Tumgik
#sirah nabawiyah singkat
arundayare · 1 year
Video
youtube
Rabiah bin Nashr Raja Yaman dan Kisah Syiq dan Sathih Si Dukun
0 notes
azzamfa · 7 months
Text
Gajah
Syahdan, seorang bekas panglima perang, memimpin pasukan yang tidak pernah dilihat orang-orang Arab sebelumnya: menunggangi gajah, berderap dari Yaman menuju Mekah, menciutkan nyali, menundukkan siapa saja yang ada di hadapan. Kita tahu nama orang masyhur ini: Abrahah Al-Asyram.
Setelah berhasil melakukan kudeta, lelaki pendek dan gemuk ini kemudian membuat sebuah gereja, yang menurut Abrahah sebagaimana ia katakan pada Negus:"aku telah membangun gereja yang megah, yang tak pernah dibangun semegah ini untuk raja mana pun sebelum engkau."
Dari kata-kata tersebut, nampak Abrahah ingin menarik hati Negus bernama Kaleb, penguasa Abyssinia, agar tak muntab. Namun ia menambahkan, sebuah ikrar yang lebih gempita: "Aku tidak akan puas sampai aku berhasil mengalihkan orang Arab berhaji ke sini."
Di sini, tampak pertentangan secara teologis. Dan sebagaimana kisah yang kerap kita dengar, Abrahah ingin menghancurkan bangunan kesayangan orang-orang Arab itu.
Tapi, kenapa?
Menurut Ibnu Ishaq, di buku Sirah Nabawiyah yang terkenal itu, seorang Arab dari Kinanah masuk ke gereja tersebut, lalu buang tahi di dalamnya. Tentu, bagi Abrahah, ini adalah pelecehan terhadap bangunan suci. Barangkali, begitu pula apa yang ada dalam pikiran orang Arab itu: mengganti tujuan haji, juga pelecehan terhadap tradisi kami.
Namun, Reza Aslan, memiliki pendekatan yang lain. Ia menjelaskan dalam bukunya "No god but God", terdapat kemungkinan di luar masalah teologi, dari penyerangan Abrahah ke Mekah. Suku Quraisy, berhasil membuat Mekah memiliki sistem ekonomi-religus yang kuat, dan menempatkan suku tersebut menjadi pemain utama di kawasan Hijaz. Abrahah merasa posisi Yaman jauh lebih prospektif secara ekonomi. Dan posisi Mekah, beserta dengan Kabahnya, tentu saja mengganggu. Dengan kehancuran Kabah, ia berharap, Yaman akan menjadi kekuatan tunggal di kawasan tersebut.
Singkat kisah, kita tahu apa yang terjadi: orang-orang Arab yang mencoba menghalangi Abrahah, semuanya tunduk, beberapa di antaranya menjadi penunjuk jalan (dan selamat dari hukuman). Bahkan, Abdul Muthalib, yang oleh Abrahah pada mulanya dianggap sebagai pemimpin Quraisy yang kharismatik, namun ketika kakek Nabi tersebut malah meminta untanya dikembalikan, dan membuat Abrahah kehilangan selera. Abrahah berharap, Abdul Muhtalib menunjukkan sedikit perlawanan. "Aku hanyalah pemilik unta," kata Abdul Muthalib, "Kabah, sudah ada pemiliknya. Terserah engkau saja mau kau apakah tempat itu."
Pagi harinya, dengan bayangan kemenangan di depan mata, Kabah yang tak terjaga, dan para penduduk Mekah bersembunyi di gunung, dan sekedar MENONTON APA YANG AKAN DILAKUKAN ABRAHAH, gajah-gajah Abyssinia itu bergeming. Mereka baru akan bergerak, ketika dihadapkan pada arah yang bukan ke arah Kabah. Di hadapan bangunan yang sederhana itu, mereka bersujud. Dalam keadaan itulah, burung bergerombol datang, menjatuhkan batu, sijjil namanya. Sang raja yang gemuk, pendek, namun kuat ini, sempat masih bertahan hidup sampai ke Yaman. Namun tiba di Sana, dengan jemari yang telah berjatuhan sepanjang jalan, akhirnya ia menemui ajal setelah jantungnya lepas dari rongga dadanya.
Sebuah ayat dalam Quran dengan baik melukiskan "diamnya" orang Arab ini: "Tidakkah engkau memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap pasukan bergajah?"
1 note · View note
milyaaurfa · 7 months
Text
Malam Baik :)
Dalam rangka menyambut malam yang baik;
Karena di tahun ini Ai sudah selesai masa pengabdian dan akan masuk fase kuliah, Mis sudah seharusnya selesai fase istirahat di rumah, Mido insyaAllah naik ke tahun terakhir di Gontor dan Ika mungkin tahun depan masuk Gontor. Semoga Mis, Ai, Mido, Ika diberi kemudahan, keberanian, keyakinan, kekuatan untuk menjadi sebaik-baiknya mereka, jadi apapun yang mereka mau, terbang setinggi-tingginya dengan nilai dan karakter yang mereka punya, menjadi bagian masyarakat yang bermanfaat dengan ilmu yang mereka punya🩷✨ -- semoga aku sedikit banyak bisa terus menjadi contoh yang baik, membantu apapun itu untuk mereka terus berkembang.
Walaupun 2019 sudah 5 tahun yang lalu, hal-hal yang tidak mengenakkan terus jadi bayang-bayang sampai hari ini... tapi seperti kata-kata yang kutemukan di awal tahun ini; entah singkat atau sepanjang hayat, mari kita jalani kebersamaan sebaik-baiknya. Semoga spoiler kecil-kecilan dari hari ke hari membuat kita sama-sama menjadi seseorang yang mencintai Allah, menyayangi dan mengasihi sebagai sesama makhlukNya, saling menghormati, ada, menjadi motivasi, mengingatkan untuk berbuat kebaikan selagi mampu dan berbesar hati ketika hal-hal yang tidak mengenakkan datang.
Walaupun baru masuk tahun ke 2 di studi lanjut dan tahun ke 3 di dunia riset akademik di tempat yang mantab ini. Semoga di paruh pertama tahun ini S2 selesai dan selanjutnya bisa berada di lingkungan dan bimbingan riset yang lebih baik, lebih mantab, lebih tepat guna, lebih sreg, menggetarkan jiwa dan berapi-api wkwk semoga lebih dekat dengan masyarakat yang mendapatkan manfaatnya langsung. Semangat yaww, nangis aja sesekali walaupun list jurnal bacaan menumpuk dan list pertanyaan belum ketemu hilalnya. Tapi tenang, habis kesusahan pasti ada kemudahan. Semoga di tahun ini bisa beberapa publikasi terkait biomed biar makin mantab.
Sejak kuliah dulu, aku pernah bilang kalau akan ke jenjang selanjutnya jika sudah selesai baca sirah nabawiyah... karena aku hanya manusia sangat biasa dibandingkan baginda Rasulullah, seenggaknya nanti keluarga kecilku cie bisa merefleksikan dan menganut banyak panduan kehidupan beliau. Semoga kalau bisa sih hari terakhir Ramadhan ya, diberikan kemampuan untuk menyelesaikannya, niat aja nggak cukup sisss :')
Semoga Ayah Ibu sehat, banyak harapannya dikabulkan, lancar rezekinya, dibuat bangga oleh anak-anaknya, nggak risau melihat anak-anaknya.
Semoga kita semua sehat ges, bisa menerapkan lifestyle dan diet yang sehat, dijauhkan dari penyakit-penyakit apalagi yang susah dan belum ada pengobatannya.
Semoga RSR-LI-LS semakin baik, profesional, oke jos mantab, bisa jadi sebaik-baik (dalam segala aspeknya) platform untuk anggota-anggota, klien dan pihak-pihak yang diajak kerjasama.
:<
1 note · View note
mutiarafirdaus · 1 year
Text
Harapan (Hari) Ke-28
Ramadhan kemarin aku mengikuti kelas singkat sekitar 3 pertemuan membahas tentang Fiqh Sirah dari buku karangan Syaikh Buthi.
Super seru! Bikin terpukau sendiri sama penjelasan ustadznya. Beliau adalah lulusan universitas Syariah dari Damaskus.
