Tumgik
#walhamdulillah
bintturaab · 1 year
Text
...
6 notes · View notes
delilahmidnight · 10 months
Text
22 notes · View notes
deenemaan · 1 month
Text
Tumblr media
سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّ
Subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar wala hawla wala quwwata illa billah
28 notes · View notes
daily-hadith · 7 months
Text
Daily Hadith
Bismillah Walhamdulillah Was Salaatu Was Salaam 'ala Rasulillah
Narrated 'Abdullah bin 'Amr (Radi-Allahu 'anhu):
A man asked the Prophet (Sallallahu 'Alaihi Wa Sallam), "What Islamic  traits are the best?" The Prophet (Sallallahu 'Alaihi Wa Sallam) said,  "Feeding the people, and greeting those whom you know and those whom you  do not know."
Bukhari Vol. 8 : No. 253
48 notes · View notes
arnamee · 9 months
Text
Subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar.
Allahumma solli 'ala muhammad wa'ala ali muhammad.
8 notes · View notes
lightup0nlight · 5 months
Text
Tumblr media
Allahumma aatina fid-dunya… Can we supplicate this du’a when we’re sick and want Allah to heal us? Yes!
There is a hadith where Rasulullah salla Allahu alayhi wa sallam taught someone to supplicate this du’a to cure his illness. Anas radi Allahu ‘anhu reported that Rasulullah ﷺ visited a man who was very terribly emaciated.
Rasulullah ﷺ said to him: ❛Did you supplicate for anything, or beg of Him about that [sickness]?❜
He said: ❛Yes. I used to utter [these words]: (O Allah) whatever You are going to punish me in the Hereafter, then hasten it for me in this world.❜
Rasulullah ﷺ said: ❛Subhana Allah, you have neither the power nor forbearance to take upon yourself [the burden of His Punishment]. Why did you not say this:
Allahumma aatina fid-dunya hasanah (O Allah, grant us good in the world) wa fil-aakhirati hasanah, (and good in the Hereafter) wa qina ‘adhabannar. (and save us from the torment of Fire).❜
[So] he made this supplication, and was cured. 【Sahih Muslim 2688a】
This is one of the many supplications we can make when we’re ill. Walhamdulillah.
It’s also important to point out that Rasulullah ﷺ admonished the man from asking fitnah (trial) from Allah, to hasten the punishment in this dunya in order to avoid punishment in the Hereafter.
So please do not supplicate like this, regardless how certain we think our illness or hardship happens due to our sins. Rather ask for Allah’s Forgiveness, make sincere tawbah, and be certain that He is indeed Al-Ghafoor, Ar-Raheem.
Your sister in Deen, Aida Msr ©
3 notes · View notes
fiaaluthfia · 5 months
Text
Sampai Kapan Bersusah Payah?
Mengambil keputusan saat menghadapi masalah, bukan berarti tidak akan menemui masalah lagi.
"Sungguh, kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah" (QS. Al-Balad: 4)
_____
Tentu bukan proses penciptaan manusia yang susah payah. Bagi Allah yang Maha Kuasa tentu semua mudah, kun fayakun.
Tapi, manusia memang diciptakan Allah 'berada dalam kondisi susah payah'.
_____
Sejak lahir, belum bisa berbicara, sulit menyampaikan keinginannya, hanya bisa menangis.
Saat dewasa, seorang laki-laki yang menikah maka harus bertanggung jawab pada keluarganya, mendidik, menafkahi. Sedangkan perempuan menanti buah hati, mengandung 9 bulan, melahirkan, dan merawat anaknya.
Ketika tua, tubuh mulai lemah kembali. Mata mulai rabun, telinga berkurang pendengarannya, tangan & kaki gemetaran, mungkin pula sakit-sakitan.
Setelah mati, apakah sudah berakhir?
Ternyata belum.
Di alam kubur ditanyai oleh malaikat.
Kemudian dibangkitkan kembali di bawah terik matahari yang jaraknya hanya beberapa mil di atas kepala.
Belum lagi dihisab, dimizan, melewati jembatan shirat.
Lalu kapan kita terlepas dari seluruh kepayahan?
Ketika telah menginjakkan kaki ke surga.
Dunia selamanya menjadi ujian dan tempat bersusah payah. Akan tetapi seorang mukmin akan menghadapi ujian dengan tenang, karena ia percaya bahwa ada Allah yang mengatur segala ketetapan, bahwa yang kita jalani tidak semua sesuai keinginan kita, bahwa dunia ini hanya sementara.
