Nama saya Aeny | Kutinggalkan jejak meninggalkan masa lalu dan kuceritakan untuk pelajaran di masa depan my Blog : http://aenyandeleeb.blogspot.com/ my twitter : @aenyra
Don't wanna be here? Send us removal request.
Quote
Hari ini, mungkin kita adalah segalanya bagi seseorang. Tapi besok, bisa jadi kita bukan siapa-siapa. Hati manusia mudah sekali berubah, karena itu, jangan berlebihan.
Tereliye
16 notes
·
View notes
Photo
Good friend are like stars, you don't always see them, but you know they're always there...
4 notes
·
View notes
Quote
Kau semisal hujan, lama hadirmu membuatku menunggu penuh harap dan rindu. Kau hadir sesekali, membuat rindu semakin bertambah tiap kau datang dan pergi lagi. Namun kuharap saat kau selalu hadir disini, aku harap rinduku tak hilang terkikis bosan yang menghinggapi.
(via kujagabulanbersinaruntukmu)
Rindu hujan. ....
29 notes
·
View notes
Text
Ilmu ... Ilmu .. 😁😁
Lima Tahap Kehidupan Pernikahan
🎀 Menikah dan hidup berumah tangga adalah salah satu disiplin ilmu tersendiri yang dikaji secara luas dan mendalam. Dawn J. lipthrott seorang psikoterapis dan marriage and relationship educator and coach menyatakan ada lima tahap perkembangan dalam kehidupan pernikahan. Namun perubahan dari satu tahap ke tahap berikutnya tidak memiliki batas waktu yang pasti. Dengan memahami adanya tahapan hidup berumah tangga ini, akan membantu suami-istri melakukan evaluasi bersama dan mengusahakan hal terbaik agar dapat melewati berbagai tahapan dengan sebaik-baiknya.
💜 Tahap Pertama: Romantic Love 👞 Tahapan ini terjadi di masa awal pernikahan yang banyak disebut dengan bulan madu. Suami-istri merasakan cinta yang besar, ikatan yang sangat kuat, akan selalu bersama dan tidak ada yang dapat memisahkan. Suami-istri selalu ingin melakukan kegiatan bersama seperti makan bersama, olah raga bersama, membersihkan rumah bersama, jalan-jalan, dll. Istilah “mawwadah” tepat untuk menggambarkan tahapan ini.
💜 Tahapan Kedua: Dissapointment or Distress 👞 Jika romantic love membuat suami-istri merasa berada di atas awan yang indah, tahapan kedua ini membuat suami-istri turun ke bumi. Mulai melihat realitas dan cela pada pasangan. Pada tahap ini, suami-istri mulai saling menyalahkan, marah dan kecewa pada pasangan, berusaha menang dan lebih benar dari pasangan. Keadaan ini membuat suami-istri mengalihkan stress kepada hal lain seperti pekerjaan, anak, hobi, atau curhat kepada orang lain. Jika tidak dikelola dengan baik, tahapan ini dapat memberikan dampak negatif yang besar bagi pasangan suami-istri bahkan berujung dengan perpisahan.
💜 Tahap Ketiga: Knowladge and Awareness 👞 Dalam tahap ini, muncul kesadaran diri pada suami-istri untuk memiliki kehidupan berumah tangga yang baik. Suami-istri yang sampai pada tahap ini akan lebih memahami posisinya dan pasangan, lalu sibuk mencari informasi tentang bagaimana kebahagiaan pernikahanan dapat tercapai dengan membaca artikel, diskusi, mengikuti seminar, konsultasi pernikahan, dll.
💜 Tahap Keempat: Transformation 👞 Suami-istri dalam tahap ini akan berusaha melakukan perbuatan yang mampu membahagiakan pasangan. Dalam tahapan ini, sudah berkembang pemahaman yang penyeluruh antara satu dengan yang lain dalam menyikapi masalah dan menyelesaikan konflik. 💜 Tahap Kelima: Real Love 👞 Tahapan ini bercorak kesejiwaan suami dan istri. Pada tahapan ini, suami-istri akan kembali dipenuhi keceriaan, kemesraan, kebahagiaan dan kebersamaan. Suami-istri akan semakin menghayati cinta pada pasangannya. Inilah cinta yang dewasa. Istilah “rahmah” tepat untuk menggambarkan tahapan ini. 👞 Tahapan real love sangat mungkin terwujud jika suami-istri bersama-sama mengusahakannya.
