. Apakah kebahagiaan menyebar? Sebab potongan kecil kebahagiaan mereka itu entah sejak kapan juga masuk ke hati saya. Saya menyesal gagasan untuk mengajak kedua anak ini makan bukan lahir dari kepala saya. Mungkin Alim juga berpikir begini, meski yang terlihat ia sedang tertawa terbahak dengan si bapak, entah membicarakan apa. Saya tidak menyimak sebab saya larut dalam pikiran saya sendiri.
Tak lama kemudian, Alim menoleh, "Ayo balik deh." Saya mengangguk. Di kepala saya lalu berlangsung proses matematika sederhana. Saya tidak membawa dompet, dan uang yang saya punya lebih dari cukup untuk membayar makanan saya sendiri. Tapi saya ingin saya yang membayar dua piring nasi untuk kedua anak itu. Saya sedang menghitung apakah kembaliannya memungkinkan untuk itu ketika Alim sekali dengan spontan berkata ke bapak yang tadi, "Pak, nasi yang untuk adek ini saya pi yang bayar, ya!" Bapak itu tersenyum dan berkata, "Siapp, terima kasih!" Ah Alim! rupanya sedari tadi kami bahkan punya niatan yang sama. Lalu setelah pamit pada bapak dan kedua anak itu, kamipun keluar.
Di jalan saat berboncengan motor, Alim tiba-tiba bertanya, "Seberapa seringko baca bismillah kalo mauko makan?"
"Jarang. Tapi kayaknya akan selalu mi habis ini." Jawab saya singkat.
2 notes · View notes
caturprasetyanews · 2 years
Text
Selama Ramadan, Petugas Kebersihan DLH Pemko Lhokseumawe Bekerja Masif Bergerak Pagi, Sore dan Malam Bersihkan
Tumblr media
LHOKSEUMAWE|Catur Prasetya News - Selama bulan Suci Ramadhan 1444 Hijriah, Petugas Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Lhokseumawe tidak hanya bergerak pagi hari, tapi juga sore dan malam hari membersihkan setiap sudut Kota Lhokseumawe.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Sasaran utamanya adalah Taman Ryidah Kota Lhokseumawe yang menjadi pusat keramaian, Kemudian Kawasan Stadion Harapan Bangsa Kota Lhokseumawe, Perkantoran Organisasi Pemerintah Daerah, termasuk pusat-pusat ekonomi seperti kawasan pertokoan, pusat kuliner seperti warung kopi dan warung makan.
youtube
Ini sekaligus menindaklanjuti instruksi Pj Walikota Lhokseumawe, Dr Drs Imran Msi MA Cd kepada Para Petugas DLH Pemko Lhokseumawe agar petugas kebersihan ada yang bekerja pagi, siang, sore, dan malam. Sehingga kebersihan kota Lhokseumawe terjaga sepanjang hari dan kota selalu terlihat bersih Pungkas Kadis DLH LHOKSEUMAWE melalui Sambungan Seluler (28/3/22)
Tumblr media
Kepala DLH Pemko Lhokseumawe,Syuib,S.Sos mengatakan, kegiatan bersih kota Lhokseumawe Pagi, Sore dan malam hari ini untuk memastikan Kota Lhokseumawe selama Menjalankan Ibadah Puasa, diharapkan terjaga kebersihan dinya apalagi di bulan Ramadan. Sehingga saat masyarakat beraktivitas pagi harinya kota Lhokseumawe sudah bersih.
Tumblr media
youtube
Tumblr media
“ sesuai harapan Bapak Pj Walikota Lhokseumawe , semoga Kota Lhokseumawe agar selalu menyiagakan petugas kebersihan pagi, siang, sore, dan malam, kami sudah langsung bergerak menindaklanjuti. Alhamdulillah di malam hari ada delapan orang petugas kebersihan yang bekerja dan satu mobil pengangkut sampah ditambah mobil vacum yang tiap malam membersihkan kota,” ungkap Kabid. Kebersihan dan Sanitasi Ridwan Puteh S.Sos MSP.
