aalgfr
76 posts
Bersama yang merindukan kebangkitan Islam. // 22 th // spirithijrah
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Kenalkan, saya abi dzar al gifari, yg menggunakan akun ini, ingin pamit dari dunia tumblr, sekaligus menonaktifkan akun sosial media lainnya yang terkait dengan akun ini..
Untuk selanjutnya anda bisa menemukan saya dalam twitter pribadi saya.
Terimakasih buat kawan-kawan yang telah bersedia berbagi pemikiran di ruang biru tua (tumblr) ini.
Semoga semuanya bermanfaat..
Saya pun berlepas diri, dari aktivitas akun ini, setelah saya tuliskan, dikarenakan dugaan saya bahwa akun ini telah di hack oleh orang yang tidak saya kenali.
Sekian, sekali lagi, saya izin pamit..
4 notes
·
View notes
Text
Satu hal yg sangat saya syukuri, saya melewati banyak hal dengan cepat, hal yang baru diketahui oleh oranglain seumuran saya (atau bahkan lebih tua), ternyata sudah sy lewati.
Dan kini, sy ingin melakukan sesuatu yang akan sangat penting dalam kehidupan saya sendiri. Akan menimbulkan cerita baru, yang menurut sebagian orang adalah keliru untuk orang seperti saya.
Selanjutnya, saya tinggal menunggu janji, bahwa Tuhanku tidak akan meninggalkanku.
1 note
·
View note
Text
Pintaku pada Tuhanku #2
Kuangkat kedua tanganku duhai Allah, karena ku yakin hanya Engkau yang akan memberiku.
Kupuji Engkau duhai Allah, karena kuyakin tak ada yang berhak kupuji selain Engkau,
Kusembah Engkau duhai Allah, karena kuyakin tak ada yang berhak disembah selain Engkau.
Ini aku, hambaMu, hamba yang penuh dosa dan keangkuhan, datang meminta maaf padaMu.
Kurangkai pintaku, dengan sebaik-baiknya, walaupun aku bukanlah hamba yang taat sebagaimana inginMu.
Andai Engkau tak memerintahkan untuk meminta hanya kepadaMu saja, duhai Allah, sungguh kuhempaskan tangan ini, sebab dosaku tak terhitung untuk sekedar meminta satu keinginan saja.
Ini Aku, HambaMu, Aku mencintaiMu duhai Tuhanku.
0 notes
Text
Pintaku pada Tuhanku #1
PadaMu kuadukan segala keresahanku duhai Tuhanku, segala hal yang tak bisa lagi kutahan, sungguh aku sangat mengkhawatirkan diriku.
Aku tak punya bantuan lain selain engkau,
Aku pun tak punya tempat berharap lain selain eengkau.
Aku hambaMu duhai Allah
Engkau tahu aku dan bagaimana keadaanku, dibanding semua manusia yg lain.
Sungguh aku memohon pertolonganmu, saja !.
1 note
·
View note
Text
Ketika seorang pemuda bertanya, cara menahan godaan wanita.
Hari itu, kemarin diakhir bulan dzulhijjah, diakhir bulan Agustus. saya berkesempatan hadir dalam sebuah Tabligh Akbar yang bertemakan Hijrah menyambut tahun baru 1441 H dan menjadi salah satu panitia dan pengisi acara, tentu bukan sebagai pembicara.
Lalu, masuk pada sesi tanya jawab, saat semua orang memikirkan hijrah adalah berubah dari buruk menjadi shalih, seorang pemuda mengangkat tangan, lalu bertanya, "Assalamualaikum ustadz, sy ingin bertanya diantara penyebab sulitnya hijrah, adalah hijrah dari godaan wanita, pertanyaan saya singkat, bagaimana solusinya hijrah atau terhindar dari godaan wanita ini ?".
Saya berbisik dengan beberapa kawan yg ada disebelah saya, semuanya menjawab ya menikah. Saya pun menduga ustadz itu juga menjawab demikian. Namun, ternyata...
