erzulliee
erzulliee
Erzullie
15 posts
Penulis
Don't wanna be here? Send us removal request.
erzulliee · 1 month ago
Text
Setelah jalan di industri ini, gua seneng banget bisa banyak punya waktu ketemu sama banyak orang. Belajar banyak dari setiap pertemuan sama orang-orang baru, atau pun orang lama di hidup gua. Menurut gua, setiap pertemuan itu punya makna.
Karena setiap orang yang kita temui itu adalah guru, setiap tempat yang kita datangi adalah kelasnya, dan peristiwa yang kita alami adalah pelajarannya.
Kadang Allah itu menghadirkan seseorang dalam hidup kita bukan tanpa sebab. Bisa jadi … dia adalah solusi yang datang dalam bentuk manusia.
Sayangnya, banyak orang nolak kesempatan cuma karena rasa skeptis.
Siapa yang tau? Kalo ternyata, mungkin, orang yang duduk di depan kita hari ini adalah jawaban atas doa-doa di sepertiga malam yang kita udarakan.
Sejatinya kita ga akan pernah tau, apakah kita baru aja nolak peluang terbesar dalam hidup kita atau enggak, sampai semuanya terlambat.
0 notes
erzulliee · 2 months ago
Text
ASU-RANSI
Tiga huruf pertama dari ASURANSI itu melambangkan sudut pandang gua tentang asuransi.
Gimana kagak? Gua pernah dikick di salah satu RS di Depok gara-gara KUR-KRIS, kurang kritis. Katanya belom sekarat, jadi harus lewat faskes. Asu gasi? Padahal waktu itu gua DBD, Tipes, sama Hepatitis. Udah mah lemes, ga napsu makan, kuning lagi, kek pisang. Disuruh ke faskes dulu yang jaraknya lebih jauh dan antri. Keburu jadi bubur gua.
Gua juga sering di telpon nomor random yang nawarin asuransi. Prinsip gua adalah, semua yang nelpon dan ga ada kontaknya itu penipu. Jadi gua punya mind set bahwa asuransi itu kalo ga haram, asu, ya tipu-tipu.
Tapi itu dulu. Waktu gua masih bego.
Lambat laun, seiring dengan bisikan waktu, gua ngerasa kayaknya gua perlu belajar lebih lanjut soal asuransi deh, karena gua sadar akan keadaan finansial gua yang pasang-surut kayak laut.
Kena PHK berapa kali. Tiap dipenggal, asuransi kantor ilang. BPJS juga gitu, B nya Bangsat, kagak terlalu bisa diandelin. Banyak bobroknya, sampe-sampe pegawainya pun ngandelin asuransi laen. Edan.
Tapi karena gua orangnya males belajar, gua lebih milih nunggu ada agen asuransi yang nelpon gua, terus mau gua ajak ketemu aja biar clear.
QODARULLAH nya, ga ada yang nelpon sampe detik ini.
Pas banget gua lagi mau coba belajar-belajar tentang asuransi dari sisi islam, dan manfaatnya. Gua diajak sama temen kantor yang baru aja resign. Katanya ... katanya sih mau ngajak bisnis bareng. Ya gua oke.
Pas ketemu, diprospek wkwkwk kan sialan.
Tapi karena gua butuh informasi, gua coba dengerin apa yang mau diomongin. Sejak hari itu, gua punya sudut pandang baru ngeliat asuransi. Ditambah, gua baru tau ada asuransi modelan 'gini'.
Lu jangan berharap feedback berupa duitnya balik apa kagak. Dari sisi proteksi, menurut gua, gua harus punya! Buat ngeprotect gua dan keluarga gua. Maka dari itu, gua berharap, temen-temen gua pun juga harus punya! Karena gua sayang mereka, tapi jijk ngomongnya, asu.
Gua mau temen-temen gua tau dulu. Minimal, gua mau ceritain soal asuransi ini. Entah mau ngambil atau enggak, itu urusan belakangan. No pressure. Sukur-sukur, bisa ikut join gua dan tim buat jalan bareng.
Iya. Gua sekarang jadi agen asuransi. Produk yang gua bawa itu dari Allianz Syariah.
Seseorang pernah ngasih gua kata-kata yang kalcer. (Iya lagi, iya lagi, iya lagi)
Katanya. "Lo bukan lagi jualan produk, tapi lagi nyelamatin keluarga orang dari resiko takdir." Gua sepakat. Dan menurut dia lagi. "Ini adalah cara paling modern buat ngumpulin amal." Dan gua sepakat lagi. Kalo ternyata dari sini gua bisa ngeproteksi banyak orang, kayaknya gua udah bermanfaat deh.
