astipadn
astipadn
A A
1K posts
a dentist • Hasanuddin University 13
Don't wanna be here? Send us removal request.
astipadn · 5 years ago
Text
03.47
Jika perjuanganmu dalam tindakan belum juga membuahkan, maka setidaknya perjuangkanlah dalam Doa. Di setiap sepertiga malam yang penuh keberkahan. Di setiap sujudmu yang panjang. Kamu tidak pernah tahu doa yang mana dan kapan yang dikabulkan. Tapi kamu harus percaya bahwa Dia Maha Mendengar. Hanya soal waktu Dia akan memberikan apa yang kau inginkan. Karena tugasmu hanyalah membumikan ikhtiar, dan melangitkan doa. 
Malang, 27 Mei 2020 Mushonnifun Faiz Sugihartanto 
451 notes · View notes
astipadn · 5 years ago
Text
Bahkan jika kamu simpan di dalam hati, Allah sudah lebih dulu mendengarnya sebelum sempat kamu utarakan.
—Taufik Aulia
2K notes · View notes
astipadn · 5 years ago
Text
Allah itu udah baik banget ya, semuanya bisa jadi ibadah. Nggak perlu jadi orang pinter dulu, atau menteri, atau presiden. Semua yang dikerjakan, bisa bernilai ibadah, tergantung niatnya. Maka dari itu nggak boleh berputus asa dari rahmatNya, karena seisi semesta ini sudah bertasbih sebab rahmatNya. Kita nggak akan pernah ditelantarkan. Sekalipun kita merasa begitu. 
406 notes · View notes
astipadn · 5 years ago
Text
Pandemi ini hanya terjadi di bumi. Sedangkan langit masih baik-baik saja. Tidakkah hatimu tergerak untuk meminta pertolongan dari Yang Merajai keduanya?
Taufik Aulia
614 notes · View notes
astipadn · 5 years ago
Text
Tumblr media
0 notes
astipadn · 5 years ago
Text
Tumblr media
Sedang ambil satu sudut pandang baik di prokontra statement ini. Sejujurnya aku juga nggak setuju sama provokasi semacam ini yaaa.
Tapi sepengalaman aku, meski ada water heater dan gofo*od semacamnya, atau koki sekalipun yg bisa kita hire karena menikahi crazyrich somewhere, atau pembantu yang siap sedia melakukan itu karena dibayar… skill memanjakan suami dan sentuhan personal di rumah tetap butuh untuk merawat pernikahan 😁
Meskipun, pada kenyataannya aku juga nggak tiap hari masakin air atau masak yaaa, tapi aku juga nggak mau meninggalkan hal-hal tsb selagi aku bisa. Apalagi disamain “kamu cari pembantu atau istri”. Ga ga, hal hal kecil semacam ini aku pikir bukan ranahnya pembantu kalau tujuannya membahagiakan suami. Dan kalau bahasa cinta suamimu adalah pelayanan, akan sangat membantu sekali perhatian kecil semacam ini.
Cuma ya seringkali hal-hal semacam ini tu kaya…jadi motivasi untuk menikah padahal seharusnya jangan, karena gak banget realitanya. Karena saling berkasih sayang semacam ini harus tumbuh menjadi budaya keluarga lewat usaha berdua. Gak bisa salah satu aja yang minta dilayani. Apalagi awal berumahtangga, perjuangan banget dua-duanya untuk saling menyeimbangkan dan berlomba-lomba untuk bisa saling meringankan beban satu sama lain.
Laki-laki jadi sering bermindset bahwa mereka satu satunya yang harus dilayani akibat propaganda semacam ini. Padahal contoh dari Baginda Rasul, beliau sangat tanggap juga dalam berbaik-baik kepada istri.
Realitanya…kadang justru istrimu yang seharusnya kamu rebusin air untuk mandi. Kadang juga istrimu perlu kata-kata “nggak usah masak deh yang, kita makan telor ceplok aja kalau kamu capek.”
Jangan jadikan hal-hal semacam ini sebagai senjata bagi kaum adam untuk semena-mena membebankan segala tugas domestik kepada istri karena sebenernya ini kewajiban bersama. Dan jangan juga terlalu keras pada egomu duhai perempuan, kita juga kadang perlu melakukan hal-hal kecil yang berdampak semacam ini–dan tentu saja kita tidak sama dengan pembantu. Tolong menolong dalam keluarga itu indah kok. Jadikan kata saling itu ada di setiap lini rumah tangga.
Saling dukung, saling bantu, saling mengingatkan, saling mengajak pada kebaikan dan takwa, saling menguatkan, dan saling berusaha menumbuhkan cinta-cita yang baru.
Salam, dari yang berusaha ada di tengah-tengah.