Kata sang ustadz "Bismillah, anda menduga sy ingin menjawab menikah, tidak semudah itu, saya harus pahamkan antum, bahwa antum harus mencari tahu, apa yang menyebabkan antum tergoda. Maka solusi pertama saya, antum ngaji, kaji islam. cari tahu apa itu naluri, bagaimana sifatnya, apakah ia bisa dialihkan atau harus ditunaikan. seberapa paham antum pandangan pertama itu boleh, sementara yg setelahnya adalah panah-panah setan ?, seberapa paham pula antum, bahwa diperintahkan untuk menundukkan pandangan ?. kalau antum belum paham maka ngaji.lah. seberapa paham pula antum, bahwa wanita itu memanglah godaan terbesar bagi lelaki ? antum belum paham ?. Ada hal menarik ketika membahas tentang ayat hukuman pencuri dan pezina didalam Alquran, ternyata Allah mendahulukan wanita dibanding lakilaki dalam hal zina. Itu artinya apa ? Bahwa memang godaan wanita itu berat ? Ngajilah."
Lanjut ustadznya "solusi pertama saya, antum ngaji, kaji islam, yg membuat antum tergoda itu adalah naluri, gharizah pada diri antum dan semua manusia. Sehingga saran sy pertama antum ikut kajian"
"Setelah itu, antum akan dapatkan tuntunan bagaimana mengatasi hal tersebut, apakah berpacaran itu solusinya, ataukah menikah, atau ada solusi lain ?," bisa jadi hanya sekedar seringnya antum melepas pandangan sehingga tergoda, jadi kurangilah melihat yang haram bagi antum."
Ditutup pertanyaan itu dengan mengatakan "kajilah islam, pelajari islam, sungguh ia datang dengan aturan yg sempurna untuk seluruh permasalahan hidup manusia. beramallah, tundukkan pandangan antum, bila sudah mampu, maka menikahlah, bila belum berpuasalah., beramallah sampai antum ikhlas, memang kita tidak tahu amal kita yang mana yg ikhlas, dan tidak semua amal kita itu ikhlas, tapi bagaimana kita tau keikhlasan, kalau kita tidak mau beramal, tundukkan pandangan, karena pintu masuknya adalah pandangan"
_________________
Saya menyimak jawaban ustadz itu lalu berkata, kalau nanti ada seseorang yg ingin menikah, ataukah itu diri saya, maka yg paling awal saya pastikan bahwa saya dan dia harus telah mengkaji hal tersebut, mengkaji tentang naluri tersebut, menjaga pandangan agar tak mudah terlepas pada yg bukan haknya.
Semoga Allah mudahkan saudara2 kita terhindar dari godaan wanita tersebut, semoga pula dimudahkan untuk menikah, dan semoga Allah karuniakan bagi siapapun yg telah menikah, keluarga yg sakinah mawaddah warahmah, dan juga tak sekedar biologis namun ideologis. Aamiin..
Barakallahu fiikum.. semoga bermanfaat..
Abi Dzar Al Gifari, Sulawesi Tenggara.
0 notes
Text
Barakallahu lakuma, wabaraka alaikuma, wajama'a bainakuma fii khair @hujanaksaraa, ini kita mendengar kabar saudara-saudari muslim kita bahagia, kita juga ikut bahagia. Lebih bahagia lagi, ketika kita dapati walimahnya dijaga sesuai syariat. Semoga Allah ridhoi.. Aamiin..
1 Hari Menuju Halal
Ya Allah, aku yakin atas segala ketetapan-Mu. Bahwa, segala sesuatu yang terjadi di dunia ini adalah sebaik-baik takdir. Dan malam ini ku pasrahkan semua takdir itu pada-Mu.
Ya Allah, aku bersyukur atas segala ujian-Mu. Aku mendapatkan hikmah luar biasa dalam proses panjang penuh perjuangan ini.
Ya Allah, terima kasih telah menganugerahkanku tubuh kecil yang luar biasa kuat. Yang berkali-kali harus menghabiskan jatah sakit, namun tetap tegar untuk tetap berjuang.
Ya Allah, lancarkan segala proses ini. Ridhoi perjuangan kami.
Aku mencintai-Mu Ya Allah.
Sulawesi Tengah, 24 Agustus 2019.
54 notes
·
View notes
Text
Selama kau jujur menulis, tulisanmu akan selalu indah untuk dibaca.
