Bocah 20 tahun yang banyak drama. Rela nahan laper demi belanja buku.
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Coming Back for Real
Oh my goodness!
It's been a long time I haven't written anything at all (kecuali nota dinas dkk di kantor). Wkwk.
I'll be back. I promise.
-10 September 2021
3 notes
·
View notes
Text
Anak Rantau by Ahmad Fuadi
"Teruslah kalian menuntut ilmu di mana saja dengan memakai cara orang Minang seperti di petitih ini: Nan satitiak jadikan Iawuik, nan sakapa jadikan gunuang, alam takambang jadi guru. Yang setetes jadikan laut, yang sekepal jadikan gunung, alam terkembang jadi guru.â
5 out of 5 stars! Superb!
Selasa, 16 April 2019 adalah kali kedua saya selesai membaca novel ini (karena dah kehabisan buku bacaan wkwk). Karya Ahmad Fuadi -- penulis yang terkenal dengan serial Negeri 5 Menara -- berjudul Anak Rantau ini terbit tahun 2017. Sebelumnya, saya sudah membaca Anak Rantau di bulan Desember 2017. Berhubung saya lagi senang main tumblr, saya mau coba kasih pandangan saya tentang novel ini.
Anak Rantau adalah kisah tentang Hepi yang âterpaksaâ merantau ke Tanjung Durian, kampung kedua orang tuanya. Tanjung Durian merupakan kampung kecil di pinggir Danau Talago, Sumatera Barat. Berhubung saya sama seperti Hepi -- karakter utama dalam novel -- lahir dan besar di Jakarta tapi orang tua berasal dari Sumatera Barat, novel ini connects me very well. Saya merasa terikat dengan Anak Rantau karena kesamaan identitas ini hehe.
Melalui novel Anak Rantau, saya yang gak tau apa-apa tentang adat Minang, bisa belajar banyaaak banget. Mulai dari petatah-petitih, gimana kehidupan orang-orang di kampung, sampai adat-adat Minang yang sudah mulai luntur. Penulis pun menyajikan hal-hal berbau adat ini secara apik. Ada konflik lalu muncullah si petatah-petitih ini. Atau pun sekadar skenario obrolan tokoh-tokoh di Lapau Mak Tuo Ros.
Anak Rantau menceritakan tentang perjuangan Hepi untuk kembali ke Jakarta karena merasa dibuang oleh ayahnya. Ternyata di balik perjuangan Hepi, banyak hikmah-hikmah yang bisa dipetik. Tentang setia kawan (Hepi, Attar, Zen). Tentang agama. Tentang adat. Tentang kehidupan.
Anak Rantau membuka mata kita kalau dalam realita saat ini kampung tidak lagi sesuci yang kita kira. Kampung yang kita kira jauh dari jangkauan kejahatan, ternyata bisa jadi sarang kejahatan. Kampung yang seharusnya jadi tempat tegaknya adat, ternyata jadi tempat hancurnya adat itu sendiri. Anak Rantau menjadi sarana introspeksi bagaimana mengembalikan hakikat kampung bagi orang Minang khususnya. Kampung sebagai tempat tegaknya agama dan adat.
Menurut saya, novel ini termasuk dalam kategori light reading. Bahasanya ringan dan mudah dimengerti. Sehari dua hari selesai lah. Plus, kalau mau baca sebisa mungkin beli buku yang asli yaps, jangan download pdf ilegal. Bisa juga pinjam ke perpustakaan atau pinjam ke teman. Hargai usaha keras penulis ;)
1 note
·
View note
Text
Balada Urang Awak
Urang awak adalah sebutan sesama orang minang di perantauan. Misal nih, si A ketemu dengan si B dan mereka berdua adalah orang minang, biasanya sih mereka akan ngomong âOhh urang awak juga yaâ (based on true story).
Selama melaksanakan PKL kemarin, saya ketemu lumayan banyak orang minang di kantor. Ada yang dari Padang, Lubuk Alung, Bukittinggi, bahkan ada yang kampungnya sebelahan sama kampung saya. Dan orang-orang ini menanyakan hal yang sama pada saya wkwkwk. Kurang lebih seperti ini percakapannya:
âMuthia, kamu asli mana?â
âLahir besar di Jakarta. Tapi mama papa asli minang.â
âSudah kuduga... Ketara banget wajahnya.â
Sebenarnya âketara banget wajahnyaâ itu adalah sebuah misteri. Ga tau kenapa, urang awak rata-rata bisa mengidentifikasi urang awak lainnya. Aneh tapi nyata. Saya pun sekarang bisa nebak urang awak dari wajahnya juga hahaha.
