Photo

Apakah anda termasuk suami suami yang sayang istri? Jika anda merasa biasa biasa saja maka pelajarilah agama (islam) ini dengan sebenar benarnya, dengan pemahaman yang benar pula yakni dengan manhaj yang haq manhaj para salaf.. (manhaj salaf) Semoga kita termasuk suami/calon suami yang menyayangi istri istrinya dengan sebenar benarnya. Jika anda menyangka bahwa menyayangi istri itu hanya dengan fulus dan harta semata anda salah pak. Na'am #nasehat #tauhidposter — view on Instagram https://ift.tt/2EWBtXc
1 note
·
View note
Photo

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan bahwa sebab sampai gambar-gambar tersebut diagungkan adalah karena sikap ghuluw (berlebih-lebihan) terhadap orang shalih. Sampai-sampai masjid dibangun di atas kubur orang-orang shalih tersebut dan gambar-gambar mereka pun dipajang. Mereka disebut sebagai syirorul kholq, sejelek-jeleknya makhluk. Karena mereka telah menggabungkan dua musibah, yaitu musibah menjadikan masjid di atas kubur dan musibah karena mengagungkan berhala (gambar) yang mengantarkan pada syirik. Faedah Hadits : Larangan beribadah kepada Allah di sisi kubur orang shalih karena perbuatan tersebut adalah perantara kepada kesyirikan. Perbuatan ini pun termasuk amalan orang Nashrani. Bolehnya menceritakan amalan orang kafir supaya kaum muslimin menghindarinya. Peringatan keras dari membuat gambar (makhluk bernyawa: manusia dan hewan) dan memajangnya karena perbuatan tersebut adalah perantara menuju syirik. Walaupun niatnya baik, membangun masjid di sisi kubur orang shalih merupakan perbuatan sejelek-jeleknya makhluk. Shalat di sisi kubur itu terlarang dan Allah melaknat orang yang menjadikan kubur sebagai masjid. Wallahul muqaffiq. Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal #tauhidposter — view on Instagram https://ift.tt/2Hl0Jdt
1 note
·
View note
Photo

Wajib bagi atas setiap muslim mengkafirkan orang kafir yang telah dinyatakan kafir oleh Allah dan RasulNya. Allah telah menyatakan kafirnya orang musyrik yaitu para pengagung berhala dan orang2 yg menjadikan selain Allah sebagai tandingan dalam ibadah. Begitu juga seorang muslim harus meyakini kafirnya orang yang tidak beriman pada para rasul atau tidak beriman pada sebagian rasul seperti kafirnya orang nashrani yang tidak mau beriman pada Nabi kita Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam. Sebagaimana dalam Al Quran pun telah ditegaskan akan kafirnya orang yahudi, Nasharani, pengagung berhala dan orang musyrik secara umum. Seorang muslim harus meyakini kafirnya orang orang yang telah dinyatakan kafir oleh Allah dan RasulNya, diantara firmanNya : sesungguhnya telah kafir orang orang yang berkata: Sesungguhnya Allah itu ialah Al Masih putra Maryam. (QS. Al Maidah:17) . . Termasuk pembatal keislaman yakni tidak mengkafirkan orang orang musyrik (orang kafir) atau meragukan kekafiran mereka, atau membenarkan pendapat mereka. Yaitu orang yang tidak mengkafirkan orang orang kafir, baik dari Yahudi, Nasrani, maupun Majusi, orang orang Musyrik, atau orang orang mulhid (atheis), atau selain itu dari berbagai macam kekufuran, atau ia meragukan kekufuran mereka, atau ia membenarkan pendapat mereka, maka ia telah kafir. . . . Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman: sesungguhnya agama yang diridhai disisi Allah hanyalah islam.. (Ali Imran: 19). Termasuk juga seseorang yg memilih kepercayaan selain islam, seperti yahudi, nasrani, majusi, komunis, sekularisme, masuni, ba'ats atau keyakinan (kepercayaan) lainnya yg jelas kufur. Maka ia telah kafir. . . Barangsiapa mencari agama selain agama islam, maka sekali kali tidaklah akan diterima (agama itu) darinya, dan di akhirat ia termasuk orang orang yang rugi (Ali Imran: 85). Hal ini dikarenakan Allah Ta'ala tlah mengkafirkan mereka, namun ia menyelisihi Allah dan RasulNya, ia tidak mau mengkafirkan mereka, atau meragukan kekufuran mereka, atau ia membenarkan pendapat mereka, sedangkan kekufuran mereka itu telah menentang Allah Subhanahu Wa Ta'ala. . . muslim.or.id almanhaj.or.id #tauhidposter #salafiyyun — view on Instagram https://ift.tt/2Udw8Bi
2 notes
·
View notes
Photo