Dalam sesi pertama dijelaskan, bahwa Sirah dituliskan bukan semata untuk menjadi cerita pengantar tidur atau penambah wawasan saja. Tapi kajian Sirah ada agar umat memiliki pemahaman yang utuh terhadap aplikasi nilai nilai Islam dari sosok Nabi Muhammad SAW.
Dan kejadian dalam kehidupan Rasulullah menyimpan banyak pemahaman yang akal kita terlalu kerdil untuk bisa mereguk hikmahnya. Sehingga yang bisa kita lakukan untuk memahami Sirah ialah menelusuri kajian Fiqh Sirah yang telah disusun oleh Ulama.
Kedudukan Sirah bagi Umat Muslim sangat penting. Kenapa?
Karena Allah memerintahkan kepada kita untuk mencintai Rasul melebihi harta benda, kerabat hingga orangtua
Karena Allah memerintahkan kita untuk menaati dan mengikuti apa apa yang Rasulullah perintahkan
Karena Allah menegaskan pada kita untuk mengetahui bahwa diantara Umat ini ada sosok Rasulullah.
Dan tidaklah kesemua itu bisa kita lakukan kecuali dengan mengkaji Sirah Nabawiyah. Ketika mengkaji Sirah secara mendalam kita jadi bisa mengerti mengapa suatu hadits dikeluarkan. Kita bisa secara utuh meneladani potret para sahabat yang mana mereka adalah manusia manusia terbaik yang telah Allah ridhai kehidupannya.
Dan banyak banget buku buku Sirah yang ada. Sejauh ini yang terlihat beredar ada Fiqh Sirah Syaikh Buthi, Sirah Nabawiyah terbitan Maghfirah yang full color, Sirah Rahiq AlMakhtum, Sirah Ibnu Hisyam, dan Sirah Nabawiyah dari Syaikh Mustafa Siba'i. Tapi tentu saja belum habis dibaca semua :"
Harapannya semoga bisa menuntaskan kitab kitab itu. Sehingga bisa lebih mendalam cinta terhadap Baginda Nabi SAW dan lebih utuh meneladani para sahabat yang super keren keren!
#RamadhanPenuhHarapan!
1 note · View note
punteuet · 2 years
Text
Contoh Pidato Memaknai Tahun Baru Hijriah
Contoh Pidato Memaknai Tahun Baru Hijriah
Ahmadalfajri.com – Contoh Pidato Memaknai Tahun Baru Hijriah Contoh Pidato Memaknai Tahun Baru Hijriah Selamat datang kepada seluruh pengunjung setia di blog sederhana kami ini. Pada artikel kali ini, kami akan membagikan sebuah contoh teks Pidato yang berjudul : Memaknai Tahun Baru Hijriah Contoh teks Pidato ini kami kutip dari : Berbagai Sumber Teks pidato ini juga dapat anda jadikan…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
jejakperadaban · 2 years
Text
Tanggung Jawab Berat, Kuat-Kuat, ya!
Sebulan terakhir ini, saya banyak disadarkan pada sebuah fakta bahwa ternyata selama ini hidup saya jauh dari kata sehat. Benar, saya makan makanan yang halal, tapi belum tentu thoyyib. Padahal, perintah Allah kan, makanlah makanan yang halalan thoyyiban, kan?
Belum lagi, olahraga yang masih amat minim. Benar saja, badan mudah lelah, padahal aktivitas segunung.
Di dalam islam itu, yang namanya "qowwiyul jism" alias fisik yang kuat itu masuk kriteria idealnya seorang pribadi muslim.
Persoalan fisik bukan hal sederhana di dalam Islam. Allah itu, jauh lebih mencintai mukmin yang kuat daripada mukmin yang lemah. Sebab, kekuatan itu digunakan untuk memikul beban syariat. Bahkan disebutkan di dalam Alqur'an kalau tujuan kekuatan itu adalah untuk menggetarkan musuh-musuh Allah.
Belum lagi, kalau melihat sirah Nabawiyah, Rasulullah adalah sosok yang tidak main-main soal fisik. Bayangkan pada setiap fase kehidupannya banyak aktivitas fisik yang tidak main-main.
Singkat cerita, usia 50 tahun Rasulullah jalan kaki ke Thoif dan kurang lebih jaraknya sekitar 100 km. Kemudian usia 53 tahun berhijrah, menempuh perjalanan 500-600 km. Belum lagi, setelahnya ada perang badar, pedang uhud, perang ahzab, perang tabuk. Itu usia Rasulullah di atas 50 tahun! Tentu untuk bisa bertahan itu Rasulullah tidak main-main fisiknya:')) Masyaa Allah:')))
Sangat jauh berbeda dengan orang-orang di zaman kita saat ini (menampar diri sendiri). Usia belasan tahun tapi sudah banyak sakitnya:')
Menyedihkannya, itu terjadi salah satu pemicunya "dzolimnya diri terhadap diri sendiri". Berawal dari pola makan yang jauh dari kata sehat, makan makanan micin, gorengan, jarang makan sayur, jarang olahraga:')
Yang menjadi sebuah renungan adalah, jika dalam hal menyiapkan qowwiyul jism yang ternyata ujungnya adalah untuk mempersiapkan diri memikul beban syariat, menggetarkan musuh Allah, bagaimana jadinya? Sedang kita tidak serius selesai dalam urusan ini:')
Kalau kata guru saya begini, "Kalau mengurus diri sendiri saja belum beres, bagaimana mau mengurus umat ini?"
Jleb:')
7 notes · View notes
ummumukhbita · 4 years
Text
Refleksi KMC #1: Jadilah Bintang
Hari ini adalah pekan pertama pertemuan virtual dalam rangka belajar di Kelas Mengejar Cahaya (KMC). Alhamdulillah. Atas izin Allah aku bisa berada dalam lingkaran ini. Kalau dipikir-pikir, ini seperti skenario Allah yang tak terduga.
Karna pada awalnya aku benar-benar ga tau tentang program ini dan siapa sosok teh Juan yang menjadi pencetusnya aku bahkan ga pernah tau orangnya. Sampai akhirnya kakak tingkatku di SMA yang menjadi jalan pembuka sehingga aku bisa mendaftar untuk kemudian terpilih menjadi 1 dari 15 orang yang diterima.
"Untukmu kak DAF, atas kesempatan yang hadir oleh perantaramu ini. Semoga pahala kebaikan tak henti-hentinya terus mengalir kepadamu. Semoga Allah limpahkan curahan Rahmat dan kasih sayang-Nya kepadamu, sosok yang sudah banyak menginspirasiku."
Sebagaimana pertemuan perdana pada umumnya, hari ini pembahasan belum masuk ke materi. Teh Juan mengajak kami untuk saling mengenal satu sama lain. Baru kenalan aja udah dibikin malu dengan semangat mentee-mentee yang lain. Bayangin aja, ada anak umur 15 tahun yang ikutan kelas mentoring ini. MasyaAllah juara banget semangatnya. Berasa tua banget aku. But, it's okay to be late in learning process. As long as you don't stop!
Selanjutnya teh Juan membuka cerita tentang mentor-mentor yang pernah membimbingnya hingga kini. Dari kalangan pengusaha sampai yang kuliah di luar negeri dengan segala tantangannya. Di usia mereka yang tak lagi muda, mereka bahkan terus berkarya dan berdaya. Lalu bagaimana dengan kita? Dengan usia yang masih jauh lebih muda kenapa kita malah seringkali kalah dengan mereka dan sering banget ngeluh dengan beban hidup yang belum seberapa?
"Ga usah merasa paling menderita dan merasa ujian temen-temen paling berat sejagad raya. Karna di atas ujian kita yang berat, pasti ada yang lebih berat lagi."
Ada juga cerita tentang mentor Teh Juan saat di SMA yang membuatnya merubah cara pandangnya terhadap seorang muslimah yang berjilbab panjang. Ternyata orang-orang yang mentoring, orang-orang yang jilbabnya panjang justru jadi bintang di kelas.
