Tumgik
widyarht · 2 years
Text
Tumblr media
4 notes · View notes
widyarht · 5 years
Audio
BAPAK
Bapak adalah laki-laki paling khawatir saat anak perempuannya jatuh cinta. Ketika usia anaknya bertambah menjadi kepala dua. Bukan kepalang beliau siang malam memikirkan segala kemungkinan. Laki-laki seperti apa yang akan anak perempuannya nanti ceritakan. Cerita yang mau tidak mau seperti petir di lautan siang-siang.
Kekhawatiran itu tidak berlebihan. Sebab sepanjang pengetahuannya, tidak ada laki-laki yang baik di dunia ini kecuali dirinya sendiri. Untuk kali ini, Bapak boleh menyombongkan diri. Karena kenyataannya memang begitu. Tidak ada laki-laki yang cintanya paling aman selain bapak. Ibu sendiri mengakui.
Bapak adalah laki-laki yang paling takut anak perempuannya jatuh cinta. Laki-laki mau sebaik apapun tetaplah brengsek baginya, berani-beraninya membuat anaknya jatuh, cinta pula. Sudah dibuat jatuh, dibuat cinta pula. Benar-benar tidak masuk akal.
Malam itu, ketika dikira anak perempuannya terlelap. Bapak berbicara kepada ibu di ruang tamu. Tentang segala kemungkinan yang terjadi bila anak perempuan satu-satunya diambil orang. Tentang sepinya rumah ini. Tentang masa tua. Tentang hidup berumah tangga. Kukira bapak berlebihan. Tapi warna suaranya menunjukkan kepedulian.
Aku yang sedari tadi pura pura tidur, mendengarkan. Semoga aku bertemu dengan laki-laki yang lebih bijaksana dari bapak. Karena aku membutuhkan kebijaksanaannya untuk memintanya tidak meninggalkan bapak dan ibu sendirian.
Ku harap ada yang menga-aamiin-kan. ©kurniawangunadi
Tulisan ini termuat di buku saya, Hujan Matahari (2014) hlm. 91-92
2K notes · View notes
widyarht · 6 years
Note
Assalaamu'alaikum, kak izin tanya bagaimana penjelasan puasa dibulan Rajab, apakah hadist2 yg mengkhususkan puasa dibulan Rajab itu palsu?
Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, bismillah. Mengenai hadits yang mengkhususkan berpuasa di bulan Rajab, para ulama katakan bahwa haditsnya dhaif, bahkan ada yang palsu. Salah satunya Ibnu Rajab rahimahullah katakan bahwa “Hadits yang menunjukkan keutamaan puasa Rajab secara khusus tidaklah shahih dari nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya.” (Latho’if al-ma’arif hal.213)
Ibnu Rajab menambahkan, “Tidak ada satu pun hadits shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang keutamaan puasa bulan Rajab secara khusus. Hanya terdapat riwayat dari Abu Qilabah, bahwa beliau mengatakan, ‘Di surga terdapat istana untuk orang yang rajin berpuasa di bulan Rajab.’ Namun, riwayat ini bukan hadits. Imam Al-Baihaqi mengomentari keterangan Abu Qilabah, ‘Abu Qilabah termasuk tabi’in senior. Beliau tidak menyampaikan riwayat itu, melainkan hanya kabar tanpa sanad.’ Riwayat yang ada adalah riwayat yang menyebutkan anjuran puasa di bulan haram seluruhnya.” (Dzulqo’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab)
Bulan Haram adalah bulan yang memiliki keutamaan, dimana di bulan Haram, amalan shalih pahalanya dilipat gandakan, begitu pula dengan dosa.  Maka dianjurkan untuk memperbanyak amalan shalih, salah satunya memperbanyak puasa sunnah di bulan-bulan Haram, seperti puasa senin-kamis, atau puasa 3 hari setiap bulannya (ayyamul bidh), atau puasa Daud sebagai sebaik-baik puasa sunnah. Hadits Mujibah Al-Bahiliyah menceritakan anjuan untuk berpuasa di semua bulan haram. (bukan dikhususkan di bulan Rajab ataupun dihari-hari tertentu di bulan Rajab).Demikian, semoga dipahami. wallahu a’lam. 
40 notes · View notes
widyarht · 6 years
Text
#InspirasiSirah : Yang Membuat Kita Enggan Menerima Kebenaran
@edgarhamas
Tidak ada yang tak mengenal Muhammad ﷺ, lelaki berparas gagah itu disebut sebagai Al Amin, manusia paling amanah di saentero Makkah. Namun anehnya, kenapa para saudagar Quraisy tak mau menerima dakwahnya?
