catatansijul
catatansijul
Catatan kecil
44 posts
Menulis untuk menenangkan.
Don't wanna be here? Send us removal request.
catatansijul · 4 years ago
Text
Tutorial Jatuh Cinta
Jatuh cintalah pada seseorang yang perasaan cintanya lebih besar darimu. Karena ia akan membuatmu menjadi sangat berharga. Bersedia untuk melakukan hal-hal kecil untukmu, menggendong anakmu saat kelelahan, membiarkanmu tetidur dan ia membereskan rumah, membelamu jika ada orang lain yang menyerangmu, menyediakan makanan-makanan kecil saat kamu malas memasak, dan tidak marah-marah saat kamu menghabiskan uang yang digunakan untuk kebutuhan kalian berdua. Jatuh cintalah pada seseorang yang memiliki cara berpikir yang baik, yang luas, yang terbuka. Karena di dalam pikirannya nanti kamu akan tinggal. Karena cara berpikirnya itulah yang akan kamu hadapi selama kalian bersama. Tentu merepotkan tinggal bersama orang yang ternyata cara berpikirnya mudah menerima hoax, tidak bisa mencerna informasi dengan baik, tidak bisa mengambil keputusan dengan bijak, tidak ada keinginan untuk berkembang, tidak punya pendirian yang kuat. Lelah sekali tinggal di pikiran yang seperti itu, bukan? Jatuh cintalah pada seseorang yang mudah diajak berbicara. Kamu tak perlu merasa takut untuk mengutarakan segala isi hatimu, mengutarakan segala penatmu, mengajaknya berdiskusi untuk keluargamu. Tentu tidak enak jika selama bersama, kalian tidak bisa membicarakan hal-hal penting untuk keluargamu. Bahkan, untuk sekedar mengatakan bahwa kamu lelah dan memintanya untuk mengasuh anak sebentar saja, kamu takut. Tak leluasa untuk berbicara. Padahal, memiliki teman bicara seumur hidup yang nyaman itu benar-benar anugrah yang tak ternilai.
Kalau kamu ingin jatuh cinta, tutup sejenak matamu dari hal-hal yang kamu lihat darinya. Rasakan dari hatimu, berpikirkan sejauh mungkin. Seberapa bisa kamu hidup dengan sosok sepertinya. Karena apa yang kamu lihat dari matamu, seperti kecantikan/ketampanan itu akan usang dimakan usia, harta bisa hilang, jabatan bisa lepas.  Kalau nanti kamu jatuh cinta, kamu tak lagi takut jatuh ditempat yang menyakitkan karena kamu bisa memilih di tempat seperti apa cintamu jatuh. Hati-hatilah memilihnya. Kalaupun harus menempuh jalan yang panjang dan berliku, tidak apa-apa. Kalau harus menempuh waktu yang lama, tidak apa-apa. Tidak apa-apa.
©kurniawangunadi
3K notes · View notes
catatansijul · 5 years ago
Text
Dimulai dari nol ya..
Semua rasa kecewa, sedih, bahkan kesal akan mereda ketika kita bisa menerima. Perlahan tapi pasti. Ya seperti luka aja, kalau sering diobati nantinya akan sembuh seperti biasanya. Bahkan mungkin ada suatu hal yang bisa kita pelajari untuk lebih hati-hati agar tidak jatuh lagi di tempat lain. Menjadi lebih bersyukur, dan lebih senang ternyata, ya karena semua sudah kembali membaik. Engga ada yang harus ditakuti atau bahkan disesali. Semua bahagia. Sesederhana itu memang.
1 Januari 2021
0 notes
catatansijul · 5 years ago
Text
Yuk, luruskan niat.
Agar segala sesuatunya atas keridhoanNya.
1 note · View note
catatansijul · 6 years ago
Text
Sudah lama punya keinginan mewujudkan misi kebaikan. Punya komunitas untuk berbagi kebahagiaan. Nggak muluk-muluk harus bisa keliling Indonesia. Di sekitaran Jakarta dulu saja.