Bahkan mentor Teh Juan di SMA, ketika lulus di terima jalur undangan di jurusan paling sengit di ITB. Kerennya lagi tak lama berselang jadi mahasiswa ITB, kedutaan besar Indonesia mengumumkan bahwa beliau juga lulus beasiswa ke Jepang.
"Dan tau gak, saat dia memilih lanjut ke Jepang yang bikin farewell party nya siapa? Bukan! Bukan ukhti-ukhti ataupun temen-temen se DKM dia. Tapi malah objek dakwahnya yang notabene nya belum berjilbab dan gaya hidupnya urak-urakan. Kenapa bisa gitu? Karna selama ini dia dakwah dengan kepintarannya. Dia selalu nanya ke temen-temennya,"Siapa yang belum paham materi ini? Yok sini belajar bareng."
Di titik ini aku merasa "kosong" banget dalam dakwah yang selama ini aku geluti. 3 tahun kurang lebih berkecimpung di lembaga dakwah kampus, aku merasa malu dan belum bisa berbuat apa-apa. Malu banget. Karna aku bisa dibilang sejauh ini deketnya cuma sama yang satu frekuensi aja sama aku. Padahal kan mereka yang belum mengenal hidayah justru harusnya lebih aku dekati.
Berbicara soal dakwah, terkadang sebagai muslim kita harus meluaskan sudut pandang kita dalam menyebarkan cahaya Islam. Sebab pada kenyataannya, tak semua orang cukup mengerti hanya dengan penjelasan dalil. Apatah lagi kepada mereka yang non muslim, yang bahkan tidak tahu Islam dan tak mengerti apa itu Al-Qur'an. Kita harus punya cara yang sederhana tapi "mengena" untuk bisa menjadi perantara cahaya bagi mereka.
Teh Juan lantas mengutip salah satu dialog fenomenal di buku 99 Cahaya di Langit Eropa. Teh Juan bilang, akan lebih baik jika kita juga membaca bukunya disamping menonton. Karena menonton hanya sekitar 20% ilmu yang kita dapat, selebihnya adalah drama.
Pada bagian Rangga ditanya oleh seorang atheis tentang,"Bagaimana setan bisa takut/merasakan sakit dengan api neraka sedangkan dia sendiri terbuat dari api?" Yang mana Rangga saat itu menjawabnya hanya dengan menampar orang tersebut. Singkat. Jelas. Padat. Dan sangat mengena. Dari tamparan itu dapat disimpulkan bahwa ketika kulit dan kulit bertemu saja bisa merasakan sakit. Apalagi api neraka?
Ada juga cerita ketika Teh Juan bertandang ke Filipina. Dimana saat itu dia satu kamar dengan orang-orang non muslim sehingga ia pun sepanjang waktu harus berjilbab.
"Dan adalah wajar, ketika mereka akhirnya bertanya:
Kenapa kamu menutup kepalamu dengan hijab? Kenapa kamu sholat 5x dalam sehari? Kenapa kamu baca Al-Qur'an? Kenapa kamu merayakan idul Fitri? Kenapa saat idul adha yang kalian potong kambing bukannya ayam? Kenapa? Ayo coba Faza kenapa? Kalo kamu di posisi aku saat itu kamu akan jawab apa Faza? Kenapa kambing bukan ayam yang kita sembelih?"
Aku bingung. Panik juga mendapati pertanyaan demikian. Padahal pertanyaan itu mudah. Bahkan setiap hari hampir sudah jadi rutinitas ibadah. Tapi kenapa aku bahkan tidak bisa berkata-kata? Lalu bagaimana jika benar ada yang bertanya demikian kepadaku? Apa yang harus aku jawab?
Mendapati jawabanku yang tak sesuai ekspektasi, teh Juan pun berujar:
"Itulah temen-temen, terkadang kita sering banget luput dalam memaknai rangkaian ibadah kita selama ini. Sampe-sampe kita tidak mengerti apa esensi dari ibadah yang kita lakukan."
Kemudian teh Juan kembali bertanya. Kali ini mengutip ceramah dari ustadz Adi Hidayat. Pada suatu ceramahnya, ustadz Adi pernah bertanya,"kenapa Allah ciptakan rasa marah, kesal, iri, dengki dan segala sifat buruk lainnya?
"Ayo, kenapa coba? Faza mungkin mau jawab?"
Lagi-lagi aku yang ditanya merasa tidak tahu harus menjawab apa. Hanya bisa menjawab seadanya dan itupun salah. Sampai akhirnya teh Juan kembali menjabarkan:
"Sifat-sifat buruk itu ada justru untuk memunculkan sifat-sifat baik yang ada pada diri kita. Contohnya, kalau ada orang lagi marah-marah maka sifat baik yang bisa kita munculkan pada diri kita adalah sabar. Atau saat ada temen-temen kelas kita yang mencontek, sifat baik kita adalah dengan tidak ikut-ikutan mencontek dan mengingatkan mereka dengan baik. Meanwhile, masih banyak lagi sifat buruk lainnya yang bisa memunculkan sifat baik kita. Harusnya setelah tahu ini, kita tidak lagi membalas keburukan orang lain dengan keburukan, bukan?"
Dan jikapun kita berada di lingkungan yang gelap nan suram, kita harusnya jangan terburu-buru untuk berburuk sangka. Sebab bisa jadi, Allah hadirkan kita disana sebagai "cahaya" yang dapat "menerangi" sekitar kita.
Teh Juan juga berpesan, kalau cuma ngandelin mentoring aja. Ga bakal cukup. Kita bakal stagnan. Ga berkembang. Mentoring ini justru pemantik untuk belajar lagi lebih banyak di luar sana. Belajar dari berbagai sumber ilmu. Baik buku, guru, ataupun orang-orang yang padanya banyak hikmah yang bisa kita pelajari.
Oleh karena itu, teh Juan juga memberi kami beberapa referensi buku yang bagus untuk dibaca. Bahkan buku-buku barat pun perlu dibaca sebagai pembanding agar wawasan kita lebih luas. Seperti buku "Mentoring is the Key" karya siapa tadi aku lupa. Terus juga buku "A World Without Islam" dan "Something We Can See When We are Slow Down"
Dan yang terpenting bagi seorang muslim, kita harus membaca dan memahami betul Sirah Nabawiyah. Karena sebagaimana seseorang pernah berujar, "Gimana mungkin kita bisa punya cita-cita membangun generasi Qur'ani kalau Sirah Nabawiyah saja kita belum selesai?"
Tumblr media
Maka aku akan mengazamkan diri untuk membaca kembali Sirah Nabawiyah untuk kesekian kali dalam kurun waktu 3 bulan ini. Ini penting banget. Karna saat tadi ditanya Teh Juan kenapa Rasulullah Saw diberi gelar Al-Amin saja aku kebingungan dalam menjawabnya. Sudah dijawab masih belum tepat pula. Maka semoga dengan membaca kembali, aku akan lebih jauh menggali kisah nabi dan segala hikmahnya.
Selanjutnya pada sesi tanya jawab, ada yang bertanya tentang bagaimana menanggapi pertanyaan orang-orang ketika tahu bahwa kita punya impian kuliah di luar negeri sedangkan mereka memicingkan mata seraya bertanya, "memangnya nanti kalo di luar negeri kamu yakin bakal tetap istiqamah berhijab?"
Dan teh Juan pun menjawab dengan sangat lugas dan jelas:
"Bukankah Allah yang di Indonesia dan Allah yang di luar negeri adalah sama? Bukankah jika begitu peraturannya akan tetap sama? Selama kita punya Allah, kita bisa pergi kemanapun. Dan dimanapun kita berada, Allah selalu ada."
Hal ini jadi daya tarik bagi diriku pribadi, mengingat banyak sekali teman-temanku yang memilih menanggalkan hijabnya ketika berada di lingkungan yang kurang mendukung. Ternyata mengetahui kenapa kita berhijab memang harus benar-benar kita pahami. Jangan sekadar ikut-ikutan!
"Padahal, jika kita memang paham hakikat kenapa kita berislam, kenapa kita berhijab dll, harusnya ketika kita terpaksa keluar dari lingkungan positif, kita lantas tidak berubah. Namun jika kita malah terwarnai dan terjerumus, hal itu justru menjadi indikasi bahwa kita selama ini hanya menjadi baik karena lingkungan kita baik."