Tafsir Surat Al-Balad oleh Ustadz Firanda Andirja
Terinspirasi dari obrolan saat membuat bahan ajar kurikulum kuttab. MasyaAllah, walhamdulillah. ^^
Klaten, 23 Agustus 2020
2 notes · View notes
manifestasi-rasa · 2 years
Text
Qadarullah Walhamdulillah
Beberapa bulan belakangan ini aku banyak belajar tentang menerima. Kali ini bener-bener pelajaran tentang penerimaan yang bikin aku yakin bahwa memang demikianlah yang harus terjadi. Kalau ngomongin jalan hidup, tentu ngga semuanya mulus sesuai rencana. Beberapa ada yang berubah haluan, beberapa ada yang tertunda dan ditunda, beberapa ada yang patah di tengah jalan. Ndak apa. Dua kata yang semakin familiar terdengar sebab kuucapkan sendiri, ataupun terucap dari orang lain.
Qadarullahi wa maa syaa a fa’ala, demikian ucap salah seorang temanku setiap kali aku bercerita tentang hal-hal yang yang menurutku tidak berjalan sesuai rencana. Mengingatkan bahwa rencana-rencana manusia tidak ada yang sempurna, dan ketentuan Allah adalah sebaik-baik ketetapan. Awalnya ngga mudah, tapi karena sering dikasih respon begitu tiap bertukar cerita, lambat laun aku pun jadi tertular untuk mengucapkan kalimat ini ketika mendapati hal tidak sesuai rencana. Qadarullah, kita adalah manusia dengan segala batasnya, sedangkan Allah adalah pemilik segalanya. Qadarullah, satu kalimat yang mampu menghantarkanku pada keyakinan bahwa sebaik-baik ketetapan adalah yang datang dari Allah, dan kita sama sekali tidak tahu bagaimana bentuknya.
Lain waktu saat aku melontarkan cerita lain tentang hasil yang kurang memuaskan, temanku merespon dengan ‘Alhamdulillah ‘alaa kulli haal’. Respon yang sama ketika aku bertanya bagaimana hasil dari apa yang telah ia upayakan namun tidak berbuah seperti yang dibayangkan. Segala Puji Bagi Allah atas setiap keadaan, kalimat sakti lain yang merupakan pembelajaran besarku sejak akhir tahun lalu. Tentang bersyukur. Gratitude. Kepada Allah.
Alhamdulillah dulu, Alhamdulillah lagi, Alhamdulillah terus.
Alhamdulillahilladzi bini’matihi tatimmush sholihaat, demikian kita berucap saat mendapati kebaikan.
Alhamdulillah ‘alaa kulli haal, demikian kita berucap saat mendapati atau menghadapi sesuatu yang tidak menyenangkan. 
Kayaknya sepele, tapi dua kalimat ini bener-bener bisa bikin aku legowo atas ketentuan-ketentuan Allah (tentu setelah beberapa waktu memahaminya). Saat kita menerima dengan penerimaan yang kaffah, maka hati emang rasanya lebih ringan dan kita ngga gampang mengutuki keadaan. Menerima, dalam psikologi adalah fase terakhir saat seseorang berduka (stages of grief - Kubler Ross), yang diawali dengan denial-anger-bargaining-depression. Tapi dalam Islam kita diperkenalkan dengan konsep penerimaan bahwa Allah adalah sebaik-baik pemberi ketentuan. Dan mari kita simak kembali bagaimana kisah Ummu Sulaim ra saat anaknya meninggal.
Ummu Sulaim, salah satu shahabiyah yang bersuamikan Abu Thalhah suatu waktu mendapati bahwa putranya sakit, sedangkan suaminya tidak berada dalam rumah. Hingga didapatinya putranya meninggal, namun Abu Thalhah belum juga kembali ke rumah. Saat Abu Tholhah kembali ke rumah, bertanyalah ia bagaimana kabar putra mereka, dan dijawab oleh Ummu Sulaim bahwa putranya dalam keadaan sehat. Pada malam itu Ummu Sulaim menjamu dan melayani Abu Tholhah, dan ketika telah menyelesaikan hajatnya, barulah ia menyampaikan jika putra mereka telah meninggal dunia. Ah, tentu kita pernah membaca kisah ini dengan narasi yang lebih apik. Tapi yang ingin aku sampaikan adalah, lihatlah bagaimana Ummu Sulaim tidak melewati fase denial dst, ia menerima kematian putranya sebagai ketentuan yang diberikan oleh Allah. Dan baru aja kemarin aku pun baca postingan Instagram Dena Haura menceritakan anaknya yang sakit jantung bawaan dan harus segera operasi. Apa yang ia lakukan kurang lebih sama dengan bagaimana Ummu Sulaim menerima kenyataan bahwa putranya meninggal. 
