Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
marah
Untuk beberapa tahun terakhir, emosi paling mendominasi diri saya agaknya adalah marah. muak. kesal. capek.
3 notes
·
View notes
Text
Sapardi Menyambut Joko
Sapardi sedang bersyair di sana tatkala Joko Pinurbo datang dengan pakaian yang masih ada label harganya
"Loh? Sudah pulang, Jok?" tanya Sapardi
"Sudah tuntas urusan, Pak" jawab Joko tegas sembari mengusahakan rela dan lega
Dan kini mereka menjadi lakon utama pentas puisi di sana
0 notes
Text
--rancu
diam karena takut mengungkapkan
ketika diutarakan justru penolakan menjadi teman
sampai di sini, saya hanya bingung dan terus bertanya-tanya,
"apa benar saya sudah lepas darimu atau saya masih berharap untuk benar-benar memilikimu?
0 notes
Text
ADA YANG TUMPAH
---------
mengetahui buruk kondisimu juga membuat buruk cemas dalam dada dan kepalaku.
awan hitam kelabu yang datang dan sempat membuat sesak parumu bukan aku yang mengutusnya. sungguh, bukan.
tapi, jika ada angin berhembus yang mengusir awan hitam dan melegakan napasmu, bisa kuyakinkan diriku bahwa aku pernah memintanya datang.
---------
apa aku harus bersyukur pernah dibukakan pandangan dan kepekaan olehmu?
apa aku harus berbahagia pernah menyusuri malam yang padat di jalan yang panjang untuk membuatmu tenang?
apa aku harus tersenyum lebar pernah merasakan dekapanmu yang hanya sebentar--namun penuh makna bagiku--itu?
cukup. catat dan camkan!
jangan pernah suruhku untuk melakukan hal-hal itu.
tanpa perintahmu, aku akan selalu.
meski perasaanmu sangat rumit untuk diperintah tunduk padaku.
♡

1 note
·
View note
Text
baik, kita mulai kembali.
HAI! Maafkan saya yang lama tidak muncul di beranda kalian. Jujur saja, saya kehabisan ide untuk menulis, apapun itu. Yang biasanya saya selalu menulis lagu, tiba-tiba terhenti dalam jangka waktu yang cukup lama. Begitu pun dengan menulis teks seperti ini, jauh lebih lama.
Kali ini saya tidak akan membahas hal-hal yang serius, berat, menguras pikir, melahap fokus, dan lain sebagainya. Saya hanya akan sedikit bercerita tentang apa yang saya rasakan di masa "vakum" kemarin.
Baik.
Saya akan memulai dengan pertanyaan, "apa yang menyebabkan saya kehabisan ide untuk menulis?". Menurut saya sederhana. Ya, karena saya hidup terkungkung di dalam zona nyaman saya. Sehingga saya tidak memiliki keresahan apapun untuk dituangkan dalam bentuk kata. Nyaman yang saya maksud di sini adalah, yaa, hidup saya "lempeng-lempeng" aja. Tidak ada pusing, gelisah, dan lain-lain. Galau? Apa itu? Hahahaha. Oke, jadi, terjawab sudah pertanyaan pertama.
Pertanyaan kedua, "berarti sekarang lagi ada masalah sehingga bisa nulis lagi?". Jawaban saya, tidak.
Saya hanya rindu.
Rindu menulis.
Rindu berbicara melalui tulisan.
Rindu menyapa dalam kata.
Rindu menatap sepasang mata indah.
Oke, pertanyaan kedua terjawab.
Pertanyaan ketiga, "siapa pemilik sepasang mata indah yang saya maksud?". Jawabannya adalah, saya tidak tahu.
Tapi yang saya mau, pemilik sepasang mata indah itu adalah kamu.
1 note
·
View note
Text
udah tau ga enak, masi aja ngotot dilakuin.
ga habis pikir aku tuh sm kelen🤦🏻♂️
1 note
·
View note
Text
kalau saja aku benar-benar menghilang dari dunia, apa kau akan mencariku hingga tempat dimana kau tak lagi temukan air mata? atau hanya sebatas melangkahkan kaki hingga depan rumah lalu kembali larut dalam lelap?
jangan cari aku.
jangan cari aku.
jangan cari aku.
sebab aku yang akan lebih dulu mencarimu.
di sana, di dalam kehilangan.
3 notes
·
View notes
Text
"Hobimu apa?"
"Menikmati sakit yang kau toreh"
"Hobimu apa?"
"Memaksakan senyum."
343 notes
·
View notes
Text
dunia sekarang semakin fana.
berusahalah untuk tetap berpegang pada prinsip, jangan menjadi budak gosip.
apa-apa sekarang butuh duit, kalo gapunya, otaknya bisa terlilit.
benar salah sudah tidak ada arti, lebih penting harta yang bahkan tidak dibawa mati.
sudahlah, aku hanya ingin hidup hari ini.
jika besok masih ada waktu untukku mengucap amin, kuharap kalimat sebelumnya adalah doa untuk keselamatan seluruh penduduk bumi.