Surat al-Fatihah dan Tauhid Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah berkata, “Surat ini mengandung makna-makna yang agung. Di dalamnya terkandung ketiga macam tauhid. Yang pertama adalah 'al-Hamdu lillahi Rabbil 'alamin' di dalamnya terkandung tauhid rububiyah. Lalu 'ar-Rahmanir Rahim, Maaliki yaumid diin' di dalamnya terkandung tauhid asma' wa shifat. 'Iyyaka na'budu wa Iyyaka nasta'in' di dalamnya terkandung tauhid ibadah. Sehingga ia telah mencakup ketiga macam tauhid tersebut.” (Syarh Ba'dhu Fawa'id Surah al-Fatihah, hal. 7 cet. Dar al-Imam Ahmad) Syaikh al-Utsaimin rahimahullah berkata, “al-Fatihah adalah Ummul Qur'an; dikarenakan seluruh maksud ajaran al-Qur'an terkandung di dalamnya. Ia telah mencakup tiga macam tauhid. Ia juga mencakup penetapan risalah, hari akhir, jalan para rasul dan jalan orang-orang yang menyelisihi mereka. Segala perkara yang terkait dengan pokok-pokok syari'at telah terkandung di dalam surat ini. Oleh karena itu ia disebut dengan Ummul Qur'an.” (Syarh al-Mumti' [2/82]) Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Sebagaimana dikatakan oleh sebagian salaf bahwa al-Fatihah menyimpan rahasia [ajaran] al-Qur'an, sedangkan rahasia surat ini adalah kalimat 'Iyyaka na'budu wa Iyyaka nasta'in'. Bagian yang pertama (Iyyaka na'budu) adalah pernyataan sikap berlepas diri dari syirik. Adapun bagian yang kedua (Iyyaka nasta'in) adalah pernyataan sikap berlepas diri dari [kemandirian] daya dan kekuatan, serta menyerahkan [segala urusan] kepada Allah 'azza wa jalla. Makna semacam ini dapat ditemukan dalam banyak ayat al-Qur'an.” (Tafsir al-Qur'an al-'Azhim [1/34] cet. al-Maktabah at-Taufiqiyah) #islam #salaf #salafy #salafiyyun #manhajsalaf #sunnah #assunnah #ilmu #alhaq #dakwahsalaf #dakwahsunnah #aqidah #dakwahtauhid #tauhidposter — view on Instagram http://bit.ly/2T4L3gl
1 note
·
View note
Photo