Percakapan selanjutnya seperti ini:
âOrang tua ngantor atau dagang?â
âPapa dagang. Mama ibu rumah tangga.â
Pertanyaan ângantor atau dagangâ tidak semisterius pernyataan âketara banget wajahnyaâ sih hehehe. Perantau minang tahun 90-an seperti papa emang rata-rata profesinya adalah pedagang. Kalau jaman sekarang sih, sudah banyak kok yang kantoran.
Senang sekali bisa bertemu dengan urang awak lainnya. Meskipun saya lahir dan besar di Jakarta, saya bangga jadi orang minang. Gak perlu malu untuk ngaku jadi orang minang walaupun mungkin steorotipe orang-orang dengan orang minang agak jelek (misal: pelit). Harusnya tunjukin dong ke dunia, kalau orang minang tuh gak pelit cuma emang rada perhitungan.
Harusnya belajar AKL. Malah ngetik beginian haha.
0 notes
Text
Salah satu ketakutan di semester 6. Banyak waktu luang. Kuliah tinggal 14 sks + gak ikut organisasi atau kegiatan apapun, otomatis saya jadi punya banyak banget waktu luang. Cuma ngeri euy. Takut disalahgunakan buat hal yang tidak bermanfaat :(
Mohon doanya semoga Muthia bisa memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Ngapain gitu. Baca buku, nulis di tumblr, dengerin video kajian, atau belajar apa gitu (?). Dan yang lebih penting lagi, KERJAIN KTTA! Hehehe. Semangat~
Waktu yang tidak dimanage dengan baik, akan membuat kita kehilangan kesempatan-kesempatan baik.
©Quraners
493 notes
·
View notes
Text
SNMPTN, SBMPTN, USM PKN STAN: Kenangan Tiga Tahun, Akankah Terlupa?
Three years has passed. Wkwkwk. Maafin saya yang luput menunaikan janji untuk menceritakan sekelumit kisah perjuangan SNMPTN, SBMPTN, dan USM PKN STAN. Ya, walaupun dah basi sih tahun 2016. Gak papa deh, hitung-hitung jadi diary siapa tau lima tahun ke depan saya udah lupa sama kisah ini hehe.
Memilih. Jujur, saya orang yang paling benci sama pilihan. Ga suka milih. Dengan alasan saya adalah anak yang bingungan, rada plin plan, denger nasihat dikit bisa goyah...
Singkat cerita (panjangnya ada di part 1), setelah melalui kegalauan yang diatasi dengan sholat istikharah akhirnya saya mantap untuk memilih Pendidikan Dokter sebagai jurusan pilihan saya di SNMPTN. Toh, jadi dokter juga cita-cita dari kecil, kok. Saya merasa sangat mantap dengan pilihan itu.
Prestasi saya di sekolah bisa dibilang cukup lumayan. Saya masuk ranking 10 besar paralel dari 252 siswa jurusan IPA. Guru-guru optimis saya bisa lolos SNMPTN. Saat itu saya memilih Pendidikan Dokter UNS sebagai satu-satunya pilihan saya pada SNMPTN. Bermodalkan nekat, padahal belum ada alumni yang lolos di PTN tersebut. Tidak apa, kata guru-guru saya, siapa tau saya jadi pembuka jalan bagi sekolah saya untuk bisa masuk UNS.
Saat memilih PTN pun saya lagi-lagi menghadapi yang namanya galau. Mau pilih mana ya... Di satu sisi, mama saya mendorong saya untuk lebih nekat lagi wkwkwk. Masa saya disuruh pilih FKUI -_- Kalo saya masuk 5 besar sih saya berani, ini kan cuma 10 besar. Anak yang rankingnya di atas saya juga udah ada yang milih FKUI. Saya tau diri sedikit lah hehehe.
Pilihan jatuh ke Pendidikan Dokter UNS. Dengan sedikit keraguan. Firasat saya mengatakan saya tidak akan lolos. Yaudah lah ya, kalau Allah berkehendak, apapun bisa terjadi. Mau saya udah punya firasat kek, mau sekolah saya belum ada âpembuka jalanânya kek, kan tetap Allah yang punya kuasa. Iya kan? :)
Lanjut kapan-kapan ah. Mau makan bakwan dulu hahaha.
0 notes
Text
Makna Bahagia
Suatu pagi di Gedung Sulawesi, diajak ngobrol santai sama salah satu pegawai yang lulusan D3 Akuntansi STAN juga. Sebut aja namanya âMbak Teeâ
Mbak Tee yang memulai pembicaraan. Maklum lah, namanya anak PKL dan baru ditempatin di subdit itu, masih malu-malu untuk memulai pembicaraan. (In the end, mereka tau kalau sebenarnya saya tuh anaknya rame wkwk).
