Tempat menuang isi kepala. Kadang isinya selentingan sederhana. Tak jarang juga berwujud tulisan dan visual rumit yang sulit dicerna. Bahkan bagi pemiliknya.
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text

Its a short unexpected trip, the city is full of surprise… NYC is not a thing, its a feeling
1 note
·
View note
Text
There is a hope in every small actions that we make.
Hope is more than a prayer. Hope is when we able to see opportunity. Hope is when we find an action that doable. Hope is when we feel there are alternatives to the current situation we face.
Every small actions count.
0 notes
Text
Berjarak sekali lagi
Duniaku berjalan begitu cepat beberapa tahun terakhir. Seperti lari di atas treadmill yang makin lama makin cepat pace-nya. Kaki jadi terus menerus menyesuaikan kecepatan agar tetap bisa bertahan di atas treadmill.
Hingga, ada masa di mana akhirnya kecepatan ini sudah terlalu cepat, aku mulai kelelahan, sehingga kakiku mulai tertatih untuk tetap bertahan. Hingga, pilihannya segera bangkit dan kembali berlari agar tetap bertahan, atau matikan mesin dan istirahat, mengatur nafas kembali.
Melihat kondisi, aku lebih butuh pilihan kedua. Ambil untuk istirahat, mengatur nafas, mengembalikan detak jantung, dan mengistirahatkan badan. Harapanku, jeda ini akan mengembalikan energi, kekuatan untuk memulai kembali nanti.
Berjeda, adalah siklus yang penting yang aku perlukan dalam hidup. Untuk kembali lagi melihat, apakah memang kita mau lanjut di proses yang sama, atau mau mencoba mengambil jalan lain. Evaluasi lagi, apakah ini akan sejalan pada visi misi yang sudah kita punya.
Ini adalah kesempatan istimewa, gak semua punya kesempatan yang sama, walaupun sudah sangat kelelahan dan tetap tidak ada waktu untuk istirahat. Jadi, aku mau manfaatkan kesempatan ini dengan sebaik mungkin.
0 notes
Text
I’m actually tired of all “formal” Eid routine, ask apology with people we least interact with… and catch awkward convo.
Eid mubarak :) may next months I can focus more on the essential and let go the rest…
0 notes
Text
Marking my day one to the transformation journey with my new community support “Stonger than Before”
I invest my time and will surely optimize my opportunity for myself and people around me. I start this journey with passion and hopefully joy and ease. 🤍✨