🎀 Lalu, bagaimana cara melalui semua tahapan itu? 💥 Sabar dalam Melewati Setiap Tahapan. 👞 Pasangan yang bahagia bukanlah pasangan yang tidak pernah mengalami konflik. Mereka adalah manusia yang mempunyai kekurangan dan keterbatasan, namun mereka bersabar atas setiap konflik yang terjadi. 💥 Cepat Melakukan Adaptasi 👞 Semua orang memerlukan adaptasi saat menjumpai hal-hal yang baru, termasuk dalam pernikahan. Bahkan ketika pasangan suami-istri sudah lama saling mengenal, tetap saja diperlukan adaptasi diantara keduanya. Jika suami-istri cepat beradaptasi, akan mempercepat pula munculnya keharmonisan dan kelanggengan dalam rumah tangga. Namun jika kedua belah pihak atau salah satu pihak enggan beradaptasi, cenderung mempertahankan kemauan tanpa mau berusaha untuk menyesuaikan dengan harapan masing-masing, akan memperlambat pasangan tersebut untuk mencapai titik kebahagiaan dalam pernikahan.
Sekian materi hari ini, semoga bermanfaat. 😊 (rm)
📗 Sumber: Buku Wonderful Couple (Cahyadi Takariyawan)
📝SUPERMOM’S NOTES📝 #marriedbydesign Edisi 22 Oktober 2015
🔹Follow us🔹 🍀 Twitter: @supermom_w 🍀 Tumblr: supermomwannabee.tumblr.com 🍀 Fanpage FB: Supermom Wannabe 🍀 Instagram: @supermom_w
169 notes
·
View notes
Photo
Aku baru tau arti Dari kata2 ITU... Padahal udh sering nemu.. Nice info..










4K notes
·
View notes
Quote
Tanda engkau sudah dimampukan untuk menikah, cukup untuk membayar biaya pernikahan dan juga ada yang mau diajak menikah, perayaan bukanlah yang utama
Fauzan Arif (via fauzan-arif)
:D
(via hujanbulanmei)
Ada yang mau diajak .. Yg terpenting ... 😁
43 notes
·
View notes
Text
Perempuan itu complicated tapi nyatanya sesederhana itu... 😁
saat perempuan menangis
Perempuan adalah makhluk yang dianugerahi keistimewaan oleh Allah. Hatinya dipenuhi kasih sayang. Fisiknya dibuat kuat untuk hamil, melahirkan, dan merawat buah hatinya.
Namun perempuan bukan superman.
Hatinya mudah tersentuh oleh kesedihan. Memang tidak selalu tampak di wajahnya, karena ia pandai menyimpan perasaannya.
Kekuatannya membuatnya mampu menyimpan kesedihan berhari-hari, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun lamanya. Bahasa kesedihannya adalah diam.
Perempuan menangis bukan karena lemah. Menangis adalah bentuk pertahanan dirinya yang terakhir.
Saat ia terluka, ia menangis. Saat ia tanpa sengaja melukai, ia juga menangis.
Jika ia harus menangis, ia menangis sendiri. Karena ia tidak ingin orang lain ikut bersedih atau terbebani oleh kesedihannya.
Namun jika ia menangis di depanmu, artinya ia telah berada pada batas kemampuannya. Perempuan bukan makhluk yang mudah menunjukkan sisi lemahnya pada orang yang dicintainya. Karenanya, saat itu terjadi, artinya ia membutuhkan bantuan.
Jika kamu tetap berada di sampingnya saat ia menangis, menyediakannya pundak, memberinya segelas air, ia akan terus mengingatmu dan setia padamu sepanjang hidupnya
Jika kamu menyia-nyiakannya, mengabaikannya, membiarkannya sendiri, mungkin ia akan memaafkanmu. Tapi setelahnya, ia tidak akan menjadi seseorang yang sama lagi.