–Anonymous
0 notes
Text
Semangat kita justru pada sesuatu yang meragukan.
Saya ingin memulai tulisan ini, dengan pertanyaan kepada siapapun yang membaca.
Buat yg masih kuliah, apa tujuanmu kuliah ? mungkin sebagian akan menjawab, untuk masa depan yg lebih baik. yakin kamu seusai kuliah masa depanmu akan lebih baik ?, jawabmu mungkin "namanya juga usaha."
Anggap saja kamu yakin, saya ingin bertanya lagi, yakin kamu kalau lulus bakalan dapat kerja ? "Nggak yakin, tapi namanya juga usaha.".
Anggap saja kamu dimudahkan dapat kerja. saya ingin bertanya lagi, yakin kamu, kalau kerja bakalan dapat gaji tinggi ? "nggak yakin."
Saya ingin bertanya lagi, pada yang sedang mempersiapkan pernikahan.
Yakin kamu, bakalan nikah dengan sidoi ? "sebenarnya sih nggak, tapi namanya juga usaha"
Yakin kamu orangtuanya bakal terima ? "semoga saja diterima"
Yakin kamu dia itu jodohmu ? Anggap saja kamu yakin.
Sudah, apakah kamu sudah menangkap maksud tulisan saya diatas ?, maksud saya, adalah, kita sering sekali memperjuangkan, berusaha sekuat tenaga, pada sesuatu yang sebenarnya masih kita ragukan. bahkan ketika kita ragu sekalipun, selalu saja ada cara untuk menyanggah dengan kalimat "namanya juga usaha", lalu sekarang saya ingin bertanya lagi.
Yakin kamu bakalan mati ? kamu pasti menjawab yakin, lalu mana dalil "usaha" yang kamu katakan pada sesuatu yang meragukan tadi ? mengapa tak kamu jawab "yakin, makanya saya sedang berusaha mempersiapkan bekal kematian".
Saya merenungi diri saya sendiri, alangkah bodohnya pikiran ini, tak bisa membedakan sebuah keraguan dan kepastian.
Note : bukan menginginkan anda tak kuliah, bukan pula tak menganjurkan nikah, namun meluruskan, bahwa kematian lebih layak dipersiapkan. sehingga menuntut ilmu, menyiapkan pernikahan sekalipun, dipersiapkan sebagai bekal menghadap ilahi.
Abi Dzar Al Gifari, Sulawesi Tenggara.
0 notes
Text
Terbayang Bagaimana, Jika Rasul Melihat Zaman kita.
Dari Urwah dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha berkata, "Bangsa Quraisy pernah dikagetkan dengan kasus pencurian seorang wanita Makhzumiyah. Orang-orang berkata, "Siapakah yang akan memintakan keringanan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?" sebagian yang lain menjawab, "Tidak ada yang berani melakukan hal itu selain Usamah bin Zaid, kekasih Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?" Usamah kemudian menyampaikan hal itu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, hingga beliau pun bersabda: "Wahai Usamah! Apakah engkau akan meminta keringanan dalam masalah hukum had Allah? Beliau kemudian berdiri dan berkhutbah: "Hanyasanya orang-orang sebelum kalian binasa karena jika ada orang terhormat dari mereka mencuri, mereka tidak menegakkan had. Tetapi jika ada orang rendahan yang mencuri, mereka menegakkan had atasnya. Demi Allah, sekiranya Fatimah binti Muhammad mencuri, sungguh aku akan memotong tangannya." (H.R. Abu Daud : 4373)
Hadits serupa banyak terdapat dalam kitab-kitab hadits, Imam Bukhari, Imam Ahmad, Imam An Nasai, Imam Ibnu Majah, juga meriwayatkan dalam kitab-kitab hadits mereka.
Jika saat itu Rasul begitu tegasnya mengatakan kepada Usamah, yang meminta keringanan akan hal hukum Allah, Lalu bagaimana dengan keadaan kita sekarang ? yang jelas-jelas hal yang dahulu disebutkan oleh Rasulullah adalah kenyataan dinegeri kita sekarang ?
