seorang anak lelaki, IR's deegre candidate, mencintai dua perempuan bernama ibu dan Calon ibu untuk anak-anakku kelak
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Tawamu renyah
Ruangan itu penuh dengan kepulan asap rokok juga suara suara bising gelas dan cerita ngalur ngindul.
Aku terpesona pada Perempuan berkerudung dipojok sana, Sesekali ia tertawa renyah, sesekali pula ia mengangkat gelas kaca berisi kopi dan juga kadang melempar senyum padaku.
Hai, nona siapa namamu? Sungguh aku jatuh hati pada senyummu, alismu dan juga tentu pada pola pikirmu.
Makassar.
4 notes
·
View notes
Video
Sepakat!
youtube
[Pok ame-ame belalang kupu-kupu Demokrasi itu aku pilih dua kau pilih satu
Berbeda pendapat, tetap rapatkanlah barisan Saling tegur sapa salam Tawa dan senyuman]
————————————————————–
Sukakkk!!
Yang dukungan baik - baik gini sih gak akan seviral hujat menghujat yaaaa.
90 notes
·
View notes
Text
Jarak!
Kelak kau akan ku dekap dengan erat. Saat hujan menyingsing ditengah malam.
Kelak jarak itu hanya akan jadi matematis, dan dekapan yang kau rindukan akan kau dapatkan. Mungkin tidak hari ini, karena itu jarak dibuat untuk memberikanmu waktu pada rindumu.
Lalu dekapan akan menjadi luapan segala rindumu. Bersabarlah, selepas ini, kau akan aku datangi.
- Wolasi 2019
0 notes
Text
Kita tak menanam apa-apa, sebab itu kita tak perlu memanen yang tak kita tanam.
1 note
·
View note
Text
Pria muda tampan adalah ia yang dapat menaklukan subuhnya di karpet masjid bersama bapak-bapak.
Asbar pranandi
0 notes
Text
Jangan buang waktumu hanya untuk mengurusi orang lain, apalagi soal asmaranya.
1 note
·
View note
Text
Kita merindu dengan banyak bunga
Kita juga bosan dengan banyak lebah
Lalu untuk apa kita berjuang
Kalau memang hanya sebatas
Depan halaman rumah.
0 notes
Text
Katamu
Memang kita tidak di takdirkan bersama juga pada rumah mimpi yang kita bangun dengan susah payah.
Aku sadar, seperti katamu kita hanya sebatas silaturahmi? Tapi aku sangat manut padamu
Memang cinta terkadang membuat kita lupa siapa kita dan kadang harta menjadi tembok bagi ketulusan.
0 notes
Text
Jiwaku yang penuh sesak
Di hari hari yang rindu itu, kukumpulkan segala tenaga untuk tabah lalu kemudian senyum dan tawa aku jadikan topeng agar rindu dan kesalku tak tampak adanya.
di hari - hari menjelang pernikahanmu dan juga jiwaku yang penuh sesak, aku sangat begitu merindukanmu.senyum indahmu, tawa kecilmu, marah manjamu dan pertanyaanmu yang sering kau lontarkan "kapan kau menemuiku"?
sungguh, aku rindu di hari hari itu semua. dan disaat hari hari yang kuanggap berkabung, aku kirimkan sepasang doa, semoga ia menjagamu dan memberikanmu kelimpahan kebahagian.
Makassar, 23 Agustus.
1 note
·
View note
Text
suara dan tawa kecilmu
(yang kemarin malam)
aku memeluk erat suara-suaramu dengan sedikit tawa-tawa kecilmu, lalu kemudian aku bahagia
ada buncah bersemayam setelah itu, lalu disepanjang jalan aku mengingat beberapa lembar senyummu. sungguh, aku bahagia.
Sudiang, 16.07.2017
0 notes
Text
Niat!
