Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
We still need people who don't appreciate us.
Without them, we wouldn't be able to learn how to appreciate people.
4 notes
·
View notes
Text
Bukan dengan hawa nafsu. Tapi ilmu
Cobalah tengok, berapa banyak mereka yang redup karna hawa nafsu yang menguasai dirinya.
Sedangkan ilmu, akan membawa cahaya sebab ia menyala diatas kebenaran. Bukan pembenaran.
1 note
·
View note
Text
Kita pada akhirnya akan merelakan apa2 yang telah kita usahakan tapi tidak ditakdirkan untuk di genggam.
Tak apa, Allah sedang mengajarimu bagaimana cara bersabar dan melapangkan dada.
0 notes
Text
“A perfect marriage is not between two perfect people, but between two imperfect people who learn when to overlook imperfection.”
— Yasir Qadhi
245 notes
·
View notes
Text
diary bintang 1
Kita manusia yang diciptakan tidak hanya untuk Rabb kita. Kita ditakdirkan lahir keduania agar untuk bertemu dengan manusia lainnya.
Belajar menjadi manusia dengan manusia. Agar kita tau bagaimana menjadi manusia yang semestinya.
Setelah tau bagaimana tabiatnya, akhirnya kita pun faham, pertemuan itu, pembelajaran itu, tidak lain hanyalah untuk kita kembali kepada Rabb alam semesta.
0 notes
Photo










2019-09-28
https://www.instagram.com/hwantastic79vivid/
8K notes
·
View notes
Text
cewek di rumah aja atau milih bekerja?
“PDKTnya sama Rahma, jalan-jalannya sama Dita, yang dibaperin si Meli, jadiannya sama fitri. Dasar Cowok!”, - Screenshot status twitter @nanakimiko__
Budi ini selektif. Dia punya banyak temen cewek. Ada yang deket sebagai temen sharing, temen hang-out sampai temen belajar. Hingga akhirnya semua temen ini baper karena budi ini tau tipe-tipe cewek dan ia tau gimana membuatnya nyaman. Namun setelah mencoba menyamakan visi, Budi memilih Fitri kebanding Rahma, Dita, apalagi Meli. Ko Budi milih Fitri?
Siang ini saya mau bahas ini deh,bahas pertanyaan perjodohan yang biasanya selalu di make sure di awal biar entar gak terjebak di toxic relationship. apa itu? cewek itu di rumah aja atau boleh bekerja? dah lah have nice reading …
kayaknya ga jarang nih denger temen cewek gak jadi nikah sama cowoknya gegara si ceweknya ga sepakat tentang ini. masih inget story kemaren? yang cowok gak tau dari mana nikung di tikungan tajam (deket deadline) si cowok yang udah pacaran lama hanya gegara cowok baru ini setuju kalau si cewek boleh bekerja. contoh si ceweknya pengen kerja, tapi si cowoknya bilang ‘perempuan #DiRumahAja’ atau cowoknya bilang boleh kerja biar dapet additional income sedangkan si ceweknya pengen di rumah aja. kasus pertama lebih sering terjadi sebenernya. fyi aja, so far jawaban 'paling meyakinkan’ kalau ditanya ini, pasti cowok bakal bilang:
silahkan mau memilih bekerja atau menjadi ibu rumah tangga asal jangan sampai lupa dengan kewajibannya sebagai istri.