1K notes · View notes
astipadn · 5 years ago
Text
Ketenangan Hati
Selepas punya anak kedua, suami meminta saya untuk lebih fokus kepada anak-anak. Saya diminta berhenti berjualan online. Saya sih denial, ngakunya ikhlas dan baik-baik saja. Padahal mah takut juga nggak punya pegangan di tengah bulan kalau mau beli sesuatu yang peruntukannya untuk saya sendiri--yang biasanya saya beli pakai uang hasil jualan. Haha. Ngakunya enteng-enteng aja ngelepas, padahal saya berusaha cari 'income' lain selain jualan.
Sampai kemarin saya ditegur sama Allah sewaktu datang ke sebuah kajian. Kehilangan harta adalah sesuatu yang paling ringan ujiannya, ada yang lebih berat dari itu yaitu kehilangan ketenangan hati.
"Ketenangan hati itu datangnya dari Allah, mintanya ke Allah. Bukan minta pada materi. Apakah setelah punya banyak uang menjamin ketenangan hati? Kalian pikir orang kaya banyak uangnya pasti bahagia? Kalau kita sandarkan kebahagiaan itu pada harta, hati-hati syirik."
Jleb. Jleb buat saya yang kelimpungan ini.
Mintanya ke Allah. Saya masih takut sama nggak punya uang. Padahal segala sesuatu sudah dijamin sama Allah. Saya masih takut aja...takut banyak hal, ternyata Allah sedang mencabut nikmat ketenangan hati itu dari saya.
Sedih sih. Menerima kenyataan bahwa diri ini sungguh sudah salah meletakkan persepsi akan lebih tenang dan enak hidup ini kalau ada 'uangnya'. Siapa yang menjamin?
Haha terngiang kata-kata ayahku kalau saya lagi suka ndableg : "kaya ndak punya Tuhan aja kamu itu!"
Hehe. Hehehehehehhee.
Dear aku, sadarlah :))))
493 notes · View notes
astipadn · 5 years ago
Text
Melangkah Searah; Sehidup Sesurga.
Beberapa hari lalu tergerak untuk mengikuti voting di instastory-nya Masgun,
“Kamu akan memilih yang mana jika dihadapkan pada pilihan bus eksekutif atau ekonomi?”
Tanpa pikir panjang langsung mengklik eksekutif, kemudian terbayang bus eksekutif Ramayana atau Nusantara jurusan Semarang- Jogja, tentunya perjalanan ke Magelang akan lebih nyaman jika dibandingkan dengan bus ekonomi.
Eits, tetapi banyak yang terkecoh dengan pertanyaan ini karena point of view-nya bukan terletak di situ. Beliau pun menambahkan eksekutif atau ekonomi bukan suatu masalah, jika kamu tahu betul tujuanmu. Bingung?
Mari analogikan saat kamu sedang berada di terminal (ex. terminal Sukun, Tembalang, Semarang) akan ada banyak bus eksekutif dan ekonomi, entah Ramayana, Nusantara, Eka, Sugeng Rahayu atau Safari tentunya dengan tujuan masing-masing. Lantas jika kamu memiliki tujuan ke Magelang apakah kamu akan menaiki bus Eka, Sugeng Rahayu atau Safari tentu tidak kan? Karena bus tersebut adalah bus dengan tujuan Solo.
Pun jika kamu dihadapkan pada pilihan bus ekonomi tentunya juga tidak menjadi masalah selama bus itu akan membawamu sampai ke tujuan, sama halnya dalam pernikahan.
“Ada yang kaya, ganteng, dsb so perfect bangetlah tetapi kalau tujuannya beda sama kamu, kamu ngapain mau nikah sama dia? Begitu juga sebaliknya. Dan seringnya, mau berumah tangga kita kegoda sama hal-hal yang surface kayak paras, suku, keturunan, pekerjaan, gaji, dsb.
Dalam mengawali rumah tangga, paling penting adalah paham soal tujuannya itu apa?
Kalau kamu sudah tahu tujuannya apa, ga peduli nanti “wahananya” eksekutif atau ekonomi, alias dalam menjalani pernikahannya bakal selalu happy atau penuh perjuangan, damai dan berkecukupan atau musti ngalamin banyak cobaan finansial dan keluarga.
Ingat-ingat lagi, tujuanmu :)
Dan penting banget untuk punya partner yang tujuannya sama!”
Fakta lapangan: yang saleh/salihah belum tentu setujuan sama kamu. Yang pekerjaannya mapan belum tentu setujuan sama kamu.
Yang apa pun ada dalam kriteriamu semua menjadi tidak bermakna apa-apa kalau kamu sendiri nggak paham tujuanmu berumah tangga itu apa?