Aku pernah niat mencintai dengan luruh. Dengan membatin hingga ke rongga dadaku. Pada dada yang pernah sesak Kala mengingatmu lagi, sejam kemudian ia kembali biasa-biasa saja setelah ku baca isi percakapan kita yang lalu lalu. Aku pernah membatin dengan niat, menikahimu. Jarak usia tak jadi soal, hanya kadang memang restu itu punya harkat yang yang pantang untuk di langgar. Ia tak melarang, hanya kau terlalu dewasa buat memaksa kekanakanku mengikutimu. Aku pernah membatin, setelah ramadhan ini akan aku kutemui ayah-ibumu, namun sayang aku egois membuatmu tak nyaman. Membuat mimpi-mimpi kita pada percakapan singkat harus disudahi. Katamu, kita tak pernah memulai. Sejak saat itu, aku niat membatin, tak akan lagi berkunjung sedikitpun di mimpimu. Makassar, 28.Mei/2017
0 notes
Text
#Ramadhanpertama
Tak ada tema-nya, tapi ceramah15 Menit Yang Menusuk sampai ke Ulu Hati (oleh Ustadz *saya lupa namanya*) Tadi rencananya tidak mau ikut shalat isya dan shalat sunnah tarawih di masjid. Disamping masjidnya kecil dan di hari pertama ramadhan dalam pikiran saya pasti padat dan tidak akan kebagian tempat. Tapi karena permintaan tahun lalu kepada Allah swt agar di pertemukan ramadhan tahun ini maka dengan segala tekad yang nawaitu yang begitu kuat saya akhirnya shalat di masjid samping kontrakan walau harus shalat di lantai dua tanpa kipas angin dan penuh keringat. Setelah ketua pembangunan masjid, ketua RT & RW menyampaikan sambutan maka tibalah sang ustad. Sang ustad dengan suara yang lantang membaca ayat pembuka QS. Al Baqarah 183 " Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu sekalian berpuasa sebagaimana telah diwajibkan orang-orang sebelum kamu, supaya kamu bertaqwa" Sang ustad mengajak para jamaah untuk bersyukur karena telah dipertemukan ramadhan ini. Banyak manusia di dunia yang tidak sempat bertemu bulan penuh berkah ini karena di bulan ini (ramadhan) banyak kebaikan didalamnya. Banyak orang yang tak bertemu padahal waktunya sudah menghitung hari. Luar biasa Allah memberikan kita umur panjang, nikmat kesehatan, rezeki. Seketika Ulu Hati-ku di terpa pentungan gong. Sambil meneteskan air mata (sembari dalam hati tak kuasa mengucapkan alhamdulilah, alhamdulilah, alhamdulilah) rasa syukur karena nikmat-Nya yang tiada berkesudahan di limpahkan. Puasa berasal dari kata shaum/syiam yaitu mengendalikan diri, menahan diri. Mengendalikan diri terhadap hal-hal yang dapat membatalkan puasa. Misalnya marah, rasa dahaga dan juga lapar. Mengendalikan pikiran-pikiran yang memungkinkan dapat merusak puasa. Dalam ilmu cina kuno pengendalian diri di sebut Ying dan Yang. Sang ustad terakhir memberi wejangan, mari perbaiki ikhtiar menuju manusia berkepribadian dengan mencontoh Suri Tauladan Muhammad SAW. Jangan nanti sakit baru istiqfar, Jangan nanti sakit baru baca Al Quran. Mengutip satu ayat dalam Al Quran "maka nikmat Tuhan Manakah yang kau dustakan? QS. Ar Rahman, 55. Makassar, 26.Mei/2017
0 notes
Text
Mama
Mama, apa kabarmu di rumah? Sebentar lagi ramadhan, menu sahur dan buka puasa di hari pertama di rumah, itu apa? Mama, apa kabarmu di rumah? Ramadhan ini aku rindu kau menyiapkan sajadah, sarung lalu menyetrika baju koko andalanku walau aku terkadang engan pulang. Mama, apa kabarmu di rumah? aku pasti rindu di bangunkan Kala imsak sebentar lagi mengahmpiri, sambil mengerutu aku hanya minum air putih dan teh hangatmu. Mama, apa kabarmu di rumah? Ramadhan ini anakmu tidak lagi pulang sama seperti ramadhan-ramadhan sebelumnya. Maafkan! Mama, apa kabarmu di rumah? Janganlah menangis karenaku, sebab jika kau menangis rindu, batinku tak kuasa menahan letupan isak tangismu. Mama, aku rindu. Semoga baik-baik saja dan selamat menyambut ramadhan tanpa buah hatimu, Doaku tiada lain "semoga selalu di rahmati Allah kesehatan, rezeki dan keberkahan". Makassar, 25/Mei.2017 Pondok Jatinagor. No. 21
0 notes
Text
Panjang Perjalanan!
Ia bukan raisa, bukan pula isyana, tapi ia adalah ia dengan dirinya. Melebihi dari dua pesona manusia yang menjadi titik mangsa pada lelaki jalur utama. Ia hadir sebagai alternatif, namun bukan sampingan atau selingan. Ia bermetafora pada keangkuhan manusia memuja rupa materi bukan pada hakikat subtansial. Merdeka'lah, karenamu aku paham bahwa tujuan hidup itu panjang dan menenangkan bukan meresahkan. (di tulis pada saat orang-orang kehilangan akal setelah raisa bertunangan). Makassar, 24/Mey.2017
0 notes