Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
media(log) : Respect and recognition
Merujuk pada 2 post saya sebelumnya, anda dapat bertanya lagi "Buat apa ada copyright kalau kita hanya menggabung-gabungkan sesuatu yang telah ada?"
Disinilah kemampuan berpikir kita sebagai manusia diakui dan dihargai.
Copyright tidak semata mata untuk melindungi kreasi anda dari para pencuri ide, namun juga memiliki tujuan yang lebih dalam daripada itu.
Dari hal tersebut berangkatlah pemikiran untuk mengkodifikasi kreasi intelektual manusia.
Pada intinya, siapa sih yang tidak ingin pemikirannya diakui?
0 notes
Text
media(log) : I (re)create, therefore i am
Jika saat ini Descartes masih hidup, satu pertanyaan yang akan saya ajukan adalah : "mengapa hanya sampai berpikir?" Bukankah kita sebagai manusia akan lebih 'ada' apabila kita menciptakan sesuatu?
Sayangnya, kita sebagai manusia mustahil untuk menciptakan sesuatu dari kekosongan. Tentunya saya berbicara dalam konteks material. Tapi apabila berbicara mengenai konteks non material, terutama pemikiran dan ide, potensi kita tidak terbatas.
Benarkah demikian?
Potensi manusia dalam berpikirlah yang menjadi poin penting Descartes dalam quotenya yang terkenal tersebut. Dengan berpikir, kita yang tidak memiliki kemampuan kreasi material, mampu mengamalgamasikan materi yang sudah ada sebelumnya menjadi suatu kreasi baru.
Menciptakan sesuatu dan mentahbiskannya sebagai kreasi anda? Cobalah dipikirkan kembali. Mungkin yang anda lakukan hanya mengkolaborasikan sesuatu yang telah ada sebelumnya.
0 notes
Text
media(log) : Copyright makes right?
Benarkah copyright acapkali digunakan sebagai alat oleh para pemilik royalti dan industri kreator untuk meraup keuntungan lebih dan mematikan kompetitor?
Ya, betul. Dengan logika yang sama anda bisa menyatakan bahwa mobil adalah salah satu senjata pembunuh paling mematikan dalam sejarah manusia.
Its a matter of perspective. Anda bisa saja melihat segala sesuatunya dari sudut pandang tertentu namun dengan demikian anda mengabaikan sisi yang lain.
Mengutip Sherina, mulai sekarang cobalah lihat segala sesuatunya secara lebih dekat (dan menyeluruh), dan kau akan mengerti.
0 notes
Text
media(log) : Participatory Culture
Dalam post sebelumnya diilustrasikan mengenai sekumpulan orang dalam forum online yang menelaah satu kasus melalui berbagai sudut pandang. Mungkin anda berpikir, apa yang mendasari mereka untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi forum online tersebut?
Dengan kehadiran teknologi internet yang menembus batasan ruang dan waktu, berkecimpung dalam ranah digital (bukan analog), interaksi manusia sebagai mahkluk sosial memasuki era yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Berkaitan dengan implikasi penggunaan teknologi yang menyebabkan perubahan dinamis secara inter-personal, kini berkomunikasi dan berdiskusi antara satu sama lain dapat dilakukan tanpa memandang batasan jarak dan dilakukan secara waktu nyata. Kemudahan akses informasi dan diskusi ini mendorong individu-individu untuk berkecimpung dalam ruang publik yang kita sebut sebagai dunia digital.

Bukan. Bukan dunia digital seperti dalam konteks Digimon. Namun terkadang saya berharap dunia digital yang kita miliki sesimpel dan seindah kartun diatas.
Ilustrasi yang sarat kita jumpai sebagai bentuk budaya partisipatif adalah penggunaan Meme (dibaca : mim) dan fenomena fandom. Kira-kira apa yang mendasari para netizen dunia digital untuk berpartisipasi dalam budaya meme? Mengapa mereka hendaknya mengorbankan waktu dan tenaga untuk memproduksi meme? Mari kita diskusikan.
Terlepas dari budaya partisipatif yang erat kaitannya dengan pikiran kolektif serta konvergensi media, ketiganya merupakan Holy Trinity yang patut kita kuasai baik-baik dalam satu semester kedepannya sebagai acuan dasar memahami fenomena-fenomena dunia digital yang terkesan absurd dan membuat kita bertanya.. kenapa?
NB: Digimon and Digivice all right reserved to Bandai Namco.
0 notes
Text
media(log) : Collective Intelligence
Konvergensi media berkaitan erat dengan 2 hal lainnya, yaitu fenomena yang kita sebut sebagai kecerdasan kolektif dan budaya partisipatif. Bahkan tanpa kedua hal ini, konvergensi media tidak akan dapat terwujud. Mengapa?