0 notes
Text
Berusaha tetap berprasangka baik kepada Allah SWT…

Ada banyak alasan untuk hari ini aku patah harapan dan semangat. Namun, bolehlah berharap sekali lagi…
0 notes
Photo
Membaca ini, setidaknya aku merasa tidak sedang sendirian dengan kerumitan hasil dari keputusan diri sendiri yang harus diakui kurang bijaksana juga…
Nggak apa-apa untuk mengakui bahwa diri sendiri lelah, kelelahan dengan hidup yang menyesakkan setiap harinya. Hari demi hari yang ingin cepat berlalu, tidur menjadi waktu istirahat meski tak lagi ingat kapan tidur nyenyak. Senyenyak dulu. Dulu waktu menjalani hidup ini dengan penuh rasa bahagia dan khawatir, tapi tetap dijalani dengan penuh rasa percaya. Rasa itu kini telah mati, bertahun lalu, saat perjalanan ini dimulai. Memulai jalan yang salah.
Salahnya aku tak berpikir panjang. Panjang anganku mengalahkan rasionalitasku untuk lebih bijak. Kebijaksanaan yang saat itu belum tumbuh dalam diriku yang penuh energi tapi tidak hati-hati.Â
Nggak apa-apa untuk mengakui bahwa diri ini sangat lelah. Terlalu banyak masalah, mau kembali tapi tak memiliki rumah. Merasa arus kuat, meski tidak tahu harus ke mana dengan masalah yang serumit ini. Dan berbohong terus menerus setiap harinya, mengatakan bahwa hidupku baik-baik saja.
Tak hanya ke orang lain, tapi juga diriku sendiri. ©kurniawangunadi
725 notes
·
View notes
Text
Cause of life (part kesekian)
Hi, it's been a while. Life is so busy ya?
Menulis kali ini ingin mencoba menggunakan perspektif dari orang lain. Saat ada yang bertanya:
Apa hal yang bisa bikin kita yakin bahwa pekerjaan saat ini selaras dengan tujuan kita saat hidup?
Jawabannya ternyata simpel saja. Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah pertanyaan yang lain. Kurang lebih begini:
Jika kamu memiliki pilihan untuk bisa keluar dari pekerjaan saat ini, apakah yang akan kamu lakukan?
Kira-kira situasi ini dalam hidup saya bisa dinarasikan begini:
Saat ini, saya sedang bekerja di sebuah perusahaan keuangan sekaligus juga menjadi salah satu tim di yayasan pendidikan. Saat kebimbangan apakah ini pekerjaan yang tepat atau tidak untukku, kemudian aku bertanya pada diriku sendiri.
Kira-kira, kalau memang aku tidak bekerja lagi di sini saat ini, atau misal aku tidak mengambil pekerjaan ini, apa ya kira-kira yang aku lakukan saat ini?
Pada kasusku, ternyata ya kalau dipikir-pikir, hidupku dari dulu ya isinya itu-itu saja. Bermula dari menjadi anggota pramuka saat SD, rasanya semenjak itu, aku sudah sangat mengimani proses pembangunan sebuah masyarakat yang berkelanjutan dengan pendidikan.
Apa memang yang bisa dilakukan oleh anak pramuka yang masih SD? Kami belajar dari diri sendiri, mulai untuk belajar mandiri dan bisa bertanggungjawab dengan kebutuhan pribadi. Itu sudah menjadi sebuah kontribusi yang besar jika aku mau sandingkan dengan kondisi saat ini. Bagaimana kami belajar berbagai trik 'survival' saat itu, membuatku bisa memiliki pola pikir bahwa aku harus bisa mandiri, tidak bergantung dengan siapapun. Termasuk bahasa anak kini di sosial media sering menyebut dengan istilah 'beban keluarga' dan 'beban masyarakat'. Kebayang kan, jika seorang manusia dia bergantung pada orang lain selamanya, betapa sulit hidupnya, karena banyak sekali penghambat untuk maju. Tentu, ini tidak berlaku pada mereka yang memang mau tidak mau harus bergantung, karena kondisi yang memang tidak bisa diubah juga.
Kemudian, di pramuka juga, aku belajar banyak untuk bisa bertemu dengan berbagai macam manusia, tentu dengan beragam karakter yang menyertainya. Lalu, belajar berjejaring, belajar untuk belajar, mencintai diri sendiri, keluarga, masyarakat dan alam sekitar. Kalau kamu tau Dasa Darma Pramuka - yang sering disingkat tacipaparerahedisbersuci - itu sungguh luar biasa. Ditutup dengan Darma yang ke sepuluh "suci dalam pikiran perkataan dan perbuatan", oh sulit bukan main menerapkannya.
Nah, semenjak itu, hidupku ya gak jauh-jauh dari kegiatan menjadi sukarelawan. Terutama di bidang pendidikan dan lingkungan. Mungkin itu juga yang membawaku untuk bisa berkuliah di pertanian, bergabung di berbagai komunitas pendidikan, memutuskan menjadi pengajar muda, hingga belajar inovasi pembangunan di daerah tertinggal. Semua ternyata sudah sejalan dari dulu.
Berpikir, bertindak, dan berkarya di bidang pendidikan, pembangunan masyarakat dan keberlanjutan adalah yang menjadi motivasi dan semangatku hingga saat kini. Susah untuk aku bisa ingat kapan aku meninggalkan dunia tersebut, rasanya belum pernah. Mau bekerja secara sukarela atau profesional, ikut untuk berbasahan di kolam pendidikan dan pembangunan masyarakat adalah hal yang tanpa disuruh dan dipaksa siapapun, aku akan tetap melakukannya. Kebetulan ada saja wadahnya. Alhamdulillah.
Jadi, ketika saat ini pun aku ditanya,"Emang kamu kalau ga kerja di tempat yang sekarang mau ngapain?" Jawabannya, ya tetap sama, gak jauh-jauh dari bidang itu juga. Akan selalu kucari jalannya untuk tetap berkecimpung di dunia yang sama. Walau, di luar itu aku tetap melakukan hal-hal lainnya.
Kesimpulannya, carilah apa kegiatan atau aktivitas yang tanpa dipaksa atau diminta, kamu akan tetap selalu punya energi besar untuk mengerjakannya. Lonjakan energi akan terus ada ketika kamu mulai membasahi tanganmu. Kemudian, apapun rintangannya akan tetap kamu usahakan dan perjuangkan. Karena itu yang selalu jadi urutan pertama di kepala. Itu yang selalu kamu pikirkan dan membuat resah.
Carilah hal itu!
(maafin ternyata tulisannya kalau dibaca, ya susah dipahami ya ahahaha, namun semoga tetap ada manfaatnya ya)
High five,
AR
2 notes
·
View notes
Text







