eprsbn-blog

[eprsbn-blog]

Satu per satu semua pertanyaan gue mulai terjawab. Bahkan terjawab disaat yang ga pernah gue bayangkan sama skali. Mungkin bener ya kalau ada hal yang ga bisa lo temukan jawabannya langsung, bukan karena ga ada jawaban, tapi emang belom waktunya terjawab aja.

Kaya setiap masa tuh punya porsi kepiluan masing-masing. Kalau pertanyaan gue itu terjawab kemaren mungkin akan semakin memperparah kondisi gue saat itu, but hey look, kejawab tepat disaat gue udah legowo banget.

And yes, God is good. All the time.

[eprsbn-blog]

Pagi itu gue bangun dan sukacita gue penuh banget. Gue ga pernah setenang ini menghadapi masalah, bahkan seikhlas ini merelakan seseorang pergi. Gue melepaskan semua ion positif dan menyerap sebanyak mungkin ion negatif dari tempat ini, and it feels really good to my healing process.

Terima kasih Tuhan untuk fase berharga ini. Gue jatuh bangun, nangis berbulan bulan, dan yang gue dapet jauh lebih berharga dari apa yang gue kira.

Dan buat lo, hope u’re doing good. Lo pasti punya sisi baik. Biarlah seseorang menemukan sisi baik lo itu dalam situasi dimana lo udah back on the right track. Biar tidak ada yang tersakiti dan menyakiti lagi.

Dan gue juga mau kembali on the right track, so that siapapun yang datang (lagi) dalam kehidupan gue bisa melihat sisi baru dan baik dalam diri gue, melihat keyakinan dan kepastian.

Selamat tinggal Mas-yang-buat-gue-keinget-setiap-dengerin-Sunflower-Postmalone. Seafood Pak Aris Bintaro akan selalu menjadi legenda.

[eprsbn-blog]

Di tempat ini aku meneguk kenangan.

Kenangan tentang kita, tentang kamu.

Tentang kita yang selalu ku pertanyakan tentang waktu berjumpa dan berpisah. Dan tentang kamu yang selalu ku pertanyakan tentang apapun.

Juga tentang tawa dan pertengkaran yang menjadi kenangan kita.

[eprsbn-blog]

It's okay not to get along with everyone. It's okay to get rejected. It's okay to cry along the process. And it's okay to have hope. What's not okay is to punish yourself for something yo have no control at

Twitter

[eprsbn-blog]

Jakarta, 3 Februari 2019

September tahun lalu aku membuat rencana; 3 Februari 2019 akan ku habiskan bersama kamu di Bandung, merayakan ulang tahun mu bersama.

Tapi ternyata hidup memang tidak bisa berjalan seenak rencanaku. Hari ini aku duduk dan menangisi hidupku, bukan karenamu, tapi karena dia yang ada sebelum dan setelahmu.

Ya, hidup ini lucu sekali.

[eprsbn-blog]

Control your emotions. Stop being a slave of your emotions.

@ditut on Twitter

[eprsbn-blog]

Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, the heart of Yogyakarta, the place I left my heart in.

[eprsbn-blog]

Pernah ga sih lo dalam keadaan aman sentosa trus pas dengar satu lagu langsung perasaan lo jadi berantakan gitu aja? Terenyuh lah, ga usah sampe berantakan banget, minimal ada “duh” moment gitu.

Sialnya gue pertama kali denger lagu ini pas baru jadian beberapa tahun silam. Harusnya orang baru jadian kan perasaan dan debar-debar begonya ga bisa dikalahkan sama hal apapun yak, normalnya, cuma karena dasarnya gue bukan manusia normal dan berkepribadian ga zelas, jadinya gue terenyuh gitu dan merasa berantakan. Padahal ada cowo gue (saat itu) disamping. Inginku menyalahkan Mba Norah Jones dan Mas Stuart Murdoch karena suara mereka bikin gue terlena, tapi karena gue lagi baik jadinya biar gue aja yang anjeng-anjengen diri gue sendiri.

The best part of this song, selain suara mereka udah pasti, kui lirik “Yeah you’re great, you’re just part of this lifetime of dreaming”. Entah kenapa paling berantakan di part itu tuh. Rasanya gue kaya pernah disitu, tapi ga pernah, dan ga bisa memvisualisasikan siapa yang main drama itu sama gue. Pokoknya hidup gue jadi pelik banget lah di part itu. Bagi kalian yang jiwanya lemah a.k.a baperan, apalagi pas lagi suka sama orang trus ga kesampean gitu, jangan denger lagu ini deh, bisa makin berantakan idup lo. Kecuali lo emang suka drama dan banyak duit untuk beli tisu (dan a bottle of Jim Beam).