Sampai seolah-olah harus buru-buru karena dikejar waktu, merasa harus berumah tangga karena teman yang lain sudah berumah tangga, semua hal yang membuatmu mengesampingkan tujuan. Akan menjadi boomerang dalam berumah tangga, itulah kenapa kamu bisa menyaksikan pasangan yang terlihat sempurna, ahli agama, cantik/tampan, popular, dsb. Bubar pernikahannya, karena tujuannya udah nggak sama.” – Masgun
Berkaca pada diri sendiri, ada yang datang dengan kemapanan, ada juga yang datang dengan kesederhanaannya tidak lantas membuat kami beriring menuju pelaminan karena setelah ditelusuri ternyata tujuannya memang berbeda.
Seorang sahabat menambahkan,
“Gimana ya, setelah nikah itu perjuangan soalnya.”
“Udah ndak bisa bawa-bawa budaya di keluarga sebelumnya. Harus bikin budaya sendiri di keluarga sendiri. Soalnya nyocokin sama pasangan baru.”
Kalau di permulaan saja visi dan misi sudah kentara berbeda lalu bagaimana akan membersamai sehidup sesurga? Seperti naik odong-odong keduanya harus mengayuh supaya salah satunya tidak merasa kelelahan.
“Tidak bisa dua orang yang hendak menikah hanya memiliki satu alasan saja untuk menikah. Carilah sebanyak mungkin alasan bagi kalian menikah. Sebanyak mungkin. Agar ketika satu poin tidak mampu kalian capai, kalian selalu punya tujuan lain.” – karenapuisiituindah.
Selamat berproses, Innallaha Ma’ana! :)
169 notes · View notes
astipadn · 5 years ago
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Scandinavian apartment
THENORDROOM.COM - INSTAGRAM - PINTEREST - FACEBOOK
765 notes · View notes
astipadn · 5 years ago
Text
Adakah cinta sebelum menikah?
Kita tak perlu percaya dengan cinta sebelum pernikahan, tapi setiap orang tentu punya kecenderungan. Penglihatan manusia itu terbatas, maka dari itu, kita butuh peran Pencipta untuk memudahkan setiap langkah; menuju muara cintaNya.
Luka dan bahagia adalah niscaya. Ditinggalkan atau meninggalkan adalah bagian dari takdirNya. Ya, kita memang tak punya kendali untuk mengelak bahkan mengubahnya.
Si(apa)pun yang meninggalkan kita di hari kemarin, adalah salah satu caraNya untuk memberi kita ruang belajar dan berbenah. Supaya kita lebih kuat, mau memahami dan tidak gegabah mengambil keputusan di kemudian hari.
Pena Imaji
365 notes · View notes
astipadn · 5 years ago
Photo
Tumblr media
The Needle Galaxy - 8 Hours of Exposure time - 38 Million Light Years Away From Earth
841 notes · View notes
astipadn · 5 years ago
Text
Tumblr media
KEDEWASAAN EMOSI
Salah satu topik yang agak jarang diangkat di Indonesia adalah kedewasaan emosi (emotionally mature).
Yang saya lihat, kebanyakan orang di Indonesia beranggapan bahwa kedewasaan emosi ini akan berjalan seiring dengan umur.
Padahal, berdasarkan pengalaman diri sendiri, kalau nggak sering-sering dikulik, kita jarang sadar bahwa secara emosi, kita kurang dewasa.
Tumblr media
Setidaknya, ada 20 tanda kedewasaan emosi seseorang, diantaranya adalah:
1. Sadar bahwa kebanyakan perilaku buruk dari orang lain itu akarnya adalah dari ketakutan dan kecemasan – bukan kejahatan atau kebodohan.
2. Sadar bahwa orang gak bisa baca pikiran kita sehingga akhirnya kita tau bahwa kita harus bisa mengartikulasikan intensi dan perasaan kita dengan menggunakan kata-kata yang jelas dan tenang. Dan, gak menyalahkan orang kalau mereka gak ngerti maksudnya kita apa.
3. Sadar bahwa kadang-kadang kita bisa salah – dan bisa minta maaf.
4. Belajar untuk lebih percaya diri, bukan karena menyadari bahwa kita hebat, tapi karena akhirnya kita tau kalau bahwa semua orang sebodoh, setakut, dan se-lost kita.
5. Akhirnya bisa memaafkan orang tua kita karena akhirnya kita sadar bahwa mereka gak bermaksud untuk membuat hidup kita sulit – tapi mereka juga bertarung dengan masalah pribadi mereka sendiri.
6. Sadar bahwa hal-hal kecil seperti jam tidur, gula darah, stress – berpengaruh besar pada mood kita. Jadi, kita bisa mengatur waktu untuk mendiskusikan hal-hal penting sama orang waktu orang tersebut sudah dalam kondisi nyaman, kenyang, gak buru-buru dan gak mabuk
7. Gak ngambek. Ketika orang menyakiti kita, kita akan (mencoba) menjelaskan kenapa kita marah, dan kita memaafkan orang tersebut.
