jangan lari, sengsara lah sampai sembuh🦋 ~gelagat nestapa puan yang lara~
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Terlalu selektif memilih irama yang seirama. Bahasan singkat untuk mendefinisikan bagaimana di tiap sudut kota, aku membawa diri seperti rahasia yang tak perlu di umumkan. Belajar menikmati meja untuk satu, senja tanpa sandaran, dan perjalanan tanpa percakapan basa-basi. Barangkali seperti sedang berkelana dengan tubuh yang ringkas, dan hati yang penuh tapi bukan pada rasa, dengan menyusuri dunia bukan untuk di temukan, tapi untuk menemukan kembali serpihan diri yang hilang pada genggaman waktu kemarin. Dan yang di pelajari adalah, kesendirian bukan nestapa, melainkan bentuk paling halus dari merdeka. Jadi, selamat tinggal penjajah atas rasa dan karsa pun atas kepemilikan yang membelenggu…
GROW AND SHINE DE🌹
0 notes
Text
Dalam hidup yang terus menyapa kehilangan dan penuh persinggahan, belajarlah menyaring siapapun yang layak menetap di ruang paling sunyi itu, pada sosok yang benar-benar pantas ada di sana. Dan waktu, adalah jawaban yang paling tepat. Cukup ramah dan berbuat baiklah, karena fitrah sebagai manusia. Bukan, bukan untuk mendapatkan tempat di hati seseorang, melainkan karena ramah dan baik itu adalah nafas jiwa dari diri itu sendiri. Dan, bila ada yang datang lagi, biarlah hanya yang benar-benar membawa tenang, bukan badai dengan pesona wajah yang cukup ramah. Barangkali begitu dulu, sekian!

0 notes
Text
Bayangan-bayangan kita, seperti menari di tepian fajar’—menyulam rindu dalam hening yang membara, lalu, angin membawa cerita yang tak pernah sampai terucap, sementara itu, waktu pun mengikis jejak-jejak kenangan. Barangkali itu, seperti laksana bunga berduri. Cukup indah, namun naas-nya melukai setiap sentuhan. Dan kini, dalam bisu kita sama-sama saling mengerti, bagaimana merajut kesunyian menjadi pelukan. Tanpa kata, tanpa jejak, pun tanpa pesan terakhir….
0 notes
Text

Manusia yang gugur, di ambil semesta dengan cara yang paling bengis. Jln. Arteri sepanjang 5,54 km, berhasil merebut kamu dari seorang perempuan yang sangat ketergantungan ini…
Desember yang berbeda di tahun keramat, 2019 dan sakitnya’…..
1 note
·
View note
Text
Kau adalah teka-teki, yang belum tuntas aku pecahkan. Sorot matamu adalah pintu yang tertutup tembok ragu. Sedang senyummu adalah. bukti tanpa penjelasan yang pasti. Aku seakan dihidangkan bunga, tetapi juga ditawarkan luka. Kau adalah kumpulan tanya, yang tak bosan ku cari tahu jawabannya. Kau adalah ambigu, yang paling bisa membuat rindu
0 notes
Text
—Trauma itu sunyi…. ia tak berteriak, hanya berbisik saat malam mulai lengang.
Aku selalu takut pada setiap kedekatan, balasan senyum tipis, sapaan singkat, lelucon penuh tawa, hingga nyaris, selalu waspada akan semua hal. rasa tak aman seperti tanda bahaya datang dari hal hal paling kecil, sekecil,—(….. baru saja meminta mengikuti anda) ini!
Sejatinya, aku tak gemar menabur rasa di ladang orang lain. Tapi, selalu saja ladangku selalu di penuhi rasa dari petani lain….
1 note
·
View note
Text

di—ingatkan kembali oleh tulisan lama…. kini, tulisan itu berubah wujud berupa cermin. bukan, bukan yang memantulkan bayangan yang tak bisa ku sentuh. kerap ku pandangi, rupa-rupanya itu kau yang masih tinggal di sana dan di hidupkan oleh diksi…..
“Dan sekarang, aku bertanya pada diriku sendiri ; lalu? sampai kapan aku harus hidup bersama luka yang ku—bela sebagi cinta? atau barangkali, ini memang tak untuk di sembuhkan. bisa saja, ia adalah cinta yang memang di takdirkan untuk abadi dalam bentuk luka. (—luka yang suci, luka yang diam-diam menjagamu, bahkan saat dunia tak lagi mengingat)❤️‍🩹
1 note
·
View note
Text
Haiii, manusia masa depan…. Yang hati dan pikirannya masih, Tertinggal di masa lalu…. (“sudah mengecewakan berapa tamu sampai hari ini”)
—karena di dunia yang seluas ini, selalu ada cinta yang pada apapun akibatnya, ia masih terus di pilih, pada pilihan yang berkali-kali. dan bahkan, beberapa hal itu terjadi begitu saja. entah dari mana muaranya, entah alasan kuat apa dibaliknya, tapi begitulah adanya….
0 notes
Text
Untuk semua yang di rayakan…
“Aku selalu senang bagaimana melihat perempuan lain di cintai dengan sangat hebat” di—peluk seolah dadanya adalah rumah terakhir, di—pandang seolah dialah satu-satunya cahaya, di—jaga seolah dunia tak lengkap tanpanya, di—sayangi dengan janji yang tak sekedar kata.
Meski aku hanya bayang-bayang di tepian kisah, aku tetap mengucap syukur, sebab cinta yang agung tak mesti singgah di duniaku dulu agar aku bisa turut merasakan, menikmati lalu merayakannya bukan?
0 notes