Tumblr media
Dengan penambahan kegiatan bersih kota Lhokseumawe pada 4 In 1 yaitu 4 Waktu adalah Pagi Siang Sore Malam, kata Budi, selain pekerjaan rutinitas pagi dan siang hari dan sore hari kini DLH Pemko Lhokseumawe mencoba untuk Eksis dan Bulan Suci Ramadhan 1444 Hijiriah Kota Lhokseumawe Yang Bersih dan Tertib ARMADA PETUGAS BURUH KEBERSIHAN DLH PEMKO LHOKSEUMAWE Sepenuh HATI melakukan Tugas dan Patuh Terhadap perintah pimpinan .
Report By Chandra
Korespondensi Kabag PROKOPIM Lhokseumawe
29/3/23
2 notes · View notes
indogencapital · 2 years
Text
Daftar Venture Capital di Indonesia
Perusahaan modal ventura secara umum adalah lembaga keuangan yang menyuntikkan dana ataupun modal kepada perusahaan rintisan atau startup digital. Venture capital ini berinvestasi kepada startup untuk membantu bisnis mereka, serta membentuk ekosistem.
Perusahaan yang diberikan pendanaan pun biasanya diyakini memiliki prospek atau potensi besar dalam jangka panjang, serta mampu mengembangkan bisnis secara cepat. Perusahaan modal ventura ini mengelola dana dari banyak pihak, antara lain kalangan investor kaya, bank investasi, serta lembaga keuangan lain.
Berikut daftar venture capital terkemuka di Indonesia:
1.Indogen Capital
Indogen Capital adalah sebuah perusahaan modal ventura terkemuka asal Indonesia yang berinvestasi pada perusahaan rintisan (startup) tahap awal (post-seed stage up to series A) di wilayah Asia Tenggara. Perusahaan modal ventura ini sedang memperluas peluang ekosistem startup ke Kawasan Asia Timur. Striders merupakan perusahaan investasi asal Jepang yang turut ditunjuk sebagai penasihat Indogen Capital, khusus pasar Jepang dan Indonesia, kawasan Asia Timur.
2.East Ventures
East Ventures adalah perusahaan modal ventura yang melanglang di Asia Tenggara sejak 2009. Hingga kini, East Ventures berpengaruh sangat pesat. Bibit investasi yang mereka tanam telah berkembang pesat, di antaranya Tokopedia, IDN Media, Fore, dan Buku Warung. Saat ini, East Ventures memiliki 6 pendanaan tahap seed dan 2 pendanaan tahap growth. Portofolionya telah melampaui 200 perusahaan, dengan total anggota 60 di kantor Indonesia dan Singapura.
3.Alpha JWC Ventures
Alpha JWC Ventures adalah perusahaan venture capital Indonesia yang didirkan pada 2015 oleh Founding Partners Jefrey Joe, Chandra Tjan, dan Will Ongkowijaya Sejak saat itu. Alpha JWC Ventures telah berinvestasi di beberapa perusahaan startup terkemuka, seperti Ajaib, Carro, Finaccel, Kopi Kenangan, Lemonilo, dan Gudangada. Hingga kini nama Alpha JWC Ventures semakin dikenal banyak orang, khususnya Indonesia.
4.AC Ventures
AC Ventures merupakan perusahaan modal ventura terkemuka di kawasan Asia Tenggara yang berinvestasi di perusahaan rintisan (startup) tahap awal yang berfokus pada pasar Indonesia dan Asia Tenggara. Didirikan pada 2014, AC Ventures telah berinvestasi kepada 120 startup terkemuka di Asia Tenggara ataupun Indonesia. Portofolio venture capital ini seperti Xendit, Carsome, Stokbit, Ula, Shipper, Aruna, SkorLife, Ideal, dan Atma.
5.MDI Ventures
MDI Ventures atau Metra Digital Inovasi merupakan perusahaan VC milik BUMN PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. Sejumlah startup yang telah didanai, diantaranya Kredivo, Qlue, dan Payfazz. Didirikan sejak 2015, MDI Ventures semakin berkembang saat ini, karena banyak bisnis startup yang sudah terkenal di Indonesia. Hingga kini MDI Ventures sedang melebarkan sayapnya untuk menjangkau bisnis startup lainnya.
3 notes · View notes
selongsongpeluru · 2 years
Text
Perihal Sarung dan Daster dalam Lagu Mendung Tanpo Udan
Siapa yang tidak akrab dengan lagu fenomenal satu ini? Lagu ambyar yang kerap diputar di berbagai sudut bangunan seperti warung kopi, bus antar provinsi, hingga acara-acara stasiun televisi.
