dailydoseoftika

[dailydoseoftika]

Adulting 101: Sebuah Series?

Hai lagi, tumblr!

Gue kembali untuk re-branding akun, biar nggak keliatan kayak bocil puber yang baru patah hati karena ditinggal first love-nya.

Gue mengenal tumblr dari SMP, dan pernah melalui nangis-nangis pas tumblr kena blacklist kominfo. Sekarang gue balik iseng aja sih, pengen nulis lagi.

Anyway sekarang gue udah 22 tahun, 2 bulan lagi 23 tahun. Dan gue udah lulus kuliah!!! Dalam rangka meromantisasi umur kepala dua yang udah dilalui selama 3 tahun, keinginan untuk membuat serial yang agak lebih berguna di akun ini dibanding curhat (tapi mungkin gue akan banyak curhat disini juga kalo udah terlalu bacot di twitter), dan latihan konsistensi menulis, gue mempersembahkan : 101 adulthingy with adul dan ayu tingting. Nggak becanda, 101 adulthingy with swestika!

Di serial ini, selain membicarakan hal-hal 21+ seperti sakit pinggang, asam lambung, luntang-lantung mencari kerja, dan lain-lain deh. Selain itu, mohon anggap serial ini sebagai hiburan semata (kesamaan nama dan karakter hanya kebetulan belaka, kalo kata sinemax). Karena gue juga masih muda (jiakh) kemungkinan gue untuk berbuat kesalahan, sotoy, ada banget lho. Gatau sih ini isinya bakal apa, but enjoy!

[dailydoseoftika]

Barusan diceramahi oleh seorang teman, yang katanya gini, “stop living in denial, know your worth. ngga usah dipaksa buat terus baik-baik aja dengan alasan nggak bisa lost contact dan ingin tetap keep in touch karena 4 tahun tuh ngga sebentar. sadar nggak sih kamu tuh lagi biarin racun itu nyebar di tubuh kamu sendiri?” kemudian merasa tertampar.

Ternyata bener juga, urang ngga baik-baik aja. Lalu akhirnya dengan penuh kesadaran, urang memutus semua akses untuk melihat update-an hidup ‘beliau’ yang dirasa memang nggak perlu lagi buat urang liat.

Maaf ya, Aku. Mau nyelametin diri sendiri aja kelamaan :)

[dailydoseoftika]

hai, tumblr!

[dailydoseoftika]

Practice make perfect. Meskipun ngga sepenuhnya menjamin perfect. Tapi seenggaknya kamu pernah mencoba. Pengalaman, intinya. Hasil mah belakangan kan? Yang penting prosesnya. Seberapa pun progresnya, hargai itu.

[dailydoseoftika]

Remind Yourself;

People leave

Life goes on

It is what it is

Everything is temporary

Don’t over think, and;

Let it go

[dailydoseoftika]

Dari luar terlihat seperti rawa-rawa yang begitu tenang. Di dalamnya ternyata seperti air terjun yang derasnya bisa menghancurkan.

Siapa sangka? Dunia ini penuh teka-teki, kawan.

[dailydoseoftika]

Terlalu banyak konspirasi dan provokasi oleh pihak yang mendominasi. Hingga berujung saling emosi.

[dailydoseoftika]

Melupakanmu, aku sudah mati-matian. Tapi di tengah jalan, hatiku kembali tak karuan hanya karena nyanyian yang kau bagikan di linimasa perinstagraman.

Payah :((

[dailydoseoftika]

Satu hal yang perlu kau tahu; kau bodoh karena memilih untuk terus menghindariku. Di setiap pertemuan yang semesta sajikan, kau terus saja menghindar. Seakan kita berdua memang tak pernah berkenalan, seakan kita berdua awalnya bukanlah teman. Tak bisakah kau sedikit menerima pertemuan yang disajikan semesta? Setidaknya untuk meluruskan segalanya. Mungkin dalam kisah ini, memang aku lah yang paling salah. Tapi jika kau terus menghindar, bagaimana bisa aku memperbaiki diri. Apakah semustahil itu untuk kita kembali berteman seperti dulu? Kumohon, sekali saja terima pertemuan yang semesta berikan.

[dailydoseoftika]

If you want to kill yourself, kill what you don’t like. I had an old self that I killed. You can kill yourself too, but that doesn’t mean you got to stop living.

Archie’s Final Project. Dir. David Lee Miller (via wordsnquotes)

[dailydoseoftika]

Tidak semua orang harus mengerti tentang kesedihanmu. Tidak semua orang harus memahami bagaimana kesulitanmu. Ada kalanya senyum yang sederhana lebih mudah daripada menjelaskan keadaanmu yang sebenarnya.

[dailydoseoftika]

Diam.

Tak bisakah kau sedikit melontarkan kata atau sekedar senyum untuk sedikit membunuh rasa bersalahku? Tak bisakah kita kembali menjadi seperti dulu? Sungguh, aku rindu kamu. Aku rindu temanku. Aku rindu sahabatku. Jujur, aku tak bisa mengingkari janjiku pada diri sendiri. Tapi aku pun tak bisa membohongi perasaanku sendiri. Adanya rasa seperti ini dalam persahabatan sudah dari dulu ku usahakan jangan, tapi hati tak menuruti apa yang aku katakan. Hingga semua menjadi berantakan. Aku tak bisa melerai perkelahian antara logika dengan hati. Aku benci aku yang seperti ini.

[dailydoseoftika]

Untuk tak menjalin suatu hubungan ‘pacaran’ adalah pilihan. Dan mengingkari janji yang telah kita buat dengan diri sendiri, itu ngeri.

Tetapi kebanyakan dari kaum Adam malah meminta kesegeraan dari apa yang tidak bisa kaum Hawa lakukan. Memaksa untuk menjalin hubungan dengan jaminan kesetiaan.

Jika kita saling menyayangi, tapi aku tak bisa mengingkari janji dengan diri sendiri. Tak bisakah kau sedikit mengerti dan menunggu untuk tetap disini, bukan malah memilih pergi.

Apa itu yang namanya kesetiaan? Kupikir setia berarti mau tetap bertahan di segala keadaan, tetapi untuk menunggu pun kau enggan.

Dan pada akhirnya tetap saja, hatiku lagi yang tersakiti karena komitmen yang kubuat sendiri, sehingga kamu memutuskan pergi.

[dailydoseoftika]

Tidak bisakah ketika aku memintamu pergi, kamu memilih memelukku dan mengatakan padaku bahwa kamu akan lebih berjuang untuk membuatku bahagia sekarang, dan nanti? bukan memilih menurutiku untuk pergi.

Tidak bisakah kamu memilih memperjuangkanku segila mungkin, di saat aku sedang gila dan memintamu pergi?

© Syarifah Aini (2017)

Tidak bisakah?

(via iindpr)

[dailydoseoftika]

Teruntuk hati, Jangan merindu. Pamali; Nanti kamu sakit sendiri.

[dailydoseoftika]

Sebab kini, yang aku butuhkan hanya ketegasan dalam sebuah keputusan.

Sadarlah, dua hati yang rentan kini tengah kau permainkan.

[dailydoseoftika]

Jangan merasa jadi yang paling tersakiti. Coba sesekali lihat bagaimana kondisiku selepas aku memutuskan untuk pergi. Aku sama. Sakit.

Coba pandang dari sudut yang berbeda. Tak selamanya yang meninggalkan selalu jadi tersangka. Dan yang ditinggalkan selalu jadi korbannya. Bisa jadi yang meninggalkanlah yang jadi korban yang paling menderita.