Dilain waktu kita akan bicarakan ya, bahwa kita dizaman ini, memang sangat membutuhkan aturan Islam yang diterapkan dalam lingkup negara.
Tulisan singkat ini, ditulis selepas shalat subuh, 22 Syawal 1440 H.
Abi Dzar Al Gifari, Sulawesi Tenggara.
0 notes
Text
Rezekimu tak akan habis, selama ajalmu belum tiba. maka persiapkan dirimu untuk menyambut ajal tersebut.
—aalgfr (via twitter)
0 notes
Text
Menyiapkan Jawaban.
Nostalgia dikit, ada banyak hal yang ketika kita masih kecil, ternyata memberi pelajaran tentang arti hidup. adapun satu diantara pelajaran itu adalah "menyiapkan jawaban", saya menyebutnya seperti itu. :).
apa maksudnya ? saya coba jelaskan ya.
setiap anak kecil pasti pernah meminta sesuatu pada ibu atau ayahnya entah itu uang, permainan, dan sebagainya. Dan tentu respon ibu dan ayah tak selalu sama. ada yang langsung memberi, ada yang jawabnya "nanti ya, nak" atau justru sering anak itu mendapatkan jawaban "jangan" atau "tidak", sesekali pun akan ditawarkan "bagaimana kalau yang ini saja".
Lalu apa respon sang anak ?
jika orangtuanya langsung memberi, ia akan sangat senang, jika tak diberi kadang sang anak menerimanya, kadang pula memprotes.
Tapi, ada tapinya, semua anak jika meminta sesuatu akan ditanya "untuk apa ?", "mau dipakai apa ?" kalau sudah seperti itu, maka kemungkinan dikasih atau tidaknya, adalah tergantung jawaban yang disiapkan oleh sang anak. benar tidak ?
kalaulah ia menjawab, untuk membeli buku, ibunya memberi atau tidak ? dan bagaimana kalau ia menjawab, untuk membeli layangan, ibunya memberi atau tidak ? lalu bagaimana kalau sang anak tak mampu menjawab pertanyaan orangtuanya ? tentu kemungkinan besar, tak akan diberi.
Selanjutnya setelah diberi uang, sang anak pun akan ditanya lagi, mana buku yang kamu beli, mana layangan yg kamu beli ?
Nah, berangkat dari penjelasan singkat itu.
Anak yang tadinya kecil, bergantung pada orangtuanya, ternyata kini sudah dewasa, dan bukan lagi meminta uang, bukan pula permainan, namun minta nikah. sekarang pertanyaan saya, jika sang anak meminta untuk menikah pada orangtuanya, apa yang akan ditanyakan padanya ? Sebatas "emangnya sudah siap ?," tentu tidak.
Sekarang kita bahas bagaimana kalau meminta jodoh pada Allah, bukankah sebenarnya terkabulnya keinginan kita adalah tergantung jawaban kita juga ? dalam do'a kamu berkata "Ya Allah karuniakan padaku jodoh yang shalih/ shalihah" tapi lupa, menjawab, kenapa Allah harus memberimu jodoh ? kalau kamu masih bingung jawabnya, atau jawabannya masih keliru, atau bahkan nggak punya jawaban sama sekali. wajar dong kalau jawaban Allah, "nanti, ya kalau kamu sudah siap".
Mengapa saya luangkan waktu untuk menuliskan hal ini, sebab saya tahu, diluar sana, banyak sekali anak muda terutama para wanita, para akhwat yang sering bertanya "kok jodoh saya belum datang ya, teman teman udah pada nikah" atau "kapan sih Allah karuniakan jodoh, umur udah semakin tua". sudah terjawab bukan ? Kalau jawaban kalian hanya sekedar "karena sudah berumur" atau "karena teman lain udah pada nikah". pantaskah permintaan jodoh itu dikabulkan ? Jawab sendiri ya.. :)
Sebenarnya tulisan ini masih akan sangat panjang jika ingin dijabarkan lagi, tapi mungkin kalian akan menjadi malas membacanya.
Sebagai catatan, dalam tulisan ini saya tidak bermaksud untuk menyamakan sifat Allah dengan orangtua sang anak, sebab Allah mencintai hambanya, melebihi cinta dari seorang ibu kepada anaknya. maksud saya jauh dari itu bahwa kepada orangtua saja kita ditanya, apalagi oleh Allah.