orang yang mengajak masyarakat untuk berbuat maksiat, meskipun bisa jadi dia sendiri tidak melakukan maksiat itu. Merekalah para juru dakwah kesesatan, atau mereka yang mempropagandakan kemaksiatan. Allah berfirman Mereka akan memikul dosa-dosanya dengan penuh pada hari kiamat, dan berikut dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun (bahwa mereka disesatkan). (QS. an-Nahl: 25) Imam Mujahid mengatakan Mereka menanggung dosa mereka sendiri dan dosa orang lain yang mengikutinya. Dan mereka sama sekali tidak diberi keringanan adzab karena dosa orang yang mengikutinya. (Tafsir Ibn Katsir, 4/566). semakna dengan hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Siapa yang mengajak kepada kesesatan, dia mendapatkan dosa, seperti dosa orang yang mengikutinya, tidak dikurangi sedikitpun.” (HR. Ahmad 9398, Muslim 6980, dan yang lainnya). para propagandis yang menyebarkan aliran sesat, menyebarkan pemikiran menyimpang, menyerukan masyarakat untuk menyemarakkan kesyirikan dan bid’ah, menyerukan masyarakat untuk memusuhi dakwah tauhid dan sunah, merekalah contoh yang paling mudah terkait hadis di atas. Sepanjang masih ada manusia yang mengikuti mereka, pelopor kemaksiatan dan penghasung pemikiran menyimpang, selama itu pula orang ini turut mendapatkan limpahan dosa, sekalipun dia sudah dikubur tanah. Merekalah para pemilik dosa jariyah. Termasuk juga mereka yang mengiklankan maksiat, memotivasi orang lain untuk berbuat dosa, sekalipun dia sendiri tidak melakukannya, namun dia tetap mendapatkan dosa dari setiap orang yang mengikutinya. Semoga Allah memudahkan kita untuk melakukan amal jariyah dan menjauhkan kita dari dosa jariyah. Amin… Ustadz Ammi Nur Baits konsultasisyariah.com #tauhidposter #dakwahtauhid #dakwahsalaf #manhajsalaf #salafiyyah #konsultasisyariah — view on Instagram https://ift.tt/2R5EEAI
0 notes
Photo

📎 BERAWAL DARI HAL SEPELE YANG DIANGGAP BAIK... 👤 Imam Abu Muhammad al-Hasan bin ‘Ali bin Khalaf al-Barbahari rahimahullah berkata : “Jauhilah setiap perkara bid’ah sekecil apapun, karena bid’ah yang kecil lambat laun akan menjadi besar. Demikian pula kebid’ahan yang terjadi pada ummat ini berasal dari perkara kecil dan remeh yang mirip kebenaran sehingga banyak orang terpedaya dan terkecoh, lalu mengikat hati mereka sehingga susah untuk keluar dari jeratannya dan akhirnya mendarah daging lalu diyakini sebagai agama. Tanpa disadari, pelan-pelan mereka menyelisihi jalan lurus dan keluar dari Islam.” (Syarhus Sunnah lil Imaam al-Barbahary 7, tahqiq Khalid bin Qasim ar-Radadi, cet. II/Darus Salaf, tahun 1418 H) Oleh karena itu, betapa berharga nasehat dari Imam Asy Syathibi rahimahullah dalam berpegang dengan sunnah.. 👤 Imam Asy Syathibi rahimahullahu Ta’ala berkata : “Aku sempat dilanda kebimbangan, apakah tetap mengikuti sunnah dengan konsekwensi menyelisihi kebiasaan masyarakat (yang menyimpang dari syariat islam), ataukah mengikuti saja kebiasaan mereka. Apabila tetap berpegang pada sunnah bisa di pastikan aku akan menanggung akibat (celaan dan kebencian) yang dialami siapapun yang tidak sejalan dengan kebiasaan masyarakatnya, apalagi jika masyarakatnya itu mengklaim amalan merekalah yang sesuai sunnah, bukan yang lain. Hanya saja, di balik beban berat tersebut aku akan meraih pahala yang besar. Setelah mempertimbangkan secara matang, akupun menyimpulkan bahwa derita akibat mengikuti sunnah adalah keselamatan yang sesungguhnya, sementara manusia tidak mungkin menyelamatkanku dari azab Allah sedetikpun.” (Kitab Al- I’tishom 1 : 34-35) Wallahu waliyyut taufiq was #shahihfiqih #tauhidposter — view on Instagram https://ift.tt/2OXMOZS
0 notes
Photo