Ingin sekali punya teman hidup yang satu visi misi. Bersama-sama mewujudkan misi masing-masing. Saling berkompetisi tak apa untuk berkembang. Karena nantinya akan bertemu di satu tujuan yang sama. Hidup dalam keberkahan.
0 notes
catatansijul · 6 years ago
Text
Mimpi apa saya semalam kalau-kalau kamu datang kembali dengan niat baik dan cara yang baik? Ironisnya, iya. Itu hanya mimpi. Boro-boro datang dengan langsung memberikan alasan musabab menghilang. Menanyakan kabar saja tidak. Muncul lagi seolah tak ada masalah. Apa memang begitu tabiat lelaki? Sungguh, saya sangat gemas melihat kelakuannya. Untuk mengakui apa yang sudah dilakukan apa susahnya?  Andai saja kamu kembali dengan cara yang baik, pasti saya akan menerima dengan tangan terbuka. Kamu memang kembali, tapi bukan seperti yang kuharapkan. 
Ya, ekspektasi saya terlalu tinggi. Lagi-lagi dibuat malu dengan ekspektasi sendiri. Semoga saja ada hal yang lebih baik setelah ini.
Sudah dimaafkan. Terima kasih!
0 notes
catatansijul · 6 years ago
Text
Proses memang tidak enak. Banyak dari kita yang tidak sabar dengan proses. Sering mengumpat dengan keadaannya. Bagaimana tidak, proses membutuhkan waktu. Seperti menunggu orang yang tepat untuk membahagiakanmu. Menurutku tak apa untuk jual mahal atau memilih mana yang tepat untuk hatimu, karena itu caramu untuk tau mana yang benar-benar tulus atau tak pernah serius. Hanya saja jangan asal menerima atau asal buang. Adukan dulu pada Allah, Sang pemilik hati. Agar pilihanmu juga benar-benar pilihanNya.
0 notes
catatansijul · 6 years ago
Text
"Bahagia itu kuasamu."
Banyak kutipan yang bilang bahwa bahagia itu kita yang ciptakan atau bahagia itu tanggungjawab masing-masing.
Jika seperti itu, maka datang atau perginya seseorang tidak akan mempengaruhi bahagia kita. Mungkin hanya menambah bahagianya saja. Tapi ketika orang itu pergi, ia tidak akan mengurangi bahagia kita.
Sampai sini paham?
0 notes
catatansijul · 6 years ago
Text
Pernah ngga sih kamu tau alasanmu peduli dengan orang lain?
Kalau aku jawabnya ngga pernah tau alasannya apa, sebab aku melakukannya ya karena ingin. Jika ternyata ada alasan lain di balik itu, ya itu urusan nanti. Apa pun balasannya nanti. Suka atau tidak suka, ya ngga masalah. Harusnya begitu.
0 notes
catatansijul · 6 years ago
Text
Menyerah mengejar sesuatu yang diinginkan dan membuka hati untuk sesuatu lainnya yang lebih menghargai sepenuh hati.
1 note · View note
catatansijul · 6 years ago
Text
Perihal hati setiap orang siapa yang tahu. Sudah, tidak usah mengkhawatirkan yang belum pasti. Sebab Allah Maha Membolak-balikkan hati. Jaga hatimu baik-baik. Jangan tergesah mengambil keputusan yang membuatmu nantinya menyalahkan diri. Serahkan hatimu kepada-Nya. Biarkan Dia yang akan mengatur jalannya. Toh, jika memang hal itu baik bagimu maka segalanya akan dimudahkan dengan ridho-Nya.
2019.
0 notes
catatansijul · 6 years ago
Text
RTM : Nasihat Sebelum Menikah
Pernah tidak memperhatikan bagaimana orang lain atau teman yang kita kenal baik menemukan pasangan hidupnya? Hingga mereka mengatakan kepadamu atau kamu mendengarnya dari orang lain tentang bagaimana rumah tangganya berjalan. Entah berita baik atau buruk.
