d-earr
d-earr
didin_midin
35 posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
d-earr · 1 day ago
Text
Jika kau kopi,
Aku rela menjadi lidahmu
Yang rela menanggung getir
Atas kepahitanmu..
#
0 notes
d-earr · 4 months ago
Text
Dipenghujung terbenamnya cahaya..
Tumblr media
Maghriblah namanya, menjadi pertanda kebanyakan manusia menuntaskan perihal kewajiban dalam berikhtiar, namun banyak juga yang baru memulai atas perkhidmatan pada rasa iman dan tanggung jawab atas hidup dan pilihan.
Cahaya itu bernama arunika yang melambangkan awal permulaan, indah terlihat oleh hati-hati yang selalu berdamai dengan putaran dunia, bersyukur atas apa-apa yang kemudian menjadi kendalinya, syahdu nuansa renjana akan kepulangan atas jerih dan payah dari proses penghambaan..
3 notes · View notes
d-earr · 4 months ago
Text
Urip iku Urup
Tumblr media
Dan jika tidak atau belum semenyenangkan seperti apa yang di harapkan, maka jadilah menyenangkan untuk setiap orang yang kau temukan. Membahagiakan terlebih dahulu, sebelum mengharap dapat berbahagia..
Sebab esensi bahagia adalah kebermanfaatan.
1 note · View note
d-earr · 6 months ago
Text
Kau takut sepi katamu, tapi kau memilih berdiam saat masalah datang, tak mencari solusi apa lagi jalan terang.
Kau takut tak punya uang katamu, tapi kau memilih angan-angan, tak mau bergerak apa lagi mencari cara agar bertahan.
Kau takut tak berguna katamu, tapi kau tak mau melatih dirimu, tak mau mempertajam potensimu apalagi memperkaya ilmu.
Kau takut mati katamu, tapi kau memadamkan lampu, menutup jendela, bahkan saat matahari sedang bercanda.
Seperti paradoks, begitu banyak rasa takut yang kau takuti sendiri, tapi tak ada satupun rasa takut yang membuatmu bangun dari pikiranmu yang hampir mati.
Prosa #5
52 notes · View notes
d-earr · 8 months ago
Text
Nggak Semua Suara Butuh Volume
Kita hidup di zaman di mana suara yang keras sering kali dianggap paling benar. Yang paling lantang, paling mencolok, seringkali paling didengar. Tapi sebenarnya, nggak semua suara butuh volume. Kadang, yang paling sunyi malah lebih dalam maknanya.
Pernah nggak sih kita ngerasa capek ngikutin hiruk-pikuk dunia ini? Semua orang seolah berlomba-lomba buat didengar. Entah di media sosial, obrolan warung kopi, sampai rapat kantor—semua pengen jadi microphone terbesar. Tapi di tengah riuh itu, kita kadang lupa, ada satu bentuk suara yang paling tulus: keheningan.
Kita nggak perlu selalu ngomong banyak-banyak untuk bikin orang ngerti. Ada kalanya silence speaks louder than words. Pernah lihat seorang teman yang cuma diem pas kita cerita tentang masalah kita? That silence—tanpa penghakiman, tanpa ceramah, cuma “aku dengerin, kok,” adalah bentuk suara yang paling nyata. Ketenangan itu lebih “nyentuh” dibanding ribuan kata motivasi yang klise.
Suara itu nggak melulu soal bicara. Actions speak louder than words, kan? Ada orang-orang di sekitar kita yang diam-diam selalu ada. Yang nggak perlu ngumumin ke dunia kalau dia peduli. Kita sadar nggak, kadang yang paling sunyi justru paling banyak berbuat? Kayak teman yang cuma bilang, “Sini duduk, kita nggak perlu ngomong apa-apa.”
Banyak orang lupa kalau jadi pendiam itu bukan berarti nggak punya suara. Justru, diamnya orang-orang kayak kita adalah pilihan. Kita diam bukan karena nggak mampu ngomong, tapi karena sadar, some things are better left unsaid. Ada energi yang lebih besar di balik keheningan—sebuah bahasa yang cuma bisa dimengerti sama hati yang tenang.
Noise doesn’t always equal significance. Kadang kita cuma butuh jadi kayak air yang ngalir pelan tapi mampu ngerubah batu yang keras. Kita nggak perlu teriak buat bikin perubahan, cukup konsisten dan tulus. Jadi pendengar yang baik, ngerespon dengan hati, atau sekadar senyum ke orang asing—hal-hal kecil ini nggak bersuara tapi “kedengeran” sampai ke jiwa.
Dunia udah cukup ramai. Bukan berarti kita harus nambahin kebisingan itu. Kadang, kita bisa jadi oase—tempat yang tenang di tengah hiruk-pikuk. Kita nggak perlu validasi kalau suara kita bermakna. Karena, pada akhirnya, suara yang tulus selalu bisa didengar, even in silence.