Sepanjang mentoring ini, aku merasa "ditampar" bolak-balik. Aku bener-bener jadi sadar aku masih jauh banget. Begitu banyak "PR" yang mesti aku selesaikan. Ada banyak hal yang harus aku pelajari kembali.
Dan sudah seharusnya sebagai pembelajar sejati, kita tidak boleh puas dengan ilmu yang kita miliki. Karena semakin berilmu, kita harusnya merasa semakin haus. Jangan sampai ilmu yang kita miliki jadi penghalang untuk kita belajar kembali.
Terakhir, untuk kita semua renungi. Dunia saat ini tengah menunggu cahaya kita terpancar. Semakin lama kita menunda cahaya itu bersinar, semakin lama pula dunia ini dalam kegelapan.
Maka...
"Jadilah bintang, yang tidak hanya bercahaya. Tapi juga bersinar untuk menyinari yang lainnya." -Teh Juan
Tumblr media
Palembang, 10 Januari 2020 || 19.28
"Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui bahwa hati - hati ini telah berkumpul untuk mencurahkan mahabbah hanya kepada-Mu, bertemu untuk taat kepada-Mu, bersatu dalam rangka menyeru (di jalan)-Mu, dan berjanji setia untuk membela syariat-Mu, maka kuatkanlah ikatan pertaliannya, ya Allah, abadikanlah kasih sayangnya, tunjukkanlah jalannya dan penuhilah dengan cahaya-Mu yang tidak pernah redup, lapangkanlah dadanya dengan limpahan iman dan keindahan tawakal kepada-Mu, hidupkanlah dengan ma'rifah-Mu. Sesungguhnya Engkau sebaik - baik pelindung dan sebaik - baik penolong. Amin. Dan semoga shalawat serta salam selalu tercurah kepada Muhammad, kepada keluarganya, dan kepada semua sahabatnya."
40 notes · View notes
muhammadscilta · 3 years
Text
Begini Cara Memahami Sirah Nabawiyah
✍🏻 Muhammad Scilta Riska
(Mahasiswa Program Kuliah Kepakaran Khusus At-Taqwa College, Depok)
Perjalanan hidup Rasulullah merupakan ibrah yang luar biasa.
Padanya terdapat uswah yang paling baik.
Peringatan maulid Nabi seharusnya tidak sebatas mengagumi. Tapi bagaimana rangkaian hidupnya kita teladani.
Mengkonversi gaya hidup kita sesuai sunnah Nabi.
Peradaban apa yang akan kita harapkan jika rujukannya bukan manusia yang teladan?
Beda dengan Barat, sosok yang muncul seperti superhero, spiderman, batman, atau superman lainnya.
Sosok khayalan yang tidak pernah ada dalam kenyataan.
Islam sempurna dengan model yang paling baik diteladani. Kepribadian dengan akhlak yang terpuji.
Seharusnya generasi kita lebih dekat dengan kisah-kisah teladan para Nabi, Rasul, orang-orang shalih.
Khususnya Sirah Nabawiyah, kehidupan Rasulullah patut kita jadikan idola.
Jangan sampai anak-anak kita lebih menghafal nama-nama artis selebriti beserta berita terbarunya daripada keluarga Rasulullah, istri-istrinya, anak-anaknya dan para sahabatnya.
Jangan sampai perhatian pada dunia hiburan lebih serius daripada kesungguhan pada ilmu dan pengetahuan.
Rasulullah diutus dimana kondisi masyarakat yang jahiliyah. Perang antar suku, kondisi geografis turut membentuk watak kepribadian.
Belum lagi krisis yang melanda. Kezaliman yang menyebar. Utamanya krisis aqidah, di sekitaran ka’bah ada banyak berhala.
Kelahiran Nabi langsung disambut dengan serangan pasukan tentara bergajah.
Sewaktu itu tidak ada yang memahami hubungan peristiwa bersejarah ini.
Setelah 40 tahun kemudian, ketika Muhammad diangkat menjadi Nabi peristiwa bersejarah tadi menjadi pertanda pintu lahirnya peradaban baru.
Peradaban umat yang terbaik, yang akan memimpin dunia.
Sebaik-baik zaman dalam sejarah peradaban manusia.
“Sebaik-baik manusia ialah pada generasiku, kemudian generasi berikutnya, kemudian generasi berikutnya” (HR. Bukhari dan Muslim).
40 tahun berikutnya Islam telah menguasai dua pertiga dunia.
Dalam kurun waktu yang cukup singkat Islam menyebar berbagai penjuru negeri.
Jangan pernah berprasangka buruk terhadap ujian pandemi zaman ini. Bisa jadi sebab lahirnya peradaban baru.
Peradaban yang akan menyebarkan keadilan, menegakkan kebaikan dan mengokohkan kebenaran.
Ibarat musim kering yang berlarut melanda jazirah Arab, adalah kelahiran Nabi menjadi hujan rahmat Allah bagi semesta alam.
Tidak berarti semakin larut bahwa malam semakin gelap. Ujung malam yang gelap itulah pertanda terbitnya fajar. Pertanda lahirnya peradaban.
Sirah Nabawiyah seharusnya menjadi inspirasi kehidupan kita. Pegangan menghadapi segala kemungkinan ujian yang akan terjadi.
Agar memiliki pemahaman yang utuh tentang Sirah Nabawiyah, ada dua fase yang penting kita ketahui;
Periode Makkah dan Madinah.
Untuk memahami dua periodisasi tadi ada tiga kata yang dapat menggambarkan; Manusia, Negara dan Peradaban.
Wallahu 'Alam.
Bersambung ...
3 notes · View notes
thepassermontanus · 4 years
Text
Cerita : Awal Mula Jatuh Cinta
Kau tahu, aku sangat menghargai makanan, sampai-sampai aku akan bela-belain membeli makanan enak / sehat jika aku atau saudara-saudaraku juga ingin makanan. Aku tidak akan menolak. Maksudnya, aku akan bela-belain beli makanan apa saja yang mereka mau. Selama itu makanan. Dan aku punya uang. Makanan adalah yang paling berharga. 
Dari dulu aku memang sudah suka membaca -tapi aku tidak menyadarinya-. Oleh karenanya begitu saat SMP aku diberi buku tafsir singkat juz amma dan Sirah Nabawiyah aku begitu mudah membacanya. Kurasa memang dari aku kecil, buku-buku selalu tersedia di lemari untuk kami baca.
Tapi buku itu mahal. Maka aku membencinya. Aku benci beli buku karena buku itu mahal. Jadi, sebagus apapun bukunya, aku tidak tergoda untuk membeli, karena bagiku yang terpenting adalah Makanan. Ya, dulu makan saja bisa sulit, apalagi beli buku. Itu adalah sebuah kemewahan.
Kemudian setelah lulus, punya waktu luang, aku kembali membaca. Dan kau tahu? Waw, rasanya aku seperti punya sokongan punggung. Seperti punya guru yang menemani jalannya kehidupan. Seperti memiliki teman jauh yang menceritakan kisah dan bisa diajak bicara. Seperti memiliki pedoman untuk menentukan arah. Buku bukan hanya membuka jendela dunia, ia juga membuka jendela hatiku. Aku jatuh cinta.
 Punya penghasilan sendiri, akhirnnya membuatku mulai bisa membeli buku. Apa yang aku inginkan, Nasihat apa yang ingin aku dengar, ilmu apa yang ingin aku ketahui,, apa yang ingin aku bagi, bisa tersampaikan dengan memulai membaca buku.
Sekarang, aku menyadari bahwa ilmu adalah aset sangat berharga. Aku menyukainya dalam bentuk buku. Buku yang bisa kupeluk, yang bisa kutulis-tuliskan pesan rahasia, yang menemani di kala kesepian.  Tapi hanya buku fisik.