Dilihat dari judul, Mendung Tanpo Udan dapat dimaknai sebagai peristiwa ketika langit mendung menggantung di atas sana, tapi seringnya nge-prank kita yang sudah terlanjur mengangkati jemuran dan nyatanya setetes air pun tak kunjung turun dari gumpalan-gumpalan awan hitam itu. Yah, namanya juga hidup, terkadang apa yang kita duga, harapkan, inginkan berbanding terbalik dengan kenyataan. Seperti yang kita lihat di musik videonya, harapan untuk menjalin bahtera rumah tangga dengan orang terkasih pupus begitu saja karena sudah beda jalan. Aku kiri kowe kanan wes bedo dalan. Mungkin begitu sekiranya pesan yang penulis lirik selipkan ke dalam lagu Mendung Tanpo Udan ini, tentu saja ini interpretasi versi saya yang sangat-sangat subjektif. Karena sebagai penikmat seni, kita bebas untuk mempunyai penafsiran akan karya seni itu sendiri bukan?
Dari keseluruhan lirik yang tertulis dalam Mendung Tanpo Udan ini, ada satu kalimat yang menarik perhatian saya. Awakdewe tau duwe bayangan besok yen wes wayah omah-omahan, aku moco koran sarungan kowe blonjo dasteran, begitu kira-kira lirik yang sukses membuat saya mengulas senyum. Lirik tersebut menurut saya lirik paling romantis yang pernah saya dengar, kenapa? Karena lirik tersebut amat sangat menggambarkan kehidupan rumah tangga. Di mana pasangan suami istri menikmati masa tua dan menua bersama, dan hal itu ditandai dengan sarung serta daster yang tentunya akrab dengan kehidupan sehari-hari. Atau bahkan sangat dekat dengan kehidupan kita, bapak yang memakai sarung dan ibu dengan daster lusuhnya.
Sepenggal lirik tersebut entah mengapa bagi saya memiliki daya magis nan romantis. Setiap mendengar aku moco koran sarungan kowe blonjo dasteran, saya selalu membayangkan, pada suatu hari minggu yang cerah sang istri dengan daster yang herannya semakin membuatnya tampil cantik tengah melakukan focus group discussion rutin bersama tukang sayur dan beberapa tetangga yang turut serta. Setelah itu, sang istri pulang dan langsung menyiapkan secangkir kopi pahit dan pisang goreng untuk sang suami yang pinggangnya sudah tetutup sarung kotak-kotak cap gajah senam. Selepasnya, sang istri ikut duduk dengan suaminya, lalu pandangan mereka kompak tertuju pada halaman depan yang sudah dipenuhi oleh anak mereka yang sedang berlarian menangkap jangkrik. Amboi romantisnya. Atau bisa juga kita membayangkan kelak bersama pasangan tinggal di suatu desa yang masih asri dan jauh dari deru campur debu kendaraan. Kita hidup dengan alam, berkebun, menanam jagung, hingga menikmati makan siang dengan view yang memanjakan mata. Lalu, terjadilah dialog-dialog lucu seperti mengenang masa lalu, merindukan anak cucu yang pada jauh di kota orang, hingga dialog tentang mengikhlaskan bagaimana jika salah satu dari kita lebih dulu untuk tutup usia? Aduh sungguh kehidupan yang damai.
Indah sekali kehidupan yang saya bayangkan, hanya bermodal lirik aku moco koran sarungan kowe blonjo daster. Sungguh sederhana, apa adanya. Biarlah sarung dan daster ini berperan sebagai simbol kehidupan berumah tangga yang sejati. Sarung sebagai pembungkus keharmonisan rumah tangga dan daster sebagai gaun longgar yang merapatkan hubungan. Siapa coba yang tidak mau mlaku bebarengan, bendino sayang-sayangan, sedih lan kebahagiaan dilewati tahun-tahunan bersama orang tercinta? Itulah mengapa bagi saya lirik di atas memiliki makna yang dalam dan dekat dengan realita yang kita lihat, jumpai, dan mungkin kelak kita alami.
3 notes · View notes