Kadang, yang kita perlukan cuma keberanian untuk diam—dan membiarkan perbuatan kita yang bicara.
201 notes · View notes
d-earr · 10 months ago
Text
Percaya Pada Pola
Kalau teliti mengamati sesuatu, maka kita bisa menemukan pola. Pola di kejadian, pola di keadaan, pola di karakter seseorang, pola di perilaku orang, dan beragam pola lainnya dalam hidup. Kejelian melihat pola ini perlu dibarengi dengan kesiapan untuk menerima kenyataan, kenyataan bahwa memang demikian.
Kalau kamu sedang dekat dengan seseorang dan berencana untuk menikah dengannya, maka perhatikan polanya. Pola berpikir, pola perilaku, pola interaksi, dan beragam pola lainnya yang menurutmu penting dan fundamental. Karena ia telah hidup dengan pola itu seumur hidupnya selama ini, tidak mungkin akan berubah dalam sehari semalam hanya karena menikah denganmu. Apalagi, jika kamu bercita-cita untuk mengubahnya. Mungkin kamu perlu berpikir ulang untuk itu. Kalau kamu bertemu dengan orang yang berlaku buruk dalam nilai-nilai yang kamu yakini, seperti suka bergunjing, berkata kasar, menoleransi suap, menolerasi hal-hal lain yang jelas-jelas tidak sesuai dengan keyakinanmu. Apalagi jika kemudian ia terlibat masalah atas perilakunya dengan orang yang lain, tidak sedang terjadi denganmu bukan berarti tidak akan pernah terjadi kepadamu. Lihatlah polanya seperti apa, suatu hari mungkin kamu yang akan mengalami konflik dengannya. Jadi, jauh-jauh sejak awal.
Kalau kamu lagi terpuruk karena hal-hal berat yang sedang kamu jalani. Coba lihat bagaimana pola kehidupanmu selama ini. Bagaimana Tuhan mengingatkanmu, menyiapkanmu, dan juga memberitahumu selama ini melalui beragam pola. Apakah kamu berhasil menemukan polanya dan berhasil mengambil hikmahnya. Apakah kamu berhasil memahami gambaran besar mengapa polanya demikian? Semoga kita dimudahkan untuk memahami pola, sehingga tidak terjebak dalam pikiran sendiri, apalagi terjebak pada pola-pola yang buruk. (c)kurniawangunadi
407 notes · View notes
d-earr · 10 months ago
Text
Setahun syudah perihal perjalanan mencari batas akhur dari sebuah pilihan, menyelesaikan suatu kesempatan yang diberikan atas diri ini perihal memeperbaiki keadaan dan peluang lebih besar..
Sampai pada tulisan ini ku tuangkan, raga ini masi terasa kosong dan begitu pasrah pada roda yang berputar akan membawanya kemana..
Hela nafas dalam dan berkepanjangan mengikis kekhawatiran rang dirasa mengukur pola langkah dan tak berarah, semua terus diupayakan perihal misteri ke depan perihal riuh yang tak karuan perihal langkah dan pilihan yang sesekali disesalkan..
Usia semakin menunjukan titik-titik dimana sudah bukan masanya berkecamuk dipersoalan-persoalan yang begitu pelik untuk usia dan keterbatasanku yang ada, tulisan ini ku akhiri dulu dengan hela nafas panjang seakan membuang bebas kan kepasrahan🌻
#d-earr
0 notes
d-earr · 11 months ago
Text
Simpul kehidulan dalam mata manusia terbentuk dari banyak ratapan dan tekanan, ia harus bertahan dalam banyaknya keikhlasan, menumbuhkan peran-peran yang ia terima dalam menjalaninya..
Sebagian tertegun saat menjalaninya, sebagian tersenyum dan sebagian lainnya berjalan sebisanya ia melangkah tanpa tujuan, mereka menjalani hidup karna masih dalam kesempatan hidup dan harapan memeperbaiki perihal duniawinya atau akhiratnya..
#d-earr
0 notes
d-earr · 1 year ago
Text
117
Kalau kamu nemuin tulisan ini,
"Semangat ya...boleh menyesal karena tidak melakukan sesuatu yang baik itu sejak dulu, tapi menyesalnya jangan lama-lama. Kata temanku, nggak ada kata terlambat untuk memulai, kok.
Garis waktu setiap orang itu berbeda. Nggak usah bandingin diri kita sama yang lain. Kita lahir di tanggal yang berbeda. Kalaupun tanggalnya sama, tempatnya-nya berbeda. Saudara kembar pun lahir di waktu yang berbeda, kan? Kata Ayah, se-enggak beruntungnya kita, masih ada yang lebih enggak beruntung lagi.