So, buat temen-temen yang lagi nyari asuransi buat back up financial, atau udah trust issue sama yang udah ada, dan mau punya yang lebih worth, bisa hubungin gua.
Atau kalo ada yang mau berdebat soal asuransi dari sisi islam, atau tetek bengeknya, boleh banget kita diskusi sehat sambil ngopi.
Jangan takut sama asuransi. Karena biasanya pun yang banyak kasus itu agennya, bukan asuransinya. Insyaallah, gua dan tim adalah agen yang profesional dan amanah.
0 notes
erzulliee · 3 months ago
Text
Tumblr media
Clinic date pertama sepanjang sejarah hidup. Berawal dari penyakit kepala Dermatitis Seboroik yang sebetulnya udah dari jaman sekolah dulu, cuma karena beban hidup nambah, jadi nambah juga pemicunya, maybe karena stres dan makanan yang buruk.
Asli, agak akward karena kliniknya itu semacam klinik kecantikan yang udah pasti mayoritas dokter, dll, bahkan pasiennya kaum wadon. Jadi tadi after Konsul sama dokter, diriku sama istri pisah ruangan buat treatment.
Nah, di sini nih.
Bagian akwardnya itu karena yaaa—perawat sama dokternya cewek, jadi apa ya—berasa mau gangbang wkwkwk entah, risih aja pala dipegang-pegang cewek yang bukan istri, malu.
Tapi yaaa—itu jadi pengalaman berharga juga sih, jadi karena itu tau rasanya dan tau harganya wkwkwk.
0 notes
erzulliee · 6 months ago
Text
Rokok membunuhmu. Pemerintah membunuhku.
Orang-orang sibuk memperdebatkan moralitas, kesehatan, dan gaya hidup. Mereka bicara tentang bahaya rokok, betapa setiap isapannya mendekatkan diri pada Tuhan. Aku hanya tersenyum kecil, bukan karena setuju atau tidak, tapi karena aku tahu, bahwa kematian bukan selalu soal tar, nikotin, atau kanker paru. Ada kematian yang lebih sunyi, lebih perlahan, lebih menyakitkan. Kematian yang datang bukan dari asap, tapi dari kebijakan.
Aku adalah satu dari jutaan. Tidak penting siapa namaku. Aku hanyalah angka dalam statistik, korban yang tak cukup berarti untuk memenuhi halaman depan berita. Aku menyaksikan bagaimana harapan dikikis sedikit demi sedikit, bukan oleh penyakit, tapi oleh keputusan di ruang-ruang berpendingin ruangan, oleh tanda tangan yang tak pernah melihat wajah orang-orang yang akan tercekik karenanya.
Tak ada yang perlu diratapi. Aku tidak butuh belas kasih. Amarah dan kesedihan ini telah kehilangan bentuknya, mengeras menjadi sesuatu yang tak lagi bergelora. Aku hanya berjalan, seperti yang lain, di bawah langit yang sama, menghirup udara yang sama. Entah sampai kapan, entah untuk apa.
Mereka bilang rokok membunuhmu. Tapi aku tahu yang lebih mematikan. Janji-janji yang tak ditepati, keadilan yang diperdagangkan, dan hidup yang dipaksa bertekuk lutut pada sistem yang hanya mengenal angka, bukan manusia.
Tumblr media
1 note · View note
erzulliee · 7 months ago
Text
Ternyata, baik aja ga cukup.
Dunia ga selalu ngehargain orang baik. Lu harus berani tega biar ga dimanfaatin. Berani ngelawan biar ga diinjek. Karena di dunia ini, yang bertahan itu bukan orang baik, tapi yang tetep berdiri meskipun dunia berusaha menjatuhkan.
0 notes
erzulliee · 7 months ago
Text
0 notes
erzulliee · 1 year ago
Text
Gelombang Kosong
Aku duduk di kursi kulit tua di dalam kamarku, ditemani suara hujan deras di luar jendela yang tak lagi menenangkan.
Mataku terpejam sejenak untuk mengusir rasa lelah yang menggelayuti. Ketika aku membuka mata lagi, layar laptopku masih saja kosong-melompong.