Jika perempuan merasa disayangi dan dihargai, ia akan memberimu segala yang ia miliki. Waktunya, perhatiannya, cintanya, hartanya, raganya, bahkan jiwanya. Tentu kamu bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika ia merasa terluka dan terabaikan?
532 notes
·
View notes
Quote
Indahnya silaturahim, selain memperpanjang usia kita, juga memperpanjang cerita kita, Menjadi goresan cerita dalam kisah hidup... 1 muharram 1437H Waroeng Steak Bandung.
1 note
·
View note
Photo
Biarkan rindu mengalir dengan tenang di sungai doa yg terlantunkan.. ;)

~ Biarkan rindu ini mengalir begitu saja Biarkan hanya doa yang mampu mendekapmu erat Jika sudah saatnya bersama Sudikah kau ku dekap erat menuju syurgaNya???? #senjaberaksara
22 notes
·
View notes
Quote
Saat kita memutuskan untuk memaafkan seseorang, itu bukan persoalan apakah orang itu salah dan kita benar. Apakah orang itu memang jahat atau aniaya. Bukan! Kita memutuskan memaafkan seseorang karena KITA BERHAK ATAS KEDAMAIAN DI DALAM HATI.
Novel Rindu karya TERELIYE
0 notes
Text
Serba Salah
Terkadang ingin rasanya membela diri dari sangkaan orang lain. Seperti "maaf, sepertinya tidak Ada yang bilang ke saya" atau "saya tidak pernah bilang gitu." Atau "Saya tidak melakukan kesalahan itu" Tapi kenyataannya hanya ada kata-kata seperti "maaf sepertinya saya lupa", atau "maaf nanti saya perbaiki .. " Dan bla bla bla... Huft ... Ingin rasanya ke suatu tempat sendirian, hanya di temani angin dan udara ... Lalu teriak.
1 note
·
View note
Photo

Lihat photo ini tuh, bahagia banget...artinya begitu mudah menerima keadaan ketika hati memang mudah menerima. Hati mudah menerima Karena yakin takdir Allah bukan sesuatu yg salah. Barakallahulaka was baraka'alaika wajama'a bainakuma fii khair adikku .. :) sakinah mawaddah kemudian rahmah ..
2 notes
·
View notes
Text
:)
Pertanyaan Tentang Jodoh: Sebuah Konspirasi

Entah sudah lebaran ke berapa ini terjadi, entah untuk berapa lebaran lagi… “Kapan Tuhan akan mengirimkan jodoh buatku?” Itu pertanyaan pribadimu. Keluh rahasiamu. Yang kadang-kadang kamu gumamkan di saat-saat paling sunyi di kesendirian dirimu. “Kapan kamu menikah?” Itu pertanyaan mereka—entah mengapa selalu terasa seperti sebuah serangan terbuka. “Apa-apaan ini!?” Katamu, sambil mendirikan benteng pertahanan. “Aku juga ingin menikah, kok! Aku sudah berusaha sekuat tenaga! Aku sudah mengupayakan yang terbaik… Aku masih menunggu—aku hanya percaya Tuhan akan memberikan yang terbaik untukku!” Sambungmu. “Jadi, kapan kamu menikah?” Untukmu, di sini, sepandai apapun kamu menjawabnya atau tidak menjawabnya, pertanyaan itu akan selalu ada sebelum kamu menuntaskan semuanya. “Doakan saja…” Jawabmu. Diplomatis. Mereka mengangguk. Juga diplomatis. Semoga mereka benar-benar mendoakanmu… Tapi dua minggu, atau dua bulan, atau setahun berikutnya, seperti setiap lebaran tiba, mereka akan mempertanyakan lagi hal yang sama: Kapan kamu menikah? Kali ini, kamu tersenyum. Menggelengkan kepala. “Tenang saja,” katamu. Sementara rasa waswas menyerangmu dari dalam. Dan dalam kedip matamu yang ketiga, kamu menghitung jumlah usia. Tenang saja? Mereka tersenyum. Tetapi tentang semua ini, senyum mereka seringkali tak membuatmu bahagia. “Tenang, tenang, tenang… Semua masih baik-baik saja—meski tak