Manusia memiliki kapasitas pengetahuan yang terbatas. Dalam kenyataannya, manusia dapat menguasai beberapa bidang atau cabang ilmu tertentu. Manusia sebagai individu tidak memiliki kapasitas untuk menguasai berbagai cabang ilmu (ya mungkin ada pengecualian untuk beberapa individu yang super jenius tentu saja, namun saya disini berbicara mengenai massa general). Namun bukan berarti kita sebagai manusia terbatasi dalam pencarian pengetahuan.
Teknologi internet memungkinkan terbentuknya kecerdasan kolektif, dimana manusia secara individu dapat membagi pengetahuan mereka akan berbagai bidang yang mereka kuasai. Sebagai contoh dalam satu forum internet, terdapat suatu kasus. Kasus tersebut ditelaah oleh berbagai anggota di dalam forum tersebut melalui disiplin ilmu yang mereka kuasai, seperti ada orang yang menguasai ilmu medis, maka ia akan menjelaskan kasus tersebut melalui sudut pandang medis. Begitu pula orang dengan latar belakang ekonomi, sains, hukum, dan sebagainya. Semua ini dilakukan dengan menggunakan teknologi digital, yang tidak mengenal batasan ruang dan waktu.
Perkembangan kecerdasan kolektif ini terkait dengan materi berikutnya yang memungkinkan terjadinya konvergensi media, yaitu budaya partisipatori.
0 notes
Text
media(log) : Go With The Flow
Satu hal yang selalu mengganjal di pikiran saya mengenai konvergensi adalah apa yang membedakannya dengan integrasi. Selama ini saya menanggap bahwa integrasi dan konvergensi merupakan hal yang serupa, yang kedua terminologinya dapat digunakan sesuka hati, dan apabila keduanya ditukar tidak akan ada bedanya. Namun setelah membaca mengenai penjelasan “Medium is The Message” oleh Mark Federman, konsep konvergensi media oleh Henry Jenkins, dan penjelasan singkat mengenai proses komunikasi menggunakan hukum ketiga termodinamik minggu lalu oleh Mas Irwansyah, saya mulai berpikir bahwa keduanya memiliki perbedaan yang fundamental, meskipun tampak serupa dari definisi sekilas.
Integrasi merupakan kata kerja, yang berarti menggabungkan dan menyatukan, yang menegaskan ada kekuatan yang mendorong secara sengaja, untuk tercapainya persatuan. Itulah mengapa integrasi sering kita jumpai dalam kata-kata seperti “Integrasi Nasional”, dikarenakan memang proses penyatuan tersebut didasari oleh dorongan kesengajaan yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu. Entah cara yang dilakukan alami atau buatan, tidak masalah selama tercapainya persatuan.
Konvergensi merupakan suatu hal yang tidak dapat dipaksakan dan erat kaitannya dengan kalimat “Go With The Flow”. Flow yang dimaksudkan disini adalah perkembangan, baik teknologi, sosial, budaya dan ekonomi. Ibarat energi dalam hukum termodinamik, ilmu juga mengalami proses perubahan dari satu proses ke proses lainnya. Konvergensi merupakan wujud dari pertemuan antara dua bidang yang berbeda, baik baru ataupun lama, canggih ataupun usang, yang didalamnya batasan antara keduanya menjadi lebur.
Intinya, saya berpendapat bahwa integrasi dan konvergensi dua hal yang berbeda secara fundamental. Bayangkan, konvergensi media terdengar memiliki makna yang berbeda dengan integrasi media bukan?
5 notes
·
View notes
Text
media(log) : Unforeseen Consequences
Sejarah perkembangan kehidupan manusia terus diwarnai dengan perkembangan. Namun terkadang perkembangan tersebut dicapai dengan harga yang tidak murah dan adanya pengorbanan yang besar, seperti pada era Perang Dingin, dimana kubu Soviet dan AS, dua negara adidaya saat itu yang berlomba-lomba untuk memperkaya persenjataan nuklir mereka. Tensi geopolitik saat itu sedang mencapai puncaknya, bahkan dikhawatirkan akan menyebabkan Perang Dunia ketiga. Namun dibalik semua itu, perlombaan teknologi yang dilakukan oleh kedua belah pihak mampu memanfaatkan nuklir yang sebelumnya difungsikan sebagai alat pemusnah massal, menjadi sumber energi potensial. Dalam pertama kalinya pula dalam sejarah manusia, ruang angkasa bukan lagi menjadi batasan. Program eksplorasi luar angkasa dan pendaratan ke bulan menjadi salah satu pencapaian terbesar manusia yang tidak pernah terpikirkan akan terwujud sebelumnya.