Pernah tidak memperhatikan bagaimana ia bisa menerima orang baru dalam hidupnya? Bersedia menikah dengannya dan bersedia menanggung konsekuensi atas keputusannya — sesuatu yang sampai hari ini tidak kamu miliki—. Dan bagaimana kemudian ia menjalani konsekuensi tersebut.
Anggapan bahwa keputusan besar ini pasti berujung indah – never ending fairytale – seperti yang kita saksikan di media sosial dan sebagainya. Justru bisa menjadi boomerang bagi diri kita sendiri.
Mau dibuat sesederhana apapun, perkara ini sama sekali tidak sederhana. Mau dibuat semanis apapun, perkara ini pasti akan memberikan rasa pahitnya. Dan kami, sekali lagi, tidak ingin menyuruh-nyuruhmu untuk segera berumah tangga. Raih dan genggamlah mimpimu sedemikian erat, jalanilah. Karena di jalan itu, pasti ada orang lain yang menitinya juga. Selesaikanlah urusanmu terhadap dirimu sendiri, orang tuamu, dan hal-hal yang kamu rasa itu amat penting dan berharga bagimu.
Persiapkan segala sesuatu yang kamu takut dan khawatirkan sampai hari ini. Karena ketakutan dan kekhawatiran itu ada karena tidak adanya persiapan. Tidak adanya kesiapan diri kita sendiri. Tidak hanya meratapi nasib dan memikirkan ketakutan itu, lantas bersembunyi dari hiruk pikuk dunia. Masalah itu takkan pergi sampai kamu bersedia menghadapinya.
Barangkali, nasihat paling bijaksana yang bisa kami ambil sampai hari ini adalah:
Keputusan ini kamu yang akan menjalani, kamu pula yang akan menanggung segala konsekuensinya. Bukan orang lain. Bukan siapa-siapa. Kalau kamu tidak siap, jangan pura-pura siap. Kalau kamu tidak yakin, jangan pura-pura yakin. Hati kecil, berbisik lirih tapi banyak benarnya.
Ketakutan-ketakutan itu jangan sampai mengendalikan dirimu. Mengambil alih logikamu hingga kamu gegabah dalam mengambil keputusan-keputusan besar bagi hidupmu sendiri. Keputusan-keputusan permanen, sesuatu yang sekali kamu ambil, menggema sepanjang hidupmu.
©kurniawangunadi
2K notes · View notes
catatansijul · 6 years ago
Text
Ramadhan Menuntun Kita
@edgarhamas
Kebahagiaan terbesar seorang hamba, adalah ketika ia melakukan amal-amal terbaik dan Allah menerimanya dengan sepenuh ridha-Nya. Apa yang lebih indah dari seseorang yang menerima cinta kita atas semua yang kita kerjakan? Ketika kau tahu cintamu tak bertepuk sebelah tangan, rasa-rasanya dunia hanya milik berdua.
Itu jika manusia ridha. Apalagi jika Allah ridha? Ketika 30 hari Ramadhan kamu lalui dengan sebaik-baiknya amal, segiat-giat puasa, sekokoh-kokoh tarawihnya, sekhusyu-khusyu sujudnya, seberkah-berkah sahurnya; dan semua itu diterima penuh cinta oleh Maha Rahman. Itulah mengapa doa kita sebakda Ramadhan adalah “Taqabbalallahu minna wa minkum.”
“Semoga Allah menerima amalan kita dan kalian.” Sembari bersilaturahmi, berjumpa dengan famili dan bersua dengan teman-teman, doa itu saling bertautan, saling memberi harapan dan cita-cita; agar yakin, agar tenang hati karena Allah mudah-mudahan menerima semua amalan ibadah kita.