8. Belajar bahwa gak ada yang sempurna. Gak ada pekerjaan yang sempurna, hidup yang sempurna, dan pasangan yang sempurna. Akhirnya, kita mengapresiasi apa yang 'good enough'.
9. Belajar untuk jadi sedikit lebih pesimis dalam mengharapkan sesuatu - sehingga kita bisa lebih kalem, sabar, dan pemaaf.
10. Sadar bahwa semua orang punya kelemahan di karakter mereka – yang sebenarnya terhubung dengan kelebihan mereka. Misalnya, ada yang berantakan, tapi sebenernya mereka visioner dan creative (jadi seimbang) – sehingga sebenernya, orang yang sempurna itu gak ada.
11. Lebih susah jatuh cinta (wadaw). Karena kalau pas kita muda, kita gampang naksir orang. Tapi sekarang, kita sadar bahwa seberapa kerennya orang itu, kalau dilihat dari dekat, ya sebenernya ngeselin juga 😂 sehingga akhirnya kita belajar untuk setia sama yang udah ada.
12. Akhirnya kita sadar bahwa sebenernya diri kita ini gak semenyenangkan dan semudah itu untuk hidup bareng
13. Kita belajar untuk memaafkan diri sendiri – untuk segala kesalahan dan kebodohan kita. Kita belajar untuk jadi teman baik untuk diri sendiri.
14. Kita belajar bahwa menjadi dewasa itu adalah dengan berdamai dengan sisi kita yang kekanak-kanakan dan keras kepala yang akan selalu ada.
15. Akhirnya bisa mengurangi ekspektasi berlebihan untuk menggapai kebahagiaan yang gak realistis – dan lebih bisa untuk merayakan hal-hal kecil. Jadi lebih ke arah: bahagia itu sederhana.
16. Gak sepeduli itu sama apa kata orang dan gak akan berusaha sekuat itu untuk menyenangkan semua orang. Ujung-ujungnya, bakal ada satu dua orang kok yang menerima kita seutuhnya. Kita akan melupakan ketenaran dan akhirnya bersandar pada cinta.
17. Bisa menerima masukan.
18. Bisa mendapatkan pandangan baru untuk menyelesaikan masalah diri sendiri, misalnya dengan jalan-jalan di taman.
19. Bisa menyadari bahwa masa lalu kita mempengaruhi respons kita terhadap masalah di masa sekarang, misalnya dari trauma masa kecil. Kalau bisa menyadari ini, kita bisa menahan diri untuk gak merespon dengan gegabah.
20. Sadar bahwa ketika kita memulai persahabatan, sebenernya orang lain gak begitu tertarik sama cerita bahagia kita – tapi malah kesulitan kita. Karena manusia itu pada intinya kesepian, dan ingin merasa ada teman di dunia yang sulit ini.
Written by @jill_bobby
Referensi: https://youtu.be/k-J9BVBjK3o
4K notes · View notes
astipadn · 5 years ago
Text
Mendoakan
Karena langit tau kapan ia harus menurunkan hujan pada bumi yang kering. Maka biarkan doa yang bekerja, setelah letih lelahmu telah mencapai puncaknya. Biarkan langit yang menurunkan jawabannya padamu, melalui hujan rintik yang membasahi wajahmu, melepaskan semua yang menjadi beban di hati dan pikiran. Ikhlaskan.
Ada yang diam-diam menceritakan tentangmu pada langit, mendoakan kebaikan padamu untuk setiap hujan yang datang. Menjagamu dengan doa-doa yang kamu pun tidak tau siapa yang mendoakan. Maka bergaullah yang baik dengan setiap orang, bertemulah dengan orang-orang yang baik pula, karena kamu tidak tau siapa dari mereka yang mendoakanmu dalam diamnya.
Bertemu untuk mendoakan.
@jndmmsyhd
1K notes · View notes
astipadn · 5 years ago
Text
Ketika daya nalar kita tak sampai untuk mencapai sesuatu, barangkali kita perlu doa lebih sungguh lagi. Namun, satu hal yang perlu jadi pengingat diri; apa yang kita cari, jika bukan Allah yang menjadi tujuan perjalanan selama ini?
Pena Imaji
266 notes · View notes
astipadn · 5 years ago
Photo
Tumblr media
LOL.
295 notes · View notes
astipadn · 6 years ago
Photo
Tumblr media Tumblr media
https://www.instagram.com/riuhjeda/
440 notes · View notes
astipadn · 6 years ago
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
آيات عن التقوي... 🕋
Verses about taqwa. (the fear of Allah)... 🕋
1K notes · View notes