“Demi Tuhan, perkataannya bukan datang dari manusia!”, kata Walid bin Mughirah —ayah Khalid bin Walid— di depan parlemen Quraisy. Mereka meyakini kebenaran Muhammad ﷺ, mereka juga tahu Al Qur'an bukanlah dusta belaka. Adapun kata-kata “Muhammad adalah tukang sihir, Muhammad adalah seorang dukun”, hanyalah cara mereka untuk menjauhkan orang-orang dari Muhammad ﷺ.
Lalu, apa yang membuat mereka enggan menerima kebenaran? Sedangkan ketika warga Madinah tahu tentang dakwah Muhammad ﷺ, mereka berbondong-bondong mengikuti beliau?
Salah satu jawabannya adalah; gengsi. Satu kata, tapi itulah yang menahan Umayyah bin Khalaf, Walid bin Mughirah hingga Abu Sufyan untuk menerima Islam. Dan barangkali itu terjadi juga pada kita.
Gengsi karena posisi kita lebih tinggi, membuat kebenaran yang datang dari bawah kita anggap sebagai angin lalu. Gengsi karena kuliahmu lebih lama, maka tak mau menerima ilmu dari mereka yang lebih muda. Kegengsian seringkali menjadi penahan kita untuk menerima kebaikan demi kebaikan. Dan itulah ternyata yang berulang sepanjang sejarah manusia.
Kegengsian ini ternyata menular sampai Romawi. Kaisar Heraclius, jauh di lubuk hatinya sebenarnya ingin menerima Islam, sebagaimana ia katakan pada Abu Sufyan. Namun, ia tak mau kehilangan kedudukannya sebagai raja Imperium raksasa itu, ia gengsi menerima kebenaran dari ‘bangsa kelas dua’ yang sama sekali tak pernah berkuasa di bumi sebelumnya.
Namun dengan jujur, di akhir katanya ia bergumam, “jika apa yang dibawa Muhammad adalah benar, maka kekuasaannya akan sampai di tanah tempat aku berpijak saat ini.”
Memang sulit menata rasa besar diri, memang tak mudah mengatur jiwa untuk berbesar hati, namun kita perlu tahu, suatu saat dalam hidupmu, akan banyak kebaikan dan kebenaran muncul dari mana saja. Kegengsian hanya akan menunda-nunda kebaikan datang, dan itu sama sekali tidak baik.
260 notes · View notes
widyarht · 6 years
Text
akan ada yang mendoakanmu dalam diamnya, bahkan tanpa kau memintanya. akan ada yang mempercayai mimpimu, disaat banyak yang tak menganggapmu bahkan mengabaikanmu. akan ada yang memilih disampingmu, setia membersamai tak bertepi. akan ada yang dengan lapang menemanimu, mendengarkanmu, bahkan disaat dirimu demikian mengecewakan. akan ada yang memahamimu bahkan saat kau tak bisa menceritakan apapun, ia mengerti diammu. Ia ada dalam perjalanan hidupmu dan ia bersabar atasmu. Bila engkau memiliki seseorang seperti itu dalam hidupmu jagalah ia setulus hatimu, dalam banyak doamu.
Menyapa Mentari
702 notes · View notes
widyarht · 6 years
Text
Ada hari-hari dimana bahagia datang silih berganti, seolah-olah kita menjadi manusia paling beruntung sebab hampir setiap saat kita melangitkan rasa syukur dengan hati yang lapang, hati yang tenang.
Banyak sekali kebaikan yang datang silih berganti, seolah-olah tak ada jeda untuk menjadi alasan kita mengeluh, sebab semuanya demikian mudah, sebab semuanya tak perlu bersusah payah kita meraihnya.
kita yang hampir tidak pernah tahu bagaimana rasanya kehilangan. sebab semuanya ada disisi, memeluk erat, tanpa kita khawatir akan ditinggalkan. Detik demi detik dalam senyum, dalam untaian bahagia yang menenteramkan hati.
Sayang, nyatanya hidup adalah ujian. Entah dalam naungan bahagia atau saat duka lara.
Nyatanya kesedihan tak luput menghampiri. Untuk menyapa keikhlasan, untuk menyapa hatimu. akankah tetap berprasangka baik. akankah tetap bersabar.
Tapi kuatlah, dalam bahagiamu, terlebih dalam rapuh tangismu. kuatlah dalam ketergantunganmu kepada Allaah yang Maha Baik. Berserahlah kepada-Nya. Menyerah bukan kalah, tapi menyerah mengakui ketidakmampuanmu tanpa pertolongan-Nya.