Mbak Tee memulai obrolan dengan bilang, âDek, denger-denger D3 Akun gak mesti di Kemenkeu ya?â. Saya jawab âIya mbak ehehehe.â
âTerus kamu kecewa gak? Kan kuliahnya aja setengah mati tuh.â sambung Mbak Tee.
âGa juga sih, Mbak... Prinsip aku sih yang penting di Jakarta. Gak penting mau itu Kemenkeu, Non Kemenkeu, atau lembaga sekalipun.â jawab saya dengan mantap.
Obrolan sederhana itu malah jadi merembet ke arti bahagia. Kata Mbak Tee (lagi), bahagia orang tuh beda-beda. Ada yang bahagia karena gajinya besar. Ada yang bahagia karena kerjanya dekat dengan keluarga. Ada yang bahagia karena bisa kerja sesuai sama passion.
âGajiku besar. Bisa dibilang lebih malah. Tapi aku gak bahagia di sini.â
âLoh loh. Kenapa mbak?â
âBahagiaku tuh bisa dekat dengan keluarga. Bisa ketemu, ngobrol, habisin waktu bareng-bareng. Percuma gaji besar, uang berlebih, tapi gak bisa dekat sama keluarga.â
Hmm. Mungkin ini alasan Mbak Tee bisa pulang ke kampungnya 2x dalam sebulan. Naik pesawat lagi. Mantep euy.
Terus saya jadi kepikiran. Definisi bahagia bagi diri saya apa ya? Saya suka uang (jujur nih), saya suka dekat dengan mama papa dan adik-adik, saya juga berharap bisa kerja sesuai dengan passion saya nanti.
Pikirin dulu deh selama 5 bulan ke depan. Semoga segera dapet jawaban :)
0 notes
Text
Umroh #1
Bulan Januari 2019 alhamdulillah saya dan keluarga bisa berangkat umroh bareng-bareng. Sebenernya umroh sekeluarga ini adalah salah satu cita-cita hidup babeh. Babeh udah niat banget mau berangkat sekeluarga. Tiap terlihat ambis berniaga pasti jawabnya âKan mau umroh sekeluarga.â
Alhamdulillah bisa tercapai. Sekarang cita-cita doi adalah badal (ganti) haji buat almarhumah amaknya. Moga bisa tercapai juga. AamiinÂ
Nah, melalui tulisan ini, saya akan membagikan sedikit cerita tentang umroh. Dimulai dari persiapannya dulu yaps.
1.   Cari Travel
Step pertama adalah cari travel. Pertimbangannya juga lumayan banyak. Mulai dari cari tanggal yang pas, harga (ada promo gak wkwk), penerbangannya gimana (transit atau direct), jarak hotel dengan masjid berapa meter, sama yang gak kalah penting adalah pembimbingnya. Pastikan pembimbingnya adalah asatidz sunnah biar nanti di tanah suci juga ibadahnya sesuai tuntunan. Kan sayang tuh udah jauh-jauh ternyata ritual ibadahnya gak sesuai tuntunan Rasulullah.
Kita pergi tanggal 22 Januari 2019 dengan travel Fio Holiday. Kantornya ada di daerah Mampang, Jakarta Selatan. Pas milih travel ada dua pilihan. Pertama: Ibnu Hajar Persada berangkat tanggal 26 Januari 2019 (direct Madinah). Kedua: Fio Holiday berangkat tanggal 22 Januari 2019 (direct Jeddah). Akhirnya pilihan jatuh kepada Fio Holiday karena kalau kita berangkat tanggal 26 Januari tanggalnya tidak pas (adek yang kuliah di UI keburu masuk semester baru). Fio Holiday ini pembimbingnya adalah Ustadz Djazuli Ruhan Basyir.
2.   Buat Paspor
Ini sih penting banget. Gak mungkin bisa pergi kalau gak punya paspor. Saya buat paspor udah dari lamaaa banget. Udah pegang paspor dari Desember 2017 karena awalnya niat mau berangkat tahun 2018. Buatnya di Kantor Imigrasi Jakarta Selatan dengan biaya Rp300.000. Tinggal bawa dokumen-dokumen yang diperlukan, isi formulir, terus nanti dipanggil buat foto, rekam sidik jari, dan wawancara sedikit.