Doa “Taqabbalallahu minna wa minkum” yang diajarkan Rasulullah ﷺ dan para salafus shalih seperti memberikan kita sinyal; bahwa Ramadhan menuntun kita untuk fokus pada amalan, bukan sibuk pada penghiasnya saja. Doa itu seperti memberi kita flashback untuk mengevaluasi hasil madrasah Ramadhan kita; apakah nilainya sudah memuaskan atau masih ada catatan-catatan guna diperbaiki.
Taqabbalallahu minna wa minkum. Semoga Allah menerima amalan kita selama Ramadhan. Shalat kita. Puasa kita. Sujud kita. Sahur kita. Tarawih kita. Silaturahmi kita. Kajian kita. Birrul walidain kita. Jihad kita. Dakwah kita. Terimakasih Ramadhan, atas jamuan dahsyatmu yang selalu memberikan sudut pandang baru melihat kehidupan.
Ke sana kita menuju, ke gelar takwa yang sejak mula Allah sudah siapkan hadiahnya dalam perintah shiyam, “la'allakum tattaquun”, agar kalian menjadi orang-orang bertakwa.
222 notes · View notes
catatansijul · 6 years ago
Text
Untuk Aku
Teruntuk aku,
Hey apa kabar?
Semoga kamu sedang baik-baik saja.
Terima kasih karena tetap tegar dan tersenyum lebar untuk semua masalah ini.
Terima kasih karena masih memeluk erat mimpi.
Terima kasih untuk tetap kuat meski kehilangan satu persatu orang yang kau sayang hingga membuatmu kadang jatuh tercekat.
Kau tahu mereka hanya pindah. Dan Tuhan yang akan menggantinya dengan lebih baik.
Ingat, hidup ini bukan kompetisi. Tiap pundak punya bebannya masing-masing.
Apa pun akhir kisahnya semoga kamu selalu bahagia. Dan tetap berpegang pada jalannya.
Tenang, semua akan baik-baik saja.
Selama kita menyerahkan segalanya kepada Sang Khalik.
7 Juni
0 notes
catatansijul · 6 years ago
Text
Mengenai unggahanku
Belakangan ini aku memang sering mengunggah cerita ke instagram berupa bajaj. Bukan tentang bajaj sih yang mau aku bahas, tapi ke siapa yang membawanya. Iya, aku ingin menceritakan sosok yang mengendarai bajajnya.
Seorang lelaki yang bertanggung jawab untuk keluarganya. Seorang lelaki yang harus siap dengan kondisi di jalanan, hujan dan panas pun bajaj terus berjalan. Seorang lelaki yang harus siap dengan lingkungan tempat pangkalannya. Seorang bapak yang selalu ditunggu di rumah, dirindukan oleh anak-anaknya dan juga wanitanya.
Di sini aku tersadarkan bahwa peran bapak sangat besar dan mencari uang itu tidaklah gampang, harus ada keringat yang terbuang tapi tidak sia-sia. Tidak hanya di luar untuk mencari nafkah, ia pun harus turut mendidik anaknya dan pekerjaan lainnya di rumah.
Lantas sudah sejauh mana kamu membahagiakannya?
Lantas sudah seberapa banyak kamu meluangkan waktu untuk berbincang dengannya?
Ucapku, terima kasih untuk lelaki yang selalu berjuang demi keluarganya, anak dan wanitanya. Semoga selalu dikuatkan oleh-Nya.
Teruntuk bapak yang kami banggakan, terima kasih sudah selalu membahagiakan kami.
0 notes
catatansijul · 6 years ago
Text
Sebuah pesan
Untuk kamu yang akan hadir di hidupku nanti.. aku menunggumu, aku merindukanmu. Aku tidak tahu siapa kamu, dari mana kamu, bagaimana kamu dan  kapan kamu akan datang ke hidupku. Jika nanti kamu membaca ini, tolong jangan ditertawakan ya?
