am3thysst-blog
am3thysst-blog
Amethyst
1 post
Lets share everything
Don't wanna be here? Send us removal request.
am3thysst-blog · 6 years ago
Text
Keberadaan Rilisan Fisik Di Era Digital
Writer : Adetri
Repost tulisanku di senangmembahas.tumblr
Musik merupakan salah satu bentuk jati diri seseorang, penikmat musik seakan bangga dengan musik pilihanya. Seiring berkembangnya teknologi para penikmat musik tak perlu repot pergi ke toko musik untuk membeli album dan mendengarkan musik kesukaanya, cukup dengan mengunduh di portal – portal musik berbayar. Era digital memang membawa cukup banyak perubahan dalam dunia musik yaitu, munculnya perilisan musik digital yang kini ramai dicari melalui media streaming.
Kembali ke beberapa dekade, jauh sebelum adanya teknologi penikmat musik harus sedikit berusaha untuk mendengarkan musik, seperti harus membeli alat pemutar musik, dan membeli album yang ingin di dengarkannya, hal ini yang dilakukan oleh Irham Vickry di masa mudanya, pria kelahiran Aceh berusia 48 tahun ini merupakan seorang kolektor kaset pita dan piringan hitam yang sudah ia lakukan sejak duduk dibangku SMP, koleksi pertama yang ia miliki adalah sound track flashdance milik Iren Kara yang ia beli seharga 1250 rupiah, hobinya itu terus berkembang hingga sekarang. Berkat hobinya tahun 2000 akhirnya Vickry dapat membuka toko jual beli kaset pita dan piringan hitam di Kota Bandung.
Pria lulusan Sastra Rusia Unpad ini menyukai banyak genre musik, dari rock hingga klasik ia dengarkan, band yang menjadi favoritenya adalah A.K.A (apotik kali asin), superkid, the rollies, deep purple, led zepplelin, dan yes. Kecintaanya pada musik klasik ia tunjukan pada anak pertamanya, yang bernama Punteka Vivaldi Dzikri, nama tengahnya diambil dari seorang pastor dan komponis musik barok dari Itali, Anthonio Vivaldi dikenal sebagai maestro alat musik biola.
Tokonya yang terletak di jalan Dipatiukur, Dago Bandung nampak tak terlalu ramai kala itu, sesampainya di toko DU 68 Music, saya langsung di suguhkan musik lawas dari super grup Indonesia bernama Dara Puspita yang di putar oleh Vickry melalui Turntable miliknya. Kaset pita, CD dan piringan hitam yang ia jual, terjejer rapih dalam dua rak besar yang menempel di tembok tokonya. Mulai dari album tahun 70an hingga 2016, dari musisi Indonesia hingga Luar Negeri dapat kita temukan.
Buat penggila rilisan fisik mungkin tempat ini menjadi surga bagi mereka yang ingin melengkapi koleksinya dirumah. Salah satunya adalah kolektor muda Yosaera Thoriq Ramadhan, pria 24th ini masih setia mengumpulkan piringan hitam,menurutnya suara yang dihasilkan oleh piringan hitam jauh lebih bagus daripada kaset dan Cd, ukuran fisik yang lebih besar membuat lebih enak untuk dikoleksi, menurut pria kelahiran jakarta ini dengan mengoleksi vinyls, cd, dan kaset tanpa disadari dapat membuka wawasan musik kita lebih luas.
Selain menjual album toko DU 68 Music juga menjual alat pemutar musik, antara lain turntable, walkman, tape, dan discman yang sudah jarang kita temui di era tekhnologi seperti ini. pelanggan yang datang ke toko ini biasanya berasal dari komunitas, mahasiswa, dan kolektor dari dalam negeri hingga luar negeri.
Musik dan musisi pada era 60,70,90 memang dikenal abadi, musik pada era itu lebih terdengar natural dan real karena para musisi membuat musik secara jujur dan sesuai keinginan, menurut Vickry anak muda zaman sekarang cenderung jenuh dengan berbagai genre musik yang di tawarkan, sehingga tak heran jika anak muda zaman sekarang tidak sedikit yang lebih memilih musik lawas.
Menurut Vickry yang sudah menjadi penikmat musik selama 48 tahun,ia melihat setiap 20 tahun sekali terjadi perputaran musik karena memoribilia yang kuat dan membuat generasi pada zamanya ingin mengulang kembali
Tumblr media
1 note · View note