kalau orang nya cukup bijak, kamu bakal nemu jawaban ini dari si cowok. but wait, plot twist ternyata pas ditanya kewajiban istri apa, si cowok bingung HHH (tidak niat roasting). google aja. ada ko di google. Terlepas dari tau atau tidaknya si cowok, saya engga tau apakah jawaban tersebut masih solutif dan relevan atau tidak. apalagi era sudah berkembang, Jepang udah ngegemborin society 5.0, industry udah sampai 4.0, sampai working from home yang lagi rame beberapa waktu ini
Tapi sebelum kesana, saya mau bahas dulu tipe-tipe cewek. buat yang cowok, noted ya katanya cewek itu butuh dimengerti, butuh dibuat nyaman, salah satunya dengan tau dia itu tipe apa jadi kita tau harus gimana kalau bersikap di depan dia, engga salting apalagi kebingungan nyari topik (anyway cewek itu suka sama cowok yang selalu punya topik baru katanya). buat yang cewek, kamu bisa pahami kamu tipe cewek yang mana ya. check it out …
(1) Alpha Woman
Biasanya ini tipe yang pesonanya kenceng, PD, independent. katanya tipe ini cukup dikagumin. ini sih tipe pilih-pilih orangnya. mending jomblo daripada ketemu sama cowok yang gak sesuai sama kriterianya. jago nyembunyiin kelemahannya dari orang lain. strong girl lah istilah nya. udah kebayang kan tipe ini lebih memilih menjadi wanita karir kebanding di rumah. jangan harap tipe ini bisa di drive dengan gampang HHH
(2) Beta Woman
kepribadiannya gak jauh dari alpha sih, tapi ini gak ngedominasi. dia ngerjain banyak hal even yang gak disukain, tapi tetep ga dapet perhatian hiks. dia tipe yang kerja keras yang kaya biasa aja, tapi kalau lagi sendirian sedih. tapi wait, tipe ini cocok jadi sahabat yang baik (kadang kena friend zone nih pasti). kalau ada yang suka, biasanya kaget. tipenya nunggu kalau ini. over all dia ini tipe yang baik
(3) Gamma Woman
gak kaya si alpha, tapi pengen kaya alpha. tipe ini kooperatif orangnya. suka bersih-bersih dan merawat diri. tipe ini menemukan kedamaian saat berdoa. tujuan oriented tapi ia juga mau ngasih pengetahuan yang ia punya ke orang lain. ia orang yang punya strategi cukup bagus kalau ngerjain sesuatu. buat cowok yang mau deketin tipe ini, harus cukup pinter adaptable. gak mau suka sama orang kalau emang belum cocok dan merasa tertarik
(4) Omega Woman
Kalau ini gak suka haha hehe hangout ga jelas. ia lebih suka menyendiri dan sibuk sendiri ngerjain yang ia suka. orangnya dapet diandalkan tapi tipe ini sih sensitif dan emosional banget. kalau ga sesuai sama apa yang direncanain, semuanya bisa ancur. kita bisa belajar dari tipe ini, apalagi dalam hal mencintai diri sendiri. karena intrapersonal nya bagus, ia selalu pengen belajar
(5) Delta Woman
tipe penyabar, pemalu gitu dia. dia punya karakter kaya alpha, tapi karena masa lalu ia gak nyoba ngewujudinnya. Delta bener-bener ngeprioritasin hubungan dengan orang lain. baginya hubungan dengan orang lain lebih penting kebanding tujuan akhir. ia sabar dalam mencintai, semuanya gak instan, butuh waktu biar goals. tipe ini intinya penyabar dah
(6) Sigma Woman
ia punya ambisi kaya si alpha, tapi kadang gak sampe, jadi nya ambisi malah jadi boomerang buat dia. ini yang agak kerad sih, tipe ini pendendam. gak gampang lupa sama orang yang udah nyakitin hatinya. biasanya kalau sama sigma, orang bakal ngerasa terintimidasi. tipe ini suka pameeeeeer, nyari pasangan yang ganteng biar bisa pamer. gak mau kalah orangnya. tapi tapi kelebihannya kalau udah nyaman temenan sama orang, ia bakal setiap banget dan bakal ninggalin urusannya buat temennya itu. orang ini unpredictable
nah tadi enam tipe cewek yang saya temuin dari riset di fimela, herway, sama kumparan. kita sebagai cowok harus tau tipe cewek yang kita suka itu tipe yang mana, yang cewek harus tau juga masuk tipe yang mana.