Aku hanya pernah mengunduh 4 kali buku pdf, Dalam Dekapan Ukhuwah  (2017), Kado Pernikahan untuk Istriku (2017) ( Ini baru baca Bab I wkwkwk), The Love Languange (2019), dan Man from Mars and Woman from Venus (2018). 2 Diantaranya aku print karena aku memang tidak terbiasa membaca buku digital. Selain karena aku memang menyukai buku fisik, karena membaca buku via HP atau laptop membuatku tidak fokus dan pusing. Kesulitan menangkap maksudnya. 80% File-file PDF yang seperti buku (atau lebih dr 20 halaman) tidak pernah tahan aku membacanya sampai selesai karena aku selalu tertidur saat membaca dengan file pdf.
Walaupun Dunia Berubah
Walaupun Dunia berubah, prinsipku tidak.  Kecuali aku harus merelakan tak ada lagi pencetakan buku fisik demi kebaikan ummat, maka aku akan tetap memilih buku fisik. Meskipun buku-buku PDF sudah banyak dengan berbagai judul, nanti, kalau aku masih bisa menemukan buku fisiknya, aku akan memilih buku fisiknya.
Seperti buku yang kali ini banyak beredar di Whatsapp, pdf-nya. 2 Buku milik Qishthi press yang ternyata disebarkan tanpa izin penerbit. Aku tidak tertarik mengunduhnya, Why? Karena aku pernah membaca buku Fisiknya. Begitu tahu itu ilegal huft rasanya lega gak kuminta, tapi inget masa lalu pernah download 4 buku diatas ngerasa bersalah juga wkwkwk,
Kau tahu, aku lebih suka sesuatu yang bisa kupegang. Kubawa-bawa. Kupeluk-peluk (keliatan banget ya bahasa cintanya apa wkwkw). Memiliki buku juga salah satu kebahagiaanku. Aku ingin memiiki untuk bisa memberi. Aku ingin memberikan aset ini untuk anakku. Kemudian dia akan banyak membaca. Wk oke, membayangkannya pun sudah membuatku bahagia, ***
Begitulah. Kamu? Mungkin kita sedikit berbeda, tapi it’s okay. Yang bernilai bagiku belum tentu bernilai bagimu. Aku hanya ingin menyampaikan preferensiku :)
Tumblr media
Sumber gambar : unsplash.com Bandung, 30 Maret 2020
22 notes · View notes
betterleftunsaidnad · 4 years
Text
Tamparan Keras
Malam itu kami berdua mengobrol, kulupa tentang apa, yang jelas aku memperlihatkan chat Whatsapp kepada suamiku sambil2 kita bahas. Berakhirlah percakapan itu tetapi suamiku masih menatap layar Handphone ku. Kupindahkan ke Instagram dan di timeline munculah postingan foto seorang-org2 sekarang bilang Influencer-, yang aku follow. Kemudian dia keluar sejenak dan kembali lagi dan bertanyaaaa
"Yang, seberapa jauh kamu mengenal Rasulullah?"
Seketika aku kaget, speechless, hatiku tertampar, berteriak "Shame on you Nad!" . Aku ga tau banyak, aku hanya mengenal kisahnya yang singkat, tidak sebanyak kisah org2 selainnya yg kutahu. Astagfirullah where have you been Nad?
Tapi alhamdulilah ku bersyukur sebanyak2nya. Ini seperti allah kirimkan hidayah padaku melalui seseorang. Dari situ aku menyesal, aku harus berubah. Saat itu juga ku berpikir "Gimana kalau anak kita nanti bertanya tapi kita gak tau apa2? " , "Gimana kalau kita malah jawab gatau dan akhirnya anak kita gamau lagi bertanya pada kita?" . Hehe emang mengerikan ya, lanjutnya suamiku dan aku sepakat kita ulang lagi,pelajari lagi Sirah Nabawiyah bareng2.
Ya segitu aja dulu. Kutulis disini karena in case aku lagi futur kemudian baca tumblr, aku keingetan sm nulis ini lagi dan bisa menaikkan semangat dan imanku lagi. Hehe 🙃
1 note · View note
arundayare · 1 year
Video
youtube
Peristiwa yang Terjadi Sebelum Lahirnya Rosululloh - Awal Terbentangnya ...
0 notes
dodiskandar · 5 years
Text
Desember
Halo Desember, sayang sekali kamu segera berlalu. Terima kasih untuk hujan yang datang begitu sering, dan di perjalan dalam berikhtiar kemarin, hujan jadi teman perjalanan. Engga deras memang tapi nampak enggan berhenti sebelum saya sampai tujuan.
Perjalanan kemarin meski berbekal google maps tetep aja sempet nyasar bahkan dari perjalanan awal di BSD, nyasar ke sirkuit eh tapi ketemu jalan yang indah banget, kiri kanan sawah menghijau dan perjalanan yang Allah SWT jauhkan dari kemacetan. Kita memang harus terbiasa mungkin ya, dengan beragam rahasia dan kejutan yang Allah SWT hadirkan.
Karena hujan mulai agak deras saya berhenti sejenak, pakai jas hujan beberapa saat. Ternyata rahasianya bukan soal hujan yang akan semakin deras tapi saat saya berpapasan dengan mobil yang melaju melewati jalan yang berlubang, menerbangkan air yang cukup banyak ke arah saya, byar! Sementara motor didepan saya kuyup kebasahan, dan saya terkekeh kegirangan "alhamdulillah gue pake jas hujan, jadi aman" sementara motor tadi juga enggan mengumpat, memilih terus melaju sambil menahan kesal dalam hati mungkin.
Kita pasti sering menemukan hal hal diluar rencana, terpaksa dan terbiasa memodifikasi cara untuk mencapai tujuan. Seperti di perjalanan pulang kemarin, saya agak bandel melawan saran dari google maps dan menemukan jalan lain untuk pulang, sembari bergumam "ohh ini tembus kesini jalannya, wah tapi tetep lupa kalo nanti lewat sini lagi"
Tentang rencana, tugas kita sejatinya adalah berencana saja, berikhtiar dan berdo'a setelah berjuang se-maksimalnya dalam hal apapun. Meyakini bahwa Allah SWT pasti menyiapkan yang terbaik untuk hamba-NYA. Seperti nabi Yusuf, dibenci saudaranya meski lahir dan menjadi kesayangan sang ayah. Yusuf lalu menjadi budak, dalam rahasia Allah SWT untuk sebuah proses perjalanan panjang masuk ke istana, ia malah dituduh menggoda istri seorang tokoh di Mesir dan masuk penjara sebelum akhirnya kita sama sama tau akan tiba saatnya giliran Yusuf yang menjadi tokoh besar disana. Cobaan kita mungkin tidak seberat nabi Yusuf, tapi bukankah hidup itu begitu? Ia hadir dengan beragam fragmen dan cerita berbeda, agar kita tumbuh dewasa dalam nalar dan sikap sebelum bertemu dengan cobaan dan ujian berikutnya.
Atau mari belajar dari nabi Ismail, betul memang ia anak seorang nabi dan lahir dari ibu yang berakhlaq mulia. Ibu yang berlari lari dari shafa ke marwah kala Ismail kecil menangis meraung raung menahan lapar dan kehausan, konon dalam sirah nabawiyah, tangisan Ismail kala itu seperti layaknya orang yang sedang sakaratul maut. Hingga kuasa Allah SWT hadir, Jibril datang mengepakkan sayapnya hingga memancarlah sumber kehidupan baru disana, air yang dengannya lembah Makkah menjadi seperti saat ini.
Lalu apa istimewanya Ismail kecil?
Berapa lama nabi Ibrahim meninggalkan nabi Ismail dan ibunya? Katanya sekitar 8 tahun atau mungkin lebih. Nabi Ibrahim lalu datang, bermimpi dan meminta izin pada anaknya untuk disembelih dan singkat cerita Ismail kecil meng-iyakan. Sholeh nian anak kecil itu.
Yang ada di pikiran saya setiap mendengar ulang kisah ini adalah, Ibu seperti apa yang mendidik Ismail hingga level ikhlasnya bisa setinggi itu, level taatnya se-luarbiasa itu.
Bukankah Ibu ini yang beberapa kali berteriak pada Nabi Ibrahim "ya Ibrahim kenapa engkau tinggalkan kami?"
Sementara nabi Ibrahim tetap berlalu tanpa menoleh barang sejenak kala itu.