#tauhidposter — view on Instagram https://ift.tt/2Tw6CHi
0 notes
Photo

— view on Instagram https://ift.tt/2PGT5ON
0 notes
Photo

NIKMAT HIDAYAH DIATAS SUNNAH Abu Aliyah -Rahimahullah- (Wafat th. 73H) berkata, " Aku telah membaca Ayat-ayat Muhkam sejak sepuluh tahun lalu sepeninggal Rasulullah -Shallallahu' alaihi Wasallam-. Allah telah menganugrahkan dua nikmat kepadaku, yakni (yang pertama) Allah menunjuki aku hidayah kepada agama islam dan (yang kedua) Allah tidak jadikan aku penganut faham haruriyyah (Khawarij) Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas -Hafidzahullah- Maksud dari perkataan beliau ini adalah: pertama, bahwa beliau Rahimahullah bersyukur kepada Allah Azza Wa Jalla atas karunia hidayah islam dan terhindar dari agama-agama kafir. kedua, bahwa beliau bersyukur kepada Allah telah dikaruniakan nikmat hidayah diatas sunnah dan terhindar dari kelompok-kelompok bid'ah dan sesat. ketiga, bahwasanya bid'ah firqah Khawarij al-Hururiyyah adalah bid'ah dan fitnah besar yang mempengaruhi hati, akal, dan menakutkan bagi kaum muslimin. Hanya kepada Allah saja kita berlindung dari berbagai macam bid'ah. oleh karena itu, wajib atas setiap muslim dan muslimah untuk berpegang teguh kepada sunnah Nabi Shallallahu alaihi Wasallam dan wajib menjauhi diri dari bid'ah. hal ini sebagai konsekuensi cinta kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wasallam. 📚 Konsekuensi cinta Kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wasallam (hlm. 5-6) Karya Ustadz Yazid Bin Abdul Qadir Jawas -Hafidzahullah- #dakwahsalaf #ittiba #manhajsalaf #salafiyyah #tauhid — view on Instagram https://ift.tt/2Tutt5Y
0 notes
Photo

Maulid Nabi adalah perkara yang Bid'ah Syaikh Abdul Muhsin Al Abbad Al Badr mengatakan : Barangkali ada yang beralasan dengan perbuatan orang-orang Nasrani yang merayakan kelahiran Nabi Isa dan kaum muslimin tentu lebih berhak untuk merayakannya, ini dalil tidak benar. Yang diperbincangkan adalah selama tiga generasi pertama Islam, tidak didapati perayaan maulid Nabi. Ini menunjukkan bahwa hal ini menyelisihi prinsip mereka yang hidup di tiga abad pertama masa keemasan. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, خير النَّاسِ قَرْنِيْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ “Sebaik-baik manusia adalah generasiku ( para sahabat) kemudian generasi berikutnya (tabi’in) kemudian generasi berikutnya (tabiu’t tabi’in)” (HR. Bukhari & Muslim). Tidak semua perbedaan pendapat para ulama itu bisa diambil (khilaf mu’tabar), dan tidak setiap pendapat memiliki dalil yang kuat. Mereka yang membolehkan perayaan maulid Nabi berdalil dengan perbuatan kaum Nasrani. Mereka menyatakan bahwa kaum Nashrani merayakan kelahiran Nabi Isa karena mereka cinta, mengapa kita tidak merayakan kelahiran Nabi kita karena cinta kepada beliau? Namun nyatanya para khulafaur rasyidin tidak merayakan, para sahabat tidak merayakan, para tabi’in dan tabiut tabi’in juga tidak merayakan. Maka ini adalah termasuk perkara baru dalam agama, yang tidak ditemui di tiga generasi pertama. Perayaan ini baru muncul pada abad ke 4 hijriyah. — view on Instagram https://ift.tt/2QUUmyD
0 notes
Photo