BACK TO THE TOPIC
Budi nyoba kenalan lebih dalam sama rahma. tapi rahma itu tipe nya Sigma, rahma suka budi karena emang budi ini ganteng. tapi pas ditanya kerja atau di rumah aja. dia bilang ingin jadi sosialita aja HHH. budi mundur alon-alon. Budi akhirnya deket sama diita karena mereka suka hang out ke warkop deket kampus. tapi ternyata dita ini tipe yang alpha. ia banyak yang suka cuy! followers IG nya aja banyak. terus budi nanya, entar kalau jadi istri mau di rumah atau kerja di luar. Jelas lah Dita bilang kerja di luar, dita pengen ngewujudin mimpi-mimpinya yang selama ini susun.
Budi coba PDKT sama meli, eh meli nya tipe Delta. Ia yang pemalu, terus tiba-tiba di deketin sama budi yang paham banget cara memperlakukan seorang pemalu kaya Meli. Tapi pas ditanya mau di rumah aja atau bekerja. dia engga bilang 'kita temenan aja’. HHH bud bud, kasian banget si. Budi akhirnya berpaling, eh meli malah galau sendiri dan ngerasa dibaperin. lalu ada dini, bentar dini siapa, ga ada dini dari tadi. maaf penulis error -____
budi ini sebenernya engga pernah kenal sama yang namanya fitri, mereka kenalnya gak sengaja pas ketemu pas ia studi S2. selama studi, budi sama fitri ini jadi teman solving problem case dari harvard, ivey, sampai lomba-lomba business innovation skala internasional. Sedikit banyak budi paham dia tipe yang Gamma. tipe yang kooperatif. Kebetulan juga ia tipe yang tech awarness nya bernilah 4.50/6.00 sedangkan budi 4.35/6.00. Budi nanya mau di rumah atau kerja di luar? Karena fitri sadar kalau sekarang zaman udah berubah. modern problems require modern solutions. fitri bilang, saya milih dua-duanya mas budi. saya milih jadi digital nomads
Budi baru denger istilah digital nomads, emang apa sih Digital Nomads? pekerjaan yang bisa dikerjain dari manapun. engga harus selalu di rumah, bisa di kantor, bisa di warkop tempat PDKT-an budi sama dita, bahkan bisa sambil jalan-jalan. intinya pekerjaan yang dipilih sama fitri itu yang bisa remote working. gak hanya WfH, tapi WfE (working from Everywhere). Contohnya kaya penulis buku, ilustrator, graphic designer, online tutor, atau bahkan jualan online di rumah. Fitri milih ini karena ia mencoba untuk engga memisahkan keduanya antara kerja/ngembangin diri dan mengurus kegiatan di rumah nya. Budi termasuk orang yang open minded dan percaya bahwa fitri tipe yang bisa meng handle ini. karena fitri ngasih jawaban tepat, akhirnya budi memilih fitri.
duh panjang banget ya maaf, kesimpulan aja deh. kesimpulannya, terlepas dari tipe yang mana. dan cita-cita yang berbeda dari tiap orang. cewek kerja atau stay di rumah? keduanya bisa dilakukan. salah satunya opsinya yakni dengan menjadi digital nomads. di era industry 4.0 ini, kerjaan seperti ini udah banyak banget. tapi kembali lagi ke pilihan orang nya. fyi, CEO Twitter (Jack Dorsey) ngasih tau ke employee nya kalau mereka bisa lanjut working from home selamanya. welcome to the digital era, the digital nomad era!
267 notes
·
View notes
Text
Book Review: Men Are From Mars, Women Are From Venus
Sore ini saya mau bahas review buku yang sebenernya relate juga dengan yang sebelum-sebelumnya. buku ini tuh judulnya Men are from Mars, Women are from Venus dari John Gray Ph.D. Buku ini ngasih tau beberapa perbedaan cewek yang ngebuat kita sama pasangan saling melengkapi. have nice reading …
ceritanya dulu orang mars (cowok) ketemu sama orang venus (cewek). mereka ketemu terus jatuh cinta & ngejalanin hubungan bahagia. nah mereka pindah ke planet yang namanya bumi eh pas sampe bumi mereka jadi amnesia. mereka lupa kalau mereka tuh datang dari planet yang berbeda.