3.   Suntik Meningitis
Banyak orang yang bilang kalau mau pergi ke tanah suci itu pasti ada aja ujiannya. Saya merasa ujian untuk keluarga saya adalah suntik meningitis ini wkwk. Penuh drama banget deh. Kita suntik di KKP Halim Perdanakusuma. Awalnya karena kita lihat kantornya penuh banget akhirnya dengan bermodalkan kesoktahuan babeh kita ke Asrama Haji Bekasi. Emak dan babeh dulu pas naik haji tahun 2017 suntiknya di sana. Ternyata..... Asrama Haji Bekasi tidak melayani suntik meningitis lagi. Diarahin sama petugas di sana untuk ke Rumah Sakit Haji Jakarta. Emak udah curiga tuh. Untung emak berinisiatif untuk telpon langsung rumah sakitnya. Ternyata.... RSHJ tidak melayani suntik meningitis juga. Babeh sok ngide lagi malah mau ke KKP Soekarno Hatta yang kita gak tau itu letaknya dimana. Sementara, saya udah super bete karena sore itu harus balik ke Bintaro wkwkwk.
Jalan keluarnya gimana dong? Akhirnya kami sekeluarga memutuskan untuk balik lagi ke KKP Halim Perdanakusuma. Ternyata gak penuh dong :â) Gak tau kenapa sebelumnya ngeliat itu kantor kayak penuuuuh banget. Aneh.
Biayanya Rp305.000. Gak sakit kok. Cuma tangan akan terasa pegal beberapa hari. Abis selesai disuntik langsung gas ke bintaro.
4.   Rekam Biometrik VFS Tasheel Saudi Arabia
Sesungguhnya ini adalah peraturan baru dari KSA. Rekam biometrik jadi syarat untuk bisa mendapatkan VISA ke Saudi Arabia. Sebelum datang ke kantornya kita harus daftar online terlebih dahulu. Terus keluar waktu appointmentnya (wajib tepat waktu). Kantornya ada beberapa di Jakarta. Kalau kemarin sih kita di Blok M dengan pertimbangan dekat dengan Bintaro (duh, anak bintaro ini ngerepotin banget sih!). Buatnya hari jumat sore setelah ambis ngerjain tugas kelompok ALK wkwkwk.
Biayanya Rp120.000. Cuma rekam sidik jari dan periksa retina mata.
Part 1 selesai. InsyaAllah akan dilanjut ;)
0 notes
Text
Catatan Awal Tahun: Resolusi
2 Januari 2018
âHari ini harus lebih baik dari kemarin.â
Menyambut pergantian tahun, sebagian orang memiliki resolusi baru. Sebagian lagi memilih untuk tidak membuat resolusi. Sebenarnya, apa intensi dari membuat resolusi?
Saya yakin semua resolusi pasti bertujuan membawa seseorang menuju kebaikan. Resolusi digunakan untuk membawa perubahan. Dengan adanya resolusi, seseorang bisa âmemperbaikiâ kesalahan.
Resolusi lah yang membuat kita terpacu untuk melakukan sesuatu. Contoh, âTahun ini, aku harus mengumpulkan uang untuk membeli motor.â Tentunya, resolusi ini memacu kita untuk melakukan hal â yang menurut saya â baik.
Dalam contoh kasus di atas, kita bisa lebih pandai dalam mengatur keuangan. Hemat, rajin menabung, mengatur skala prioritas keuangan. Semua dilakukan demi memenuhi resolusi. Demi mencapai tujuan yang kita tetapkan di awal tahun.
Itâs good to have goals.
Ketika kita berjalan, pasti ada tujuannya kan? Untuk apa berjalan jika tidak ada tempat yang dituju?
Tujuan lah yang membuat kita melangkah. Maka, hiduplah dengan tujuan. Buat resolusi. Pikirkan apa yang ingin kita capai tahun ini. Supaya ada yang melandasi setiap langkah yang kita jalani.
Selamat membuat resolusi
Dan
Semangat untuk memenuhinya
1 note
·
View note
Text
Luruskan Niatmu
10 Desember 2017
Pagi ini, saya berkumpul dengan keluarga baru saya, sebuah UKM riset yang ada di kampus.
Saat sambutan dari ketua UKM ini, beliau berkata,
âJangan mengikuti suatu organisasi hanya untuk memenuhi CV kalian saja.â
Kalimat tersebut cukup âmenusukâ saya. Tidak jarang, niat saya (dan mungkin teman-teman lainnya) bergabung dengan suatu organisasi hanya untuk gengsi saja. Niatnya agar terlihat âWah, kamu aktif banget ya.â. Tidak jarang, niat saya bergabung dengan suatu organisasi hanya untuk menghapus titel âMahasiswa Gabutâ yang melekat pada diri saya. Niat-niat tidak benar inilah yang membuat organisasi berjalan dengan tidak baik. Entah itu anggotanya tidak responsif, enggan berkontribusi, atau bahkan menyebabkan suatu organisasi terhenti.