Atau kita kerapkali mendengar pula ‘legowo’, satu konsep yang sama tentang menerima dari tanah Jawa. Legowo berasal dari kata lego yang artinya luas dan dowo yang berarti panjang. Maksudnya adalah manusia bisa menerima suatu keadaan dengan lapang dada, ikhlas, serta sabar. Well, menjadi manungso ingkang legowo adalah perjalanan panjang, sebab ia tidak hanya menerima apa yang terjadi, namun juga menjadikannya pelajaran hidup. Dan semoga tiap-tiap kita dapat menjadi manusia yang legowo, yang menerima ketentuan-ketentuan yang ada bersebab yakin bahwa itulah yang terbaik dari Allah, serta dapat menjadikannya pelajaran kehidupan. 
Di akhir tulisan ini, aku sertakan kutipan dari novel Teman Imaji - Muthia Prawitasari (best novel i ever read!)
Hidup adalah pilihan. Tapi bukan memilih, bukan juga dipilihkan. Hidup adalah soal pilihan yang dipilihkan. Dipilihkan Tuhan.
22 notes · View notes
masjid-world · 1 year
Text
Tumblr media
Bismillah Walhamdulillah Was Salaatu Was Salaam ‘ala Rasulillah Narrated Abu Huraira (Radi-Allahu 'anhu):
The Prophet (Sallallahu 'Alaihi Wa Sallam) said, “If Allah loves a person, He calls Gabriel ('Alaihis-Salam) saying, 'Allah loves so and-so; O Gabriel! Love him.’ Gabriel ('Alaihis-Salam) would love him and make an announcement amongst the inhabitants of the Heaven. 'Allah loves so-and-so, therefore you should love him also,’ and so all the inhabitants of the Heaven would love him, and then he is granted the pleasure of the people on the earth.”
Bukhari Vol. 4 : No. 431
10 notes · View notes
bintturaab · 1 year
Note
What are some of your dreams and aspirations for yourself ? بارك الله فيك
وفيك بارك الله
As I began to answer this, I realised how I'm right in the middle of living many of my dreams and aspirations from the past, walhamdulillahi Rabb al-alameen. Cannot be grateful enough, honestly. I've always wanted to learn Arabic and it seemed like such a far-fetched dream, but Alhamdulillah I've been studying it for a couple of years now. The only goal in life I ever had was to do something for this deen, to benefit the ummah, and after many impossibilities, Alhamdulillah Allah gave me chances to take big and little steps towards that goal. Always wanted to wear the niqab, 9 years later Allah enabled me to do that as well. Wanted to study deen, have that opportunity too, walHamdulillah. All my dreams and aspirations now branch out from what Allah has already blessed me with - need to perfect my arabic, strengthen knowledge of tawheed and deen, better my hijab, be someone who isn't afraid of the blame of the blamers when it comes to haqq. May Allah grant me the tawfeeq, ameen.
The biggest and possibly the only aspiration I've had, in the most general sense, is to be of service to this deen, to this ummah, to Allah, with whatever means that are at my disposal. We've got to make something of what we have instead of waiting for something that may or may not come/happen. May Allah use us in His Cause and never replace us, ameen.
14 notes · View notes
eti-kurniawati27 · 1 year
Text
Walhamdulillah untuk banyak hal yang telah kulewati, meski masih seriuh ini.
Walhamdulillah, untuk banyak riuh dikepala yang masih menumpuk. Meski entah sampai dimana akan runtuh
2 notes · View notes
daily-hadith · 2 months
Text
Daily Hadith
Bismillah Walhamdulillah Was Salaatu Was Salaam 'ala Rasulillah
Narrated 'Abdullah bin 'Amr (Radi-Allahu 'anhu):
A man asked the Prophet (Sallallahu 'Alaihi Wa Sallam), "What Islamic  traits are the best?" The Prophet (Sallallahu 'Alaihi Wa Sallam) said,  "Feeding the people, and greeting those whom you know and those whom you  do not know."
Bukhari Vol. 8 : No. 253
14 notes · View notes
ydnboard · 2 years
Text
MasyaAllah.
Subhanallah walhamdulillah walailahaillallahu Wallahu akbar. Wala haula wala quwwata illa billahil 'aliyyil' adzim.
Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha besar, tidak ada daya dan upaya kecuali dengan kekuatan Allah Yang Maha tinggi dan Maha agung.
Kangen sekali ya Allah, pasti indah bgttt kalau bisa menjalankan ramadhan di tanah suciMu, semoga bisa yaa Allah undang dan mampukan aku dan keluarga kembali ke sana, aamiin ya Allah ya Robbal'alamiin ❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
2 notes · View notes
ceritapahariini · 22 days
Text
Sedang berdamai dengan trauma
Kurang lebih tiga minggu yang lalu tepatnya sehari setelah hari kemerdekaan (18 Agustus 2024), qadarullah aku kecelakaan mobil saat sedang belajar mengemudi.