sesuai rencana.” Kamu mencoba mengobati dirimu sendiri. … dan para penanya mungkin berlalu, tetapi pertanyaan-pertanyaan itu selalu ada untukmu. Lagi dan lagi. Dari siapa saja: Kapan kamu menikah, sih? “Bah, apa-apaan ini? Konspirasi macam apa ini!?” Umpatmu dalam hati. *** Sekarang, mari mengobrol santai. Mari kita bayangkan sepasang jodoh sebagai dua manusia yang berdiri di dua tepi pantai yang dipisahkan lautan—saling mengandaikan. Dengan demikian, perjodohan, atau pernikahan, barangkali semacam kehendak untuk saling mempertemukan diri satu sama lain. Keduanya boleh jadi diantarkan takdir untuk bertemu atau dipertemukan, tetapi nasib dan hidup baru bermakna setelah kita memberinya kata kerja, kan? Maka menyeberanglah! Sebagaimana nasib, juga hidup, jodoh selalu butuh kata kerja untuk membuat dirinya jadi bermakna. “Bagaimana kalau jodohku bukan dia yang sedang menunggu seberang lautan—berdiri di tepian pulau yang menghadap ke arah kita secara berlawanan?” Tanyamu. Bagaimana kamu tahu? Siapa yang tahu? Kamu menggelengkan kepala. “Aku tidak yakin, sebenarnya. Selalu tidak yakin.” Jawabmu. Keyakinan adalah modal pertama agar kamu bisa menyeberangi lautan, bukan? Itu saja. “Tapi aku melihat banyak orang yang menemui seseorang yang keliru di seberang lautan!” Keluhmu. “Bagaimana kita tahu jodoh yang tepat?” Tidak ada yang tahu. Siapa yang tahu? Tapi, sudahlah. Apa yang salah tentang kegagalan? Kegagalan hanyalah sebuah alternatif. Jalan memutar menuju keberhasilan. Entoh tak tersedia pilihan lainnya setelah itu selain keberhasilan, kan? Lagipula bukankah cerita hidup manusia dimulai dengan sebuah peristiwa kegagalan? Aku mencoba meyakinkanmu—dengan apa saja. Kali ini hanya agar kamu berani menyeberang lautan. Sayangnya, kamu tetap menggelengkan kepala. “Aku tak bisa berenang dan aku tak mau berlayar!” Katamu. Bagaimanapun aku tak bisa memaksamu. Tetapi apapun pilihanmu, jodoh tetaplah sepasang manusia di dua tepian pulau yang terpisahkan lutan. Tinggal kamu yang memutuskan… Sementara kita bisa melihat lautan dengan dua cara pandang yang berbeda: Bentangan kekejaman yang memisahkan dirimu dari jodoh yang tengah kau andaikan, atau instrumen yang membuatmu selalu punya kemungkinan untuk bisa mencapai pulau lainnya dari pulau tempatmu kini berdiri. “Seberapa dalamkah sebenarnya lautan?” Itu pertanyaanmu berikutnya. Terdengar ragu-ragu. Kali ini aku yang menggelengkan kepala. Tak ada satupun manusia yang benar-benar tahu, tak ada yang pernah benar-benar bisa mengukurnya. Tuhanlah yang Maha Tahu Segalanya, sementara manusia hanya bisa menduga-duga, kan? Kamu menghela napas panjang. Lantas menganggukkan kepala pelan-pelan. *** Selamat menyambut lebaran. Selamat menyambut serangkaian pertanyaan tentang jodoh dan masa depan. Semoga Tuhan segera mendekatkan semua rahasia perasaan pada jawabannya. “Jadi, kapan kamu menyeberang? Kapan kamu menikah?” “Bah, konspirasi macam apa ini!” FAHD PAHDEPIE Penulis buku ‘Rumah Tangga’ (PandaMedia, 2015). Coming soon: ‘Jodoh – sebuah novel’ (Bentang Pustaka, 2015) #30HariMencariCintaNya #SahurKeduapuluhDelapan#Jodoh #Lebaran
300 notes
·
View notes
Photo

Maaf seribu maaf atas kekhilafan lahir dan bathin... semoga ramadhan tahun depan kita masih bersamainya... Aamiin
1 note
·
View note