Aku tahu saat ini aku menunggu yang belum pasti kapan datangnya. Aku tahu kita tidak sedang sama-sama yakin. Aku tahu kamu masih takut melangkah, begitupun aku. Aku tahu kamu tidak menjanjikan apa pun, tapi aku masih saja berharap.
Percayalah, saat ini aku sedang belajar menjadi lebih baik, karena Allah. Tenang saja, perubahanku bukan hanya untuk kamu saja tapi diriku juga butuh.
Aku berusaha untuk bangun lebih pagi, aku akan belajar memasak, aku mencari lagi tempat-tempat untuk melakukan kebaikan setelah sebulan vakum, aku akan berjanji untuk meredam egoku, dan aku akan menuruti semua perkataanmu. Tapi tolong kamu berjanji untuk tidak meninggalkanku karena kesalahanku. Tolong tegur aku dan beri tahu aku dengan lembut jika aku salah.
Sekarang kamu tahu aku masih belajar menjadi baik, jadi maaf kalau nanti kamu kecewa dengan sikap aku yang tidak kamu harapkan.
Lalu setelah membaca ini kamu masih mau tetap menemaniku sekarang hingga nanti, kan?
1 April 2019
0 notes
catatansijul · 6 years ago
Text
Kata Ustad Umar Makka, ilmu yang sudah didapat biar bermanfaat harus disebarkan. Biar sama-sama belajar dan biar enak nyimpen catatannya di sini aja. Hehe.
Adab menuntut ilmu yang harus dimiliki setiap insan:
1. Meluruskan niat dalam menuntut ilmu. Niatkan karena Allah. Ikhlas karena Allah.
Ilmu yang kita miliki bisa menjadi penolong di akhirat, bisa juga jadi musibah bagi kita.
Di akhirat nanti, mulut kita akan dikunci di hadapan Allah, lalu anggota badan lain yang akan bersaksi di hadapan Allah.
2. Mengetahui/pahami tujuan kenapa menuntut ilmu, yaitu:
- Untuk mengangkat kejahilan/kebodohan dari diri kita tentang rasul dan umum.
- Untuk mengamalkan ilmu tentang yang kita ketahui dalam hidup kita.
*Lebih mulia azan daripada solat. Karna ketika azan setan lari terbirit-birit, sedangkan solat masih diganggu syaiton.
- Untuk menyebarkan ilmu yang sudah didapat di tengah manusia /ke teman yg lain.
- Untuk membela agama Allah dengan ilmu.
  > Nanti untuk anak-anak kisahkan sahabat-sahabat rasulullah tentang kepahlawanannya. Perang badar tahun ke 2 hijriyah.  Abu jahal itu komandan perang. Ada dua pemuda (cari namanya) menanyakan abu jahal, mana yang namanya abu jahal? Karna abu jahal yang sering mencaci maki rasulullah. Dua pemuda itu ingin membunuh abu jahal, lalu menebas kakinya dan menyerang dadanya. Dan dibayar dengan balasan tebasan ditangan oleh anak abu jahal.
Pesannya kata Ustad Umar Makka. Kalo untuk menuntut ilmu saja tapi tidak disebarkan, maka percuma. Karena jin lebih pintar daripada kita.
Kajian Riska Menteng, 8 Maret 2019.
0 notes
catatansijul · 7 years ago
Text
Jalan atau Tujuan
Jalan dan tujuan, bahasa kerennya “end” dan “means to an end”, dan bahasa lebih kerennya lagi “al maqashid” dan “al wasilah”. Jalan dan tujuan adalah dua perspektif yang jauh berbeda dalam melihat mimpi dan capaian pribadi, baik dari segi materi maupun non-materi. .
Menjadi kaya, misalnya. Apakah itu tujuan atau jalan? Jika kaya menjadi tujuan, maka setelah mendapatkan kekayaan berlimpah maka yang tersisa hanya kehampaan. Begitu juga dengan gelar pendidikan dan jabatan/pekerjaan. Setelah tercapai lalu apa? .