Tetap jaga do'a do'anya, persiapkan pula jawaban terbaiknya, dan siapkan pertanggungjawabannya. siap ?
Semangat mempersiapkan bekal untuk akhirat ya, kawan-kawan. jangan ada lagi pacar-pacaran. jika memang ridho Allah yang kau cari.
"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Hasyr : 18).
Jauh dari segala hal itu perkara jodoh adalah ketetapan Allah, diantara Rezeki dari Allah, namun Allah pun menetapkan sesuatu yang lebih pasti dari jodoh, itulah kematian. fokus kita adalah mempersiapkan bekal menghadapi kematian, sebab rezeki kita ini akan lengkap, saat kematian tiba. Tak akan tertukar rezeki seorang hamba. termasuk jodoh. :)
Ditulis sembari menanti shalat isya. diterbitkan menanti shalat subuh.
Salam hangat, dari kami
Abi Dzar Al Gifari, Sulawesi Tenggara.
4 notes
·
View notes
Text
Taat Syariat, Bukan karena duniawi.
Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa dahulu ada segolongan orang Badui datang kepada Nabi Saw. lalu masuk Islam. Bila mereka telah kembali ke kampung halaman mereka, lalu mereka menjumpai musim hujan dan musim subur serta musim melahirkan anak yang banyak, maka mereka berkata, "Sesungguhnya agama kita adalah agama yang baik," maka mereka berpegangan kepadanya. Tetapi bila mereka menjumpai tahun kekeringan dan paceklik serta jarang adanya kelahiran, maka mereka berkata, "Tiada suatu kebaikan pun pada agama kita ini."
Maka Allah Swt. menurunkan kepada Nabi-Nya ayat berikut, yaitu firman-Nya: Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi. Maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu; dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang. Rugilah ia di dunia dan di akhirat... (Al-Hajj: 11)
Jangan pernah terlintas dalam pikiran, bahwa kita hanya akan ikut aturan islam, apabila itu menguntungkan secara duniawi. dan apabila tidak menguntungkan kita pun menentang syariat (aturan) islam.
harusnya kita perlu tahu dan paham, bahwa melaksanakan syariat bukanlah untuk duniawi kita, namun jauh dari itu, agar kita selamat kelak diakhirat.
Abi Dzar Al Gifari, Sulawesi Tenggara.
0 notes
Text
Dilihat oleh yang Maha Melihat.
Jika suatu saat nanti engkau menyendiri sementara hawa nafsumu terus membujukmu agar melakukan dosa, maka katakanlah pada dirimu, "Malulah engkau pada yg maha melihat, sungguh Dia yg menciptakan kegelapan dan terang sedang melihatku". Jika engkau tak yakin Allah melihatmu, alangkah besarnya kekufuranmu. dan jika engkau yakin Dia melihatmu yang sedang bermaksiat, maka alangkah besarnya kesombonganmu, dan betapa kecilnya rasa malumu.
Wahai orang yang malang, Tubuh bagian manakah yang akan berdiri dihadapan Allah kelak, lisan yang manakah yg akan menjawab pertanyaannya kelak ?, Bersiaplah engkau menghadapi pertanyaannya kelak, kumpulkanlah sebanyak-banyaknya alasan yang tepat untukmu. dihari nanti engkau akan berjumpa Rabb-mu.
(Renungan dari ceramah Syaikh Kholid Rasyid)
Abi Dzar Al Gifari, Sulawesi Tenggara.