Pas Ngadepin Masalah
Kalau cewek itu bakal nyari seseorang buat dijadiin tempat cerita. terserah mau menghasilkan solusi atau engga. yang penting cerita aja deh dulu biar lega. mereka cukup butuh di dingerin. Nah kalau cowok itu beda kalau lagi dapet masalah ia biasanya mendem masalahnya. istilah disini tuh “retreat to their cave”. entar kalau udah beres masalahnya, baru ia bakal cerita kalau ia berhasil ngelewatinnya (pengen keliatan keren).
Cowok Butuh Dipercaya, Cewek Butuh Dilibatin
Cewek pengennya nge-improve si cowok nih, ngasih saran dan nasihat. tapi sebenernya si cowok cuman butuh penerimaan aja. Saran kamu malah bisa jadi cuman toxic positivity buat si cowok loh. Takutnya sih malah jadi kaya mind block. Bukannya semangat malah jadi males. Daripada ngasih masalah itu, kamu sebagai cewek mending deketin ia seolah-olah ia tuh bisa ngewujudin solusinya sendiri. Biarin cowoknya fokus ya. Nah beda lagi sama cewek, kalau cewek tuh tadi. lebih suka dikasih kesempatan, apalagi dilibatin dalam pengambilan keputusan (tunggu si cowoknya bilang sendiri ya. biar gak terkesan ikut campur).
Cewek Kaya Gelombang, Cowok kaya Karet Gelang
Cewek itu kaya gelombang laut, kadang naik kadang turun. Nah cowok harus tau nih kapan cowoknya harus peka. cowok gak peka? haduh jangan harap. dah dikode-kode buat check out shopee. eh ini malah keasikan beli gadget baru. kalau cowoknya peka/supportive, cewek bakal merasa tervalidasi (istilah disini feels validated). simplenya sih gini deh, cowok harus ngerasa dibutuhin, sedangkan cewek harus ngerasa dihargain
kalau tadi cewek kaya gelombang, ini cowok kaya karet gelang. kadang nih ya cowok tuh butuh space dulu buat mikir sendiri. Eh si ceweknya nempel terooooos. buat cewek nih, cowok kalau lagi kaya gitu tuh naluriah. kalau lagi punya masalah, biarin aja dulu sendiri. kadang nih ya katanya cewek yang gak tau ’retreat to their cave’ dan malah pengen nempel teroooos tuh malah ngebuat hubungan jadi kacau. parahnya nih ya, dia udah gak mau cerita lagi sama kamu
Perbedaan lain
cowok bakal debat kalau mereka ngerasa gak dipercaya, apalagi dengan pake nada gak percaya dan gak nerima gitu. sedangkan cewek bakal debat kalau mereka gak didengerin apalagi diganti namanya dari dini jadi dino (dinomorduakan). mereka bakal kzl kalau gak diprioritasin tuh. dia nunggu kamu balesin DM, eh kamu malah asik nge game ya dasar gak ada ahlak.
Ada nih chapter yang paling unik sih, yakni cerita tentang buang sampah. ceweknya bilang ‘aku gak bisa masukin sampah apapun nich’. biasanya berakhir dengan berantem. Cowok katanya gak suka tuh kalau ngode ngode ga jelas gitu. tau sih itu artinya tempat sampahnya penuh. tapi yang ada malah kesel dengernya. mending langsung bilang aja 'bantuin kosongin tempat sampah dong’. cowok suka to the point, cewek suka bla bla bla dulu.
Sebenernya masih banyak sih perbedaan-perbedaan lain di buku itu. saya share spoiler nya aja deh dulu segitu. yang mau lebih lanjut, bisa langsung dibaca buku nya biar lebih lengkap. intinya buku ini cukup menarik sih. cowok atau pun cewek recommended banget buat baca buku ini biar paham gimana caranya kita memperlakukan pasangan cowok/cewek dan gak jadi terkesan ego sendiri. buat yang udah baca, boleh share ya disini apa yang kurang. Merci Beaucoup Pour Votre Attention!
102 notes
·
View notes
Text
0 notes
Text

Tulisanmu untuk siapa?