Hingga Ibu itu berteriak lagi "ya Ibrahim, apakah ini perintah Allah"
Lalu Ibrahim berbalik, membagi keyakinan lewat tatap mata dan keteguhan wajahnya "iya, ini perintah Allah"
"kalau begitu pergilah! Allah pasti tidak akan menyia-nyiakan kami!"
Kisah selanjutnya kita tau, nabi Ibrahim pergi dan kembali bertahun tahun kemudian. Sementara Siti Hajar berjuang menjadi madrasah pertama untuk Ismail kecil.
Lagi lagi soal rahasia.
Kita engga bisa nentuin lahir dari rahim siapa, hadir dalam keluarga seperti apa dan memilih cobaan yang mudah mudah saja. Tapi kita bisa memilih untuk menjemput masa depan dan menciptakan atau paling tidak berjuang untuknya. Untuk hari hari kedepan yang mungkin tak lepas dari beragam cobaan, biar kita berjuang dan Allah SWT yang menentukannya apakah kita layak atau tidak menjadi hamba yang menghuni Syurga, lalu disana semoga kita berkumpul kembali dengan mereka yang sama sama berjuang, dalam bermacam jalan menuju perbaikan dan kebaikan.
Lalu seperti ustadz Salim a Fillah bilang:
Saksikanlah bahwa aku seorang Muslim.
Dan apakah Allah SWT akan mendiamkan kita begitu saja ketika kita mengaku menjadi seorang muslim?
Semoga dalam cobaan yang akan hadir di depan, Allah SWT berikan kekuatan dan sebaik baiknya iman untuk menghadapinya. Semoga dalam segala bentuk bahagia didepan, Allah SWT tak lenakan kita dan selalu tumbuh syukur hanya pada-NYA. Semoga Allah SWT ampuni khilaf dan salah salah kita, dan semoga Allah SWT mudahkan dalam ikhtiar menemukan kembaran rasa. Rasa tunduk patuh pada ketentuan baik dan buruknya, rasa takut kalau kalau ibadah tak diterima, rasa pasrah dan tawakal setelah berikhtiar dan berjuang, rasa syukur atas segala nikmat dan rahasia yang dihadirkan.
Kalaulah nanti rahasia itu bukan seperti yang kita harapkan, biarlah dia jadi penguat diri, penjaga iman, penyejuk prasangka tentang takdir yang sudah digariskan.
Lalu kalau ia sesuai inginnya kita, semoga Allah SWT ridhoi, dan diberikan keberkahan tak terhingga. Sementara kita terus berusaha memperbaiki iman untuk kini dan nanti.
Penghujung Desember 2019_
8 notes · View notes
triastariirfiani · 5 years
Text
Perjalanan SSN
Tumblr media
Pertama tama saya sangat bersyukur bisa berada disini. Alhamdulillah atas izin Allah saya bisa menjadi 1 dari 75 pemakalah yang diberikan kesempatan untuk menyampaikan makalah dan pemikiran tentang historiografi Indonesia dengan tema umum tahun ini "Membayangkan Indonesia di masa depan". Duduk bersama para sejarawan, profesor, doktor, dosen mahasiswa-mahasiswa hebat dari jurusan sejarah dan para ahli di bidang sejarah yang tentunya ilmunya masya Allah. Sedangkan siapa saya? Merasa ciut? jelas! Siapalah saya yang bukan dari jurusan sejarah, lulus kuliah juga belum dan guru sejarah juga bukan. Tapi ini adalah proses hidup saya! Maka sejak awal walau pas pengumuman melihat deretan nama pemakalah rasanya grogi bertemu dengan para pakar, saya tidak mundur sekali pun. Justru sangat antusias untuk bertemu mereka para intelektual. Para sejarawan hebat yang perlu saya ikuti jejaknya dalam perjuangan menuntut ilmu. Bismillah!
Hari pertama ada pidato dari Hilman Farid tentang "profesi sejarawan". Sebagai orang yang sedang belajar ilmu sosial, saya selalu mengapresiasi bagaimana peran sejarawan dalam mengenalkan indonesia di masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang. Sebuah profesi mulia dalam transfer ilmu pengetahuan. Apatah lagi jika kilas balik bagaimana sejarah umat islam terlebih jika bicara sejarah sirah nabawiyah dari zaman kenabian hingga kemerdekaan yang memunculkan rasa nasionalisme. Bagaimana mendapatkan informasi dan pemahaman mengenai asal-usul khazanah budaya dan kekayaan di bidang lainnya yang pernah diraih oleh umat islam di masa lampau dan mengambil ‘ibrah (pelajaran) dari kejadian tersebut . Rasanya campur aduk. Ada semangat untuk mengetahui setiap kisah heroik dari para pahlawan hebat. Dan selanjutnya membuat saya untuk mengambil manfaat dari setiap kisah tersebut.
Hari kedua, menjadi ajang untuk lebih belajar, menjajal kemampuan dan pengetahuan, pasalnya ada jadwal saya mempresentasikan makalah dalam salah satu panel. Panel yang bertema "produksi pengetahuan sejarah untuk mencerdaskan bangsa". Di dalamnya isinya orang orang hebat. Ada mas eka (Mahasiswa berprestasi UPI), mas sholeh (mahasiswa milineal UNAIR, ketua bem), mas dani (dosen sejarah), mas wijanarto (pakar sejarah dan pendiri komunitas fenomenal sejarah), dan mba hikmah (ASN, PIC revolusi mental di kementerian Pusat). Saya sih cuman mahasiswa yang baru mulai belajar.
Diluar forum intelektual, saya mendapatkan partner kamar yang masya Allah juga. Dosen ASN Muda dari UIN Bandung, alumni UNPAD dan UGM. Teh Fatiyah ini sangat humble dan rela ngajarin saya jika bertanya banyak hal dijelaskan sedetail-detailnya.
Selepas acara SSN, mumpung weekend maka dijadikan kesempatan untuk bertemu dengan teman-teman. Walau pertemuan singkat, berhasil membuat saya melupakan tugas sejenak haha plus mendapatkan insight baru.
Kak anti, ahmad, riri, yang selalu sedia dari mengantar dan menjemput hingga pulang.
Dilla yang sedang diamanahkan bertugas di kerawang menyempatkan diri bertemu. Bela-belain datang jauh-jauh menemani keliling hingga ke bogor, naik KRL, jalan kaki dll.. Maafkan saya yang sungguh meropatkan. Ahh, terima kasih banyak ukhti..
Intan, ASN beacukai yang meskipun sibuknya luar biasa rela menemani dan menjemput berkeliling di kota tua. Seketika membuat flashback bahas iyoin dan project peduli Indonesia.
Pume, adik yang pengalaman kerjanya di sturt up jangan ditanyakan lagi, sharing dari masalah pekerjaan, kepercayaan diri, tips trick dunia company, belajar ielts, hingga nostalgia Makassar.
Atri, pertemuan yang tak direncanakan, ASN BKN akhirnya bertemu di kota hujan, sharing soal proses seleksi asn, hingga cerita perjuangan yang menginspirasi darinya. Selamat kembali ke kota Makassar dan mengabdi disana diks..
Kak Jannah, staf DPD RI yang kisahnya dan pengalamannya selalu menjadi inspirasi buat kami sejak menjadi volunter di PI.
Kak uppi, terima kasih telah menemani kami menjajaki kuliner Makassar yang dirindukan mulai coto Makassar, jalangkote, bikandoang..
Terkadang pertemuan yang tak direncanakan memang lebih berhasil. Dan semua teman-teman yang baru dipertemukan Jazakillah khair..
Terima kasih saya ucapkan kepada Ummi yang doanya selalu mengangkasa, guru, dosen, dan siapapun yang telah mengajarkan banyak hal kepada saya. Dari apa yang telah diajarkan saya menjadi terpatik untuk menulis, menulis, presentasi dan presentasi,. Semoga saya mampu mengembangkan diri lebih dari ini. Acara SSN nya masya allah, walau saya belum bisa berbuat banyak. Akhir kata, thanks SSN also thanks to Allah.
Menuju Jogja, 08 desember 2019
5 notes · View notes
hooman-lyfe · 5 years
Text
“Sebenarnya siapa aku?”