Allaah tak pernah membebani melebihi kemampuan kita. tidak pernah. Allaah akan menguatkanmu, memberikan kebaikan atas kesabaranmu.
Jakarta, 4 Februari 2019. Menyapa Mentari.
224 notes · View notes
widyarht · 6 years
Text
mungkin saya terlalu nerima. terlalu yaudahlah jalanin aja. yaudahlah pasrah. yakin Allaah akan selalu bimbing, akan selalu karuniakan kebaikan kebaikan yang terbaik. Saya mungkin ngga punya ambisi buat ngejar passion saya. Saya mungkin terlalu mengalir. Terlalu memegang prinsip bahwa apapun harus dijalanin setulus hati. Buat apa lelah lelah tapi kita hampa menjalaninya. Mungkin saya terlalu tidak memikirkan capaian capaian yang katanya identik dengan kesuksesan. Tapi saya bahagia dengan pilihan ini, bahagia menjadi diri saya saat ini. Meski masih aja banyak ngeluhnya, dan selalu ingin banyak minta sama Allaah.
Saya butuh waktu satu bulan untuk menulis buku Menyapa Mentari. dan sekarang sudah satu tahun berlalu belum juga bisa menyelesaikan buku selanjutnya. Mandek. Ngga nemu ide. Atau memang saya yang belum menemukan ketulusan untuk menulisnya. Saya mungkin juga terlalu biasa aja, saya ngga pinter promosi. Ngga punya ambisi buat diterima. Lagi lagi saya biarkan mengalir, karena terlalu percaya yang dituliskan dari hati pasti akan sampai ke hati. Meski hanya satu orang yang membacanya.
Dunia ini begitu mengecewakan. Terlebih penerimaan manusia, melelahkan sekali.
237 notes · View notes
widyarht · 6 years
Text
NIKMAT MENGENAL SUNNAH
[ Ibnul Qayyim Mengisahkan ]
Dari 7,266 miliar populasi dunia hari ini, alhamdulillah kita beruntung karena “terpilih” untuk hidup sebagai seorang muslim. Dari jumlah tersebut, populasi “muslim”–menurut statistik dunia–hanya 23% (sekitar 1,67 miliar orang). Lagi-lagi kita beruntung, tidak termasuk dalam 10%-13% dari 23% tersebut, karena mereka adalah penganut Syi’ah. (Sumber: worldometers.info).
Kemudian dari 1,67 miliar muslim tersebut, kita, lagi-lagi terpilih sebagai insan yang mengenal sunnah, ajaran Nabi yang murni. Bukankah ini adalah keberuntungan di atas keberuntungan? Belum lagi jika kita memikirkan fakta, bahwa:
💬 Kita dilahirkan jauh dari era Nubuwwah, masa hidup Nabi di mana segenap orang-orang mukmin mengenal dan mempraktikkan Islam secara murni tanpa susupan ajaran asing sedikitpun.
💬 Mayoritas kita, tidak memahami bahasa al-Qur’an dan Hadist (yakni Bahasa Arab), dua sumber utama kemurnian ajaran Islam.
💬 Kita berada di tengah komunitas mainstream yang minim pengetahuannya tentang kemurnian Islam.
💬 Kita adalah konsumen tetap dari aksi para tokoh agama yang praktik beragamanya justru berseberangan dengan kemurnian ajaran Islam.
Sungguh nikmat mengenal sunnah adalah nikmat yang tiada tara dan bandingnya setelah nikmat Islam. Sampai-sampai Abul ‘Aliyah rahimahullah mengungkapkan:
‎ما أدري أي النعمتين عَلِيّ أفضل : نعمة أن هداني الله عز وجل للإسلام ، ونعمة إذ لم يجعلني حروريا
“Aku tak tahu, nikmat mana yang paling istimewa di antara dua nikmat yang kuraih; apakah nikmat hidayah Allah (lantas) aku memeluk Islam, ataukah nikmat (hidayah sunnah, sehingga) Dia tidak menjadikanku seorang Haruriy (pengikut Khawarij, sekte pertama yang menyeleweng dari kemurnian Islam).” [Tarikh Dimasyq no. 16494, Ibnu Asakir]
Ibnul Qayyim rahimahullah mengisahkan:
‎ودخلت يوما على بعض أصحابنا ، وقد حصل له وجد أبكاه . فسألته عنه ؟ فقال : ذكرت ما من الله به علي من السنة ومعرفتها ، والتخلص من شبه القوم وقواعدهم الباطلة ، وموافقة العقل الصريح ، والفطرة السليمة ، لما جاء به الرسول صلى الله عليه وسلم . فسرني ذلك حتى أبكاني.