Kalau menulis untuk menyenangkan semua orang, banyak sekali hal yang bisa diolah menjadi sebuah kalimat manis. Tidak perlu terlalu panjang, cukup beberapa kata yang bisa membuat pembacanya terhanyut suasana.
Kamu hanya tinggal berpura-pura untuk mengerti bagaimana perasaan mereka, dan kamu bisa dengan mudah untuk disukai.
Berbeda dengan menulis untuk menyelesaikan persoalanmu sendiri. Kamu akan bertemu dengan kemarahanmu, penyesalanmu, suara hatimu, dan rasa sakit yang selama ini melukai perasaanmu.
Memang tidak akan menyenangkan, dan mungkin akan menimbulkan rasa sesak yang tak tertahankan. Tetapi setelahnya kamu akan merasa ada satu bab penuh dari dirimu yang terselesaikan.
—ibnufir
428 notes
·
View notes
Text
Ada yang luka tapi tak berdarah. Ada yang tersayat tapi entah oleh apa yg tak terlihat.
Akhirnya airmata menjadi saksi bagaimana kita telah sama-sama berjuang.
0 notes
Text

Aku lebih suka menulis yang agak mendramatisir dan realistis.. Ini terlebih untukku sebagai pengingat saja.
Bukan berarti kenyataan hidupku tidak bahagia.
Bukan.
Setiap orang memiliki porsi "rasa" didalam kehidupan mereka. Termasuk aku.
Baiklah.
Bicara keadaan saat ini, banyak sekali fenomena yang sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan secara berlebihan. Kita cukup waspada saja. Bukan hanya soal CORONA.
Ini ada baiknya, pasti. Sebab Allaah lah yang berkehendak ini semua terjadi. Dan berbahagialah karna saat ini kita diingatkan betapa dekatnya kita dengan kematian.
Coba flashback beberapa hari ketika semua keadaan baik2 saja, apakah kita ingat akan ajal kita yang semakin dekat??
Jika aku jujur, akupun lupa soal itu. Aku lebih sibuk dengan pekerjaan ketimbang mempersiapkan apa2 yang lebih penting.
Ketika kehendak Allaah itu datang, tidak sedikit orang yang menjadikan itu sebuah peringatan dan kembali kepadaNya dengan segera. Tapi lucunyaa tidak sedikit pula yang berlomba menimbun sesuatu dan memanfaatkan keadaan untuk keuntungan pribadi, seolah apa yang ia lakukan dapat menyelamatkan dari serangan yang kasat mata bahkan tak terlihat.
Padahal peringatan serupa selalu kita dapati, tapi kita acuhkan. Bagaimana jika Neraka yg ditampakkan. Mau lari kemana kita??
Saat ini saja, uang dan harta kekayaan yang kita usahakan setiap hari. Yang ditimbun bertahun-tahun. Yang selalu dihitung untung ruginya, seolah tak ada harganya ketika makhluk kecil tak kasat mata menyerang ganas.
Terkadang kita terlalu sombong sebagai makhluk berakal. Tapi nyatanya kita tumbang dan lari tunggang langgang mencari tempat bersembunyi ketika virus kecil ukuran yang sangat mikroskopis menyerang. Kita tak berdaya dihadapkan dengan kuasa Allaah melalui ciptaanNya yang Luar biasa.
Lantas apa yang masih sanggup kita sombongkan??
Dengan teguran seperti ini saja, ketika Allaah berkehendak tak perlu menunggu hari, hitungan detikpun kita akan terbujur menjadi mayat.
Semoga Allah senantiasa memberi kesehatan dan melindungi kita dari adzab yang pedih.
Yaa hayyu yaa qoyyuum birohmatika astaghiits ashlih lii sya'nii kullah wala takilnii ilaa nafsii thorfata a'in..
0 notes
Text
Ketika tanggungjawab itu beralih kepundakmu.
Awalnya mungkin pernah merasa tidak yakin kamu bisa menanggungnya.
Mungkin pernah merasa, aku tidak akan sanggup menerimanya.