Sekelilingku dipenuhi dengan kertas-kertas draft penuh coretan-coretan depresi. Aku merasa—dingin malam ini bukan hanya dari cuaca, tetapi juga dari kekosongan yang ada di dalam diriku sendiri.
"Cuma sampe sini, ya?" gumamku bermonolog sambil bersandar pada kursi tuaku.
Rasanya, setiap ide yang muncul hanya seperti ilusi, menguap sebelum aku sempat menulisnya. Aku sudah mencoba segala hal, tapi rasanya seperti semua usaha ini sia-sia.
Aku berpikir, apa aku kehilangan rasa? Setiap aksara yang ku rajut menjadi kata, hingga kumpulan paragraf ini rasanya tak lagi sama. Setiap kali membaca tulisanku sendiri, rasanya seperti kosong, tak ada perasaan di dalam tiap kalimatnya. Novel-novel yang ku tulis seolah hilang jiwanya.
Padahal secara etimologis, aksara berasal dari bahasa Sanskerta yang artinya tak termusnahkan. Namun, nyatanya, semua makna itu musnah dalam setiap huruf yang ku tulis. Aku merasa bahwa semua aksara yang ku rajut kini tidak lebih dari serpihan-serpihan kosong, hanya simbolik yang tak mampu menyampaikan makna sejati dari sang penulis.
Aku berdiri sejenak dan mulai merapikan kertas-kertas yang berserakan. Setiap coretan yang ku buat memiliki aroma kegagalan.
Semua kertas yang berserakan, setiap kata yang ku tulis, mereka tampak seperti sampah-sampah yang mengapung tanpa arah, seolah-olah berjuang melawan arus tak kasat mata yang membawanya pergi, hilang entah ke mana.
Dalam keheningan malam dan riuhnya hujan, aku merasa seperti satu-satunya penumpang di kapal yang telah tenggelam, berusaha mencari daratan di tengah lautan kekosongan yang terus-menerus menenggelamkan semua harapan dan semangat.
Haruskah aku berhenti? Aku bertanya pada diriku sendiri.
"Kamu belum tidur?" tanya suara lembut yang muncul setelah derit pintu terbuka.
Aku menoleh, menatap istri cantikku. Terbesit senyum tipis di wajahku. "Sebentar lagi."
Aku berharap ia menanyakan hal sebaliknya, seperti kamu belum bangun?
Ya, aku berharap semua keputusasaan ini hanyalah mimpi buruk belaka. Namun, seiring berlalunya malam, aku tersadar, bahwa tidak ada jaminan matahari akan terbit lebih terang esok hari.
Tumblr media
3 notes · View notes
erzulliee · 1 year ago
Text
Kau, Ombak
Dia merasa seperti terombang-ambing di tengah lautan yang dingin dan tak berujung, setiap usahanya hanyalah gelombang yang menghilang tanpa bekas.
3 notes · View notes
erzulliee · 1 year ago
Text
Aku pernah ada di masa, di mana ponsel itu belum popular. Di sana aku menemukan gitar, gambar, sepak bola, dan banyak hal yang sekarang hilang. Di masa itu, aku paham di mana teman-temanku berada dan tidak butuh 'janjian' untuk sekadar bercengkerama. Aku rindu di masa yang mana, bisa ku sampaikan sebongkah kerinduan lewat radio. Merindukan sesuatu yang tidak akan pernah kembali memang semenyebalkan itu.
0 notes
erzulliee · 1 year ago
Text
3. Egoistic
Tumblr media
Dalam setiap dada, terdapat gelombang keinginan yang terus berdesir, menari-nari di sepanjang benak, meminta untuk diperhatikan. Pertanyaan tentang, "Mengapa tidak bisa saya yang pertama?" terpatri dalam pikiran, sebuah refleksi dari dorongan yang tak terbendung untuk memprioritaskan diri sendiri.
Namun, hidup bukanlah sekadar tentang keinginan pribadi. Air mata yang tidak jatuh itu mungkin lebih bermakna daripada hanya seutas senyum diri sendiri.
Terkadang, aku ingin bebas seperti mereka, tapi aku sudah terlanjur bangga dengan diriku sendiri. Biarlah mereka menjadi mereka, dan aku tetap menjadi diriku, yang berteman baik dengan sisi egoisku yang terkurung rapat di dalam dada.
1 note · View note
erzulliee · 2 years ago
Text
2. Hollow
Tumblr media
Dalam kehampaan hidup, aku merasakan kekosongan tanpa tahu pasti apa yang telah hilang. Terkadang, aku terdiam, mencoba mencari makna di antara serpihan-serpihan kehidupan yang hilang entah ke mana.