Pertanyaan yang pernah saya tanyakan sama diri saya sendiri waktu SMA kelas 2 atau kelas 1 #lupa wkwk, tepatnya pas baca buku Dunia Sophie. Tapi, waktu itu saya nggak terlalu ambil pusing karena memang tugas-tugas sekolah dan organisasi yang lumayan nguras otak, jadinya yaa lupa mikirin jawaban atas pertanyaan tersebut, heuheuu. Lalu sewaktu dilibatkan dalam aktvitas “dakwah di kampus” #wehh sok bener gasih! saya kembali mempertanyakan hal tersebut. Hal ini dilatarbelakangi oleh kondisi lingkungan “dakwah” yang aneh #menurut saya. Dimana, seolah semua orang bekerja untuk Tuhan yang berbeda-beda. #hmm, berat ya wkwk.
Pada saat itu, saya merasa agama adalah sesuatu yang krusial bagi kehidupan manusia. DImana kita (dalam hal ini saya pribadi) merasakan ketenangan yang tidak dapat didefinisikan melalui kata-kata yang begitu terbatas. Hal tersebut saya rasakan ketika sedang sendiri. Sedikit cerita, waktu TK saya sudah bisa baca Al-Qur’an dan beberapa hafalan surat pendek #weh songong hahaa, tapi pas saya SD sampai SMA saya benar-benar tidak bisa membaca Al-Qur’an, huruf hijaiyah pun nda hapal :”. Mulailah ketika masuk dunia kampus saya berazam pada diri sendiri untuk belajar baca Al-Qur’an secara otodidak, gimana caranya?
1. Saya baca buku-buku baca Qur’an untuk pemula
2. Saya ngapalin letak-letak keluarnya huruf hijaiyah
3. Saya ngapalin tajwid, tanda waqaf dan tata cara waqaf
4. Terakhir, saya baca Al-Qur’an tiap abis shalat
Dan untuk melakukan yang terakhir saya benar-benar tersiksa, selalu aja nangis tiap berhasil melafadzkan huruf demi huruf. Gimanalah rasanya ketika kita tau huruf tersebut tapi nda bisa melafalkannya? Nah, gitulah saya pada waktu itu. Saya ingin sekali menghapal Al-Qur’an (setidaknya surat-surat pendek saja) tapi saya pribadi takut karena nanti kalau ternyata apa yang saya pelajari belum tepat, lalu saya ternyata mengamalkan sesuatu yang salah, itu akan lebih bahaya. Tapi, disisi lain saya pun malu untuk belajar dengan orang lain karena membaca Al-Qur’an yang baik dan benar sudah sepatutnya dikuasai sejak kecil, sedangkan saya? hmm. Walhasil saya mengambil keputusan untuk tetap menghapal sembari belajar memperbaiki, toh saya percaya aja mungkin nanti akan ada yang mampu meluruskan kesalahan tersebut (entah kekmana caranya).
Nahhh... Setelah itu saya mulai yekan ikut mentoring, dan pada saat itu saya dikasih Allah mbak mentoring yang pandai sekali baca Al-Qur’an, luar biasa fasihnya. Saya pun semangat belajar karena ingin sefasih itu pula yekan. Pada titik itu saya mulai sadar kalau saya butuh lingkungan untuk berbenah. Pada awal masuk dunia kampus, Allah sudah mempertemukan saya dengan dua orang baik yang selalu mengoreksi hapalan saya, sehingga saya mengetahui kesalahan-kesalahan saya dalam baca Al-Qur’an :”. Alhamdulillah tsumma Alhamdulillah. Yang pada akhirnya membawa saya untuk berkumpul pada lingkungan “dakwah” tersebut. Disini saya tau bahwa, agama tidak tercipta untuk diri sendiri, tapi juga harus dirasakan oleh orang lain. Pertanyaan yang muncul saat itu ialah, apakah dakwah dapat dilakukan dengan bebas asal tujuan tercapai? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mulailah saya mengumpulkan buku-buku tentang dakwah, dan yang terpenting “menurut saya” ialah Fiqh Dakwah. Bukankah kita perlu tau aturan main jika hendak berdakwah?
Singkat cerita, saya mulai merasakan beberapa hal yang aneh. DImana idealisme saya dalam ber-Islam mulai dipertaruhkan #WEEHH wkwk. Saya dipertemukan dengan beberapa oknum yang sedang berdakwah tapi kok yaa Islamnya gak kelihatan yaa. Mulai dari ribut-ribut tentang hal nda penting, pasal perasaan kecewa yang diumbaar-umbar, tentang husnudzon dan lain sebagainya. Ini melelahkan, saya mulai malas bertanya dan berdiskusi dengan orang-orang yang berpikiran “kanan” #katanya itu. Saya mulai berjibaku dengan buku-buku sejarah umat Muslim seperti Sirah Nabawiyah, Dinasti Umayyah, kisah-kisah para panglima perang dan lain sebagainya. Ya, ternyata hal semacam itu (yang saya sebutkan di atas) adalah sebuah keniscayaan dalam suatu kelompok sosial (pun kelompok agama).
Berangkat dari cerita panjalng lebar tersebut yang kek rel kereta api #hahahaa saya mulai mempertanyakan kembal, ”sebenarnya, siapa saya?”
Perenungan yang cukup panjang ternyata harus dilakukan untuk menghasilkan jawaban yang mampu membuat saya tenang. Saya nda berdiam diri yaaa di dalam gua #hahaha. Ahh, iya karena memikirkan jawaban tersebutlah saya mulai bisa mendengarkan orang lain, belajar memahami, dan mengamati pola perilaku orang lain. Jawaban yang saya dedikasikan untuk diri saya pribadi ini ialah...
“Ternyata saya adalah seorang abdi Tuhan.”
Tuhan yang mana? Jelas Tuhan yang sama dengan Tuhan yang disembah oleh Rasulullah dan para sahabat, bukan? Oleh sebab itu apapun yang saya lakukan (dimana pun itu) tujuannya hanya satu, ialah untuk menjadi abdi yang paripurna. Sulit sekali memang pada awalnya, tapi lama kelamaan hal tersebut membuat saya lebih bahagia untuk melakukan segala hal. Memang sih, beberapa kali saya sempat nyinyir dengan orang-orang yang mengatasnamakan dakwah, tapi datang rapat aja telat wkwk, Tapi, abis itu saya langsung ingat. Ya, tinggal ingetin aja loh, kalo mereka nda mau dengar ya udah, tugas kita sudah selesai, yang penting kita jangan begitu. Ya, setidaknya saya menjadi lebih bahagia.
Pasca kampus adalah lingkungan yang berbeda. Lebih sepi dan lebih menekan hehe. Saya sudah mulai lupa siapa saya sebenarnya. Sampai pada akhirnya pagi  (menjelang siang) hari ini, Salah satu sahabat saya mempertanyakan kembali melalui chat WhatsApp.
“Sebenarnya, siapa saya?”
Memang benar, kita selalu diingatkan tentang hakikat melalui sesuatu yang tidak disangka-sangka. Kita hanya perlu siap dan sadar sepenuhnya jika kita sedang diingatkan-Nya.
Ya, seperti itu.
1 note · View note
embunmerindu · 3 years
Text
Sirah Nabawiyah
KISAH RASULULLAH ﷺ
Bagian 151
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّد
Periode Ketiga
Periode pertama: perjuangan dan peperangan
Periode kedua : bangsa dan qabilah-qabilah arab berlomba lomba masuk islam.
Ini merupakan periode terakhir dalam perjalanan hidup Rasulullah ﷺ yang mempertunjukkan pencapaian-pencapaian hasil usaha dakwahnya.
Setelah melalui waktu perjuangan jihad selama 20 tahun, kelelahan, kesengsaraan, peperangan dan pertarungan yang telah menumpahkan darah, semua ini telah Rasulullah ﷺ tempuh.
Pembukaan kota Mekah merupakan kemenangan yang sangat berarti yang telah dicapai oleh kaum muslimin di sepanjang tahun perjuangan mereka, suatu kemenangan yang telah mengubah peta dan urusan perjalanan hidup selanjutnya, serta merubah suasana dan kebiasaan bangsa Arab itu sendiri.