“Suatu hari aku menziarahi salah seorang sahabat kami. Ia tengah mengalami _wajd_ (gejolak hati akan akhirat), yang lantas membuatnya menangis. Aku pun bertanya padanya ada apa gerangan. Ia menjawab: “aku teringat akan anugerah Allah padaku berupa; anugerah sunnah dan mengenal sunnah, anugerah terbebas dari syubhat pemikiran sekte dan prinsip-prinsip mereka yang batil, juga anugerah pemikiran yang selaras dengan akal yang gamblang dan nurani yang selamat, dikarenakan (kemurnian) ajaran yang datang dari Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam. Mengingat itu, aku jadi haru bahagia, hingga aku menangis.” [Madarijus Salikin: 3/147]
✍ Abu Ziyan Johan Saputra Halim, M.HI.
fb.com/jo.saputra.halim
@STaushiyyah
📲 TG: Telegram.me/STaushiyyah
📲 Subcribe youtube: https://www.youtube.com/c/ShahabatTaushiyyah
51 notes · View notes
widyarht · 6 years
Text
“Tolak ukur kebenaran itu bukan dilihat dari banyak nya pengikut. Tetapi, tolak ukur kebenaran itu adalah segala sesuatu yang bersumber dari Al-Qur'an dan Sunnah dengan pemahaman para Salafush Shalih. Berapa banyak manusia yang lalai dari mengenal kebenaran, sehingga mereka terjerumus ke dalam jurang kekufuran.”
— (fadhilaulva)
51 notes · View notes
widyarht · 6 years
Text
“Kebahagiaan akan mengenal Islam dan Sunnah ini luar biasa mahalnya. MaasyaaAllah tabarakallah. Semoga semakin banyak Muslim yang ruju kepada jalan Islam yang sebenarnya, beragama seperti Rasull dan para sahabatnya, sesuai pemahaman yang shahih. Tanpa tercampur dengan syirik, khurafat, bid'ah dan sejenisnya. Aaamiin.”
— (via fadhilaulva)
21 notes · View notes
widyarht · 6 years
Text
Mempelajari agama Islam ini. Tidak ada habisnya. Saking banyaknya. Ribuan kitab yang belum kita pelajari. Padahal umur kita berada di ujung tanduk. Semakin hari, kita semakin dekat dengan kematian. Sangat RUGI rasanya jika dengan sisa umur kita yang sedikit ini tak di gunakan untuk mempelajari Islam. Yang mana kita lebih di sibukkan, dihabiskan waktunya dgn hal” yang bersifat duniawi.
— fadhilaulva
21 notes · View notes
widyarht · 6 years
Text
Tumblr media
0 notes
widyarht · 6 years
Photo
Tumblr media
28 notes · View notes
widyarht · 6 years
Text
Tumblr media
3 notes · View notes
widyarht · 6 years
Text
Jika pintu-pintu dunia tertutup rapat untukmu, maka datangilah pintunya Allah, pintu yang selalu terbuka untukmu dan tidak pernah menolakmu…
“Berapa banyak orang yang rambutnya kusut, pakaiannya berdebu, tertolak di setiap pintu-pintu, akan tetapi jika ia berdoa kepada Allah, Allah kabulkan doanya. (HR. Muslim).
Mengeluhlah hanya kepada Allah, Dzat yang tidak pernah bosan mendengar rintihanmu. Mengeluhlah hanya kepada Allah, Dzat yang tidak pernah meninggalkanmu. Mengelulah hanya kepada Allah, Dzat yang paling memahamimu.
pulang || 20.05
232 notes · View notes
widyarht · 6 years
Text
“A: “Bagaimana mungkin ya dek, seseorang yang dulu sangat dekat dengan kita bahkan pernah mengatakan cinta. Tiba-tiba seseorang itu pergi begitu saja dari kehidupan kita?” B: “Jangankan yang mengatakan cinta, mbak. Yang ngetik “haha” atau emoticon ketawa saja, bisa jadi mukanya tetep saja datar, tidak ada ekspresi. Apalagi yang demikian, apalagi jika itu di dunia maya.“ Ada. Teruntukmu si cantik yang ranum, tetaplah menjaga apa yang menjadi kehormatanmu. Sampai kapanpun. Janga pernah percaya kepada mereka sampai mereka membuktikannya kepadamu. Dengan mendatangi walimu. Memintamu dengan cara baik-baik, menjagamu dengan cara yang anggun. Dan hanya mereka yang baik agama (manhaj) dan akhlaknya, yang paham dan mengerti bagaimana harus bersikap.. Ikrar || 14.49”
137 notes · View notes
widyarht · 6 years
Text
“Hari ini boleh jadi bapak ibu tidak suka dengan hijrahmu. Menghina dan mengejek perubahanmu. Tetapi seiring waktu dengan kesabaran dan kasih sayang serta makin santunnya akhlak dan semangat kita dalam mendoakan Insya Allah mereka akan luluh. Yang penting sesudah hijrah.. Jangan menghakimi karena masih suka nonton sinetron. Jangan menggurui karena masih suka musik dan nyanyian. Janga merasa paling tahu karena mereka masih belum paham sunnah. Dakwahi mereka dengan hikmah dan penuh kerendahan hati.”