Maka sudah sepatutnya harta, ilmu, dan kekuasaan itu dijadikan jalan bukan tujuan. Harta kita menjadi jalan terbantunya sanak saudara yang kesulitan untuk membiayai pendidikan anak mereka. Ilmu kita menjadi jalan agar terwujudnya hidup yang produktif, efisien, dan terarah. Kekuasaan kita gunakan untuk mengajak pada kebaikan dan mencegah kemungkaran. .
Baru-baru ini saya mendengar nasihat pernikahan oleh Ustadz Abdul Somad (satu dari beberapa assatidz yang mahsyur di YouTube, yang ternyata bisa dihitung dengan jari jumlahnya). Beliau berpesan, “Jadikan pernikahan itu jalan, bukan tujuan!” Aku langsung tertegun. Proses dan tahapan dalam penyaringan calon, pendekatan, perkenalan keluarga, dan akhirnya perayaan dengan mengiklankan pada tetangga, saudara, kerabat dan sahabat hanya jalan. Ijab dan qabul itu jalan. Hidup berpasangan itu jalan, bukan tujuan. .
Pernikahan itu jalan menuju kemana? Jika dibayangkan (tentu yang menulis belum menikah), maka ada banyak hal yang fundamental terjadi setelah pernikahan. Tidak heran sebenarnya saat menikah dimaknai dengan menyempurnakan agama yang separuh lagi karena ilmu, niat, dan amal tidak lagi untuk pribadi tapi kolektif. Walaupun dalam skala kolektif terkecil (dua orang), ada tanggung jawab dan ke-saling-an yang dituntut dalam ikatan pernikahan. It’s no longer all about you, but about us. .
Pernikahan per se tentu memberikan kebahagiaan saat dirayakan, tapi pernikahan itu jalan bukan tujuan. Jadi, jangan berhenti pada uforianya saja. Banyak orang bahagia karena jalan tol membuat perjalanan jadi lebih cepat dan lancar, tapi tidak ada yang mau bertahan dan nongkrong lama-lama di jalan tol karena tidak ada apa-apa di sana. Jalan tol ada untuk membawa kita pada tujuan. .
Jika pernikahan adalah jalan tol adalah untuk mempercepat kita mencapai tujuan maka yang perlu kita ketahui adalah kondisi bahan bakar (atau letak SPBU), kendaraan prima, dan tentunya fokus dan ilmu dalam berkendara. .
Menentukan pola pikir/pendekatan “jalan atau tujuan” sebelum bertindak atau mengambil keputusan adalah cara sederhana untuk terus menyiapkan diri dalam mindset pembelajar yang visioner. .
Tapi kalau dipikir-pikir semakin kita dewasa maka banyak pilihan hidup jatuh pada kategori “jalan”. Dulu waktu sekolah dasar dan menengah, mindset kita sering kali adalah tujuan, misalnya setelah dapat ranking dan dibeliin hape atau motor, selesai cerita. Bahkan dalam mencari kampuspun, sebagian kita menjadikannya tujuan. Belajar yang serius dan ngurangin hal-hal ga berfaedah selama setahun penuh… yang penting masuk UI, ITB, atau UGM. Setelah masuk eh malah kayak orang bingung dan kehilangan nafsu belajar. Bayangkan, bagaimana bila menjalin hubungan dengan calon pasangan lalu menjadikan pernikahan adalah “tujuan”? Jangan sampai. .
Akhirnya, bila semua pilihan hidup yang kita ambil adalah “jalan” menuju kebaikan yang lebih besar (for a greater good), tentu hidup akan terus menarik dan dijalani dengan kesabaran. Semoga kita terus bisa mengingatkan diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita untuk terus berjuang “for the greater good” dan akhirnya menuju husnul khatimah dengan timbangan amal yang berat.
562 notes · View notes