2 notes
·
View notes
Text
Beribadahlah namun jangan memaksakan.
dari 'Aisyah radhiyallahu 'anhu berkata: "Suatu hari seorang wanita dari Bani Asad bersamaku saat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendatangiku. Lalu Beliau bertanya: "Siapa dia?" Aku jawab: "Si anu, orang yang tidak tidur di waktu malam". Lantas diberitakan kepada Beliau tentang shalat wanita tersebut. Kemudian Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Celakalah kalian, mengapa kalian memaksakan amalan yang kalian tidak mampu? Sungguh Allah tidak bosan (memberi ganjaran) hingga kalian merasa bosan sendiri (jika terlalu memaksakan diri) ". (H.R. Al Bukhari : 1151)
dari Aisyah bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mendatanginya dan bersamanya ada seorang wanita lain, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "siapa ini?" Aisyah menjawab: "si fulanah", Lalu diceritakan tentang shalatnya. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "tinggalkanlah apa yang tidak kalian sanggupi, demi Allah, Allah tidak akan bosan hingga kalian sendiri yang menjadi bosan, dan agama yang paling dicintai-Nya adalah apa yang senantiasa dikerjakan secara rutin dan kontinyu". (H.R. Al Bukhari : 43)
0 notes
Text
Jangan Kau Tempuh yang Haram.
Dari Hudzaifah bin al-Yaman Radhiyallahu anhu, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri lalu berkata, “Kemarilah kalian semua!’ Kemudian para shahabat beliau menghampirinya dan duduk menghadapnya. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,‘Ini ada utusan Allâh malaikat Jibril. Ia membisikkan ke dalam benakku bahwa satu jiwa tidak akan wafat sebelum lengkap dan sempurna rezekinya sekalipun rezekinya terlambat datang kepadanya. Karena itu, hendaklah kamu bertakwa kepada Allâh dan lakukanlah usaha dengan cara yang baik! Janganlah kedatangan rezeki yang terlambat menyeretmu untuk bermaksiat kepada Allâh Azza wa Jalla , karena apa yang ada di sisi Allâh hanya bisa diraih dengan ketaatan kepada-Nya.”
(H.R. Al Bazzar, dengan sanad yang shahih)
1 note
·
View note
Text
Harta
Dulu waktu awal baru nikah. Pernah dalam kehidupan rumah tangga kami ketika uang kami cuma tinggal 1 juta. Secara kami nikah benar benar pure dari tabungan sendiri sendiri. Ga mau ngerepotin orang tua, jadi ketika memutuskan untuk menikah bahkan resepsi adalah tanggung jawab berdua. Uang dari angpao nikahan udah buat beli ini itu, maklum baru nikah banyak pengennya. Saya yang biasanya terencana juga kayak pengen aja gitu merayakan kehidupan awal awal pernikahan.
Sudah mana kami berdua suka sama buku, uang 250 ribu sambil nunggu gajian bulan tersebut bukannya dihemat hemat malah justru kami beliin buku tentang start up yang tebelnya udah kayak kitab apaan, dengan mengucap bismillah insya Allah besok rejekinya ditambah haha.
Sampai di eskalator saya ngomong sama suami, “bang gimana nih tabungan tinggal segini.” Dia maklum istrinya perencana jauh jauh hari, jadi suka mengalami kritis sebelum kejadian kritis itu terjadi. Jadi sudah prepare.
Tau ga jawab dia dengan santainya apa,
“Seorang abu bakar aja yang sekaliber itu. Pernah miskin semiskin miskinnya, sampai yang dia punya cuma Allah dan rasulnya.” Katanya nyengir. Saya jadi teringat kisahnya yang saat itu menyumbangkan seluruh hartanya di jalan Allah hingga baginya cukup Allah dan rasul untuk keluarganya.
Kemudian kami tertawa berdua. “Iya juga ya bang.”
Yah sejak saat itu, bagi kami (semoga akan terus begitu aamiin) harta bukanlah perkara yang bagaimana bagaimana. Mengikut prinsip abang, biarlah harta yang ngejar kita. Kitanya jangan ngejar harta. Kita cukup berusaha dan bertawakkal. Jangan sampai kayak orang ga beriman yang takut ini itu, padahal Allah sudah menjamin rejeki kita. Kalau memang rejekinya ya dapat. Kalau engga ya sudah. Dan alhamdulillah, hidup jadi mudah terasa. Ga pernah merasa kekurangan, berkurang satu kekhawatiran. Masya Allah begitulah kemudian yang terjadi harta dan rejeki itu yang mengalir mendatangi kami bahkan saat tidak dicari :)
Bila datang fase kita tak mempunya apa yang diinginkan saat itu diminta bersabar. Bila datang fase kita dilimpahi hal yang tak kita minta saat itu diminta bersyukur. Hidup seorang mukmin seharusnya memang tidak rumit bukan? Karena ia percaya hidupnya terjamin oleh yang Maha Memiliki Segala.