Benar-benar pengalaman yang gak akan pernah terlupakan betapa kerasnya aku menabrak tembok rumah orang yang begitu kokoh itu.
Sampai-sampai airbag mobilku yang Alhamdulillah tidak pernah keluar dari saat pertama kali dibeli sepuluh tahun lalu, Allah jadikan sebagai wasilah aku bisa selamat dan baik-baik saja hanya luka ringan di dagu.
Sudah hampir lebih dari dua minggu, tapi rasa traumanya masih ada.
Dan beberapa teman yang melihat foto mobilku pasca tabrakan selalu bilang. Semoga kamu tidak trauma ya belajar mobil. Aku aamiin kan. Tapi aku perlu jeda dulu kataku. Ingin berdamai dengan apa yang Allah takdirkan terjadi padaku saat itu.
Ada sedih tapi lebih banyak syukur ku ucap. Bagaimana tidak? Walau uang cukup banyak harus aku gelontorkan untuk memperbaiki mobil yang penuh penyok di bagian kiri. Tapi selamat dari kecelakaan dan tidak menabrak orang itu adalah syukur yang aku panjatkan kepada Allah.
Allah masih berikan aku hidup. Allah masih berikan aku rezeki untuk memperbaiki mobil. Dan Allah memberikan aku pelajaran besar untuk jangan menjadi sombong dan lebih hati-hati lagi dalam berkata-kata.
Kenapa berkata-kata? Karena tiga hari sebelum kecelakaan itu terjadi, aku yang sedang asik curhat dengan teman-teman terkait target aku tahun ini untuk bisa mengemudi mobil bilang yang aku takutkan saat belajar mobil adalah nabrak orang, kalo uang insyaallah ada untuk memperbaiki mobil tapi kalo nabrak orang aku ga punya banyak nyawa yang bisa ku bagi.
Qadarullah walhamdulillah.. aku kecelakaan dan harus mengeluarkan uang dua digit untuk memperbaiki mobil kesayangan ibu.
Tapi sekali lagi Ya Allah terimakasih sudah memberikan aku kesempatan untuk hidup dan keselamatan.
Aku masih ingin berumur panjang, menikah dengan lelaki solih dan disaksikan Mamah. Ingin anak-anak aku kelak bisa digendong Mamah.
Berikan Mamah umur panjang dan kesabaran sampai aku menikah dengan orang terbaik menurut engkau Ya Allah.
Negeri Satria, 5 September 2024
0 notes
lightup0nlight · 1 year
Text
Tumblr media
Rabbanaa aatina fid-dunya… Is this a du'a to supplicate when we've fallen ill? Yes!
From the Sunnah, we learn that this du’a was taught by Rasulullah salla Allahu 'alayhi wa sallam to cure an illness. Anas radi Allahu 'anhu reported that Rasulullah ﷺ visited a man who was terribly emaciated.
Rasulullah ﷺ said to him: ❛Did you supplicate for anything, or beg of Him about that [sickness]?❜
He said: ❛Yes. I used to utter [these words]: (O Allah) whatever You are going to punish me in the Hereafter, then hasten it for me in this world.❜
Rasulullah ﷺ said: ❛Subhana Allah, you have neither the power nor forbearance to take upon yourself [the burden of His Punishment]. Why did you not say this:
Allahumma aatina fid-dunya hasanah (O Allah, grant us good in the world)
wa fil-aakhirati hasanah, (and good in the Hereafter)
wa qina ‘adhabannar. (and save us from the torment of Fire).❜
[So] he made this supplication, and was cured. [Sahih Muslim 2688a]
Before I encountered this hadith, I did not know that this du’a is also one of the many supplications we can make when ill. Walhamdulillah.
It’s also important to point out that in this hadith, Rasulullah ﷺ admonished the man from asking fitnah (trial) or punishment from Allah ta'ala. So never ever ask Allah to hasten our punishment in this dunya in order to avoid punishment in the Hereafter, no matter how certain we think our illness or hardship is due to our sins. Rather ask for His Forgiveness, make sincere tawbah, and be certain that Allah is indeed Al-Ghafoor, Ar-Raheem.
Your sister in Deen, Aida Msr ©
11 notes · View notes
sunda-akur · 24 days
Text
Bismillah walhamdulillah was salaatu was salaam ‘ala rasulillah Diriwayatkan oleh Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhu:
- Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Matahari dan bulan merupakan dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Keduanya tidak mengalami gerhana karena kematian atau kehidupan seseorang. Maka jika kalian melihatnya (gerhana), perbanyaklah memuji Allah (berdoa).”
Bukhari Vol. 4: No. 424
0 notes