Tahun 2022 adalah tahun dengan cerita dari Kepulauan Banda, Maluku
3 notes
·
View notes
Text

Memang tahun 2022 ini masih berjalan, tapi rasanya sudah begitu panjang dan menguras energi. Ada banyak hal yang terjadi di tahun ini. Membayangkan ujungnya saja tidak berani. Apakah aku akan menutup tahun 2022 dengan perasaan bahagia, haru, sedih, marah, kecewa atau bangga? Entahlah. Nikmati saja.
Salah satu yang aku banyak belajar di tahun 2022 ini adalah menyiapkan diri dan hati untuk berbagai kemungkinan yang lebih tidak terprediksi. Termasuk bersiap mengucapkan “selamat tinggal” pada apapun… bisa benda, bisa tempat, bisa manusia, bisa status dan lain sebagainya… Kukira tahun 2021 saja sudah sangat melelahkan karena terlalu banyak perubahan ekstrim, ternyata 2022 menyapa dengan peristiwa-peristiwa yang lebih luar biasa.
Namun, di tahun ini juga aku merasakan bahwa pembelajaran di tahun-tahun sebelumnya sudah menumbuhkanku menjadi pribadi yang lebih matang dan dewasa dibanding sebelumnya. Berlari dan kabur adalah salah satu cara termudah yang dulu sering aku jalani. Di tahun ini, dengan ujian yang lebih menantang, aku mencoba bertahan sebisa mungkin untuk menghadapinya. Sungguh tidak mudah rasanya, setiap hari ingin menyerah saja pada keadaan. Tapi ya, gakada hal lain yang bisa dilakukan selain terus berjuang. Walau ujungnya sedikit niscaya, namun aku akan berjuang untuk membuat keniscayaan ini menjadi sebuah hal baik untuk dikenang, daripada kabur dan membawa luka yang terus menganga.
Ah berat sekali tulisan ini … memang ukuran tahun bukanlah patokan. Bergantinya tahun tidak sama dengan durasi masing-masing orang berproses. Nyatanya, memang akhir tahun bukanlah ukuran mutlak untuk orang selesai berproses dengan segala peristiwa di tahun tersebut. Jadi, ya jalani saja, berjuang saja…
Sisanya, biar aku serahkan padaNya 🙏
1 note
·
View note
Text

Wherever you’ll go, I’ll follow — is my love language 🤍
0 notes
Text
Di titik ini aku makin paham bahwa atas apapun yang kamu lakukan, orang-orang akan terus memberikan penilaian dari ukuran mereka masing-masing. People will always judge, eventually. So, no need to make an extra effort to explain what you’re doing for those who just want to know without understanding your situation or your pain point.
Akhir Mei, 2022
0 notes