Nikmati prosesnya, sakitnya, jatuhnya, dan hal-hal nggak enak di tengah dunia yang hanya menghargai hasil dan pencapaian. Kata Ibu, semua kesulitan itu pasti mengajarkan kita pada sesuatu. Apapun itu.
Nggak papa kalau nggak sempurna. Karena memang ngga ada yang sempurna di dunia ini, kan?"
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apa urusanku dengan dunia ini?! Tidaklah aku di dunia melainkan ibarat pejalan kaki yang berlindung di bawah naungan sebatang pohon, istirahat, lalu pergi meninggalkannya.’’(HR. Tirmidzi).
@ffahraa
101 notes · View notes
d-earr · 1 year ago
Text
Yang membuat kita merasa berat atas kehilangan adalah kita merasa berhak atas kepemilikan segala hal dalam hidup termasuk kepemilikan atas diri.
Tumblr media
Padahal bukankah kepemilikan itu sepenuhnya hak yang menciptakan?
Kita hanya diberikan hak pakai, hak guna bangunan, dan hak guna usaha (kalau dalam pertanahan). SOP-nya sudah tertuang lengkap dan jelas agar penggunaannya sesuai dengan fungsi dan maksud dari penciptanya.
Hal ini mesti ditanamkan dalam hati. Agar ketika sang Pemilik mengambil apapun dari hidup, kita tak lagi terlarut dalam ratapan kehilangan.
Bandung, 8724.0715.
99 notes · View notes
d-earr · 1 year ago
Text
Tumblr media
Regenerasi harus berkelanjutan, bahwa pada batas waktu disetiap kepengurusan mesti terciptanya estapet untuk keberlangsunan organisasi, jargon yang tidak asing ialah setiap masa ada orangnya dan setiap orang ada masanya menggambarkan perihal batasan waktu dan kesempatan..
Harap, ke depan perbaikan-perbaikan perlu difokuskan, perihal termin yang menjadi landasan organisasi itu sendiri..
Jalan, problem, pemikiran-pemikiran, dan masih banyak yang mungkin akan hadir berbeda mewarnai perkhidmatan kalian dalam organisasi,,
dan terakhir mari kita `kosongkan gelas-gelas kita
Semoga asas timbal balik yang kita tuai bersemayam dalam keberkahan dan kebaikan...
(2024 - KONFERCAB IPNU) 2016-2024 °
#d-earr
2 notes · View notes
d-earr · 1 year ago
Text
USIA DAN KETERLAMBATAN..
Sampai pada usia kematangan dalam menelaah masa depan, usia-usia 26thn untuk laki-laki yang masi mempertanyakan dimana letak pijakan kaki yang bisa meredakan kekhawatiran masa depan, dimana sebuah ketenangan menjalani hidup bisa dipupuk dalam relung kesendirian..
Bagian-bagian kosong itu sering melekat dalam lamunan bahkan peristirahatan, sebisanya menghela nafas meredakan cemas dan gelisah tentang ekspektasi yang diharapkan, sampai pada titik ini aku merasakan belum ada satupun yang dapat ku petik dari yang aku tekuni bertaun-taun, ilmu-ilmu yang aku sia-siakan ketika dipesantren begitu mudah hilang ketika pilihan mengantarkanku pada kepulangan, pengalamam organisasi yang digeluti tak membawaku pada pemikiran untuk tidak khawatir akan apa yang terjadi ke depan, gelar sarjana yang sampai saat ini aku belum bisa menyelesaikan tugas akhir adalam puncak dari cemas mendera sekujur tubuh dan pikiran, orang tua, keluarga, teman-teman yang sangat menanti buah dari apa yang saat ini kujalani menjadi muara rempuhnya harapan-harapan, menyerahh? Menyerah? Tinggalkan? Bisikan yang tiap harinya ku dengar dari kecemasan dan kehawatiran tentang kegagalan..
Peribadatan menjadi sebuah kepulangan untuk mencari ketenangan, untuk melihat perihal rencana tuhan, kembali menelan sebuah arti sabar hari demi hari untuk banyaknya keajaiban-keajaiban tuhan, pun ikhtiar-ikhtiar yang dilakukan tak sedikit nihilnya solusi dan hasil..
Rengkuh-rengkuh pada tuhan selalu aku libatkan dalam sela-sela cemas dan gelisah, pun demikian tuhan tidak cuma aku yang menjadi hamba dan meminta, tuhan aku percaya suatu masa rintihan-rintihan ini akan kau dengar sebab aku tak melibatkan manusia dalam ketidak mampuanku terhadapan masa depan, tuhan..tuhan.. sujudku tak sia-sia bukan?
Selapas menidurkan kekhawatiran itu, langkah-langkah yang selalu membawaku keluar hanya untuk sekedar duduk melamun lalu pulang, ...