4 notes
·
View notes
Text
lah ya yaudah, emang bukan jatahnya. masa mau dipaksa? kan sangat tidak masuk akal brokuuuuu
kalo kata Habib Jafar ni ya, tiap orang itu udah dikasi kemerdekaan sama Tuhan. pergunakan se-profesional mungkin. atur sendiri kemerdekaanmu, urusan orang lain biar menjadi kemerdekaannya dia.
tapi tapi tapi tapi, kan udah selese ceritanya? kemerdekaanmu apa?
ya kemerdekaan saya adalah untuk tidak mencampuri pilihan hidup yang itu merupakan kemerdekaan dia.
wes ya, wes. aku wes mboh arep nulis opo.
4 notes
·
View notes
Text
sejujurnya, aku masih berharap cerita aku dan kamu belum selesai. aku masih berharap pada suatu waktu nanti mataku bertatapkan matamu dalam waktu yang cukup lama dan mampu membebaskan jutaan rindu yang terkurung. tapi sepertinya mata teduh itu bukan lagi diciptakan untuk kutatap saat sedang gundah.
sebenernya ya, aku gatau yang aku rasain kemarin itu apa saat kamu “mengundurkan diri” dari ceritaku. tapi jujur, aku lega. sangat lega. akhirnya alur dari cerita ini sudah jelas bahwa aku dan kamu memang tidak bisa sama-sama. akhirnya penulis cerita ini sudah berani menuliskan bab terakhir.
yasudahlah, mau dikata apa lagi?
terima kasih banyak.
semoga kamu bahagia dengan keputusanmu, aku pun.
5 notes
·
View notes
Text
Nokturno
kubiarkan cahaya bintang memilikimu kubiarkan angin yang pucat dan tak habis-habisnya gelisah tiba-tiba menjelma isyarat merebutmu entah kapankah bisa kutangkap…
-Sapardi Djoko Damono
Pak Sapardi, kini kami benar-benar merelakan dirimu dimiliki oleh bintang-bintang diatas sana
Pak Sapardi, kegelisahan angin yang pucat itu pun kini sudah tenang dan berseri sebab jiwa raga beserta karya-karyamu telah berada di sisi mereka sepenuhnya
Pak Sapardi, sekarang kami sudah tak membutuhkan isyarat dari mereka yang ingin merebutmu
Pak Sapardi, kami yakin, kau ditangkap untuk bebas dari kehancuran
Pak Sapardi, kami tahu bahwa malaikat akan tersenyum malu saat kau membacakan puisi untuk mereka
Pak Sapardi, terima kasih dan selamat jalan
19 Juli 2020
3 notes
·
View notes
Text
bagi beberapa insan, keadaan seperti ini justru menyuburkan keegoisan didalam diri.
2 notes
·
View notes
Text
inspirasi dari @yaudahlaah
tugas kita cuma berjuang, bukan menang.
sekiranya nanti yang harus diterima olehku adalah kekalahan, maka biarkanlah aku sedikit memberi celah pada keikhlasan.
terimakasih juga kusampaikan untukmu yang sudah memberi ruang untuk sejenak menikmati ornamen khas dari rumahmu meski di akhir cerita yang merawat dan menjadi penghuninya bukanlah aku.
5 notes
·
View notes
Text
tugas kita cuma berjuang, bukan menang.
sekiranya nanti yang harus diterima olehku adalah kekalahan, maka biarkanlah aku sedikit memberi celah pada keikhlasan.
terimakasih juga kusampaikan untukmu yang sudah memberi ruang untuk sejenak menikmati ornamen khas dari rumahmu meski di akhir cerita yang merawat dan menjadi penghuninya bukanlah aku.
5 notes
·
View notes
Text
Iya, aku tahu bahwa sangat mudah bagimu untuk menghancurkan segalanya--bahkan hanya dalam satu kedipan mata.
Jatuh, patah, dan meringkuk di sudut ruang kehampaan dan kesendirian yang pernah kau rasakan, sekarang ada baiknya, bukan? Kau bisa belajar bagaimana perjuangan untuk sekadar kembali bangkit dan berdiri tegak. Pelajaran hidup yang hanya bisa didapatkan didalam kesedihan.
Harus kau tahu bahwa yang selalu kupanjatkan pada-Nya adalah bagaimana cara agar kita tidak tumbang pada waktu kita bertumbuh.
Kuatlah, semesta membantumu.
astaga random bgt gatau siapa asal nulis aja jadi maaf kalo gajelas ya hadirin sekalian wkwkwk btw halo @tuanpoetry
Kau tahu? Mudah bagiku untuk menghancurkan segalanya. Aku pernah jatuh, patah, juga meringkuk dalam sudut ruang kehampaan, sendirian.
Yang sulit adalah mempertahankan kebahagian yang sangat ku sukai. Kau yakin kita tidak akan pernah tumbang?
Kuatlah, wahai aku.
124 notes
·
View notes