Pembukaan itu merupakan garis pemisah antara era lama dan era yang akan datang, di mana sebelumnya bangsa Arab-lah yang menjadi panutan mereka. Penundukkan kaum quraisy di bawah bendera islam dianggap sebagai penghapusan total terhadap pengaruh dan penyembahan berhala di semenanjung Arab.
Periode ini dapat dibagi menjadi dua fasa:
PEPERANGAN HUNAIN
Penaklukan kota Mekah terjadi dalam waktu yang sangat singkat. Dengan satu pukulan yang menyentak, telah membingungkan seluruh bangsa Arab dan menjadikan seluruh qabilah yang berdekatan terkejut, mereka tidak berdaya untuk menghalanginya. Oleh karena itu mereka menyerah, tidak ada jalan lain selain menerima apa yang terjadi,
Akan tetapi beberapa qabilah yang merasa lebih kuat, ganas dan congkak, seperti suku Hawazin dan Thaqif, dan kemudian beberapa qabilah lain juga mengikutinya, seperti, qabilah Nasr, Jasyam, Saad bin Bakar dan beberapa individu dari Bani Hilal.
Mereka ini dari kelompok Qais Ailan, qabilah-qabilah ini tidak rela menerima kemenangan Islam. Oleh karena itu, mereka bersepakat untuk bersekutu dengan Malik bin Auf Nasri dan membuat keputusan untuk melawan kaum Muslimin.
Pergerakan Musuh dan Persinggahan Autas
Malik bin Auf sebagai pembesar negerinya, memimpin pergerakan untuk memerangi kaum Muslimin, dia membuat keputusan dengan membawa serta semua harta-harta, kaum wanita dan anak-anak mereka.
Kemudian mereka bergerak sampai di Autas, lembah yang terletak di daerah perkampungan Hawazin berdekatan "Hunain". Tetapi lembah Autas bukanlah lembah Hunain, lembah Hunain terletak berdekatan Zi Majaz. Jarak lembah Autas ke Mekah adalah sepuluh batu lebih ke arah Arafah.
Duraid bin Sammah
Ketika Malik bin Auf turun bersama orang banyak di Autas, di antara mereka adalah Duraid bin Sammah, seorang yang usianya sudah lanjut dan buta, akan tetapi memiliki pengetahuan tentang peperangan, berani dan berpengalaman.
Tanya Duraid:
"Di lembah kamu sekarang?"
Jawab yang hadir:
"Kita sekarang di Autas,"
maka kata dia: "Itu adalah tempat baik untuk kuda-kuda", dia berpikir bahwa "tidak ada peristiwa yang menyedihkan dan tanah lapang tidak diserang, tetapi apa itu? aku mendengar suara-suara unta dan teriakan keledai, bahkan kedengaran tangisan anak-anak dan suara kambing"
Jawab mereka: "Sebenarnya Malik bin Auf telah mengerahkan habis-habisan, bersama-sama prajurit adalah kaum wanita, harta-harta dan anak-anak mereka,"
kemudian dia menemui Malik bin Auf dan menanyakan kenapa semua dibawa.
Jawab Malik: "Aku akan menempatkan semua ini di belakang agar setiap tentara tetap bersemangat untuk mempertahankan haknya".
Kata Duraid: "Demi Allah, ini adalah tindakan seorang penggembala kambing, bukan tindakan seorang pemimpin bangsa. Apakah orang kalah dapat membawa pulang sesuatu?
Walaupun semuanya itu milik kau, tetapi tidak memberi faedah apa pun kepada seorang pahlawan selain dari pedang dan tombaknya. Seandai kau kalah berarti kau telah berbuat sia-sia terhadap keluargamu dan hartamu".
Kemudian dia bertanya kepada qabilah-qabilah lain dan pemimpin٣-pemimpinnya.
Dan katanya lagi: "Wahai Malik bin Auf, sebenarnya kau belum menyediakan perisai "Huwazin" ke leher-leher kuda-kuda mereka, Ayo letakkan mereka di dalam benteng-benteng negara mereka, kemudian majulah menghadapi pengikut Muhammad itu dengan kudamu, bila kemenangan berpihak kepadamu maka orang-orangmu akan mengikuti di belakangmu, tapi seandainya kau kalah maka keluargamu dan hartamu masih selamat".
Namun Malik bin Auf enggan mengikuti permintaan Duraid bin Sammah dengan menegaskan: "Demi Allah aku tidak akan lakukan, kau sudah lanjut usia, pemikiranmu pun sudah seperti anak-anak. Demi Allah, Hawazin mesti mengikuti perintahku, atau aku tusukkan pedangku ini ke perutmu hingga keluar dari belakangmu".
Sebenarnya Malik bin Auf tidak suka Duraid memainkan peranan, yang kelak akan disanjung namanya.
Maka jawab seluruh Hawazin: "Ya kami semua mengikut arahanmu".
Sekali lagi Duraid berkata: "Inilah hari yang belum pernah aku saksikan, sepertinya, aku tidak mau melepas peluang untuk melihat kesudahannya".
Kemudian dia bersyair:
Seandainya aku masih muda
Di medan perang aku maju
Medan pertempuran aku bakar
Tentara aku pimpin
Air mata aku usap
Kini peperangan bagaikan binatang
Ke ruang penyembelihan dituntun
Pengintai Malik bin Auf
Beberapa orang pengintai yang dikirim oleh Malik bin Auf datang kembali kepadanya memberi laporan dalam keadaan suara menggeletar.
Kata Malik bin Auf: "Apa ceritanya?"
Jawab mereka; "Kami dapati tentara serba putih di atas belakang kuda-kuda merah dan putih, kami ketakutan dan inilah laporan kami".
Pengintai Rasulullah ﷺ
Rasulullah ﷺ telah mendapat pemberitahuan tentang pergerakan musuh, sebagai tindakan maka Rasulullah ﷺ mengutus Abi Hadad Aslami, agar dia menyusup masuk ke tengah-tengah musuh dan tinggal di sana untuk mendapatkan informasi lengkap mengenai mereka. Abu Hadad pun berangkat.
Bersambung
17.20 ☁️🌧️☁️🌧️☁️ 050421
0 notes
saepulmalik27 · 4 years
Text
Orientalis dan perananya setelah periode perang Salib
gua gak bakalan nerangin definisi orientalis, karna kalo lu cari digoogle juga langsung dapet dan banyak journal yang nerangin itu. secara singkat orientalis ini adalah ilmuan atau peneliti yang objek penelitianya adalah kebudayaan timur. 
Masa setelah perang salib, dimana berakhir dengan kekalahan kristen. dan menjadi pengalaman pahit umat kristen di eropa. kebencian umat kristen eropa terhadap Islam semakin memuncak dengan pengingkaran terhadap Kepercayaan Trinitas, penyalibab Isa (Yesus), dan Penebusan dosa. Maka Muncullah Semangat Orang-Orang Eropa untuk mengkritik, mengecam dan menyerang Islam dari berbagai doktrin dan realitasnya, sebagai bias dari kebencian. 
Pengarang orientalis mulai buku dengan gambaran yang salah terhadap Islam atau malah bertentangan agama Islam. Buku-buku yang mereka tulis diantaranya menggambarkan Rasulallah SAW sebagai seorang yang terserang epilensi, gila perempuan, jahat dan pendusta, sehingga agama yang dibawakanya bukanlah agama yang benar. Islam mewajibkan poligami, Islam disiarkan dengan Pedang, dan orang Islam diwajibkan membunuh orang kristen sebanyak mungkin sebagai jalan masuk surga. 
sumber : sirah nabawiyah Dr ajid thohir, cetakan ke-1, Oktober 2014, Bandung:Penerbit Marja
sampai sekarang anngapan-anggapan itu masih terus ada dan terus berkembang,bedanya kalo dulu orang luar islam yang menyebarkan pehaman salah diatas, sekarang orang islam sendiri yang melakukanya, munculnya terorisnya adalah perwujudan dari poin membunuh orang kristen sebanyak mungkin sebagai jalan masuk surga, pemahaman yang salah tentang poligami dan penentangan dari wanita-wanita muslim. pola doktrin nya tetap sama cuma pemeran dan detailnya saja yang berbeda.
0 notes