Tanya kan pd para penggiat maulid nabi 3 soal 1.apakah peringatan itu taat atau ma"shiyat? *Jika jawab*:ini ketaatan. Tanya lagi: apakah nabi صلیﷲ عليه وسلم tahu ketaatan ini atau tidak? *kalo di jawab*: tahu! tanya lagi:apakah beliau صلیﷲ عليه وسلم menyampaikan nya kepada kita tentang ketaatan ini? *Jika di jawab*: iya menyampaikan! tantang dia,berikan 1 dalil saja jika benar bahwa beliau menyampaikan nya! jika ia jawab: belum menyampaikan! Maka ini tuduhan pada nabiصلیﷲ عليه وسلم belum menyampaikan sesuatu dari perintah Allah,padahal Allah berfirman: "Wahai rasul,sampaikanlah apa yang di turunkan kepadamu dari rabbmu,jika kau tidak melakukan nya maka kau belum menunaikan risalah ini pada ummatmu(al maidah:67) *jika ia jawab*:maulid nabi itu ma"shiyat(karena ibadah tanpa dalil shahih)maka kita jawab : *tidak boleh merayakan maulid nabi*. maka urusan selesai. (Copas Group Ma'had Adz Dzahabi) #salafiyyah #tauhidposter — view on Instagram https://ift.tt/2A3p4OB
0 notes
Photo

Ketahuilah, bahwa yg pertama kali MEMBUAT perayaan 'Maulid Nabi' adalah kerajaan Bani Ubaidiyyah (yg menamakan dirinya Bani Fathimiyyah) di Mesir, yg berkuasa pada 362 - 567 H . Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh para pakar sejarah. Di antaranya oleh Taqiyyuddin al-Miqrizi, dalam kitabnya yg berjudul "al-Mawa'izh wa al-i'tibar bi Dzikri al-Khuthath wa al-Aatsaar". Pada 1/490, al-Miqrizi mengatakan, "Para Khalifah Dinasti Fathimiyyah memiliki banyak hari raya dan peringatan sepanjang tahun. Yaitu . - Peringatan Awal Tahun - Hari Asyura - Maulid Nabi shallallahu alaihi wa sallam - Maulid Ali bin Abi Thalib - Maulid al-Hasan - Maulid al-Husein - Maulid Fathimah az-Zahra - Maulid Khalifah yg sedang berkuasa - Malam awal Rajab - Malam Nishfu Rajab - Malam awal Sya'ban - Malam Nishfu Sya'ban .... dst." . demikian keterangan dari al-Miqrizi . Jadi, Perayaan Maulid Nabi yg pertama kali mengadakan adalah Dinasti Ubaidiyyah . Tahukah Anda siapakah Bani/Dinasti Ubaidiyyah (yang menamakan diri sebagai Dinasti Fathimiyyah) ini? . Mereka adalah berpaham Syi'ah Rafidhah . Mereka telah, - Mencela para nabi - Mencela dan benci terhadap para shahabat - Mencela para salaf . Seorang 'ulama ahli sejarah, al-Imam Adz-Dzahabi rahimahullah telah menegaskan tentang Daulah Ubaidiyyah, "Mereka (Daulah Ubaidiyyah) membalik Islam, menampakkan (manhaj) Rafidhah, dan menyembunyikan madzhab Isma'iliyyah (salah satu sekte ekstrim dalam Syi'ah)." . Al-Qadhi 'Iyadh berkata tentang Daulah Ubaidiyyah, "Para 'ulama di negeri Qairawan telah sepakat bahwa kondisi Bani 'Ubaid (penguasa di Daulah Ubaidiyyah) adalah kondisi ORANG-ORANG MURTAD DAN PARA ZINDIQ." #salafy #islam #quran #sunnah #manhajsalaf #ahlussunnah #tauhidposter — view on Instagram https://ift.tt/2TnPVOl
0 notes
Photo