7 notes · View notes
d-earr · 1 year ago
Text
Tumblr media
“Kita adalah cinta yang berjihad melawan trauma.” - Joko Pinurbo
(kekal dalam karya mas🥀) Selamat jalan selamat beristirahat diatas pangkuan yang teramat kau rindukan..
11 notes · View notes
d-earr · 1 year ago
Text
Usia dan keterlambatan..
Hampir setiap dampak pencapaian orang lain atas usia-usia yang jauh dibawah diriku menjadi kegelisahan dan pertanyaan dalam meyakinkan takdir tuhan.
Menerima dalam bentuk pengkhianatan melalui narasi kesedihan, tentang diriku yang semakin larut dan semakin tak percaya atas tujuan serta pilihan lainnya.
Tertegun melihat, tertahan berjalan, tersentah saat menengadah ke depan betapa meriahnya pencapaian mereka sedini itu dengan dorongan dan potensi yang seirama..
Bahwa apa yang aku jalani dengan pilihan yang sudah terlewat melumpuhkan semangat bahwa jalan di depan semakin tak terlihat, lalu diriku semakin ragu pada kata sampai yang orang lain lihatkan.
Bagaimana se-usia diriku usia diatas rata-rata yang banyaknya sudah menapak dan memanen dengan pekerjaan lah, dengan jodohnya lah, dengan potensi penpaiannya lah, dengan pendidikannya lah, dengan keluarga yg membanggakannya lah, dengan membahagiakan orang tuanya lah, dan dengan amat banyaknya rasa yang bisa diberikan terhadap orang lain dengan kebermanfaatan yang mereka punyaa..
Apalah aku, jalan yang tuhan takdirkan atasku menumbuhkan rasa sukar dan rasa tak adil bagiku, menumbuhkan kegelisahan keterpurukan bahkan ketertinggalan tak seperti layaknya seorang lelaki lain yang sudah beranjak pada tanggung jawab yang berbeda atas hidupnya, tak seperti layaknya lelaki lain yang sudah berhasil atas keluarga dan harapan-harapannya tentang pendidikannya tentang memberi untuk adik-adiknya tentang bahkan tentang mempersunting idaman hatinya 😊...
Hela nafas dari waktu ke waktu mencoba menenangkan atas apa-apa yang bekecibung dalam dada dan hati dalam pikiran dan pandangan, nafas penjang akhir-akhir ini sering ku hirup bahkan saat terlelap dalam tidur...
2 notes · View notes
d-earr · 1 year ago
Text
Dunia itu luas, dan tidak punya titik pusat yang paling paripurna personanya.
Seluruhnya Tuhan ciptakan secukupnya, saling berdampingan, mengitari banyak hal, sekaligus berjalan seiringan. Matahari berporos tidak pada satu ruang, tapi menyaksikan seluruh bising semesta. Bintang itu jumlahnya banyak, tidak tertakar, seperti sabar yang Tuhan ciptakan dalam relung manusia. Awan silih berganti, mendung menjadi cerah, bergulir menampilkan biru dan jingganya. Agar manusia mengerti bahwa biru yang sesekali tidak dapat diterka ketetapannya, meletakkan pesona senja di ufuk cakrawala.
Begitupun sebentuk emosi yang beragam eksistensinya. Tidak selamanya marah mendekap api di dalam dada. Tidak selamanya sedih menjatuhkan hujan di pelupuk mata. Dan tidak selamanya senyum mampu melipurkan sepasang tengadah. Namun kiranya, Tuhan menyisakan kertas agar kita bisa menorehkan aksara lantas melupa yang sebenarnya sebatas fatamorgana.
58 notes · View notes
d-earr · 1 year ago
Text
Memaknai rasa cukup`
Tumblr media
Tahun akan terus berganti, jika mana dirimu masih redup, tak perlu memaksa untuk bisa terang. Jika dirimu masih jatuh, istirahatkan terlebih dahulu.
Meski dalam dadamu masih riuh dengan rasa sakit yang mendera sangat tak biasa, jangan kau paksa ia reda. Kelak dirimu kan terbiasa, tumbuh dewasa serta belajar atasnya dan, Setiap orang memiliki waktu untuk menemukan, entah sampaimu masih butuh waktu atau mungkin sudah didepanmu; kau hanya perlu percaya, bahwa sampai tidak harus diatas..
1 note · View note
d-earr · 1 year ago
Text
"Tuhan sebut kita sia-sia"
Menaruh percaya terlalu dalam pada manusia, melebur asmara dan percaya pada pundak relung-relung yang hampa,
Terluka! Yaa, bagian termin hidupku yang takan penah kulupa..tentang cerita tanpa jeda tanpa kata.
Prolog yang tercipta seindah arunika, tak menjamin sebuah epilog bersama. Yang tersisa dari alur itu hanyalah tentang syahdunya diriku merawat luka sembari menunggu hujan reda..🍂
#d-earr
1 note · View note