Aku berusaha memahami rasa hampa ini, seolah-olah mencari jawaban dalam labirin pikiran yang gelap. Kehilangan ini seperti bayangan yang mengikuti setiap langkah, dan menuntun ke dalam sebuah jurang tanpa dasar.
Seperti kehilangan kunci yang mengunci makna kehidupan, aku bergerak di antara kekosongan yang menganga dan desiran kebutuhan akan sesuatu yang entah apa.
Bagiku, hidup itu laksana kanvas kosong, dan aku berusaha untuk menemukan cara mengisi ruang hampa tersebut dengan terus melukis. Dalam kekosongan ini, mungkin ada sebuah pembelajaran, bahwa terkadang ... kita merindukan sesuatu yang belum pernah kita temui.
3 notes · View notes
erzulliee · 2 years ago
Text
1. Duality
Tumblr media
Dalam perjalanan hidup, aku merasa terjebak dalam dualitas yang rumit. Pada satu sisi, ada keinginan yang kuat untuk membebaskan diri dari segala keterbatasan dan norma yang mengikat. Aku membayangkan betapa indahnya hidup tanpa aturan yang mengikat, tanpa batasan yang mempersempit langkahku.
Namun, di sisi lain, ketika kebebasan itu hampir ku genggam, aku merasa kehilangan. Rupanya, aturan-aturan yang pernah ku hinggapi memberikan arti dan struktur pada kehidupan. Aku merindukan kepastian yang diberikan oleh norma, seolah-olah itu adalah pemandu yang membimbingku melalui kekacauan dunia ini.
Aku ingin bebas, tapi aku sadar bahwa ketika aku mendapatkan kebebasan itu, kelak aku akan merindukan aturan.
Setiap langkah seakan menjadi tarian di antara bebas dan terikat. Aku merasa bagai kupu-kupu yang mencoba untuk keluar dari kepompongnya, tetapi terkadang, kepompong itu memberikan rasa aman yang sulit untuk ku tolak.
2 notes · View notes
erzulliee · 2 years ago
Text
Jogja dan Hujan Pertama di Bulan September
Jangan lupa follow Wattpad Erzullie ya :)
Babak 1
Masih ku tatap hujan pertama di bulan September.
"Permisi, Mas," ucap seorang gadis manis dengan rambut sebatas bahu.
"Oh, ya, silakan." Aku memberikan celah untuk gadis itu lewat di depanku.
Ia duduk di tepat di kursi sebelahku, menjadi pendamping perjalanan dari Jakarta menuju Yogyakarta.
Sejak kereta api berjalan, tak ada kata yang terucap di antara kami. Aku sibuk menatap hujan di luar jendela, sementara ia sibuk menidurkan diri.
Sejak ia tertidur, muncul keberanian untuk sesekali meliriknya. Takdir memang bajingan. Bisa-bisanya menghadirkan orang asing macam begini. Wajahnya tidak terlalu cantik, tapi cukup menarik untuk terus dipandang.
Perjalananku kali ini bertujuan untuk membasuh luka dari patahnya hati. Namun, September memang unik. Selain hujan pertama, ia juga menyuguhkan pertemuan pertama.
'Seandainya bisa kenal sama dia.' Batinku. Berharap ia singgah sejenak di beranda takdir.
Waktu terus bergulir. Perlahan kepalanya turun hingga bersandar di bahuku.
'Bajigur!' Batinku. Aku takut degup jantungku yang berdebar kencang ini membangunkannya. 'Woilah! Cepet bangun Mbak. Hatiku geter-geter ini hoy!'
Biarpun begitu, sisi kecil hatiku berharap ia terus begitu. Setidaknya pundak pria ini tidak rapuh seperti hatinya.
Tanpa sadar, terukir senyum tipis di bibirku. Hingga tiba-tiba aku merasakan ada air yang mengalir dari bahu menuju lenganku. Ku tatap si manis ini.
'Si jenius! Ngiler anjay!'
Tiba-tiba mata si jenius in—si manis ini terbuka. Ia terkejut dan langsung mengangkat kepalanya. Ditatapnya iler yang berdusun di bahuku.
"Eh sorry." Dengan panik ia ambil sapu tangan dari kantong jaketnya, lalu membersihkan baju dan lenganku.
Aku tersenyum menatapnya. 'Untung manis!' Batinku. "Enggak apa-apa kok."