Tapi faktanya, Allaah tetap menguatkanmu sampai saat ini.
Semakin hari kamu semakin dewasa. Dan tanggungjawab itupun ikut mendewasa pula.
Meskipun begitu, kamu bermain dengannya bukan lagi sebagai sosok anak kecil yang cengeng, penakut, dan suka Mengeluh.
Kamu sebisa mungkin menahan airmata ketika kamu berhadapan dengan mereka yang jauh lebih membutuhkan pengutanmu. Mereka membutuhkan kamu berada diposisi baik-baik saja, meskipun kenyataannya berbeda. Tapi biarlah itu menjadi doa. Ternyata kamu memang kuat. Sekuat apa yang mereka lihat dan Sebaik-baiknya apa yang mereka bayangkan.
Allaah tidak akan membebani dan memberikan ujian melebihi kemampuan dari hambanyakan??. Jadi percayalah. Kamu manusia yang tahan uji. Kamu manusia biasa yang mau belajar mengahdapi ujian.
Seberat apapun yang kamu rasakan, ada banyak orang yg memikul beban jauh melebihi bebanmu saat ini. Bahkan jika mereka tau, mungkin mereka akan menertawakanmu dan memintamu untuk berganti posisi, agar tau betapa beratnya beban yg mereka bawa.
Jadi Bersyukurlah.
Sebab, apapun keadaanya kamu adalah yang terhebat. Kamu tidak hancur saat ditempa.
Kamu mendewasa dengan segala ujian hingga ujian itu lelah mengujimu dan menjadikanmu seseorang yang lulus uji.
Tak ada waktu istirahat saat di dunia.
Istirahatlah kelak saat menghadap ke haribaan Allaah dan keridhaanNya memasukkanmu kedalam syurga.. Allahu a’lam bisawab
0 notes
Text
Membanding-bandingkan
Gore Vidal, seorang penulis Amerika, pernah berkata di dalam suatu wawancara, “Setiap kali seorang teman sukses, sebagian kecil diriku mati.”
Kita, barangkali adalah Gore Vidal yang memilih untuk tidak mengekspresikan perasaan kita. Perasaan yang halus dan jarang diakui, tetapi ada. Ia muncul malu-malu saat seorang teman mengalami peningkatan taraf hidup, membeli barang yang sudah lama kita impikan, atau berbahagia atas sebuah pencapaian.
Perasaan—yang tidak kita akui—itu, seringkali lahir dari rahim pembandingan. Mengapa korbannya lebih sering teman, atau orang di lingkaran kita sendiri? Sebab kita hanya membanding-bandingkan diri dengan mereka yang mirip dengan kita dalam hal usia, lingkungan, karier, dan pendidikan.
Kita masa bodoh dengan pencapaian orang-orang di luar jangkauan. Atau, kita peduli, tetapi dengan terampil menghibur diri: “Wajarlah, dia kan …”, “Enggak kaget sih, orang dia …”, dan sebagainya. Terhadap mereka, tak ada upaya membanding-bandingkan, tak ada ‘sebagian kecil diri yang mati.’
Dan bukankah tanpa pembandingan, hidup jauh lebih tenang?
Maka, sesegera mungkin, kita perlu berhenti membanding-bandingkan diri dengan orang lain. Apalagi jika menggunakan kaca mata media sosial, yang isinya telah dipilih secara teliti untuk menciptakan kesan tertentu yang terkadang palsu.
Kita hanya berhak dibandingkan dengan diri kita yang kemarin. Kita hanya boleh mengejar, atau mengalahkan diri kita yang minggu lalu.
Jangan, jangan pernah hidup dengan standar materiel orang lain. Itu melelahkan. Fana. Dan cenderung penuh pura-pura.
Jadi, kalau orang lain berbahagia dengan mengoleksi barang mewah, bergembiralah karena kita sudah bisa berbahagia dengan sepiring indomie hangat yang direbus tidak terlalu lama, atau senyum tulus orang yang kita cintai.
***
Telah terbit dalam buku jangan dulu patah (2019)
582 notes
·
View notes