Luruskan niatmu.
Karena organisasi tidak seremeh itu.
Selamat berproses menjadi orang yang lebih baik dan bermanfaat. Semoga Allah selalu membersamai setiap langkah kita.
11 notes
·
View notes
Photo

Pinky Sky 23 Desember 2015 R Rancamaya Hotel and Resort, Bogor, Jawa Barat
1 note
·
View note
Photo

Dynamic.
13 Februari 2017
Halte Busway Salemba Carolus, Jakarta Pusat
1 note
·
View note
Quote
Ya Allah, ampuni kami yang sering mengaku bertaubat & menitik air mata sendu; namun masih saja kembali pada dosa yang itu-itu.
Salim A. Fillah (via theheartbook)
629 notes
·
View notes
Photo
Berhenti mengurusi kelemahan dan mulailah fokus pada kelebihan.
Semangat, untukku dan untuk siapa saja yang membaca.

144 notes
·
View notes
Quote
Iâve learned a lot this year.. I learned that things donât always turn our the way you planned, or the way you think they should. And Iâve learned that there are things that go wrong that donât always get fixed or get put back together the way they were before. Iâve learned that some broken things stay broken, and Iâve learned that you can get through bad times and keep looking for better ones, as long as you have people who love you.
Jennifer Weiner, Good in Bed (via thequotejournals)
I know it sounds late because today is already the 2nd week of 2017.
But, this was definitely the lesson I could take from 2016.
Thank you 2016 for a really valuable lesson for my life.
6K notes
·
View notes
Photo

Calming.
28 Desember 2016 Garut, Jawa Barat, Indonesoa
1 note
·
View note
Photo
Hello 2017!
Iâm going to start this year with my new motto:
Have courage and be kind. -Cinderella

524 notes
·
View notes
Text
Bersyukur, Muth, bersyukur.
Kamis, 13 Oktober 2016 12:24 Sedang butuh motivasi
Filsafat Syukur
Seiring bertambahnya waktu, bacaan, dan obrolan, cara dan alasan bersyukur pun akan berubah.
Waktu kepala kita belum bisa mencerna hal-hal abstrak seperti konsep pahala, kebaikan berlipat ganda, dan surga neraka, kita merasa sudah bersyukur manakala sudah mengucapkan âterima kasihâ dan âalhamdulillah.â
Alasan kita bersyukur pun terpaut erat dengan sesuatu yang berasal dari luar diri kita. Seperti saat saya kecil, rasanya bersyukur sekali jika teman sebangku saya lebih jelek nilainya daripada saya. Jahat memang, tapi perasaan bahwa hidup saya lebih baik daripada orang lain adalah alasan bersyukur yang saat itu cukup masuk akal.
Namun alasan tersebut tidak adil buat mereka yang nilainya paling jelek. Tidak ada yang nilainya lebih jelek lagi di kelas, apakah alasan untuk bersyukur lantas menjadi hilang?
Sedikit banyak, cara dan alasan seperti itu masih terbawa meski usia tak lagi kanak-kanak.
Tapi, rasanya bersyukur tidak mesti demikian jahatnya.
Saya berpikir, apakah untuk bisa menjadi seorang yang bersyukur, kita harus memulai dengan merasa lebih baik dari orang lain dan menganggap orang lain tidak lebih beruntung dari kita?
Jika kita bersyukur karena memiliki sesuatu, lantas apa yang membuat kita akan bersyukur saat kita tidak memiliki apa-apa?
Bagaimana jika kita bersyukur bukan karena hidup kita begini di saat hidup orang lain tidak begini, bukan karena kita memiliki ini sementara orang lain tidak memiliki ini. Bagaimana jika kita bersyukur karena Allah sangat baik, semata-mata hanya karena Allah memang sangat baik, kepada semua makhluk.
Bagaimana jika syukur tidak lagi digantungkan pada hal-hal di luar diri kita, sehingga ada tidaknya syukur tidak lagi ditentukan oleh musim ini dan itu.
Bagaimana jika kita memulai menjadi seorang yang bersyukur dengan sepenuhnya menyadari, bahwa bersyukur, layaknya mencintai, adalah pekerjaan mulia yang tidak mensyaratkan apapun. Ya, tanpa syarat.
249 notes
·
View notes