Kalau ada Muslim lain yang mengoreksi cara beragama atau cara beribadah kita, semestinya tidak perlu marah. Justru kita bersyukur masih ada yang mau koreksi. Karena kalau bukan sesama Muslim yang mengoreksi, siapa lagi? Apakah non Muslim yang akan mengoreksi? Apakah mereka akan mengatakan, "hei, shalat kamu salah...", "wudhumu salah...", "tuntunan Rasulullah itu begini dan begitu.." ? #muslim #salafy #islam #quran #sunnah #manhajsalaf #ahlussunnah #tauhidposter — view on Instagram https://ift.tt/2K9kSSi
0 notes
Photo

Jangan Alergi dengan kajian kajian yg membahas tentang pokok pokok tauhid, karna dakwah dan inti dakwah ini adalah tauhid. Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan pernah ditanya, “Fadhilatus syaikh, bagaimana pandangan anda mengenai sebagian da’i yang tidak mendakwahkan tauhid. Namun mereka hanya mendakwahkan akhlak mulia dalam mayoritas ceramah dan khutbah mereka”. Beliau menjawab: “Dakwah yang demikian tidaklah bermanfaat sama sekali. Ini sebagaimana badan yang tidak ada kepalanya, maka ia menjadi mayit. Badan jika tidak ada kepalanya, maka bagian badan lainnya tidak bermanfaat. Dakwah yang tidak mendakwahkan tauhid, itu semisal dengan badan yang tidak ada kepalanya. Melelahkan namun tidak ada faidahnya. Kalau ada orang yang baik akhlaknya, suka bersedekah, mengerjakan shalat, namun ia berbuat kesyirikan, tidak akan diterima semua amalannya. Karena yang membuat amalan menjadi sah adalah tauhid. Dan yang membatalkan amalan-amalan ialah syirik. Maka wajib kita memberikan perhatian pada dakwah tauhid ini. Berdakwah tanpa dakwah tauhid, sama saja tidak berdakwah. Bahkan berdakwah tanpa dakwah tauhid, tidak adanya lebih baik daripada adanya. Karena ini memperdaya manusia, orang-orang mengira dakwah demikianlah yang benar. Tidak ada Rasul yang tidak memulai dakwahnya dengan tauhid. Silakan anda perhatikan dakwah para Rasul, dari yang terdahulu hingga yang terakhir yaitu Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, mereka demikian (mendakwahkan tauhid)” — view on Instagram https://ift.tt/2RJMi3I
0 notes
Photo

Ghirah juga harus pakai ilmu Ustadz Muflih Safitra #tauhidposter — view on Instagram https://ift.tt/2zdvev1
0 notes
Photo

— view on Instagram https://ift.tt/2Q20kNE
0 notes
Photo

PEMBELA BID'AH PUN JUGA TERMASUK !! Syaikh as-Sa'di rahimahullah dalam tafsirnya menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan 'mengobok-obok ayat-ayat Kami' ialah membicarakannya dengan menyelisihi kebenaran seperti misalnya dengan menganggap bagus pendapat-pendapat yang batil, mengajak orang untuk mengikutinya, dan memuji-muji pelaku kebatilan. Termasuk dalam perbuatan itu pula adalah berpaling dari kebenaran, menjatuhkannya, dan mencela penganut kebenaran (Tafsir al-Karim ar-Rahman, hal. 260) Imam Ibnu Katsir rahimahullah memberikan contoh tindakan 'mengobok-obok ayat-ayat Allah' itu dengan perbuatan mendustakan dan memperolok ayat-ayat-Nya. Bentuk pendustaan itu antara lain dengan menyelewengkan ayat-ayat Allah dengan tidak menempatkan/memahaminya sebagaimana seharusnya (Tafsir Ibnu Katsir, 3/278) #tauhidposter #salafiyyah #islam — view on Instagram https://ift.tt/2yv2caO
0 notes