"Maaf, maaf, enggak sadar saya."
"Kalo sadar mah bukan tidur, Mbak," balasku dengan bumbu guyon.
Ia tertawa. Lesung pipinya membuat senyumnya semakin manis.
"Mau ke mana, Mas?"
"Jogja. Mbaknya?"
"Sama."
"Mau kuliah?" tanyaku
"Emang masih kelihatan kayak mahasiswi, ya?" Ia berpose menempelkan jarinya yang berbentuk huruf v di bawah dagu.
Aku terkekeh. "Iya," balasku.
"Sempet kuliah di sana, tapi udah lulus tiga tahun lalu. Sekarang mau main aja. Masnya mau ngapain?"
Aku tersenyum membuang muka menatap hujan di luar jendela. "Menghapus luka, Mbak."
"Mirip-mirip deh sama aku. Aku main juga karena mau ngubur pilu."
'Jiahahaha menarik!'
Aku menyodorkan tanganku. "Riki." Ia membalas jabatan tanganku. "Lena," ucapnya.
Lena. Seperti namanya. Aku dibuat terlena dengan parasnya.
Lena bercerita bahwa ia suka ayam geprek di Jogja. Ayam geprek di Jakarta terlalu culun katanya. Selain geprek, ia juga suka pengamen di Jogja. Menurutnya para pengamen ini adalah orang-orang yang mencari panggung jalanan, bukan sekadar mencari uang dan tidak bertanggung jawab dengan telinga pendengarnya. Jogja memang begitu, kaya dengan seniman.
"Kalo kamu, apa yang paling kamu suka dari Jogja?" tanyanya padaku.
"Enggak ada," jawabku
Ia memicing. "Kok?"
"Aku juga kuliah di sana. Sejak lulus, Jogja enggak lagi sama. Keistimewaannya ikut terkubur bersama masa lalu. Tempat yang sama, tapi dengan waktu dan orang yang berbeda."
"Nyesek ya ... terus ngapain ke Jogja kalo gitu? Masih banyak kota lain," ucapnya.
Aku tersenyum. Suasana mendadak hening diselimuti dinginnya kereta malam. "Aku butuh luka yang lebih besar untuk menghapus luka di hatiku saat ini. Aku mulai menyadari, bahwasanya sakit hati terbesar adalah ketika kita cuma diberikan ketidakberdayaan untuk duduk sambil menikmati secangkir nostalgia tanpa dicumbu sua."
Lena tersenyum mendengar ucapan ku. "Wih, kata-katanya."
"Setelah lulus, aku sadar. Hal yang paling mahal itu adalah kehadiran."
"Sepakat," ucap Lena.
Waktu yang tersisa kami gunakan untuk saling mendekatkan diri. Menyenangkan rasanya mengenal orang baru.
"Penumpang yang kami hormati, sesaat lagi kereta api Bogowonto akan tiba di stasiun akhir Yogyakarta ...."
Hingga tak terasa kami hampir tiba di penghujung perjalanan. Baik aku dan Lena, kami berdiri. Aku mengambilkan tas miliknya yang berada di atas.
"Makasih." Lagi-lagi ia tersenyum padaku.
"Sama-sama," balasku sembari menyematkan senyum balasan.
Kami berjalan ke depan stasiun bersebelahan. Rasanya nyaman, aku tak ingin jauh darinya. Padahal belum ada sepuluh jam kami saling mengenal satu sama lain. Sepertinya Lena sukses meluluhkan hatiku. Aku jatuh cinta.
"Rik, aku duluan, ya. Makasih udah nemenin ngobrol. Semoga lekas sembuh." Lena masuk ke dalam mobil taksi berlogo twitter sambil melambaikan tangannya padaku. Aromanya perlahan pudar dari hidupku.
Tanpa dosa ia pergi begitu saja. Tak meninggalkan jejak barang secuil nomor ponselnya. Di matanya aku hanyalah sebuah selingan takdir.
Lagi. Aku terluka ditikam anganku sendiri. Lena tidak salah. Aku yang salah karena berharap padanya.
Benar kata orang-orang rupanya. September memang identik dengan hujan. Dengan senyum mendung, aku melangkah pergi. Biar ku anggap semua rasa ini hanyalah bunga tidur semalam.
END
18 notes · View notes
erzulliee · 6 years ago
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
If you save, like or reblog, please.
7K notes · View notes
erzulliee · 6 years ago
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Love is… by Puuung
1K notes · View notes