avemariawrote-blog
avemariawrote-blog
Ave Maria
8 posts
Jangan pernah kasih aku payung. Niscaya raib dalam beberapa hari.
Don't wanna be here? Send us removal request.
avemariawrote-blog · 6 years ago
Text
Manisan Kolang-Kaling
"Kalau di sini, tradisinya begitu. Kalau Lebaran, harus ada manisan kolang-kaling."
Itu kata Mama yang membuat hatiku seperti dicubit. Lagi-lagi, dia berusaha keras berperan menjadi ibu dan istri yang baik. Bagi keluarga barunya.
Aku ingat dulu aku dibesarkan oleh makanan Cina. Cita rasa makanan Cina yang dimasak setiap hari oleh Mama. Sampai ada satu waktu, belum lama setelah menikah lagi, dia memasakkan resep kesukaanku. Rasanya berubah. Jadi manis, aku tahu betul itu pakai gula meski sedikit, -sangat sedikit menurut pengakuannya. Tapi aku tahu betul, itu bukan rasa yang ku kenal selama ini.
Rasanya betul. Kita bisa menghabiskan waktu seumur hidup di tempat yang sama dengan seseorang, merasa sudah mengenal betul dia, tapi suatu hari kamu sadar kamu tidak tahu apa-apa. Itu yang terjadi padaku.
Aku baru sadar kelihatannya dia begitu, berubah menurut pasangannya. Sikapnya pun ikut berubah. Termasuk, perspektifnya. Tampak jelas sekali sekarang dia tidak setuju dengan pilihan keyakinanku, pemikiran-pemikiranku, bahkan pilihan jalan hidupku. Dia pasti bahagia ada orang yang bisa mengislamkanku. Dia pasti lega aku berhenti dari pekerjaanku.
Lalu, melihat dia berusaha keras menjadi istri dan ibu yang baik saat ini di sana, aku bertanya-tanya. Mungkinkah dulu dia tidak bahagia bersama aku dan Papa?
Seingatku, saat bersama Papa dia tidak pernah tertawa dan terlihat senyaman itu. Saat bersamaku, dia tidak pernah sepengertian itu dan bisa diajak mengobrol setenang itu.
Sepertinya sejak dulu yang diinginkannya memang itu. Suami yang ada bersamanya, seiman, bisa beribadah bersama, seorang imam. Dan anak-anak yang ada bersamanya, tidak pergi jauh, hangat, membutuhkan dia, dan merasa tidak bisa jauh darinya. Bukan seperti aku yang dingin, cuek, egois, dan menurut dia selalu bersikap seolah-olah aku ingin mengusirnya dari kehidupanku.
Sekarang dia sudah punya semua itu, haruskah aku ikut bahagia?
0 notes
avemariawrote-blog · 6 years ago
Text
I’m Not Gonna Be The Happiest Bride
Tidak cukup aku harus merasa tersudut oleh dua keluarga. Aku bahkan tidak bisa melaksanakan pernikahan sesuai keinginanku.
Lupakan gereja dan berjalna ke altar. Lupakan bunga-bunga mawar putih segar.
Lupakan gaun putih, mereka mengatakan aku harus pakai kebaya. Dan, kerudung? Shit. Mereka tidak menyampaikan itu dengan jelas. Jadi itu kerudung, atau kain yang akan digunakan untuk menaungi kedua calon mempelai?
Lalu konde? Yuck!
Rumit di Bandung? NO!!!
Seolah tidak cukup aku harus melego diriku, keyakinanku. Lalu kenapa? Mereka semua Islam lalu menyudutkanku yang memilih menjadi Kristen? Sial, aku menjebloskan diriku sendiri ke dalam masalah besar.
Suruh siapa kamu kembali pada dia? Suruh siapa kamu ragu dan tidak memilih pergi jauh-jauh dari mereka semua?
Aku sedang berpikir. Kalau uang sudah cair nanti, apa baiknya aku kabur saja dari semua ini?
0 notes
avemariawrote-blog · 6 years ago
Text
22 Mei Hari yang Damai Bagiku
Meski 22 Mei chaos, kerusuhan di Jakarta yang meremukkan hati, tapi hari itu sesuatu yang baik terjadi padaku. Akhirnya, aku berani minta maaf pada teman-teman yang dulu aku tinggalkan.
Dua tahun lalu aku sengaja mengeluarkan mereka dari hidupku. Lalu untuk pertama kalinya, kemarin, aku meminta maaf untuk apa yang sudah ku lakukan.
Tidak, pertemanan kami ku rasa tidak begitu saja kembali. Entah apa akan kembali. Tapi aku lega. Kata maaf itu sudah keluar dari pihakku. Aku ragu mereka mau berteman dengan orang yang mentalnya tidak stabil seperti aku, apalagi setelah dua tahun ini. Tapi tidak masalah. Karena bukan itu intinya aku bilang maaf.
Bukan untuk kembali berteman, bukan untuk menekan tombol reset seolah semuanya tidak pernah terjadi. Tapi, supaya aku bisa mendapatkan suatu kelegaan.