Hal ini mengilustrasikan perkembangan dalam kehidupan manusia sebagai peradaban, akan membawa dampak yang signifikan baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek, terutama di bidang teknologi. Teknologi acapkali dijadikan sebagai katalis akan suatu perubahan. Namun menurut Mark Federman dalam publikasi ilmiahnya yang menjelaskan makna “Medium is the Message”, perubahan yang terjadi bukanlah dari penggunaan teknologi, melainkan perubahan dalam pola interaksi dinamis yang dilakukan oleh manusia. Terkadang perubahan ini membawa dampak-dampak yang tidak dapat diprediksi sebelumnya, atau terkadang luput dari prediksi. Seperti penggunaan sosial media dan video platform seperti YouTube, yang merubah pola interaksi manusia dalam bersosialisasi dan menyampaikan pesan.
Untuk mengerti konteks konvergensi media lebih lanjut, diperlukan pemahaman mengenai perubahan medium seperti yang diutarakan McLuhan.
0 notes
Text
media(log) : It’s Super Effective!
Hi!
I can’t emphasize how much I like to read. I remember back in high school when I first read The Alchemist by Paulo Coelho and it became my gateway to the world of literature. Before that, reading for me is just a tedious task that I’ve never enjoy that much. Once I found the joy in reading and the infinite possibilities it can offer, it becomes an integral part of my life ever since. What book or piece of literature influences you the most? Let me know in the comments below.
Why I brought up my first reading experience in the first place? Because I want to illustrate how can one piece of effective writing impacts me for the rest of my life. Well, you can argue that in this subject we supposed to learn how to write blog post effectively, but its a piece of writing nonetheless. For me, learning how to write starts with reading effectively. Think of that piece of literature that influences you the most. Why it become so influential to you? Does it speaks to you in so many levels? Does the story it offers relate to you and your problems?
Once you’ve identify the structures of an effective piece of writing, the next question should be “Can I produce something of an equal value?” Its a similar question you’re asking yourself after you watch a good movie or an artsy instagram post. There’s a high probability that you can do it, especially in the times of social media and youtube’s how-to and instructional videos. More on that topic on later posts.
I’m not going to refer much to Darren Rowse’s post about signs of an effective blogpost in this matter, but I like to discuss about what makes writing so effective in your opinion, based on our subject of course. In fact, does my blogposts counts a an effective blogpost? There’s so much to be discussed!
Cheers,
Aditya
#spik600087#mediakonvergensidanpraktik#komUI2016#kelasB#irwansyah#mediaconvergence#media#write#reading
1 note
·
View note
Text
media(log) : An (α) Post
Hi!
If you’re reading this, I’ll be honest with you right from the start. I’ve never been good at writing introductory lines. When writing introductory lines, I was kind of afraid that it would be too pretentious. Actually, it’s not just writing, but I found myself in a difficult position when I’m going to start something. Be it starting a day by waking up, starting an assignment, starting a conversation or even starting a simple post like this. Its always the same old excuse of ‘beginning is always the hardest part’. But no. Not anymore, because I’m gonna put that excuse six feet under.
What hinders you now from starting something is actually your fear. Fear of moving onward to new possibilities from your status quo. Fear of being ridiculed and condemned wrong by the others. Fear of whats coming next once you already pass the beginning stage. Mostly fear of things that doesn’t even come to pass. A realm of ‘what ifs’ you might say. And for me personally, I’m done being dictated by what ifs. It already costs me a lot in my life.
Worry not, we’re going to tackle this ‘fear’ head on altogether. As cliche as it might sounds, start something by just doing it. Jump right in. Pour all of your thoughts and hard-earned knowledge into that blank piece of tumblr post. Be open to all possibilities that you’re going to face. And by the time you realize, it already way past 75 words I assure you.
You might be thinking up until now, sentences you’ve been reading in this post is kind of something that comes out from a self-help book (which I kind of been reading it a lot lately), or even what has it got to do with assignment given at hand which is technology and convergence you might ask?
It has something to do with starting an effective blog post, which I assume will be the central matters of this subject. Darren Rowse in his article from 2008 said a lot about that issue which I completely agree and will be discussed in the future posts in this series. But if I were to make an addition, an ineffective blog post is a post that doesn’t exist because you’re not starting it in the first place. Start by doing it first, and we’ll get to the technical parts later.
Let me know what your thoughts on the comment below.
Cheers,
Aditya
P.S : I intended to make this assignment as a series of blog posts by the name of media(log) as the title imply. This was meant to be an introductory post for many posts to come, hence an alpha (α) in the title. I’ll be writing this series in English mostly, but sometimes in Bahasa as well.
3 notes
·
View notes