Mbak Ari Wahyu dalam nasihatnya beberapa tahun lalu.
“Mbak, nanti kalau kamu sudah menikah, ibu mengizinkan kamu bercadar. Nanti kita kajian bareng ya, ajak ibu juga untuk sholat malam dipenghujung ramadhan, kita cari masjid-masjid yang bacaan Imamnya merdu hehehe.” kata ibu di pagi hari ini. Ah, sungguh membuat saya kaget mendengarnya *haru
“Ibu sekarang itu sering lihat video agama yang mbak kasih, baca-baca buku yang mbak taruh di ruang tamu. Biar ibu bisa makin bersyukur dan takut sama Allah. Biar ibu paham juga. Ibu juga akan berusaha pakai kaos kaki, nanti belikan kaos kaki yang banyak ya mbak, kaos kaki wudhu itu loh tahu kan ya, biar gampang kalau buat wudhu sama ke kamar mandinya. Sekalian juga belikan kerudung yang lebar ya mbak. Nanti kerudung yang kecil biar ibu pakai didalam rumah saja.” lanjutnya lagi
Maa syaa Allaah ibuuuukk..
Ibu yang dulu menentang hijrahku.
Dan sekarang dibikin meleleh ibu juga bilang, “Ibu itu mbak butuh anak yang bisa mendoakan orangtuanya kalau bapak ibu meninggal. Ibu sering sedih kalau lihat teman-teman ibu yang sering cerita ke ibu kalau anak-anaknya itu susah kalau disuruh sholat, padahal dari segi dunia mereka gak kekurangan harta. Jauh dari agama. Ibu butuh anak yang sholih, mbak. Karena orang yang sudah mati itu kan butuh do’a kan ya mbak.”
kemudian hujan turun, perasaan kita luruh. Kemudian ibu melanjutkan kembali, “mbak anis kalau di facebook gitu suka sering upload foto gak? Soalnya ibu kemarin baca buku yang di rak buku tentang bahayanya fitnah wanita apalagi di facebook.”
Masya Allah, ibuuk sayang. Pengen nangis rasanya saat ibu mengatakan demikian.
Maka Jangan pernah menyerah mendoakan kedua orangtua kita yaa… Hari ini boleh jadi bapak ibu tidak suka dengan hijrah kita saat ini. Menghina dan mengejek perubahan kita. Tetapi seiring waktu, dengan kesabaran dan kasih sayang serta semakin santunnya akhlak dan semangat kita dalam mendoakan mereka. Insya Allah, hati mereka akan luluh.
Yang penting setelah hijrah makin baik akhlaknya ya. Sunnah itu indah..
Dakwahi mereka dengan hikmah dan penuh kerendahan hati. Agar mereka merasa kita tetap menjunjung tinggi dan menghormati mereka. Karena Bapak Ibu kita adalah orangtua yang hidupnya lebih dulu dari kita. Tentu mereka lebih paham hakikat dan ujian hidup dibanding kita. Dan nggak akan suka kalau kita mendikte.
Seorang kawan pernah bertanya, “Dek pernah menangis karena keluarga kita belum semuanya mengenal sunnah sebagaimana kita mengenal sunnah ndak?”
Maka, pada bagian ini pertanyaan ini akan menjadi pertanyaan paling menghujam untuk diri. Dan menjadi penyemangat agar lebih bersikap baik kepada semuanya. Dengan adab baik, dengan lemah lembut.
Bilamana ada teman, saudara, orangtua atau sesiapapun itu. Ingin sekali kita beritahu sesuatu yang baik. Maka sampaikanlah padanya dengan cara yang baik. Jangan mendikte, menyindir pake dalil. Bermar ma’ruf nahi mungkarlah dengan mereka. Sebab sunnah ini terlalu indah. Jangan dikotori dengan sesuatu yang buruk. Jangan sampai orang lain lari menjauh dari sunnah. Hanya karena ketidaktahuan kita dalam menyampaikan kebaikan.
Pembelajar || 20.00
237 notes · View notes