0 notes
avemariawrote-blog · 6 years ago
Text
Mengapa Aku Benci Mamaku
1. Abuser
2. Sederhana, dia tidak pernah ada
3. Ada pun, dia tidak pernah tahu harus berbuat apa karena dia tidak pernah mengenal anaknya
4. LIES LIES LIES! Kebohongan terus bohong terus omong kosong
5. Pakai nama aku entah untuk apa
6. Sibuk berperan jadi ibu yang baik untuk anak-anak orang lain
7. Dia tidak pernah menyukaiku
0 notes
avemariawrote-blog · 6 years ago
Photo
Tumblr media
RIP Chritical thinking, logic, and humanity.
22 Mei. Rusuh, bahkan sejak 21-nya. Saat ini dini hari 23 Mei, tensi masih dibilang tinggi. Hancur semua. Berserakan. Korban berjatuhan. Teror menyebar kemana-mana. Bahkan seorang perempuan mengenakan gamis dan cadar serba hitam, membawa tas hitam pun, membuat kita parno.
Mereka berhasil. Ketakutan sudah tersebar. Banyak kawan meliburkan diri hari ini. Mereka berhasil.
Sialan mereka itu! Ongkosnya terlalu mahal untuk membiayai ambisi mereka. Sementara mereka ongkang-ongkang kaki, masih wangi, sibuk pencitraan sana-sini. Siapa yang salah? Masa orang-orang bodoh yang diperalat itu? Demokrasi harus dibayar mahal, begitu mahal.
Padahal setelah semua ini, mereka toh tetap dimiskinkan. Dan mereka enak-enak tidur.
People power apanya? Itu bukan people power.
0 notes
avemariawrote-blog · 6 years ago
Text
Siklus yang Tidak Putus
Semua orang punya kehidupan untuk dijalani. Pekerjaan untuk dilakukan, keluaga untuk ditemui, orang untuk tempat pulang. 
Aku terus saja merasa sendirian. Betapapun aku berganti situasi, sudah lari pun, aku tetap merasa semua ini artifisial. Teman, pacar, rutinitas, kamar ini, mama, keluarga, rumah. Aku tidak merasa terhubung dengan itu semua.
Pagi ini sekitar 9.12 tadi, aku begitu ingin pergi lagi. Lari untuk kesekian kalinya, dari semuanya. Harus kemana? Pada akhirnya orang yang tadinya tidak ku kenal, jadi bagian dari hidupku yang baru, lalu aku kembali kehilangan kepercayaan. Ini seperti siklus yang tidak terputus.
Mungkin itu kenapa aku menikmati buat Saga di tempat kerjaku dulu. Koneksi mendalam yang singkat dengan orang-orang baru, setelah beres sudah. Sekali pakai lalu buang ke tempat sampah. Tidak perlu ada siklus dimana semakin lama aku mengenal seseorang, semakin aku merasa terputus koneksi dengan mereka.
Aku merasa ada selaput tipis yang menyelimuti semua hal di sekitarku. Seberapapun besarnya lingkaranku, aku tetap merasa sesak dan tidak tahu harus menghubungi siapa. Tidak ada yang menjawab, tidak ada nama yang terlintas.
Aku benci mengatakan ini, tapi beberapa kali aku berpikir untuk mati.
0 notes
avemariawrote-blog · 6 years ago
Text
Teman Tidak Mendatangkan Keberuntungan
Pertemanan dan bisnis itu agaknya memang rawan kalau jalan bersama. Baru-baru ini aku mencoba membuka bisnis bersama teman, tapi tidak berjalan baik. Aku berusaha dewasa agar sama sekali tidak mempengaruhi hubungan pertemanan kami, tapi tetap saja aku tidak bisa menahan diri kalaupun kami bertemu di luar konteks bisnis. Sulit untuk tidak bersikap ‘salty’.
Kegagalan kali ini pukulannya lumayan. Aku rasa aku butuh sedikit waktu sebelum mencoba lagi. Kedepannya, kalau harus bekerjasama dengan sahabat, aku musti pikir dua kali.
0 notes
avemariawrote-blog · 6 years ago
Text
Pertanyaan
Kamu punya pertanyaan yang mengganggu tapi tidak pernah terjawab? Mau kamu berulang kali mencarinya, memikirkannya, bertanya, tapi jawaban itu tidak datang-datang. Seolah-olah tanda tanya itu memang ada bukan untuk dilanjutkan dengan tanda titik. Aku menyebutnya keresahan. 
Pernah mencoba melupakan pertanyaan seperti itu? Melanjutkan hidup, hari-hari jadi biasa lagi, matahari masih terbit dan terbenam di tempat yang sama, dan mungkin riuh macet di sekitarmu juga tidak hilang. Pokoknya berjalan saja dan bersikeras meyakinkan dirimu sendiri pertanyaan itu tidak pernah ada.
Tapi rasanya mengganjal. Seperti sisa daging membandel yang terselip di sela gigi. Tidak terjangkau lidah, sulit pakai jari, tapi kamu tidak punya sikat gigi. Sisa daging itu seperti berteriak mengolok-olokmu dan harga dirimu merasa ditantang. Sampai di satu saat, kamu capek terus menghindar, tutup kuping, dan berpura-pura dia tidak ada.
Buat aku, pertanyaan itu adalah, “Kenapa keluarga besar Papa tidak mau menerimaku?”
1 note · View note