Wallahu'alam..
Alizeti, Jakarta
236 notes
·
View notes
Text
Ketenangan
Bismillah, tulisan ini saya dedikasikan buat siapa saja yang bingung akan hidupnya, dan merasa bahwa hari-harinya berjalan seperti itu-itu saja.
Ketenangan, adalah sebuah kata yang dicari oleh seluruh manusia, tenang yang saya maksud dalam tulisan ini, bukan tenang yang bermakna tak bergerak kemana-mana layaknya air. namun tenang yang artinya tidak gelisah, tidak kacau, juga aman dan tentram.
Hal ini adalah permasalahan yang relatif pada beberapa kondisi, namun ada ketenangan, yang selanjutnya saya sebut sebagai ketenangan hakiki. Sebab seseorang akan terus dalam kegelisahan, sulit untuk tentram, walaupun ia memiliki segala sesuatu yang dari awal mereka jadikan sebagai alasan agar bisa tenang, Selama ketenangan hakiki ini tak bisa ia raih maka ia akan gelisah.
Contoh, seseorang yang tiap harinya ingin mmemiliki smartphone baru, ia akan terus gelisah, selama keinginan tersebut tak tercapai. Pada suatu saat dimana ia telah memilikinya. Ia pun masih gelisah, sebab yang ia anggap mampu menenangkannya, ternyata hakikatnya tidak mampu membuat ia tenang.
Lalu, apa ketenangan hakiki itu.. ?
Ketenangan, adalah buah dari pemikiran yang menghasilkan persepsi, dan akan menghasilkan pola sikap, sehingga jika anda ingin meraih ketenangan maka ubahlah pemikiran anda, mindset anda. Selanjutnya, kita sama-sama mafhum, bahwasanya manusia adalah makhluk yang terbatas. Dikarenakan hal itu, maka ia pun hanya mampu untuk memikirkan sesuatu yang juga terbatas.
Lalu apa yang harus dipikirkan ?
Yang dipikirkan adalah tentang hakikat siapa diri kita, apabila kita mengenal betul diri kita sendiri, maka kita akan tahu, apa yang sebenarnya ingin dan tidak diinginkan oleh diri kita. Hakikat siapa diri kita, itu terangkum dalam pertanyaan-pertanyaan, yang kami sebut sebagai simpul besar. simpul besar ini akan terurai jika kita mampu menjawab secara benar dan sesuai fitrah, maka ketenangan akan kita raih.
Pertanyaan pertama, Darimana anda berasal ?
Pertanyaan kedua, Untuk apa anda didunia ini ?
Pertanyaan ketiga, Kemana anda setelah kehidupan ini ?
Tiga pertanyaan ini, adalah bentuk pertanyaan masa lampau (past), masa kini (present), dan masa yang akan datang (future).
Jawablah pertanyaan-pertanyaan ini, jika jawabaan anda telah benar, dan tak bertentangan dengan fitrah anda sebagai manusia, maka ketenangan akan menghampiri anda. Dan kehidupan didunia ini, akan tenang anda lalui. sebab anda tahu, apa yang harus diperbuat, dan anda tahu anda akan kemana serta anda yakin akan bertemu dengan siapa setelah melewati dunia ini.
Itulah, ketenangan yang dirindukan oleh setiap manusia, itulah ketenangan yang diinginkan oleh mereka yang punya banyak harta namun gelisah tak karuan. Itu pula ketenangan yang dicari oleh mereka yang gelisah dengan tumpukan masalah dalam pekerjaan.
Ketenangan hakiki. Bila, jawaban-jawaban tersebut belum mampu membuat tenang diri anda. Mungkin jawaban itu belum tepat, sebab jika jawabannya benar, maka anda akan cukup tenang melalui kehidupan ini.
tulisan ini disadari banyak kekurangannya, namun terlampir harap semoga dapat diambil manfaatnya. Jangan lupa senyum hari ini :)
Abi Dzar Al Gifari, Sulawesi Tenggara
1 note
·
View note